Anda di halaman 1dari 60

ADMINISTRASI GURU

SMK NEGERI 1 KARANGTENGAH


KURIKULUM MERDEKA

Lembar Pengesahan
Kalender Pendidikan
Capaian Pembelajaran (CP)
Tujuan Pembelajaran (TP)
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Modul Ajar

Nama : Ulul azmi Fatwa, S.Pd.


Mata Pelajaran : Bahasa Sunda
Kelas :X
Tahun Pelajaran : 2023/2024

Versi
Capaian Pembelajaran Bahasa Sunda

Rasional
Kemampuan berbahasa, bersastra, dan berpikir merupakan fondasi dari kemampuan literasi.
Semua bidang kajian, bidang kehidupan, dan tujuan-tujuan sosial menggunakan kemampuan
literasi. Literasi menjadi kemampuan sangat penting yang digunakan untuk bekerja dan belajar
sepanjang hayat. Dengan demikian, pembelajaran bahasa Sunda merupakan pembelajaran literasi
untuk berbagai tujuan berkomunikasi dalam konteks sosial budaya Sunda.

Kemampuan literasi dikembangkan ke dalam pembelajaran menyimak, membaca dan memirsa,


menulis, berbicara dan mempresentasikan untuk berbagai tujuan berbasis genre yang terkait
dengan penggunaan bahasa dalam kehidupan. Setiap genre memiliki tipe teks yang didasarkan
pada alur pikir—struktur—khas teks tertentu. Tipe teks merupakan alur pikir yang dapat
mengoptimalkan penggunaan bahasa untuk bekerja dan belajar sepanjang hayat.

Model utama yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Sunda adalah pedagogi genre. Model
ini memiliki empat tahapan, yaitu: penjelasan untuk membangun konteks (explaining, building
the context), pemodelan (modelling), pembimbingan (joint construction), dan pemandirian
(independent construction). Di samping pedagogi genre, pembelajaran bahasa Sunda dapat
dikembangkan dengan model-model lain sesuai dengan pencapaian pembelajaran tertentu.

Pembinaan dan pengembangan kemampuan berbahasa Sunda akan membentuk pribadi Pancasila
yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan
global, gotong royong, mandiri, berpikir kritis, dan kreatif. Rasional sebagaimana diuraikan di
atas dapat dipaparkan pada Gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1: Rasional Pembelajaran Bahasa Sunda

Versi
Tujuan Umum Pembelajaran Bahasa Sunda
Mata pelajaran Bahasa Sunda bertujuan untuk membantu peserta didik
mengembangkan:
1. akhlak mulia dengan menggunakan bahasa Sunda secara santun;
2. sikap pengutamaan dan penghargaan terhadap bahasa Sunda sebagai salah satu bahasa
daerah di negara Republik Indonesia;
3. kemampuan berbahasa dengan berbagai teks multimodal (lisan, tulis, visual, audio,
audiovisual) untuk berbagai tujuan (genre) dan konteks;
4. kemampuan literasi (berbahasa, bersastra, dan bernalar kritis-kreatif) dalam belajar dan
bekerja;
5. kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang cakap, mandiri, bergotong
royong, dan bertanggung jawab;
6. kepedulian terhadap budaya lokal dan lingkungan sekitarnya; dan
7. kepedulian untuk berkontribusi sebagai warga Indonesia dan dunia yang demokratis
dan berkeadilan.

Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Sunda


Mata pelajaran Bahasa Sunda menjadi modal dasar untuk belajar dan bekerja karena berfokus
pada kemampuan literasi (berbahasa dan berpikir). Kemampuan literasi menjadi indikator
kemajuan dan perkembangan anak-anak Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Sunda membina dan
mengembangkan kepercayaan diri peserta didik sebagai komunikator, pemikir kritis-kreatif-
imajinatif dan warga negara Indonesia yang menguasai literasi digital dan informasional.
Pembelajaran Bahasa Sunda membina dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan
literasi dalam semua peristiwa komunikasi yang mendukung keberhasilan dalam pendidikan dan
dunia kerja.

Mata pelajaran Bahasa Sunda membentuk keterampilan berbahasa reseptif (menyimak, membaca
dan memirsa) dan keterampilan berbahasa produktif (berbicara dan mempresentasikan, serta
menulis). Kompetensi berbahasa ini berdasar pada tiga hal yang saling berhubungan dan saling
mendukung untuk mengembangkan kompetensi peserta didik, yaitu bahasa (mengembangkan
kompetensi kebahasaan), sastra (kemampuan memahami, mengapresiasi, menanggapi,
menganalisis, dan mencipta karya sastra); dan berpikir (kritis, kreatif, dan imajinatif).
Pengembangan kompetensi berbahasa, bersastra, dan berpikir diharapkan membentuk peserta
didik yang memiliki kemampuan literasi tinggi dan berkarakter Pancasila.

1. Mata pelajaran Bahasa Sunda mencakup kemampuan reseptif (menyimak, membaca dan
memirsa) dan kemampuan produktif (berbicara dan mempresentasikan, menulis).
2. Mata pelajaran Bahasa Sunda menggunakan pendekatan berbasis genre melalui pemanfaatan
beragam tipe teks dan teks multimodal (lisan, tulis, visual, audio, audiovisual). Model
pembelajaran menggunakan pedagogi genre, yaitu: penjelasan untuk membangun konteks
(explaining, building the context), pemodelan (modelling),

Versi
pembimbingan (joint construction), dan pemandirian (independent construction);
serta kegiatan yang mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, dan
imajinatif dalam proses pembelajaran.
3. Mata pelajaran Bahasa Sunda dibelajarkan untuk meningkatkan:
a. kecakapan hidup peserta didik dalam mengelola diri dan lingkungan;
b. kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan alam, sosial, dan
budaya.

Area Pembelajaran Kemampuan Sub-kemampuan


Menyimak
Reseptif
Membaca dan memirsa
Bahasa
Berbicara dan mempresentasikan
Produktif
Menulis

Pengertian kemampuan berbahasa diuraikan sebagai berikut.


a. Menyimak merupakan kemampuan peserta didik menerima, memahami
informasi yang didengar, dan menyiapkan tanggapan secara relevan untuk
memberikan apresiasi kepada mitra tutur. Proses yang terjadi dalam
menyimak mencakup kegiatan seperti mendengarkan, mengidentifikasi,
memahami, menginterpretasi tuturan bahasa, memaknainya, dan/atau
menyiapkan tanggapan terhadap mitra tutur. Menyimak merupakan
kemampuan komunikasi yang penting sebab kemampuan menyimak
menentukan tingkat kemampuan peserta didik memahami makna (tersurat dan
tersirat) paparan lisan, memahami ide pokok dan pendukung pada konten
informasi maupun konteks yang melatari paparan tersebut. Komponen-
komponen yang dapat dikembangkan dalam menyimak di antaranya kepekaan
terhadap bunyi bahasa, sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa),
makna, dan metakognisi.
b. Membaca merupakan kemampuan peserta didik untuk memahami,
memaknai, menginterpretasi, dan merefleksi teks sesuai tujuan dan
kepentingannya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan
potensinya. Memirsa merupakan kemampuan seseorang untuk memahami,
memaknai, menginterpretasi, dan merefleksi sajian visual dan/atau audiovisual
sesuai tujuan dan kepentingannya untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, dan potensinya. Komponen-komponen yang dapat
dikembangkan dalam membaca dan memirsa di antaranya kepekaan terhadap
fonem, huruf, sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna,
dan metakognisi.
c. Berbicara merupakan kemampuan menyampaikan gagasan, tanggapan, dan
perasaan dalam bentuk lisan. Mempresentasikan merupakan kemampuan

Versi
memaparkan gagasan atau tanggapan secara fasih, akurat, bertanggung jawab,
dan/atau menyampaikan perasaan sesuai konteks dengan cara yang
komunikatif melalui beragam media (visual, digital, audio, dan audiovisual).
Komponen-
d.
Fase E (umumnya kelas 10 SMK)
Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk
berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan
dunia kerja. Peserta didik mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan
mengevaluasi informasi dari berbagai tipe teks tentang topik yang beragam. Peserta
didik mampu menyintesis gagasan dan pendapat dari berbagai sumber. Peserta didik
mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi dan debat. Peserta didik mampu menulis
berbagai teks untuk menyampaikan pendapat dan mempresentasikan serta
menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi secara kritis dan etis.

Fase E berdasarkan elemen


Elemen Menyimak
Peserta didik mampu mengevaluasi dan mengkreasi informasi berupa gagasan, pikiran,
perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai Teks Dongeng,
Kawih Sunda, Wawancara, Sejarah Sunda/Babad, dan Sajak.
Elemen Membaca dan Memirsa
Peserta didik mengevaluasi informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan
dari Teks Terjemahan, Kawih Sunda, Wawancara, Sejarah Sunda/Babad, Aksara Sunda, dan Sajak
untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Peserta didik menginterpretasi informasi
untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan simpati, peduli, empati dan/atau pendapat
pro/kontra dari teks visual dan audiovisual secara kreatif. Peserta didik menggunakan sumber
lain untuk menilai akurasi dan kualitas data serta membandingkan isi teks.

Elemen Berbicara dan Mempresentasikan


Peserta didik mampu mengolah dan menyajikan gagasan,pikiran, pandangan, arahan atau
pesan untuk tujuan pengajuan usul, perumusan masalah, dan solusi dalam bentuk monolog,
dialog, dan gelar wicara secara logis, runtut, kritis, dan kreatif pada materi Laporan Kegiatan.
Peserta didik mampu mengkreasi ungkapan sesuai dengan norma kesopanan dalam
berkomunikasi. Peserta didik berkontribusi lebih aktif dalam wawancara dengan
mempersiapkan materi wawancara, melaksanakan tugas dan fungsi dalam wawancara.
Peserta didik mampu mengungkapkan simpati, empati, peduli, perasaan, dan penghargaan
secara kreatif dalam bentuk teks fiksi dan nonfiksi multimodal.
Elemen Menulis
Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan tertulis untuk
berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif dalam bentuk teks informasional dan/atau
fiksi. Peserta didik mampu menulis teks Teks Terjemahan, Wawancara, Sejarah Sunda/Babad,
Aksara Sunda, dan Sajak. Peserta didik mampu mengalihwahanakan satu teks ke teks lainnya

Versi
untuk tujuan ekonomi kreatif. Peserta didik mampu menerbitkan hasil tulisan di media cetak
maupun digital.

