Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENDALIAN KESEHATAN TERNAK

“Penyakit Digesti Dan Sistem Sirkulasi”


`

NAMA : ELIZABET CORREIA


NIM :420220103013

PRODI BUDI DAYA TERNAK


FAKULTAS LOGISTIK MILITER
UNIVERSITAS PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA
2023

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit pada ternak dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar bagi
peternak, dapat juga merugikan masyarakat dan lingkungan disekitar peternakan. Penyakit
merupakan salah satu faktor yang menghambat produksi dan reproduksi ternak. Penyakit
yang bersifat menular harus mendapat perhatian serius yang penanganannya harus dilakukan
secara cepat dan tepat (Hardjoutomo 1997). Pengendalian berbagai penyakit menular pada
sapi adalah hal yang perlu mendapatkan perhatian, sebagaimana kita tahu bahwa
pengendalian penyakit jauh lebih baik daripada pengobatan. Hal ini bisa di mengerti apabila
ternak sapi kita sudah terkena penyakit otomatis biaya yang dibutuhkan juga akan bertambah,
dan tidak bisa di jadikan jaminan bahwa setelah diobati ternak akan sembuh. Karena untuk
dapat mencapai kesembuhan dari suatu penyakit ada banyak faktor yang berpengaruh. Jadi
hal terbaik adalah mencegah peyakit sapi sebelum menyerang ternak tersebut (Subronto,
2001).

Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam manajemen kesehatan adalah
memaham program pencegahan dan khususnyaa dalam penanganan sapi yang terserang
penyakit tersebut. Dalam penanganan kesehatan sapi adalah melakukan pengamatan terhadap
sapi sakit melalui pemeriksaan sapi yang diduga sakit (Astiti, 2010). Hal yang harus
diperhatikan adalah pengontrolan sapi, pengobatan sapi, dan perawatan sapi sakit. Menurut
Akoso (1996), pengobatan adalah suatu usaha memuliakan sapi dalam kondisi semula (sehat)
akibat terinfeksi suatu penyakit yang dapay menurunkan produksi bahkan mematikan ternak.

1.2 Tujuan Dan Manfaat Praktikum

Agar kadet mahasiswa dapat mempelajari dan memahami tentang penyakit digesti dan
sistem sirkulasi.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Penyakit Digesti Dan Sistem Sirkulasi
2.1.1 Penyakit Digesti
Sistem pencernaan pada ternak, seperti sapi, domba, kambing, dan hewan ternak
lainnya, memiliki banyak kesamaan dengan sistem pencernaan manusia, tetapi juga memiliki
beberapa perbedaan yang penting. Sistem pencernaan pada ternak adalah suatu rangkaian
organ dan proses yang bertanggung jawab untuk mencerna makanan yang mereka konsumsi
agar dapat diserap sebagai nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan, produksi, dan
kesehatan mereka.

A.Infeksius

Penyakit infeksius, juga dikenal sebagai penyakit menular, adalah penyakit yang
disebabkan oleh organisme patogen, seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit, yang dapat
menyebar dari satu individu ke individu lainnya atau dari hewan ke manusia. Organisme
patogen ini dapat menginfeksi tubuh manusia dan mengakibatkan berbagai gejala dan
masalah kesehatan.

1. Stomatitis: Stomatitis adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan


peradangan pada mukosa mulut hewan, seperti luka pada lidah, bibir, atau gusi.
Penyebabnya bisa beragam, termasuk infeksi virus, bakteri, atau faktor lainnya.

2. Aktinomikosis: Aktinomikosis adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh


Actinomyces spp. Pada hewan ternak, ini biasanya menghasilkan abses yang
terbentuk di dalam mulut atau rongga hidung dan dapat menyebabkan gejala seperti
pembengkakan, rasa sakit, dan keterbatasan makan.

3. Actinobacillosis: Actinobacillosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri


Actinobacillus spp. Ini juga bisa menyebabkan abses di mulut, rongga hidung, atau
tenggorokan hewan ternak. Gejala serupa dengan aktinomikosis, termasuk kesulitan
makan.

4. Enterotoksemia (Enterotoxemia): Enterotoksemia adalah penyakit yang disebabkan


oleh Clostridium perfringens dan biasanya terjadi pada hewan ternak seperti domba
dan kambing. Bakteri ini menghasilkan toksin yang menyebabkan gangguan
pencernaan, kelemahan, dan kematian mendadak.
5. Botulisme: Botulisme adalah penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri
Clostridium botulinum. Toksin yang dihasilkan dapat mengganggu sistem saraf hewan
dan menyebabkan gejala seperti paralisis, kesulitan bernapas, dan kematian.

6. Infeksi Enterik: Ini adalah istilah umum yang mengacu pada infeksi yang
memengaruhi usus hewan. Infeksi dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme
seperti virus, bakteri, atau parasit. Gejalanya dapat bervariasi, termasuk diare, muntah,
dan penurunan berat badan.

