Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN RESMI PRAKTEK

ILMU PENGETAHUAN BAHAN


“HARDNESS TEST”

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Habib Zakaria


NRP : 0822040071
Program Studi : Teknik Perpipaan
Kelompok :1

Dosen pengampu:
Imah Luluk Kusminah, ST.,MT
Budi Prasojo, ST.,MT

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PERPIPAAN


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2023
POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

BAB VI
HARDNESS TEST

6.1 Sub Kompetensi


Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi laporan ini
adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu melakukan pengujian kekerasan (hardness test) terhadap suatu
material dengan metode Brinell.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengujian kekerasan (hardness test) terhadap suatu
material dengan metode Vickers.
3. Mahasiswa mampu melakukan pengujian kekerasan (hardness test) terhadap suatu
material dengan metode Rockwell.

6.2 Uraian Materi


Kekerasan (Hardness) suatu bahan boleh jadi merupakan sifat mekanik yang paling
penting, karena pengujian ini dapat digunakan untuk menguji homogenitas suatu
material. Selain itu kekerasan dapat digunakan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik
yang lain. Bahkan nilai kekuatan tarik yang dimiliki suatu material dapat dikonversi
dari kekerasannya tabel 6.1. Beberapa sifat bahan yang berhubungan dengan kekerasan
ditunjukkan pada gambar 6.1. Semakin keras suatu material, maka semakin tinggi
kekuatan tariknya (tensile strength), semakin tinggi pula tingkat kegetasannya
(brittleness) dan semakin rendah keuletannya (ductility). Sebaliknya, semakin lunak
suatu material, makin semakin rendah pula tensile strength-nya, semakin turun
kegetasaanya dan semakin naik keuletannya. Atau dengan kata lain hardness suatu
material berbanding lurus dengan strength dan brittleness serta berbanding terbalik
dengan ductility.

Strength
Hardness Brittleness
Ductility

Gambar 6.1 Hubungan Hardness dengan sifat bahan Yang Lain.

1 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

Tabel 6.1 Konversi Hardness ke Tensile Strength

Tensile BrinellHardness Vickers Rockwell Rockwell


Strenght (MPa) (BHN) Hardness Hardness Hardness
(DPH) (HRB) (HRC)
285 86 90
320 95 100 56.2
350 105 110 62.3
385 114 120 66.7
415 124 130 71.2
450 133 140 75.0
480 143 150 78.7
510 152 160 81.7
545 162 170 85.0
575 171 180 87.1
610 181 190 89.5
640 190 200 91.5
675 199 210 93.5
705 209 220 95.0
740 219 230 96.7
770 228 240 98.1
800 238 250 99.5
820 242 255 23.1
850 252 265 24.8
880 261 275 26.4
900 266 280 27.1
930 276 290 28.5
950 280 295 29.2
995 295 310 31.0
1030 304 320 32.2
1060 314 330 33.3
1095 323 340 34.4
1125 333 350 35.5
1155 342 360 36.6

2 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

Lanjutan Tabel 6.1 Konversi Hardness ke Tensile Strength

Tensile BrinellHardness Vickers Rockwell Rockwell


Strenght (MPa) (BHN) Hardness Hardness Hardness
(DPH) (HRB) (HRC)
1190 352 370 37.7
1220 361 380 38.8
1255 371 390 39.8
1290 380 400 40.8
1320 390 410 41.8
1350 399 420 42.7
1385 409 430 43.6
1420 418 440 44.5
1455 428 450 45.3
1485 437 460 46.1
1520 447 470 46.9
1555 456 480 47.7
1595 466 490 48.4
1630 475 500 49.1
1665 485 510 49.8
1700 494 520 50.5
1740 504 530 51.1
1775 513 540 51.7
1810 523 550 52.3
1845 532 560 53.0
1880 542 570 53.6
1920 551 580 54.1
1955 561 590 54.7
1995 570 600 55.2
2030 580 610 55.7
2070 589 620 56.3
2105 599 630 56.8
2145 608 640 57.3
2180 618 650 57.8

(Applies for plain carbon and low-alloy steels and cast steel and to a limited extent for
high-alloy and work hardened steel)

Istilah kekerasan (hardness) sebenarnya sangat sulit untuk didefinisikan secara tepat,
karena setiap bidang ilmu memberikan definisinya sendiri-sendiri sesuai persepsi dan
keperluan yang melatarbelakangi. Meskipun demikian dalam tinjauan teknik

