Anda di halaman 1dari 11

Machine Translated by Google

Al-Bahra, Partono | Hubungan Kematangan Emosi, Tingkat Ekonomi, Minat dan Gaya Belajar ….

Jurnal Pendidikan Keperawatan (JEN) Sejarah artikel:


Jil. 5 Nomor 2 – Juli – Desember 2022; halaman Diterima: 28 Mei 2022
42-52 p-ISSN: 2655-2418; e-ISSN: Revisi: 12 Juni 2022
2655-7630 laman jurnal: https://ejournal.akperrspadjakarta.ac.idDiterima: 19 Juli 2022
DOI: 10.37430/jen.v5i2.130

Hubungan Kecerdasan Emosional, Tingkat Ekonomi, Minat dan Pembelajaran


Gaya Prestasi Indeks Prestasi Mahasiswa Rata-Rata (IPK)
Universitas Muhammadiyah Banten

Al-Bahra1, Partono Siswosuharjo2


Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi- Universitas Raharja, Tangerang–Indonesia1
Program Studi Sistem Informasi Universitas Muhammadiyah Banten2
email: albarha@raharja.info1 , partono.siswosuharjo@umbanten.ac.id2

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional, tingkat
ekonomi, minat dan gaya belajar dengan tingkat pencapaian indeks prestasi kumulatif (IPK)
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banten. Jenis penelitian ini menggunakan desain
cross sectional. Hasil penelitian ini adalah sebanyak 68% responden memperoleh IPK
2,00-2,75, 28% responden memperoleh IPK 2,76-3,50 dan sebanyak 4% responden
memperoleh IPK 3,51-4,00. . Sedangkan responden yang memiliki kepribadian tipe E
(Empitizing) sebanyak 48%, yang memiliki kepribadian tipe S (Systemising) sebanyak 48%,
dan tipe B (Balance) sebanyak 4%. Gaya belajar siswa yang masuk dalam kategori akomodator
sebesar 4%, asimilator sebesar 48% dan divergen sebesar 48%. Hasil perhitungan analisis
bivariat menunjukkan persentase terbesar terdapat pada responden mahasiswa dengan gaya
belajar divergen dengan IPK 2,00-2,75 sebesar 80,6% dan persentase terendah terdapat pada
mahasiswa dengan IPK 3,51-4,00 dengan gaya belajar itu sama, yaitu berbeda. Sedangkan
tunjangan mahasiswa yang masuk dalam kategori tunjangan besar sebanyak 80%, tunjangan
sedang sebanyak 71,8% dan tunjangan ekonomi kecil sebanyak 57,7%. Hasil analisis bivariat
menunjukkan persentase terbesar terdapat pada responden dengan IPK 2,00-2,75 dengan
tunjangan besar sebesar 80% dan persentase terendah terdapat pada responden dengan IPK
3,51-4,00 dengan tunjangan kecil sebesar 7,7 . Minat mahasiswa terhadap pendidikan ilmu
komputer sebanyak 34,7% mahasiswa berminat terhadap ilmu komputer, sebanyak 20% ragu-
ragu, dan sebanyak 45,3% tidak berminat terhadap ilmu komputer. Hasil analisis bivariat
menunjukkan persentase terbesar terdapat pada responden yang tidak berminat pada ilmu
komputer dengan IPK 2,00-2,75 sebesar 84,6% dan persentase terkecil terdapat pada
responden yang berminat pada ilmu komputer dengan IPK 3,51- 4,00 sebesar 5,9%.

Kata Kunci: Kematangan Emosi, Tingkat Ekonomi, Gaya Belajar, Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK)

Perkenalan perguruan tinggi tempat mereka belajar.


Memasuki tahap awal perkuliahan, seorang
Mahasiswa merupakan sekelompok individu mahasiswa tentunya dituntut untuk mampu
dalam masyarakat yang memperoleh statusnya melalui beradaptasi dengan lingkungan kampus, kelas

Jurnal Pendidikan Keperawatan (JEN) Vol. 5 Nomor 2 (2022) 42


Machine Translated by Google

Al-Bahra, Partono | Hubungan Kematangan Emosi, Tingkat Ekonomi, Minat dan Gaya Belajar ….

lingkungan, dan teman. Secara emosional, Upaya peningkatan mutu pendidikan


mahasiswa S1 biasanya merasa risih dengan khususnya prestasi pembelajaran lebih
di dalam