Versi
Tujuan Pembelajaran (TP)
Ulul Azmi Fatwa, S.Pd.
Fase: E
Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial,
akademis, dan dunia kerja. Peserta didik mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi informasi dari berbagai tipe
teks tentang topik yang beragam. Peserta didik mampu menyintesis gagasan dan pendapat dari berbagai sumber. Peserta didik mampu
berpartisipasi aktif dalam diskusi dan debat. Peserta didik mampu menulis berbagai teks untuk menyampaikan pendapat dan
mempresentasikan serta menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi secara kritis dan etis.

Elemen Capaian Pembelajaran Kompetensi Lingkup Materi


Menyimak Peserta didik mampu mengevaluasi dan Mengevaluasi Gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan
mengkreasi informasi berupa gagasan, Mengkreasi atau pesan yang akurat
pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau Menyimak Teks Dongeng, Kawih Sunda, Wawancara, Sejarah
pesan yang akurat dari menyimak berbagai Sunda/Babad, dan Sajak.
Teks Dongeng, Kawih Sunda, Wawancara,
Sejarah Sunda/Babad, dan Sajak.
Membaca & Peserta didik mengevaluasi informasi berupa Mengevaluasi Informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan,
Memirsa gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau Menginterpretasi arahan atau pesan.
pesan dari Teks Terjemahan, Kawih Sunda, Membandingkan informasi untuk mengungkapkan gagasan dan
Wawancara, Sejarah Sunda/Babad, Aksara Sunda, Perasaan simpati, peduli, empati dan/atau
dan Sajak untuk menemukan makna yang pendapat pro/kontra.
tersurat dan tersirat. Peserta didik Menilai akurasi dan kualitas data serta
menginterpretasi informasi untuk membandingkan isi teks.
mengungkapkan gagasan dan perasaan Teks Terjemahan, Kawih Sunda, Wawancara, Sejarah
simpati, peduli, empati dan/atau pendapat Sunda/Babad, Aksara Sunda, dan Sajak
pro/kontra dari teks visual dan audiovisual
secara kreatif. Peserta didik menggunakan
sumber lain untuk menilai akurasi dan
kualitas data serta membandingkan isi teks.
Berbicara & Peserta didik mampu mengolah dan Mengolah Gagasan,pikiran, pandangan, arahan atau pesan
Mempresentasikan menyajikan gagasan,pikiran, pandangan, Menyajikan untuk tujuan pengajuan usul, perumusan
arahan atau pesan untuk tujuan pengajuan Mengkreasi masalah, dan solusi dalam bentuk monolog,
usul, perumusan masalah, dan solusi dalam Mengungkapkan dialog, dan gelar wicara secara logis, runtut,
bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara kritis, dan kreatif.
secara logis, runtut, kritis, dan kreatif pada Ungkapan sesuai dengan norma kesopanan
materi Laporan Kegiatan. Peserta didik dalam berkomunikasi.
mampu mengkreasi ungkapan sesuai dengan Simpati, empati, peduli, perasaan, dan
norma kesopanan dalam berkomunikasi. penghargaan secara kreatif.
Peserta didik berkontribusi lebih aktif dalam Laporan Kegiatan.
wawancara dengan mempersiapkan materi Wawancara
wawancara, melaksanakan tugas dan fungsi Teks fiksi dan nonfiksi multimodal.
dalam wawancara. Peserta didik mampu
mengungkapkan simpati, empati, peduli,
perasaan, dan penghargaan secara kreatif
dalam bentuk teks fiksi dan nonfiksi
multimodal.
Menulis Peserta didik mampu menulis gagasan, Menulis Gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan
pikiran, pandangan, arahan atau pesan tertulis Mengalihwahanakan tertulis untuk berbagai tujuan secara logis,
untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan Menerbitkan kritis, dan kreatif.
kreatif dalam bentuk teks informasional Teks ke teks lainnya untuk tujuan ekonomi.
dan/atau fiksi. Peserta didik mampu menulis
teks Teks Terjemahan, Wawancara, Sejarah Teks informasional dan/atau fiksi.
Sunda/Babad, Aksara Sunda, dan Sajak. Peserta Teks Terjemahan, Wawancara, Sejarah Sunda/Babad,
didik mampu mengalihwahanakan satu teks Aksara Sunda, dan Sajak.
ke teks lainnya untuk tujuan ekonomi
kreatif. Peserta didik mampu menerbitkan
hasil tulisan di media cetak maupun digital.

Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik mampu mengevaluasi gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai Teks
Dongeng, Kawih Sunda, Wawancara, Sejarah Sunda/Babad, dan Sajak.
2. Peserta didik mampu mengkreasi gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai Teks
Dongeng, Kawih Sunda, Wawancara, Sejarah Sunda/Babad, dan Sajak.
3. Peserta didik mampu menyimak berbagai Teks Dongeng, Kawih Sunda, Wawancara, Sejarah Sunda/Babad, dan Sajak.
4. Peserta didik mampu menginterpretasikan informasi untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan simpati, peduli, empati dan/atau
pendapat pro/kontra dari teks visual dan audiovisual secara kreatif.
5. Peserta didik mampu membandingkan teks dengan sumber lain untuk menilai akurasi dan kualitas data.
6. Peserta didik mampu mengolah gagasan,pikiran, pandangan, arahan atau pesan untuk tujuan pengajuan usul, perumusan masalah, dan
solusi dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara secara logis, runtut, kritis, dan kreatif pada materi Laporan Kegiatan.
7. Peserta didik mampu mengkreasi ungkapan sesuai dengan norma kesopanan dalam berkomunikasi.
8. Peserta didik mampu mengungkapkan simpati, empati, peduli, perasaan, dan penghargaan secara kreatif dalam bentuk teks fiksi dan
nonfiksi multimodal.
9. Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif
dalam bentuk teks informasional dan/atau fiksi.
10. Peserta didik mampu mengalihwahanakan satu teks ke teks lainnya untuk tujuan ekonomi kreatif.
11. Peserta didik mampu menerbitkan hasil tulisan di media cetak maupun digital.
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)

Bidang Keahlian : Semua Bidang Keahlian


Program Keahlian : Semua Program Keahlian
Mata Pelajaran : Bahasa Sunda
Satuan Pendidikan : SMK
Fase/Kelas : E/ X
Tahun Pelajaran : 2023/2024
Alokasi Waktu : 72 Jam Pelajaran
Karakteristik : Mata pelajaran bahasa Sunda adalah mata pelajaran muatan lokal yang berdiri sendiri.

