Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENGAJARAN

POKOK BAHASAN : Pencegahan infeksi Luka Post operasi di rumah


SUB POKOK BAHASAN : Definisi Infeksi Luka operasi, Faktor risiko kejadian infeksi luka
operasi, Tanda dan gejala infeksi Luka operasi, Fase penyembuhan Luka, Pencegahan infeksi Luka
operasi (Post operasi)
WAKTU : Senin, 11 Desember 2023, 13.00 WIB s/d selesai
SASARAN : Ny M (Pasien dan keluarga yang di rawat)
TEMPAT : Ruang 202 PIS II RSPAD Gatot Soebroto
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:
Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit diharapkan keluarga mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang pencegahan infeksi luka post operasi di rumah.
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:
Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit diharapkan keluarga mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang pencegahan infeksi luka post operasi:
a. Mengetahui Definisi Infeksi Luka Operasi
b. Mengetahui Faktor Risiko Kejadian Infeksi Luka Operasi
c. Mengetahui Tanda dan Gejala Infeksi Luka Operasi
d. Mengetahui Fase Penyembuhan Luka
e. Mengetahui Pencegahan Infeksi Luka Operasi (Post Operasi)
3. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR:
No Tahap Waktu Kegiatan Media
1 Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam Leaflet
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menyampaikan kontrak 3. Mendengarkan
waktu dan tempat 4. Menjawab pertanyaan
penyuluhan 5. Mendengarkan
4. Menanyakan
persetujuan peserta
Menyampaikan TIU dan
TIK
2 Pelaksanaan Menjelaskan materi tentang: 1. Mendengarkan Leaflet
2. Mendengarkan
3. Mendengarkan
No Tahap Waktu Kegiatan Media
1. Definisi Infeksi 4. Mendengarkan
Luka Operasi 5. Mendengarkan
6. Mendengarkan
2. Faktor Risiko 7. Mendengarkan
Kejadian Infeksi
Luka Operasi
3. Tanda dan Gejala
Infeksi Luka
Operasi
4. Fase Penyembuhan
Luka
5. Pencegahan Infeksi
Luka Operasi (Post
Operasi)

3 Penutup Sesi Tanya jawab dan 1. Bertanya Leaflet


evaluasi 2. Menjawab pertanyaan
1. Memberikan 3. Mendengarkan
kesempatan peserta 4. Menjawab
untuk bertanya terkait
materi yang
disampaikan
2. Menanyakan kepada
pasien dan keluarga
a. Apa saja tanda
gejala infeksi luka
post operasi?
b. Bagaimana cara
mencegah infeksi
pada luka post
operasi? (minimal
3)
c. Bagaimana
langkah-langkah
penggantian balutan
pasca operasi
No Tahap Waktu Kegiatan Media
3. Memberikan
reinforcement positif
dan pujian kepada
peserta
4. Menutup penyuluhan
(salam)