teman baru atau senang dengan teman baru. menekankan pada penanganan faktor
eksternal seperti peningkatan kesejahteraan
Transisi ini merupakan masa yang berat pendidik, pengembangan sarana dan
bagi pelajar, dimana mereka akan dituntut prasarana pendidikan saja. Sedangkan yang
untuk belajar lebih mandiri. Dengan kata lain, mempengaruhi prestasi belajar menurut
siswa dituntut aktif dalam proses belajar Bandura dalam teori kognitif ada dua hal,
mengajar melalui sarana dan prasarana yang yaitu faktor yang datang dari luar dan dari
ada, seperti perpustakaan, jurnal, dan internet. luar siswa (Yuzarion, 2017).
Selain itu, tugas-tugas yang diberikan di
Universitas mengharuskan mahasiswa untuk
mencari literatur lain dan mengembangkan Ada faktor lain yang menyebabkan
pola pikirnya dalam menyelesaikan tugas seseorang sukses, yaitu kecerdasan
tersebut. Sehingga melalui belajar mandiri emosional. Daniel Goleman (2005) dalam
siswa akan mencapai keberhasilan akademik penelitiannya menunjukkan bahwa kecerdasan
yang ditandai dengan Indeks Prestasi hanya menyumbang 20 persen terhadap
Kumulatif (IPK) dan Indeks Prestasi Kumulatif keberhasilan hidup seseorang. Sisanya yang
(IPK). 80 persen bergantung pada kecerdasan
emosional, kecerdasan sosial, dan kecerdasan
spiritual. Bahkan dalam hal keberhasilan
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan kerja, kecerdasan intelektual hanya
tingkat keberhasilan mahasiswa menyelesaikan menyumbang empat persen.
beban studi sesuai rencana studi yang Kecerdasan intelektual dan kecerdasan
diambil. Kecerdasan intelektual seringkali emosional sangat dibutuhkan dalam proses
diukur dengan nilai IPK, nilai IPK yang baik belajar siswa. Kecerdasan intelektual tidak
atau seringnya menjadi juara kelas merupakan dapat berfungsi dengan baik tanpa adanya
ukuran keberhasilan seseorang. Patokan itu
partisipasi penghayatan emosional
di dalam
terhadap
tersebut tidak salah namun tidak dapat mata pelajaran yang disampaikan di perguruan
dibenarkan seratus persen. Hal ini sesuai tinggi. Keseimbangan antara kecerdasan
dengan pendapat Djamarah yang menyatakan intelektual dan kecerdasan emosional
bahwa pencapaian hasil belajar dipengaruhi merupakan salah satu kunci keberhasilan
oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari pembelajaran mahasiswa di perguruan tinggi.
dalam diri siswa (faktor internal) maupun Pendidikan di perguruan tinggi tidak hanya
faktor dari luar siswa (faktor eksternal), salah perlu mengembangkan kecerdasan rasional
satunya adalah kebiasaan belajar (Djamarah, yaitu model pemahaman yang biasa dipahami
2011). . siswa, tetapi juga perlu mengembangkan
kecerdasan emosional siswa.
Prestasi belajar atau prestasi akademik
diartikan sebagai hasil belajar yang diperoleh Hasil penelitian yang dilakukan (Sari dkk,
dari kegiatan pembelajaran yang ditentukan 2014) menemukan bahwa lingkungan orang
melalui pengukuran dan penilaian serta tua seperti motivasi, pekerjaan, kondisi
bersifat kognitif (Putriku, 2018). (Suryabrata, ekonomi dan pendidikan orang tua akan
2008) mengartikan prestasi akademik sebagai mempengaruhi keberhasilan belajar. Motivasi
hasil akhir belajar yang berupa simbol atau orang tua berupa dorongan dan pengingat
angka. Menurut (Yuzarion, 2017), pemerintah kepada anaknya untuk belajar setiap hari
akan mempengaruhi anaknya untuk tetap
belajar

Jurnal Pendidikan Keperawatan (JEN) Vol. 5 Nomor 2 (2022) 43


Machine Translated by Google

Al-Bahra, Partono | Hubungan Kematangan Emosi, Tingkat Ekonomi, Minat dan Gaya Belajar ….

antusias dalam belajar. Pekerjaan orang tua satu adalah 80% dari 35 siswa yaitu 31
juga akan mempengaruhi kesuksesan seorang anak orang dan tingkat dua adalah 80% dari 57
sedang belajar. Hal ini disebabkan karena orang tua siswa yaitu 44,20 atau dibulatkan menjadi
pekerjaan berhubungan dengan pendapatan yang mereka peroleh 44 orang. Sehingga jumlah seluruhnya
memenuhi kebutuhan hidup orang tuanya dan responden sebanyak 75 orang.
anak/tanggungan mereka.
Hal ini sesuai dengan penelitian Hasil
dilakukan (Imiliyah et al, 2014) jika
status sosial ekonomi mempunyai pengaruh positif dan 1. Hasil Analisis Univariat
pembelajaran yang berpengaruh signifikan pada Prestasi belajar
pencapaian. Selain itu, menurut
(Barr, 2015), sosial ekonomi keluarga Tabel-1 Distribusi frekuensi kumulatif
status adalah salah satu prediktor terkuat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pertama dan kedua
yang mempengaruhi prestasi akademik yang mahasiswa tingkat Universitas Muhammadiyah
Banten pada Tahun Pelajaran 2012/2013.
juga akan mempengaruhi pencapaian pendidikan.
Indeks Prestasi Jumlah Persentase
Berdasarkan permasalahan di atas, maka Rata-rata (IPK) Responden (%)
peneliti melakukan penelitian ke 2,00-2,75 51 68
menentukan hubungan antara 2,76-3,50 21 28
3,51-4,00 4
kecerdasan emosional, tingkat ekonomi,
Total 3 75 100
minat dan gaya belajar dengan tingkatannya
pencapaian nilai kumulatif
Tabel-1 menunjukkan bahwa 51 siswa mencapai a
titik rata-rata (IPK) mahasiswa pada
IPK 2,00-2,75, diraih 21 mahasiswa a
Universitas Muhammadiyah Banten.
IPK 2,76-3,50 dan 3 responden
meraih IPK 3,51-4,00 mahasiswa
metode
orang.
Jenis penelitian ini menggunakan desain cross
sectional yaitu penelitian untuk mempelajari
Kecerdasan Emosional (EQ)
dinamika korelasi antar
faktor risiko dan efeknya, dengan cara
Tabel-2 Kecerdasan Emosional Tingkat I dan II
pendekatan, observasi atau pengumpulan data
mahasiswi Universitas Muhammadyah
pada satu waktu. Populasi penelitian ini Banten.
adalah siswa tingkat pertama dan kedua di Emosional Jumlah Persentase
Universitas Muhammadiyah Banten. Hasil bagi Responden (%)
(EQ)
Sampel diambil dengan menggunakan metode terbatas
Tipe B 4
sampel acak (Restricted Random 3 48
Tipe S
Sampel) dengan terlebih dahulu mengelompokkannya ke dalam 36 48
Tipe E
sub-sub populasi. Total 36 75 100
Sampel dalam penelitian ini adalah pertama dan
mahasiswa tingkat dua di muhammadiyah Tabel-2 menunjukkan bahwa emosional
Universitas Banten yang dikelompokkan kematangan siswa yang masuk ke dalam tipe
berdasarkan pencapaian nilai B (Saldo) berjumlah 4 orang, tipe S
skor rata-rata (2,00-2,75, 2,76-3,50 dan (Systemising) berjumlah 36 orang dan bertipe E
>3,51), sehingga sampel yang digunakan sebanyak 75 (Empitisasi) sebanyak 48 orang.
siswa. Peneliti menggunakan a
pengambilan sampel acak bertingkat proporsional Gaya belajar
teknik, dimana jumlah sampel
diambil disesuaikan dengan ukuran
populasi pada setiap tingkat akademik. Tingkat