Capaian Pembelajaran :
Pada akhir fase E, peserta didik secara umum memiliki kemampuan berbahasa Sunda untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai
dengan tujuan dan konteks sosial-budaya. Peserta didik mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi
informasi dari berbagai tipe teks berbahasa
Sunda tentang beragam topik. Peserta didik mampu menyintesis informasi atau pesan (gagasan, pikiran, dan kehendak) dari
berbagai sumber. Peserta didik mampu berbicara dengan bahasa Sunda sesuai kaidah komunikasi dan kesantunan dalam bentuk
monolog, dialog, dan diskusi. Peserta
didik mampu menulis berbagai teks (fiksi dan nonfiksi) berbahasa Sunda untuk menyampaikan, mempresentasikan, dan
menanggapi informasi atau
pesan ( gagasan, pikiran, dan kehendak). Peserta didik mampu membaca, menulis, dan mengkreasikan beragam teks yang
menggunakan aksara Sunda.
Elemen Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran
Menyimak (ngaregepkeun) Peserta didik mampu 1.1 Mengevaluasi TAHAP 1
mengevaluasi dan informasi atau pesan 4.3 Menyajikan tulisan
mengkreasi informasi atau (gagasan pikiran, berbahasa Sunda
pesan (gagasan, pikiran, perasaan, sesuai kaidah dan
perasaan, pandangan, dan arahan) konteks dalam media
pandangan, dan arahan) yang akurat dari tulis, media cetak,
yang akurat dari berbagai berbagai teks (fiksi dan atau media digital
tipe teks (fiksi dan nonfiksi) untuk tujuan tertentu
nonfiksi) berbahasa Sunda berbahasa Sunda dalam sesuai kaidah bahasa
dalam bentuk dialog, monolog dan norma budaya
bentuk monolog, dialog dan gelar wicara Sunda.
dan gelar wicara. 1.2 Mengkreasi informasi 3.3 Mengungkapkan
atau pesan informasi dan
(gagasan pikiran, perasaan (simpati,
perasaan, empati, peduli,
pandangan, dan arahan) penghargaan, dan
yang akurat dari pendapat) secara
berbagai teks (fiksi dan kreatif dalam berbagai
nonfiksi) tipe teks (fiksi dan
berbahasa Sunda dalam nonfiksi)
bentuk dialog, monolog berbahasa Sunda
dan gelar wicara lisan atau
multimodal.
Peserta didik mampu 2.1 Mengevaluasi
Membaca dan memirsa (Maca
mengevaluasi dan informasi atau pesan TAHAP 2
jeung Miarsa)
mengkreasi informasi atau (gagasan, pikiran, 3.2 Menyajikan pesan
pesan (gagasan, pikiran, pandangan, arahan, (gagasan,
pandangan, arahan, dan perasaan) dan pikiran, pandangan,
dan perasaan) dan struktur struktur tipe teks (fiksi atau arahan) untuk
tipe teks (fiksi dan dan nonfiksi) berbahasa tujuan usul,
nonfiksi) berbahasa Sunda Sunda tulis, visual dan perumusan masalah,
tulis, visual dan audiovisual secara kreatif dan solusi dalam
audiovisual secara kreatif untuk menemukan bentuk monolog,
untuk menempatkan makna yang tersurat dan dialog, dan gelar
makna tersurat dan tersirat. wicara
tersirat . Peserta didik yang 2.2
mengkreasi informasi atau berbahasa Sunda dengan
menggunakan sumber lain pesan (gagasan, pikiran, menggunakan kata-kata
untuk menilai akurasi dan pandangan, arahan, dan khas atau
kualitas data serta perasaan) dan struktur idiom (pakeman basa)
membandingkan isi teks tipe teks (fiksi dan secara
berbahasa Sunda. nonfiksi) berbahasa logis, runtut, kritis,
Sunda tulis, visual dan dan kreatif, sesuai
audiovisual secara kaidah bahasa dan
kreatif untuk norma
menemukan makna yang budaya Sunda.
tersurat dan tersirat. 3.1 Mengolah pesan
2.3
Menggunakan sumber (gagasan,
lain untuk pikiran, pandangan,
menilai akurasi dan atau arahan) untuk
kualitas data serta tujuan usul, perumusan
membandingkan isi teks masalah, dan solusi
berbahasa sunda. dalam bentuk monolog,
dialog, dan gelar
Peserta didik mampu 3.1 Mengolah pesan wicara
Berbicara dan Menyajikan/ mengolah dan (gagasan, pikiran, berbahasa Sunda
Mempresentasi- kan menyajikan pesan (gagasan, pandangan, atau arahan) dengan menggunakan
(Nyarita jeung Midangkeun) pikiran, untuk tujuan usul,
pandangan, atau arahan) perumusan masalah, dan kata-kata khas atau
untuk tujuan usul, solusi dalam bentuk idiom (pakeman basa)
perumusan masalah, dan monolog, dialog, dan secara logis, runtut,
solusi dalam bentuk gelar wicara berbahasa kritis, dan kreatif,
monolog, dialog, dan gelar Sunda dengan sesuai kaidah bahasa
wicara berbahasa Sunda menggunakan kata-kata dan norma
dengan menggunakan kata- khas atau idiom (pakeman budaya Sunda.
kata khas atau idiom basa) secara logis, runtut, 2.2 Mengkreasi informasi
(pakeman basa) secara logis, kritis, dan kreatif, sesuai atau pesan (gagasan,
runtut, kritis, dan kreatif, kaidah bahasa dan norma pikiran, pandangan,
sesuai kaidah budaya Sunda. arahan, dan perasaan)
bahasa dan norma budaya 3.2 Menyajikan pesan dan struktur tipe teks
Sunda. Peserta didik (gagasan, pikiran, (fiksi dan nonfiksi)
mampu mengungkapkan pandangan, atau arahan) berbahasa Sunda tulis,
informasi dan perasaan untuk tujuan usul, visual dan audio visual
(simpati, empati, peduli, perumusan masalah, dan untuk menemukan
penghargaan, dan solusi dalam bentuk makna yang tersurat
pendapat) secara kreatif monolog, dialog, dan
dalam gelar wicara berbahasa Tahap 3
berbagai tipe teks (fiksi dan Sunda dengan 4.2 Menyajikan informasi
nonfiksi) menggunakan kata-kata atau pesan (informasi,
berbahasa Sunda lisan atau khas atau idiom (pakeman gagasan, pikiran,
multimodal serta basa) secara logis, runtut, pandangan, arahan) untuk
berkontribusi aktif dalam kritis, dan kreatif, sesuai berbagai tujuan secara
menyiapkan dan kaidah bahasa dan norma logis, kritis, kreatif, dan
melaksanakan suatu budaya Sunda. benar dalam berbagai tipe
percakapan atau diskusi 3.3Mengungkapkan teks tulis (fiksi dan
sesuai kaidah informasi dan perasaan nonfiksi) berbahasa Sunda
bahasa dan norma budaya (simpati, empati, peduli, sesuai kaidah bahasa dan
Sunda. penghargaan, dan norma budaya Sunda.
pendapat secara kreatif
dalam tipe teksfiksi dan 1.1 Mengevaluasi informasi
nonfiks berbahasa Sunda atau
lisan atau multimodal. pesan ( gagasan pikiran,
3.4 Berkontribusi aktif perasaan,
dalam menyiapkan pandangan, dan
dan melaksanakan suatu arahan) yang akurat
percakapan atau diskusi dari berbagai teks
sesuai kaidah bahasa dan (fiksi
norma budaya.
dan nonfiksi)
Menulis (Nulis) Peserta didik mampu 4.1 Mengolah informasi atau berbahasa Sunda
mengolah dan menyajikan pesan (gagasan, dalam bentuk dialog,
informasi atau pesan pikiran, pandangan, monolog
(gagasan, pikiran, atau arahan) untuk dan gelar wicara
pandangan, atau arahan) berbagai tujuan secara 2.1 Mengevaluasi
untuk berbagai tujuan logis, kritis, kreatif, dan informasi atau
secara logis, kritis, kreatif, benar dalam
pesan (gagasan,
dan benar dalam berbagai berbagai tipe teks tulis
pikiran,
tipe teks tulis (fiksi dan (fiksi dan nonfiksi)
pandangan, arahan,
nonfiksi) berbahasa Sunda berbahasa Sunda sesuai
dan perasaan) dan
sesuai kaidah bahasa dan kaidah
struktur tipe teks (fiksi
norma budaya Sunda. bahasa dan norma
dan nonfiksi)
Peserta didik mampu budaya Sunda. 4.2
berbahasa Sunda tulis,
menyajikan tulisan Menyajikan informasi
visual dan audiovisual
berbahasa Sunda sesuai atau pesan
secara kreatif untuk
kaidah dan konteks dalam (gagasan, pikiran,
menemukan makna
media tulis, media cetak, pandangan, atau arahan)
yang tersurat dan
atau media digital untuk untuk berbagai tujuan
tersirat.
tujuan tertentu sesuai kaidah secara
bahasa dan norma budaya logis, kritis, kreatif, dan 2.3 Menggunakan sumber
Sunda. Peserta didik benar dalam lain untuk menilai
mampu berbagai tipe teks tulis akurasi dan kualitas
mengalihwahanakan dan (fiksi dan data serta
mengkreasi satu teks ke teks nonfiksi) berbahasa Sunda membandingkan isi
lainnya dengan aksara sesuai kaidah teks
Sunda atau bahasa yang berbahasa Sunda.
bahasa dan norma budaya
berbeda sesuai kaidah dan
Sunda.
konteks dalam media cetak Tahap 4
4.3 Menyajikan tulisan
atau elektronik 1.2 Mengkreasi informasi
berbahasa Sunda sesuai
untukberbagai tujuan. atau pesan ( gagasan
kaidah dan konteks
dalam media tulis, media pikiran, perasaan,
cetak, atau media digital pandangan, dan
untuk tujuan tertentu arahan) yang akurat
sesuai kaidah dari berbagai teks
bahasa dan norma budaya (fiksi dan non fiksi)
Sunda. berbahsa sunda
4.4 Mengalihwahanakan satu
dalam bentuk dialog
teks ke teks lainnya dan gelar wicara.
dengan aksara Sunda 3.4 Berkontribusi aktif
atau dalam menyiapkan dan
bahasa yang berbeda melaksanakan suatu
sesuai kaidah dan percakapan atau diskusi
konteks dalam media sesuai kaidah dan norma
cetak atau elektronik budaya sunda.
untukberbagai tujuan. 4.4 Mengalihwahanakan
4.5 Mengkreasi satu teks ke
satu teks ke teks lainnya
teks lainnya dengan dengan aksara sunda atau
aksara Sunda atau bahasa yang berbeda sesuai
kaidah dan konteks dalam
bahasa yang media elektronik untuk
berbeda sesuai kaidah berbagai tujuan.
dan konteks dalam 4.5 Mengkreasi satu teks ke
media cetak atau teks yang lainnya dengan
elektronik aksara sunda atau bahasa
untukberbagai tujuan. yang berbeda sesuai kaidah
dan konteks dalam media
cetak dan elektornik untuk
berbagai tujuan.

No Kompetensi Dimensi Konten Tujuan Pembelajaran Strategi Bentuk Alokasi Ket. Asesmen
PPP Pembelajaran Waktu Waktu
10.1.1 Menganalisis aspek
kebahasaan dan rasa
bahasa teks terjemahan
Formatif :
10.1.2 Menerjemahkan Dicovery
Bernalar Pengamatan saat
1 Menganalisis, teks ke dalam bahasa Learning Reguler 12 JP Minggu
Kritis, Terjemahan
menyajikan diskusi
Mandiri Sunda atau sebaliknya
dengan memperhatikan
unsur kebahasaan da rasa
basa.
2 Membandingk Mandiri, Dongeng 10.2.1 Membandingkan Dicovery Reguler 12 JP Minggu Formatif :
an, bernalar Pengamatan saat
jenis dongeng berdasarkan Learning
menampilkan kritis, diskusi
kreatif isi, struktur, dan aspek
kebahasaan.
10.2.2 Menampilkan
berbagai jenis dongeng
dengan cara ngadongeng,
monolog, atau dramatisasi.
10.3.1 Menganalisis isi,
struktur, dan aspek
kebahasaan teks
wawancara Formatif :
Bernalar Problem
3 Menganalisis, 10.3.2 Merancang, Pengamatan saat
kritis, Wawancara Base Reguler 12 JP Minggu
menulis diskusi
mandiri melakukan dan menyusun Learning Sumatif :
laporan wawancara dengan
memperhatikan kesantunan
berbahasa.
4 Membandingk Bernalar Kawih 10.4.1 Membandingkan Problem Reguler 12 JP Minggu Formatif :
an, Kritis, Base Pengamatan saat
bentuk, struktur, dan aspek
melantunkan Kreatif, Learning diskusi
mandiri kebahasaan teks kawih
Sunda klasik dan pop.
10.4.2 Mampu
melantunkan kawih Sunda
klasik dan pop dengan
memperhatikan bentuk,
ekspresi dan intonasi
(lentong).
10.7.1 Menganalisis bentuk
dan tipe akasara Sunda
sesuai dengan kaidah-
Memahami, Mandiri, Formatif :
5 Aksara kaidahnya. Dicovery
menyusun, Bernalar Reguler 12 JP Minggu Pengamatan saat
Sunda Learning
menyajikan kritis 10.7.2 Mengkreasikan diskusi

aksara Sunda sesuai


dengan kaidah-kaidahnya.
10.8.1 Menganalisis isi,
struktur, dan aspek
kebahasaan sajak
Kreatif,
10.8.2 Menampilkan sajak Formatif :
6 Menganalisis, Mandiri, Dicovery
Sajak Reguler 12 JP Minggu Pengamatan saat
Menampilkan Bernalar dengan cara membaca, Learning
diskusi
Kritis
mendeklamasikan,
musikalisasi atau
dramatisasi.
MODUL AJAR 1
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 19 Bandung

Nama Penyusun : Ulul Azmi Fatwa,S.Pd.


Mata Pelajaran : Bahasa Sunda
Fase/Kelas/SMT : E/X/1
Alokasi Waktu : 12 x 45 menit
Materi Pokok : Tarjamahan
Dimensi PPP : Bernalar Kritis, Mandiri
Tujuan Pembelajaran
*Elemen/Domain CP Menulis (Nulis)
Tujuan Pembelajaran 10.1.1 Menganalisis aspek kebahasaan dan rasa bahasa teks
terjemahan.
10.1.2 Menerjemahkan teks ke dalam bahasa Sunda atau sebaliknya
dengan memperhatikan unsur kebahasaan da rasa basa.
*Sub Materi -
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-1 - 3
Pendahuluan (1) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan
(15) syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
(2) Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
(3) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
(4) Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung.
(5) Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan.
Inti 1) Peserta didik mengamati tentang materi pelajaran mengenai
(60 menit) materi Pengertian dan Contoh Terjemahan untuk melatih
rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian,
mencari informasi.
2) Peserta didik mencari dan membaca materi dari

Versi
internet/materi yang berhubungan dengan penerjemahan ke
dalam bahasa Sunda atau sebaliknya.
3) Peserta didik mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan
yang berkaitan dengan contoh yang disajikan dan akan dijawab
melalui kegiatan belajar.
4) Peserta didik dan guru secara bersama-sama menerjemahkan
kata/ kalimat yang dianggap sulit dengan bantuan kamus
dwibahasa.
5) Peserta didik mencatat semua informasi tentang materi
Pengertian dan Contoh Terjemahan yang telah diperoleh.

