Yth.
Undangan terlampir
di
Tempat
LAMPIRAN UNDANGAN
DISKUSI KELOMPOK TERPUMPUN (DKT)
“FINALISASI PEDOMAN PENGAWASAN PELAKSANAAN
STANDAR USAHA KARAOKE BERISIKO MENENGAH RENDAH”
Selasa, 16 Mei 2023
Kemenparekraf/Baparekraf:
1. Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis
2. Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi
3. Direktur Standardisasi Kompetensi, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan
4. Direktur Wisata Minat Khusus, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan
Kegiatan (Events)
5. Ketua Tim Pokja Standardisasi Usaha, Direktorat Standardisasi dan Sertifikasi Usaha,
Deputi Bidang Industri dan Investasi
6. Ketua Tim Pokja Sertifikasi Usaha, Direktorat Standardisasi dan Sertifikasi Usaha, Deputi
Bidang Industri dan Investasi
Asosiasi/Industri Pariwisata:
1. Ketua Perhimpunan Pengusaha Hiburan Indonesia (PERPHINDO) beserta anggota
2. Ketua Asosiasi Pengusaha Rumah Bernyanyi Karaoke Indonesia (APERKI) beserta
anggota
Lampiran II
Nomor: B/UND/301/II.00.02/D.4.2/2023
SUSUNAN ACARA
DISKUSI KELOMPOK TERPUMPUN (DKT)
“FINALISASI PEDOMAN PENGAWASAN PELAKSANAAN
STANDAR USAHA KARAOKE BERISIKO MENENGAH RENDAH”
Selasa, 16 Mei 2023
SESI 1
Penyampaian draft Pedoman Pengawasan Bpk. Agus Priyono
Adyatama Kepariwisataan dan
Penerapan Standar Usaha Karaoke Berisiko
Ekonomi Kreatif Ahli Madya,
09.40 – 11.30 Menengah Rendah, sekaligus memberikan Kemenparekraf/ Baparekraf
masukan dan tanggapan oleh para peserta.
(Kriteria Indikator Usaha Karaoke
No. 1 – 32)
11.30 – 13.00 ISHOMA
SESI 2
Bpk. Agus Priyono
Lanjutan penyampaian draft Pedoman
Adyatama Kepariwisataan dan
Pengawasan Pelaksanaan Standar Usaha
Ekonomi Kreatif Ahli Madya,
Wisata Selam Berisiko Menengah Tinggi,
13.00 – 15.00 Kemenparekraf/ Baparekraf
sekaligus memberikan masukan dan
tanggapan oleh para peserta.
(Kriteria Indikator Usaha Wisata Selam No.
33 - 73)
Ibu Hanifah
Direktur Standardisasi dan
15.00 – 15.05 Kesimpulan dan Penutupan
Sertifikasi Usaha,
Kemenparekraf/Baparekraf
PEDOMAN PENGAWASAN
PELAKSANAAN STANDAR USAHA KARAOKE
BERISIKO MENENGAH RENDAH
Hal. | 2
Pada akhirnya, kami berharap pedoman ini menjadi buku saku atau
tools dalam pelaksanaan pengawasan standar usaha karaoke berisiko
menengah rendah, yang terintegrasi dengan pengawasan perizinan
berusaha berbasis risiko melalui sistem OSS.
RIZKI HANDAYANI
DEPUTI BIDANG INDUSTRI DAN INVESTASI
Hal. | 3
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................ 5
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 5
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 5
B. Dasar Hukum....................................................................................................... 6
C. Maksud dan Tujuan ............................................................................................. 6
D. Sasaran Pengguna Pedoman ................................................................................. 7
E. Ruang Lingkup ..................................................................................................... 7
F. Pengertian Umum ................................................................................................. 7
BAB II ........................................................................................................................... 9
TATA CARA PENGAWASAN PELAKSANAAN STANDAR USAHA KARAOKE BERISIKO
MENENGAH RENDAH.................................................................................................... 9
A. Tujuan Pengawasan .............................................................................................. 9
B. Jenis Pengawasan ................................................................................................ 9
C. Objek Pengawasan .............................................................................................. 12
D. Pembagian Kewenangan dalam Pengawasan ........................................................ 13
E. Mekanisme Pelaksanaan Pengawasan ................................................................. 14
F. Waktu Pengawasan............................................................................................. 20
G. Hak Akses Sistem OSS ....................................................................................... 21
H. Penyampaian Keberatan Pelaku Usaha ................................................................ 22
I. Pembinaan, Perbaikan, dan Sanksi Terhadap Ketidakpatuhan dalam Pelaksanaan
Standar Usaha Karaoke Berisiko menengah rendah ............................................ 23
BAB III ........................................................................................................................ 24
KRITERIA DAN INDIKATOR PENGAWASAN .................................................................. 24
Penilaian kepatuhan standar usaha karaoke berisiko menengah rendah yang meliputi
unsur dan kriteria standar usaha dilengkapi indikator penilaian kesesuaian, kolom
kesesuaian (CK/check list), dan data dukung sebagai bukti (evidence). ...................... 24
BAB IV ........................................................................................................................ 40
PENUTUP .................................................................................................................... 40
LAMPIRAN I PENETAPAN TINGKAT RISIKO ............................................................ 41
LAMPIRAN II GLOSARIUM ..................................................................................... 44
LAMPIRAN III FORMAT SURAT TUGAS KUNJUNGAN KE LAPANGAN ...................... 46
LAMPIRAN IV FORMAT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ........................................ 47
LAMPIRAN V FORMAT KUISIONER ........................................................................ 50
LAMPIRAN VI PROSES BISNIS PENGAWASAN ........................................................ 52
LAMPIRAN VII DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 53
Hal. | 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal. | 5
pelaksanaan standar usaha karaoke sesuai kewenangannya. Pedoman ini
juga diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas pengawasan
pelaksanaan standar usaha karaoke berisiko menengah rendah untuk
membangun kesadaran dan kepatuhan pelaku usaha terhadap pelaksanaan
standar usaha yang berlaku.
B. Dasar Hukum
E. Ruang Lingkup
F. Pengertian Umum
Hal. | 7
7. Usaha Karaoke adalah adalah usaha yang menyediakan tempat dan
fasilitas menyanyi dengan atau tanpa pemandu.
8. Usaha Karaoke Berisiko menengah rendah adalah usaha karaoke
berdasarkan kriteria risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Kesehatan Masyarakat, termasuk wisatawan dan lingkungan (K3L), dan
probabilitas terjadinya potensi bahaya K3L.
9. Standar Usaha Karaoke adalah rumusan kualifikasi usaha karaoke
dan/atau klasifikasi usaha karaoke yang mencakup aspek produk,
pelayanan, dan pengelolaan usaha karaoke.
10. Sertifikasi Usaha Karaoke adalah proses pemberian sertifikat kepada
usaha karaoke berisiko menengah menengah rendah dan menengah
rendah untuk mendukung peningkatan mutu produk, pelayanan, dan
pengelolaan usaha karaoke melalui audit pemenuhan standar usaha
karaoke berisiko menengah menengah rendah dan berisiko menengah
rendah.
11. Sertifikat Standar Usaha Karaoke Berisiko Menengah rendah adalah
bukti tertulis yang diberikan LSU Bidang Pariwisata kepada usaha
karaoke berisiko menengah rendah yang telah memenuhi standar usaha
karaoke, berlaku selama pengusaha karaoke menjalankan kegiatan
usaha.
12. Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik (Online System
Submission) yang selanjutnya disebut Sistem OSS adalah sistem
elektronik terintegrasi yang dikelola dan diselenggarakan oleh lembaga
pengelola dan penyelenggara online single submission untuk
penyelenggaraan perizinan berusaha berisiko menengah rendah.
13. Lembaga Sertifikasi Usaha Bidang Pariwisata, yang selanjutnya disebut
LSU Bidang Pariwisata adalah lembaga mandiri yang berwenang
melakukan sertifikasi usaha di bidang pariwisata sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.
Hal. | 8
BAB II
TATA CARA PENGAWASAN PELAKSANAAN STANDAR USAHA KARAOKE
BERISIKO MENENGAH RENDAH
A. Tujuan Pengawasan
B. Jenis Pengawasan
1. Pengawasan Rutin
Hal. | 9
3) Pelaksana pengawasan melalui laporan pelaku usaha karaoke
mempunyai tugas:
a) Melakukan review terhadap laporan berkala yang disampaikan
oleh pelaku usaha karaoke;
b) Menyusun laporan hasil review;
c) Menyampaikan rekomendasi;
4) Laporan pelaku usaha karaoke disampaikan melalui sistem OSS
paling lambat pada minggu ke-4 (keempat) bulan Januari tahun
berikutnya dengan mengedepankan prinsip transparansi,
akuntabilitas, dan berbagi data (data sharing), serta menjamin
kerahasiaan data;
5) Pengawasan rutin dilaksanakan secara terintegrasi dengan
pengawasan perizinan berusaha berbasis risiko, dikoodinasikan
oleh Kantor Perizinan Terpadu Satu Pintu Badan Koordinasi
Penanaman Modal, Administrator KEK, dan Badan Pengusahaan
KPPB sesuai kewenangan melalui system OSS.
b. Inspeksi Lapangan
1) Pengawasan rutin melalui inspeksi lapangan dilakukan dalam
bentuk kunjungan fisik atau secara virtual;
2) Pengawasan rutin melalui inspeksi lapangan dilakukan oleh
Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pariwisata, OPD pemerintah kabupaten/kota yang
membidangi pariwisata, Administrator KEK, dan Badan
Pengusahaan KPBPB sesuai kewenangan melalui system OSS.
3) Inspeksi lapangan meliputi:
a) Pemeriksaan administratif dan/ atau fisik atas pemenuhan
standar usaha karaoke berisiko menengah rendah;
b) Pengujian; dan/atau
c) Pembinaan dalam bentuk pendampingan dan/ atau
penyuluhan;
4) Pelaksana inspeksi lapangan wajib dilengkapi dengan surat tugas
dari Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pariwisata, OPD pemerintah kabupaten/kota yang
membidangi pariwisata, Administrator KEK, dan/atau Badan
Pengusahaan KPBPB sesuai kewenangan;
5) Pelaksana inspeksi lapangan memiliki tugas:
a) Menyampaikan pemberitahuan tertulis paling lambat 3 (tiga)
Hal. | 10
hari sebelum tanggal pelaksanaan inspeksi lapangan;
b) Menyampaikan surat tugas kepada Pelaku Usaha Karaoke yang
akan dikujungi;
c) Menjelaskan maksud dan tujuan pengawasan kepada Pelaku
Usaha Karaoke;
d) Melakukan pemeriksaan atas kesesuaian laporan pelaksanaan
standar usaha secara berkala sesuai dengan kondisi lapangan;
e) Membuat berita acara pemeriksaan dan menyampaikan
kesimpulan secara elektronik pada Sistem OSS maupun secara
manual:
- Untuk penyampaian secara elektronik, hasil inspeksi
lapangan dilaporkan dengan mengisi formulir elektronik
yang memuat kesimpulan hasil inspeksi lapangan;
- Untuk penyampaian secara manual, hasil inspeksi lapangan
dilaporkan dengan mengisi formulir elektronik yang memuat
kesimpulan hasil inspeksi lapangan pada Sistem OSS dan
diunggah ke Sistem OSS paling lambat 3 (tiga) hari setelah
penandatanganan berita acara;
f) Menjaga kerahasiaan informasi Pelaku Usaha Karaoke;
2. Pengawasan Insidental
Hal. | 11
2) Pengawasan insidental dilakukan berdasarkan:
a) Pengaduan/laporan dari masyarakat baik secara langsung
maupun tidak langsung yang terverifikasi terkait pelaksanaan
standar usaha karaoke, sekurang-kurangnya menyebutkan
kejadian, lokasi dan waktu dilengkapi dengan nama, alamat dan
nomor telepon pelapor;
b) Adanya indikasi pelaku usaha karaoke melakukan kegiatan tidak
sesuai standar usaha karaoke berisiko menengah rendah yang
diputuskan oleh pimpinan instansi yang berwenang dan pimpinan
asosiasi usaha tekait.
3) Pemerintah Pusat yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pariwisata, Administrator KEK dan Badan Pengusahaan
KPBPB menjamin kerahasiaan masyarakat yang melakukan
pengaduan/ laporan terkait pelaksanaan standar usaha karaoke
berisiko menengah rendah.
4) Pengawasan insidental dilakukan melalui:
a) Inspeksi lapangan langsung; atau
b) Secara virtual.
5) Pelaksana inspeksi lapangan wajib dilengkapi dengan surat tugas dari
Pimpinan Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang pariwisata, OPD pemerintah kabupaten/kota yang
membidangi pariwisata. Administrator KEK, dan/ atau Badan
Pengusahaan KPBPB sesuai kewenangan melalui sistem OSS.
6) Hasil pengawasan insidental diunggah ke sistem OSS oleh
penanggung jawab pelaksana inspeksi lapangan.
7) Pengawasan insidental dilaksanakan secara tersendiri melibatkan
instansi terkait dikoordinasikan oleh Kementeriaan/Lembaga yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pariwisata,
Administrator KEK, dan Badan pengusahaan KPBPB terintegrasi
melalui sistem OSS.
Pengawasan insidental pelaksanaan standar usaha karaoke berisiko
menengah rendah dapat melibatkan asosiasi usaha terkait.
C. Objek Pengawasan
Hal. | 12
sebelum melaksanakan kegiatan usaha melalui sistem OSS.
Dalam hal TDUP/Izin yang diterbitkan sebelum diberlakukannya perizinan
usaha berbasis risiko, pelaku usaha melaksanakan migrasi perizinan
berusaha melalui sistem OSS RBA.
Data dan dokumen pengawasan pemenuhan standar usaha karaoke berisiko
menengah rendah tersebut ditentukan berdasarkan:
1. Data profil pelaku usaha;
2. Sertifikat Standar Usaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS; dan/ atau
3. Sertifikat Standar Usaha yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Usaha
Pariwisata terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).
4. Laporan pelaksanaan standar usaha oleh pelaku usaha karaoke dalam
menjalankan kegiatan usaha
1) Tim Pengawas Pusat yang ditetapkan oleh Menteri, dapat terdiri atas
unsur:
j) Auditor tersertifikasi.
3) Tim Pengawas KEK yang merupakan Unit Kerja Pelaksana KEK yang
membidangi perizinan dan pengawasan dapat melibatkan K/L/D dan
pihak lain yang ditetapkan oleh Administrator KEK.
Hal. | 15
ketua tim telah dinyatakan lulus mengikuti pembekalan bimbingan
teknis atau pelatihan dimaksud (dibuktikan dengan kepemilikan
sertifikat kelulusan yang diterbitkan oleh
Kemenparekraf/Baparekraf).
2) Pengetahuan
Pelaksana pengawasan standar usaha karaoke berisiko menengah
rendah memiliki pengetahuan antara lain:
a) Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
b) Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 4 Tahun 2021 tentang
Standar Kegiatan Usaha pada Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko Sektor Pariwisata;
c) Pedoman Pengawasan Pelaksanaan Standar Usaha Karaoke
Berisiko menengah rendah;
d) pengetahuan dasar bisnis proses karaoke.
3) Kode Etik
Pelaksana pengawasan standar usaha karaoke berisiko menengah
rendah memiliki kode etik antara lain:
a) Integritas, yaitu mutu, sifat, dan keadaan yang menunjukkan
kesatuan yang utuh dan melekat pada diri seseorang sehingga
memiliki potensi dan kemampuan yang menunjukan
kewibawaan dan kejujuran. Integritas tidak hanya menyatakan
kejujuran, namun juga hubungan inter personal yang wajar
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dengan menegakkan
integritas maka pertimbangan profesional (professional
judgement) seorang pelaksana pengawasan akan lebih dipercaya
keandalannya.
b) Objektif, sikap jujur yang tidak dipengaruhi pendapat dan
pertimbangan pribadi atau golongan dalam mengambil putusan
atau tindakan. Pelaksana pengawasan menunjukkan objektivitas
profesional tingkat tertinggi dalam mengumpulkan,
mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi tentang
kegiatan atau proses yang sedang diperiksa atau diawasi.
Pelaksana pengawasan membuat penilaian berimbang dari
semua keadaan yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh
kepentingan-kepentingan sendiri ataupun orang lain dalam
Hal. | 16
membuat penilaian. Prinsip objektivitas menentukan kewajiban
bagi pelaksana pengawasan untuk berterus terang, jujur secara
intelektual dan bebas dari konflik kepentingan.
c) Kerahasiaan, yaitu sifat sesuatu yang dipercayakan kepada
seseorang agar tidak diceritakan kepada orang lain yang tidak
berwenang mengetahuinya. Pelaksana pengawasan menghormati
nilai dan kepemilikan informasi yang diterima dan tidak
mengungkapkan informasi tanpa kewenangan yang tepat,
kecuali ada ketentuan perundang-undangan atau kewajiban
profesional untuk melakukannya.
d) Akuntabel, yaitu kemampuan untuk menyampaikan
pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan
kinerja dan tindakan seseorang kepada pihak yang memiliki hak
atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban
e) Pelaksana pengawasan wajib menyampaikan
pertanggungjawaban atas kinerja dan tindakannya kepada pihak
yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta
keterangan atau pertanggungjawaban
f) Profesional, yaitu tidak tunduk pada kepentingan atau kehendak
tertentu yang merupakan ciri, identitas dan kualitas suatu
profesi atau orang yang profesional, memerlukan kepandaian
khusus untuk menjalankannya. Pelaksana pengawasan
sebaiknya bertindak dalam sikap konsisten dengan reputasi
profesi yang baik dan menahan diri dari segala perilaku yang
mungkin menghilangkan kepercayaan kepada profesi
pengawasan pelaksanaan standar usaha karaoke berisiko
menengah rendah.
Hal. | 17
b. Penilaian kepatuhan pelaksanaan standar usaha karaoke berisiko
menengah rendah meliputi:
Hal. | 18
- Sangat Baik, dengan skor 85 s.d. 100;
- Baik, dengan skor 70 s.d <85;
- Cukup, dengan skor 60 s.d <70;
- Kurang, dengan skor < 60.
Hal. | 19
F. Waktu Pengawasan
Hal. | 20
Lembaga OSS menotifikasi kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintah di bidang pariwisata (didelegasikan kepada eselon I
yang membidangi industri pariwisata), Administrator KEK, dan Badan
Pengusahaan KPBPB terkait, pada awal tahun berjalan pelaksanaan
inspeksi lapangan.
d. Sistem OSS menotifikasi ulang rencana inspeksi lapangan kepada
instansi terkait 10 (sepuluh) hari sebelum pelaksanaan inspeksi
lapangan.
e. Dalam melaksanakan inspeksi lapangan, Kementerian/Lembaga yang
membidangi industri pariwisata, administrator KEK, dan Badan
Pengusahaan KPBPB berpedoman pada rencana inspeksi lapangan
tahunan. Kementerian/Lembaga, OPD pemerintah kabupaten/kota
yang membidangi pariwisata, Administrator KEK, dan/atau badan
pengusahaan KPBPB tidak diperbolehkan melakukan pengawasa rutin
di luar rencana inspeksi lapangan tahunan kecuali pengawasan
insidental berdasarkan pengaduan/ laporan masyarakat terverifikasi
baik secara langsung maupun tidak langsung.
f. Dalam hal inspeksi lapangan tidak dilaksanakan sesuai rencana
inspeksi, Kementerian/Lembaga yang membidangi industri pariwisata,
OPD pemerintah kabupaten/kota yang membidangi pariwisata, di luar
Administrator KEK dan Badan Pengusahaan KPBPB memberikan
informasi kepada koordinator (BKPM) sesuai kewenangan melalui
sistem OSS.
g. Mengingat keterbatasan sumberdaya dan banyaknya usaha karaoke
yang menjadi objek pengawasan, pelaksanaan pengawasan pelaksanaan
standar usaha karaoke berisiko menengah rendah dapat dilaksanakan
secara acak atau random berdasarkan hasil evaluasi terhadap laporan
pelaksanaan standar usaha yang disampaikan oleh pelaku usaha
karaoke akhir bulan Januari tahun sebelumnya.
Hal. | 22
I. Pembinaan, Perbaikan, dan Sanksi Terhadap Ketidakpatuhan dalam
Pelaksanaan Standar Usaha Karaoke Berisiko menengah rendah
Hal. | 23
BAB III
KRITERIA DAN INDIKATOR PENGAWASAN
UNSUR/SUB DATA
NO KRITERIA INDIKATOR PENILAIAN CK
UNSUR DUKUNG
I. Sarana Usaha
Hal. | 24
UNSUR/SUB DATA
NO KRITERIA INDIKATOR PENILAIAN CK
UNSUR DUKUNG
3. Toilet yang bersih a. Milik sendiri atau
dan terawat untuk fasilitas bersama,
karyawan. atau menyatu dengan
toilet tamu/
pengunjung, terdapat
perlengkapan toilet
berfungsi dengan
baik, kondisi bersih
dengan sirkulasi
udara dan
pencahayaan yang
baik.
b. Terdapat air bersih
(tidak berbau, tidak
berwarna, tidak
berasa dan tidak
keruh) mengalir
sesuai kapasitas
terpakai.
4. Peralatan a. Terdapat kotak P3K
Pertolongan Pertama dan kelengkapannya
Pada Kecelakaan sesuai standar;
(P3K) dan Alat b. Terdapat APAR
Pemadan Api Ringan dilaksanakan
(APAR) yang bersih, pengecekan setiap 6
terawat dan berfungsi (enam) bulan sekali;
dengan baik c. Ditempatkan di area
yang mudah
dijangkau, berfungsi
dengan baik dan
kondisi bersih.
5. Peralatan a. Terdapat jaringan
komunikasi yang telekomunikasi
terdiri dari telepon, b. Berfungsi dengan baik
email, dan/atau dan kondisi bersih.
fasilitas internet.
6. Instalasi listrik Berfungsi dengan baik
terpasang aman dan dan kondisi bersih.
memenuhi kelaikan.
7. Instalasi gas Berfungsi dengan baik
terpasang aman
dan kondisi bersih,
memenuhi kelaikan
8. Instalasi air bersih
memenuhi Berfungsi dengan baik
persyaratan hygiene dan kondisi bersih.
dan sanitasi
9. Penyejuk udara dan a. Terpasang aman dan
exhaust fan dengan tidak membahayakan.
jumlah dan daya
b. Berfungsi dengan baik
sesuai dengan rasio
luas ruangan dan kondisi bersih.
Hal. | 25
UNSUR/SUB DATA
NO KRITERIA INDIKATOR PENILAIAN CK
UNSUR DUKUNG
10. Akses khusus a. Mudah dijangkau
darurat yang pengunjung,
berfungsi dengan tersendiri atau
baik dan terlihat
menyatu dengan
dengan rambu yang
jelas dan mudah akses yang lain dan
terlihat kondisi bersih.
b. Terdapat tanda jalur
darurat dan peta rute
evakuasi sampai ke
titik kumpul yang
aman
11. Lampu darurat yang a. Ditempatkan di area
berfungsi dengan tangga darurat, pintu
baik, mudah terbaca darurat dan / atau di
dan terlihat
sepanjang koridor/
akses darurat, kondisi
bersih.
b. Rambu terbuat dari
bahan yang bisa
terpendar dan
dilengkapi dengan
lampu emergency
pada rambu “EXIT”
12. Peralatan keamanan a. Ditempatkan di area
antara lain meliputi yang menjadi akses
kamera pengawas utama pengunjung.
(Closed Circuit
Television) dan b. Berfungsi dengan baik
tempat petugas dan kondisi bersih.
keamanan
13. Ruang atau tempat Tersendiri atau menyatu
ibadah dengan dengan ruang/tempat
kelengkapannya, bagi ibadah tamu/
karyawan pengunjung, milik sendiri
atau fasilitas bersama,
mudah diakses tamu
atau pengunjung.
14. Gudang atau tempat a. Terdapat sirkulasi
penyimpanan barang udara dan
pencahayaan yang
baik, kondisi bersih
b. Terdapat rak-rak
penyimpanan dan
catatan barang
15. Tempat pembayaran a. Terdapat sirkulasi
udara dan
pencahayaan yang
baik, dan
Fasilitas
perlengkapan
Minimum
pembayaran.
b. Berfungsi dengan baik
dan kondisi bersih.
Hal. | 26
UNSUR/SUB DATA
NO KRITERIA INDIKATOR PENILAIAN CK
UNSUR DUKUNG
16. Tempat penjualan a. Terdapat sirkulasi
makanan ringan dan udara dan
minuman ringan pencahayaan yang
baik, mudah diakses
tamu/pengunjung.
b. Aman dan bersih.
terdapat daftar
periksa pemeliharaan.
17. Ruang tunggu a. Terdapat sirkulasi
pengunjung yang udara dan
dilengkapi dengan pencahayaan yang
tempat duduk dan
baik, mudah diakses
meja
tamu/pengunjung.
b. Tersendiri atau
menyatu dengan
ruangan/area lain
c. Kondisi bersih.
18. Toilet yang bersih, a. Terdapat sirkulasi
terawat dan terpisah udara dan
pencahayaan yang
untuk pengunjung
baik, terdapat
pria dan wanita perlengkapan dan
peralatan toilet yang
berfungsi dengan baik
dan bersih
b. Tersedia air bersih
(tidak berasa, tidak
keruh, tidak berwarna,
dan tidak berbau)
sesuai kapasitas
terpakai.
19. Lift atau eskalator a. Milik sendiri atau
pengunjung untuk fasilitas bersama,
karaoke yang berada terdapat sirkulasi
di lantai 4 atau lebih. udara dan
pencahayaan yang
baik, berfungsi
dengan baik dan
kondisi bersih,
terdaftar periksa
pemeliharaan.
b. Terdapat pengujian lift
atau eskalator yang
dilaksanakan paling
lama setiap 1 (satu)
tahun sekali oleh
instansi yang
membidangi ketenaga
kerjaan
Hal. | 27
UNSUR/SUB DATA
NO KRITERIA INDIKATOR PENILAIAN CK
UNSUR DUKUNG
20. Papan nama yang a. Ditempatkan di area
terpasang aman dan atau lingkungan
memenuhi kelaikan usaha, terdapat
mudah terlihat dan pencahayaan agar
terbaca terlihat dimalam hari.
Kondisi bersih.
b. Dalam bentuk manual
atau elektronik
21. Ruang atau ibadah a. Tersendiri atau
ibadah dengan menyatu dengan
kelengkapannya yang ruang ibadah
bersih dan terawat, karyawan, milik
bagi pengunjung sendiri atau fasilitas
bersama.
b. Terdapat sirkulasi
udara dan
pencahayaan yang
baik, terdapat
perlengkapan ibadah
berfungsi dengan baik
dan kondisi bersih.
c. Tersedia air bersih
(tidak berbau, tidak
berwarna, tidak
berasa dan tidak
keruh) mengalir
sesuai kapasitas
terpakai.
22. Tempat sampah Ditempatkan di area yang
tertutup terdiri atas mudah dijangkau,
tempat sampah dibersihkan secara
organik dan tempat berkala, kondisi bersih
sampah non organik dan tidak berbau.
Hal. | 28
UNSUR/SUB DATA
NO KRITERIA INDIKATOR PENILAIAN CK
UNSUR DUKUNG
b. Terdapat
laporan/rekaman
pelaksanaan
kemitraan dan/ atau
keterlibatan
masyarakat lokal
terdokumentasi.
25. Memiliki program a. Terdapat dokumen
pengendalian hama program pengendalian
hama, dilaksanakan
sendiri atau
bekerjasama dengan
pihak ketiga,
disahkan pimpinan
usaha.
b. Terdapat laporan/
rekaman pelaksanaan
pengendalian hama
terdokumentasi
26. Tersedia tempat a. Terdapat
penampungan pencahayaan dan
sementara sampah sirkulasi udara yang
organik dan non baik, tidak terlihat
organik atau terlindung dari
pandangan tamu/
pengunjung.
b. Terdapat laporan/
rekaman pelaksanaan
penampungan
sampah sementara
organik dan non
organik,
terdokumentasi.
27. Pencegahan dan a. Terdapat
penanggulangan perlengkapan
kebakaran pencegahan dan
atau keadaan darurat penanggulangan
lainnya kebakaran atau
keadaan darurat
lainnya, berfungsi
dengan baik dan
kondisi bersih.
b. Terdapat Petunjuk
kerja/instruksi kerja
dan laporan/rekaman
pelaksanaan
pencegahan dan
penanggulangan
kebakaran atau
keadaan darurat
lainnya,
terdokumentasi.
Hal. | 29
UNSUR/SUB DATA
NO KRITERIA INDIKATOR PENILAIAN CK
UNSUR DUKUNG
28. Melaksanakan a. Terdapat
kebersihan dan perlengkapan
perawatan bangunan kebersihan bangunan
serta lingkungan dan lingkungan kerja
usaha. berfungsi dengan baik
dan kondisi bersih.
b. Terdapat laporan/
rekaman pelaksanaan
kebersihan bangunan
dan lingkungan
usaha,
terdokumentasi.
II. Organisasi dan SDM
Hal. | 30
UNSUR/SUB DATA
NO KRITERIA INDIKATOR PENILAIAN CK
UNSUR DUKUNG
34. Perjanjian Kerja a. Terdapat kebijakan
Bersama (PKB) atau atau dokumen PKB
Peraturan untuk yang memiliki
Perusahaan;
karyawan 10 orang
atau lebih dan
terdapat serikat
pekerja, dan
Peraturan Perusahaan
untuk yang tidak
memiliki serikat
pekerja disahkan oleh
OPD yang
membidangi ketenaga
kerjaan berlaku 2
(dua) tahun,
disosialisasikan
kepada kepada
karyawan.
b. Terdapat
laporan/rekaman
pelaksanaan PKB atau
Peraturan
Perusahaan,
terdokumentasi.
35. Program Pertolongan a. Terdapat kebijakan
Pertama Pada atau dokumen
Kecelakaan (P3K); program P3K
disahkan pimpinan
usaha.
b. Terdapat laporan/
rekaman pelaksanan
program P3K,
terdokumentasi.
36. Pengutamaan a. Terdapat kebijakan
penggunaan produk atau program
lokal pengutamaan
dan/atau dalam penggunaan produk
negeri lokal dan/atau dalam
negeri disahkan
pimpinan usaha.
b. Terdapat
laporan/rekaman
pelaksanaan
pengutamaan
penggunaan produk
lokal dan/atau dalam
negeri,
terdokumentasi.
Hal. | 31
UNSUR/SUB DATA
NO KRITERIA INDIKATOR PENILAIAN CK
UNSUR DUKUNG
37. Informasi mengenai Mudah diakses
dokter, rumah sakit masyarakat khususnya
atau klinik yang pengunjung karaoke baik
terdekat
secara offline maupun
online, terdapat nomor
telepon dan CP.
38. Pelaksanaan evaluasi a. Terdapat kriteria
kinerja manajemen penilaian evaluasi
yang terdokumentasi manajemen usaha
ditetapkan oleh
pimpinan.
b. Terdapat
laporan/rekaman
pelaksanaan evaluasi
kinerja manajemen,
terdokumentasi.
39. Karyawan a. Terdapat kebijakan
menggunakan penggunaan pakaian
pakaian seragam seragam yang bersih
yang bersih dan rapi dan rapi dengan
dengan pencantumkan
pencantumkan identitas dan/atau
identitas dan/atau logo perusahaan
logo perusahaan disahkan oleh
pimpinan usaha.
b. Terdapat
laporan/rekaman
pelaksanaan
penggunaan pakaian
seragam yang bersih
dan rapi dengan
pencantumkan
identitas dan/atau
logo perusahaan
Sumber Daya
terdokumentasi.
Manusia
40. Program pendidikan a. Terdapat program
dan pelatihan untuk pendidikan dan
peningkatan pelatihan peningkatan
kompetensi
kompetensi disahkan
pimpinan usaha.
b. Terdapat
laporan/rekaman
pelaksanaan
pendidikan dan
pelatihan peningkatan
kompetensi
terdokumentasi.
41. Program penilaian a. Terdapat kriteria
kinerja karyawan penilaian evaluasi
kinerja karyawan
disahkan pimpinan
usaha.
Hal. | 32
UNSUR/SUB DATA
NO KRITERIA INDIKATOR PENILAIAN CK
UNSUR DUKUNG
b. Terdapat
laporan/rekaman
pelaksanaan penilaian
evaluasi kinerja
karyawan,
terdokumentasi.
42. Perencanaan dan a. Terdapat kebijakan
pengembangan karir perencanaan dan
pengembangan karir
disahkan pimpinan
usaha.
b. Terdapat
laporan/rekaman
pelaksanaan
perencanaan dan
pengembangan karir,
terdokumentasi.
43. Pelaksanaan program a. Terdapat kebijakan
pemeriksaan atau program
kesehatan karyawan pemeriksaan
secara berkala yang kesehatan karyawan,
terdokumentasi tersendiri atau
terintegrasi dengan
BPJS, disahkan
pimpinan usaha.
b. Terdapat
laporan/rekaman
pelaksanaan program
pemeriksaan
kesehatan karyawan
secara berkala,
terdokumentasi.
III. Pelayanan
Hal. | 33
UNSUR/SUB DATA
NO KRITERIA INDIKATOR PENILAIAN CK
UNSUR DUKUNG
45. Penyambutan, a. Terdapat SOP dan /
penerimaan, dan atau petunjuk kerja
pelepasan penyambutan,
pengunjung penerimaan, dan
pelepasan
pengunjung oleh
pimpinan usaha,
disosialisasikan
kepada karyawan.
b. Terdapat
laporan/rekaman
pelaksanaan
penyambutan,
penerimaan, dan
pelepasan
pengunjung,
terdokumentasi.
46. Pemberian informasi a. Terdapat SOP dan /
daftar lagu dan atau petunjuk kerja
pengoperasian pemberian informasi
perangkat dalam daftar lagu dan
ruang karaoke, pengoperasian
dengan atau tanpa perangkat dalam
pemandu lagu ruang karaoke,
dengan atau tanpa
pemandu lagu
ditetapkan oleh
pimpinan usaha,
disosialisasikan
kepada karyawan
terkait.
b. Terdapat
laporan/rekaman
pelaksanaan
pemberian informasi
daftar lagu dan
pengoperasian
perangkat dalam
ruang karaoke,
dengan atau tanpa
pemandu lagu
disahkan oleh
pimpinan usaha,
terdokumentasi.
Hal. | 34
UNSUR/SUB DATA
NO KRITERIA INDIKATOR PENILAIAN CK
UNSUR DUKUNG
47. Pemesanan, a. Terdapat SOP dan /
pembuatan, dan atau petunjuk kerja
penyajian makanan pemesanan,
ringan dan/atau pembuatan, dan
minuman ringan penyajian makanan
sesuai standar ringan dan/atau
kesehatan dan minuman ringan
keamanan sesuai standar
pangan kesehatan dan
keamanan pangan
disahkan oleh
pimpinan usaha,
disosialisasikan
kepada karyawan.
b. Terdapat
laporan/rekaman
pelaksanaan
pemesanan dan/atau
penjualan produk
yang disediakan
karaoke,
terdokumentasi.
48. Pembayaran tunai a. Terdapat SOP dan /
dan/atau nontunai atau petunjuk kerja
pembayaran tunai
dan/atau nontunai
ditetapkan pimpinan
usaha,
disosialisasikan
kepada karyawan
terkait.
b. Terdapat
laporan/rekaman
pelaksanaan
pembayaran tunai
dan/atau nontunai,
terdokumentasi.
49. Keamanan oleh a. Terdapat SOP dan /
satuan pengamanan atau petunjuk kerja
keamanan oleh satuan
pengamanan dalam
jumlah yang memadai,
disahkan pimpinan
usaha disosialisasikan
kepada karyawan
terkait.
b. Terdapat
laporan/rekaman
pelaksanaan
keamanan oleh satuan
pengamanan,
terdokumentasi.
Hal. | 35
UNSUR/SUB DATA
NO KRITERIA INDIKATOR PENILAIAN CK
UNSUR DUKUNG
50. Pelaksanaan a. Terdapat SOP dan /
kebersihan dan atau petunjuk kerja
kesehatan pelaksanaan
lingkungan kebersihan dan
kesehatan lingkungan
disahkan oleh
pimpinan usaha,
disosialisasikan
kepada karyawan.
b. Terdapat laporan/
rekaman pelaksanaan
kebersihan dan
kesehatan
lingkungan,
terdokumentasi.
51. Keselamatan dan a. Terdapat SOP dan /
Pertolongan Pertama atau petunjuk
Pada Kecelakaan pelaksanaan
(P3K); keselamatan dan P3K
disajikan pimpinan
usaha,
disosialisasikan
kepada karyawan
terkait.
b. Terdapat
laporan/rekaman
pelaksanaan
keselamatan dan P3K,
terdokumentasi.
52. Pencegahan dan a. Terdapat SOP
penanggulangan dan/atau petunjuk
kebakaran kerja pencegahan dan
atau keadaan darurat penanggulangan
lainnya kebakaran atau
keadaan darurat
lainnya disahkan
pimpinan usaha.
b. Terdapat laporan/
rekaman pelaksanaan
pencegahan dan
penanggulangan
kebakaran atau
keadaan darurat
lainnya,
terdokumentasi.
53. Penanganan keluhan a. Terdapat SOP dan /
pengunjung; atau petunjuk
pelaksanaan kerja
penanganan keluhan
pengunjung disahkan
pimpinan usaha.
Hal. | 36
UNSUR/SUB DATA
NO KRITERIA INDIKATOR PENILAIAN CK
UNSUR DUKUNG
b. Terdapat laporan
pelaksanaan kerja
penanganan keluhan
pengunjung,
terdokumentasi.
IV. Persyaratan Produk
Hal. | 37
UNSUR/SUB DATA
NO KRITERIA INDIKATOR PENILAIAN CK
UNSUR DUKUNG
61. Layar monitor Terdapat LCD (Liquid
terpasang aman dan Crystal Display),
memenuhi kelaikan berfungsi dengan baik
pengunjung
dan kondisi bersih,
terdapat daftar periksa
pemeliharaan.
V. Sistem Manajemen Usaha
Hal. | 38
UNSUR/SUB DATA
NO KRITERIA INDIKATOR PENILAIAN CK
UNSUR DUKUNG
69. Melaksanakan SOP Terdapat laporan/
dan/atau petunjuk rekaman pelaksanaan
teknis pelaksanaan peningkatan kualitas
kerja meningkatkan pelayanan
kualitas pelayanan terdokumentasi.
usaha
terdokumentasi;
70. Memiliki dokumen Ditetapkan oleh
SOP dan/atau pimpinan usaha,
petunjuk disosialisasikan kepada
teknis pelaksanaan
karyawan terkait
kerja meningkatkan
produktivitas usaha
secara berkelanjutan
71. Melaksanakan SOP Terdapat laporan/
dan/atau petunjuk rekaman pelaksanaan
teknis peningkatan
pelaksanaan kerja produktivitas usaha
meningkatkan terdokumentasi.
produktivitas
usaha secara
berkelanjutan
72. Memiliki dokumen Ditetapkan oleh
SOP dan/atau pimpinan usaha,
petunjuk teknis disosialisasikan kepada
pelaksanaan kerja karyawan terkait
monitoring, evaluasi
dan tindak lanjut
perbaikan usaha
secara berkelanjutan;
73. Melaksanakan SOP Terdapat laporan/
dan /atau petunjuk rekaman pelaksanaan
teknis pelaksanaan pemantauan, evaluasi
kerja pemantauan, dan tindak lanjut
evaluasi dan tindak perbaikan usaha secara
lanjut perbaikan berkelanjutan
usaha secara terdokumentasi.
berkelanjutan
terdokumentasi.
Hal. | 39
BAB IV
PENUTUP
Hal. | 40
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN I
Hal. | 41
1) Bahaya lingkungan hidup dengan nilai 1 apabila menimbulkan
kerugian lingkungan sangat kecil dengan dampak pemulihan
di bawah 1 (satu) tahun pada keanekaragaman hayati, tanah,
air, dan atau udara
2) Bahaya lingkungan hidup dengan nilai 2 apabila menimbulkan
dampak lingkungan jangka menengah selama 1-10 tahun pada
keanekaragaman hayati, tanah, air, dan/atau udara.
3) Bahaya lingkungan hidup dengan nilai 3 apabila menimbulkan
kerugian lingkungan di atas 10 (sepuluh) tahun dengan
dampak pemulihan jangka panjang pada keanekaragaman
hayati, tanah, air, dan atau udara
4) Bahaya lingkungan hidup dengan nilai 4 apabila menyebabkan
rusaknya lingkungan keanekaragaman hayati, tanah, air, dan
atau udara secara permanen
2. Nilai dan Kriteria Probabilitas Terjadinya Bahaya
a. Hampir tidak mungkin terjadi, dengai nilai 1 apabila bahaya
berpotensi terjadi di atas 10 tahun
b. Kemungkinan kecil terjadi, dengan nilai 2 apabila bahaya
berpotensi terjadi >5 tahun sampai dengan 10 tahun
c. Kemungkinan terjadi, dengan nilai 3 apabila bahaya berpotensi
terjadi dalam jangka waktu >1-5 tahun; atau
d. Hampir pasti terjadi, dengan nilai 4 apabila bahaya berpotensi
terjadi lebih dari sekali setiap tahun.
3. Pengukuran Tingkat Risiko Usaha
a. Pengukuran dan penilaian potensi bahaya dilakukan terhadap
setiap kegiatan usaha dengan mematuhi ketentuan mengenai
aspek-aspek, unsur dan kriteria yang telah disebutkan
sebelumnya.
b. Penetapan tingkat risiko usaha diperoleh berdasarkan perkalian
nilai bahaya dengan nilai potensi atau probabilitas terjadinya
bahaya.
c. Perkalian ini dilakukan untuk setiap aspek risiko, dengan hasil
perkalian mengacu pada matriks risiko dan hasil perkalian pada
setiap aspek menentukan tingkat risiko.
d. Tingkat risiko kegiatan usaha ditentukan berdasarkan tingkat
risiko maksimum dari setidaknya salah satu aspek risiko.
e. Penilaian bahaya dilakukan berdasarkan data dan/atau
penilaian profesional. Data yang dimaksud dapat terdiri dari
statistik, literatur, berita, laporan publik, dan sumber lainnya
yang dinilai relevan dalam menentukan nilai bahaya.
f. Tingkat risiko kegiatan usaha ditentukan berdasarkan tingkat
risiko maksimum dari setidaknya salah satu aspek risiko.
Hal. | 42
Usaha berisiko rendah tidak memiliki standar usaha namun
menggunakan standar K3L sebagaimana lampiran 3 Peraturan
Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko berbasis risiko. Sementara itu usaha berisiko
menengah rendah, berisiko menengah menengah rendah dan berisiko
menengah rendah memiliki dan memenuhi standar usaha.
Hal. | 43
LAMPIRAN II
II. Glosarium
1. AC : Air Conditioning
2. Administrator : Administrator KEK atas pelaksanaan Perizinan
KEK Berusaha Berbasis Risiko yang berlokasi di
KEK.
3. AMDAL : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
4. APAR : Alat Pemadam Api Ringan
5. BAP : Berkas Acara Pemeriksaan.
6. ASN : Aparatur Sipil Negara
7. BP KPBPB : Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas.
8. BKPM : Badan Koordinasi Penanaman Modal
9. BPS : Badan Pusat Statistik.
10. BPJS : Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
11. BSSN : Badan Siber dan Sandi Negara
12. BSrE : Balai Sertifikasi Elektronik
13. CCTV : Close Cirkuit Television
14. Daring dan : Dalam jaringan (online) dan luar jaringan (off
Luring line).
