Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat
dan hidayatNya, sehingga penyusunan buku Pedoman Tata Naskah Klinik Lentera dapat
diselesaikan dengan baik.
Dengan tersusunnya buku Pedoman Tata Naskah ini, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi
dalam penyusunan buku ini.
Kami sadari buku ini belum sempurna, oleh karenanya masukan dan saran
perbaikan sangat kami harapkan guna penyempurnaannya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita
semua.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan............................................................................................................ 1
A. Kebijakan...................................................................................................................... 5
B. Manual Mutu................................................................................................................ 11
D. Pedoman/ Panduan...................................................................................................... 16
1. Tujuan Proses.............................................................................................................. 30
3. Uraian Umum.............................................................................................................. 30
4. Kebijakan..................................................................................................................... 35
BAB V Penutup.................................................................................................................. 38
..........................................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Akreditasi Klinik Lentera merupakan upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan
yang dilakukan melalui membangun sistem manajemen mutu, penyelenggaraan Upaya
Kesehatan, dan sistem pelayanan klinis untuk memenuhi standar akreditasi yang
ditetapkan dan peraturan perundangan serta pedoman yang berlaku.
1
Pedoman ini disusun sebagai bahan untuk menyusun kelengkapan pedoman tata
naskah terkait dengan dokumen yang dipersyaratkan oleh standar akreditasi. Dalam
pedoman tata naskah perlu dimasukkan bagaimana penyusunan kebijakan, standar
prosedur operasional, dengan tata penomorannya.
2
BAB II
DOKUMENTASI AKREDITASI KLINIK LENTERA
Dokumen yang perlu dipersiapkan di Klinik Lentera dapat dibedakan sebagai berikut :
A. Penyelenggaraan manajemen :
1. Kebijakan Kepala klinik,
2. Rencana Tahunan,
3. Pedoman/manual mutu,
4. Pedoman/panduan tehnis yang terkait dengan manajemen
5. Standar Operasional Prosedur (SOP)
6. Perencanaan Tingkat Pertama (PTP): Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
7. Kerangka Acuan Kegiatan
B. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat :
1. Kebijakan Kepala Klinik,
2. Pedoman untuk masing-masing upaya kesehatan masyarakat,
3. Standar Operasional Prosedur (SOP),
4. Rencana Tahunan untuk masing-masing UKM,
3
5. Kerangka Acuan Kegiatan pada tiap-tiap UKM,
C. Penyelenggaraan pelayanan klinis/upaya kesehatan perorangan :
1. Kebijakan tentang pelayanan klinis,
2. Standar Operasional Prosedur (SOP) klinis,
3. Pedoman Pelayanan Klinis,
4. Kerangka Acuan terkait dengan Program/Kegiatan Pelayanan Klinis dan
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
4
BAB III
PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI
A. Kebijakan
5
Format Peraturan/ surat keputusan dapat disusun sebagai berikut:
1. Pembukaan:
a. Judul : Surat Keputusan Kepala …………….…
b. Nomor: ditulis sesuai sistem penomoran surat keputusan, jabatan pembuat
keputusan ditulis simetris, diletakkan di tengah margin serta ditulis dengan
huruf kapital,
c. Konsideran, meliputi:
1) Menimbang: memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang
menjadi latar belakang dan alasan pembuatan keputusan. Huruf awal kata
menimbang ditulis dengan huruf capital diakhiri dengan tanda baca titik dua
( : ), dan diletakkan di bagian kiri, konsideran menimbang diawali dengan
penomoran menggunakan huruf kecil abjad dan dimulai dengan kata bahwa
dengan “b” huruf kecil;
2) Mengingat: memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuat keputusan tersebut. Peraturan perundangan yang
menjadi dasar hukum adalah peraturan yang tingkatannya sederajat atau
lebih tinggi. Konsideran ini diletakkan di bagian kiri tegak lurus dengan kata
menimbang. Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan
sesuai dengan hirarki tata perundangan diawali dengan nomor dengan huruf
angka 1, 2, dst.
2. Diktum:
a. Diktum “Memutuskan” ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan huruf
capital, serta diletakkan di tengah margin;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan disejajarkan ke
bawah dengan kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata menetapkan
ditulis dengan huruf capital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : );
c. Nama keputusan sesuai dengan judul (kepala), seluruhnya ditulis dengan huruf
capital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . ).
6
3. Batang Tubuh.
a. Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang dirumuskan dalam
diktum, misalnya:
KESATU :
KEDUA :
dst
b. Dicantumkan saat berlakunya peraturan/keputusan, perubahan, pembatalan,
pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan/keputusan, dan pada
halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
peraturan/keputusan.
d. Kaki:
Kaki peraturan/keputusan merupakan bagian akhir substansi
peraturan/keputusan yang memuat penanda tangan penerapan
peraturan/keputusan, pengundangan peraturan/keputusan yang teridiri atas
tempat dan tanggal penetapan, nama jabatan, tanda tangan pejabat, dan nama
lengkap pejabat yang menanda tangani.
e. Penandatanganan:
Peraturan/Keputusan Kepala Klinik ditandatangani oleh Kepala Klinik dan,
dituliskan nama tanpa gelar.
f. Lampiran peraturan/keputusan:
1). Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor peraturan/keputusan
2). Halaman terakhir tidak harus ditandatangani oleh Kepala Klinik
7
Kecamatan ............ Kota Tangerang Selatan
Telepon (021) ...........
Nomor
kebijakansesuai Judul
KEPUTUSAN
dengan sistem (kepala)
penomoran Surat KEPALA KLINIK LENTERA Font:
Keputusan di NOMOR : ...../XXX/......./20... Calibri 12 pt
Klinik Lentera Spasi 1,15
2 spasi Keseluruhan
huruf kapital.
TENTANG Rata tengah
............................................................... (center).
1,5 spasi
KEPALA KLINIK LENTERA
1,5 spasi
Menimbang : a. bahwa
dalam .........................................................................
............................................................. ;
b. bahwa ............................................. ;
2 spasi
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009
Tentang Pelayanan Publik;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2014
Tentang Akreditasi Klinik Lentera, Klinik Pratama, Tempat
Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter
Gigi;
8
Konsideran
Font:
Calibri 12 pt
Spasi 1,5
Rata Kanan-Kiri (Justify).
Menimbang:
Huruf awal kata menimbang ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda baca titik
koma (;)
dan diletakkan di bagian kiri
Konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan huruf kecil abjad a, b, dst.
Dimulai dengan kata “bahwa dengan”hurufkecil.
Mengingat:
Diletakkan di bagian kiri tegak lurus dengan kata menimbang
Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai dengan hierarki tata
perundangan diawali dengan nomor dengan huruf angka 1, 2, dst.
Diktum “Memutuskan”
Font:
Calibri 12 pt
Spasi 1,15
Keseluruhan huruf kapital.
Rata tengah (center).
Nama keputusan sesuai dengan judul (kepala),
seluruhnya ditulis dengan huruf capital dan diakhiri
9
dengan tanda baca titik ( : ).
MEMUTUSKAN
1.5 spasi
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KLINIK LENTERA
TENTANG ..............................................
1 ,5 spasi
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan atau perubahan sebagaimana mestinya.
Dst
1.5 spasi
Diktum Menetapkan Ditetapkan di : Tangerang selatan
Font: Pada tanggal : XX Bulan 20XX
Calibri 12 pt
Spasi 1,5 1.5 spasi
Dicantumkan setelah kata KEPALA KLINIK LENTERA
“memutuskan” disejajarkan ke bawah
dengan kata menimbang dan
mengingat.
Isi diktum “menetapkan” ditulis
dengan huruf kapital secara
keseluruhan dan diakhiri dengan Nama Kepala Klinik Lentera
tandan baca titik ( . ) ; Penandatanganan
Font:
Batang Tubuh Diktum
Calibri 12 pt
Font:
Spasi 1,5
Calibri 12 pt
Diletakkan di bagian kanan.
Spasi 1,15
Tulisan “ditetapkan” dan tanggal
Huruf awal kata menetapkan ditulis
ditulis dengan diawali huruf
dengan huruf capital, dan diakhiri
kapital.
dengan tanda baca titik ( . );
Penandatangan ditulis dengan
keseluruhan huruf kapital.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Donec elit magna, pretium ac
risus id, luctus placerat turpis.Donec vitae ornare dolor, eu semper eros.Curabitur finibus
volutpat tempus.Donec in mi sem. Proin pellentesque ultricies nibh, id commodo nulla
tempus a. Proin dapibus porttitor convallis.Maecenas fringilla sodales ex sit amet
pulvinar.Nulla facilisi. Nam pulvinar et nunc quis gravida. Sed vitae libero ut diam luctus
fringilla.
dst
Isi Lampiran
Font:
Calibri 12 pt
Spasi 1,5
Format isi disesuaikan dengan kebutuhan
dan Diletakkan di sesuaikan dengan
kebutuhan.
B. Manual Mutu,
Manual Mutu adalah: dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke dalam
maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu disusun, ditetapkan,
dan dipelihara oleh organisasi, yang meliputi:
1. Pendahuluan
a) Latar belakang
1) Profil organisasi
2) Kebijakan mutu
3) Proses pelayanan (proses bisnis)
b) Ruang lingkup
11
c) Tujuan
d) Landasan hukum dan acuan
e) Istilah dan definisi
2. Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan:
a) Persyaratan umum
b) Pengendalian dokumen
c) Pengendalian rekam Implemetasi
3. Tanggung Jawab Manajemen
a) Komitmen manajemen
b) Fokus pada sasaran/pasien
c) Kebijakan mutu
d) Perencanaan sistem manajemen mutu dan pencapaian sasaran
kinerja/mutu
e) Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi
f) Wakil manajemen mutu/penanggung jawab manajemen mutu
g) Komunikasi internal
4. Tinjauan Manajemen:
a) Umum
b) Masukan tinjauan manajemen
c) Luaran tinjauan
5. Manajemen sumber daya:
a) Penyediaan sumber daya
b) Manajemen sumber daya manusia
c) Infrastruktur
d) Lingkungan kerja
6. Penyelenggaraan pelayanan:
a) Upaya kesehatan masyarakat
b) Pelayanan klinis (Upaya kesehatan perorangan)
7. Penutup
Aturan penulisan perencanaan tingkat Klinik Lentera (PTK) tahunan adalah sebagai
berikut
1. Kertas ukuran A4
14
2. Jenis huruf Calibri
3. Ukuran huruf 12
4. Spasi 1,5
5. Batas kertas:
a. Batas kanan : 25 mm
b. Batas kiri : 30 mm
c. Batas atas : 25 mm
d. Batas bawah : 25 mm
D. Pedoman/Panduan
Pedoman/panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah-
langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan
melaksanakan kegiatan.
Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan
pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya mengatur 1 (satu)
kegiatan. Pedoman/panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui
penerapan SOP.
Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/panduan maka klinik
menyusun/membuat sistematika buku pedoman/panduan sesuai kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau panduan yaitu :
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau keputusan
Kepala Klinik untuk pemberlakuan pedoman/panduan tersebut.
2. Peraturan Kepala Klinik tetap berlaku meskipun terjadi penggantian Kepala Klinik.
Sistematika panduan pelayanan klinik dapat dibuat sesuai dengan materi/isi
panduan. Pedoman/panduan yang harus dibuat adalah pedoman/panduan minimal
yang harus ada di klinik yang dipersyaratkan sebagai regulasi yang diminta dalam
elemen penilaian.
Bila klinik menggunakan e-file tetap harus mempunyai hardcopy pedoman/panduan
yang dikelola oleh tim akreditasi Klinik.
Aturan penulisan panduan adalah sebagai berikut
1. Kertas ukuran A4
15
2. Jenis huruf Calibri
3. Ukuran huruf 12
4. Spasi 1,5
5. Batas kertas:
a. Batas kanan : 25 mm
b. Batas kiri : 30 mm
c. Batas atas : 25 mm
d. Batas bawah : 25 mm
A
Format SOP sebagai berikut :
JUDUL
No.
:
Dokumen
No. Revisi :
C SOP
Tanggal :
Terbit Nama Kepala FKTP
Halaman : D NIP.
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Alat dan
Bahan
6. Prosedur
7. Bagan Alir
E
8. Hal-hal
yang perlu
diperhatika
n
9. Unit Terkait
18
10. Dokumen
Terkait
11. Rekaman
Historis
Perubahan
KOP SOP
Jenis Font:
Calibri
Spasi 1,15
Bold (huruf tebal)
Ukuran Font :
A ,B,C ,D= 10 pt
A, B, dan C ditulis
dengan huruf
kapital secara
keseluruhan.
D dan E ditulis
dengan diawali
huruf kapital.
Badan SOP
Jenis Font:
Times New
Roman 12 pt
Spasi 1,5
Ditulis dengan
diawali huruf
kapital.
19
Penulisan SOP yang harus tetap didalam tabel/kotak adalah : nama klinik dan logo,
judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan tandatangan Kepala Klinik,
sedangkan untuk pengertian, tujuan, kebijakan, prosedur/langkah-langkah, dan
unit terkait boleh tidak diberi kotak/tabel.
g. Petujuk Pengisian SOP
1) Logo yang dipakai adalah logo Klinik Lentera.
2) Kotak Heading: masing-masing kotak (Klinik Lentera, judul SOP, No.
