Anda di halaman 1dari 26
Menimbang Mengingat GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT. NOMOR & TAHUN 2023 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAL a, APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, bahwa dalam rangka meningkatkan _ kesejahteraan, meningkatkan motivasi, disiplin dan kinerja Pegawai Aparatur Sipil Negara dan Calon Pegawai Negeri Sipil sehingga dapat mendorong —_peningkatan dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah, telah diberikan tambahan penghasilan pegawai di Lingkungan Pemerintah Daerah berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 22 Tahun 2021 sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Peraturan Gubernur Nomor 83 Tahun 2022 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Gubernur Nomor 22 Tahun 2021; bahwa dalam rangka menyesuaikan dengan kondisi dan perkembangan saat ini, maka Peraturan Gubernur mengenai tambahan penghasilan pegawai di Linglungan Pemerintah Daerah = dimaksud, —perlu._—_dilakukan penyesuaian; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, peru menetapkan Peraturan Gubernur tentang Tambahan Penghasilan Pegawai Aparatur Sipil Negara; Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Pembentukan Peraturan —Perundang- undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398); SEEDA a 10. il. 12. 13, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 _ tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara __ Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 44 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6757); Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2022 tentang Provi Kalimantan Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6780); Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6477); Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322); Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6718); Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 34 Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi Jabatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 454); Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2013 tentang Penetapan Kelas Jabatan di Lingkungan _Instansi Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1636); Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pedoman Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 26); Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 45 Tahun 2022 tentang Jabatan Pelaksana Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Instansi Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 1047); 14, 15. 16, 17. 18. 19, 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2012 tentang Analisis Jabatan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 483); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 ‘Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 157); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 58 Tahun 2019 tentang Mutasi Antar Kabupaten/Antar Kota Provinsi dan Antar Provinsi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1034); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2023 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 972); Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 5 Tahun 2019 tentang Tata Cara Pelaksanaan Mutasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 391); Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 6) sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 teniang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2021 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 5); Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 75 Tahun 2019 tentang Nilai dan Kelas Jabatan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2019 Nomor 75) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Nomor 42 ‘Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 75 Tahun 2019 tentang Nilai dan Kelas Jabatan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2021 Nomor 42) MEMUTUSKAN: Menetapkan < PERATURAN GUBERNUR TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA. Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Provinsi Kalimantan Barat. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur sebagai unsur_penyclenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan _urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah Provinsi Kalimantan Barat. 10. qd 12, 13. 14, 15. 16. 17, 18. 19. 20. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat. Perangkat Daerah adalah Perangkat Daerah Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Instansi Pusat adalah _kementerian, Lembaga _pemerintah nonkementerian, kesekretariatan Iembaga negara dan kesekretariatan Jembaga nonstruktural. Instansi Daerah adalah perangkat daerah provinsi dan perangkat daerah kabupetan/kota yang meliputi sekretariat daerah, sekretariat dewan perwakilan rakyat daerah, dinas daerah dan Lembaga teknis daerah. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja yang diangkat oleh pejabat Pembina Kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. Calon Pegawai Negeri Sipil selanjutnya disingkat CPNS adalah Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Tambahan Penghasilan Pegawai yang selanjutnya disingkat TPP adalah ‘Tambahan Penghasilan yang diberikan kepada Pegawai ASN dan CPNS dalam rangka meningkatkan disiplin, motivasi kerja dan kesejahteraan pegawai berdasarkan beban kerja, prestasi kerja, kondisi kerja, kelangkaan profesi dan/atau pertimbangan objektif lainnya. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan fungsi, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang Pegawai ASN dalam suatu satuan organisasi. Jabatan Pimpinan Tinggi, yang selanjutnya disingkat JPT adalah sekelompok Jabatan tinggi pada instansi pemerintah. Jabatan Administrasi, yang selanjutnya disingkat JA adalah sekelompok Jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan. Jabatan Fungsional yang selanjutnya disingkat JF adalah sekelompok Jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu. Jabatan Pelaksana adalah merupakan kelompok jabatan yang mempunyai tanggung jawab melaksanakan kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas dan fungsi Perangkat Daerah yang dipimpinnya. Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Perangkat Daerah. Penilaian Kinerja adalah penilaian yang didasarkan pada aspek aktivitas kerja dan disiplin kerja. Aktivitas kerja Pegawai adalah pelaksanaan tugas, pokok dan fungsi pegawai serta tugas kedinasan lainnya yang diberikan pimpinan. asisrent | oma EN ak |e 21.Menit Kerja dalam 1 (satu) hari adalah 510 (lima ratus sepuluh) menit. 22.Validasi Aktivitas Kerja adalah proses pemberian penilaian oleh atasan berupa setuju atau tidak setuju/menolak setiap aktivitas yang disampaikan oleh bawahan. 23.Realisasi Menit Kerja merupakan waktu penyelesaian pelaksanaan tugas yang telah divalidasi atasan langsung. 24.Disiplin Kerja adalah kesanggupan Pegawai dalam menaati kewajiban kerja dan larangan sesuai ketentuan hari dan jam kerja berdasarkan ketentuan yang berlaku. 25.Mesin Presensi Elektronik adalah alat yang digunakan untuk merekam sidik jari/bagian tubuh lainnya saat masuk dan pulang kerja. 26.Aplikasi E-Activity adalah aplikasi berbasis web milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap tugas kedinasan Pegawai ASN dan CPNS. 27.Aplikasi E-Presensi adalah aplikasi yang digunakan untuk pengisian daftar hadir dengan menggunakan Surat Tugas/Surat Pernyataan/Surat Cuti. 28.Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara yang selanjutnya disingkat LHKPN adalah dafter seluruh Harta Kekayaan Penyelenggara Negara yang dituangken dalam formulir LHKPN yang ditetapkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. 29.Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat LHKASN adalah laporan harta kekayaan yang disampaikan pegawai ASN dan CPNS. 30.Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi yang selanjutnya disingkat TP-TGR adalah suatu proses tuntutan terhadap Bendahara, © Pegawai_ = bukan._—_—-Bendahara, Pengurus/Penyimpan Barang, Pegawai bukan Bendahara atau pengurus/penyimpan barang atau pihak ketiga yang telah melakukan perbuatan yang mengakibatkan kerugian keuangen atau barang daerah. 31.Kelas Jabatan adalah klasifikasi Jabatan dalam satuan organisasi yang didasarkan pada hasil evaluasi Jabatan yang selanjutnya digunakan sebagai dasar pemberian besaran Tambahan Penghasilan. 32,Penjabat yang selanjutnya disingkat PJ adalah pejabat sementara untuk jabatan Sekretaris Daerah dan Kepala Daerah yang melaksanakan tugas pemerintahan sampai dengan pelantikan pejabat definitif. 33.Pejabat Pelaksana Tugas yang selanjutnya disebut Plt adalah PNS yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas dan kewajiban pejabat struktural yang lowong. 34,Pelaksana Harian yang selanjutnya disingkat Pth adalah PNS yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas Jabatan struktural, karena pejabat struktural yang bersangkutan berhalangan sementara. 35.Operator Perangkat Daerah adalah Pegawai ASN di Perangkat Daerah yang berada di bagian/bidang yang mengurusi kepegawaian di Perangkat Daerah yang bertugas menginput data pegawai sebagai data pendukung untuk aplikasi e-Activity dan e-Presensi. 36.Hari adalah hari kerja. 37.Tugas Pokok adalah tugas utama yang merupakan penjabaran langsung dari tugas dan fungsi organisasi. 38.Tugas Tambahan adalah tugas yang tidak termasuk dalam rincian tugas pokok, tetapi memberikan manfaat bagi unit kerja. ARO Eni asisrant | sexna eT 39.) @ (2) (3) (4) 6) Mutasi adalah perpindahan tugas dan/atau lokasi dalam 1 (satu) instansi pusat, antar-instansi pusat, 1 (satu) instansi daerah, antar- instansi daerah, antar instansi pusat dan instansi dacrah dan ke perwaldlan negara Indonesia di luar negeri serta atas permintaan sendiri. Pasal 2 Maksud disusunnya Peraturan Gubernur ini adalah sebagai pedoman dalam Pelaksanaan pemberian tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja, prestasi kerja, kondisi kerja, kelangkaan profesi_ dan pertimbangan objektif lainnya kepada Pegawai ASN dan CPNS di Lingkungan Pemerintah Daerah. Pasal 3 Tujuan pembentukan Peraturan Gubernur ini adalah: a. meningkatkan kesejahteraan Pegawai ASN dan CPNS; dan b. meningkatkan motivasi, disiplin dan kinerja Pegawai ASN dan CPNS. Pasal 4 Ruang Lingkup pengaturan dalam Peraturan Gubernur ini meliputi: kriteria pemberian TPP; penetapan besaran TPP; tim pelaksanaan TPI komponen dan penilaian pemberian TPP; tata cara pembayaran; pendanaan; dan pengawasan dan pembinaan; amopogp BAB Il KRITERIA PEMBERIAN TPP Pasal 5 Dalam melaksanakan tugas, Pegawai ASN di lingkungan Pemerintah Daerah dapat diberikan TPP. TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan berdasarkan rriteria: a. beban kerja; b. prestasi kerja; c. tempat bertugas; d. kondisi kerja; e. kelangkaan profesi; dan/atau {. pertimbangan objektif lainnya. Pegawai ASN dapat menerima lebih dari 1 (satu) kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (2) CPNS atau PNS dari instansi pusat yang telah selesai melaksanakan tugas di daerah dan mengalami perubahan status menjadi PNS daerah, diberikan TPP sesuai kelas jabatan sejak Surat Perintah Melaksanakan Tugas diterbitkan. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah PNS yang mutasi masuk ke daerah, diberikan TPP setelah melaksanakan tugas di daerah selama 6 (enam) bulan sejak Surat Perintah Melaksanakan Tugas diterbitkan. Dalam hal terdapat PNS mutasi masuk ke daerah melalui pengisian jabatan pimpinan tinggi secara terbuka dan/atau sebutan lainnya, pembayaran TPP sejak ditetapkan Surat Keputusan mutasi dan disesuaikan dengan kelas jabatan yang didudukinya. Pasal 6 (1) TPP berdasarkan beban kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a diberikan kepada PNS di lingkungan_ pemerintah daerah yang dalam melakeanakan tugas melampaui beban_ kerja normal minimal 112,5 (seratus dua belas koma lima) jam perbulan atau batas waktu normal minimal 170 (seratus tujuh puluh) jam perbulan. (2) Besaran TPP berdasarkan beban kerja sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. (3) Khusus untuk Guru PNS yang belum menerima tunjangan profesi/sertifikasi diberikan ‘TPP sebesar Rp. 500.000,-/bulan (lima ratus ribu rupiah) per bulan. (4) CPNS dan PPPK diberikan TPP sebesar Rp. 200.000,-/bulan (dua ratus ribu rupiah) per bulan. (5) Untuk PNS Tugas Belajar diberikan TPP sebesar Rp. 1.000.000/bulan (satu juta rupiah) per bulan. Pasal 7 (1) TPP berdasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b diberikan kepada Pegawai ASN yang memiliki prestasi Kerja yang tinggi sesuai bidang keahliannya atau inovasi dan diakui pimpinan diatasnya. (2) Besaran persentase TPP berdasarkan prestasi kerja sesuai kemampuan keuangan daerah dari besaran basic ‘TPP. Pasal 8 (1) TPP berdasarkan tempat bertugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf c diberikan kepada Pegawai ASN yang dalam