Jurnal Pendidikan Keperawatan (JEN) Vol. 5 Nomor 2 (2022) 44


Machine Translated by Google

Al-Bahra, Partono | Hubungan Kematangan Emosi, Tingkat Ekonomi, Minat dan Gaya Belajar ….

Total 75 100
Tabel-3. Gaya Belajar Tingkat I dan II
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Pada tabel-4 terlihat siswa tersebut
Banten
tunjangan yang masuk dalam Kantong Besar
Sedang belajar Jumlah Persentase
Gaya Responden (%) Kategori Uang sebanyak 10 orang, Sedang
akomodasi 4 Uang Saku sebanyak 39 orang dan Kecil
Asimilator 3 48
Uang Saku sebanyak 27 orang
Berbeda 36 48
Total 36 75 100
Tabel-3 menunjukkan bahwa gaya belajar Tertarik pada Ilmu Komputer
siswa yang masuk ke dalam Akomodator
Tabel-5. Siswa Tertarik pada Ilmu Komputer
kategori sebanyak 3 orang, 36 orang asimilator
di Universitas Muhammadiyah Banten.
dan 36 divergen Jumlah yang berminat Persentase
Responden (%)
Uang saku Tertarik 26 34.7
Diragukan 15 20
Bukan 34 45.3
Tabel-4 Universitas Muhammadiyah Banten
tertarik
Uang Saku Pelajar
Saku Jumlah Total 75 100%
Persentase
Uang Responden (%)
Besar 10 13.3 Tabel-5 menunjukkan bahwa 26 siswa
Saku
tertarik pada ilmu komputer, 15 orang
Uang
Sedang 39 52.0 ragu-ragu, dan 34 tidak tertarik.
Saku
Uang 2. Hasil Analisis Bivariat
Kecil 26 34.7 Hubungan kecerdasan emosional dengan
Saku
pencapaian nilai kumulatif
Uang
rata-rata poin siswa

Tabel-6. Hubungan kecerdasan emosional dengan pencapaian indeks prestasi kumulatif sebesar
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banten
IPK
Jumlah
Kecerdasan Emosional 2,00-2,75 3,51-4,00
2,76-3,50
n%n%n%n% nilai p <0,05

Tipe E 29 80,6 7 19.4 0 0 36 100


0,159
Tipe S 20 55.6 14 40.2 2 4.2 36 100
Tipe B 50 50 0 100
Jumlah 2 51 62.1 2 21 36,5 3 0 1.4 4 75 100

Tabel analisis di atas menunjukkan hal itu mahasiswa dengan IPK 2,75-3,50 yang
hubungan kecerdasan emosional dengan memiliki persentase 40,2% dan 2
pencapaian akademik kumulatif mahasiswa dengan IPK 3,51-4. 00 dengan a
diperoleh indeks prestasi siswa persentase 2,7%. Di Tipe B ada 2
pada tipe E sebanyak 29 siswa yang mahasiswa dengan IPK 2,00-2,75 dengan a
memiliki IPK 2,00-2,75 dengan a persentase 50%, 2 orang siswa dengan a
persentasenya 80,6%, maka ada 7 IPK 2,75-3,50 dengan persentase
mahasiswa yang memperoleh IPK 2,76-3,50 50% dan tidak ada mahasiswa dengan IPK
dengan persentase 19,4%, dan tidak ada siapa-siapa 3,51-4,00.
memiliki IPK 3,20-4,00. Untuk tipe S ada Hasil analisis di atas menunjukkan
berjumlah 20 mahasiswa yang mempunyai IPK bahwa persentase terbesar ditemukan di
2,00-2,75 dengan persentase 57,1% dan 14 siswa tipe kepribadian E dengan a

Jurnal Pendidikan Keperawatan (JEN) Vol. 5 Nomor 2 (2022) 45


Machine Translated by Google

Al-Bahra, Partono | Hubungan Kematangan Emosi, Tingkat Ekonomi, Minat dan Gaya Belajar ….

persentase 80,6% dengan IPK 2,00-2,75 dan 0,05) yang membuktikan tidak ada
persentase terkecil terdapat hubungan yang signifikan antara EQ dan
pada siswa dengan kepribadian tipe S dengan a pencapaian IPK.
persentase 2,7% dengan IPK 3,51-4 Hubungan gaya belajar dengan
,00. Hasil uji statistik dengan pencapaian nilai siswa
chi square diperoleh nilai p = 0,169 (p skor rata-rata
nilainya lebih besar dari nilai ÿ =

Tabel-7. Hubungan antara gaya belajar dengan perolehan nilai kumulatif siswa
di Universitas Muhammadiyah Banten
IPK
Jumlah
Gaya belajar 2,00-2,75 3,51-4,00
2,76-3,50
n%n%n%n% nilai p <0,05

Berbeda 29 80.6 5 13.8 2 5.6 36 100


0,03
Asimilator 21 58,3 15 41,7 0 0 36 100
Akomodasi 1 33,3 2 66,7 0 0 3 100
Jumlah 51 57,4 22 40,7 3 1.9 75 100

Hasil tabel analisis menunjukkan IPK 2,76-3,50 dan persentase


bahwa hubungan antara belajar 66,7% dan tidak ada mahasiswa dengan IPK
gaya dan pencapaian 3.51-4.00.
indeks prestasi akademik kumulatif Berdasarkan hasil di atas
jumlah siswa diperoleh melalui divergen menemukan bahwa persentase terbesar adalah
gaya belajar, sebanyak 29 siswa ditemukan pada siswa dengan tipe divergen
dengan IPK 2,00-2,75 dan persentase gaya belajar sebesar 80,6% dan paling rendah
sebesar 80,6% dan 5 orang mahasiswa dengan IPK persentase ditemukan pada siswa dengan
2.75-3. 50 dan persentase 13,8% dan gaya belajar tipe akomodator
2 orang mahasiswa dengan IPK 3,20-4,00 dan a 33,3%. Hasil uji statistik
persentase 2,9%. Siswanya berjumlah 21 orang dengan chi square diperoleh nilai p = 0,03
dengan gaya belajar asimilator dengan a (nilai p lebih besar dari nilai ÿ =
IPK 2,00-2,75 dan persentase 0,05) yang membuktikan adanya a
58,3% dan 15 mahasiswa dengan IPK hubungan yang signifikan antara pembelajaran
2,75-3,50 dan persentase 41,7% dan gaya dan pencapaian IPK.
tidak ada mahasiswa yang mempunyai IPK 3,51-4,00.
Gaya belajar akomodator meliputi 1 Hubungan uang jajan dengan
mahasiswa dengan IPK 2,00-2,75 dan a pencapaian kumulatif
persentase 33,3%, 2 orang siswa dengan a nilai rata-rata siswa

Tabel-8. Hubungan uang jajan dengan indeks prestasi kumulatif peserta didik pada
Universitas Muhammadiyah Banten
IPK
Jumlah
Uang saku 2,00-2,75 2,76-3,50 3,51-4,00 n % n % nilai p <0,05
n%n%
Uang Saku Besar 15 57.7 9 34.6 2 7.7 26 100
0,284
Uang Saku Sedang 28 71.8 11 28.2 0 0 39 100
Uang Saku Kecil 8 80 2 20 0 0 10 100
Jumlah 51 69.8 22 27.6 2 2.6 75 100

Hasil pada tabel di atas menunjukkan indeks prestasi akademik kumulatif


bahwa hubungan antara kantong siswa adalah tunjangan kecil, ada
uang dan pencapaian 15 orang mahasiswa yang mempunyai IPK 2,00-2,75

Jurnal Pendidikan Keperawatan (JEN) Vol. 5 Nomor 2 (2022) 46


Machine Translated by Google

Al-Bahra, Partono | Hubungan Kematangan Emosi, Tingkat Ekonomi, Minat dan Gaya Belajar ….

dengan persentase 57,7% dan 9 Dari hasil analisis data


mahasiswa yang mempunyai IPK 2,76-3. 50 diatas diketahui yang terbesar
dengan persentase 34,6% dan itu persentasenya ditemukan pada siswa dengan a
dengan IPK 3,51-4,00 dengan a IPK 2,00-2,75 dengan tunjangan yang besar
persentase 7,7%. Siswanya berjumlah 28 orang dan persentase terkecil terdapat pada
dengan uang saku moderat yang memiliki mahasiswa dengan IPK 3,51-4,00 dengan a
IPK 2,00-2,75 dengan persentase tunjangan kecil. Hasil dari
71,8% dan 11 mahasiswa yang mempunyai IPK uji statistik menggunakan chi square diperoleh a
sebesar 2,76-3,50 dengan persentase 28,2% p value = 0,284 (p value lebih besar dari ÿ =
dan tidak ada mahasiswa dengan IPK 3,51-4,00. 0,05) yang membuktikan tidak ada
Siswa yang mendapat tunjangan besar berjumlah 8 orang hubungan yang signifikan antar kantong
mahasiswa dengan IPK 2,00-2,75 dengan a uang dan prestasi IPK.
persentase 80%, 2 orang siswa dengan a
IPK 2,76-3,50 dengan persentase Hubungan antara tertarik
20% dan tidak ada mahasiswa dengan IPK Ilmu Komputer dan prestasinya
3,51-4,00. dari nilai rata-rata kumulatif untuk
siswa

Tabel-9. Hubungan antara minat komputer dengan pencapaian IPK kumulatif


mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banten
IPK
Tertarik pada Komputer Jumlah
2,00-2,75 2,76-3,50 n % n 22 3,51-4,00 nilai p <0,05
Sains
84,6 4 12 80 3 17 50 %n%n%
Tertarik 15 15,4 0 0 26 100
Diragukan 20 0 0 15 100 44,1 2 5,9 34 100 0,039
Tidak tertarik
Jumlah 51 71.5 26.5 29.3 2 2 75 100

Tabel analisis di atas menunjukkan hal itu 20% dan 2 orang mahasiswa dengan IPK 3,51-4,00
hubungan antara minat dengan persentase 5,9%.
ilmu komputer dan pencapaian Hasil analisis data diatas
prestasi akademik kumulatif menunjukkan bahwa persentase tertinggi ditemukan
indeks siswa menunjukkan bahwa mereka yang pada mahasiswa dengan IPK 2,00-2,75 yang
tidak tertarik adalah 22 siswa yang mengatakan mereka tidak tertarik pada komputer
memiliki IPK 2,00-2,75 dengan a ilmu pengetahuan dan persentase terendah adalah
persentase 84,6% dan 4 siswa yang ditemukan pada mahasiswa dengan IPK 3,51-4,00
memiliki IPK 2. 76-3.50 dengan a yang menyatakan berminat
persentase 15,4% dan tidak ada siswa yang memilikinya ilmu Komputer. Hasil dari
IPK 3,20-4,00. Siswa yang uji statistik dengan chi square diperoleh a
menjawab ragu-ragu ada 12 p value = 0,039 (p value lebih kecil dari
mahasiswa yang mempunyai IPK 2,00-2,75 nilai ÿ = 0,05) yang membuktikan ada
dengan persentase 80% dan 3 siswa hubungan yang signifikan antara minat
yang memiliki IPK 2,76-3,50 dengan a dalam ilmu komputer dan IPK
persentase 20% dan tidak ada siswa dengan a pencapaian.
IPK 3,51-4,00. Siswa yang
menjawab tidak berminat sebanyak 17 siswa Diskusi
dengan IPK 2,00-2,75 dengan a
persentase 50%, 15 siswa dengan a Ikhtisar Nilai Kumulatif
IPK 2,76-3,50 dengan persentase Poin Rata-Rata (IPK)

Jurnal Pendidikan Keperawatan (JEN) Vol. 5 Nomor 2 (2022) 47


Machine Translated by Google

Al-Bahra, Partono | Hubungan Kematangan Emosi, Tingkat Ekonomi, Minat dan Gaya Belajar ….

Proses pencapaian IPK yang memuaskan bahwa tidak ada hubungan antara Kecerdasan
dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Emosional dengan prestasi IPK.
Dari tabel-1 diketahui mahasiswa yang
memperoleh IPK 2,00-2,75 sebanyak 68%, Kematangan emosi atau kecerdasan
yang memperoleh IPK 2,76-3,50 sebanyak emosional kemungkinan besar akan
28% dan yang memperoleh IPK 3,51-4,00 mempengaruhi prestasi akademik. Namun,
sebanyak 4% dari total keseluruhan. hasil penelitian ini ternyata tidak ada
responden. Tinggi rendahnya prestasi hubungannya. Hal ini dapat terjadi karena
akademik atau hasil belajar dapat dipengaruhi proses pengisian kuesioner yang kurang
oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang akurat dan tidak dilakukan oleh ahli di bidang
mempengaruhi prestasi akademik adalah psikologi secara langsung. Dalam proses tes
faktor yang berasal dari dalam diri individu Kecerdasan Emosional jika dilakukan dengan
dan faktor yang berasal dari luar individu cara yang benar maka akan menghasilkan
(Ahmadi dan Supriyono, 2004). data yang akurat untuk suatu penelitian.
Faktor dari dalam diri individu atau faktor Goleman (2005) menyatakan bahwa
internal meliputi faktor fisiologis yaitu pendidikan yang disertai emosi cenderung
kesehatan tubuh dan fungsi panca indera lebih mudah dan berkesan. Prestasi dan
terutama penglihatan, pendengaran, dan keberhasilan siswa dalam belajar tidak hanya
kesehatan jiwa; faktor psikologis yaitu ditentukan oleh kecerdasan intelektual tetapi
intelektual, bakat, unsur kepribadian tertentu juga ditentukan oleh keselarasan
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, perkembangan antara kecerdasan intelektual
motivasi, kecerdasan emosional, penyesuaian dan kecerdasan emosional.
diri. Faktor yang berasal dari luar diri individu Siswa dengan kecerdasan
atau faktor luar yaitu lingkungan keluarga, emosional yang tinggi cenderung berpikir
lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, sebelum melakukan suatu tindakan dan juga
dan lingkungan kelompok atau masyarakat
adalah
sangat memahami pertanyaan yang akan
atau teman. dijawab sehingga tidak kesulitan dalam
menemukan jawaban yang ada pada dirinya
maupun pada orang lain.
Sedangkan siswa dengan kecerdasan
Hubungan Kematangan Emosi dengan emosional yang relatif rendah cenderung
Prestasi IPK kesulitan menemukan jawaban dalam dirinya
sehingga ia juga kesulitan memahami
Hasil penelitian pada tabel-2 menunjukkan pertanyaan yang akan dijawab dan
bahwa 48% responden mahasiswa mempunyai mengakibatkan pertanyaan yang dijawab tidak
kepribadian tipe E (Empitizing), 48% tepat atau tidak yakin dengan apa yang ia
mempunyai kepribadian tipe S (Systemising), lakukan. Kecerdasan emosional sangat
dan 4% memiliki kepribadian tipe B (Balance). berperan dalam pencapaian hasil belajar
Berdasarkan tabel-2 persentase tertinggi siswa karena dapat meningkatkan kesadaran
terdapat pada responden mahasiswa yang diri sehingga siswa lebih mudah berkonsentrasi
mempunyai tipe kepribadian E dan S dengan dan lebih rajin menyelesaikan tugas.
IPK 2,00-2,75 dan IPK 2,76-3,50 yaitu sebesar
48%, persentase terendah terdapat pada
responden mahasiswa yang memiliki Seorang siswa dinyatakan berhasil tidak
kepribadian tipe S dengan IPK 3,51-4,00 hanya dipengaruhi oleh kecerdasan intelektual,
sebesar 4%. Hasil uji Chi square diperoleh kondisi sosial ekonomi, minat dan kemauan,
nilai p sebesar 0,159 dengan ÿ = 0,05, hal ini serta motivasi belajar siswa. Secara teoretis
menunjukkan