7. Tuberkulosis (Tuberculosis, TB) pada Hewan: Tuberkulosis pada hewan, seperti sapi,
kambing, dan domba, disebabkan oleh bakteri Mycobacterium bovis. Ini adalah
penyakit zoonosis, yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini
memengaruhi sistem pernapasan dan dapat menyebabkan batuk, demam, penurunan
berat badan, dan kelemahan. Penyakit ini memiliki dampak serius pada pertanian dan
juga merupakan masalah kesehatan publik.

8. Pullorum Disease: Pullorum disease adalah penyakit infeksius pada unggas, terutama
ayam. Penyebabnya adalah bakteri Salmonella pullorum. Ini dapat menyebabkan
gejala seperti diare, berhenti makan, dan penurunan produksi telur. Penyakit ini
memiliki dampak ekonomi yang signifikan pada industri peternakan ayam.

9. Mucosal Disease Complex: Kompleks penyakit mukosa (Mucosal Disease Complex)


adalah penyakit viral pada sapi, terutama pada hewan ternak seperti sapi dan domba.
Penyebabnya adalah virus Bovine Viral Diarrhea Virus (BVDV). Penyakit ini dapat
menyebabkan berbagai gejala, termasuk diare, muntah, demam, lesi pada mukosa, dan
penurunan produksi. Ada bentuk akut dan kronis penyakit ini, dan dapat memiliki
dampak ekonomi yang besar pada peternakan.

Pencegahan dan pengendalian penyakit-penyakit ini melibatkan praktik manajemen


peternakan yang baik, vaksinasi jika tersedia, dan pemantauan kesehatan hewan yang teratur.

B.Noninfeksius
Penyakit noninfeksius pada ternak adalah penyakit yang tidak disebabkan oleh infeksi
mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau parasit. Penyakit-penyakit ini seringkali terkait
dengan faktor-faktor lingkungan, manajemen peternakan, dan nutrisi yang tidak tepat.

1. Trikolasi (Tympany): Trikolasi, yang juga dikenal sebagai bloat, adalah kondisi di
mana gas menumpuk dalam saluran pencernaan ternak, biasanya di dalam rumen
(pada sapi). Ini dapat mengakibatkan distensi perut yang berbahaya dan kesulitan
bernapas. Ada dua jenis utama: bloat gaz dan bloat busuk.

2. Volvulus (Twisted Stomach): Volvulus, atau torsi lambung, adalah kondisi di mana
bagian dari sistem pencernaan, seperti lambung, usus besar, atau usus halus,
mengalami rotasi atau penjajaran yang tidak normal. Ini dapat mengganggu aliran
makanan dan gas dan dapat sangat berbahaya jika tidak ditangani segera.

3. Intususepsi Usus: Intususepsi adalah kondisi di mana satu bagian usus meluncur
masuk ke dalam bagian usus lainnya, seringkali menyebabkan penyumbatan. Ini dapat
menyebabkan gejala seperti muntah, diare, dan sakit perut.

4. Gangguan pada Esophagus: Gangguan pada esophagus dapat mencakup berbagai


masalah, seperti pembesaran atau penyempitan esophagus, yang dapat menghambat
makanan bergerak dari mulut ke lambung. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan
makan dan masalah pencernaan.

5. Choke: Choke adalah kondisi di mana makanan, seringkali wortel atau jerami,
terjebak di dalam esophagus dan tidak dapat masuk ke lambung. Hal ini dapat
mengakibatkan kesulitan bernapas dan harus diatasi segera oleh dokter hewan.

2.1.2 Sistem Sirkulas

Sistem sirkulasi, juga dikenal sebagai sistem kardiovaskular atau sistem peredaran
darah, adalah salah satu sistem utama dalam tubuh manusia dan hewan lainnya. Sistem
sirkulasi berfungsi untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh, memasok oksigen, nutrisi,
dan zat-zat penting lainnya ke sel-sel tubuh, serta mengangkut produk sisa dan karbon
dioksida dari sel-sel untuk dibuang.

A.Penyakit Non infeksius


Penyakit infeksius, juga dikenal sebagai penyakit menular, adalah penyakit yang
disebabkan oleh organisme patogen, seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit, yang dapat
menyebar dari satu individu ke individu lainnya atau dari hewan ke manusia. Organisme
patogen ini dapat menginfeksi tubuh manusia dan mengakibatkan berbagai gejala dan
masalah kesehatan.

1. Shock: Shock adalah kondisi medis serius di mana aliran darah ke berbagai bagian
tubuh terganggu secara signifikan, yang dapat mengakibatkan berkurangnya suplai
oksigen dan nutrisi ke jaringan dan organ penting. Shock bisa terjadi karena berbagai
sebab, termasuk trauma, perdarahan, infeksi berat, atau masalah jantung. Ini bukan
penyakit non-infeksius, tetapi gejala atau kondisi medis yang dapat berkembang
akibat penyebab yang berbeda.

