Anda di halaman 1dari 7

Nama : Silvia Widiawati

NIM: 1192090100

Kelas : 3C/PGMI

Model dan Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia

Model pembelajaran bahasa indonesia

Model pembelajaran adalah kerangka yang memberikan gambaran sistematis untuk


melaksanakan pembelajaran agar membantu belajar siswa dalam tujuan tertentu yang ingin
dicapai. Artinya, agar model pembelajaran merupakan gambaran umum namun tetap
mengerucut pada tujuan khusus.

Pengertian model pembelajaran menurut para ahli

Trianto

Menurut trianto (2010,hlm 51) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran dikelas atau
pembelajaran dalam tutorial.

Saefudin & Berdiati

Model pembelajaran adalah kerngk konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan sistem belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebaai pedoman bai perancang pembelajaran dan para pengajar dalam melaksanakan aktivitas
pembelajaran.

Ciri-ciri model pembelajaran

Menurut kardi & nur dalam ngalimun (2016, hlm 7) model pembelajaran mempunyai empat
ciri khusus yang membedakan dengan strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri antara lain:

1. Model pembelajaran merupakan rasional teoretik logis yang disusun oleh para
pencipta atau pengembangannya
2. Berupa landasan pemikiran mengenai apa dan bagaiamana peserta didik akan belajar
(memiliki tujuan belajar dan pembelajaran yang ingin dicapai).
3. Tingkah laku pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil; dan lingkungan belajar yang dipelukan agar tujuan pembelajaran itu
dapat dicapai

Fungsi model pembelajaran

Fungsi model pembelajaran adalah pedoman dalam perancangan hinga pelaksanaan


pembelajaran. pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Trianto (2010,hlm 53) yang
mengemukakan bahwa fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang
pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Jenis Model Pembelajaran

Menurut Joyce & Weil dalam buku Suprihatiningrum (2013, hlm. 186) model-model
mengajar (pembelajaran) terbagi menjadi empat kategori sebagai berikut.

Information Processing Model (Model Pemrosesan Informasi)

Model ini menekankan pada pengolahan informasi dalam otak sebagai aktivitas mental siswa.
Model ini akan mengoptimalkan daya nalar dan daya pikir siswa melalui pemberian masalah
yang disajikan oleh guru.

Tugas siswa adalah memecahkan masalah-masalah tersebut. Model ini menerapkan teori
belajar behavioristik dan kognitivistik. Ada tujuh model yang termasuk dalam rumpun ini,
yakni :

Inductive thinking model (model berpikir induktif) yang dikembangkan oleh Hilda Taba;

Inquiry training model (model pelatihan inkuiri/penyingkapan/penyelidikan) yang


dikembangkan oleh Richard suchman;

Scientific inquiry (penyelidikan ilmiah) yang dikembangkan oleh Joseph J. Schwab;

Concept attainment (pencapaian konsep) oleh Jerome Bruner;

Cognitive growth (pertumbuhan kognitif) dikembangkan oleh Jean Piaget;

Advance organizer model (model pengatur/penyelenggaraan tingkat lanjut) oleh David


Ausubel;

Memory (daya ingat) oleh Harry Lorayne).

Personal Model (Model Pribadi)

Implikasi model ini dalam pembelajaran adalah guru harus menyediakan pembelajaran sesuai
dengan minat, pengalaman, dan perkembangan mental siswa. Model-model mengajar dalam
rumpun ini sesuai dengan paradigma student centered atau pembelajaran yang berpusat pada
siswa/peserta didik.

Social Interaction Model (Model Interaksi Sosial)

Rumpun model mengajar social interaction model menitikberatkan pada proses interaksi
antar individu yang terjadi dalam kelompok. Model-model mengajar disetting dalam
pembelajaran berkelompok. Model ini mengutamakan pengembangan kecakapan individu
dalam berhubungan dengan orang lain.

Behavioral Model (Model Perilaku)


Rumpun model ini sesuai dengan teori belajar behavioristik. Pembelajaran harus memberikan
perubahan pada perilaku si pembelajar ke arah yang sejalan dengan tujuan pembelajaran.
Kemudian, perubahan yang terjadi harus dapat diamati. Sehingga, guru dapat menguraikan
langkah-langkah pembelajaran yang konkret dan dapat diamati dalam upaya evaluasi
perkembangan peserta didiknya.

Macam Macam Model Pembelajaran

Menurut Hamdayama (2016, hlm. 132-182) macam-macam model pembelajaran adalah


sebagai berikut:

Model Pembelajaran Kontekstual

Merupakan model dengan konsep belajar yang membuat guru untuk mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. Prinsip pembelajaran kontekstual adalah
aktivitas peserta didik, peserta didik melakukan dan mengalami, tidak hanya monoton dan
mencatat. Model mengajar ini juga dapat mengembangkan kemampuan sosial peserta didik
karena dihadapkan pada situasi dunia nyata. Ada tujuh komponen utama dari pembelajaran
kontekstual yang membuatnya khas jika dibandingkan dengan model yang lain, yakni:

1. Kontruktivisme, mendorong peserta didik agar bisa mengkonstruksi pengetahuannya


melalui pengamatan dan pengalaman;
2. Inquiry, didasarkan pada penyingkapan, penyelidikan atau pencarian dan penelusuran;
3. Bertanya, sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu;
4. Learning community, dilakukan dengan membuat kelompok belajar;
5. Modeling, dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh peserta
didik;
6. Refleksi, proses pengkajian pengalaman yang telah dipelajari;
7. Penilaian nyata, proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang
perkembangan belajar peserta didik.

Model Pembelajaran Ekspositori

Ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara
verbal dari seorang guru kepada kelompok peserta didik supaya peserta didik dapat
menguasai materi secara optimal. Dalam model pengajaran ekspositori seorang pendidik
harus memberikan penjelasan atau menerangkan kepada peserta didik dengan cara
berceramah. Sehingga menyebabkan arah pembelajarannya monoton karena sangat
ditentukan oleh kepiawaian ceramah guru.

Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Nama lainnya dalam bahasa inggris adalah Problem based learning yang dapat diartikan
sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan para proses penyelesaian
masalah yang dihadapi secara ilmiah. Pemecahan masalah menjadi langkah utama dalam
model ini.

Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah kerangka konseptual rangkaian kegiatan belajar yang


dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Kelompok-kelompok tersebut bekerja sama untuk
mencapai tujuan pembelajaran.

Model pembelajaran PAIKEM

Merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan.


Pembelajaran ini dirancang agar membuat anak lebih aktif mengembangkan kreativitas
sehingga pembelajaran bisa berlangsung secara efektif, optimal, dan pada akhirnya terasa
lebih menyenangkan.

Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Learning)

Kerangka perencanaan dalam pembelajaran kuantum adalah TANDUR (Tumbuhkan, Alami,


Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). Komponen utama pembelajaran kuantum
dapat berupa:

1. Peta konsep sebagai teknik belajar efektif;


2. Teknik memori, adalah teknik memasukkan informasi ke dalam otak sesuai dengan cara kerja
otak;
3. Sistem pasak lokasi;
4. Teknik akrostik, teknik menghafal dengan cara mengambil huruf depan dari materi yang
ingin diingat kemudian menggabungkannya.

Intinya metode pembelajaran ini menggunakan berbagai cara untuk membuat pembelajaran
menerap dan dipahami dengan mudah oleh peserta didik. Caranya bisa sangat interaktif dan
melibatkan peserta didik dalam kegiatan langsung untuk mendemonstrasikan materi diiringi
perayaan seperti yel motivasi.

Model Pembelajaran Terpadu

Merupakan model yang dapat melibatkan beberapa mata pelajaran sekaligus agar
memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna pada peserta didik. Pembelajaran
terpadu terbagi menjadi sepuluh jenis, yakni:

1. Model penggalan;
2. Model keterhubungan;
3. Model sarang;
4. Model urutan;
5. Model bagian;
6. Model jaring laba-laba;
7. Model galur;
8. Model keterpaduan;
9. Model celupan;
10. Model jaringan.

Model pembelajaran kelas rangkap

Pembelajaran kelas rangkap menekankan dua hal utama, yakni penggabungan kelas secara
integrative dan pembelajaran terpusat pada peserta didik, sehingga Guru tidak harus
mengulang kembali untuk mengajar pada dua kelas yang berbeda dengan program yang
berbeda pula. Efisiensi adalah kunci dari model pembelajaran ini. Merangkapkan beberapa
rombongan belajar dapat meningkan efisiensi pembelajaran.Macam-macam model
pembelajaran kelas rangkap atau biasa disingkat PKR meliputi:

1. Model PKR 221: dua kelas, dua mata pelajaran, datu ruangan;
2. Model PKR 222 : berarti memiliki dua kelas dan dua mata pelajaran, pada dua ruangan;
3. Model PKR 333 : tiga kelas, tiga mata pelajaran, tiga ruangan.

Model Pembelajaran Tugas Terstruktur

Pembelajaran ini menekankan pada penyusunan tugas terstruktur yang wajib diselesaikan
oleh peserta didik guna mendalami dan memperluas penguasaan materi yang sesuai dengan
materi pembelajaran yang sudah dikaji. Bentuk tugas terstruktur meliputi laporan ilmiah,
portofolio (produk ciptaan peserta didik), makalah individu, makalah kelompok, dsb.

Model pembelajaran portofolio

Model pembelajaran portofolio menitikberatkan pada pengumpulan karya terpilih dari satu
kelas secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif membuat kebijakan untuk
memecahkan masalah. Prinsip dasar model pembelajaran portofolio, yaitu prinsip belajar
peserta didik aktif dan kelompok belajar kooperatif untuk menghasilkan produk portofolio
secara bersama.

Model pembelajaran tematik

Merupakan pembelajaran dengan suatu kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan materi


beberapa pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan sesuai dengan kebutuhan lingkungan
peserta didik yang akan menjadi lahan dunia nyata bagi dirinya. Pembelajaran tematik
mempunyai beberapa prinsip dasar, yaitu:
1. Bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan;
2. Bentuk belajar dirancang agar peserta didik menemukan tema;
3. Efisiensi (terdiri dari beberapa pelajaran sekaligus).

B. metode pembelajaran indonesia

Metode pembelajaran bahasa ialah rencana pembelajaran bahasa, yang mencakup pemilihan,
penentuan, dan penyusunan secara sistematis bahan yang akan diajarkan, serta kemungkinan
pengadaan remedi dan bagaimana pengembangannya.

