Anda di halaman 1dari 7

KORELASI NILAI KUAT TEKAN BETON ANTARA HAMMER

TEST, ULTRASONIC PULSE VELOCITY (UPV) DAN COMPRESSION


TEST

R. Martin Simatupang *1, Devi Nuralinah 1, Christin Remayanti 1


1
Dosen / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur
Korespondensi : martin_smtpng@yahoo.com

ABSTRAK

Metode yang umum dipakai pada non destructive test (NDT) adalah hammer test dan ultra pulse velocity
(UPV) test. Hammer test adalah salah satu metode NDT yang sering digunakan di Indonesia tetapi untuk
UPV test masih jarang digunakan. UPV test adalah metode untuk memperkirakan kekuatan beton yang
didasarkan pada hubungan kecepatan gelombang UPV melalui media beton. penelitian ini dilakukan untuk
memberikan nilai korelasi hasil pengujian kuat tekan beton di laboratorium dengan menggunakan alat
compression strength machine dan pengujian yang bersifat tidak merusak (non destructive test) dengan
menggunakan alat hammer test dan UPV test. Penelitian ini dilakukan pada beberapa benda uji dengan
beberapa mutu beton yang berbeda. Dari nilai korelasi ini bisa digunakan untuk menentukan nilai kuat tekan
beton jika destructive test tidak bisa dilakukan sehingga mampu meningkatkan penerapan metode NDT
(hammer test dan UPV test) di Indonesia. Sehingga dengan mudah bisa mengetahui kualitas struktur dari
suatu bangunan.

Kata kunci : UPV, Hammer, non destructive test, destructive test.

1. PENDAHULUAN pengambilan sampel uji beton atau


Sangat penting untuk melakukan beberapa kasus dimana butuh pembacaan
pengujian struktur beton setelah beton kuat tekan beton secara langsung di
mengeras, hal ini dilakukan untuk lapangan. Kasus – kasus seperti inilah yang
menentukan apakah struktur sudah sesuai akan menggunakan non destructive test.
dengan desain yang telah dilakukan. Ada Saat ini beberapa metode non destructive
beberapa bentuk metode pengujian test (NDT) pada beton masih jarang
kekuatan tekan beton yang dapat digunakan digunakan untuk mengetahui nilai kuat
diantaranya pengujian-pengujian yang tekan beton.
bersifat tidak merusak (non destructive Hal- hal yang menjadi alasan
test), setengah merusak (semi destructive digunakannya non destructive test (NDT)
test) dan yang merusak secara keseluruhan beberapa diantaranya adalah sebagai
komponen-komponen yang diuji berikut :
(destructive test). Destructive test inilah - Hasil pengujian kubus atau silinder
yang paling mendekati nilai kuat tekan yang tidak memenuhi persyaratan
beton sebenarnya dimana pengujian ini seperti kuat tekan yang terlalu
harus dilakukan dilaboratorium dengan rendah, sehingga diperlukan
menggunakan alat compression testing konfirmasi terhadap kuat tekan
machine. aktual yang terpasang di lapangan.
Namun ada beberapa kasus dimana - Tidak dibuatnya benda uji kubus
tidak mungkin untuk menguji sampel beton atau silinder, hal ini akibat faktor
dilaboratorium dengan mengharuskan kelalaian ataupun tidak adanya

REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.1 – 2016 ISSN 1978 - 5658 26