Dokumen, No. Revisi, Halaman, SOP, Tanggal Terbit, ditetapkan Kepala Klinik
Lentera) diisi sebagai berikut :
a) Heading dicetak pada setiap halaman. Untuk halaman pertama heading
lengkap dengan logo Klinik Lentera. Untuk halaman kedua dan
seterusnya heading tidak perlu diberi logo.
b) Kotak Nama Klinik diberi nama Klinik Lentera.
c) Judul SOP : diberi Judul /nama SOP sesuai proses kerjanya.
d) No. Dokumen: diisi dengan nomor urut SOP : XX/XXX/MM penomoran
SOP dibuat oleh sekretariat umum akreditasi Klinik Lentera
XX : nomor urut dokumen
XXX: Nama Unit Layanan;
- ADM : Adminitrasi Umum
- REG : Registrasi dan Rekam Medis
- UM : Poli Umum
- GG : Poli Gigi
- FA : Farmasi
- BID : Kebidanan
- LAB : Laboratorium
MM : Nomor Revisi
e) No. Revisi : diisi dengan status revisi, diisi menggunakan angka,
misalnya untuk dokumen baru dapat diberi nomor 00, sedangkan
dokumen revisi pertama diberi nomor 01, revisi kedua diberi nomor 02,
dan seterusnya.
20
f) Tanggal Terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
berlaku nya SOP tersebut
g) Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total
halaman untuk SOP tersebut (misalnya ; halaman pertama : 1/5)
h) Ditetapkan Kepala Klinik: diberi tandatangan Kepala Klinik dan nama
jelasnya.
h. Isi SOP
Isi dari SOP minimal adalah sebagai berikut:
Isi SOP adalah sebagai berikut:
a) Pengertian : berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang
mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian/menimbulkan
multi persepsi.
b) Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci :
“Sebagai acuan……”
c) Kebijakan : berisi kebijakan Kepala Klinik yang menjadi dasar dibuatnya SOP
tersebut. Misalkan untuk SOP Imunisasi pada bayi, pada kebijakan
dituliskan : Keputusan Kepala Klinik tentang Pelayanan kesehatan Ibu dan
Anak
d) Referensi: berisikan dokumen ekternal sebagai acuan penyusunan SOP,
bisa berbentuk buku, peraturan perundang-undangan, ataupun bentuk lain
sebagai bahan pustaka.
e) Alat dan Bahan
f) Prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan
langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu.
Dari keenam isi SOP sebagaimana diuraikan di atas, dapat ditambahkan
antara lain: bagan alir, dokumen terkait.
g) Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart):
Didalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam
langkah-langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/bagan alir untuk
memudahkan dalam pemahaman langkah-langkahnya.
h) Hal–hal yang perlu diperhatikan
21
i) Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam
proses kerja tersebut.
j) Dokumen Terkait : berisi nama-nama dokumen yang ada kaitannya dengan
SOP tersebut.
k) Rekaman historis perubahan : berisi riwayat jika dilakukan revisi SOP.
22
i. Evaluasi SOP.
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP.
a) Evaluasi penerapan/kepatuhan terhadap SOP dilakukan dengan menilai
tingkat kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam SOP. Untuk evaluasi ini
dapat dilakukan dengan menggunakan daftar tilik/check list
Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan secara
konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk
diingat, dikerjakan, dan diberi tanda (check-mark).
Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk
mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.
Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah pelaksanaan
dan memonitor SOP, bukan untuk menggantikan SOP itu sendiri.
(1) Langkah-langkah menyusun daftar tilik
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan identifikasi
prosedur yang membutuhkan daftar tilik untuk mempermudah
pelaksanaan dan monitoringnya
Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut,
Buat daftar kerja yang harus dilakukan,
Susun urutan kerja yang harus dilakukan,
Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu,
Lakukan uji-coba,
Lakukan perbaikan daftar tilik,
Standarisasi daftar tilik.
(2) Evaluasi isi SOP.
(a) Evaluasi SOP dilaksanakan sesuai kebutuhan dan minimal dua
tahun sekali yang dilakukan oleh masing-masing unit kerja.
(b) Hasil evaluasi: SOP masih tetap bisa dipergunakan, atau SOP
tersebut perlu diperbaiki/direvisi. Perbaikan/revisi isi SOP bisa
dilakukan sebagian atau seluruhnya.
23
(c) Perbaikan/revisi perlu dilakukan bila :
Alur SOP sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada
Adanya perkembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK)
pelayanan kesehatan,
Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru,
Adanya perubahan fasilititas
(d) Pergantian kepala klinik, bila SOP memang masih sesuai/
dipergunakan maka tidak perlu direvisi.