4. METODE:
Ceramah dan Tanya Jawab (Diskusi)
5. MEDIA
Leaflet
6. MATERI (OUT LINE MATERI)
1. Definisi Infeksi Luka Operasi
Infeksi merupakan masuknya microorganisme pathogen yang dapat menimbulkan
penyakit, infeksi adalah suatu proses invasi mikroorganisme ke dalam host yang mampu
menyebabkan pathogenesis atau kesakitan pada host itu sendiri. Infeksi adalah masuk
dan berkembangnya agen infeksi kedalam tubuh seseorang, ditandai dengan tanda-
tanda klasik meliputi kemerahan (rubor), nyeri (dolor), pebengkakan (tumor),
peningkatan suhu (kalor) pada jaringan luka dan demam.Infeksi luka operasi adalah
infeksi pada tempat di daerah luka setelah tindakan bedah. Infeksi luka operasi adalah
infeksi yang terjadi ketika mikroorganisme dari kulit, bagian tubuh lain atau lingkungan
masuk ke dalam insisi yang terjadi dalam waktu 30 hari atau 1 tahun jika ada implantasi
(menggunakan alat yang ditanam) pasca operasi yang ditandai dengan adanya pus,
inflamasi, bengkak, nyeri, dan rasa panas. Infeksi terjadi dalam rentang waktu 30 hari
pasca operasi dan jika terjadi implantasi maka pemantauan dilakukan dalam kurun
waktu 1 tahun. Infeksi luka operasi menjadi penyulit yang serius pada proses
pembedahan karena menjadi morbiditas pasca operasi dan menimbulkan infeksi
nosocomial dalam jumlah bermakna serta merupakan masalah perawatan kesehatan di
rumah sakit seluruh dunia. Infeksi yang terjadi pada luka operasi disebabkan oleh
bakteri, yaitu bakteri gram negative (E.Coli), gram positif (Enterococcus) dan terkadang
bakteri anaerob yang dapat berasal dari kulit, lingkungan, dari alat-alat untuk menutup
luka dan operasi.
Berdasarkan epidemiologi nya infeksi pada luka post operasi mengenai paling sedikit
920.000 orang dari 23 juta pasien yang menjalani pembedahan setiap tahun di Amerika
serikat, ternyata 290.000 pasien mengalami ILO dan 8000 pasien meninggal karena
infeksi. Kasus infeksi nosocomial di Indonesia yaitu ILO menunjukkan angka kejadian
bervariasi antara 2-18% dari keseluruhan prosedur pembedahan dengan kelompok usia
terbesar pada usia lebih dari 65 tahun. Penyebab ILO masih sulit ditentukan sering
dikaitkan dengan flora mikroba dan pasien, petugas bedah, teknik pembedahan,
lingkungan, dan faktor pasien sebagai pejamu.
2. Faktor Risiko Kejadian Infeksi Luka Operasi
Faktor risiko terjadinya infeksi luka operasi antara lain kondisi pasien, prosedur operasi,
jenis operasi, dan perawatan pasca infeksi
1. Faktor internal (kondisi pasien)
A. Usia, usia yang terlalu ekstrim dianggap dapat mempengaruhi peningkatan risiko
infeksi luka operasi. Semakin tua seseorang semakin lambat proses penyembuhan
lukanya. Usia yang terlalu mudah memiliki sistem imun yang belum matang dan
umur yang tua memiliki fungsi sistem imun yang berubah. Usia dapat menganggua
semua tahapan penyembuhan luka.
B. Status gizi, status gizi merupakan kondisi dimana mengalami malnutrisi atau tidak.
Body mass index menjadi salah satu patokan pengukuran status gizi. BMI dapat
dikategorikan berat badan kurang, kelebihan berat badan dan obesitas. Semakin
kurus ataupun semakin gemuk akan memperlambat proses penyembuhan luka. Tetapi
tidak jarang juga pasien datang dalam keadaan gizi kurang baik misalnya terjadi pada
penderita penyakit saluran cerna, keganasan, infeksi kronik dan trauma berat.
C. Suhu, hipotermi menyebabkan vasokontriksi, mengurangi ketegangan oksigen,
meningkatkan perdarahan, dan meningkatkan lama rawat inap bahkan untuk pasien
yang tidak terinfeksi
D. Riwayat diabetes mellitus dan gula darah, luka yang terinfeksi tergantung seberapa
besar luka pasien, riwayat DM dan nilai gula darah. Kebanyakan luka pasien
terinfeksi karena adanya luka riwayat diabetes mellitus dengan nilai gula darah yang
tidak terkontrol
2. Faktor Internal (Prosedur operasi)
A. Cukur rambut preoperasi, pencukuran sebaiknya menggunakan clipper, clipper lebih
meminimalkan perlukaan pada kulit yang dapat menyebabkan peningkatan terjadinya
infeksi daerah operasi
B. Mandi Preoperasi, dapat menyingkirkan kuman staphylococcus mandi dengan
menggunakan chlorhexidine dapat mengurangi jumlah mikroorganisme dalam tubuh,
tempat pembedahan harus bebas dari tanah dan kotoran.
C. Antibiotik Profilaksis, untuk menurunkan angka kejadian ILO adalah dengan
pemberian antibiotic yang bertujuan mencegah perkembangan infeksi pada area operasi.
Pemberian antibiotic 30 menit sebelum operasi sebagian besar tidak mengalami infeksi.
Namun jika pemilihan jenis antibiotic yang tidak tepat, waktu pemberian antibiotic tidak
tepat, dan durasi antibiotic yang lama bisa menjadi faktor risiko infeksi.
3. Tanda dan Gejala Infeksi Luka Operasi
Infeksi Luka post operasi ditandai dengan:
a. Luka yang tampak kemerahan pada area sekitar luka operasi
b. Mengeluarkan pus, nanah, bau pada luka
c. Nyeri (adanya rasa perih dan sakit pada luka operasi)
d. Edema
e. Peningkatan suhu tubuh (Demam)
f. Luka operasi terasa panas
g. Perhatikan apakah waktu untuk proses penyembuhan luka operasi lama
4. Fase Penyembuhan Luka
Penyembuhan luka adalah suatu bentuk proses atau usaha untuk memperbaiki kerusakan
yang terjadi. Pertumbuhan pembuluh darah adalah proses penting awal penyembuhan
di tempat luka untuk meningkatkan aliran darah. Fibroblast jaringan ikat fibrous adalah
sel yang bertanggung jawab dalam sintesa kolagen, penyembuhan luka yang ideal
adalah normalnya struktur, fungsi, dan anatomi kulit. Luka dibagi menjadi dua yaitu
luka akut dan luka kronis, luka akut mengalami peristiwa molekuler yang menghasilkan
kembalinya integritas structural sedangkan luka kronis adalah luka yang tidak dapat
terselesaikan dan ditandai dengan proses patologis seperti peradangan terus menerus,
infeksi persisten, dan nekrosis. Luka akut biasanya mengalami proses luka secara
normal batas sembuh adalah seminggu, luka kronis biasanya tidak mengikuti proses
penyembuhan luka secara normal (berhenti di fase inflamasi, keluar nanah atau eksudat
terus menerus). Fase penyembuhan luka dibagi menjadi tiga (dari proses wound healing
stage):
a. Fase inflamasi (0-5/7 hari pasca operasi): pada luka terjadi pendarahan, keluarnya
trombosit, dan sel-sel radang, trombosit mengeluarkan prostaglandin, tromboksan
dan asam amino yang mempengaruhi pembekuan darah dan kemotaksis terhadap
leukosit, tahapan awal inflamasi ditandai dengan gejala merah dan panas pada
daerah luka operasi. Respon vaskular pada tempat terjadinya cedera merupakan
suatu yang mendasar untuk reaksi inflamasi akut. Perubahan ini meliputi perubahan
aliran darah dan permeabilitas pembuluh darah. Perubahan aliran darah karena
terjadi dilatasi arteri local sehingga terjadi pertambahan aliran darah yang disusul
dengan perlambatan aliran darah. Terjadi vasokontriksi dan proses penghentian
darah. Sel radang keluar dari pembuluh darah daerah luka secara kemotaksis, sel
mast mengeluarkan serotonin dan histamin yang meninggikan permeabilitas kapiler
terjadi esksudasi cairan edema. Leukosit, limfosit dan monosit menghancurkan dan
memakan kotoran maupun kuman (fagositosis). Secara klinis akan tampak edema,
nyeri, eritema, bila dipalpasi hangat. Pada fase awal ini terdapat paparan matriks
ekstrasel terhadap platetel yang menyebabkan agregasi, degranulasi, dan aktivasi
faktor-faktor koagulasi, kemudian terjadi pengeluaran substansi inflamasi oleh
platelet. Kolagen juga akan muncul pada tahap awal ini yaitu pada hari ke 5 sampai