3 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

(engineering) yang menyangkut logam, satu definisi yang cukup mewakili


menyatakan bahwa kekerasan adalah kemampuan suatu bahan untuk tahan terhadap
indentasi/penetrasi atau abrasi. Pengujian hardness dilakukan dengan mesin uji
hardness yang sketsanya sebagaimana ditunjukkan pada gambar 6.2 Ada beberapa
metode pengujian kekerasan yang digunakan untuk menguji kekerasan logam, yaitu :
1. Metode Pengujian Kekerasan Brinell
2. Metode Pengujian Kekerasan Vickers
3. Metode Pengujian Kekerasan Rockwell
4. Metode Pengujian Kekerasan Rockwell Superficial
5. Metode Pengujian Kekerasan Knoop
6. Metode Pengujian Kekerasan Shore Scleroscope
7. Metode Pengujian Kekerasan Sonodur
8. Metode Pengujian Kekerasan Moh
9. Metode Pengujian Kekerasan File
Dari kesembilan metode tersebut, hanya tiga saja yang akan dibahas, yaitu Brinell,
Vickers dan Rockwell.

6.2.1 Metode Pengujian Kekerasan Brinell


Brinell merupakan metode pengujian kekerasan yang paling tua, meskipun demikian
masih banyak digunakan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada metode
pengujian kekerasan Brinell adalah sebagai berikut :

1. Spesimen harus memenuhi persyaratan :


a. Rata dan halus
b. Ketebalan minimal 6 mm
c. Dapat ditumpu dengan baik dan permukaan uji harus horizontal.
2. Indentor yang digunakan adalah bola baja yang telah dikeraskan, namun untuk
bahan yang sangat keras (sampai 650 BHN) digunakan bola dari karbida tungsten.
Jarak antara titik pengujian minimal dua kali diameter tapak indentasi

4 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

Gambar 6.2 Sketsa Mesin Uji Hardness


3. Pemakaian beban (P) dan diameter indentor (D) harus memenuhi syarat
perbandingan
P/D2 = k……………………………………………………………………....( 6.1 )

Dimana :
k = 30 untuk baja
k = 10 untuk tembaga dan paduannya

5 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

k = 5 untuk aluminium dan paduannya.


4. Pada pelaksanaannya, pengujian kekerasan ini dilakukan dengan menekankan
indentor pada permukaan spesimen selama 10 – 30 detik (gambar 6.3. a-c).

b. Saat indentasi
a. Sebelum indentasi c. Setelah indentasi

d. Pengukuran diameter
indentasi pada layar
Gambar 6.3 Metode Pengujian Kekerasan Brinell
5. Nilai kekerasan pengujian ini dinyatakan dalam satuan BHN (Brinell Hardness
Number) yang dihitung berdasarkan diameter indentasi dengan persamaan sebagai
berikut :

BHN = 2P/[( D){D – (D2 – d2)1/2}]........................................................( 6.2 )

Dimana :
P = gaya tekan (kg)
D = diameter bola indentor (mm)
d = diameter indentasi ([d1+d2]/2) dalam (mm)
6. Penulisan nilai kekerasan seperti contoh berikut : 150 BHN 2,5/150 – 10
Dimana :
150 = nilai kekerasan
BHN = metode pengujian Brinell
2,5 = diameter indentor (mm)

6 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

150 = gaya pembebanan (kg)


10 = waktu pembebanan (detik)
7. Karena pengukuran dilakukan secara manual, maka memberi peluang untuk
terjadinya kesalahan ukur. Kesalahan itu dimungkinkan terutama pada saat
pemfokusan obyek pada layar, peletakan alat ukur pada obyek dan pembacaan
pengukurannya.
6.2.2 Metode Pengujian Kekerasan Vickers
Pada dasarnya metode pengujian kekerasan Vickers hampir sama dengan Brinell,
hanya indentornya saja yang berbeda. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
metode pengujian kekerasan Vickers adalah sebagai berikut :

1. Spesimen harus memenuhi persyaratan :


a. Rata dan halus (sangat sensitif terhadap kekasaran permukaan)
b. Dapat ditumpu dengan baik dan permukaan uji harus horizontal.
2. Indentor yang digunakan adalah intan yang berbentuk piramida beralas bujur
sangkar dengan sudut puncak antra dua sisi yang berhadapan 136° (gambar 6.4).