Jurnal Pendidikan Keperawatan (JEN) Vol. 5 Nomor 2 (2022) 48


Machine Translated by Google

Al-Bahra, Partono | Hubungan Kematangan Emosi, Tingkat Ekonomi, Minat dan Gaya Belajar ….

dan secara konseptual emosi telah Demikian juga penelitian yang telah
dijelaskan bahwa seseorang mengelola dilakukan (Afrizal,
oleh2009) menyatakan
emosinya ketika sedang mengalami bahwa terdapat pengaruh positif dan
ketegangan. Ketika ketegangan muncul, signifikan gaya belajar terhadap prestasi
terkadang orang tidak menyadari bahwa belajar siswa.
ada energi yang hilang karena terjebak Penelitian yang pernah dilakukan
dalam suasana hati yang tidak (Prasetya, 2012) menyatakan bahwa gaya
menyenangkan sehingga kehilangan belajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.
semangat dan keuletan. Rasa waspada Dalam penelitian ini disebutkan bahwa
pun hilang dengan sendirinya sehingga semakin tepat penggunaan gaya belajar
memengaruhi kemampuan memperhatikan maka semakin tinggi pula prestasi belajar
sesuatu atau siapa pun secara cermat dan siswa.
serius. Hal ini menyebabkan menurunnya Gaya belajar yang dimiliki merupakan
kecerdasan emosional dan mengganggu hubunganbakatdengan orang setiap
yang dimiliki lain. individu dalam
mempelajari sesuatu. Sehingga gaya
Hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar sangat berpengaruh terhadap
IPK pencapaian IPK. Dan penerapan gaya
belajar yang disesuaikan dengan cara
Hasil penelitian pada tabel-3 belajar mahasiswa menjadi nilai positif untuk menunjang IPK.
menunjukkan bahwa gaya belajar siswa Penelitian mengenai gaya belajar sudah
yang termasuk dalam kategori banyak dilakukan oleh peneliti lain, hal ini
Accommodator sebesar 4%, assimilator memberikan kontribusi positif khususnya
sebesar 48% dan divergen sebesar 48%. bagi masyarakat yang peduli terhadap
Hasil perhitungan analisis bivariat pada pendidikan di Indonesia. Pemerintah juga
tabel-7 menunjukkan persentase terbesar memfokuskan gaya belajar peserta didik
terdapat pada siswa dengan gaya belajar sebagai acuan dalam proses belajar
divergen dengan IPK 2,00-2,75 sebesar mengajar, sehingga dihasilkan lulusan
80,6% dan persentase terendah terdapat yang memiliki kualitas yang diinginkan.
pada siswa dengan IPK 3,51-4,00 dengan Hal ini diwujudkan dalam Peraturan
gaya belajar yang sama yaitu divergen. Pemerintah terbaru tentang Standar
Hasil chi square diperoleh nilai p value = Nasional Pendidikan.
0,03 (p value lebih besar dari nilai ÿ =
0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat Hubungan Uang Saku Mahasiswa
hubungan antara Gaya Belajar dengan prestasidengan
IPK. Prestasi IPK.
Hal ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Hasil analisis menunjukkan persentase
(Hardiansyah, 2015) yang menyatakan terbesar terdapat pada mahasiswa dengan
bahwa terdapat pengaruh positif antara IPK 2,00-2,75 dengan tunjangan besar dan
gaya belajar terhadap prestasi akademik persentase terkecil terdapat pada
siswa. Selain itu, penelitian sebelumnya mahasiswa dengan IPK 3,51-4,00 dengan
yang dilakukan oleh (Al-Saud, 2013) tunjangan kecil. Hasil uji statistik dengan
menyebutkan bahwa terdapat perbedaan chi square diperoleh nilai p = 0,284 (p
yang signifikan pada nilai rata-rata IPK value lebih besar dari nilai ÿ = 0,05) yang
dengan gaya belajar siswa. membuktikan bahwa tidak terdapat
(Kusumayanti, 2009) juga menyebutkan hubungan yang signifikan antara uang
adanya pengaruh positif dan signifikan jajan dengan prestasi IPK.
gaya belajar siswa terhadap prestasi
belajar pada mata pelajaran akuntansi.