dengan ke 7 post operasi, bila lebih dari tujuh hari berarti terjadi perlambatan
sintesis kolagen yang berarti penyembuhan luka lambat.
b. Fase proliferasi (hari ke 5- 2 minggu setelah luka/ 1-21 hari): secara klinis akan
terjadi granulasi yang berwarna merah dengan epitel tipis yang mengelilingi daerah
luka, dan luka menjadi mengecil, kondisi ini tergantung pada kondisi pasien dan
faktor yang mempengaruhi seperti albumin, kadar vitamin C, mineral yang ikut
mempengaruhi proses penyembuhan luka. Proliferasi dan pembentukan fibroblast
(menghubungkan sel-sel). Dalam fase ini terjadi sintesis dari beberapa matriks
penting (kolagen dan proteoglikan). Pada fase ini luka diisi oleh sel-sel radang,
fibroblast, serat-serat kolagen, kapiler baru, membentuk jaringan kemerahan
dengan permukaan tak rata disebut jaringan granulasi. Pada fase ini jahitan
biasanya diangkat bila menggunakan benang.
c. Fase Remodeling atau maturasi (3 minggu- 2 tahun berakhir bila tanda radang
sudah hilang/ 21 hari-2 tahun): jaringan parut dan sekitarnya berwarna pucat, tipis,
lemas, dan tak ada rasa sakit maupun gatal. Berlangsung dengan sintesis kolagen
oleh fibroblast hingga struktur luka menjadi utuh. Kolagen tipe I menggantikan
kolagen tipe III dan meningkatkan tensile strength luka (jahitan biasanya diangkat
apabila sudah terlihat adnya tensile strength yang mendekatkan tepi luka) Secara
klinis mulai terbentuk jaringan parut (scar) yang mulai mengecil dan bertendensi
berwarna pucat.
5. Pencegahan Infeksi Luka Operasi (Post Operasi)
Luka operasi dapat mengalami infeksi ketika tidak menjaga kebersihan luka operasi dengan
baik. Banyak sekali orang yang mengabaikan pentingnya perawatan luka setelah dirumah,
padahal luka yang tidak ditangani dengan tepat dapat menimbulkan infeksi.
Hal yang perlu diperhatikan pada pencegahan infeksi luka operasi (Post operasi)
1. Nutrisi, nutrisi sangat penting bagi perawatan pasien mengingat kebutuhan pasien akan
nutrisi bervariasi, maka dibutuhkan diet atau pengaturan makanan. Tujuan diet pasca
operasi adalah mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal untuk
mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien.
Pemberian protein tinggi pada pasien, tidak ada pantangan kecuali alergi. Memberikan
kebutuhan dasar (cairan, energi, protein) mengganti kehilangan protein, glikogen, zat
besi dan zat gizi lain, mencegah dan menghentikan perdarahan. Makanan yang
mengandung cukup energi, protein, lemak, zat gizi, bentuk makanan disesuaikan dengan
kondisi pasien, menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam), suhu makanan
bersuhu dingin, pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai kemampuan pasien,
dan kebiasaan makan pasien. Jenis diet dan indikasi pemberian diet:
A. DPB 1 (selama 6 jam sesudah operasi): air putih, teh manis, cairan lain yang ada di
makanan, makanan diberikan dalam waktu sesingkat mungkin. Diberikan setelah
sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus mulai bekerja
B. DPB II: makanan bentuk cair kental, kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, puding
rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. yang tidak boleh diberikan adalah
air jeruk dan minuman yang mengandung karbondioksida.
C. DPB III: makanan saring ditambah susu dan biscuit. Cairan hendaknya tidak
melebihi 2000 ml sehari. Makanan yang tidak dianjurkan adalah makanan dengan
bumbu tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida
D. DPB IV: makanan lunak yang dibagi dalam tiga kali makanan lengkap dan satu kali
makanan selingan. Diberikan pada pasien pasca operasi kecil, setelah DPB 1 dan
pasien pasca operasi besar, setelah DPB III.