Penutup 1) Peserta didik bersama guru, merefleksikan pembelajaran


(15 menit) menganai materi Tarjemahan.
2) Peserta didik diberikan tugas untuk mencari teks terjemahan
dari bergagai sumber.
3) Peserta didik diberikan informasi tentang materi minggu yang
akan datang yaitu menerjemahkan teks berbahasa Indonesia.
4) Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan
untuk tetap (menjaga jarak, memakai masker dan mencuci
tangan, menjauhi kerumunan, membatasi interaksi), belajar
serta mengucapkan salam.

Pertemuan Ke- 4-6


Pendahuluan 1) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan
(15 menit) syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
2) Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
3) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
4) Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung.
5) Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan.

Versi
Inti 1) Menerjemahkan teks berbahasa Indonesia ke dalam bahasa
(60 enit) Sunda atau sebaliknya dengan memperhatikan unsur
kebahasaan
2) Memilih/menggunakan padanan kata dengan tepat
3) Membacakan hasil Terjemahan
4) Mengoreksi hasil Terjemahan dengan teman sebangku atau
kelompok
5) Menyunting/memperbaiki teks Terjemahannya
Penutup 1) Guru menilai kemampuan siswa dalam menerjemahkan teks
(15 menit) berbahasa Indonesia ke dalam bahasa Sunda
2) Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran
3) Guru menyampaikan materi pertemuan selanjutnya.
4) Guru menutup pembelajaran dan berdo’a.

Asesmen
Asesmen Formatif 1. Asesmen Awal
2. Asesmen Proses
Asesmen Sumatif -

1. Format Data Asesmen Formatif


a. Asesmen Awal
Kategori Pemahaman
No. Nama Peserta Didik
Paham Utuh Paham Sebagian Tidak Paham

b. Asesmen Proses
No Nama siswa Berperan aktif dalam proses Melakukan proses tanya jawab
diskusi
Ya Tidak Ya Tidak

A. Materi Ajar

Versi
Fakta :
a. Sajian teks Terjemahan
Maca Téks Tarjamahan
Saya dilahirkan di rumah peninggalan nenek moyang ibu, yang terletak di samping balai
desa Cibolérang, Jatiwangi, tapi sewaktu umur saya baru beberapa belas bulan saya dibawa
pindah ke rumah kakek di kampung Pasuketan, sebab kakek membeli rumah di sana.
Selanjutnya saya tinggal di sana hingga lulus Sekolah Rakyat.
Hal saya dibawa pindah ke Pasuketan penting diceritakan, sebab kalau saja saya terus
tinggal di rumah peninggalan nenek moyang ibu yang terletak di samping balaidesa, tentu kisah
hidup saya akan berbeda.
Desa Cibolérang adalah salah satu di antara tiga desa yang membentuk kota kewedanaan
(kini kecamatan) Jatiwangi. Dua desa lainnya adalah desa Sutawangi dan Cicadas. Sutawangi di
tengah-tengah, Cicadas di sebelah barat, sedang Ciborélang di sebelah timur. Kota Jatiwangi
yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah kabupaten Majalengka, secara kultural
terletak di daerah tapal batas kultur Sunda dan (Jawa) Cirebon. Waktu itu, ada dua bahasa
sehari-hari yang digunakan oleh orang Jatiwangi, yakni bahasa Sunda dan bahasa (Jawa)
Cirebon, tergantung dari lingkungan sosial dan pekerjaan masing-masing.
Di sekitar balai desa Cibolérang yang terletak di sebelah selatan jalan raya Cirebon-
Bandung di seberang pasar -disebut "Pasar Baru" karena pasar lama terletak di depan balai desa
Sutawangi- penduduk sehari-hari menggunakan bahasa Cirebon. Orang Kaum (masjid terletak
tepat di sebelah barat-laut desa, karena sepelataran) berbicara dalam bahasa Cirebon. Demikian
pula orang pasar berbicara dalam bahasa Cirebon, meskipun penduduk yang tinggal di sebelah
utara, timur dan barat pasar -jadi, yang terletak di sebelah utara jalan raya Bandung-Cirebon-
kebanyakan menggunakan bahasa Sunda. Jadi, kalau saja
Saya tetap tinggal di rumah peninggalan nenek moyang ibu yang disebut Blok Salasa, tentu
saya pun sehari-hari menggunakan bahasa Cirebon...

Hasil Tarjamahan
Éta wacana nu diilo ku hidep téh mangrupa tulisan asli dina bahasa Indonesia. Hasil
tarjamahna kana basa Sunda kapidangkeun ieu di handap. Ayeuna pék ku hidep lenyepan jeung
titénan éta terjemahan téh, naha geus bener/sampurna atawa aya nu kurang?
Kuring dilahirkeun di imah titinggal karuhun ti indung, nu perenahna gigireun balédésa

Versi
Ciborélang, Jatiwangi, tapi waktu umur kuring kakara sawatara welas bulan kuring dibawa
pindah ka bumi Aki di Kampung Pasuketan, da Aki ngagaleuh bumi di dinya. Saterusna kuring
matuh di dinya nepi ka anggeus Sakola Rayat.
Perkara dibawa pindah ka Pasuketan téh penting dicaritakeun, sabab lamun kuring terus
matuh di imah titinggal karuhun ti indung nu ayana di gigireun balédésa téa, tanwandé lalakon
hirup kuring baris béda.
Désa Ciborélang téh salah sahiji ti tilu désa nu ngawangun kota Kawadanan (ayeuna mah
kacamatan) Jatiwangi. Nu dua deui nyaéta désa Sutawangi jeung Cicadas. Sutawangi di tengah,
Cicadas beulah kuloneunana, Ciborélang wétaneunana. Kota Jatiwangi anu sacara administrasi
kaasup ka Kabupatén Majalengka téh, sacara kultural aya di daérah tapel wates kultur Sunda
jeung (Jawa) Cirebon. Harita, basa sapopoé anu digunakeun ku urang Jatiwangi, aya dua, nyaéta
basa Sunda jeung basa (Jawa) Cirebon, gumantung ka lingkungan sosial jeung pagawean
masing-masing.
Di sabudereun balédésa Ciborélang anu perenahna kiduleun jalan raya Cirebon-Bandung di
peuntaseun pasar -disebut "Pasar Baru" da anu heubeul mah ayana di hareupeun balédésa
Sutawangi- jalma téh sapopoéna ngagunakeun basa Cirebon. Urang Kaum (masjid perenahna
kulon-kaléreun balédésa pisan, da sapalataran) nyaritana ngagunakeun basa Cirebon. Kitu deui
urang pasar nyararitana maké basa Cirebon, sanajan ari anu caricing di kaléreun, wétaneun
jeung kuloneun pasar mah -jadi nu aya di sakaléreun jalan raya Bandung-Cirebon –réréana
ngagunakeun basa Sunda baé. Jadi, lamun kuring terus cicing di imah tuturunan ti karuhun
indung nu disebut Blok Salasa, tanwandé kuring gé sapopoé téh ngagunakeun basa Cirebon...

2. Konsep :
a. Medar Tarjamahan
Tarjamahan téh nyaéta karya hasil narjamahkeun tina basa séjén. Istilah séjén sok aya
nu nyebut alih basa.Prosés narjamahkeun, boh karya ilmiah boh karya (sastra) biasana
diusahakeun sangkan papak pisan jeung aslina. Pangpangna dina karya sastra, kagiatan
narjamahkeun téh lian ti mertahankeun segi-segi séjénna, anu pangutamana téh dina segi
basana (gaya basa, pilihan kecap, ungkara, jsté.) jeung kualitas senina.
b. Cara narjamahkeun
Narjamahkeun teu meunang sakecap-sakecap, tapi kudu merhatikeun konteksna atawa
ma’na kalimahna.
Conto : Hujan deras membuat sungai Citanduy meluap dalamd beberapa hari ini
Nurutkeun kamus, kecap :

Versi
- deras ngandung harti tarik
- membuat ngandung harti nyieun
- meluap ngandung harti leber
Upama nurutkeun harti saujratna tina kamus, eta kalimah jadi : Hujan tarik nyieun
Sunge Citanduy leber dina sababaraha poe ieu.
Tapi kucara merhatikeun konteks kalimahna eta kecap-kecap teh sarua hartina jeung
“gede”, “nyababkeun”, “caah gede”. Kusabab kitu tarjamahan anu bener nyaeta : Hujan
gede nyababkeun Sunge Citanduy caah gede dina sababaraha poe ieu.
c. Perhatikeun kecap-kecap anu sama’na (sinonim), boh nu aya dina basa Indonesia jeung
dina basa Sunda.

Conto :

Sunda Indonesia
- mandi - mandi

- jam - jam

- surat - surat

- kira- - kira-
kira kira
Kamus digunakeun sabage pedoman sangkan tarjamahan teu mengpar jauh tina
ma’na dasarna. Maksudna, kamus teh mangrupa modal utama dina narjamahkeun hiji
basa, tapi kamus lain hiji-hijina patokan dina ngahartikeun hiji kecap.
3. Prinsip :
Ajip Rosidi (kurang leuwih taun 80-an) kungsi midangkeun artikel nu nétélakeun
yén tarjamahan téh kudu "geulis" jeung "satia". Geulis maksudna kaéndahanana kudu bisa
kapindahkeun, ari satia maksudna ulah méngpar tina rakitan wacana sumber.
Kaedah-kaedah narjamahkeun prosa:
a. Mahaman eusi teks anu ditarjamahkeun (dima’naan)
b. Merhatikeun galur carita
c. Kudu luyu jeung eusi/amanat nu nulisna atawa paham kana maksud pangarang
Kaedah-kaedah anu ngabedakeun dina narjmahkeun wangun prosa jeung sajak :

Versi
a. Narjamahkeun prosa mah itungannna kalimah per kalimah sedengkeun dina sajak
mah kecap per kecap (leuwih bangga)
b. Dina narjamahkeun sajak henteu cukup modal kamampuh ngagunakeun basa aslina
tapi kudu weuruh kana basa sarta budaya hasil tarjamahnna
c. Anu narjamahkeun sajak mah kudu mibanda pangalaman kapenyairan, pangalaman
ngaracik kekecapan, pangalaman ngagunakeun metaphor, pangalaman ulin jeung
imaji, jeung pangalaman ngagunakeun diksi.
4. Prosedur :
Langkah-langkah membuat terjemahan :
a. Menampilkan contoh teks terjemahan
b. Membaca dalam hati (Ngilo)
c. Pencarian ide untuk tema terjemahan dilakukan di awal atau dengan cara guru
menentukan tema terjemahan untuk kemudian di dibuat siswa
d. Memahami alur cerita (prosa)/isi dalam Puisi (sajak)
e. Menerjemahkan sesuai dengan kaidah-kaidahnya
f. Membacakan hasil terjemahan sesuai dengan tata cara menyampaikan terjemahan
dan saling koreksi dengan teman sebangku atau kelompok
g. Mengkomunikasikan hasil Terjemahan/hasil suntingan Terjemahan orang lain.

Versi
MODUL AJAR 2
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 19 Bandung

Nama Penyusun : Ulul Azmi Fatwa, S.Pd.


Mata Pelajaran : Bahasa Sunda
Fase/Kelas/SMT : E/X/1
Alokasi Waktu : 12 x 45 menit
Materi Pokok : Dongéng
Dimensi PPP : Mandiri, bernalar kritis, kreatif
Tujuan Pembelajaran
*Elemen/Domain CP Berbicara
Tujuan Pembelajaran 10.2.1 Membandingkan jenis dongeng berdasarkan isi, struktur,
dan aspek kebahasaan.
10.2.2 Menampilkan berbagai jenis dongeng dengan cara
ngadongeng, monolog, atau dramatisasi.
*Sub Materi
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-1 - 3
Pendahuluan (1) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan
(15 menit) syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
(2) Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
(3) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
(4) Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung.
(5) Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan.
Inti 1) Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
(60 menit) memusatkan perhatian pada beberapa contoh dongeng bahasa
Sunda dengan cara, menanyakan teks dongeng, mengamati teks
dongeng berbahasa Sunda.
2) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan

Versi
dengan contoh yang disajikan.
3) Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok.
4) Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh
dalam buku paket mengenai materi Dongeng.
5) Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan materi Dongeng dengan rasa percaya diri
sesuai dengan pemahamannya.
6) Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data
hasil pengamatan.
7) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku atau sumber yang lainnya.
8) Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
9) Peserta didik menyampaikan hasil diskusi tentang materi
Dongeng berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan.
10) Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal tentang materi Dongeng.
11) Peserta didik Mengemukakan pendapat atas presentasi yang
dilakukan tentang materi Dongeng dan ditanggapi oleh
kelompok yang mempresentasikan.
12) Peserta didik yang lainnya bertanya atas presentasi tentang
materi Dongeng yang dilakukan dan peserta didik lain diberi
kesempatan untuk menjawabnya.
Penutup 1) Peserta didik bersama guru, merefleksikan pembelajaran
(15 menit) menganai materi Dongéng
2) Peserta didik diberikan tugas untuk mencari teks dongeng dari
bergagai sumber.
3) Peserta didik diberikan informasi tentang materi minggu yang
akan datang yaitu Analisis Kata, Struktur Kalimat, Ciri-ciri
Dongeng, Jenis-jenis Dongeng dan Unsur-unsur Intrinsik

Versi
Dongeng.
4) Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan
untuk tetap (menjaga jarak, memakai masker dan mencuci
tangan, menjauhi kerumunan, membatasi interaksi), belajar
serta mengucapkan salam.

Pertemuan Ke- 4 - 5
Pendahuluan 1) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan
(15 menit) syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
2) Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
3) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
4) Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya.
5) Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
6) Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan
pelajaran yang akan dilakukan.
7) Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Inti 1) Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
(60 menit) memusatkan perhatian pada topik materi Analisis Kata,
Struktur Kalimat, Ciri-ciri Dongeng, Jenis-jenis Dongeng dan
Unsur-unsur Intrinsik Dongeng.
2) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
dengan materi yang disajikan dan akan dijawab melalui
kegiatan belajar.
3) Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok.
4) Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh
dalam buku paket mengenai materi Analisis Kata, Struktur
Kalimat, Ciri-ciri Dongeng, Jenis-jenis Dongeng dan Unsur-
unsur Intrinsik Dongeng.

Versi
5) Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri Analisis
Kata, Struktur Kalimat, Ciri-ciri Dongeng, Jenis-jenis
Dongeng dan Unsur-unsur Intrinsik Dongeng sesuai dengan
pemahamannya.
6) Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data
hasil pengamatannya.
7) Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan.
8) Peserta didik menyampaikan hasil diskusi dengan cara
presentasi tentang materi Analisis Kata, Struktur Kalimat, Ciri-
ciri Dongeng, Jenis-jenis Dongeng dan Unsur-unsur Intrinsik
Dongeng dan menyimpulkan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan.
Penutup 1) Peserta didik bersama guru, merefleksikan pembelajaran
(15 menit) menganai materi Dongéng
2) Peserta didik diberikan informasi tentang materi minggu yang
akan datang yaitu Rumpaka Kawih.
3) Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan
untuk tetap (menjaga jarak, memakai masker dan mencuci
tangan, menjauhi kerumunan, membatasi interaksi), belajar
serta mengucapkan salam.

Asesmen
Asesmen Formatif 1. Asesmen Awal
2. Asesmen Proses
Asesmen Sumatif -

Versi
1. Format Data Asesmen Formatif
a. Asesmen Awal
Kategori Pemahaman
No. Nama Peserta Didik
Paham Utuh Paham Sebagian Tidak Paham

b. Asesmen Proses
No Nama siswa Berperan aktif dalam proses Melakukan proses tanya jawab
diskusi
Ya Tidak Ya Tidak

Versi
MODUL AJAR 3
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 19 Bandung

Nama Penyusun : Ulul Azmi Fatwa, S.Pd.


Mata Pelajaran : Bahasa Sunda
Fase/Kelas/SMT : E/X/1
Alokasi Waktu : 12 x 45 menit
Materi Pokok : Wawancara
Dimensi PPP : Bernalar kritis, mandiri
Tujuan Pembelajaran
*Elemen/Domain CP Berbicara, Menulis
Tujuan Pembelajaran 10.3.1 Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan teks
wawancara.
10.3.2 Merancang, melakukan dan menyusun laporan wawancara
dengan memperhatikan kesantunan berbahasa.
*Sub Materi -
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-1
Pendahuluan (1) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan
(15 menit) syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berdoa untuk
memulai pembelajaran.
(2) Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
(3) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
(4) Mengkondisikan dan menggali informasi pengetahuan yang
telah dimiliki peserta didik mengenai Wawancara.
(5) Mengajak peserta didik berdiskusi tentang penting dan
istimewanya Wawancara untuk dipahami sebagai salah satu
sastra sunda yang harus dilestarikan.
(6) Memeberitahukan materi pembelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat KBM.
Inti 1) Guru membagi peserta didik kedalam 6 kelompok.
(60 menit) 2) Peserta didik menyimak pembacaan teks wawancara yang
dibacakan temannya dengan tertib dan disiplin.
3) Peserta didik dalam setiap kelompok mencari masalah dan

Versi
mengumpulkan data yang berhubungan dengan Wawancara.
4) Peserta didik mengumpulkan data yang sesuai, dan menanya,
menalar, menemukan penjelasan dan pemecahan masalah yang
diberikan dengan bimbingan guru.
5) Peserta didik menuliskan unsur-unsur keindahan dari teks
Wawancara.
6) Guru sebagai fasilitator mengamati kerja setiap kelompok
secara bergantian dan memberikan bantuan secukupnya jika
diperlukan.
7) Peserta didik Mengembangkan dan menyajikan data
Wawancara dalam kelompok.
8) Peserta didik menyebutkan maksud, tema, dan pesan yang ada
pada Wawancara yang telah peserta didik cari.
9) Peserta didik diminta untuk mengungkapkan isi Wawancara
atau menceritakan kembali Wawancara dengan kata-katanya
sendiri.
10) Peserta didik mengkaji ulang proses/hasil pemecahan masalah
kegiatan pembelajaran materi Wawancara.
Penutup 1) Menyimpulkan materi tentang Wawancara (Creativity) dengan
(15 menit) bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran.
2) Memberikan komentar tentang materi Wawancara (reflektif).
3) Diberikan informasi tentang materi minggu yang akan datang
(Informasi yang akan datang)
4) Mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk
tetap belajar. (Menyemangati)

Pertemuan Ke- 2 - 3
Pendahuluan 1) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan
(15 menit) syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berdoa untuk
memulai pembelajaran.
2) Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
3) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.

Versi
4) Mengkondisikan dan menggali informasi pengetahuan yang
telah dimiliki peserta didik mengenai Wawancara.
5) Mengajak peserta didik berdiskusi tentang penting dan
istimewanya Wawancara untuk dipahami sebagai salah satu
sastra sunda yang harus dilestarikan.
6) Merefleksi materi sebelumnya tentang wawancara.
Inti 1) Guru meminta peserta didik untuk mengamati (Observing),
(60 menit) teks tentang wawancara dengan disiplin dan santun.
2) Guru membagi peserta didik kedalam 6 kelompok.
3) Peserta didik mengerjakan tugas untuk setiap kelompok
mengumpulkan data yang berhubungan dengan wawancara.
4) Guru membantu peserta didik memecahkan masalah.
5) Peserta didik mengumpulkan data yang sesuai, dan menanya,
menalar, menemukan penjelasan dan pemecahan masalah yang
diberikan dengan bimbingan guru.
6) Peserta didik mencoba dan mengaitkan antar konsep dalam
pembelajaran. Kemudian menuliskan unsur-unsur keindahan
dari teks Wawancara. Guru sebagai fasilitator mengamati kerja
setiap kelompok secara bergantian dan memberikan bantuan
secukupnya jika diperlukan.
7) Peserta didik mengembangkan dan menyajikan data
Wawancara.
8) Peserta didik menyebutkan ciri-ciri dan jenis Wawancara.
9) Peserta didik diminta untuk menyusun kalimah pananya untuk
wawancara dengan tertib dan disiplin.
Penutup 1) Menyimpulkan materi tentang Wawancara.
(15 menit) 2) Memberikan komentar tentang materi Wawancara (Refleksi).
3) Diberikan informasi tentang materi minggu yang akan datang
(Informasi yang akan datang).
4) Mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk
tetap belajar (Menyemangati).
Pertemuan Ke – 4 - 5
Pendahuluan 1) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berdoa untuk

Versi
(15 menit) memulai pembelajaran.
2) Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
3) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
4) Mengkondisikan dan menggali informasi pengetahuan yang
telah dimiliki peserta didik mengenai Wawancara.
5) Mengajak peserta didik berdiskusi tentang penting dan
istimewanya Wawancara untuk dipahami sebagai salah satu
sastra sunda yang harus dilestarikan.
6) Memeberitahukan materi pembelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat KBM.
Inti 1) Peserta didik dikelompokkan untuk memperagakan teks
(60 menit) wawancara.
2) Peserta didik membaca dalam hati teks wawancara sesuai
dengan tugasnya dengan tertib dan disiplin.
3) Peserta didik memperagakan teks wawancara dengan tertib dan
santun.
4) Peserta didik mengomentari peragaan wawancara teman-
temannya dengan tertib dan santun.
Penutup 1) Menyimpulkan materi tentang Wawancara.
(15 menit) 2) Memberikan komentar tentang materi Wawancara (Refleksi).
3) Diberikan informasi tentang materi minggu yang akan datang
(Informasi yang akan datang).
4) Mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk
tetap belajar (Menyemangati).
Pertemuan ke - 6
Pendahuluan 1) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan
(15 menit) syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berdoa untuk
memulai pembelajaran.
2) Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
3) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
4) Mengkondisikan dan menggali informasi pengetahuan yang

Versi
telah dimiliki peserta didik mengenai Wawancara.
5) Mengajak peserta didik berdiskusi tentang penting dan
istimewanya Wawancara untuk dipahami sebagai salah satu
sastra sunda yang harus dilestarikan.
6) Memeberitahukan materi pembelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat KBM.
Inti 1) Peserta didik mendiskusikan struktur teks wawancara dengan
(60 menit) tertib dan disiplin.
2) Peserta didik mendiskusikan tatakrama dalam kehidupan
dengan tertib dan disiplin.
3) Peserta didik mendiskusikan kalimah pananya dengan tertib
dan santun.
4) Peserta didik melaporkan hasil diskusi kelompoknya dengan
tertib dan santun.
Penutup 1) Menyimpulkan materi tentang Wawancara.
(15 menit) 2) Memberikan komentar tentang materi Wawancara (Refleksi).
3) Diberikan tugas untuk melakukan wawancara secara kelompok
kepada tokoh yang cocok dengan tema wawancaranya.
4) Diberikan informasi tentang materi minggu yang akan datang
(Informasi yang akan datang).
5) Mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk
tetap belajar (Menyemangati).
Asesmen
Asesmen Formatif 3. Asesmen Awal
4. Asesmen Proses
Asesmen Sumatif 1. Peserta didik dalam kelompok membuat sebuah kegiatan
wawancara kepada tokoh yang sesua degan tema yang
dipilihnya.
2. Rubrik Penilaian (Terlampir)

Versi
2. Format Data Asesmen Formatif
c. Asesmen Awal
Kategori Pemahaman
No. Nama Peserta Didik
Paham Utuh Paham Sebagian Tidak Paham

d. Asesmen Proses
No Nama siswa Berperan aktif dalam proses Melakukan proses tanya jawab
diskusi
Ya Tidak Ya Tidak

3. Format Data Asesmen Sumatif


No Indikator BB MB BSH SB
1 Basa (diksi, basa efektif dan
komunikatif)

2 Isi (pemahaman isi, sistematika


isi, hubungan isi)

3 Teknik/sikap (pidangan bahan,


rengkak jeung peta)

SB dan BSH = Berhasil


MB dan BB = Diperlukan pendampingan

Versi
MODUL AJAR 4
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 19 Bandung

Nama Penyusun : Ulul Azmi Fatwa, S.Pd.


Mata Pelajaran : Bahasa Sunda
Fase/Kelas/SMT : E/X/1
Alokasi Waktu : 12 x 45 menit
Materi Pokok : Kawih
Dimensi PPP : Bernalar Kritis, Mandiri, Gotong Royong
Tujuan Pembelajaran
*Elemen/Domain CP Berbicara (Nyarita jeung Midangkeun)
Tujuan Pembelajaran 10.4.1 Peserta didik mampu menganalis, membandingkan dan
mengungkapkan jenis – jenis kawih beserta rumpakanya (lirik)
10.4.2 Peserta didik mampu melantunkan dan menyajikan kawih
klasik, pop Sunda, dan kakawihan secara kreatif dengan
memperhatikan bentuk, ekspresi, dan teknik vokal.
*Sub Materi -
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-1
Pendahuluan (1) Peserta didik memberi salam, berdoa yang dilanjutkan dengan
(15) kegiatan pembiasaan (membaca Al-Quran, literasi dll).
(2) Mengabsen kehadiran peserta didik.
(3) Memberikan motivasi kepada peserta didik.
(4) Melakukan kegiatan Apersepsi Guru memberikan sedikit
gambaran materi yang akan dipelajari dengan menghubungkan
nya dengan materi sebelumnya.
(5) Melakukan Assesmen Kognitif Awal.
- Apakah kalian pernah mengenal atau mendengar apa yang di
maksud kawih?
- Ada apa saja jenis-jenis kawih Sunda?
(6) Menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang
materi yang akan diajarkan.
(7) Menyampaikan proses pembelajaran yang akan dilakukan.
Inti 1) Guru menampilkan contoh – contoh dari kawih, kakawihan,
1) enit) dan tembang.

Versi
2) Peserta didik mengamati dan guru memberikan pertanyaan.
3) Guru memberikan sedikit penjelasan terkait materi yang yang
berkaitan dnegan rumpaka kawih seperti kawih, kakawihan
dan tembang dengan tayangan Power Point (PPT).
4) Membagi siswa dalam 5 kelompok belajar, masing-masing
kelompok 6-7orang.
5) Setiap Kelompok diberikan tanggung jawab untuk
menganalisis rumpaka kawih
- Kelompok 1 (Bubuy Bulan)
- Kelompok 2 ( Papatong)
- Kelompok 3 (Es Lilin)
- Kelompok 4 (Panon Hideung)
- Kelompok 5 (Mawar Bodas)
6) Guru membimbing jalan nya diskusi setiap kelompok

Penutup 1) Guru memberikan evaluasi terhadap setiap kelompok melalui


(15 menit) lisan
2) Bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari
3) Guru menyampaikan kegiatan untuk pertemuan selanjutnya
4) Pendidik mengakhiri pembelajaran dengan berdoa Bersama.

Pertemuan Ke- 2 - 3
Pendahuluan 1) Peserta didik memberi salam, berdoa yang dilanjutkan dengan
(15 menit) kegiatan pembiasaan (membaca Al-Quran, literasi dll).
2) Mengabsen kehadiran peserta didik.
3) Memberikan motivasi kepada peserta didik.
4) Melakukan kegiatan Apersepsi Guru memberikan sedikit
gambaran materi yang akan dipelajari dengan
menghubungkan nya dengan materi sebelumnya.
Inti 1) Guru membimbing peserta didik dalam melakukan analisis
(60 menit) data, merumuskan jawaban dan menyajikan data terkait dengan
masalah yang mereka ajukan sebelumnya.
2) Presentasi peserta didik berupa tulisan peta konsep atau PPT.
3) Setiap perwakilan kelompok mempresentasikan hasil analisis

Versi
nya.
4) Kelompok lain memberikan tanggapan terkait hasil penyajian
hasil kelompoknya.
5) Guru membimbing peserta didik untuk melakukan refleksi dan
evaluasi terkait proses penyajian pemecahan masalah yang
telah dilakukan.
Penutup 1) Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik melalui tes
(15 enit) tulis berupa essay.
2) Guru mengingatkan peserta didik untuk mengumpulkan
laporan hasil kelompok.
3) Bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari
4) Guru menyampaikan kegiatan untuk pertemuan selanjutnya.
5) Pendidik mengakhiri pembelajaran dengan berdoa bersama.
Pertemuan 4 - 6
Pendahuluan 1) Peserta didik memberi salam, berdoa yang dilanjutkan dengan
(15 menit) kegiatan pembiasaan (membaca Al-Quran, literasi dll).
2) Mengabsen kehadiran peserta didik.
3) Memberikan motivasi kepada peserta didik.
4) Melakukan kegiatan Apersepsi Guru memberikan sedikit
gambaran materi yang akan dipelajari dengan menghubungkan
nya dengan materi sebelumnya.
Inti 1) Guru menampilkan contoh – contoh dari kakawihan (kaulinan
(60 menit) barudak).
2) Membagi siswa dalam 5 kelompok belajar, masing-masing
kelompok 6-7orang.
3) Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi untuk memilih
kakawihan (kaulinan barudak) yang akan di tampilkan.
4) Guru membimbing jalan nya diskusi setiap kelompok.
5) Setiap kelompok menampilkan kakawihan (kaulinan barudak)
di depan kelas.
6) Kelompok lain memberikan tanggapan terkait hasil penyajian
hasil kelompoknya.
7) Guru kembali mengingatkan peserta didik untuk pertemuan
selanjutnya tiap individu atau secara kelompok untuk memilih

Versi
satu kawih Sunda klasik atau pop Sunda yang akan di
tampilkan di depan kelas.
Penutup 1) Bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
(15 menit) 2) Guru menyampaikan kegiatan untuk pertemuan selanjutnya.
3) Pendidik mengakhiri pembelajaran dengan berdoa bersama.

Asesmen
Asesmen Formatif 1. Asesmen Awal
Diberikan beberapa pertanyaan kepada peserta didik melalui
google form.
Pertanyaan:
1. Apakah kalian pernah mendengar apa yang di maksud
kawih?
2. Sebutkan jenis-jenis kawih Sunda?
3. Apa yang kalian ketahui tentang kawih, kakawihan, dan
tembang?
4. Apa perbedaan antara kawih, kakawihan, dan tembang?
5. Coba kalian sebutkan judul-judul dari kawih Sunda dan
kakawihan.
2. Asesmen Proses
1) Teknik Penilaian (terlampir)
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
b. Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis
c. Penilaian Keterampilan : presentasi dan praktek
Asesmen Sumatif - Peserta didik menampilkan kawih Sunda klasik atau pop Sunda
secara individu atau kelompok.
- Peserta didik menampilkan kakawihan (kaulinan barudak)
secara kelompok.

4. Format Data Asesmen Formatif

Versi
e. Asesmen Awal
Kategori Pemahaman
No. Nama Peserta Didik
Paham Utuh Paham Sebagian Tidak Paham

f. Asesmen Proses
1. Penilaian Sikap

Bubuhkan tanda () sesuai hasil pengamatan


Sikap
NO NAMA Aktif Bekerjasam Teliti
a
KB B SB KB B SB KB B SB
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Keterangan :KB=Kurang Baik, B= Baik, SB=Sangat Baik

2. Penilaian keterampilan

No Aspek yang Dinilai 4 3 2 2

Versi
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
4 : Sangat Baik
3 : Baik
2 : Kurang Baik

LEMBAR KERJA PESERTA


DIDIK
Pek hidep esian dina kolom lirik jeung judul lagu, kudu saluyu jeung gambar penyanyina
Panyanyi / Vokal Lirik Judul
lagu
Doel Sumbang

Darso

Nining Maida

Versi
Rika Rafika

Versi
MODUL AJAR 5
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 19 Bandung

Nama Penyusun : Ulul Azmi Fatwa. S.Pd.


Mata Pelajaran : Bahasa Sunda
Fase/Kelas/SMT : E/X/1
Alokasi Waktu : 12 x 45 menit
Materi Pokok : Aksara Sunda
Dimensi PPP : Mandiri, bernalar kritis
Tujuan Pembelajaran
*Elemen/Domain CP Nulis
Tujuan Pembelajaran 10.7.1 Menganalisis bentuk dan tipe aksara Sunda sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.
10.7.2 Mengkreasikan aksara Sunda sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
*Sub Materi -
Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan 1. Peserta didik memberi salam, berdoa yang dilanjutkan
(15) dengan kegiatan pembiasaan (membaca Al-Quran, literasi
dll).
2. Mengabsen kehadiran peserta didik.
3. Memberikan motivasi kepada peserta didik.
4. Melakukan kegiatan Apersepsi Guru memberikan sedikit
gambaran materi yang akan dipelajari dengan
menghubungkan nya dengan materi sebelumnya.
5. Melakukan Assesmen Kognitif Awal.
- Apakah kalian pernah mengenal atau mendengar apa yang di
maksud aksara sunda?
6. Menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang
materi yang akan diajarkan.
7. Menyampaikan proses pembelajaran yang akan dilakukan.
Inti 1) Guru memberikan tayangan video pembelajaran yang
2) enit)
menayangkan materi aksara Sunda

2) Guru memberikan gambaran mengenai materi pelajaran

Versi
dan meminta siswa untuk menganalisis aspek dan kaidah

aksara Sunda

Guru juga mengarahkan peserta didik untuk menuliskan

hasil terjemahan aksara Sunda ke dalam hurup Latin

berdasarkan kaidah-kaidah menggunakan aksara Sunda.


Penutup 1. Guru merefleksikan hasil belajar pada kehidupan nyata,
(15 enit)
dimana mengenal dan memahami budaya bisa menjadi

salah satu upaya pelesatarian budaya dan menjadi salah

satu profesi yang sangat bagus dalam kehidupan.

2. Guru menginstruksikan beberapa siswa agar

menyampaikan kesimpulan dari materi yang telah

dipelajari

3. Guru menjelaskan gambaran singkat materi yang akan

dipelajari dipertemuan berikutnya.

1. Format Data Asesmen Formatif


Asesmen Awal
Kategori Pemahaman
No. Nama Peserta Didik
Paham Utuh Paham Sebagian Tidak Paham

Asesmen Proses
2. Penilaian Sikap

Bubuhkan tanda () sesuai hasil pengamatan


Sikap
NO NAMA Aktif Bekerjasam Teliti

Versi
a
KB B SB KB B SB KB B SB
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Keterangan :KB=Kurang Baik, B= Baik, SB=Sangat Baik

3. Penilaian keterampilan

No Aspek yang Dinilai 4 3 2 2


1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
4 : Sangat Baik
3 : Baik
2 : Kurang Baik

4. Materi Ajar

Aksara Sunda téh kagolong kana aksara silabis, nyaéta saaksara ngalambangkeun saengang.
Tangtu béda jeung aksara Latén nu sipatna fonétis, nyaéta saaksara ngalambangkeun sasora. Anu
béda deui jeung aksara Tionghoa nu sipatna logografis, nyaéta saaksara ngalambangkeun

Versi
sakedap.
Dina dasarna aya opat rupa wangun aksara Sunda, nyaéta aksara swara, angka, aksara
ngalagena, jeung rarangkén (pananda sora).
Aksara Swara atawa vokal jumlahna aya 7 siki. Titénan wangunna jeung cara macana ieu di
handap!

Angka dasar jumlahna aya 10, nyaéta ti 0 nepi ka 9. Titénan wangunna jeung cara macana
ieu di handap!

Aksara Ngalagena téh nyaéta konsonan nu binarung vokal /a/. Jumlahna aya 23, anu
ngawengku 18 aksara ngalagena Sunda jeung 5 aksara ngalagenan serepan ( fa, va, xa, va,qa).
Titénan wangunna jeung cara macana ieu di handap!

Versi
Rarangkén atawa pananda sora (vokalisasi) jumlahna aya 13. Titénan wangunna jeung cara
macana ieu di handap!

Lembar Kerja :
Tugas Kelompok

Sabada prakték latihan nyalin kekecapan kana aksara Sunda, ayeuna pancén hidep nyaéta
nyalin carita dina aksara Sunda kana aksara Latén. Pancén ieu dipigawé babarengan jeung
batur sakelompok hidep. Mun geus réngsé kintunkeun hasilna ka ibu dina wangun tulisan
tangan atawa hasil ketikan Word.

Versi
Versi
LEMBAR KERJA PESERTA
DIDIK

Pancén!
Salin kana aksara Sunda kekecapan ieu di handap!
NO. KECAP AKSARA SUNDA
1 Agama
2 Imah
3 Ucing
4 Éstuning

Versi
5 Oray
6 Enya
7 Eunteung
8 Madya
9 Drama
10 Taplak

1. Refleksi
a. Ceuk hidep kunaon pangna aksara Sunda perlu dimodifikasi?
b. Ceuk hidep naha perlu aksara Sunda diajar dina éra modern cara ayeuna? Jelaskeun
alesananana?

3. Assement Kognitif
1. Jelaskeun kalawan singet! Ti mana mimitina cara nulis aksara Sunda?
…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………..
2. Aksara Sunda naon waé anu mangrupa serepan tina bahasa asing?
…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………
3. Sebutkeun masing-masing fungsi tina rarangkén!
…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………..

4. Tugas pengayaan
Jieun kaligrafi aksara Sunda kalayan ngagunakeun tehnik kaligrafi nu hadé?

Versi
MODUL AJAR 5
Nama Penyusun : Ulul Azmi Fatwa. S.Pd.
Mata Pelajaran : Bahasa Sunda
Fase/Kelas/SMT : E/X/1
Alokasi Waktu : 12 x 45 menit
Materi Pokok : Sajak
Dimensi PPP : Mandiri, bernalar kritis

1. Kegiatan Pembelajaran

LANGKAH KEGIATAN
WAKTU
PENDAHULUA
GURU SISWA (Menit)
N
Salam dan doa 1. Guru mengucapkan salam 1. Siswa menjawab 20
dan doa dipimpin oleh salam dan memimpin
siswa doa
Presensi 1. Guru memeriksa kehadiran 1. Siswa mengisi
siswa. presensi

Apersepsi dan 1. Guru menyampaikan tujuan 2. Siswa memahami dan


motivasi pembelajaran yang akan mendengarkan

dicapai. motivasi yang


disampaikan oleh guru
2. Guru memberikan motivasi
mengenai pentingnya
mempelajari materi yang
akan disampaikan
LANGKAH KEGIATAN
KEGIATAN WAKTU
GURU SISWA
INTI
1. Guru memberikan 1. Peserta didik 20
tayangan tentang menyaksikan tayangan
penjelasan materi sajak. tentang penjelasan

Versi
2. Guru memberikan materi sajak dengan
gambaran mengenai materi contoh macam-macam
pelajaran dan meminta teks sajak dan
siswa untuk berbagai macam
mengidentifikasi unsur- tehnik pembacaan
unsur sajak, dan tehnik sajak.
membaca sajak yang baik 2. Siswa memperhatikan
dari tayangan yang ada di penjelasan awal guru
video. Guru juga dan memberikan
mengarahkan peserta didik pertanyaan.
untuk menganalisis pesan Pertanyaan yang
moral yang ada pada sajak diharapkan :
dan menyusun pertanyaan
 Mengapa kita perlu
tentang video terkait
memperhatikan
pembelajaran.
unsur-unsur sajak ?
 Apa perbedaan
deklamasi dengan
musikalisasi puisi?
3. Siswa menggali
makna dan nilai-nilai
yang terkandung
pada sajak yang
disaksikannya atau
dipilihnya.

LANGKAH KEGIATAN
WAKTU
PENUTUP GURU SISWA
Refleksi Guru merefleksikan hasil Siswa memahami yang 30
pembelajaran belajar pada kehidupan nyata, disampaikan oleh guru
dimana mahir berpuisi bisa
menjadi salah satu ladang
usaha pada dunia hiburan.
Penarikan Guru menginstruksikan Siswa menyampaikan

Versi
kesimpulan beberapa siswa agar kesimpulan materi yang
menyampaikan kesimpulan sudah dipelajari
dari materi yang telah
dipelajari
Penyampaian Guru menjelaskan gambaran Siswa mendengarkan
materi di singkat materi yang akan gambaran singkat materi
pertemuan dipelajari dipertemuan yang selanjutnya akan
selanjutnya berikutnya. dipelajari

2. Asesmen

Assement (Soal terlampir)

3. Pengayaan dan Remedial


a) Pengayaan diberikan kepada siswa dengan kecepatan belajar tinggi, berupa tantangan atau
pengembangan tugas khusus
b) Remidial diberikan kepada siswa dengan siswa yang tertinggal, dengan memberikan alokasi
waktu khusus dilluar jam terstruktur untuk mengulang pembelajaran

4. Refleksi Peserta Didik dan Guru


Merefleksikan pembelajaran berdasarkan refleksi formatif

Lampiran

PERKARA SAJAK
Naon ari puisi? Dina sastra Indonésia, nu disebut puisi téh sarua hartina jeung sajak dina
sajak Sunda. Ari dina sajak Sunda, puisi téh hartina lega pisan, ngawengku sababaraha jenis karya
sastra, kaasup sajak, mangrupa bagian tina puisi.
Leuwih jelasna, nu dimaksud puisi dina sastra Sunda nyaéta wanda karangan anu rakitanana
biasana mah pinuh ku wirahma, kauger ku wangunna jeung ku diksina; lain dina ungkara kalimah
cara dina basa sapopoé atawa cara wangun prosa. Puisi Sunda téh réa rupana, aya nu kagolong

Versi
puisi heubeul (buhun, tradisional) jeung aya anu kagolong kana puisi anyar. Puisi heubeul aya nu
ngawujud carita, naratif (carita pantun, wawacan). Aya anu henteu ngawujud carita: rupa-rupa puisi
mantra (jangjawokan, singlar, jampé, asihan), sisindiran (rarakitan, paparikan, wawangsalan),
kakawihan (barudak), sa’ir (pupujian), pupuh (dangding, guguritan). Ari anu kaasup puisi anyar
nyaéta sajak.
Sajak nyaéta salasahiji karya sastra Sunda anu diréka dina wangun basa ugeran (puisi).
Sanajan ditulis dina wangun ugeran, tétéla sajak mah teu pati kauger ku patokan-patokan jumlah
engang saban padalisan jeung jumlah padalisan dina saban pada saperti dina pupuh atawa
sisindiran.
Dumasar kana asal usulna, sajak téh mangrupa karya samperan anu jolna tina sastra
deungeun, nyaéta pangaruh tina sastra Éropa. Éta karya téh asup tur jadi banda sastra Sunda
timimiti kira-kira taun 1946.
Sababaraha judul buku kumpulan sajak Sunda jeung pangarangna, diantarana: Lalaki di
Tegal Pati karya Sayudi (1963), Janté Arkidam karya Ajip Rosidi (1967), Tepung di Bandung
Karya Rahmat. M.Sas. Karana, Wasiat Konglomerat Karya Taufik Faturohman, Lalaki Langit
karya Juniarso Ridwan.

UNSUR-UNSUR SAJAK
Sajak téh mangrupa ungkara pikiran, rasa, jeung gagasan pangarang, nu ditepikeun pikeun
ngagambarkeun hiji pasualan. Biasana sajak mah ditulis dina wangun ungkara konotatif (kiasan).
Ku kituna sajak mah aya kalana hésé dipikahartina, lantaran ari ungkara konotatif mah loba silib
jeung siloka. Béda jeung harti dénotatif anu ungkapkeun harti sajalantrahna.
Unsur-unsur pangwangun anu ngadeudeul kana jengléngan rumpakana téa. Éta unsur-unsur téh
diantarana:
a. Adegan Lahir
Nu dimaksud adegan lahir téh nyaéta unsur fisik sajak disawang tina wangunna.Nu kaasup kana
adegan lahir rumpaka sajak, diantarana waé:
1). Wangun sajak (tipografi)
Rumpaka sajak téh ditulisna béda-béda, upamana waé, aya nu sapada, dua pada, jeung
saterusna. Tina sapadana gé matok siga sisindiran atawa pupuh, bébas kumaha pangarangna.

2). Pilihan Kecap (diksi)

Sajak nu alus téh gumantung kana kecap-kecap anu dipaké ku pangarangna. Biasana sok
kapanggih kecap-kecap anu geus langka dipaké (arkaik), tuluy dipaké nuliskeun sajak.

Versi
Upamana waé, kecap asih diganti jadi kecap duriat, atawa kecap sedih diganti jadi kecap
tunggara.
3). Citraan (imaji)
Nyaéta pangaruh kecap ka nu maca atawa ngaregepkeun sajak. Biasana mah aya patalina jeung
naon anu karasa, katempo, jeung kadéngé ku nu maca atawa ngaregepkeun tina kecap-kecap
anu aya dina sajak. Citraan dina rumpaka sajak sifatna bisa citraan swara (auditif), citraan
panempo (visual), jeung citraan pangrasa (taktil). Sajak nu alus téh taya lian anu bisa
ngabalukarkeun nu maca atawa ngaregepkeunana téh milu ngarasakeun kana naon anu
ditepikeun dina éta sajak.
4). Gaya Basa (figuratif)
Gaya basa dina sajak téh bisa ngabalukarkeun ayana harti konotatif. Gaya basa dina sajak
bisa nimbulkeun harti nu beunghar kana eusina. Sajak téh jadi prismatis, hartina bisa mibanda
harti anu mundel, jero, tur loba. Dina basa Sunda aya sawatara gaya basa, upamana mijalma,
ngasor, kadalon, rarahulan, jsté.
5). Purwakanti
Purwakanti nyaéta padeukeutna sora kecap boh di awal, di tengah, atawa di tungtung ungkara
kalimah. Nilik kana perenahna, purwakanti téh bisa ngaréndéng dina sakalimah atawa
sapadalisan, bisa ogé ngaruntuy dina antarpadalisan. Ku lantaran kitu, purwakanti téh aya nu
ngajajar (purwakanti rantayan), anu ngaruntuy (purwakanti runtuyan), atawa gabungan boh
rantayan boh runtuyan.
Nilik kana perenahna purwakanti téh aya dua. Saruana atawa padeukeutna sora kecap nu
ngajajar ka gigir dina sapadalisan disebutna purwakanti rantayan.

b. Adegan Batin
Adegan batin sajak mah teu katémbong langsung, tapi kudu diteuleuman atawa dirarasakeun.
Carana bisa dibaca sababaraha balikan atawa disungsi kumaha eusi atawa maksudna.
1). Jejer (sense)
Jejer téh poko pikiran anu aya dina sajak. Téma téh gagasan poko anu rék ditepikeun ku
pangarang ka nu maca. Téma dina sajak rupa-rupa, aya téma kaagamaan, kamanusaan, cinta
ka lemah cai, jsté.
2). Rasa (feeling)
Rasa téh ngajiwaan eusi sajak. Rasa dina sajak bisa kapanggih sabada dibaca. Naha dibacana
téh digorowokeun, digalantangkeun, dihariringkeun atawa dilenyepan dina jéro hate.
3). Wirahma (tone)

Versi
Nada téh sikep pangarangna ka nu maca. Tina sikep pangarang ngabalukarkeun ayana suasana
nu karasa ku nu maca.
4). Amanat (intention)
Amanat téh pesen pangarang anu karasa ku nu maca sajak. Tapi najan kitu, amanat dina hiji
sajak ditangtukeunana téh gumantung nu maca. Hartina urang dibéré kabébasan pikeun
nangtukeun amanat tina hiji sajak.

WANDA SAJAK ÉPIK JEUNG LIRIK


A. SAJAK ÉPIK
Sajak épik téh sajak anu sipatna ngalalakonkeun, ngadadarkeun, atawa nyaritakeun. Ku
lantaran kitu, sajak épik mah biasa Panjang. Kulantaran sipatna ngalalakon, dina sajak épik
mah bakal kanyahoan saha tokohna, naon ketakna, jeung kumaha pamustrunganana.

B. SAJAK LIRIK
Béda jeung sajak épik anu ngalalakon, sajak lirik mah henteu ngalalakon.

PARAFRASE SAJAK
Parafrase sok disebut paraprasa, nyaéta ngarobah wangun karangan atawa nyaritakeun deui eusi
karangan kana wangun séjén. Upamana waé sajak dicaritakeun deui kana wangun basa lancaran
(prosa). Maksudna nyusun paraphrase, sangkan leuwih paham kana naon maksud atawa harti anu
dikandung tina hiji téks.

MUSIKALISASI PUISI
Musikalisasi puisi atawa sajak umumna kagiatan midangkeun puisi atawa sajak jadi rumpaka lagu
kalawan dibarengan ku musik. Palebah dieu, sajak téh robah jadi rumpaka lagu tur dibarengan ku
musik.

Lembar Kerja :
Maca sajak

Ieu di handap aya sajak anu judulna “Doa”. Ayeuna pék baca ku hidep, mun geus apal pék rékam tuluy
kirimkeun vidéona ka ibu.

Versi
Do’a
(Haturan Pa Otto Iskandardinata)
Karya : Apip Mustofa

Jungjunan
Pangnangkeupkeun éta nyawa
Nu indit taya nu nanya
Tara tapakna di dunya

Angin
Pangusikeun sapangeusi buana
Yén aya sinatria nu perlaya
Di wewengkon langit Sunda

Bulan
Baturan éta nyawa
Nu ditundung
Ditempat baktina taya nu daék ngajungjung

Héy panon poé


Geura awurkeun panas nu ngaduruk sagala
Sangkan ieu dada
Sakumna nyawa Sunda
Nyaho boga pahlawan digjaya

Tutugan gunung agung, 21 Juni 1958

(Dicutat tina Buku Kumpulan Sajak : Saratus sajak Sunda, kaca 36)

Tugas Kelompok

Sabada hidep ningali sababaraha rupa conto deklamasi jeung musikalisasi puisi, prak ayeuna hidep
jeung batur sakelompok diajar nyusun musikalisasi puisi atawa dramatisasi puisi. Pilih sajak anu

Versi
dipikaresep ku kelompok hidep. Prakték musikalisasi atawa dramatisasi puisi direkam dina vidéo
durasi maksimal 15 menit, tuluy kirimkeun ka ibu via Google Classroom.

HASIL PEGAMATAN
1. Ceuk hidep, karasa bédana henteu maca sajak anu asli jeung anu geus di parafrasakeun?
2. Pék ayeuna ku hidep baca sajak “Doa” karya Apip Mustopa, tuluy susun parafrasena make
cara parafrase kauger!
3. Baca sajak anu dipikaresep ku hidep, tuluy susun parafrasana maké cara parafrase bébas!

3. Refleksi
c. Kumaha gambaran imaji (daya wangwangan) pangarang rumpaka kawih anu katempo,
kadéngé, atawa karasa ku dirina dina kawih anu judulna “Sancang”?
d. Kumaha unsur-unsur rumpaka kawih dina rumpaka kawih “Sancang” di luhur ? Naha geus
kabéh unsur aya dina rumpaka éta?

4. Assement Kognitif
1. Naon bédana sajak épik jeung sajak lirik?
…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………..
2. Naon ari musikalisasi sajak téh?
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
3. Naon bédana parafrase bébas jeung parafrase kauger ?
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
4. Naon bédana maca sajak jeung déklamasi?
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

Versi
…………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………
5. Aya citraan naon dina sempalan ieu sajak?
Harita
Sagala-gala walatra
Walatra pait-peuheurna
Walatra rénghap-ranjugna
Walatra pati-huripna
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………

6. Tugas pengayaan
Ayeuna hidep diajar ngarang sajak, témana bébas tuluy bacakeun kalayan ngagunakeun tehnik maca
sajak nu hadé? Saméméh prak ngarang, baca heula sajak-sajak karya batur nu geus aya. Bisa
tina buku kumpulan sajak atawa tina majalah jeung koran nu sok ngamuat sajak Sunda!

Versi

Anda mungkin juga menyukai