Anda di halaman 1dari 24

MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA

NAUTIKA KAPAL PENANGKAP IKAN FASE F KELAS XI

INFORMASI UMUM

A. IDENTITAS MODUL

Penyusun : Sapriyun,S.ST.Pi
NIP : 19860907 202321 1 016
Instansi : SMK Negeri 2 Ketapang
Tahun Penyusunan : Tahun 2023
Mata Pelajaran : Nautika Kapal Penangkap Ikan
Fase F, Kelas / Semester : XI / I (Ganjil)
Elemen : Bahan dan Alat Tangkap
Alokasi Waktu : 8 JP x 3 Pertemuan (1 x 45 menit)

B. KOMPETENSI AWAL

Capaian Pembelajaran Fase F


Setelah menyelesaikan mata pelajaran Nautika Kapal Penangkap Ikan peserta didik
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada bidang Pelayaran Kapal
Penangkap Ikan sesuai standar kerja dan memperoleh sertifikat keahlian Certificate of
Competency (COC) Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan Tingkat II (ANKAPIN II)
dan Sertifikat Keterampilan Certificate of Proficiency (COP) sesuai International
Maritime Organization (IMO) STCW-F 1995 dan sertifikat dari Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP), sehingga siap memasuki dunia kerja baik sebagai tenaga
kerja yang produktif maupun mengembangkan dirinya untuk menciptakan lapangan
kerja bagi dirinya sendiri dan orang lain
Fase F berdasarkan elemen.

Elemen Capaian Pembelajaran

Bahan dan Alat Pada akhir fase F peserta didik mampu menentukan jenis
Tangkap dan sifat bahan, penomoran benang, menghitung hanging
rate, shortening, daya apung, dan daya tenggelam.
Peserta didik juga dapat membuat, mengoperasikan,
merawat, dan memperbaiki alat penangkap ikan yang
terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing

C. PROFIL PELAJAR PANCASILA

 Berpikir Kritis Ketika menentukan daerah asal dan daerah hasil fungsi, kemudian
memastika kebenaran hasilnya.
 Kreatif dalam memodelkan permasalahan nyata kedalam fungsi komposisi dan fungsi
invers kemudian menentukan penyelesaiannya.
D. SARANA DAN PRASARANA

1. Vidio Pembelajaran.
2. Slide Powerpoint.
3. LCD Proyektor.

E. TARGET PESERTA DIDIK

 Peserta didik reguler/tipikal

F. MODEL PEMBELAJARAN

 Model pembelajaran tatap muka, pembelajaran jarak jauh luar jaringan (PJJ
Luring), dan discovery learning.

KOMPONEN INTI

A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran :
1. Memahami jenis dan sifat bahan, penomoran benang, menghitung hanging rate,
shortening, daya apung, dan daya tenggelam. Peserta didik juga dapat membuat,
mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alat penangkap ikan yang terbuat dari
bahan jaring, tali, dan pancing
2. Menganalisis jenis dan sifat bahan, penomoran benang, menghitung hanging rate,
shortening, daya apung, dan daya tenggelam. Peserta didik juga dapat membuat,
mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alat penangkap ikan yang terbuat dari
bahan jaring, tali, dan pancing
3. Menjelaskan jenis dan sifat bahan, penomoran benang, menghitung hanging rate,
shortening, daya apung, dan daya tenggelam. Peserta didik juga dapat membuat,
mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alat penangkap ikan yang terbuat dari
bahan jaring, tali, dan pancing

B. PEMAHAMAN BERMAKNA

 Siswa melakukan beberapa eksplorasi tentang jenis dan sifat bahan, penomoran
benang, menghitung hanging rate, shortening, daya apung, dan daya tenggelam.
Peserta didik juga dapat membuat, mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alat
penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing dengan konteks
kehidupan sehari-hari.

C. PERTANYAAN PEMANTIK

 Bagaimana menerapkan jenis dan sifat bahan, penomoran benang, menghitung


hanging rate, shortening, daya apung, dan daya tenggelam. Peserta didik juga
dapat membuat, mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alat penangkap ikan
yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing untuk memodelkan suatu keadaan
atau masalah?

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Ke-3

Kegiatan Pendahuluan (10 menit)


 Guru mengucapkan salam pembuka, mengecek kehadiran peserta didik, berdoa
untuk memulai pembelajaran.
 Guru menanyakan kabar kepada peserta didik.
 Guru mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan capai.
 Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
pembelajaran.

Kegiatan Inti (70 menit)


 Orientasi peserta didik kepada masalah
 Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang maksimal
terdiri 3 orang atau 4 orang menyesuaikan jumlah siswa.
 Peserta didik diminta untuk mengamati lembar kerja, pemberikan contoh-
contoh materi/soal untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media
interaktif, dst yang berhubungan dengan jenis dan sifat bahan, penomoran
benang, menghitung hanging rate, shortening, daya apung, dan daya
tenggelam. Peserta didik juga dapat membuat, mengoperasikan, merawat,
dan memperbaiki alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, tali,
dan pancing.

 Mengorganisasikan peserta didik


 Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin pertanyaan untuk berkaitan dengan jenis dan sifat bahan,
penomoran benang, menghitung hanging rate, shortening, daya apung, dan
daya tenggelam. Peserta didik juga dapat membuat, mengoperasikan,
merawat, dan memperbaiki alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan
jaring, tali, dan pancing yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar.

 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok


 Peserta didik mengumpukan informasi yang relevan untuk menjawab
pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan.
Diskusikan jenis dan sifat bahan, penomoran benang, menghitung hanging
rate, shortening, daya apung, dan daya tenggelam. Peserta didik juga dapat
membuat, mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alat penangkap ikan
yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing dengan meminta siswa
memahami penjelasan dalam buku siswa.
 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
 Peserta didik menyampakan hasil diskusi berupa kesimpulan berdasarkan
hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk memgembankan
sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengumgkapkan
pendapat dengan sopan.
 Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal
tentang jenis dan sifat bahan, penomoran benang, menghitung hanging rate,
shortening, daya apung, dan daya tenggelam. Peserta didik juga dapat
membuat, mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alat penangkap ikan
yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing
 Menganalisa dan mengevaluasikan proses pemecahan masalah
 Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi dari guru terkait
pembelajaran tentang jenis dan sifat bahan, penomoran benang, menghitung
hanging rate, shortening, daya apung, dan daya tenggelam. Peserta didik juga
dapat membuat, mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alat penangkap
ikan yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing

Kegiatan Penutup (10 menit)


 Guru dan peserta didik membuat simpulan bersama-sama terhapad kegiatan
pembelajaran yang sudah dilakukan.
 Guru dan peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
 Guru mengingatkan topik pembelajaran berikutnya.
 Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan doa.

E. REFLEKSI

Refleksi Guru
1. Apakah peserta didik dapat memahami materi jenis dan sifat bahan, penomoran
benang, menghitung hanging rate, shortening, daya apung, dan daya tenggelam.
Peserta didik juga dapat membuat, mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki
alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing dengan
baik?
2. Kesulitan apa yang dialami oleh peserta didik dalam memahami materi jenis dan
sifat bahan, penomoran benang, menghitung hanging rate, shortening, daya
apung, dan daya tenggelam. Peserta didik juga dapat membuat, mengoperasikan,
merawat, dan memperbaiki alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring,
tali, dan pancing ?
3. Bagaimana cara menyelesaikan kesulitan peserta didik dalam memahami jenis
dan sifat bahan, penomoran benang, menghitung hanging rate, shortening, daya
apung, dan daya tenggelam. Peserta didik juga dapat membuat, mengoperasikan,
merawat, dan memperbaiki alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring,
tali, dan pancing ?
Refleksi Peserta Didik
1. Apakah saya dapat memahami jenis dan sifat bahan, penomoran benang,
menghitung hanging rate, shortening, daya apung, dan daya tenggelam. Peserta
didik juga dapat membuat, mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alat
penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing ?
2. Apakah saya dapat menganalisis jenis dan sifat bahan, penomoran benang,
menghitung hanging rate, shortening, daya apung, dan daya tenggelam. Peserta
didik juga dapat membuat, mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alat
penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing?
3. Bagaimana saya menjelaskan jenis dan sifat bahan, penomoran benang,
menghitung hanging rate, shortening, daya apung, dan daya tenggelam. Peserta
didik juga dapat membuat, mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alat
penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing untuk membuat
permodelan masalah sehari-hari dan menyelesaikannya?

F. ASESMEN / PENILAIAN

Penilaian
1. Penilaian Nautika Kapal Penangkap Ikan (Presentasi Hasil Belajar)
Aspek Penilaian

Nama Gesture Jumlah


No Nilai Predikat
Siswa Sitematika dan Skor
Komunikasi Wawasan Keberanian Antusias
penyampaian Penampil
an

1.

2.

3.

dst

Keterangan Skor :
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang

Kriteria Nilai

Nilai Konversi
Keterangan
Nilai Predikat

91 – 100 A Sangat Baik

71 – 90 B Baik

61 - 70 C Cukup

¿ 60 D Kurang

2. Penilaian Portofolio Hasil Lembar Peserta Didik


Capaian
No Kompetensi Skor Keterangan
Pembelajaran

1. Pendalaman Materi Akurat

2. Sintesis Tepat

3. Penyimpulan Sesuai

Jumlah Skor

Nilai

3. Penilaian Tes Tertulis Pada Akhir Pembelajaran

Jenis Tes No Tanggal Topik Nilai Paraf Guru Ket

Formatif 1

Sumatif 1

G. KEGIATAN PENGAYAAN DAN REMEDIAL

Kegiatan Pengayaan
 Bagi siswa dengan kecepatan belajar tinggi (advanced), minta mereka membuat
pertanyaan-pertanyaan tambahan untuk dijawab baik sendiri maupun dari teman
dengan kecepatan belajar tinggi.
Minta mereka juga mencatat jika ada pertanyaan yang tidak dapat
mereka jawab dengan informasi yang ada.

Kegiatan Remedial
 Bagi siswa yang mengalami kesulitan memahami jenis dan sifat bahan,
penomoran benang, menghitung hanging rate, shortening, daya apung, dan daya
tenggelam. Peserta didik juga dapat membuat, mengoperasikan, merawat, dan
memperbaiki alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing
berikan vidio dahulu.
 Bagi siswa yang mengalami kesulitan menganalisis jenis dan sifat bahan,
penomoran benang, menghitung hanging rate, shortening, daya apung, dan daya
tenggelam. Peserta didik juga dapat membuat, mengoperasikan, merawat, dan
memperbaiki alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing
perlu lebih banyak latihan.
 Bagi siswa yang mengalami kesulitan menjelaskan jenis dan sifat bahan,
penomoran benang, menghitung hanging rate, shortening, daya apung, dan daya
tenggelam. Peserta didik juga dapat membuat, mengoperasikan, merawat, dan
memperbaiki alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing
perlu lebih banyak kegiatan observasi.

LAMPIRAN

A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Nama : ………………..
Kelas : ………………..
Petunjuk : Kerjakan soal berikut ini dengan baik dan benar
1.

B. BAHAN BACAAN GURU & PESERTA DIDIK

 Guru dan peserta didik mencari berbagai informasi tentang jenis dan sifat bahan,
penomoran benang, menghitung hanging rate, shortening, daya apung, dan daya
tenggelam. Peserta didik juga dapat membuat, mengoperasikan, merawat, dan
memperbaiki alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing
di media atau website resmi dibawah nauangan kementerian pendidikan,
kebudayaan, riset dan teknologi.
 Buku Panduan Guru dan Siswa Nautika Kapal Penangkap Ikan untuk SMK/MAK
XI : Penerbit, Pusat Perbukuan,Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

PENOMORAN
BAHAN DAN ALAT
TANGKAP PENANGKAP
IKAN

BA
BENANG, TALI DAN TALI BAJA
B II

TUJUAN PEMBELAJARAN TUJUAN PEMBELAJARAN


TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mempelajari pembelajaran materi Benang, Tali dan Tali Baja, peserta didik
dapat mengidentifikasi struktur benang, tali dan tali baja, mampu menjelaskan sistem
penomoran, mampu menujukkan perbedaan benang, tali dan tali baja, mempu menunjukkan
jenis-jenis tali untuk alat tangkap ikan dan menunjukkan sistem penomoran.
PETA KONSEP
BENANG, TALI, DAN TALI BAJA

MENCAKUP

STRUKTUR
BENANG,TALI, DAN SISTEM PENOMORAN
TALI BAJA TERDIRI DARI

PENOMORAN LANGSUNG
SERAT PENOMORAN TIDAK
ALAT PINTALAN LANGSUNG
TALI BAJA PENOMORAN NETTING
TWINE

KATA KUNCI

PENOMORAN

PENDAHULUAN

Gambar 2.1 Struktur Benang, Tali dan Tali Baja Sumber :


Dokumen pribadi
Tali yang ada di pasaran memiliki banyak jenis dan ragamnya. Ada yang
dibuat dari bahan alami dan bahan sintetis/buatan. Setiap tali yang dibuat
memiliki struktur penyusun, baik mulai dari struktur benang, struktur tali dan
bahkan struktur dari tali kawat (wire rope). Beberapa tali, benang maupun tali
kawat ini, dapat diproses untuk dibuat dan selanjutnya dapat dipergunakan
sebagai alat penangkap ikan. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat alat

penangkap ikan ini memiliki ukuran dan penomoran secara internasional


baik penomoran secara langsung dan penomoran tidak langsung, serta serat
yang digunakan alat tangkap.

A. Struktur Benang Tali dan Tali Baja


Pembuatan tali pada proses pemintalan memerlukan
langkah-langkah/melalui beberapa kali tahapan, mulai dari bahan baku
(serat) sampai menjadi tali yang siap untuk digunakan. Tali yang dimaksud
di sini adalah: mulai dari benang, tambang, dadung dan lain sebagainya.
Beberapa istilah asing tentang tali yang saat ini dipergunakan dalam
bidang perikanan adalah sebagai berikut :
1. Netting twine (twine) merupakan tali/benang untuk pembuatan jaring (benang jaring)
2. Rope merupakan tali yang memiliki ukuran besar
3. Thread merupakan tali/ benang yang memiliki ukuran kecil
Secara umum, konstruksi benang terdiri dari dua (2), yaitu benang
jaring dipintal (twisted) dan benang jaring yang dianyam (braided).
Diameter beberapa jenis benang jaring yang digunakan untuk berbagai
jenis alat penangkap ikan berkisar antara 0,2 hingga 8 mm. Benang
jaring yang digunakan untuk trawl di kawasan Eropa umumnya
menggunakan sistem anyam, sedangkan untuk kawasan Asia pada umumnya
menggunaan benang yang dipintal.

Gambar. 2.12 Tali yang dipintal / twist (kiri)


Sumber: https://montemanik.com/product/tali-suede-kepang-sulur-daun-imitasi-tlc-025/ dan Tali yang
dianyam (kanan)
sumber : https://www.indonetwork.co.id/product/tali-rami-tali-kasur-tali-twist-tali-lilitan-tali- sepiral-1690510
Struktur benang jaring yang dipintal (twisted) akan menjadi tali yang lebih besar dan
struktur tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar. 2.3 Konstruksi benang jaring yang dipintal (Ardidja, 2004)

Gambar 2.4
Struktur tali
sumber https://www.researchgate.net/figure/Typical-two-strand-rope-structure-image-partly-adapted- from-Leech-
10_fig1_282862409