melaksanakan tugasnya berada di daerah yang memiliki tingkat kesulitan tinggi dan daerah terpencil. (2) Tingkat kesulitan tinggi dan daerah terpencil berdasarkan indeks ‘TPP tempat bertugas, yang didapatkan dari perbandingan indeks kesulitan geografis kantor berada dibagi indeks kesulitan geografis terendah di wilayah provinsi. (3) Indeks kesulitan kelurahan sama dengan indeks kesulitan geografis desa terendah di Provinsi. (4) Alokasi TPP berdasarkan tempat bertugas Provinsi paling tinggi 50 (lima puluh) persen dari basic TPP Pegawai ASN Provinsi apabila indeks tempat bertugas diatas 1,50 (satu koma lima puluh). Pasal 9 (1) TPP berdasarkan kondisi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf d diberikan kepada Pegawai ASN yang melaksanakan tugas dan tanggungjawab memiliki resiko tinggi seperti resiko kesehatan dan keamanan jiwa seperti: a. pekerjaan yang berkaitan langsung dengan penyakit menular; b. pekerjaan yang berkaitan langsung dengan bahan kimia berbahaya/radiasi/bahan radioaktif, c. pekerjaan yang berisiko dengan keselamatan kerja; d. pekerjaan yang berisiko dengan aparat pemeriksa dan penegak hukum; e. pekerjaan ini satu tingkat dibawahnya dibutuhkan analis atau Jabatan yang setingkat, namun tidak ada pejabat pelaksananya; dan atau £ — pekerjaan ini satu tingkat dibawahnya sudah di dukung oleh jabatan fungsional dan tidak ada jabatan struktural dibawahnya. (2) Kriteria TPP berdasarkan kondisi kerja diberikan kepada: a. Inspektur; dan b. PNS di lingkungan Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedarso. (3) Besaran TPP berdasarkan kondisi kerja sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini, Pasal 10 (1) TPP berdasarkan kelangkaan profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf e diberikan kepada Pegawai ASN yang melaksanakan tugas pada kriteria berikut: a. keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini khusus; b. kualifikasi pegawai sangat sedikit atau hampir tidak ada yang memenuhi pekerjaan dimaksud; dan/atau c. jabatan pimpinan tinggi di Daerah, (2) Kriteria TPP berdasarkan kelangkaan profesi diberikan kepada: a. Sekretaris Daerah; b. PNS dengan Jabatan Fungsional Dokter Sub Spesialis dan Spesialis dengan kategori Profesi langka pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedarso; dan c. PNS dengan Jabatan Fungsional Dokter Spesialis dengan kategori Profesi langka pada Rumah Sakit Jiwa Provinsi dan UPT Klinik Utama Sungai Bangkong, (3) Penetapan penerima ‘TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. (4) Besaran TPP berdasarkan kelangkaan profesi scbagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini, Pasal 11 (1) TPP berdasarkan pertimbangan objektif lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal § ayat (2) huruf f diberikan kepada Pegawai ASN sepanjang diamanatkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Jenis TPP berdasarkan pertimbangan objektif Jainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: insentif pajak daerah; insentif retribusi daerah; tunjangan profesi guru; tunjangan khusus guru; tambahan penghasilan guru; jasa pelayanan kesehatan; honorarium; dan jasa pengelolaan Barang Milik Daerah PR mo Bo op Pasal 12 ‘TPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) tidak diberikan kepada Pegawai ASN dan CPNS apabila yang bersanglutan: tidak mempunyai tugas/jabatan/pekerjaan tertentu; diberhentikan sementara atau dinonaktifkan; berstatus penerima uang tunggu; menjalani masa persiapan pensiun; diberikan cuti di luar tanggungan negara dan cuti besar; berstatus diperbantukan/dipekerjakan/sebutan lainnya pada instansi selain instansi Pemerintah Daerah; dihukum penjara yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau telah mendapatkan —penghasilan lain berupa__tunjangan profesi/sertifikasi dan/atau tunjangan khusus yang terkait dengan tugasnya sebagai Guru dan Pengawas Sekolah. pepo ge re asisrent | spina rH Pasal 13 ‘TPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dilakukan pemotongan terhadap Pegawai ASN yang dijatuhi hukuman disiplin meliputi: a, Tingkat ringan berupa: 1, Teguran lisan, dilakukan pemotongan TPP sebesar 10% (sepuluh persen) selama 3 (tiga) bulan; 2. Teguran iertulis, dilakukan pemotongan TPP sebesar 10% (sepuluh persen) selama 6 (enam) bulan; atau 3. Pernyataan tidak puas secara tertulis, dilakukan pemotongan TPP sebesar 10% (sepuluh persen) selama 9 (Sembilan) bulan. b. Tingkat sedang berupa: 1, Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun, dilakukan pemotongan TPP sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 6 {enam) bulan; 2. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun, dilakukan pemotongan TPP sebesar 25% (dua puluh lima persen) sclama 9 {sembilan) bulan; atau 3. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun, dilakukan pemotongan TPP sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 12 (dua belas) bulan. c. Tingkat berat berupa: 1. Penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 (dua belas) bulan, dilakukan pemotongan TPP sebesar 70% (tujuh puluh persen) selama 6 (enam) bulan; atau 2. Pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 (dua belas) bulan, dilakukan pemotongan TPP sebesar 70% (tujuh puluh persen) selama 9 (sembilan) bulan. BAB III PENETAPAN BESARAN TPP Pasal 14 (1) Penetapan besaran ‘TPP didasarkan pada parameter sebagai berikut: a. kelas jabatan; b. indeks kapasitas fiskal daerah; c, indeks kemahalan konstruksi; dan d. indeks penyelenggaraan pemerintah daerah: (2) Besaran tertinggi TPP yang diberikan menggunakan rumus (Besaran ‘Tunjangan Kinerja Badan Pemeriksa Keuangan per kelas jabatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan) x (indeks kapasitas fiskal daerah) x (Indeks kemahalan Konstruksi) x (indeks penyelenggaraan pemerintah daerah) (3) Perhitungan besaran tertinggi TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupaken bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini, BABIV TIM PELAKSANAAN TPP Pasal 15 (1) Tim pelaksanaan TPP ASN diketuai oleh Sekretaris Daerah serta sekurang-kurangnya terdiri dari unsur perangkat daerah terkait. (2) Unsur Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. perangkat daerah yang membidangi pengelolaan keuangan daerah bertugas melakukan perhitungan terkait penganggaran TPP Pegawai ASN; b. perangkat daerah yang membidangi organisasi bertugas untuk melakukan perhitungan indeks penyelenggaraan _pemerintahan daerah serta mengidentifikasi