BAB IV
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
KLINIK LENTERA
24
1. TUJUAN PROSES
Pedoman ini disesuaikan sebagai acuan untuk melaksanakan pengedalian dokumen
dan rekaman agar terjadinya proses perubahan, penerbitan, distribusi dan sirkulasi
dokumen yang ada di Klinik Lentera sesuai dengan Perundangan dan Peraturan yang
berlaku serta memenuhi Persyaratan Akreditasi Klinik.
2. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
2.1. Wakil Manajemen Mutu (QMR)
2.2. Pengendali Dokumen
3. URAIAN UMUM
3.1. Dokumen Klinik Lentera adalah seluruh dokumen resmi yang berlaku di klinik
yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi,
meliputi:
a. Dokumen Internal
1. Surat Keputusan/Kebijakan (SK)
2. Standar Operasional Prosedur (SOP)
b. Dokumen Eksternal
1. Dasar Hukum berupa Undang-Undang, Peraturan dan Keputusan yang
berasal dari supra sistem.
- Undang-Undang (UU)
- Keputusan Menteri Kesehatan (KMK)
- Peraturan Menteri Kesehatan (PMK)
- Lain-lain (X)
2. Buku-buku Pedoman atau buku lainnya yang menjadi referensi.
- Buku Pedoman atau panduan lain
3.12. Rekaman/Dokumentasi:
a. Dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau memberi bukti
pelaksanaan kegiatan.
b. Dapat dipakai untuk mendokumentasikan ketelusuran dan memberi bukti
verifikasi, tindakan pencegahan dan tindakan perbaikan.
c. Tidak perlu terkena pengendalian revisi.
d. Formulir yang diisi dan atau semua catatan yang merupakan bukti
melaksanakan pekerjaan menjadi rekaman.
3.13. Rekaman yang muncul dari setiap kegiatan diidentifikasi dan dikelompokkan
sesuai klasifikasi
3.14. Memberikan pengesahan terhadap data induk rekam
3.15. Rekaman disimpan dan dipelihara sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bukti
pelaksanaan kegiatan.
28
3.16. Rekaman yang telah habis masa simpan dilaporkan ke atasan terkait untuk
dilakukan pemusnahan
3.17. Data rekam yang akan dimusnahkan dicek dan direview kemudian disetujui
pemusnahan rekam sesuai dalam aturan yang berlaku
3.18. Memerintahkan staf untuk melakukan pemusnahan
3.19. Memisahkan rekam dan melakukan pemusnahan rekam dan membuat berita
acara pemusnahan rekam
3.20. Pemusnahan rekaman diarsipkan dalam Berita Acara Pemusnahan Rekaman
4. KEBIJAKAN
4.1. Pengendalian dokumen dan rekaman di Klinik Lentera dilakukan secara terpusat
dibawah kendali Tim Manajemen Mutu.
4.2. Seluruh Dokumen Internal (SK dan SOP) tercatat dalam Daftar Dokumen
Internal dan disimpan oleh Pengendali Dokumen.
4.3. Seluruh Dokumen Eksternal tercatat dalam Daftar Dokumen Eksternal dan
dikelompokkan berdasarkan program.
4.4. Seluruh Formulir/Rekaman tercatat dalam Daftar Rekaman dan dikelompokkan
berdasarkan program.
4.5. Dokumen Master disimpan oleh Tim Manajemen Mutu.
4.6. Review terhadap dokumen internal berupa Surat Keputusan dan Standar
Operasional Prosedur dilakukan secara berkala dan/atau jika terdapat
perubahan dalam proses pelayanan.
4.7. Dokumen yang telah direview dan dinyatakan tidak dipergunakan kembali
masuk ke dalam kategori dokumen kadaluarsa.
4.8. Masa retensi dokumen kadaluarsa ditetapkan bersama oleh Penanggung Jawab
Program/kegiatan dan Tim Manajemen Mutu dan tercantum dalam daftar
rekaman dan kode formulir.
4.9. Setiap kegiatan baru didokumentasikan dalam bentuk catatan
kegiatan/rekaman.
29
4.10. Pemusnahan dokumen kadaluarsa diusulkan Penanggung Jawab Program dan
dilakukan oleh Pengendali Dokumen atas persetujuan Wakil Tim Manajemen
Mutu dan Kepala Klinik.
4.11. Pemusnahan dokumen kadaluarsa dicatat dalam Berita Acara Pemusnahan
Dokumen.
30
BAB V
PENUTUP
31