Macam-macam metode pembelajaran

a. Metode Tata Bahasa


Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa terdapat logika universal yang meupakan
dasar semua bahasadi dunia. Ciri-ciri utama pada metode tata bahasa adalah
berpandangan bahwa bahwa pengajaran bahasa bertujuan mengembangkan intelektual
oleh karena itu, pengembangan bahasa diarahkan pada penghafalan kaidah-kaidah
dan fakta-fakta tentang tata bahasa agar dapat dipahami dan dilakukan penerapan
penerapan kaidah-kaidah pada bidang morfologi dan sintaksis dalam bahasa target.
adapun kegiatan berbahasa lainnya seperti mengarang dan berbicara, kurang
mendapatkan perhatian. Hal tersebut terkait dengan tujuan utama dari metode ini yaitu
lebih pada sasaran kognitifnya.Langkah-langkah metode pembelajaran tata bahasa
terjemahan sebagai berikut.
1) Guru memberikan definisi definisi jenis kata, imbuhan dan perkecualian
perkecualian kaidah
2) kurung melati belajar untuk menerjemahkan kalimat dan paragraf adapun materi
yang diajarkan diambil dari buku-buku sastra memiliki ciri-ciri estetis
3) guru memberi daftar kosakata yang lepas dari konteks yang untuk dihafalkan
4) guru memberi tugas rumah untuk menerjemahkan halaman halaman dari buku
sastra untuk dibicarakan pada pertemuan berikutnya
b. Metode langsung
metode ini muncul karena ketidakpuasan keberhasilan metode tatabahasa/terjemahan.
Metode langsung dilakukan berdasarkan asumsi bahwa proses belajar target (bahasa
yang dipelajari) bahasa sumber (bahasa pertama atau ibu, yakni penguasaan bahasa
secara langsung dan intensif dalam komunikasi. langkah-langkah pengajaran metode
langsung sebagai berikut
1) pelajaran dimulai dengan dialog atau humor yang yang pendek dalam bahasa target
dalam gaya bahasa informasi
2) materi disajikan secara lisan dengan gerakan-gerakan isyarat-isyarat, dramatis, atau
gambar-gambar
3) tanya jawab menggunakan bahasa target berdasarkan dialog atau humor yang
disampaikan
4) tata bahasa diajarkan secara induktif, yakni dengan cara memberikan contoh-
contoh yang mempermudah pelajar untuk mengambil simpulan
5) kata-kata dan imbuhan di berikan pada pertemuan
6) siswa yang sudah maju diberi bacaan sastra untuk pemahaman dan kenikmatan
bukan dianalisis secara struktural.
c. Metode membaca
metode membaca merupakan tingkat penerapan teori-teori membaca yang ada pada
tingkat model membaca. penerapan metode membaca dilakukan dengan cara
melakukan pemilihan kemahiran khusus yang akan digunakan untuk membaca, yaitu
kemahiran memanfaatkan informasi visual dan nonvisual.
d. Metode situasional
metode situasional menghubungkan pola-pola struktural dari bahasa dengan situasi
atau konteks kejadian. kegiatan bahasa dipandang sebagai bagian dari keseluruhan
kegiatan yang melibatkan pelaku.langkah-langkah pengajaran bahasa dengan metode
situasional dilakukan dengan prinsip sebagai berikut
1) butir-butir tata bahasa disajikan secara situasional dalam pola-pola kalimat yang
menunjukkan fungsi dan maknanya; 2)setiap pola kalimat dalam memperkenalkan
hanya 1 butir struktur kalimat; 3) butir-butir yang menjadi penyebab kesulitan bagi
pelajar menjadi perhatian khusus; 4) penyajian melalui pendengaran dan lisan serta
latihan segera dirangkum melalui membaca dan mengarang; 5) membimbing dalam
pengucapan tekanan suku kata dari kata-kata baru, ritme kalimat, dan pola-pola
kalimat baru dan dan,6) kelompok-kelompok bacaan yang berisi struktur-struktur
kalimat yang disajikan secara terpimpin dan yang sesuai dengan tingkat kemahiran
pelajar.
e. Metode audiolingual
metode audiolingual merupakan perluasan dari pendekatan struktural yang
menekankan pada pentingnya pola bahasa dalam pengajaran serta memandang bahasa
lisan sebagai bentuk komunikasi yang paling utama. Langkah-langkah metode
audiolingual adalah sebagai berikut
1) penyajian dialog bacaan pendek yang dibacakan guru berulangkali siswa
menyimak dan tidak melihat teks; 2) peniruan dan penghafalan dialog dengan teknik
meniru secara serempak dan menghafalkan kalimat-kalimat itu; 3) penyajian pola-
pola kalimat yang sulit diajarkan dengan menggunakan teknik drill dan, 4) dramatis
dari dialog pendek yang telah dikuasai siswa dan diminta mempergerakan
keterampilannya di depan kelas

https://serupa.id/model-pembelajaran-pengertian-ciri-jenis-macam-contoh/

Anda mungkin juga menyukai