jabatan-jabatan yang masuk dalam kriteria beban kerja, prestasi kerja, kondisi kerja, kelangkaan profesi dan/atau pertimbangan objektif lainnya; c. perangkat daerah yang membidangi kepegawaian bertugas untuk melakukan perhitungan pemangku jabatan berdasarkan masing- masing Kelas jabatan; d. perangkat daerah yang membidangi hukum bertugas menyusun Peraturan Gubernur tentang TPP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; e. perangkat daerah yeng membidangi perencanaan bertugas untuk memastikan penganggaran terkait TPP; dan/atau f perangkat daerah yang membidangi pengawasan bertugas untuk melakukan pengawasan pelaksanaan TPP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Pembentukan tim pelaksanaan TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. (4) Dalam melaksanakan tugasnya tim pelakeana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibantu oleh Sekretariat Tim yang ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Daerah. BABV KOMPONEN DAN PENILAIAN PEMBERIAN TPP Pasal 16 (1) Persentase besaran komponen aktivitas kerja adalah sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari besaran TPP yang diterima pegawai ASN dan CPNS. (2) Persentase besaran komponen disiplin kerja adalah sebesar 30% (tiga puluh persen) dari besaran TPP yang diterima pegawai ASN dan CPNS. Pasal 17 (1) Penilaian aktivitas kerja dihitung berdasarkan: a. pelaksanaan tugas; dan/atau D. penilaian dari atasan langsung terhadap hasil pelaksanaan tugas pegawai yang dipimpinnya, (2) Setiap PNS dapat menetapkan sasaran dan target kinerja individu pada bulan Desember tahun sebelumnya. (3) Sasaran dan target kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diinputkan pada aplikasi e-SKP yang datanya akan terintegrasi ke dalam aplikasi e-Activity, kecuali terhadap PNS yang TPP nya dibayarkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3), ayat (4) dan ayat (5). (4) Dalam hal aplikasi e-SKP belum optimal maka penginputan sasaran dan target kinerja dilakukan ke dalam aplikasi e-Activity. (5) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pelaporan/penginputan aktivitas kerja sebagaimana tugas pokok dan/atau tugas tambahan, dibuktikan dengan formulir aktivitas kerja harian pegawai secara manual atau secara elektronik. Pasal 18 (1) Pelaporan/penginputan aktivitas kerja scbagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (5), dihitung berdasarkan indikator menit kerja tiap hari (2) Besaran menit kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah 510 (lima ratus sepuluh) menit setiap hari. (3) Pelaporan/penginputan aktivitas kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan/diinput ke dalam aplikasi e-Activity. (4) Dalam hal jumlah menit kerja yang di input telah melebihi 510 (lima ratus sepuluh) menit maka kelebihan menit aktivitas tersebut menjadi tambahan menit aktivitas hari berikutnya. (5) Pemberian TPP berdasarkan aktivitas kerja dihitung dari hasil capaian Aktivitas Kerja Harian diakumulasikan dalam 1 (satu) bulan dengan rumus: jumlah menit yang sudah divalidasi dalam 1 bulan) x 100% Altivitas Kerja Bulanan: (jumlah hari kerja x waktu kerja dalam 1 hari) (6) Penginputan jumlah hari kerja dalam 1 (satu) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilakukan oleh Perangkat Daerah yang membidangi Komunikasi dan Informatika. (7) Dalam hal realisasi menit kerja melebibi jumlah menit kerja dalam 1 (satu) bulan maka persentase aktivitas kerja bulanan tetap diberikan 100% (seratus persen) Pasal 19 (1) Pelaporan/penginputan aktivitas kerja scbagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3) dilakukan oleh: a. pejabat pimpinan tinggi; b. pejabat administrator; c. pejabat pengawas; d. pejabat fungsional; dan e. pelaksana. (2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu: a. Pegawai ASN Guru yang belum menerima ‘Tunjangan Profesi/ Sertifikasi; b. Pegawai ASN yang sedang melaksanakan Tugas Belajar; dan c. CPNS dan PPPK. (3) Terhadap Pejabat Pimpinan Tinggi, pelaporan/penginputan aktivitas kerja ke dalam aplikasi dilakukan oleh pegawai yang ditugaskan pada Tata Usaha Pimpinan, (4) Terhadap PNS mutasi masuk ke daerah membuat laporan aktivitas kerja secara aplikasi/manual. (5) Aktivitas pegawai dapat dilaporkan/diinput ke dalam aplikasi e-Activity setelah pekerjaan selesai dilakukan setiap harinya. (6) Batas waktu pelaporan/penginputan laporan aktivitas pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) hari pertama pada bulan berikutnya. (7) Dalam melakukan perhitungan komponen berdasarkan aktivitas kerja, cuti tahunan, cuti alasan penting dan cuti sakit tidak dikenakan pemotongan dengan tetap menginput aktivitas dengan keterangan cuti tersebut ke dalam aplikasi e-activity. (8) Khusus cuti sakit penginputan dapat dilakukan oleh operator/Pengelola Kepegawaian pada masing-masing Perangkat Daerah. (9) Pelaporan/penginputan aktivitas kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a terdiri dari rincian: a. hari/tanggal; b. uraian aktivitas kerja pegawai; c. jam mulai dan selesai bekerja; d. waktu penyelesaian; e, data pendukung aktivitas. (10) Data pendukung aktivitas sebagaimana dimaksud pada ayat (9) huruf ¢ dapat dilampirkan sepanjang diperlukan untuk pelaporan aktivitas kerja. (11) (12) (13) (14) (7) (8) 9) Dalam keadaan tertentu, penilaian aktivitas kerja dilaporkan secara manual. Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (11) antara Jain: a. sistem aplikasi mengalami kerusakan/tidak berfungsi; atau b. pegawai belum terdaftar dalam sistem aplikasi. Format Laporan Aktivitas Kerja Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (12), tercantum dalam Lampiran ll yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini Penggunaan laporan aktivitas manual untuk pegawai yang belum terdaftar dalam sistem aplikasi diberikan waktu sampai dengan 3 (tiga) bulan sejak tanggal Surat Perintah Melaksanakan Tugas ditetapkan, apabila sampai dengan bulan keempat dan seterusnya belum terdaftar maka pembayaran tambahan penghasilannya ditunda sampai dengan pegawai terdaftar dalam sistem aplikasi. Pasal 20 Pemeriksaan/validasi aktivitas kerja pegawai dilaksanakan oleh atasan langsung setelah dilaporkan oleh pegawai Atasan langsung bertanggung jawab atas kebenaran laporan_hasil pelaksanaan tugas pegawai yang dinilai. Atasan langsung dapat menyetujui atau menolak laporan hasil pelaksanaan tugas pegawai yang dinilai. Dalam hal atasan langsung menolak laporan hasil pelaksanaan tugas pegawai