2. Personal Hygiene
Hal lain yang harus diperhatikan adalah personal hygiene yang dimana bertujuan untuk
memelihara kebersihan diri secara keseluruhan untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Pasien yang dinilai dapat melakukan personal hygiene sendiri dapat melakukan berbagai
kegiatan mandiri seperti mandi, oral hygiene, eliminasi, dan berhias. Namun apabila
masih belum memungkinkan maka bisa meminta bantuan kepada keluarga atau perawat
yang bertugas
3. Luka operasi jangan sampai terkena air
Menjaga luka operasi agar tidak terkena air adalah salah satu hal yang penting. Pasien
yang baru melakukan operasi biasanya tidak diperkenankan untuk mengenai area bagian
luka. Jika terlalu banyak terkena air seperti berendam dikarenakan apabila perban basah
maka akan rentan terpapar infeksi dan harus segera dilakukan penggantian perban
4. Ganti perban penutup luka operasi secara berkala
Perban digunakan untuk membantu melindungi luka operasi dari cedera luar dan
memberikan kesempatan pada luka untuk sembuh lebih cepat, berikut langkah-langkah
mengganti perban:
Cara penggantian balutan/perban di rumah (Rawat jalan):
a) Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum dan sesudah mengganti perban
dan pakailan sarung tangan bersih
b) Basahi perban dengan air bersih (Nacl) saat akan dibuka agar memberikan rasa
nyaman
c) Bersihkan area sekitar luka (dari dalam kemudian keluar) (atas ke bawah) dengan
kain kassa yang telah dibasahi dengan (Nacl 0,9%)
d) Jangan gunakan sabun antibakteri atau cairan antiseptic karena dapat menunda
proses penyembuhan luka
e) Jangan mengoleskan krim apapun kecuali ada resep dari dokter
f) Terakhir, tutup luka kembali dengan balutan kassa lembab (Nacl 0,9%) dan kassa
kering rekatkan dengan hypafix atau plester
5. Menjaga jahitan supaya tidak robek
a) Menjaga agar sayatan tetap bersih dan kering, hindari mandi selama 24 jam pertama
b) Jangan menggaruk luka operasi meskipun gatal sebab dapat berisiko menyebabkan
benang jahitan terlepas
c) Hindari olahraga yang dapat menyebabkan tekanan pada daerah luka. Jika menjadi
sebuah tuntutan pekerjaan maka dapat dilakukan 7 hari setelah operasi dengan
tindak mengangkat beban berat
6. Mobilisasi dini, merupakan proses aktivitas yang dilakukan 6 jam pasca operasi dimulai
dari latihan ringan di atas tempat tidur (latihan pernafasan, latihan batuk efektif, dan
menggerakkan tungkai) sampai dengan pasien bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke
kamar mandi dan berjalan keluar kamar. Mobilisasi merupakan salah satu faktor dari
penyembuhan luka, karena dengan melakukan mobilisasi dapat memperlancar
sirkulasi darah supaya terhindar dari resiko pembekuan darah
7. EVALUASI
a) Standar persiapan :
Mahasiswa dan pasien, keluarga sudah berada pada posisi yang direncanakan
Alat: peserta, media leaflet
Tempat dan alat sesuai dengan perencanaan:
: Tim Penyuluh (Aisyah Kamelia)
: Keluarga Ny M

: Bed Ny M dan Ny M

b) Standar proses :
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
80% peserta mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
80% peserta berperan aktif selama kegiatan berjalan
Mengajukan pertanyaan pada sasaran terkait:
Apa saja tanda gejala infeksi luka post operasi?
Bagaimana cara mencegah infeksi pada luka post operasi? (minimal 3)
Bagaimana Langkah-langkah penggantian balutan pasca operasi?

c) Standar hasil :
Pasien dan keluarga menyebutkan tanda dan gejala infeksi luka post operasi
Pasien dan keluarga menyebutkan 3 dari 6 pencegahan infeksi pada luka post operasi
di rumah
Pasien dan keluarga menyebutkan Langkah-langkah penggantian balutan pasca operasi
dirumah
8. BUKU SUMBER/REFERENSI:

Anda mungkin juga menyukai