Lapres HARDNESS
Lapres HARDNESS
Disusun Oleh :
Dosen pengampu:
Imah Luluk Kusminah, ST.,MT
Budi Prasojo, ST.,MT
BAB VI
HARDNESS TEST
Strength
Hardness Brittleness
Ductility
(Applies for plain carbon and low-alloy steels and cast steel and to a limited extent for
high-alloy and work hardened steel)
Istilah kekerasan (hardness) sebenarnya sangat sulit untuk didefinisikan secara tepat,
karena setiap bidang ilmu memberikan definisinya sendiri-sendiri sesuai persepsi dan
keperluan yang melatarbelakangi. Meskipun demikian dalam tinjauan teknik
Dimana :
k = 30 untuk baja
k = 10 untuk tembaga dan paduannya
b. Saat indentasi
a. Sebelum indentasi c. Setelah indentasi
d. Pengukuran diameter
indentasi pada layar
Gambar 6.3 Metode Pengujian Kekerasan Brinell
5. Nilai kekerasan pengujian ini dinyatakan dalam satuan BHN (Brinell Hardness
Number) yang dihitung berdasarkan diameter indentasi dengan persamaan sebagai
berikut :
Dimana :
P = gaya tekan (kg)
D = diameter bola indentor (mm)
d = diameter indentasi ([d1+d2]/2) dalam (mm)
6. Penulisan nilai kekerasan seperti contoh berikut : 150 BHN 2,5/150 – 10
Dimana :
150 = nilai kekerasan
BHN = metode pengujian Brinell
2,5 = diameter indentor (mm)
1360
1360
3. Pada dasarnya semua beban bisa digunakan, kecuali untuk plat yang tipis harus
digunakan beban yang ringan sehingga tidak terjadi anvile effect. Anvile effect ini
terjadi kalau spesimen uji Hardness terlalu tipis, sementara beban pengujian cukup
besar sehingga indentor seakan mengindetasi anvile-nya.
4. Pada pelaksanaannya, pengujian kekerasan ini dilakukan dengan menekan indentor
pada permukaan spesimen selama 10 – 30 detik.
5. Selain dengan HVN atau HV, nilai kekerasan pengujian ini dinyatakan juga dengan
satuan DPH (Vickers Diamond Pyramidal Hardness) yang dihitung berdasarkan
panjang diagonal indentasi dengan persamaan sebagai berikut :
DPH = [2Psin (/2)]/d2 ...............................................................................(6.3)
Untuk = 136˚
DPH = 1,854P/d2 .......................................................................................(6.4)
Dimana:
P = gaya tekan (kg)
d = diagonal indentasi (mm)
= (d1+d2)/2
6. Penulisan nilai kekerasan seperti contoh berikut : 150 DPH 150/10
Dimana :
150 = Nilai kekerasan
DPH = Metode pengujian Vickers
150 = Gaya pembebanan (kg)
10 = Waktu pembebanan (detik)
7. Sama dengan metode Brinell, karena pengukuran dilakukan dengan cara manual,
maka memberi peluang untuk terjadinya kesalahan ukur. Kesalahan itu
dimungkinkan terutama pada saat pemfokusan obyek pada layar, peletakan alat
ukur pada obyek dan pembacaan pengukurannya.
6.2.3 Metode Pengujian Kekerasan Rockwell
Berbeda dengan metode Brinell dan Vickers yang masih menggunakan pengukuran
manual, dengan metode Rockwell nilai kekerasan langsung dapat dibaca pada skala
yang terdapat pada mesin. Dengan metode ini nilai kekerasan spesimen langsung dapat
dibaca dari skala yang terdapat pada mesin. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
metode pengujian kekerasan Rockwell adalah sebagai berikut:
tiga jenis indentor dengan tiga jenis beban utama, sehingga terdapat sembilan
kombinasi sebagaimana ditunjukkan pada (gambar 6.5). Sedangkan jenis skala dan
kombinasi jenis indentor dengan beban utama ditunjukkan pada (tabel 6.2)
DC 1/16 1/8
150
100
60
a. 3 jenis indentor b. 3 jenis beban utama
Gambar 6.5. Jenis Indentor dan jenis beban utama serta kombinasinya pada metode
Rockwell
3. Pada pelaksanaan metode ini, mula-mula spesimen diberi indentasi awal dengan
beban minor 10 kg, setelah itu baru diberi beban utama (60 kg, 100 kg atau 150 kg)
selama 10 – 30 detik.
4. Setelah spesimen dibebaskan dari kedua beban tersebut maka jarum skala akan
menunjukkan berapa nilai kekerasan dari spesimen tersebut.
5. Penulisan nilai kekerasan seperti contoh berikut : 73 Rc, dimana 73 nilai
kekerasannya, sedangkan Rc adalah skala yang digunakan.
DC DC DC DC
6.3 Alat
1. Mesin uji kekerasan
2. Satu set indentor uji kekerasan
3. Hand grinding
4. Stopwatch
5. Obeng
6. Kertas gosok dengan grid 60 dan 120
7. Tissue
6.4 Bahan
1. Spesimen kekerasan base metal
2. Spesimen kekerasan baja
1,854 𝑃
DPH =
𝑑2
1,854 𝑥 20
=
0,11052
= 302,1 HV 20/10
= 262,1 HV 20/10
b. Pengujian Kedua
302,1 DPH 20/10
262,1 = nilai kekerasan (kgf/mm2)
DPH = metode pengujian Vickers
20 = gaya pembebanan (kg/f)
c. Pengujian Ketiga
262,1 DPH 20/10
262,1 = nilai kekerasan (kgf/mm2)
DPH = metode pengujian Vickers
20 = gaya pembebanan (kg/f)
10 = waktu pembebanan (detik)
Untuk mengecek ketepatan metode Rockwell dan metode Vickers dapat dilakukan
dengan cara mengkonversikan kedua nilai tersebut kedalam Brinell, karena yang
dikalibrasi hanyalah untuk metode Brinell. Pengecekan nilai ini dilakukan dengan
melihat tabel konversi Hardness ke Tensile Strength (tabel 6.1) dan metode
Interpolasi.
64,19 X
6.8 Kesimpulan
1. Vickers
Pada metode Vickers, dilakukan menggunakan mesin uji. Pada mesin uji didapat
data meliputi diagonal indentasi 1, diagonal indentasi 2, dan nilai kekerasan
Vickers. Pengujian ini dilakukan tiga kali dengan posisi indentasi yang berbeda-
beda.
2. Rockwell
Pada metode Rockwell, dilakukan menggunakan mesin uji. Pada mesin uji, karena
kurangnnya ilmu pengetahuan dengan tidak memperhatikan hasil dari pengujian
Vickers, terjadi kesalahan pemilihan skala pengujian metode Rockwell yang
seharusnya didapat skala Rockwell B, justru menggunakan Rockwell C, sehingga
tidak didapat nilai konversi Tensile Strength dari Tabel 6.1
DAFTAR PUSTAKA