Anda di halaman 1dari 3

TATALAKSANA

KEGAWATDARURATAN
MATERNAL DAN NEONATAL
No. Dokumen :
No. Revisi : -
SOP Tanggal Terbit : Januari 2022
Halaman : 1/2

UPTD PUSKESMAS Bdn. Desi


SUNGAI BUNGKAL Metalia,S.Tr.Keb

1. Pengertian Kegawatdaruratan obstetri adalah kondisi kesehatan yang


mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama
dan sesudah persalinan dan kelahiran. Kasus gawat darurat
obstetric adalah kasus obstetric yang apabila tidak segera
ditangani akan berakibat kematian ibu dan janinnya.
Kegawat daruratan neonatal adalah situasi yang
membutuhkan evaluasi dan manajemen yang tepat pada bayi
baru lahir yang sakit kritis (≤ usia 28 hari), serta membutuhka
pengetahuan yang dalam mengenali perubahan psikologis
dan kondisi patologis yang mengancam jiwa yang bias saja
timbul sewaktu-waktu.
Terdapat banyak kasus kegawatdaruratan atau komplikasi
yang dapat dialami oleh ibu selama masa kehamilan,
persalinan, maupun postpartum dan juga pada 0 – 30 hari
pada bayi baru lahir di antaranya (a) perdarahan obstetri, (b)
eklampsia, (c) emboli paru, (d) emboli air ketuban, (e)
prolapsus talipusat,(f) retensio plasenta, (g) distosia bahu, (h)
inversio uteri, (i) ruptura uteri, (j) asfiksia neonatorum,(k)
ikterus neonatorum, (l) hipotermi dan hipertermi pada bayi
baru lahir, (m) kejang pada bayi baru lahir, dan lain
sebagainya. Berikut akan dijelaskan menganai satu dari
sekian
kasus kegawatan maternal dan satu kasus kegawatan
neonatal
2. Tujuan Sbagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk pelayanan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sungai Bungkal Nomor ............
tentang Program Penurunan AKI dan AKB di UPTD Puskesmas
Sungai Bungkal

4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 21 tahun 2021


tentang Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa
Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan
Kesehatan Seksual
2. Permenkes RI No. 30 Tahun 2014 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Prosedur 1. Petugas menerima pasien kemudian melakukan triase
2. Petugas melakukan anamnesa (auto dan allo anamnesa)
3. Petugas mengelompokan pasien dan diagnosa awal
b. Gawat darurat : memerlukan tindakan segera dan
mengancam jiwa
c. Gawat tidak darurat : memerlukan tindakan segera
tapi tidak mengancam nyawa
d. Tidak gawat tidak darurat : tidak memerlukan tindakan
segera dan tidak mengancam nyawa
4. Untuk pasien tidak gawat tidak darurat disarankan ke
poliklinik rawat jalan
5. Untuk pasien gawat darurat dan gawat tidak darurat,
lakukan pertolongan pertama/basic live support (BLS)
meliputi:
a. Airway
 Bebaskan jalan nafas
 Jaw trust, chin lift
 Bersihkan jalan nafas dari sumbatan (secret, benda
asing)
b. Breathing
Nafas buatan
c. Circulation
d. Tensi dan nadi turun, pasang infus
e. Monitor produksi urine, pasang douwer kateter bila perlu

6. Petugas melakukan stabilisasi pasien dan penanganan awal


7. Petugas melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis
untuk terapi dan rencana tindakan selanjutnya
8. Semua pemeriksaan, tindakan, terapi dan hasil
kolaborasi ditulis lengkap pada rekam medis pasien
9. Petugas menyarankan keluarga pasien untuk mendaftar
ke bagian Pendaftaran dengan dibekali surat pengantar
rawat inap
10. Petugas mengisi lembar transfer serah terima pasien
11. Petugas mengirim pasien ke ruangan yang dituju
12. Diagram Alir
13. Unit Terkait • Ruang Rawat Jalan
• IGD
• Gudang Obat

Rekaman Historis Perubahan


Tanggal Mulai
No. Yang Diubah Isi Perubahan
Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai