Makalah Ismail Angkat FPT

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

INOVASI DAN PROGRAM KERJA


PEMILU SERENTAK NASIONAL YANG
KREDIBEL DAN BERINTEGRITAS

CALON ANGGOTA PANWASLIH KABUPATEN


ACEH SINGKIL

DI SUSUN OLEH;
ISMAIL ANGKAT. S.HI., M.I.P

KABUPATEN ACEH SINGKIL


PROVINSI ACEH
TAHUN 2023
A. PENDAHULUAN
Negara kita terus mencari formulasi ideal mendorong proses demokrasi di
Indonesia, hingga saat ini berbagai lembaga dan regulasi dibentuk sebagai
infrastruktur demokrasi. Proses dan kelangsungan demokrasi juga menjadi penting,
jika ada kehadiran partisipasi publik dan lembaga-lembaga independen yang punya
reputasi dalam hal penegakan demokrasi. Kita belajar dari level demokrasi di
tingkat nasional dan lokal masih banyak proses demokrasi yang menyimpang dari
hakekat demokrasi yang sebenarnya, hal itu di tandai dengan proses penggugatan
hasil pemilu itu sendiri di Mahkamah Konstitusi (MK), di MK itulah jalan
konstitusi di tempuh untuk mencari jalan keadilan yang diyakini oleh kontestan.
102 PHP Pilkada serentak 2020 telah diterima di MK (Baca: detik.com), menjadi
catatan serius dalam sejarah berdemokrasi kita, pembelajaran sejarah demokrasi
bagian terpenting sebagai basis epistemic untuk terus menentukan jalan demokrasi
kedepan. Fase demokrasi ini tidak terlepas dari proses evaluasi dan merencanakan
agenda demokrasi yang ideal. Terkait dengan proses evaluasi demokrasi tidak bisa
terlepas dari telaah-telaah kritis dalam lorong demokrasi hingga melahirkan
pemimpin yang ideal di negeri ini dari berbagai level, sehingga kita benar-benar
hidup dalam satu sistem politik negara modern.
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) merupakan lembaga
independen yang bertugas mengawasi pelaksanaan pemilihan umum di Indonesia.
Bawaslu memiliki peran penting dalam memastikan pemilu berjalan dengan jujur,
adil, dan bebas dari kecurangan. Salah satu tingkatan dari Bawaslu adalah Bawaslu
Kabupaten, yang memiliki fokus pengawasan di tingkat daerah. Makalah ini akan
membahas tentang inovasi dan program kerja Bawaslu Kabupaten sebagai upaya
untuk meningkatkan efektivitas pengawasan dalam pemilihan umum di tingkat
kabupaten. Sebelum membahas inovasi dan program kerja, perlu dipahami terlebih
dahulu peran dan fungsi Bawaslu Kabupaten. Beberapa peran dan fungsi utama
Bawaslu Kabupaten antara lain: Mengawasi pelaksanaan pemilihan umum di
tingkat kabupaten, termasuk pemilihan kepala daerah, anggota legislatif, dan
pemilihan lainnya yang diatur oleh undang-undang, Menyusun rencana kerja dan
anggaran Bawaslu Kabupaten, Menyelenggarakan pelatihan bagi anggota
pengawas pemilu untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi mereka,
Melakukan penelitian dan analisis terhadap pelaksanaan pemilihan umum serta
mengusulkan perbaikan jika ditemukan adanya ketidaksesuaian atau pelanggaran.
B. INOVASI DALAM PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM
Inovasi merupakan langkah penting dalam meningkatkan kinerja dan efektivitas
Bawaslu Kabupaten. Beberapa inovasi yang dapat diterapkan dalam pengawasan
pemilihan umum di tingkat kabupaten adalah:
1. Penggunaan Teknologi Informasi: Menerapkan teknologi informasi seperti
aplikasi dan sistem elektronik dalam proses pengawasan pemilihan umum
dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi. Contohnya, penggunaan aplikasi
pemantauan suara dapat memudahkan pengawas dalam merekam dan
melaporkan hasil pengawasan secara real-time.
2. Pengawasan Online: Membuka ruang pengawasan online atau daring akan
memudahkan partisipasi masyarakat dalam melaporkan pelanggaran atau
dugaan kecurangan. Platform daring dapat digunakan untuk mengadukan
permasalahan terkait pemilu dan memperoleh respons cepat dari Bawaslu
Kabupaten.
3. Penggunaan Analisis Data: Menerapkan analisis data dan teknik kecerdasan
buatan (AI) dapat membantu Bawaslu Kabupaten dalam mengidentifikasi
pola-pola kecurangan atau potensi masalah lainnya yang mungkin sulit
terdeteksi secara manual. Hal ini dilakukan agar memudahkan mendeteksi
kecurangan dalam menghadapi pemilu, pengerjaannya juga akan
melibatkan bebera tim yang ahli di bidang IT
4. Kerjasama dengan Pihak Eksternal: Bawaslu Kabupaten dapat menjalin
kerjasama dengan pihak eksternal seperti universitas, lembaga riset, LSM,
atau media untuk memperoleh masukan dan dukungan dalam melaksanakan
pengawasan pemilihan umum.
5. Inovasi Pemilu berbasis digital di rel Regulasi. Regulasi pemilu terus di
penuhi dengan segala kesempurnaan, UU Pemilu dari berbagai tingkatan
terus mendapat perbaikan, selain itu juga pengaturan teknis yang diatur oleh
lembaga seperti KPU dan Bawaslu terus berorientasi pada kualitas
demokrasi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (sistem
digitalisasi) mendorong semua perubahan besar terjadi di tatanan kehidupan
sosial dan sistem bernegara kita, alih-alih wacana tentang proses pemilihan
umum dilakukan dengan Cara digital (e- voting). Walau ini ini masih tataran
wacana, tapi mendapat respon yang beragam, ada yang sepakat dan ada
yang tidak. Tapi di konteks perkembangan pengetahuan begitu cepat tentu
kita tidak bisa tertinggal dengan tuntutan jaman, namun kita bisa refleksi
kembali di beberapa daerah di seperti Papua dan Papua Bara yang belum
ditunjang secara infrastruktur yang memadai.
6. Inovasi berbasis kearifan local. Saya umpamakan di Aceh misalnya: Nilai-
nilai pendidikan adat Wofle di Maybrat bisa mendorong spirit dan kejujuran
dalam berdemokrasi, sebab nilai-nilai adat dalam pendidikan adat Wofle
mengajari tentang nilai-nilai kejujuran, kebaikan dan ketuhanan. Selain adat
Wofli dari Maybrat bisa kita belajar dari ada juga adat Kambik dari suku
Moi yang dari turun temurun terus mendorong transformasi dalam
pemilihan pemimpin yang bersandar ada adat yang berlaku. Nilai-nilai
kearifan lokal harus dihidupkan untuk membantu regulasi kepemiluan yang
belum dibatinkan dalam demokrasi, jika nilai-nilai kearifan lokal yang
sudah dibatinkan dalam kehidupan masyarakat setempat dipastikan
memberikan pengaruh secara positif dalam aktifitas demokrasi di
masyarakat tersebut. Jadi masalah pemilu dari berbagai level harus di
lokalisir dengan memanfatkan kekuatan kearifan lokal di setiap daerah
masing- masing.
7. Kredibel dan Berintegritas: Menuju Demokrasi Yang Ideal. Kajian sosiologi
kita tentang kredibilitas dan ber-integritas adalah hal-hal yang berkaitan
nama baik dan reputasi seseorang dalam menjalankan aktifitas profesinya.
Namun rekam jejak bukan saja urusan keprofesian, tapi lebih dari kualitas
personal seseorang dan indikator-indikator itu yang digunakan sebagai
rujukan dalam melihat kemampuan dalam menjalankan amanah di suatu
profesi tertentu. Pada konteks penyelenggaran pemilu dalam hal ini KPU
dan Bawaslu akan di tuntut adalah benar-benar menjadi penyelenggara yang
kredibel dan ber- integritas, kendati diketahui bahwa peristiwa
penyelenggaran dalam pemilu di Indonesia sering kali mendapat stereotip
tentang independensi. Sekalipun regulasi/aturan tentang pemilu dan pilkada
begitu menggunung, tapi tanpa dibekali oleh orang- orang yang kredibel dan
integritas maka demokrasi itu tidak berjalan dengan baik.
C. PROGRAM KERJA BAWASLU KABUPATEN
Program kerja Bawaslu Kabupaten harus dirancang secara komprehensif dan
berfokus pada tujuan meningkatkan integritas dan kredibilitas pemilihan umum.
Beberapa program kerja yang dapat diimplementasikan adalah:
1. Sosialisasi dan Edukasi: Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada
masyarakat tentang pentingnya pemilihan umum yang bersih dan adil, serta
cara melaporkan pelanggaran pemilu. Sosialisasi harus dilakukan secara
intensif dan menyeluruh untuk mencapai seluruh lapisan masyarakat.
2. Pelatihan dan Pengembangan Kapasitas: Mengadakan pelatihan dan
pengembangan kapasitas bagi anggota pengawas pemilu guna
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam melakukan
pengawasan. Pelatihan ini meliputi pemahaman tentang undang-undang
pemilu, etika pengawasan, serta teknik pengumpulan bukti dan penyusunan
laporan.
3. Pengawasan Partisipatif: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam
pengawasan pemilihan umum dengan melibatkan mereka sebagai pengawas
pemilu sukarelawan. Kolaborasi dengan lembaga masyarakat sipil dan
organisasi pemantau pemilu juga dapat ditingkatkan.
4. Sistem Pelaporan Pengaduan: Menerapkan sistem pelaporan pengaduan
yang mudah diakses oleh masyarakat dan memiliki mekanisme respons
cepat untuk menangani laporan pelanggaran pemilu. Transparansi dalam
penanganan pengaduan akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap
Bawaslu Kabupaten.
5. Penguatan Kerjasama dengan Stakeholder: Meningkatkan kerjasama
dengan pihak-pihak terkait, seperti kepolisian, kejaksaan, dan lembaga
lainnya, guna meningkatkan efektivitas penindakan terhadap pelanggaran
pemilu. Sinergi antar lembaga akan memperkuat upaya untuk mewujudkan
pemilu yang bersih dan berintegritas.
6. Kemitraan dengan Media Sosial: Bekerja sama dengan platform media
sosial untuk menyebarkan informasi tentang pemilu dan larangan kampanye
ilegal. Berupa Instagram, Facaebook, maupu TikTok.
D. PENGUKURAN KINERJA DAN EVALUASI PROGRAM KERJA
Setiap inovasi dan program kerja yang diimplementasikan oleh Bawaslu
Kabupaten perlu diukur kinerjanya dan dievaluasi secara berkala. Beberapa metode
pengukuran kinerja yang dapat digunakan meliputi:
1. Penilaian Diri: Bawaslu Kabupaten dapat melakukan penilaian diri atau
evaluasi internal untuk mengevaluasi sejauh mana inovasi dan program
kerja berkontribusi pada peningkatan kinerja organisasi.
2. Survei dan Kuesioner: Survei dan kuesioner dapat dilakukan kepada
masyarakat, stakeholder, dan partisipan program untuk mendapatkan umpan
balik tentang efektivitas dan keberhasilan program kerja.
3. Evaluasi Independen: Melibatkan pihak eksternal atau independen untuk
melakukan evaluasi terhadap kinerja Bawaslu Kabupaten dapat
memberikan pandangan objektif tentang capaian dan tantangan yang
dihadapi.
Bawaslu Kabupaten memiliki peran strategis dalam memastikan pemilihan
umum di tingkat kabupaten berlangsung dengan jujur, adil, dan bebas dari
kecurangan. Untuk mencapai tujuan tersebut, inovasi dan program kerja yang
efektif sangatlah penting. Pemanfaatan teknologi informasi, pengawasan online,
analisis data, dan kerjasama dengan pihak eksternal adalah beberapa inovasi yang
dapat diterapkan. Sementara itu, program kerja seperti sosialisasi, pelatihan,
pengawasan partisipatif, sistem pelaporan pengaduan, dan penguatan kerjasama
dengan stakeholder harus dirancang dan dievaluasi secara berkala. Semua upaya ini
harus diiringi dengan komitmen dan transparansi dari seluruh anggota Bawaslu
Kabupaten, demi menciptakan pemilihan umum yang adil, berintegritas, dan
mendapatkan kepercayaan publik yang tinggi. Dengan menghadirkan inovasi dan
melaksanakan program kerja yang tepat, Bawaslu Kabupaten dapat terus
meningkatkan kualitas dan efektivitas pengawasan pemilihan umum di tingkat
kabupaten.
E. KESIMPULAN
Inovasi penyelenggara pemilu berefek langsung pada kualitas demokrasi,
demokrasi yang berkualitas akan melahirkan pemimpin yang berkualitas pula.
Penyelenggara pemilu memiliki ruang inovasi yang terbatas, hal itu karena
terbentur dengan regulasi yang tidak memberikan ruang yang memadai. Sejauh ini
demokrasi terus diperjuangkan dan mendapatkan pelajaran yang besar bahwa
pemimpin dihasilkan melalui proses yang demokratis, namun demikian tetap ada
pihak yang merasa tidak terpuaskan oleh hasil akhir dari pemilu dan meragukan
indepedensi penyelenggara pemilu. Untuk itu diperlukan ada sumber daya manusia
(SDM) yang unggul dan terpercaya untuk menjalankan aturan/regulasi yang telah
ada, dan merealisasikannya dalam semua proses pemilu, maka hal-hal fundamental
seperti kredibilitas dan integritas penyelenggara itu memberikan motif efek kepada
kualitas berdemokrasi di Indonesia. Penyelenggara yang berkualitas itu relevan
dengan apa menjadi cita-cita reformasi.

Anda mungkin juga menyukai