Pertanggung Jawaban Pidana Kel 1
Pertanggung Jawaban Pidana Kel 1
Dosen Pengampu:
Rahmawati, S.H.I., M.H
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Allah SWT Yang Maha Esa,
karena atas limpahan rahmat dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Pertanggungjawaban Pidana” ini tepat waktu tanpa ada
halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan. Serta shalawat dan salam penulis
curahkan atas junjungan alam yakni Nabi Muhammad Saw yang telah membawa
kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata
kuliah Fikih Munakahat. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan supaya
dapat memberi pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca. Ucapan terima kasih
kami sampaikan kepada Ibu Rahmawati, S.H.I., M.H sebagai dosen pengampu mata
kuliah Hukum Pidana yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman
dalam penyusunan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. Pengertia Pertanggung Jawaban Pidana..................................................................2
B. Dasar Hukum Pertanggung Jawaban Pidana...........................................................4
C. Macam-Macam Pertanggung Jawaban Pidana........................................................4
D. Unsur-Unsur Pertanggung Jawaban Pidana............................................................6
BAB III PENUTUP...........................................................................................................7
KESIMPULAN..................................................................................................................7
DAFTAR ISI......................................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanggungjawaban pidana merupakan salah satu bagian dari hukum pidana di samping
tindak pidana, pidana dan pemidanaan. Pertanggungjawaban pidana merupakan hal yang
penting dalam hukum pidana, karena tidak ada artinya pidana yang diancamkan kepada orang
yang melakukan tindak pidana kalau orang yang melakukannya. Jika seseorang diduga
melakukan suatu tindak pidana tetapi tidak diproses berdasarkan hukum acara pidana untuk
menentukan dapat atau tidak dapatnya diminta pertanggungjawaban pidananya, maka akan
dapat merendahkan wibawa hukum pidana di dalam masyarakat. Hal ini akan bisa
menyebabkan ada pandangan masyarakat bahwa tidak perlu takut melakukan tindak pidana
karena tidak akan diminta pertanggungjawaban pidananya.
Ciri dari hukum pidana adalah adanya pidana dan bila tidak ada pidana, maka tidak akan ada
hukum pidana. Pidana ini diancamkan terhadap orang yang melakukan suatu perbuatan yang
dilarang dalam undang-undang. Melalui pertanggungjawaban pidana ancaman pidana yang
terdapat dalam undang-undang secara nyata dijatuhkan kepada orang yang terbukti bersalah
melakukan suatu tindak pidana.
Pertanggungjawaban pidana didasarkan pada asas kesalahan. Asas kesalahan dalam bahasa
Belanda berbunyi geen straf zonder schuld artinya tidak ada pidana tanpa kesalahan. Dengan
demikian, seseorang baru dapat dipidana kalau pada orang tersebut terdapat kesalahan. Tidak
adil kalau orang yang tidak mempunyai kesalahan terhadapnya dijatuhi pidana.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pertanggung jawaban pidana?
2. Sebutkan macam-macam pertanggung jawaban pidana!
3. Apa saja yang menjadi unsur-unsur pidana!
4. Apa dasar hukum pertanggung jawaban pidana!
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kejahatan masuk ke dalam tindak pidana karena secara umum kejahatan dianggap
sebagai perbuatan yang merugikan dan melanggar norma yang telah hidup ditengah
masyarakat. Maka dari itulah konsep kejahatan tersebut harus di pertanggungjawabkan
atas dampak negatif yang muncul akibat dari terjadinya suatu bentuk kejahatan.Maka
seperlunya menjadi penting untuk menjadi bahasan bagaimana asal muasal atau latar
belakang dari Konsep pertanggungjawaban Pidana yang berlaku hingga saat ini.
CriminalLiability tersusun atas 2 suku kata yaitu Criminal atau kejahatan dan
Liability yang berarti kewajiban atau tanggung jawab. Di dalam Bahasa Indonesia
criminal liability belum dapat diartikan sebagai ”pertanggungjawaban kejahatan” tetapi
diartikan berbeda sebagai “ pertanggungjawaban Pidana”,sehingga dua kata tersebut
memiliki maksud dan tujuan yang berbeda dan perlu dilakukan penafsiran mendalam agar
didapat unsur-unsur yang terkandung dalam kata “tindak pidana” dan “
pertanggungjawaban ”. Tetapi karena telah lama berlaku ditengah masyarakat dan menjadi
sebuah kemakluman tersendiri maka pada intinya menjadi, pertanggungjawaban pidana
adalah sebuah bentuk tanggung jawab dari seseorang yang menentukan dibebaskannya
seseorang atau dipidana nya karena suatu hal kejahatan yang diperbuat olehnya.Criminal
Liability atau di dalam Bahasa Indonesia berarti pertanggung jawaban pidana (toereken-
baarheid) adalah kewajiban individu atau korporasi untuk menanggung konsekuensi atas
perbuatannya karena telah melakukan suatu kejahatan yang merugikan.