2. Anemia: Anemia adalah kondisi di mana tubuh memiliki jumlah sel darah merah yang
lebih rendah dari normal atau sel darah merah yang tidak sehat. Ini dapat
mengakibatkan kurangnya suplai oksigen ke jaringan tubuh, menyebabkan gejala
seperti kelelahan, pusing, dan kulit pucat. Anemia bisa disebabkan oleh berbagai
faktor, termasuk defisiensi zat besi, defisiensi vitamin B12, gangguan genetik, atau
penyakit kronis.

3. Leukemia: Leukemia adalah jenis kanker yang memengaruhi sel-sel darah putih di
sumsum tulang dan darah. Ini adalah penyakit kanker darah dan sumsum tulang yang
berasal dari perubahan genetik dalam sel-sel darah. Leukemia dapat mengganggu
fungsi normal sel darah putih dalam melawan infeksi dan mengganggu produksi sel
darah merah dan trombosit.

4. Edema: Edema adalah kondisi di mana cairan berlebihan menumpuk dalam jaringan
tubuh, yang menyebabkan pembengkakan. Edema bisa terjadi di berbagai bagian
tubuh, termasuk kaki, tangan, perut, atau bahkan paru-paru. Ini bisa menjadi gejala
dari beberapa masalah kesehatan, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, penyakit hati,
atau kondisi lainnya.

B. Penyakit Infeksius
Penyakit infeksius adalah kondisi medis yang disebabkan oleh invasi dan
pertumbuhan organisme patogen seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit dalam tubuh.

1. Avian Leukosis Complex (Kompleks Leukosis Avian): Avian leukosis complex adalah
sekelompok penyakit viral yang memengaruhi unggas, terutama ayam. Penyakit ini
disebabkan oleh virus leukosis avian, yang dapat menyebabkan tumor pada berbagai
organ, termasuk lambung, saluran pencernaan, hati, dan jaringan lainnya. Infeksi ini
dapat mengurangi produksi telur dan kualitas daging pada ayam. Pengendalian
melibatkan praktik-praktik biosekuriti yang baik dan penghapusan unggas yang
terinfeksi.
2. Eperythrozoonosis: Eperythrozoonosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Eperythrozoon spp. Bakteri ini dapat menginfeksi darah hewan ternak, seperti sapi
dan domba. Infeksi dapat menyebabkan anemia (jumlah sel darah merah yang rendah)
dan gejala lainnya, seperti penurunan produksi susu pada sapi. Pengobatan biasanya
melibatkan pemberian antibiotik.
3. Anaplasmosis: Anaplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Anaplasma spp. Bakteri ini dapat menginfeksi sapi, domba, dan hewan ternak lainnya.
Anaplasmosis menyebabkan kerusakan sel darah merah dan dapat mengakibatkan
anemia hemolitik (anemia karena perusakan sel darah merah). Gejala meliputi
demam, penurunan berat badan, dan masalah kesehatan lainnya pada hewan ternak.
Pengobatan biasanya melibatkan pemberian antibiotik.

Penting untuk diingat bahwa penyakit-penyakit ini dapat memiliki dampak serius pada
industri peternakan dan pertanian, serta menyebabkan kerugian ekonomi. Oleh karena itu,
praktik biosekuriti yang ketat, vaksinasi jika tersedia, dan pengelolaan yang baik dari hewan
ternak dapat membantu mencegah penyebaran penyakit-penyakit ini. Jika Anda memiliki
hewan ternak atau bekerja di industri peternakan, konsultasikan dengan seorang dokter hewan
atau spesialis hewan ternak tentang cara terbaik untuk melindungi hewan ternak Anda dari
penyakit infeksius ini.

BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Penyakit infeksius dan non infeksius pada penyakit digesti
dan sistem sirkulasi, juga dikenal sebagai penyakit menular, adalah penyakit yang disebabkan
oleh organisme patogen, seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit, yang dapat menyebar dari
satu individu ke individu lainnya atau dari hewan ke manusia. Penting untuk diingat bahwa
penyakit-penyakit ini dapat memiliki dampak serius pada industri peternakan dan pertanian,
serta menyebabkan kerugian ekonomi. Oleh karena itu, praktik biosekuriti yang ketat,
vaksinasi jika tersedia, dan pengelolaan yang baik dari hewan ternak dapat membantu
mencegah penyebaran penyakit-penyakit ini.

3.2 Saran
Agar lebih memperhatikan lagi dalam pemeliharaan ternak dan mempelajari penyakit
yang terdapat pada ternak.

DAFTAR PUSTAKA
Subronto. 2008. Ilmu Penyakit Ternak I-a (mammalia). Yogyakarta : GadjahMada University
Press.
andra,Gita.2011.Sistem Pencernaan pada Hewan.(https://www.academia.edu/html)diakses tanggal
13 Oktober 2017

Anda mungkin juga menyukai