Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dian Fitriani

Instansi : Universitas Negeri Surabaya

Jurusan : PPG Prajabatan - Pekerjaan Sosial

Mata Kuliah : Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya

T.3. Elaborasi Pemahaman

1. Bagaimana sebuah asesmen dapat mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran?


Assesmen dapat mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran dengan cara mengukur
pencapaian kompetensi yang telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh peserta
didik. Assesmen yang baik harus dapat mengukur semua aspek kompetensi yang
terkandung dalam tujuan pembelajaran.
Untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran, asesmen harus memiliki kriteria
ketercapaian yang jelas. Kriteria ketercapaian merupakan deskripsi konkret mengenai
keterampilan dan kompetensi yang perlu dikuasai oleh peserta didik. Kriteria ketercapaian
ini menjadi acuan dalam menilai hasil asesmen.
Selain itu, asesmen juga harus memiliki instrumen yang sesuai dengan kriteria
ketercapaian. Instrumen asesmen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik. Instrumen asesmen yang sesuai akan menghasilkan data yang
valid dan dapat dipercaya.
Berikut adalah beberapa contoh asesmen yang dapat digunakan untuk mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran:

• Tes tertulis

• Tes lisan

• Tes praktik

• Portofolio

• Proyek

• Observasi

2. Bagaimana sebuah asesmen dapat memberi ruang pada peserta didik untuk
memberikan umpan balik pada proses pembelajaran?
Assesmen dapat memberi ruang pada peserta didik untuk memberikan umpan balik
pada proses pembelajaran dengan cara melibatkan peserta didik dalam proses asesmen.
Peserta didik dapat dilibatkan dalam proses asesmen dengan berbagai cara, seperti:

• Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan tanggapan terhadap


instrumen asesmen.

• Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengoreksi hasil asesmennya


sendiri.

• Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan umpan balik


terhadap hasil asesmen temannya.

Dengan melibatkan peserta didik dalam proses asesmen, peserta didik akan memiliki
kesempatan untuk belajar dari hasil asesmennya sendiri. Peserta didik juga akan lebih
termotivasi untuk belajar karena mereka merasa memiliki peran dalam proses
pembelajaran.

3. Bagaimana jika asesmen yang telah diterapkan dalam proses pembelajaran belum
dapat memenuhi tujuan pembelajaran?
Jika asesmen yang telah diterapkan dalam proses pembelajaran belum dapat memenuhi
tujuan pembelajaran, maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu:

• Meninjau kembali tujuan pembelajaran. Apakah tujuan pembelajaran sudah jelas dan
terukur? Apakah tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai?

• Meninjau kembali kriteria ketercapaian. Apakah kriteria ketercapaian sudah jelas dan
spesifik? Apakah kriteria ketercapaian sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran?

• Meninjau kembali instrumen asesmen. Apakah instrumen asesmen sudah sesuai dengan
kriteria ketercapaian? Apakah instrumen asesmen sudah valid dan reliabel?

Selain itu, guru juga dapat melakukan beberapa hal berikut untuk meningkatkan efektivitas
asesmen:

• Melakukan asesmen secara berkala. Asesmen tidak hanya dilakukan pada akhir
pembelajaran, tetapi juga dilakukan secara berkala selama proses pembelajaran
berlangsung.
• Menggunakan berbagai jenis asesmen. Tidak hanya menggunakan satu jenis asesmen,
tetapi juga menggunakan berbagai jenis asesmen untuk mengukur berbagai aspek
kompetensi.

• Memberikan umpan balik yang konstruktif. Umpan balik yang diberikan kepada
peserta didik harus bersifat konstruktif dan dapat membantu peserta didik untuk
meningkatkan hasil belajarnya.

Dengan melakukan hal-hal tersebut, diharapkan asesmen yang diterapkan dalam proses
pembelajaran dapat memenuhi tujuan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai