Makalah Teknologi Pangan
Makalah Teknologi Pangan
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2 :
DWI YANTI SRIJONO
EVANAFTALYA WONDAL
SITI DILAPANGA
ARUM KURNIAWATI
JOSHUA WUNGOW
RENALDI
Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan :
a. Latar Belakang.......................................................................................................1
b. Rumusan Masalah..................................................................................................1
c. Tujuan....................................................................................................................1
Bab II Pembahasan :
A. Penerapan Suhu Tinggi .........................................................................................2
B. Faktor Yang Perlu Diperhatikan Pada Pemakaian Suhu Tinggi............................2
C. Tingkatan Pemberian Panas / Proses Termal.........................................................3
D. Alat – Alat Yang Digunakan.................................................................................5
E. Kelebihan Dan Kelemahan Suhu Tinggi Pada Pengawetan Makanan..................7
Bab III Penutup:
a. Kesimpulan............................................................................................................8
b. Saran......................................................................................................................8
Daftar Pustaka....................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengolahan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam penanganan
pascapanen. Pengolahan bertujuan untuk menangani dan memanipulasi suatu produk
sehingga diperoleh mutu dan nilai tambah dibandingkan dengan mutu dan nilai dari bahan
asal. Tanpa pengolahan pascapanen yang sesuai akan menimbulkan kerugian, apalagi jika
produk pertanian tersebut merupakan produk hortikultura dimana memiliki sifat yang
mudah rusak atau tidak tahan dalam penyimpanan jika tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Pada makalah ini, akan dibahas salah satu proses utama dalam pengolahan pangan yaitu
pengolahan dengan suhu tinggi
Proses utama dalam pengolahan dengan suhu tinggi yaitu: pemanasan, perebusan,
penggorengan, penyangraian, pengasapan, penjemuran di bawah sinar matari.
B. Rumusan masalah
Mengapa Suhu Tinggi Digunakan pada Pengawetan Pangan?
C. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh suhu tinggi pada pengawetan pangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2) Pasteurisasi
Pasteurisasi merupakan proses termal dengan suhu sedang yang diberikan pada
produk pangan, biasanya dibawah suhu 100Oc. Tujuan pasteurisasi adalah
membunuh mikroba vegetatif tertentu, terutama patogen dan inaktivasi enzim. Pada
proses pasteurisasi , proses pemanasan yang diberikan adalah suhu sedang lebih
rendah. Suhu yang digunakan dalam pasteurisasi bervariasi berkisar 60-105Oc.
Pemanasan sedang ini digunakan dengan tujuan mempertahankan kualitas sensoris,
menghindari pemanasan berlebihan (over processed) yang biasa terjadi pada produk
kaleng.
Pasteurisasi produk pangan yang dikemas dengan baik mempunyai pH rendah
seperti buah-buahan atau produk dengan pH mengalami penurunan akibat
pengolahan seperti acar, mirip dengan penggalengan. Proses termal yang diberikan
lebih menyerupai pasteurisasi karena suhu yang digunakan adalah suhu sedang.
Oleh karena itu, sifat sensoris dan nilai gizi produk hampir tidak berubah. Suhu
yang digunakan dan lama proses bergantung pada jenis produk.
. Pasteurisasi biasanya digunakan untuk susu, sari buah, anggur, makanan asam, serta
makanan lain yang tidak tahan suhu tinggi. Proses ini tidak terlalu merusak gizi serta
mengubah aroma dan cita rasa. Tetapi karena tidak semua jenis mikroba mati dengan
proses ini, pengawetan dengan pasteurisasi biasanya tidak memiliki umur simpan yang
lama. Misalkan susu yang dipasteurisasi tanpa pengemasan, biasanya hanya tahan 1-2 hari
dalam suhu kamar, sedangkan dalam suhu pendingin hanya dapat bertahan hingga
seminggu.
Agar memperoleh hasil yang optimal, pasteurisasi harus dikombinasikan dengan cara lain
misalnya penyimpanan suhu rendah dan modifikasi kemasan.
Contoh produk pasteurisasi antara lain, susu memiliki tujuan pasteurisasi untuk
destruksi patogen Brucella aboritis, Mycobacterium tuberculosis, Coxiella burnettii dengan
kondisi pasteurisasi 63°C selama 30 menit dan 71,5°C selama 15 detik
Serta ada juga es krim yang memiliki tujuan pasteurisasi yaitu destruksi patogen dengan
kondisi pasteurisasi selama 65°C selama 30 menit, 71°C selama 10 menit, dan 80°C selama
15 detik.
3) Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses termal untuk mematikan semua mikroba beserta spora-
sporanya hingga menadi steril. Pada proses ini, bahan yang disterilkan akan memiliki daya
tahan hingga lebih dari 6 bulan pada suhu ruang. Spora-spora mikroba bersifat tahan panas,
maka umumnya diperlukan pemanasan selama 15 menit pada suhu 121 oC. Penggunaan
panas lembab dengan uap bertekanan sangat efektif untuk sterilisasi karena menggunakan
suhu jauh diatas titik didih. Proses ini dapat menyebabkan sel mikroba hancur dengan
cepat. Contoh dari sterilisasi adalah produk-produk olahan dalam kaleng seperti sarden,
kornet, buah dalam kaleng, dan lainnya.
Sterilisasi merupakan proses dekstruksi atau mematikan mikroorganime. Proses
sterilisasi tidak menghasilkan produk steril atau terbebas dari mikroorganisme karena
mikroorganisme tidak semua mati dalam proses sterilisasi. Akan tetapi pengaturan pH atau
kondisi penyimpanan produk seperti pengemasan vakum dan pendinginan dapat mencegah
pertumbuhan bakteri pembusuk dan penyebab keracunan makanan.
Metode sterilisasi yang umum digunakan, yaitu :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemberian suhu tinggi pada pengolahan dan pengawetan pangan didasarkan kepada
kenyataan bahwa pemberian panas yang cukup dapat membunuh sebagian besar mikroba
dan menginaktifkan enzim. Selain itu makanan menjadi lebih aman karena racun-racun
tertentu rusak karena pemanasan, misalnya racun dari bakteri Clostridium botulinum.
pengolahan/pengawetan bahan pengan dengan mengunakan suhu tinggi dilakukan untuk
memperpanjang daya simpan suatu bahan pangan, ada beberapa cara dalam proses
pengolahan/pengawetan bahan pangan dengan menggunakan suhu tinggi antara lain yaitu:
perebusan, penggorengan, penyangraian, pengasapan, penjemuran di bawah sinar matahari.
B. Saran
Pada pemakaian suhu tinggi, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu:
Mikroba penyebab kebusukan dan yang dapat membahayakan kesehatan manusia harus
dimatikan.
Panas yang digunakan sedikit mungkin menurunkan nilai gizi makanan.
Faktor-faktor organoleptik misalnya citarasa juga harus dipertahankan.
Daftar Pustaka