Anda di halaman 1dari 16

ARUS INTERFERENSI

(INTERFERENTIAL CURRENT/
IFC)
DASAR FISIOLOGI MFC
■ Arus AC 🡪 menyebabkan depolarisasi saraf
■ Terdiri dari positive dan negative half period
■ Effective time 🡪 mencapai treshold
■ Intensitas tinggi 🡪 effective time singkat
■ Gildemeister efek 🡪 depolarisasi saraf
menurut prinsip sumasi
■ Wedensky inhibition 🡪 hambatan repolarisasi
serabut saraf selama stimulasi
■ Pencegahan 🡪 interupsi setiap depolarisasi
Pendahuluan
■ IFC 🡪 arus frek menengah (middle frecuency
current)
■ Penggabungan dua buah arus dengan frekuensi
berbeda
■ Fenomena yang terjadi secara simultan pada
suatu media akibat superimposition satu arus
terhadap arus lain
■ Bentuk arus interferensi merupakan arus
sinusoidal biphasic simetris.
■ Dalam aplikasi klinis sering digunakan frekuensi
2000 dan 4000 Hz tergantung pada tujuan yang
diinginkan.
■ Perbedaan arus menghasilkan amplitudo
modulasi.
■ Besarnya frekuensi amplitudo modulasi (AMF)
ditentukan oleh selisih antara kedua arus dan
merupakan frekuensi treatmen.
■ Modifikasi amplitudo modulasi dilakukan melalui
pengaturan spektrum sehingga pulsa arus dapat
diatur sempit atau lebar dan melonjak tajam atau
datar.
■ Berkaitan dengan aplikasi pada kondisi yang
diterapi.
■ Perbedaan AMF akan membedakan sensasi
yang dirasakan pasien
■ Interferential current sangat sering
digunakan dalam aplikasi klinis.
■ Kemampuan penetrasi lebih dalam karena
tidak adanya tahanan pada kulit, karena
untuk menurunkan resisten jaringan
frekuensi harus ditingkatkan.
■ Aplikasi dengan intensitas tinggi tidak
menyebabkan iritasi kulit di bawah
elektrode sehingga lebih nyaman
dirasakan pasien.
■ Efek fisiologis 🡪stimulasi afferent nerve
fibers bermyelin tebal yang menyebabkan
pengurangan nyeri dan normalisasi
keseimbangan neuro-vegetative berupa
rileksasi dan peningkatan sirkulasi.
■ Stimulasi afferent nerve fibers bermyelin
tebal akan menghambat atau memberikan
efek blocking aktifitas afferent nerve fibers
bermyelin tipis sehingga persepsi nyeri
berkurang atau dihilangkan.
■ Lullies H (Elektrophysiologische Voraussetzunen
der Elektrodiagnostik und Therapie,
Elektromedizinband) 🡪 “masking effect”.
■ Melzack dan Wall menjelaskan efek stimulasi
afferent nerve fibers bermyelin tebal sebagai
“gate control” theory yang intinya adalah
stimulasi secara selektif afferent II dan II untuk
inhibisi afferent IV (nocicencoric) di lamina V.
■ Berkaitan dengan endorphine release theory
yang menyebutkan bahwa pada nyeri kronis
terjadi hipoaktifitas system endorphine sehingga
kebutuhan endorphine meningkat.
■ Pengurangan nyeri melalui stimulasi afferent
nerve fibers bermyelin tebal 🡪 menormalisasi
keseimbangan neurovegetative 🡪 dumping
symphathetic system 🡪 terjadi rileksasi dan
peningkatan sirkulasi yang menghasilkan
pengurangan nyeri melalui stimulasi affrent II
dan III.
■ Stimulasi nerve fibers bermyelin pada jaringan
otot dan kulit 🡪symphatetic reflex berkurang
yang diikuti post-excitatory depression pada
aktifitas symphatetic reflex
■ Secara subjektif pasien akan merasakan stimulasi
yang diberikan akan berkurang dengan bertambahnya
waktu.
■ Dikenal sebagai akomodasi yang timbul karena sensor
stimulasi berupa informasi mengalami penurunan.
Stimulasi tanpa perubahan stimulus akan menurunkan
efek stimulasi.
■ Untuk mencegah akomodasi dapat dilakukan dengan
peningkatan intensitas atau variasi frekuensi dan
berkaitan dengan akut dan kronis kondisi.
■ Intensitas relatif rendah, AMF relatif tinggi, spectrum
relatif lebar dan program spectrum relatif “mild
(lembut)” untuk kondisi akut dan intensitas relatif
tinggi, AMF relatif lebih rendah, spectrum relatif sempit
dan program spectrum relatif “abrupt (kasar)” untuk
kondisi kronis.
Aplikasi Interferential Current
1. Pemilihan AMF atau frekuensi treatmen
AMF tinggi (75-150 Hz) lebih tepat pada kondisi akut,
nyeri hebat atau keadaan hipersensitif. Dapat juga
digunakan sebagai treatmen awal.
AMF rendah (< 50 Hz) akan menyebabkan kontraksi
tetanik. Lebih tepat pada kondisi kronik atau sub akut.
2. Pemilihan frekuensi-sweep program
Berkaitan dengan program frekuensi modulasi
(sweep)
3. Model spektrum
Program spectrum 1/1 🡪 kondisi kronik atau sub akut
Program spectrum 6/6 untuk kondisi akut
1/30/1/30s untuk kondisi akut
4. Dosis
a. Intensitas
Didasarkan pada sensasi pasien yang terdiri dari
mitis, normal dan fortis
b. Waktu
Umumnya 10 menit dan menurut Prof Liliana
Nikolova Troeva dapat sampai 30 menit.
c. Pemilihan frekuensi
Frekuensi 2000 Hz lebih efektif untuk stimulasi otot.
Frekuensi 4000 Hz lebih efektif untuk mengurangi
nyeri.
Indikasi
1. Nyeri (otot, tendon, kapsul atau saraf)
2. Hipertonia
3. Kelemahan otot
4. Penyakit-penyakit dengan gejala berupa gangguan
keseimbangan neurovegetative yang mengarah
kepada gangguan sirkulasi dan fungsi organ.
5. Post traumatic (kontusio, sprain, luksasi, ruptur dan
kontraktur)
6. Arhrosis, spondylosis.
7. Periarthritis, bursitis, tendinitis.
8. Myalgia.
9. Atrophy
Kontraindikasi
1. Demam
2. Tumor
3. Tb
Relatif kontraindikasi

1. Inflamasi lokal.
2. Thrombosis.
3. Kehamilan.
4. Pacemaker.
5. Implant metal
Teknik Aplikasi
1. Pain-point atau trigger poin application
Pada kondisi terdapat titik nyeri/trigger point pada
otot, tendon, ligamen, kapsul sendi dan bursa.
Penggunaan two-pole technique dan point electrode
merupakan metode yang sangat tepat.
2. Nerve aplication
Pada aplikasi ini dilakukan sepanjang perjalanan
saraf, misalnya pada sciatica.
3. (Para) vertebral application
Posisi elektroda dekat atau pada columna vertebra
pada gejala-gejala nyeri lokal, cervical pain,
hipertonia otot erector trunk dan gangguan
keseimbangan neuro vegetative
Teknik Aplikasi (2)
4.Muscular application
Dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan
sirkulasi, memperkuat otot dan rileksasi
5.Transregional application
Jika suatu kondisi tidak terdapat titik aplikasi
yang jelas maka digunakan teknik ini dengan
penggunaan four-pole electrode.
Terutama pada nyeri menyebar teknik
automatic vector scan sangat tepat.

Anda mungkin juga menyukai