perjanjian dalam pembuatan benda pengujian kuat tekan beton di laboratorium
uji. dengan menggunakan alat compression
- Untuk keperluan evaluasi bangunan strength machine dan pengujian yang
ekisting (yang telah ada atau bersifat tidak merusak (non destructive test)
berdiri). Evaluasi biasanya dengan menggunakan alat hammer test dan
dilakukan jika ada kemungkinan UPV test. Penelitian ini dilakukan pada
adanya perubahan kualitas struktur, beberapa benda uji dengan beberapa mutu
yang bisa terjadi karena accident beton yang berbeda. Dari nilai korelasi ini
(misal kebakaran, gempa). bisa digunakan untuk menentukan nilai
- Evaluasi juga dilakukan bila terjadi kuat tekan beton jika destructive test tidak
terdapat perubahan fungsi bangunan bisa dilakukan sehingga mampu
atau penambahan kapasitas beban meningkatkan penerapan metode NDT
bangunan, misal ruang kantor yang (hammer test dan UPV test) di Indonesia.
diubah menjadi ruang Sehingga dengan mudah bisa mengetahui
arsip/perpustakaan, yang nantinya kualitas struktur dari suatu bangunan.
akan merekomendasikan perkuatan
struktur ekisting. 2. TINJAUAN PUSTAKA
- Adanya kerusakan akibat kesalahan Mahmoudipour (2009), melakukan
pengerjaan atau ketidaksesuaian penelitian tentang non destructive test
dengan spesifikasi teknis, maupun (NDT) dengan menggunakan metode
karena faktor umur bangunan. Dari hammer test,UPV test dan juga
hasil evaluasi akan dapat diketahui compression test. Tujuan dari penelitian ini
berapa perkiraan kapasitas struktur adalah untuk mendapatkan suatu
dan rekomendasi perbaikan yang persamaan korelasi dengan berbagai
diperlukan. parameter beton seperti agregat, semen, dan
- Untuk mengevaluasi beton hasil lainnya. Penelitian ini menggunakan 69
fabrikasi (beton pracetak) yang benda uji. Benda uji yang dipakai adalah
akan digunakan dalam suatu silinder diameter 4 in. dengan tinggi yang
struktur. berbeda-beda. Sedangkan tinggi silinder
Metode yang umum dipakai pada minimal dua kali diameternya. Kemudian
non destructive test (NDT) adalah hammer nilai kuat tekan silinder ini dikonversi ke
test dan ultra pulse velocity (UPV) test. kuat tekan kubus 20x20 kubik untuk bisa
Hammer test adalah salah satu metode dibandingkan. Kemudian nilai kuat tekan
NDT yang sering digunakan di Indonesia inilah yang akan dibandingkan dengan nilai
tetapi untuk UPV test masih jarang kuat tekan yang didapatkan dari UPV dan
digunakan. UPV test adalah metode untuk rebound hammer. Banyak faktor yang
memperkirakan kekuatan beton yang mempengaruhi hasil dari setiap metode
didasarkan pada hubungan kecepatan NDT yang digunakan, sehingga sangat
gelombang UPV melalui media beton. penting untuk mendapatkan korelasi antara
(International Atomic Energy kuat tekan beton dari compression test
Agency,2002). dengan metode NDT. Dari hasil tes
Akan tetapi hasil dari metode non terhadap benda uji, nilai regresi untuk
destructive test ini belum mewakili mendapatkan nilai kuat tekan beton dari
kekuatan suatu struktur, sehingga metode kombinasi dalam hal ini adalah
diperlukan hubungan/korelasi dengan hasil rebound hammer (R) dan hasil UPV
pengujian kuat tekan yang lain (Mindess et lebih baik daripada hanya menggunakan
al., 2003). salah satu nilai. Secara umum, nilai dari
Sehingga penelitian ini dilakukan metode kombinasi ini dapat diambil dari
untuk memberikan nilai korelasi hasil

REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.1 – 2016 ISSN 1978 - 5658 27


multi regresi dalam diagram tiga dimensi

S  k1  k 2UPV  k 3R
yang dapat ditulis,
(2.1)
Dimana k1, k2, dan k3 adalah konstanta
empiris. dituliskan persamaan korelasi
antara UPV, rebound hammer dan

C  0.0148UPV  0.5285 R  43.32


compression test sebagai berikut:

Hannachi dan Guetteche (2012),


menggunakan metode kombinasi untuk Gambar 1. Korelasi antara UPV, hammer
mengevaluasi kuat tekan beton. Beberapa tes dan compression tes untuk
parameter yang mempengaruhi
karakteristik beton sperti tipe dan ukuran benda uji silinder
dari agregat, kandungan semen
3. METODOLOGI
diimplementasikan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode
Dua pengujian dilakukan untuk mengukur eksperimental laboratorium. Penelitian ini
karakteristik beton yaitu uji tekan dengan dilakukan di Laboratorium Struktur Jurusan
benda uji silinder dan benda uji yang Teknik Sipil Universitas Brawijaya
diambil langsung dari struktur eksisting. Malang.
Metode nondestructive yang digunakan Metode pengujian kuat tekan beton
dalam penelitian ini menggunakan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
Rebound hammer (RH) dan Ultrasonic pengujian-pengujian yang bersifat tidak
Pulse Velocity (UPV) sedangkan untuk merusak (non destructive test), dan yang
pengujian destructive tes dengan merusak secara keseluruhan komponen-
melakukan coring pada struktur eksisting. komponen yang diuji (destructive test).
Perkiraan hasil kuat tekan beton didapatkan
3.1. Metode Non Destructive Test
melalui kombinasi dari nilai korelasi antara
3.1.1 Ultrasonic Pulse Velocity (UPV)
nondestructive test dan tes uji tekan. Prinsip kerja alat tes Ultrasonic
Korelasi tersebut dilakukan antara kuat Pulse Velocity (UPV) adalah dengan
tekan pada umur 28 hari, kemudian memproduksi dan menyalurkan gelombang
dilakukan uji nondestructive test dengan pulsa/denyut ke dalam beton, dan merata-
menggunakan hammer dan UPV dan rata waktu perjalan gelombang tersebut dari
korelasi kuat tekan dengan destructive test titik awal ke titik akhir melalui beton.
pada benda uji diameter 6.5cm dengan Dalam pengujian terdapat 3 macam metode
tinggi 13cm). Dalam penelitian ini, yaitu :
hubungan antara hasil tes uji silinder dan 3. Direct Transmision.
pengambilan benda uji dari struktur
eksisting dan juga hasil nondestructive test
dengan menggunakan UPV dan hammer
dapat ditunjukan dalam grafik dibawah ini.

REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.1 – 2016 ISSN 1978 - 5658 28


4. Semi-Direct Transmision. Desain yang unik dan konstruksi yang
berkualitas tinggi pada alat uji beton ST/PC
SilverSchmidt membuat pengujian pantulan
menjadi lebih cepat dan lebih akurat dari
yang pernah ada sebelumnya.

3.2. Metode Non Destructive Test


Nilai kekuatan beton diketahui
dengan melakukan pengujian kuat tekan
5. Indirect or Surface Transmision. terhadap benda uji diantaranya silinder
(∅=15 cm, h=30 cm) ataupun kubus
(15x15x15 cm) pada umur 28 hari yang
dibebani dengan gaya tekan sampai
mencapai beban maksimum. Beban
maksimum didapat dari pengujian dengan
menggunakan alat compression testing
Indirect transmission biasanya digunakan machine di laboratorium.
dalam pengujian untuk mengukur
kedalaman retakan, sedangkan direct Tabel 1. Benda Uji
transmission biasa digunakan dalam
mengukur tingkat kepadatan beton, Mutu beton
estimasi kuat tekan hingga modulus No. Benda Uji
K-175 K-225 K-250
elastisitas beton.
3.1.2. Hammer Test (Silver Schmidt 1 Kubus 15x15x15 cm 15 buah 15 buah 15 buah
Type N Hammer Test) 2 Silinder t=30cm, d=15cm 15 buah 15 buah 15 buah
Silver Schmidt Hammer Test
merupakan alat uji beton terpadu pertama
yang memiliki nilai pantulan yang tepat 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
dan kemampu ulangan yang mempermudah 4.1 Pengujian Kuat Tekan
pelaksanaan di lapangan. Dua faktor yang Pengujian kuat tekan dilakukan di
menambah peningkatan kinerja alat uji Laboratorium Struktur, Jurusan Teknik
beton ini dibandingkan dengan yang Sipil Universitas Brawijaya Malang dengan

 Pendeteksian hasil bagi pantulan


manual: menggunakan alat uji tekan (Compression
Testing Machine) pada hari ke 28 setelah

 Desain hibrid berbobot ringan pada


berbasis kecepatan. pencetakan benda uji. Pengujian dilakukan
dengan posisi benda uji yang diberikan
plunger tumbukan yang terbuat dari tekanan pada benda uji silinder maupun
logam paduan untuk industri kubus. Sedangkan parameter dalam
penerbangan, yang disesuaikan dengan pengujian tekan ini adalah dengan
sifat-sifat elastis beton dan dilengkapi memberikan beban penekanan pada benda
tudung baja kekerasan uji menggunakan alat uji tekan hingga
Pengujian validasi independen yang benda uji mengalami keretakan. Apabila
dilakukan oleh BAM (Lembaga Federal telah tampak keretakan pada sisi benda uji
untuk Penelitian dan Pengujian Material, maka penekanan dihentikan dan dicatat
Jerman) telah menunjukkan bahwa ST/PC besar tekanan maksimum yang dapat
Silver Schmidt memiliki tingkat ditahan oleh masing-masing benda uji.
penyebaran yang lebih sedikit
dibandingkan dengan alat uji beton klasik
secara keseluruhan.

REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.1 – 2016 ISSN 1978 - 5658 29


Gambar 2. Uji kuat tekan (compressive
test) untuk benda uji silinder Gambar 4. UPV Test untuk benda uji
dan kubus silinder dan kubus

4.4 Analisis Hasil Pengujian


4.2 Hammer Test
Pengujian hammer test dilakukan di Analisis hasil pengujian dilakukan dengan
Laboratorium Struktur, Jurusan Teknik menggunakan analisa regresi, hal ini
Sipil Universitas Brawijaya Malang pada digunakan untuk mencari persamaan
hari ke 28 setelah pencetakan benda uji. korelasi antara hammer test, UPV test dan
Sudut pengambilan test benda uji yang compressive test. hammer test, UPV test
dilakukan adalah 0o dan 90o. dan compressive test dari hasil pengujian
yang sudah dilakukan. Dengan
menggunakan analisa persamaan regresi,
akan dihasilkan grafik korelasi antara
ketiga metode pengujian diatas.