1360

1360

a. Indentor piramida intan b. Tapak indentasi c. Pengukuran diagonal


indentasi pada layar

Gambar 6.4 Metode Pengujian Hardness Vickers

3. Pada dasarnya semua beban bisa digunakan, kecuali untuk plat yang tipis harus
digunakan beban yang ringan sehingga tidak terjadi anvile effect. Anvile effect ini
terjadi kalau spesimen uji Hardness terlalu tipis, sementara beban pengujian cukup
besar sehingga indentor seakan mengindetasi anvile-nya.
4. Pada pelaksanaannya, pengujian kekerasan ini dilakukan dengan menekan indentor
pada permukaan spesimen selama 10 – 30 detik.

7 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

5. Selain dengan HVN atau HV, nilai kekerasan pengujian ini dinyatakan juga dengan
satuan DPH (Vickers Diamond Pyramidal Hardness) yang dihitung berdasarkan
panjang diagonal indentasi dengan persamaan sebagai berikut :
DPH = [2Psin (/2)]/d2 ...............................................................................(6.3)
Untuk  = 136˚
DPH = 1,854P/d2 .......................................................................................(6.4)
Dimana:
P = gaya tekan (kg)
d = diagonal indentasi (mm)
= (d1+d2)/2
6. Penulisan nilai kekerasan seperti contoh berikut : 150 DPH 150/10
Dimana :
150 = Nilai kekerasan
DPH = Metode pengujian Vickers
150 = Gaya pembebanan (kg)
10 = Waktu pembebanan (detik)
7. Sama dengan metode Brinell, karena pengukuran dilakukan dengan cara manual,
maka memberi peluang untuk terjadinya kesalahan ukur. Kesalahan itu
dimungkinkan terutama pada saat pemfokusan obyek pada layar, peletakan alat
ukur pada obyek dan pembacaan pengukurannya.
6.2.3 Metode Pengujian Kekerasan Rockwell
Berbeda dengan metode Brinell dan Vickers yang masih menggunakan pengukuran
manual, dengan metode Rockwell nilai kekerasan langsung dapat dibaca pada skala
yang terdapat pada mesin. Dengan metode ini nilai kekerasan spesimen langsung dapat
dibaca dari skala yang terdapat pada mesin. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
metode pengujian kekerasan Rockwell adalah sebagai berikut:

1. Spesimen harus memenuhi persyaratan :


a. Rata dan halus.
b. Dapat ditumpu dengan baik dan permukaan uji harus horizontal.
2. Metode Rockwell mempunyai beberapa skala pengukuran, dimana pemakaiannya
tergantung pada kombinasi jenis indentor dan beban utama yang digunakan. Ada

8 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

tiga jenis indentor dengan tiga jenis beban utama, sehingga terdapat sembilan
kombinasi sebagaimana ditunjukkan pada (gambar 6.5). Sedangkan jenis skala dan
kombinasi jenis indentor dengan beban utama ditunjukkan pada (tabel 6.2)

DC 1/16 1/8
150
100
60
a. 3 jenis indentor b. 3 jenis beban utama

150 150 150


100 100 100
60 60 60
DC DC 1/16 1/16 1/16 1/8 1/8 1/8
DC

c. 9 kombinasi jenis indentor dengan jenis beban utama

Gambar 6.5. Jenis Indentor dan jenis beban utama serta kombinasinya pada metode
Rockwell

Tabel 6.2. Jenis –Jenis Skala Pada Pengujian Kekerasan Rockwell


Skala Rockwell Indentor Beban Satuan
(kg)
C Piramida Intan (DP) 150 RC
D Piramida Intan (DP) 100 RD
A Piramida Intan (DP) 60 RA
G Bola 1/16“ 150 RG
B Bola 1/16“ 100 RB
F Bola 1/16“ 60 RF
K Bola 1/8“ 150 RK
E Bola 1/8“ 100 RE
H Bola 1/8“ 60 RH

9 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

3. Pada pelaksanaan metode ini, mula-mula spesimen diberi indentasi awal dengan
beban minor 10 kg, setelah itu baru diberi beban utama (60 kg, 100 kg atau 150 kg)
selama 10 – 30 detik.
4. Setelah spesimen dibebaskan dari kedua beban tersebut maka jarum skala akan
menunjukkan berapa nilai kekerasan dari spesimen tersebut.
5. Penulisan nilai kekerasan seperti contoh berikut : 73 Rc, dimana 73 nilai
kekerasannya, sedangkan Rc adalah skala yang digunakan.