Suatu perbuatan dapat dikategorikan merupakan kejahatan dan dapat
dipertanggungjawabkan harus memenuhi unsur mensrea dan unsur actusreus Mensrea
secara umum diartikan adalah niat dari seseorang atau korporasi yang disini termasuk
subjek hukum untuk melakukan kejahatan, artinya orang tersebut secara sadar akan
melakukan kejahatan.
Sedangkan actus reusadalah perbuatan yang dihasilkan dari mens rea atau yang di
ekspetasikan. Menurut Roeslan Shaleh pertanggungjawaban pidana
adalah:“Pertanggungjawaban pidana diartikan sebagai diteruskannya celaan yang obyektif
2
yang dipidana karena perbuatan itu. Dasar adanya perbuatan pidana adalah asaslegalitas,
sedangkan dasar dapat dipidananya pembuat adalahasas kesalahan.Ini berarti bahwa pemu t
perbuatan pidana hanya akan dipidana jika ia mempunyai kesalahan dalam melakukan
perbuatan pidana tersebut”
Roscoe Pound seorang American Jurist dan Educator mengungkapkan bahwa mengenai
konsep pertanggungjawaban bertitik tolak melalui perspektif filosofis,ia menguraikan secara
sistematis mengenai konsepsi pertanggungawaban melalui skema berikut Pound mengartikan
pertenggungjawaban atau liability sebagai suatu kewajiban pelaku untuk menerima
pembalasan atas perbuatannya dari pihak yang Menurut Chairul Huda pada dasarnya suatu
tindak pidana ada karena berlaku asas legalitas, sedangkan dasar dapat dipidananya pelaku
pembuat tindak pidana adalah asas kesalahanTerjadinya pertanggungjawab pidana karena
telah ada tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang dan pada hakikatnya
pertanggungjawaban pidana merupakan solusi yang dibuat oleh hukum pidana sebagai bentuk
penolakan terhadap suatu perbuatan tertentuyang dapat mengganggu stabilitas dimasyarakat.
Seseorang yang telah melakukan suatu tindak pidana sedapatnya untuk bisa dimintai
pertanggungjawabannya secara garis besar harus memenuhi unsur tindak pidana yang telah
diperbuat olehnya, serta harus diperhatikan pula kondisi dari pelaku tindak pidana. Adapun
beberapa unsur-unsur pertannggungjawaban pidana meliputi:
a. Kecakapan untukbertanggungjawab.
3
Pertanggungjawaban pidana dengan pemidanaan, yang bertujuan untuk menpreventif
dilakukannya tindak pidana lain dengan menegakkan norma hukum demi ketertiban di
masyarakat, menyelesaikan konflik yang ditimbulkan tindak pidana, mengembalikan
stabilitas keamanan, yang dapat mendatangkan rasa damai di masyarakat, memasyarakatkan
yang berarti itu pula memberikan efek jera terhadap hal negatif yang telah dilakukan.Bagi
terpidana yang di masyarakatkanseseorang tersebut dengan harapn dapat memberikan
kehidupan baru yang lebih baik dari sebelumnya.
Dasar Hukum pidana didasarkan pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan juga
Undang-Undang Nomor 1 tahun 2023 tentang kitab UndangUndang Hukum Pidana. Adapun
terdapat dalam Q.S Fatir: 18.
َ اَل َتِز ُر َو اِز َر ٌة ِو ْز َر ُأْخ َر ى َو ِإْن َتْدُع ُم ْثَقَلٌة ِإَلى ِحْمِلَها اَل ُيْع َم ْل ِم ْنُه َش ْي ٌء َو َلْو َك اَن َذ ا ُقْر َبى ِإَّنَم ا ُتْنِذ ُر اَّلِذ ْيَن َيْخ َش ْو َن َر َّبُهْم
َتَز َّك ى َفِإَّنَم ا َيَتَز َّك ى ِلَنْفِسِه َو ِإَلى ِهَّللا اْلَم ِص يُر// ِباْلَغْيِب َو َأَقاُم وا الَّصلوَة َو َم ْن.