15. DPMPTSP : Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu
Daerah Satu Pintu Daerah Provinsi
Provinsi
16. DPMPTSP : Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu
Daerah Satu Pintu Daerah Kabupaten/Kota
Kabupaten Kota
17. Hak Akses : Hak yang diberikan Pemerintah Republik
Indonesia kepada K/L/D/Administrator
KEK/BP KPBPN melalui Lembaga OSS dalam
bentuk kode akses.
18. HP : Hand Phone
19. IPAL : Instalasi Pengolahan Air Limbah
20. KAN : Komite Akreditasi Nasional
21. KBLI : Kualifikasi Lapangan Baku Lapangan Usaha
Indonesia.
22. K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
23. K/L/D : Kementerian/Lembaga/Daerah
24. KEK : Kawasan Ekonomi Khusus
25. K2L : Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan.
26. KPBPB : Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas
27. OSS : Online Single Submission
28. Lembaga OSS : Lembaga penyelenggara sistem OSS perizinan
berusaha berbasis risiko termasuk
pengawasan pelaksanaan standar standar
usaha
Hal. | 44
29. LSUP : Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata,
lembaga mandiri yang berwenang melakukan
Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata yang
telah terakreditasi KAN.
30. NSPK : Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria
31. OPD Provinsi : Organisasi Pemerintah Daerah Provinsi
32. OPD : Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten/
Kabupaten/Kota Kota
33. PKB : Perjanjian Kerja Bersama
34. P3K : Pertolongan Pertama pada Kecelakaan.
35. PMA : Penanaman Modal Asing
36. PMDN : Penanaman Modal Dalam Negeri
37. NIB : Nomor Induk Berusaha
38. NIP : Nomor Induk Pegawai
39. NPWP : Nomor Pokok Wajib Pajak
40. SDM : Sumber Daya Manusia
41. RBA : Risk Base Approach
42. Sistem OSS : Sistem OSS adalah sistem elektronik
terintegrasi yang dikelola dan diselenggarakan
oleh lembaga pengelola dan penyelenggara
online single submission untuk
penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko.
43. SOP : Standard Operating Procedure
44. SPPL : Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan Hidup
46. UKL-UPL : Upaya Pengelolaan Lingkungan - Upaya
Pemantauan Lingkungan
47. UMK : Usaha Mikro dan Kecil
48. UMKM : Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
49. UUCK : Undang-Undang Cipta Kerja
Hal. | 45
LAMPIRAN III
Jalan …………………………………………………………..…..
………………………………………………………………………..
1. Nama :
NIP :
Pangkat/Gol.Ruang :
Jabatan :
Instansi :
2. dst.
Pimpinan K/L/OPD
Ditanda tangani
Hal. | 46
LAMPIRAN IV
Jalan …………………………………………………………..…..
………………………………………………………………………..
…..,………
………
Nomor :
Klasifikasi : Rahasia
Lampiran :
Perihal : Laporan Hasil Pemeriksaan
Kepada Yth:
Menteri/Bupati/
Walikota/AdministratorKEK/
Kepala Badan
Pengusahaan KPBPB
Di
Hal. | 47
3. DATA LAINNYA
………… (berisi dokumen alat bukti lain dan data pendukung
pemeriksaan terkait dugaan ketidaksesuaian/pelanggaran yang
dilakukan Pelaku Usaha)…………………………………………………………
4. ANALISA
Berdasarkan data hasil pemeriksaan dan data lain sebagai pendukung
pemeriksaan, dapat kami sampaikan analisa sebagai berikut:
a. .................................................................. ;
b. .................................................................. ; dan
c. dst.
(berisi fakta hasil pemeriksaan dikaitkan dengan ketentuan yang
seharusnya).
5. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
a. .................................................................. ;
b. .................................................................. ; dan
c. dst.
(berisi pembuktian ada atau tidaknya ketidaksesuaian/
pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan).
6. SARAN
Atas perkenan Pejabat yang Berwenang, kami menyarankan agar:
a. .................................................................. ;
b. .................................................................. ; dan
c. dst.
(berisi usul tindak lanjut dengan berdasarkan pendapat)
Tim Pemeriksa
1. Ketua
(………………..)
NIP
2. Anggota
(………………..)
NIP
Hal. | 48
3. Anggota
(………………..)
NIP
4. Dst.
Hal. | 49
LAMPIRAN V
Hal. | 51
LAMPIRAN VI
VI. PROSES BISNIS PENGAWASAN
PENGADUAN
PENGAWASAN PENGAWASAN /LAPORAN
RUTIN INSIDENTAL MASYARAKAT
BUPATI/WALIKOTA SE
INDONESIA, PMDN URR-MR
DI LUAR KEK DAN KPBPB HASIL PENILAIAN
PENGAWASAN
ADMINISTRATOR KEK
PMDN DAN PMA RR-RT
DI WILAYAH KEK PEMBINAAN/
PENDAMPI-
NGAN
SANKSI
KEPALA BP KPBPB
PMDN DAN PMA RR-RT
DI WILAYAH KPBPB
Hal. | 52
LAMPIRAN VII
VII. DAFTAR PUSTAKA
2. Peraturan Perundangan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4966);
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor
41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6856);
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta
Kerja tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O22
Nomor 238, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6841);
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berisiko menengah rendah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 15);
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan dan
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 16);
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berisiko menengah rendah di Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 17);
Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 6 tahun 2020 tentang
Penyelenggaraan Sertifikasi Usaha Pariwisata (Berita Negara Republik Tahun
2020 Nomor 218);
Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 4 Tahun 2021 Tentang
Standar Kegiatan Usaha Pada Perizinan Berusaha Berisiko menengah
rendah (Berita Negara Republik Tahun 2021 Nomor 283);
Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 8 Tahun 2021 Tentang
Sanksi Administratif Perizinan Berusaha Berisiko menengah rendah (Berita
Negara Republik Tahun 2021 Nomor 682);
Peraturan Kepala BKPM Nomor 3 Tahun 2021 Tentang Sistem Perizinan Berusaha
Berisiko menengah rendah Terintegrasi Secara Elektronik (Berita Negara
Republik Tahun 2021 Nomor 271);
Peraturan Kepala BKPM Nomor 4 Tahun 2021 Tentang Pedoman dan Tata Cara
Pelayanan Perizinan Berusaha Berisiko menengah rendah dan Fasilitas
Penanaman Modal (Berita Negara Republik Tahun 2021 Nomor 272);
Peraturan Kepala BKPM Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pengawasan Perizinan
Berusaha Berisiko menengah rendah (Berita Negara Republik Tahun 2021
Nomor 273);
Hal. | 53