150 150 150 150

DC DC DC DC

b. Indentasi beban c. Indentasi beban


minor mayor
a. Sebelum d. Setelah
indentasi indentasi
Gambar 6.6 Metode Pengujian Rockwell Skala C
6. Selain tergantung kombinasi jenis indentor dan jenis beban, maka pemakaian skala
dalam Rockwell juga tergantung pada jenis material yang akan diuji. Sebagai
contoh, Rockwell B untuk logam secara umum, Rockwell C untuk logam yang keras
dan Rockwell A untuk logam yang sangat keras. Kesalahan pemakaian kombinasi
indentor dan beban dengan jenis material yang diuji akan menyebabkan tidak
akuratnya hasil pengujian.

6.3 Alat
1. Mesin uji kekerasan
2. Satu set indentor uji kekerasan
3. Hand grinding
4. Stopwatch
5. Obeng
6. Kertas gosok dengan grid 60 dan 120

10 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

7. Tissue

6.4 Bahan
1. Spesimen kekerasan base metal
2. Spesimen kekerasan baja

6.5 Prosedur Keselamatan


Sebelum praktikum pengujian bahan dilaksanakan, mahasiswa harus meyakinkan
dahulu telah melengkapi diri dengan APD (Alat Pelindung Diri) sebagai berikut:
1. Pakaian dan celana bengkel
2. Safety shoes
3. Sarung tangan pada saat mengasah

6.6 Langkah Kerja


1. Meratakan dan menghaluskan spesimen
a. Mengambil kertas gosok paling kasar (grid 60) yang telah digunting sesuai
bentuk piringan hand grinder dan dipasang pada hand grinder.
b. Menyalakan motor hand grinder, kemudian membuka katup sehingga air
mengalir pada kertas gosok yang berputar pada hand grinder.
c. Mengambil spesimen, ditelungkupkan dengan sedikit tekanan di atas kertas
gosok tersebut dan ditahan + 2 menit.
d. Mengangkat spesimen dan mengamati permukaan yang digosok. Apabila masih
ada goresan yang tidak searah dengan orientasi gosokan, digosok lagi sampai
tidak ada lagi goresan yang tidak searah.
e. Apabila goresan sudah searah, mematikan motor dan aliran air, kemudian
mengganti kertas gosok dengan grid yang lebih halus (120) dan digosok lagi
seperti langkah sebelumnya.
f. Apabila proses grinding telah selesai, mematikan motor dan aliran air hand
grinder serta mencuci spesimen dengan air dan dikeringkan dengan tissue.
2. Pengujian kekerasan dengan metode Vickers
a. Jepit benda uji menggunakan ragum di testing table.

11 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

b. Tekan saklar tenaga untuk menghidupkan mesin uji.


c. Posisikan lensa obyektif berada di atas benda uji dengan menekan tombol X10
atau X50 pada panel layar.
d. Atur fokus dengan memutar rotating wheel sambil melakukan pengamatan pada
eyepiece.
e. Pilih titik yang hendak diuji dengan menggeser benda uji dengan menggunakan
tombol penggerak ragum.
f. Tekan tombol start. Tunggu hingga proses selesai, ditandai dengan kembalinya
lensa obyektif ke atas benda uji.
g. Putar roda kiri eyepiece hingga garis ukur kiri memotong secara tangensial tepi
kiri indentasi, lalu putar roda kanan sampai garis ukur kanan memotong secara
tangensial tepi kanan indentasi. Tekan measuring button.
h. Putar eyepiece 90˚ searah jarum jam lalu ulangi untuk tepi atas dan bawah tapak
indentasi.
i. Catat nilai kekerasan yang ditampilkan di layar.
j. Ulangi langkah a hingga i untuk lokasi yang lain.
3. Pengujian kekerasan dengan metode Brinell
a. Pastikan anda memahami semua operasi dan kontrol pada mesin.
b. Pastikan pelindung dan peralatan pendukung berfungsi dengan baik.
c. Periksa area kerja tidak ada bahaya terpeleset/tersandung.
d. Putar turret dan pasang indentor.
e. Nyalakan saklar tenaga, tunggu hingga home page muncul.
f. Tekan tombol “TAB-A”, pilih beban pengujian dan indentor yang sesuai.
g. Tekan “OK” untuk kembali ke homepage.
h. Tekan “CLR-F” untuk membuat beban uji menjadi nol.
i. Letakkan benda uji di testing table dan putar rotating wheel searah jarum jam
hingga benda uji menyentuh indentor dan beban awal tercapai serta mesin uji
mengeluarkan bunyi bip, hentikan putaran.
j. Tunggu pembebanan otomatis selesai dan waktu tunggu menunjukkan 0
k. Putar rotating wheel berlawanan searah jarum jam untuk menjauhkan benda uji
dari indentor. Buat jarak sekitar 10 mm.