wajib disertai alasan penolakan, Laporan hasil pelaksanaan tugas yang ditolak oleh atasan langsung diberikan waktu 3 (tiga) hari untuk diperbaiki pada bulan berkenaan. Dalam hal pegawai tidak dapat menyelesaikan perbaikan aktivitas kerja yang ditolak maka aktivitas tersebut tidak dihitung sebagai kinerja pada bulan berkenaan. Pemeriksaan/validasi oleh atasan langsung dapat dilakukan setelah selesai dilakukan _—pelaporan/penginputan, Batas — waktu pemeriksaan/validasi aktivitas kerja bulan berkenaan oleh atasan langsung dilaksanakan paling lambat 5 (lima) hari pertama pada bulan berikutnya Dalam hal melebihi 5 (lima) hari pertama bulan berikutnya belum diperiksa/divalidasi maka seluruh aktivitas pegawai bawahannya akan dinyatakan dengan keterangan diterima. Dalam hal atasan langsung tidak memeriksa/memvalidasi aktivitas kerja bawahannya tanpa alasan yang jelas maka diberikan teguran baile lisan maupun tertulis oleh Kepala Perangkat Daerah bagi Pejabat Administrator sampai dengan Pengawas. (10) Bagi Pejabat Pimpinan Tinggi tidak dilakukan pemeriksaan/validasi (1) (2) (3) (4) terhadap altivitas kerja yang dilakukan. Pasal 21 Setiap Pegawai ASN dan CPNS wajib memenuhi kehadiran kerja sebanyak 8,5 (delapan koma lima) jam perhari atau 42,5 (empat puluh dua koma lima) jam per minggu. Jam kerja Pegawai ASN dan CPNS adalah senin ~ jumat pukul 07.15 WIB sampai dengan pukul 15.45 WIB. Kehadiran kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tanggung jawab atasan langsung yang bersangkutan secara berjenjang. Dikecualikan dari ketentuan ayat (2) diatas pengaturan hari dan jam kerja pada bulan Ramadhan, sesuai ketentuan peraturan perundang- (5) {8) (9) (2) (3) () (2) Kehadiran kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan merekam sidik jari/bagian tubuh lainnya pada mesin presensi elektronik yang dilakukan pada waktu masuk kerja atau waktu pulang kerja. Dalam hal mesin presensi elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (5) mengalami gangguan/rusak atau belum tersedia maka pencatatan data kehadiran dapat menggunakan daftar hadir manual Penggunaan daftar hadir manual sebagaimana dimaksud pada ayat (6), hanya dilakukan untuk kurun waktu paling lama 3 (tiga) bulan, terhitung sejak tanggal kerusakan dan dikendalikan oleh Kepala Perangkat Daerah. Selama kurun waktu 3 (tiga) bulan masih menggunakan daftar hadir manual, maka pada bulan keempat dan seterusnya sejak terjadi kendala/tidak dapat dioperasikan, pemberian tambahan penghasilan pegawai ditunda sampai dengan kendala dapat diatasi. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) terhadap Perangkat Daerah yang belum memiliki mesin presensi elektronik dapat dibayarkan tambahan penghasilannya dengan menggunakan daftar hadir manual. Pasal 22 Pencatatan kehadiran dengan merekam sidik jari/bagian tubuh lainnya untuk masuk kerja dilaksanakan mulai pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 07.15 WIB waktu setempat. Pencatatan kehadiran dengan merekam sidik jari/bagian tubuh Jainnya untuk pulang kerja dilaksanakan mulai pukul 15.45 WIB Pegawai ASN dan CPNS yang melaksanakan pencatatan kehadiran dengan merekam sidik jari/bagian tubuh lainnya sebelum pukul 06.00 WIB maka dianggap tidak mengisi presensi. Pegawai ASN dan CPNS yang memenuhi kehadiran kerja namun tidak berada di tempat tugas ketika jam kerja tanpa seizin atasan langsung dianggap terlambat sebanyak 150 menit. Pasal 23 Dalam keadaan tertentu pengisian e-presensi pegawai ASN dan CPNS. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1), dapat dilakukan menggunakan format daftar hadir manual. Format dafiar hadir manual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam hal terjadi keadaan tertentu, meliputi: a. sistem dan/atau mesin aplikasi e-Presensi mengalami kerusakan atau tidak berfungsi; b. pegawai belum terdaftar dalam sistem e-Presensi;dan /atau c. terjadi keadaan kahar (forje majeur) Format laporan daftar hadir manual sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tercantum pada lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. Pasal 24 Prosedur pengurangan tambahan penghasilan dari kehadiran kerja ditentukan dengan indikator yang meliputi: a. terlambat masuk kerja; b. pulang lebih awal dari jam kerja; dan/atau c. tidak hadir, Pegawai ASN dan CPNS yang melaksanakan tugas atau bekerja di luar hari dan/atau jam kerja yang ditetapkan dihitung sebagai petugas piket/kerja khusus oleh Kepala Perangkat Daerah atau pejabat yang berwenang dengan ketentuan capaian jam kerja kumulatif tidak kurang dari kewajiban kehadiran kerja. (5) co) (2) Penghitungan tingkat kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbasis elektronik/manual dilaksanakan oleh _masing-masing Perangkat Daerah Dalam melakukan perhitungan komponen berdasarkan disiplin kerja, cuti tahunan, cuti alasan penting, cuti sakit, cuti bersama, cuti melahirkan, dan perjalanan dinas luar/dalam daerah/luar negeri dan melaksanakan tugas kedinasan lainnya (diklat/workshop/sejenisnya), dihitung sebagai hari masuk kerja dengan mengunggah dokumen surat dimaksud ke dalam aplikasi e-Presensi yang dilakukan oleh operator/Pengelola Kepegawaian masing-masing Perangkat Daerah. Pegawai ASN dan CPNS yang terlambat masuk kerja dan/atau pulang cepat sehingga tidak melakukan presensi dikarenaken melaksanakan tugas kedinasan maka dianggap masuk kerja dengan melampirkan bukti surat pernyataan sebagaimana tercantum pada Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. Pasal 25 Prosedur pengurangan TPP dari kehadiran kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana tereantum dalam Lampiran Ill yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. Tidak hadir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf c, dilakukan pengurangan TPP dari kehadiran kerja sebesar TPP per hari pada bulan berkenaan. Pasal 26 Penilaian laporan aktivitas kerja dan disiplin kerja pada bulan Ramadhan dan bulan Desember diberikan nilai 100% (seratus persen) dari komponen penilaian. (4) (5) (6) a” BAB VI TATA CARA PEMBAYARAN, Pasal 27 Pegawai ASN dan CPNS penerima TPP ditetapkan melalui Keputusan Gubernur. Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan validasi data dan verifikasi hasil evaluasi jabatan dari Biro Organisasi Sekretariat Daerah. TPP bagi Pegawai ASN dan CPNS yang mutasi dan/atau mengalami perubahan kelas jabatan sebelum tanggal 15, dibayarkan dengan menggunakan besaran TPP sesuai dengan kelas jabatan baru untuk bulan berkenaan pada unit kerja/instansi baru sesuai dengan persentase aktivitas dan kehadiran. ‘TPP bagi Pegawai ASN dan CPNS yang mutasi dan/atau mengalami perubahan kelas jabatan per tanggal 15 dan seterusnya, dibayarkan dengan menggunakan besaran TPP sesuai dengan kelas jabatan lama untuk bulan berkenaan pada unit kerja/instansi lama sesuai dengan persentase aktivitas dan kehadiran. Pembayaran TPP diberikan paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikuinya. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) untuk pembayaran TPP pada bulan Desember dapat dibayarkan pada bulan berkenaan. Perhitungan TPP berdasarkan penilaian aktivitas kerja dan disiplin Kerja sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini (8) (9) (10) a) (2) (3) () (2) (3) (2) (3) (4) (5) Contoh perhitungan TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (7) sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. Permintaan pembayaran TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (7), dengan melampirkan: a. perhitungan TPP berdasarkan Beban Kerja, Kondisi Kerja dan Kelangkaan Profesi yang diatur lebih lanjut secara teknis melalui Surat Edaran; b. surat Pertanggungjawaban Mutlak; ¢. daftar pembayaran TPP; dan d. surat Keputusan Penjatuhan Huluman Disiplin Pegawai. (jika ada) Aktivitas kerja pegawai di upload setiap bulannya melalui link kalbar.link/ctkaktivitas oleh operator/pengelola kepegawaian yang ditunjuk di masing-masing Perangkat Daerah. Pasal 28 CPNS diberikan TPP terhitung mulai tanggal Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas sampai dengan terbitnya _keputusan pengangkatan menjadi PNS. ‘TPP bagi Pegawai ASN formasi jabatan fungsional yang belum menerima keputusan pengangkatan jabatan fungsional dibayarkan sesuai kelas jabatan sebagaimana tercantum dalam Keputusan Gubernur, TPP bagi Pegawai ASN formasi jabatan fungsional dibayarkan sesuai nilai TPP kelas jabatannya setelah menerima keputusan pengangkatan ke dalam jabatan fungsional. Besaran TPP bagi Pegawai ASN yang melaksanakan tugas belajar sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. Pasal 29 Pegawai ASN dikenakan pemotongan 1% (satu persen) dari besaran tambahan penghasilan yang diterima sesuai dengan kelas jabatannya untuk iuran jaminan kesehatan bagi peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) setiap bulan. Pekerja Penerima Upah (PPU) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Pegawai ASN dan CPNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Pemotongan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku sejak tanggal 1 Januari 2020. Pasal 30 Pejabat atasan langsung atau atasan tidak langsung atau setingkat yang merangkap sebagai Pit atau Pth atau Pj menerima TPP tambahan sebesar 20% (dua puluh persen) dari TPP dalam jabatan sebagai Pit atau Plh atau Pj pada jabatan yang dirangkapnya. Khusus Pj Kepala Daerah diberikan TPP tambahan sebesar 20% (dua puluh persen) dari TPP pada jabatan definitif yang didudukinya. Pejabat satu tingkat dibawah pejabat definitif yang diberikan tugas tambahan sebagai Pit atau Plh menerima TPP tambahan sebesar 15% (lima belas persen) dari TPP dalam jabatan sebagai Plt atau Plh pada jabatan yang dirangkapnya. TPP bagi Pejabat dan Pegawai yang merangkap scbagai Pit atau Plh atau Pj dibayarkan terhitung mulai tanggal menjabat sebagai Pit atau Pih atau Pj. Pemberian TPP bagi Pit atau Plh atau Pj sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diperuntukkan bagi yang menjabat dalam jangka waltu paling singkat 1 (satu) bulan. (10) Dalam hal terdapat Pejabat Pengawas dengan kelas jabatan 8 (delapan) dan Pejabat Pengawas dengan kelas jabatan 9 (sembilan) dalam satu lingkungan unit kerja maka pembayaran TPP bagi Pejabat Pengawas dengan kelas jabatan 8 (delapan) disetarakan besarannya dengan TPP Pejabat Pengawas dengan kelas jabatan 9 (sembilan) pada unit kerja yang bersangkutan. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) adalah Pejabat Pengawas pada UPT SMA/SMK/SLB dan Pejabat Fungsional jenjang Penyelia dan Abli Pertama yang pembayarannya sesuai dengan kelas jabatan yang diduduki. ‘Terhadap Pejabat Administrasi yang mengalami penyetaraan jabatan ke dalam Jabatan Fungsional, maka pembayaran TPP pada saat menduduki Jabatan Fungsional diberikan sesuai TPP pada jabatan administrasi sebelumnya. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) terhadap Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional yang mengalami penurunan jabatan menjadi pelaksana karena kepentingan organisasi, diberikan TPP sesuai dengan kelas jabatan yang tercantum dalam Keputusan Gubernur. Dalam hal terhadap jabatan yang mengalami kenaikan kelas jabatan berdasarkan kebijakan pemerintah pusat, pembayaran TPP sesuai kelas jabatan yang baru pada tahun anggaran berikutnya dan sesuai kemampuan keuangan daerah. BAB VIL PENDANAAN Pasal 31 Pendanaan dalam pelaksanaan TPP di Daerah bersumber dari: a, b. () (2) (3) anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VIII PENGAWASAN DAN PEMBINAAN Pasal 32 Pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan pembayaran tambahan penghasilan dilakukan masing-masing Kepala Perangkat Daerah. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran wajib memastikan pemenuhan syarat administratif dan teknis dengan menerapkan sistem pengendalian internal secara berjenjang dan memadai. BAB IX KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 33 Perangkat Daerah menyiapkan sarana dan prasarana penunjang TPP yang spesifikasi teknisnya ditentukan oleh Perangkat Daerah yang membidangi Komunikasi dan Informatika. Aplikasi e-Activity dan e-Presensi disiapkan oleh Perangkat Daerah yang membidangi Komunikasi dan Informatika. Dalam hal mutasi pegawai Jabatan Fungsional dan Jabatan Pelaksana di lingkungan Perangkat Daerah, maka perpindahan dan atau penempatan pegawai pada jabatan yang baru perlu mendapatkan persetujuan dari Perangkat Daerah yang membidangi kepegawaian. [ (4) Penerbitan Keputusan pengangkatan dan atau pemberhentian dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, Jabatan Administrator, Jabatan Pengawas dan Jabatan Fungsional harus mencantumkan kelas jabatan pegawai sesuai dengan penempatan pada jabatan yang baru dan dilaksanakan oleh Perangkat Daerah yang membidangi kepegawaian. (5) Penerbitan Keputusan Jabatan Pelaksana yang mengalami mutasi harus mencantumkan kelas jabatan pegawai sesuai dengan penempatan pada jabatan yang baru (6) Dalam hal setelah