1. Serat
Serat sebagai bahan dasar utama yang akan dipintal menjadi tali,
struktur dasar dari serat buatan tersebut memiliki sifat yang
berbeda-beda, ada empat struktur dasar serat buatan antara lain :
a. Continuous Filament
Serat ini panjangnya tak terbatas, secara penampakannya mirip
sutra. Serat terhalus memiliki berat 0,2 gram per 1000 meter
bahkan lebih halus daripada sutra. Serat ini biasa digunakan untuk
bahan alat penangkap ikan yang memiliki berat antara 0,6 – 2,0
gram per 1000 meter. Yarn yang terbentuk dari sejumlah serat
biasanya disebut multifilament. Yarn ini sangat lembut dan
mengkilat kecuali telah mendapatkan perlakuan lain.
b. Monofilament
Monofilament adalah seutas serat cukup kuat berfungsi sebagai
yarn tanpa memerlukan proses lanjutan dikenal juga dengan sebutan
wire sehingga muncul penamaan wire leader, steel wire. Hal ini
merupakan perbedaan yang esensial dengan serat yang dibuat dalam
bentuk continuos filament dan staple yang kedua serat tersebut
tidak dapat langsung dibuat webbing. Sedangkan monofilament
dapat langsung dijurai untuk membuat selembar webbing khususnya
PA monofilament warna transparan dapat langsung dibuat Gillnet
ataupun jala lempar. Diameter monofilament paling kecil 0,1 – 1,0
mm serat monofilament umumnya dibuat bahan tali-tali besar
alat tangkap trawl pada bagian float line (tali pelampung), tros dan
spring. Serat berbahan monofilment ini lebih bersifat mengapung
dalam air.

Continuous filament

Monofilament

Gambar 2.5 Struktur benang, (1) kompon antara


monofilament dengan continuous filament berwarna putih dan (2) tali
monofilament yang sudah dipintal.
Sumber : (Ardidja, 2007)
BAHAN DAN ALAT TANGKAP MATERI PEMBELAJARAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.6 Serat monofilament,Sumber: (Ardidja, 2007)


Gambar 2.7 Webbing dari bahan monofilament
Sumber: (Ardidja, 2007)

C.Staple Fiber
Serat ini tidak panjang, cenderung putus-putus, dengan ukuran
panjang antara 40-120 mm. Spun yarn (yarn untuk serat staple
fiber), dibentuk dengan memintal serat staple, daya rekat antar
serat diakibatkan oleh tekanan yang ditimbulkan pintalan, mirip
dalam pembuatan yarn yang terbuat dari bahan cotton atau wool.
Permukaan spun yarn kasar diakibatkan oleh banyaknya ujung serat
yang keluar pintalannya. Kekasaran permukaan ini menyebabkan
simpul tidak meleset (slip). Spun yarn memiliki tensile strength lebih
rendah dan ekstenbilitas yang tinggi dibandingkan serat continuous
filament yang terbuat dari material yang sama.

d. Split Fiber
Split fiber merupakan pengembangan setelah continuos filament,
yang aslinya pita plastik yang pada saat proses pembuatannya
dilakukan penarikan (stretched) dengan rasio penarikan sehingga
akan membentuk pita yang membentuk serpihan memanjang bila
dipintal.
Single Yarn adalah komponen benang jaring yang langsung dipintal,
secara sederhana dari sejumlah serat , istilah lain dari yarn adalah
single spun yarn, single filament yarn. Single yarn yang terbuat dari
mono filament sedangkan
single split fiber yarn merupakan gabungan sekumpulan serat yang
dipilin secara sederhana. Single yarn terbuat dari staple fiber
memiliki tingkat pintalan yang tinggi (keras) disebabkan kekuatan
benang akan diperoleh dengan memintal individual fiber menjadi satu.
Netting twine atau folded yarn adalah benang jaring yang terbuat
dari dua atau lebih single yarn atau monofilament dengaan hanya satu
kali operasi pemintalan. Istilah netting twine sama dengan benang
jaring. Istilah lainnya net twine, fishnet twine, fishing twine
seharusnya tidak digunakan lagi. Terdapat berbagai cara penggulungan
(folding), pelapisan (plying) atau penggandaan (doubling). Metode yang
paling sederhana untuk membuat benang jaring adalah dengan
menggabungkan dua atau lebih single yarn dalam satu kali operasi
pemintalan. Ada juga benang jaring yang terdiri lebih dari tiga
monofilament yang dibuat dengan satu kali operasi pemintalan.
Cabled netting twine adalah yarn yang terdiri dari gabungan dua atau
lebih netting twine dengan seklai atau lebih operasi pemintalan. Cabled
netting twine dibuat dalam tiga tahapan yaitu :
a. Sejumlah serat digabungkan menjadi single yarn
b. Sejumlah single yarn dipintal membentuk folded yarn atau benang jaring
c. Sejumlah benang jaring bersama-sama dipintal dengan operasi pemintalan
sekunder untuk membentuk tipe cabled netting twine/ rope.
2. Arah Pintalan
Jenis pintalan pada tali yang telah dipintal dibedakan menjadi 2
jenis. Arah pintalan yang dipergunakan dalam proses pembuatan tali
yaitu arah pintalan arah kanan (right twist) dan pintalan arah kiri (left
twist). Pintalan arah kanan sebuah tali adalah tali yang proses
pemintalannya yang terakhir (upper twist) mempunyai pintalan dari

