Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SIOBAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELAKSANAAN POSBINDU PTM


PUSKESMAS SIOBAN TAHUN 2023

PENDAHULUAN
. Kematian akibat PTM terus meningkat selama tiga dekade, pada tahun 1990 jumlah
kematian di dunia akibat PTM kurang dari 8 juta jiwa, di tahun 2010 mencapai 34,5 juta
jiwa. Peningkatan terbanyak disebabkan kasus jantung iskemik dan stroke yaitu 17% di
tahun 1990 meningkat sampai 28% dari total kematian ditahun 2010.
Penyakit tidak menular, juga dikenal sebagai penyakit kronis dengan durasi yang
panjang dan progres penyembuhan yang umumnya lambat. Semua kelompok usia dan
semua wilayah di dunia berisko terkena PTM. Sebanyak 80% kasus penyebab kematian
PTM berada di negara berpenghasilan menengah dan rendah. Adanya peningkatan pesat
kasus PTM, diprediksi akan menghambat upaya penanggulangan kemiskinan di negara-
negara berpenghasilan rendah dan menengah, karena memaksa pemerintah
memprioritaskan biaya pelayanan kesehatan untuk penderita PTM. Beban yang
diakibatkan oleh penyakit tidak menular antara lain meningkatnya kematian prematur dan
disabilitas, yang akan berpengaruh terhadap produktivitas dan kependudukan serta
berperan pada pertumbuhan ekonomi negara
.Sehingga aliansi para pemerhati PTM dunia menyatakan penyakit tidak menular sebagai
sebagai “The next Health Tsunami ” bagi negara berkembang (NCD Alliance,2010).

A. LATAR BELAKANG
Untuk mengurangi dampak PTM pada individu dan masyarakat dilakukan dengan
pendekatan komprehensif yang mengharuskan keterkaitan semua sektor termasuk
kesehatan, pembiayaan, pendidikan, pertanian , perencanaan, termasuk dukungan dari luar
negeri dan penguatan system kesehatan nasional. Upaya efektif dan efisien dibutuhkan
sehingga dampak PTM dapat diatasi.
Upaya tersebut diharapkan dapat dilakukan secara proporsional, untuk upaya
promotif dan preventif difokuskan pada pengendalian faktor risiko melalui deteksi dini
faktor risiko PTM diikuti dengan tindak lanjut dini bila didapatkan kondisi PTM yang
memerlukan tatalaksana lebih lanjut. Pada kondisi PTM yang memerlukan upaya kuratif,
rehabilitative dan paliatif diperlukan sistem kesehatan yang siap baik sarana, prasarana
maupun tenaga kesehatan.
Ketidaktahuan dan ketidakpedulian masyarakat terhadap PTM, menjadi
permasalahan yang utama dengan mengakibatkan keterlambatan dalam penanganan
sehingga komplikasi dan kematian terjadi lebih dini. Permasalahan tersebut dapat
dikurangi bila masyarakat berprilaku hidup sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat
melalui upaya pelayanan kesehatan yang berbasis promotif dan preventif. Oleh karena itu
agar upaya tersebut dapat berjalan secara optimal diperlukan partisipasi masyarakat
sehingga dikembangkanlah suatu model pengendalian PTM yang berbasis masyarakat
dikenal dengan nama Posbindu PTM.
Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini,
monitoring dan tindak lanjut faktor risiko PTM secara mandiri dan berkesinambungan.
Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini masyarakat dalam
mengendalikan faktor risiko PTM karena pada umumnya faktor risiko PTM tidak
bergejala dan seringkali masyarakat datang k fasilitas pelayanan kesehatan dalam keadaan
komplikasi. Melalui kegiatan ini diharapkan jangka waktu kedepan masyarakat sadar akan
pentingnya deteksi dini FR PTM sehingga: Kesadaran dan pola prilaku masyarakat akan
berubah, menyadari pentingnya deteksi dini FR PTM dalam memelihara kesehatan.

1. Tujuan umum
Deteksi Dini Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular
2. Tujuan khusus
1) Meningkatkan pengetahuan dan kepeduliaan masyarakat mengenai PTM
2) Terlaksananya Deteksi dini faktor resiko PTM
3) Terlaksananya monitoring faktor resiko PTM
4) Terlaksananya tindak lanjut dini

B. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Kegiatan Pokok :
Melakukan Deteksi Dini Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular
2. Rincian Kegiatan :
1) Melaksanakan kegiatan 5 langkah
2) Edukasi tentang penyakit tidak menular
3) Tindak lanjut jika dibutuhkan rujukan

D. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Penyelengaraan Posbidu PTM meliputi kegiatan:
a. Memberitahukan jadwal pelaksanaan posbindu PTM ke Nagari dan Korong
b. Koordinasi dengan petugas dan bidan desa setempat
c. Pemberitahuan pada Masyarakat melalui pengeras suara di masjid
d. Melakukan kegiatan 5 meja :
1. Registrasi peserta dengan mencatat nomor identitas peserta dan data
lainnya sesuai format yang sudah di siapkan di Langkah pertama
2. Melakukan Wawancara di Langkah ke dua
3. Pengukuran TB,BB ,IMT,LP dilangkah ketiga
4. Pengukuran Tekanan Darah dilangkah ke empat
5. Konsling edukasi dan tindak lanjut di Langkah ke lima
e. Pencatatan

D. SASARAN
 Masyarakat laki-laki atau perempuan yang berusia 15s/d 59 tahun yang
memiliki atau tidak memiliki faktor risiko

E. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN :


 10 Posbindu dari 5 DESA di wilayah kerja Puskesmas Sioban
 Setiap Minggu I,II,III dan IV (sesuai jadwal masyarakat)
 Kegiatan Posbindu dilaksanakan setiap bulan nya dari bulan Januari –
Desember

F. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan segera setelah kegiatan berlangsung

G. PENCATATAN DAN PELAPORAN :


1. Pencatatan dilakukan setiap selesai melaksanakan kegiatan .
Sistime pencatatan :
1. Formulir Kartu Menuju Sehat ( KMS ) PTM.
2. Buku Register Pencatatan
3. Sistime Informasi Surveilans PTM berbasis FKTP/ ASIK
4. Pencatatan secara manual untuk pelaporan ke Dinkes

2. Pelaporan dilakukan setiap habis kegiatan secara online ke Aplikasi ASIK oleh
Petugas / Pengelola PTM di Puskesmas, dan pelaporan juga di lakukan secara
manual sebulan sekali setiap bulannya ke Dinas Kesehatan Kabupaten.

Mengetahui: Lubuk Alung, 02 Januari 2023


Kepala Puskesmas Sioban Penangung Jawab Progran PTM

Fitri Mulyani,SKM Roida Sylvia S, Amd.Kep

NIP.197610242001122002 Nip : 199301222019032004

Anda mungkin juga menyukai