12 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

l. Putar turret untuk mengganti posisi indentor dengan lensa.


m. Putar rotating wheel sambil mengamati di eyepiece untuk mendapatkan gambar
yang fokus/tajam.
n. Putar roda kiri eyepiece hingga garis ukur kiri memotong secara tangensial tepi
kiri indentasi, lalu putar roda kanan sampai garis ukur kanan memotong secara
tangensial tepi kanan indetasi. Tekan measuring button.
o. Putar eyepiece 90˚ searah jarum jam lalu ulangi untuk tepi atas dan bawah tapak
indentasi.
p. Catat nilai kekerasan yang ditampilkan di layar.
q. Ulangi langkah f hingga p untuk lokasi yang lain.
r. Selesai pengujian lepas indentor dan matikan saklar tenaga.

13 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

6.7 Data Hasil Pengujian


6.7.1 Metode Pengujian Kekerasan Vickers
1. Menentukan Pemakaian Beban
Pada dasarnya semua beban dapat digunakan , kecuali pada plat yang tipis, harus
menggunakan beban yang ringan sehingga tidak terjadi anvile effect. Gaya tekan
(P) yang digunakan adalah 10 kgf.
2. Menentukan Nilai Kekerasan
Nilai kekerasan dinyatakan dengan satuan DPH (Vickers Diamond Piramidal
Hardness)
a. Pengujian pertama diketahui:
d1 = 116,0 μ = 0,116 mm
d2 = 121,0 μ = 0,121 mm
p = 20 kgf
(𝑑1 +𝑑2 )
d (rata-rata) =
2
(0.116+0.121)
=
2
= 0.1185 mm
1,854 𝑃
DPH = 2
𝑑
1,854 𝑥 20
=
0.11852
= 264.1 HV 20/10

b. Pengujian Kedua Diketahui:


d1 = 104,5 μ = 0.1045 mm
d2 = 117,1 μ = 0.1171
p = 20 kgf
(𝑑1 +𝑑2 )
d (rata-rata) =
2
(0,104+0,117)
=
2
= 0,1105 mm

14 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

1,854 𝑃
DPH =
𝑑2
1,854 𝑥 20
=
0,11052
= 302,1 HV 20/10

c. Pengujian ketiga diketahui:


d1 = 113,9 μ = 0,1139 mm
d2 = 124,0 μ = 0,124 mm
p = 20 kgf
(𝑑1 +𝑑2 )
d (rata-rata) =
2
(0,1139+0,124)
=
2
= 0,1185 mm
1,854 𝑃
DPH =
𝑑2
1,854 𝑥 20
=
0,11852

= 262,1 HV 20/10

3. Penulisan Nilai Kekerasan (Vickers)


a. Pengujian Pertama
264,1 DPH 20/10
264,1 = nilai kekerasan (kgf/mm2)
DPH = metode pengujian Vicker
10 = gaya pembebanan (kg/f)
15 = waktu pembebanan (detik)

b. Pengujian Kedua
302,1 DPH 20/10
262,1 = nilai kekerasan (kgf/mm2)
DPH = metode pengujian Vickers
20 = gaya pembebanan (kg/f)

15 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

10 = waktu pembebanan (detik)

c. Pengujian Ketiga
262,1 DPH 20/10
262,1 = nilai kekerasan (kgf/mm2)
DPH = metode pengujian Vickers
20 = gaya pembebanan (kg/f)
10 = waktu pembebanan (detik)