terbitnya Keputusan Tentang Pemangku Jabatan telah ditetapkan, bagi Pegawai ASN yang belum tercantum pada keputusan tersebut dan/atau tidak tersedianya kotak/wadah jabatan pada peta jabatan, TPP diberikan sesuai dengan nilai TPP kelas jabatan a (7) Dalam hal PNS mutasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) mengalami perubahan kelas jabatan maka pembayaran TPP PNS mutasi disesuaikan dengan kelas jabatan baru yang didudukinya. (8) Dalam perhitungan komponen TPP, cuti bersama tetap dihitung sebagai altivitas kerja dan hari masuk kerja yang penginputannya dilakukan oleh Perangkat Daerah yang membidangi Komunikasi dan Informatika, Pasal 34 (1) Widyaiswara yang telah memperoleh TPP dapat diberikan honorarium mengajar dalam hal: a. pembebanan anggaran selain anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi; atau b. telah melampaui kewajiban mengajar di atas 32 (tiga puluh dua) jam pelajaran per bulan pada Badan Pengembangan dan Sumber Daya Manusia yang dibiayai dari anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi, (2) Kelebihan jam mengajar sebagaimana dimakeud pada ayat (1) huruf b ditetapkan dengan Keputusan Perangkat Daerah yang membawahi Widyaiswara tersebut. Pasal 35 (1) Pegawai ASN dan CPNS yang tidak tepat waktu menyampaikan LHKPN atau LHKASN, pembayaran tambahan penghasilannya dapat ditunda sampai dengan yang bersangkutan menyampaikan/menunjukkan bukti kepada bendahara. (2) Pembayaran TPP Pegawai ASN dan CPNS yang dikenakan hukuman TP-TGR dialokasikan untuk pembayaran tuntutan ganti rugi yang dipotong langsung oleh Bendahara Perangkat Daerah untuk di setor ke Rekening Kas Umum Daerah. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 36 Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku Peraturan Gubemur Kalimantan Barat Nomor 22 Tahun 2021 tentang tentang Tambahan Penghasilan Pegawai Kepada Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2021 Nomor 22) sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 83 Tahun 2022 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Gubernur Nomor 22 Tahun 2021 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai Kepada Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2022 Nomor 83 ) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku Pasal 37 Peraturan Gubernur ini berlaku terhitung mulai bulan Januari 2023. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dalam Berita Daerah Provinsi Kalimantan Barat. Ditetapkan di Pontianak pada tanggal 14 conan 9005 4& GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, ( UTARMIDJI Diundangkan di Pontianak pada tanggal 19 sono SEKRETARIS DAERAH PROV|NSI KALIMANTAN BARAT, in HARISSON BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2023 NOMOR 5 LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR — TAHUN 2023 ENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAL APARATUR SIPIL NEGARA. BESARAN TPP UNTUK SEKRETARIS DAERAH "TPP Berdasarkan Kriteria | Kelas [- ar Seape elanglaan : . Basie TPP Boban Kerja | Prestasi Kenia Slangican | esaran TPP Nev) sabatan (e4;i%eeeBanie | pe kkDx Base Profesi (54,056 ‘TPR TPH i z z 1 16 | Rp. 23689.823,- | Rp. 20.000.000,- Rp. 20.000,000,- | Rp. 40.000.000,- Il, BESARAN TPP UNTUK INSPEKTUR TPP Berdasarkan Kntoria elas 5 Felangkaa no. | Kelas Basie TPP eben Kerja | Prestasi Kerja Relanakaa | Besaran TPP Jabatan, (79.7% Basic | (4 KKD x Basie freee TPR ‘TeP 1PP Basie TPP) ee i z z =os on = 1 35 | Rp. 19.816528,- | Rp, 15000000, Rp. 603.000, Rp. 15,608.004 I, BESARAN TPP SESUAI DENGAN KELAS JABATAN PEGAWAI PADA DINAS KESEHATAN DAN RSUD dr. SOEDARSO ‘TPP Berdasarkan Kriteria No-| safatin | Baslomrr | Sormead, | freatniKine | “Gow ad” | “creea | aeentr sazitoxate [ORRDSBAR | ote | gx xD Banc Th To Ta a z e acre feanees! Z 1 pas | Rp 18816596 | Rp TBb00 moor : Re sb0000. | Bp 4.328.080. | Rp. 12,800.00, ip. 286 000 = 3. 13 | Rp. 12.856.885,-_| Rp. 11.000.000,- 264.000, = a | Tag rp. 10:286208, | Rp. 10,000,000, : 5.312.000. : 5.1 Rp Fae.009, | Rp 9.800.00, ip. 164.000, - on 6. [10 Rpesis.ei?, Rp. 7.200.060, : 148.0005 ap 78 7 7°] Rp. 6 0141s. | Rp6-260.000, Rp. 124.000,” = { ap. 6508.00, | [ec s [ip 4886.700,.— [Rp 4,500.00. Fp 98.000 {Cp 598.00, @ [7 fp agea.888,- | Rp 3,700.00, Fp. 88.000, =p. 798.000." | 1% | 6 Rp. 3.600.000, a : Rp 3.676.000, = Bp. 3.£00.000, = z Rp. 3.400.000, “Rp. 36.000,-- | : 3 [ Rp. 1 siadoa, | Rp. 8.200.000 p.30.00, : [a [Re 1280990, Rp. 280.000, [cep 24000, 2 1s [ 1 Fn 980.85, Rp 8.00.09, “Fp. 30.000.- IV. BESARAN TPP SESUAI DENGAN KELAS JABATAN PEGAWAI PADA PERANGKAT DAERAH KECUALI DINAS KESEHATAN DAN RSUD dr. SORDARSO. ‘TPP Berdaserkan Kriteria wo. | Melee | Basie TPP Babin Kerio” T prestaai Kerja | Kondist Kerja | Retgngiaen | Besaran‘7PP Jaton Gogmmst | esas edn | Rend er he s0eyHiox Basic | RADE BSB | POKEDS 1 sacd Basie PH __| Bas TPP 4 z i 3 a i a Tp leavasze, | Rp 15000000, : : : Rp. 1eo0 000. | ['rp, 14:528.080,. | Rp. 12.800.000, : : Rp 12:500,000,- | 3 [aa t2a86.088, | Rp 1.000.000, : =| naa Rp. toaso.968, | Rp, 0.000.600, : : SL a] hp 7 8H6.000,, | Rp 9.860000, ; : : e [rio ap estaisare | Re 7506 00 ; : Fp 9 ip. 68ia0 18; | Rp 6 20.000 : : : Rp. 6.00.00, a [Te bp 86.00, —] Be 90.000 ; : : Rp. 4900.06, PanaMoRAt DARA | asiomen y | gmp. eet | (e_) PP aaeiaes, [ae : : Tati. 10, |e [Rm 8.708.00, | ee Ce TS i]s | ep. 3088608, Rp. TT 8.500000," a : “Fp 8.400050," 37 | Re sieds0, | Re : 7p. 8.890.000,. 2 Rp. 1.250.992,. Rp. = = Rp. 3,280,000. | 1 Rp. 989.485,- Rp. = - = Rp. 3.200,000,- | V. BESARAN TPP DOKTER SUB SPESIALIS PADA RSUD dr, SOEDARSO. “TPP Bendasarian Reverie | a J wees | etiimam| Ge ad” | grata 323th x Basic | O° ED aMexBasic | 770% ed ji | TPP) one on z sprcccrsenecercece z z 1 is | Rp 18816038, | Rp 15.000.000, Rp. 141610.000, [2 [1a] Rp. 13.598.080,- | Rp. 12.800.000. SaHeal ip. 16.090.506,- [5.1 | Rp. 19.886.688. | Rp. 11.000.000,- : Rp. 264.000." | Rp. 11,054,508. [aia [ip 10280.358,-_ | Rp. 10.000.000, [TTT ep. 212.000,—_| Rp. 16554.508,- [e Rp. 7.988.008,- | 8p. 9.500.000,. Fp. 164,000,-_| Rp. 10.487.508, 6 | Rp. 6.913.547, | Rp, 7.200.000, = Rp. 148,000,-_| Rp. 8.277.508, fet Rp. 6.014.015,-__| Rp.6.200.000,- “Rp. 138.000,-| Rp. 8.705.508, VI, _BESARAN TPP DOKTER SPESIALIS PADA RSUD dr. SOBDARSO "TPP Berdasarkan Keiteria | | ino [Baan rege at Ken langliaa® | Besaran TPP | va] ott, | macre SSR | | | a2b.tiex Basic 2WeseBanic | 69a 120.9% | ‘Pa, xBasicTP | i z fog ca z 1 15 | Rp 18816.928, ip. 390.000, | Re, 12978,000,. | BP. 2 1 Rp. 14.335 050, Rp, 295.000,-_| Rp. 14.764.000,_| Rp. 3, 13__| Rp. 12.856.885,- | Rp. 11,000.000,- = Rp. 264.000,- |_Rp. 8.618.000, _| Rp. 20.882 050.