Artinya:
“Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang berat
dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan
untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang
dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun)
mereka tidak melihat-Nya dan mereka mendirikan sembahyang. Dan barangsiapa yang
mensucikan dirinya, sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan
kepada Allahlah kembali(mu).
4
Pertanggungjawaban terbagi dalam beberapa macam diantaranya yaitu:
a. Pertanggungjawaban Individual
Latar belakang adanya Pertanggung jawaban Individual berawal dari sebuh kehendak atau
keinginan yang bertentangan ini apabila dilakukan dengan sengaja maupun lalai tentu akan
mengganggu hubungan baik antar individu tersebut dan dapat mengakibatkan salah satu
pihak dirugikan. “berani berbuat beranbertanggungjawab”menandakan bahwa setiap individu
yang berbuat sesuatu harus dapat mempertanggungjawabkan perbuatan tersebut. Namun
tanggung jawab individu di isyaratkan untuk perbuatan yang dilakukan atas kehendak sendiri,
tanpa paksaan ataupun secaraterpaksa.
b. Pertanggungjawaban Sosial
Tanggung jawab sosial adalah kewajiban dari individu atau kelompok untuk berbuat
sesuatu yang harusnya dilakukan. Pada umumnya tanggung jawab sosial ini muncul bukan
dari suatu perbuatan yang telah merugikan, namun apabila tidak dilakukan kedepan akan
berakibat buruk sehingga perlu untuk dilaksanakan, seperti contoh yaitu menjaga lingkungan
hidup. Namun tanggung jawab sosial juga munculsebagai wujud filantropis dari diri manusia
tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap sosial tanpa adanya paksaan.
c. Pertanggungjawaban Pidana
Azas Legalitas merupakan sebuah dasar dari dapat dipidananya seseorang karena
berbuat sebuah kesalahan. Hal ini berarti bahwa pelaku dari suatu Tindak pidana tersebut
hanya dapat dipidana jika dia melakukan sebuah kesalahan, unsur penting yang harus
dicapai adalah unsur kesalahan.Kapan seseorang dikatakan mempunyai kesalahan
merupakan hal yang menyangkut masalah pertanggungjawaban pidana.
1. Kesalahan
2. Kesengajaan
3. Kealpaan
4. Perbuatan
5. Sifat melawanhukum.
5
Unsur objektif adalah adanya perbuatan yang bertentangan dengan hukum atau dengan kata
lain harus ada unsur melawan hukum. Unsur-unsur objektif yaitu:
1. Perbuatan
2. Sifat melawanhukum.
Alasan penghapusan pidana yang termasuk dalam alasan pemaaf yang terdapat dalam KUHP
adalah:
6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kejahatan masuk ke dalam tindak pidana karena secara umum kejahatan dianggap sebagai
perbuatan yang merugikan dan melanggar norma yang telah hidup ditengah masyarakat.
Maka dari itulah konsep kejahatan tersebut harus di pertanggungjawabkan atas dampak
negatif yang muncul akibat dari terjadinya suatu bentuk kejahatan.Maka seperlunya menjadi
penting untuk menjadi bahasan bagaimana asal muasal atau latar belakang dari Konsep
pertanggungjawaban Pidana yang berlaku hingga saat ini. Pertanggungjawaban pidana
dengan pemidanaan, yang bertujuan untuk menpreventif dilakukannya tindak pidana lain
dengan menegakkan norma hukum demi ketertiban di masyarakat, menyelesaikan konflik
yang ditimbulkan tindak pidana, mengembalikan stabilitas keamanan, yang dapat
mendatangkan rasa damai di masyarakat, memasyarakatkan yang berarti itu pula memberikan
efek jera terhadap hal negatif yang telah dilakukan.Bagi terpidana yang di
masyarakatkanseseorang tersebut dengan harapn dapat memberikan kehidupan baru yang
lebih baik dari sebelumnya.
Dasar Hukum pidana didasarkan pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan juga
Undang-Undang Nomor 1 tahun 2023 tentang kitab Undang Undang Hukum Pidana. Adapun
terdapat dalam Q.S Fatir: 18.
7
DAFTAR PUSTAKA
Aditama