Rata-rata hasil pengujian metode kekerasan


Vickers
Lokasi Pertama = 264,1
Lokasi Kedua = 302,1
Lokasi Ketiga = 262,1
Total = 828,3 +
Rata-rata = 828,3 : 3
= 276,1 DPH 20/10

4. Hasil konversi niali kekerasan Vickers ke Brinell


a. Lokasi uji pertama menggunakan Interpolasi
Tabel 6.3 Interpolasi Vickers dengan Brinell
Vickers BRINELL
(HV) (BHN)
255 242
264,1 X
265 252

255 HV 242 BHN


264,1 HV X BHN
265 HV 252 BHN
264,1 ⎯ 255 X⎯ 242
=
265 ⎯255 252 ⎯ 242
X = 251,10 BHN

16 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

b. Lokasi uji pertama menggunakan Interpolasi


Tabel 6.4 Interpolasi Vickers dengan Brinell
Vickers BRINELL
(HV) (BHN)
295 280
302,1 X
310 295

295 HV 280 BHN


302,1 HV X BHN
310 HV 295 BHN

302,1 ⎯ 295 X ⎯ 280


=
310 ⎯295 295 ⎯ 280
X = 287,1 BHN

c. Lokasi uji pertama menggunakan Interpolasi


Tabel 6.5 Interpolasi Vickers dengan Brinell
Vickers BRINELL
(HV) (BHN)
255 242
262,1 X
275 252

255 HV 242 BHN


262,2 HV X BHN
275 HV 252 BHN

262,1 ⎯ 255 X⎯ 242


=
275 ⎯255 252 – 242
X = 245,55 BHN

17 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

Rata-rata hasil konversi Vickers ke Brinell


Lokasi Pertama = 251,10
Lokasi Kedua = 287,1
Lokasi Ketiga = 245,55
Total = 783,75
+
Rata-rata = 783,75 : 3
= 261,25 BHN

3.7.2 Metode Pengujian Kekerasan Rockwell C


1. Menentukan Pemakaian Beban
Metode Rockwell mempunyai beberapa skala pengukuran tergantung pada
kombinasi jenis indentor dan beban utama yang dipakai. Dari metode vickers yang
telah dilakukan didapat beban (P) sebesar 10 kg dengan indentor intan berbentuk
piramida beralas bujur sangkar dengan sudut puncak antara 2 sisi yang berhadapan
136º. Kemudian dengan melihat tabel konversi Hardness ke Tensile Strength (tabel
6.1) dapat dihitung dengan cara interpolasi. Sedangkan untuk benda kerja yang
diuji, menggunakan material jenis baja sehingga didapatkan skala rockwell yaitu
tipe RC dan dapat diketahui jenis indentornya yaitu kerucut intan dengan gaya
pembebanan (P) 100 kg/f.

2. Menentukan Nilai Kekerasan


Pengujian pada Base Metal
a. Lokasi Uji 1
Nilai kekerasan = 64,19 RC
b. Lokasi Uji 2
Nilai kekerasan = 64,36 RC
c. Lokasi Uji 3
Nilai kekerasan = 63,92 RC
d. Rata – rata nilai kekerasan :
(64,19+64,36+63,92)
= 64,16 RC
3

18 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

Untuk mengecek ketepatan metode Rockwell dan metode Vickers dapat dilakukan
dengan cara mengkonversikan kedua nilai tersebut kedalam Brinell, karena yang
dikalibrasi hanyalah untuk metode Brinell. Pengecekan nilai ini dilakukan dengan
melihat tabel konversi Hardness ke Tensile Strength (tabel 6.1) dan metode
Interpolasi.

3. Hasil konversi nilai kekerasan Rockwell C ke Brinell


a. Lokasi uji kedua menggunakan Interpolasi
Tabel 6.7 Interpolasi Rockwell C dengan Brinell
ROCKWELL BRINELL
C (RC) (BHN)
57,3 608
57,8 618

64,19 X

57,3 RC 608 BHN


57,8 RC 618 BHN
64,19 RC X BHN

57,8 ⎯ 57,3 618 ⎯608


=
64,19 ⎯ 57,3 X ⎯608
X = 745,8 BHN

b. Lokasi uji kedua menggunakan Interpolasi


Tabel 6.8 Interpolasi Rockwell C dengan Brinell
ROCKWELL BRINELL
C (RC) (BHN)
57,3 608
57,8 618
64,36 X