Jurnal Pendidikan Keperawatan (JEN) Vol. 5 Nomor 2 (2022) 49


Machine Translated by Google

Al-Bahra, Partono | Hubungan Kematangan Emosi, Tingkat Ekonomi, Minat dan Gaya Belajar ….

Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi yang mempunyai kemampuan ekonomi tinggi.
seseorang dalam belajar seperti hubungan Didukung oleh tenaga pengajar yang tidak
antara anggota keluarga, suasana rumah terlalu banyak membuat handout dan lebih
tangga, cara orang tua mendidik dan keadaan banyak menggunakan sistem pembelajaran
ekonomi keluarga (Chotimah et al., 2017). praktikum, mengingat sebagian besar
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banten
Rendahnya status sosial ekonomi yang lebih banyak memiliki gaya belajar Divergen
dimiliki oleh keluarga lebih sering dikaitkan dan Asimilator.
dengan rendahnya pendapatan dan rendahnya
standar pendidikan, sehingga tidak mempunyai Hubungan Ketertarikan pada Komputer
koneksi atas akses sosial yang menyebabkan Sains hingga pencapaian IPK
anaknya berisiko mengalami masalah akademik
(Chung, 2015). Selain itu, status sosial ekonomi Hasil analisis univariat pada tabel-5
yang lebih tinggi dapat memberikan kepercayaan menunjukkan bahwa 34,7% siswa berminat
diri individu dalam menghadapi berbagai pada ilmu komputer, 20% ragu-ragu, dan 45,3%
tantangan dalam memenuhi tujuan hidupnya, tidak berminat pada ilmu komputer.
terutama tantangan yang dihadapi anak di
sekolah (Jaya & Pamungkur, 2016). Hasil analisis bivariat pada tabel-9
Keadaan sosial ekonomi suatu keluarga menunjukkan persentase terbesar terdapat
dapat mempengaruhi tumbuh kembang seorang pada mahasiswa koresponden yang tidak
anak. Kondisi perekonomian yang memadai berminat ilmu komputer dengan IPK 2,00-2,75
dapat memberikan kesempatan kepada anak sebesar 84,6% dan persentase terkecil terdapat
untuk mengembangkan keterampilan yang pada mahasiswa koresponden yang berminat
dimilikinya. Meski begitu ada sebagian dari ilmu komputer dengan pencapaian IPK
mereka yang memiliki keterbatasan finansial, 3,51-4,00 sebesar 5,9%. Nilai p sebesar 0,39
namun hal ini juga dijadikan sebagai motivasi dengan ÿ=0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
mereka untuk belajar lebih giat agar terdapat hubungan antara minat terhadap ilmu
mendapatkan IPK yang baik yang dapat mereka komputer dengan perolehan IPK.
gunakan untuk mendapatkan beasiswa
(Gerungan, 2004). Hasil penelitian ini sejalan Peminatan mata pelajaran komputer
dengan penelitian (Kusuma, 2017) dimana kemungkinan besar akan mempengaruhi IPK
status sosial ekonomi mempunyai pengaruh yang diraih mahasiswa. Sebab, untuk memulai
positif dan signifikan terhadap prestasi belajar. sesuatu, seseorang harus tertarik terlebih
Besarnya uang jajan mahasiswa kemungkinan dahulu, baru kemudian ia akan mulai
akan mempengaruhi pencapaian IPK karena mengerjakannya lebih dalam dan lebih baik
segala kebutuhan sehari-hari memerlukan dari sebelumnya. Namun minat saja tidak
dana, sedangkan mahasiswa masih dalam cukup untuk membantu mahasiswa mencapai
proses pembelajaran dimana memerlukan nilai IPK yang tinggi, peran dukungan
dana yang cukup besar untuk memenuhi lingkungan sekitar khususnya keluarga menjadi
kebutuhan belajar dan kebutuhan sehari-hari. faktor penting dalam pencapaian IPK.
Dan hasil penelitian menyatakan bahwa uang Peningkatan kualitas proses belajar mengajar,
jajan tidak berhubungan dengan pencapaian melengkapi kualitas sarana dan prasarana,
IPK, hal ini dikarenakan responden mahasiswa serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang
lebih banyak berasal dari daerah luar kota dan memadai dapat membantu meningkatkan minat
mahasiswa berprestasi mayoritas berasal dari dan memberikan motivasi kepada mahasiswa
keluarga tidak mampu, sehingga motivasi untuk mencapai nilai IPK mahasiswa.
sukses berasal dari mahasiswa yang tidak
mampu. itu lebih besar dari siswa

Jurnal Pendidikan Keperawatan (JEN) Vol. 5 Nomor 2 (2022) 50


Machine Translated by Google

Al-Bahra, Partono | Hubungan Kematangan Emosi, Tingkat Ekonomi, Minat dan Gaya Belajar ….

Ringkasan 5. Chotimah, LN, Ani, HM, & Widodo, J.