Gambar 3. Hammer Test untuk benda uji


silinder dan kubus

4.3 UPV Test


Pengujian UPV test dilakukan di
Laboratorium Struktur, Jurusan Teknik Gambar 5. Korelasi hasil uji UPV test,
Sipil Universitas Brawijaya Malang pada
hammer test dan compressive
hari ke 28 setelah pencetakan benda uji.
Pengambilan test benda uji yang dilakukan test untuk beton silinder (K-
dengan menggunakan Direct Transmision. 175)

REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.1 – 2016 ISSN 1978 - 5658 30


test untuk beton kubus (K-
225)

Gambar 6. Korelasi hasil uji UPV test,


hammer test dan compressive
test untuk beton kubus (K-
175)

Gambar 9. Korelasi hasil uji UPV test,


hammer test dan compressive
test untuk beton silinder (K-
250)

Gambar 7. Korelasi hasil uji UPV test,


hammer test dan compressive
test untuk beton silinder (K-
225)

Gambar 10. Korelasi hasil uji UPV test,


hammer test dan
compressive test untuk
beton kubus (K-250)

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa
Gambar 8. Korelasi hasil uji UPV test, tejadi perbedaan antara hasil hammer test
hammer test dan compressive dan compressive test. Sehingga untuk
mengetahui nilai kuat tekan beton

REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.1 – 2016 ISSN 1978 - 5658 31


diperlukan suatu faktor pengali atau 6. DAFTAR PUSTAKA
konstanta. Dari hasil analisis regresi, M. Mahmoudipour, 2009, Statistical case study on
schimidt hammer, Ultrasonic and Core
didapatkan nilai korelasi antara hammer
Compression strength test Results
test, UPV test dan Compressive test untuk Performed on Cores obtained from
masing-masing tipe benda uji sebagai Behbahan Cement Factory in Iran. 5th
berikut: International Workshop of NDT Experts.
Benda uji Mutu beton Persamaan M. Erdal, 2009, Prediction of the compressive
K-175 C = -787.269+4.5962H+0.1191U strength of vacuum processed concretes
SILINDER K-225 C = -710.025+1.0406H+0.11508U using artificial neural network and
K-250 C = 471.838-1.7425H+0.0922U regression techniques, Scientific Research
K-175 C = 259.677-0.6250H+0.0213U and Essay Vol.4(10), pp. 1057-1065.
KUBUS K-225 C = 501.952-0.2036H-0.0403U S. Hannachi and M.N. Guetteche, 2012, Application
K-250 C = 832.988-0.5908H-0.0971U of the Combined Method for Evaluating
*C = compressive strength (kg/cm2) , H = rebound the Compressive Strength of Concrete on
number (kg/cm2), U = ultrasonic pulse velocity Site, Open Journal of Civil Engineering,
(m/s) pp. 16-2.
D,K.H Bzeni and M.A. Ihsan, 201, Estimating
Strength of SCC using Non-Destructive
5.2 Saran Combined Method, Third International
Confrence on Sustainable Construction
Penelitian yang dilakukan terhadap Materials and Technologies.
penentuan korelasi terhadap hammer test, Mindess, S., Young, J. F., Darwin, D, 2003,
UPV test dan compressive test ini masih Concrete; Second Edition, Upper Saddle
banyak kekurangan, sehingga masih River, Pearson Education Inc, New
Jearsey.
banyak hal yang perlu diteliti dan International Atomic Energy Agency,Vienna.
dikembangkan agar dapat menghasilkan (2002). Guidebook on non-destructive
suatu persamaan korelasi dan metode yang testing of concrete structures,Training
sempurna. Beberapa saran dapat dilakukan Course Series No. 17.
untuk penyempurnaan tersebut, antara lain: Standar Nasional Indonesia (SNI) 03 – 0691-1996.
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi hasil kuat tekan
beton dengan menggunakan
nondestructive test.
2. Untuk penelitian selanjutnya perlu
ditingkatkan ketelitian dalam hal
penggunaan alat hammer test, bail dalam
hal sudut pengambilan data maupun
posisi benda uji yang akan diuji.
3. Untuk penelitian selanjutnya perlunya
dalam pembuatan benda uji dengan
menggunakan berbagai macam dimensi
beton yang berbeda dan benda uji beton
bertulang, sehingga dapat diketahui
pengaruhi tulangan terhdapat kuat
korelasi nondestructive test dan
desdructive test yang sesuai dengan
kondisi di lapangan.

REKAYASA SIPIL / VOLUME 10, No.1 – 2016 ISSN 1978 - 5658 32

Anda mungkin juga menyukai