57,3 RC 608 BHN


57,8 RC 618 BHN
64,36 RC X BHN

19 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

57,8– 57,3 618 −608


=
64,36 –57,3 X − 608
X = 622,12 BHN

c. Lokasi uji kedua menggunakan Interpolasi

Tabel 6.9 Interpolasi Rockwell C dengan Brinell


ROCKWELL C BRINELL
(RC) (BHN)
57,3 608
57,8 618
64,92 X
57,3 RC 608 BHN
57,8 RC 618 BHN
64,92 RC X BHN

57,8 ⎯57,3 618 − 608


=
64,92 – 57,3 X– 608
X = 740,4 BHN

Rata-rata hasil konversi Rockwell C ke Brinell


Lokasi Pertama = 745,8
Lokasi Kedua = 622,12
Lokasi Ketiga = 740,4
Total = 2108,32
+
Rata-rata = 2108,32 : 3
= 702,77 BHN

Metode Brinell dan Vickers masih menggunakan pengukuran secara manual,


sedangkan pada metode Rockwell nilai kekerasan dapat langsung dibaca pada
skala yang terdapat pada mesin. Namun untuk pengujian kali ini yang dikalibrasi
hanya untuk pengujian Brinell saja. Pada Tabel 6.10 disajikan nilai kekerasan
material sebelum dan sesudah dikonversi dalam satuan BHN.

20 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

Tabel 6.10 Rata-rata nilai konversi kekerasan ke Brinell (BHN)

METODE 264,1 251,10


VICKERS
302,1 287,1
BASE METAL
262,1 245,55
(BESI)
RATA-RATA NILAI 261,25 BHN

METODE 64,19 745,8


ROCKWELL C
64,36 622,12
BASE METAL
63,92 740,4
(BESI)
RATA-RATA NILAI 702,77 BHN

6.8 Kesimpulan
1. Vickers
Pada metode Vickers, dilakukan menggunakan mesin uji. Pada mesin uji didapat
data meliputi diagonal indentasi 1, diagonal indentasi 2, dan nilai kekerasan
Vickers. Pengujian ini dilakukan tiga kali dengan posisi indentasi yang berbeda-
beda.
2. Rockwell
Pada metode Rockwell, dilakukan menggunakan mesin uji. Pada mesin uji, karena
kurangnnya ilmu pengetahuan dengan tidak memperhatikan hasil dari pengujian
Vickers, terjadi kesalahan pemilihan skala pengujian metode Rockwell yang
seharusnya didapat skala Rockwell B, justru menggunakan Rockwell C, sehingga
tidak didapat nilai konversi Tensile Strength dari Tabel 6.1

21 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

DAFTAR PUSTAKA

• Modul praktikum DT NDT. 2019. PPNS


• ASTM E 10 – 14, Standart Test Method For Brinell Hardness Of Metalic
Materials, 2003 Edition
• ASTM E 18 – 15, Standart Test Method For Rockwell Hardness Of Metalic
Materials, 2003 Edition
• ASTM E 92 – 82, Standart Test Method For Vickers Hardness Of Metalic
Materials, 2003 Edition
• Budi Prasojo, ST. 2012. Jobsheet Praktek Uji Bahan, Jurusan Teknik
Permesinan Kapal, PPNS
• Daniel, A. Brandt. 1985. Metallurgy Fundamental,The Goodheart –Willcox.
Inc,USA
• Dosen Metallurgi. 1986. Petunjuk Praktikum Logam, Jurusan Teknik Mesin
FTI.ITS
• M.M. Munir. 2000. Modul Praktek Uji Bahan, Vol 1, Jurusan Teknik Bangunan
Kapal. PPNS
• Suherman Wachid, Ir .1987. Diktat pengetahuan Bahan. Jurusan Teknik Mesin
FTI. ITS

22 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

23 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

24 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

25 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

26 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

27 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

28 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

29 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

30 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

31 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

32 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

33 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

34 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

35 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

36 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

37 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC


POLITEKNIK PRODI D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
NEGERI Jurusan Teknik Permesinan
Kapal
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE420993-03

38 Muhammad Habib Zakaria_0822040072_Kelopok 1_TPIIC

Anda mungkin juga menyukai