(2017). Pengaruh Status Sosial
Terdapat hubungan antara Gaya Ekonomi Orang Tua Terhadap
Belajar dengan pencapaian nilai Indeks Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus
Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa, dan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1
terdapat hubungan antara minat terhadap Jember Tahun Ajaran 2016/2017).
ilmu komputer dengan pencapaian nilai Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi,
Universitas Muhammadiyah Banten. Dan Ilmu Sosial, 11(1): 75–80.
Sebaliknya, tidak terdapat hubungan
antara Kecerdasan Emosional dengan 6. Chung, KK (2015). Status Sosial
pencapaian Indeks Prestasi Kumulatif Ekonomi dan Prestasi Akademik.
(IPK) mahasiswa, dan tidak terdapat Ensiklopedia Internasional Ilmu Sosial
hubungan antara uang jajan dengan & Perilaku (Edi Kedua, Vol. 22).
pencapaian Indeks Prestasi Kumulatif Hongkong: Elsevier.
(IPK) mahasiswa di Universitas.
Muhammadiyah Banten. 7. Cohen, Simon B. (2004). Otak Pria dan
Wanita dan kebenaran tentang
autisme. Cambridge: Grup Buku
Referensi Perseus.
8. Gerungan, W. (2004). Psikologi Sosial.
1. Afrizal (2009)., Pengaruh gaya belajar Bandung: Refika Aditama 9.
(visual, auditori dan kinestetik) Goleman, D. (2005). Kecerdasan
terhadap prestasi belajar akuntansi Emosional (terjemahan: Alex Tri
keuangan siswa kelas X program Kanjono Widodo). Jakarta: PT
keahlian akuntansi SMK Negeri 1 Gramedia Pustaka Utama.
Depok tahun ajaran 2008/2009. 10. Hardiansyah (2014)., Pengaruh gaya
[Skripsi]. Yogyakarta: FE UNY; 2009 belajar terhadap prestasi akademik
2. Ahmadi, A. mahasiswa Fakultas Kedokteran.
dan Supriyono, W. Semarang: Universitas Diponegoro
(2004). Psikologi Belajar. Jakarta: 11. Imiliyah, II, Mashudi, & Achmady.
Rineka Cipta. (2014). Pengaruh Status Sosial
3. Al-Saud LM (2013)., Preferensi gaya Ekonomi Keluarga Dan Rasionalitas
belajar mahasiswa kedokteran gigi Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar
tahun pertama di King Saud University Siswa Sma Muhammadiyah 1 Kota
di Riyadh, Arab Saudi: Pengaruh Pontianak. Jurnal Pendidikan Dan
Gender dan IPK. Jurnal Pendidikan Pembelajaran Khatulistiwa, 3(7).
Gigi. 2013;77(10):1371-8 4. 12. Jamaris, Martini, (2013). Orientasi
Astuti, Apri D. (2012). Jurnal : Pengaruh Baru Dalam Psikologi Pendidikan.
Kemandirian Belajar dan Penggunaan Bogor: Ghalia Indonesia.
Uang Saku terhadap Prestasi Belajar 13. Jaya, M., & Pamungkur. (2016).
kompetensi Dasar Ekonomi Kelas VII Pengaruh Status Sosial Ekonomi
dan VIII. Terhadap Prestasi Mahasiswa
Semarang: Fakultas Ekonomi- Perguruan Tinggi Swasta. Jurnal Al-
Universitas Negeri Semarang. http:// Ulum Ilmu Sosial Dan Humaniora, 2:
journal.unnes.ac.id/sju/ 268–278.
index.php/eeaj 14. Kusumayanti RF (2009)., Pengaruh
persepsi siswa tentang metode guru

Jurnal Pendidikan Keperawatan (JEN) Vol. 5 Nomor 2 (2022) 51


Machine Translated by Google

Al-Bahra, Partono | Hubungan Kematangan Emosi, Tingkat Ekonomi, Minat dan Gaya Belajar ….

mengajar dan gaya belajar siswa Dan Praktik Kependidikan, 2(1): 107–
terhadap prestasi belajar akuntansi 117.
siswa kelas X program keahlian
akuntansi SMK Negeri2 Magelang
tahun ajaran 2009/2010. [Skripsi].
Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta
15. Nursalam, (2003). Konsep dan
Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Komputer. Jakarta: Salemba Medika
16.
Prasetya DF (2012)., Pengaruh gaya
belajar terhadap prestasi belajar mata
diklat listrik siswa kelas XI teknik
perbaikan tubuh otomotif SMKN 2
Depok Sleman. [Skripsi].
Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
17. Putriku, AE (2018). Prestasi Mahasiswa
Jurusan Manajemen Ekonomi Stambuk
2014 Universitas Hkbp Nommensen.

Jurnal Niagawan, 7(1): 50–58.


18. Sari, F., Haryanto, S., & Soebandono,
D. (2014). Faktor – Faktor
Mempengaruhi yang
Keberhasilan Belajar
Mahasiswa yang Berprestasi (Studi
Kasus Pada Program Studi DIII
Kebidanan Stikes Guna Bangsa
Jogjakarta). Jurnal Kesehatan Gubayo,
1(1): 1–9 19. Slameto. (1995).
Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: PT Rineka Cipta 20.
Suryabrata,
S. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

21. Warsito, Hadi (2012). Jurnal : Hubungan


antara elf-efisiensi dengan penyesuaian
akademik dan prestasi akademik
(Studi pada mahasiswa FIP-Universitas
negeri Surabaya). http://
ejournal.unp.ac.id/index.php/pe dagogi
22.
Yuzarion. (2017). Faktor Yang
Mempengaruhi Prestasi Belajar
Peserta Didik. Jurnal Kajian Teori

Jurnal Pendidikan Keperawatan (JEN) Vol. 5 Nomor 2 (2022) 52

Anda mungkin juga menyukai