-— 4. 2 Rp, 10.280.368,- | Rp. 10.000.000,-_| [p-212.000, 139.700.0007 5 11 | Bp. 7.948.000,- | Rp. 9.600.000, Rp. 164,000,-_| Rp. 9.051.000, TE.TIS OG, [10 | Rp.6.913.547,| Rp. 7.200.000. | _- Rp. 145,000,- | Rp. 6.841.009, 14. T84.068, 78 Lp. 6084.5, Rp. 6.200.000, ee Vil. BESARAN TPP DOKTER SPESIALIS PADA RSJ PROVINSI TPP Berdasarkan Keiteria | eins | BRIS [pence [uma | Ba No. | sabotin | BasleTee | “rpg gd | ents Kerja] Kon Ka Protea Bedaran TPP | 323,46 x Basie a Gees | wowed 120.9% t TPP) = x Basic TPP) ps z Z 3 z 7ocecsc facta a p18 000.000, : Bp Tapeccco, | HF BRO, at .18.500.000, [= Rp 14800.000,. | Bp F7.S00.000, 3. | 13 [ Rp. 12.856.885,- | Rp. 11.000.000,- i Rp. 9.670.000,. _| Rp. 20676.008,- 4 | 12 [Rp 10.280.268,-_| Rp. 10.000,000,- : [ Rp.9.800.000,.__| Re. | 3 [in| Rp 9n8.009, | fp. 9.800.000, Bp. 5.028.000," Hp- 18 825,000, 6 [ie Reta. Se | Rp. 7.20.00, : p. 6.840.000, Rp. 12 090.00 zfs Pip. 6 sisi, [ep 6.300.000, : : Rp TsAS.GG VIL. BESARAN TPP DOKTER SPESIALIS PADA UPT KLINIK UTAMA SUNGAI BANGKONG T ‘TPP Berdasarkan Keteria Kelas Beban Rega] prenaai kaya | Rondel Reyja | etangiaan | No | sabatan | Basie TPP irom ed, | femal eve | Stead Pees | 923,46 x Basie TPH) 2itox Basic | (9%ed 120.5% | TAL TPP x Basie TPH z 4 a 5 7 = 1 18 Rp. 35.000,000,- | Rp. 390.000,-_ | Rp. 13.080.000,- | RP. 28.476.000, 2. 14 | Rp. 14.325.050,-_| Rp. 12.500.000, ‘Rp, 296.000,-_ | Rp. 14.800.000,-.| Re. 27-896.000-~ 3 13 | Rp. 12.856.685,- | Rp. 11.000.000, Rp, 264.000,-_ | Rp, 9.670.000,-._| Rp. 20:934.000, 3 72 __[ Rp. 10380.368,-| Rp. 10.000.000,- Bp. 212.000,- | Rp. 9.500.000,-_| Rp. 18.712.000,- ie, [manne [nee [=] = fn Rp. 7948.000,._| Rp. 9.500.000, Rp. i6a.000,- | Rp 9.035,000,._[ Bp 18690.000- | 6.10” Rp. 6.919.547, | Rp. 7.200000, Tp 148.000 |p. 6810.000,- | Re. 1410500 (9 Pp. econ, [ ep. 6200.00 fp. 122.000, | Rp. 7.285.000,-| 13. IX. BESARAN TPP SESUAI DENGAN KELAS JABATAN PEGAWAI PADA BADAN PENDAPATAN DAERAH a "TPP Berdasarkan Kriteria Kelas. 7 ‘Beban Kerja, Hy * ‘Kelangkaan - No | Jatatan | Basic TPP 5.0% sd | Prcatasi Kerja. | Kopdist Kerja Brofesi Besara TPP WeeBesic | OHKDS Basie | FERED | a eos Basic a TPP Basie TPP oe T z z 4 soe s z Perenrerne cores 1_|_1s__ | Rp leaiaoan- [Rp aes0.000, zi Rp RGN GAS 2. 14] Rp. 14.528.080,- | Rp. 8.400.000, z i 2 Bp Ba 000, 3._| 13 | Rp. 18.686.005,- | Rp. 6.960.000, | [Re 6.360.000, [s[ 712 | Rp 40:260.368, i [ Re. 6:060.00 ts i Rp. 7.948,008,- Ee 5 Re, '8.700.000,- 6. 10 | Rp. 6.018.547, zi i TP Rp 53301000, 7 [8 | Rp. 8.618.018, | Rp. 8.140.000, Hips 1aD.805, [s. 8 Rp, 4.683.700,-| Rp. 2.400.000, i : Rp. 2.400.000, 9 [7 | Rp #201.865,-_| Rp 2.220.000, : : Bp, 10, é Rp. 3.703.802, | Rp. 2.160.000, : : ep. 160.000, ue 5 Rp, 3.088.608, Rp. 2.100.000, - Rp. 2.100.000, mL _4 Rp, 1.890.548,-_ | Rp, 2.040.000, : [ Rp. 3.040.000; 13. | 3 | Rp. 1siaa00,-— | Rp 1.980.000, z ia. [2 | Rp. .280908,-” | Rp. 980.000, z a X, BESARAN TPP BAGI PNS TUGAS BELAJAR ‘TPP Berdasarkan Kriteria | Wo, | elas Basie TPP | -Beban kerja | Presiasi Kena | Kondim Kena | S@SRIRAP | pcan ep | | satan (OLDE Basic | PERKD Bae | PoRKDe |g, hole | \ : 7 Ty | Base TR pec iz 2 = z z 1 1 | Pe. 989.485, | Rp 1.000.000, 5 : XI, BESARAN TPP BAGI CPNS DAN PPPK ‘TPP Berdasarkan Kriteria He No. | Kelas Basic TPP resis Koda | Kondisinerin [MAORI | Beaarn'7eP si {6 KKD x Basic (6 KKD x oe | PA Basiorey | COMED Basic | T z ae 1 @ eee i Rp. 9008 eae Xil. BESARAN TPP BAGI GURU PNS YANG BELUM MENERIMA TUNJANGAN PROFESI/SERTFIKAS! "TPP Berdasarkan Kriveria T 7 No. | Beles | pasienpe | Beben era) Presasi Kerja | Kondo ga | SABER | nee (50,8% x Basic | (% KKD x Basic (Go KKD x (Wo kKD wii | TPP) TPP) Basie TPP) TPP ee | Z oe 3 _ s oe e tee 1 1 1 Lt | Re sans [ Re. 500.000 [Be 8000007] *GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, SUTARMIDJI LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT. NOMOR TAHUN 2023 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI APARATUR SIPEL NEGARA, ‘Contok Formalir aporan Aletiitas Kerja Pogasal LAPORAN AKEIVITAS KERJA PEOAWAL NAMA NIP JABATAN/KELAS JABATAN aM BEKERIA PEMERIKSAAN PERSENTASE “n ATA TUNJANGAN | TUNJANGAN wo, | 4 | upvian vowme | saruaw NALIOASE anrvmas enn | TARE | TOMINICA 1) penouune anceat | axsiuiras weotsta | “HASH tm (6/9) i 4 me wuiat | sees. iment eto (16/9) rox DITERIMA, eee 10% Pa | teaeren TF) | Kolm (9x10) | _*® z z x z ss z z a a ig cd (Hencana Rael Kaa 7 1 T =| Be t C see] } ‘Ctetn Wakes Nerja Blk (KE) ) Pr has = 510 mente. Sia Wan Maung BLO ni Hes kero Sauan Hai: Kepatan/Dokurmen/Laport/Berkse/ Lainie : 420. Yong memset aparan (Prana yang bereangkuter) © GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, SUTARMIDJI LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT. NOMOR TAHUN 2023 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA Contoh Format Daftar Hadir Pegewai DAFTAR HADIR PEGAWAT BULAN... ‘BAGIAN/BIDANG/SEKST Nana MIP SABATAN/KRLAS JABATAN JUMLAH MENIT PERSENTASE SUMLAH ‘TUNJANGAN BESAR no.| wart | vam | yam POTONGAN /TANGGAL | MASUK | PULANG | EER SENTARE: ae KOLOM KOLOM (7+8) | (30%Besaran TPP) (9x11} TERIAMBAT | POLANG | TERTAMBAT | PULANG AMVAL, AWAL r a = z = 3 Paneer ears 3 io SlasceeiT ra i | "TOTAL POTONGAN — "TPP MAKSINAL ‘Gi%eesaran TPH) [TPP BERDASARKAN DISIPLIN KERJA = TPP MAKSIMAL = TOTAL POTONGAN = Rentang waku dan Persentase pengurangan datang terlambat dan pulang lebih awalt, 18430 menit 0,5% AGUBERNUR KALIMANTAN Barat. b 31 sd60 menit © 61s 90 menit 4. Lebih dari 91 menit "ARMIDJL LAMPIRAN IV PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR TAHUN 2023 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA CONTOH DAFTAR PEMBAYARAN TAMBAHAN PENGHASILAN sian | : mweannn| | roroxomr ‘TPP BERDASARKAN KRITERIA ‘TPP HUKUMAN JUMLAH NAMA & i i ‘DISIPLIN ppys [TOTAL] ph BPJS: iwe | poroncan | JUMLAH ies oe en vo | mae a a afS8S | rama Seen ror, flower! | Xone | on || EY | om | saan | xem Jaen PEOAWAI |eban|Prestas Konda Kelngkaan| [20 |repjabatan| HG | erseatse [Ox ary fmm) ©F5% | Gia | @xing fioeiser4e1 ea | ten | to | eae | mee pn pen 5 (3*4+5+6) | dirangkap) Disiplin) t ese = é Zz = a | w Ge ig Tt i 76. 7 1S ES I Hy L Menyetujui, Kepala Perangkat Daerah ( ) Bendahara Pengeluaran ( ) 4QUBERNUR KALIMANTAN BARAT, ( UTARMIDJI &

Anda mungkin juga menyukai