arah kiri ke kanan dari orang yang memegang tali tersebut, begitu
pula sebaliknya pitalan kiri. Tali pintalan kanan lebih mudah dikenali
dengan melihat model pintalan membetuk huruf S atau dengan cara tali
dipegang tangan kanan yang searah dengan ibu jari. Tali pintalaan kiri
lebih mudah dikenali dengan melihat arah pola pintalannya membentuk
huruf Z atau jika dipagan tangan kiri searah dengan ibu jari yang
memegang. Perbedaan pola pintalan dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

Gambar 2.8 Jenis intalan pola Z / pintal kiri dan pola S / pintal kanan : Sumber :
http://3.bp.blogspot.com
a. Syarat-syarat pemintalan tali
Pada proses pembuatan tali, ada beberapa persyaratan terkait
arah pintalan yang harus dilaksanakan sehingga tali dapat
terbentuk dengan baik dan sesuai dengan harapan. Pada
dasarnya untuk membuat tali
dengan arah pintalan kanan (S), pintalan strand (middle twist)
harus dengan arah pitalan yang berlawanan (Z), sedangkan arah
pintalan pada lower twist bebas (boleh S/Z).
Tabel 2.1 Kesesuaian Arah Pintalan Tali

No. Lower Middle Upper

1. S S Z
2. S Z S
3. Z Z S

4. Z S Z
Sumber : Danajat (2015)
Keterangan : Lower twist boleh searah / berlawanan dengan Middle twist, namun Middle twist harus berlawanan dengan
Upper twist

Jumlah strand dalam pintalan dalam konstruksi twine/rope


terdiri atas bermacam –macm jumlah strand (2, 3 atau 4). Twine
yang terdiri dari dua
(2) strand jarang terjadi pengenduran antar strand tetapi jika
salah satu strand dalam pintalan ini mengendur maka beban pada
twine hanya ditanggung oleh satu strand. Twine yang terdiri dari
tiga (3) strand kadang-kadang terjadi penindihan (rides over
another) antar strand sehinga hal ini dapat mengurangi kekuatan
twine secara keseluruhan. Penampangnya berbentuk segitiga
hampir mendekati bentuk bulat jika dibanding dua stand.
Konstruksi ini merupakan konstruksi yang stabil. Twine yang
terdiri dari tiga (3) strand lebih mendekati bentuk bulat
dibanding twine tiga strand namun jika terjadi ketegangan pada
twine tersebut maka bentuknya mendekati atau mirip dengan
bentuk twine yang terdiri dari dua strand.
b. Benang Jaring Anyam
Benang jaring anyam adalah benang jaring yang dibuat dengan
cara dianyam/disilangkan. Braiding atau penganyaman adalah
proses penjalinan tiga atau lebih benang sedimikian rupa sehingga
benang- benang tersebut saling menyilang satu sama lain dalam
formasi diagonal. Produk dari proses ini disebut benang jaring
anyam (braided netting yarn).
Core atau hati merupakan istilah untuk sati single yarn, folde
yarn atau monofilament, bukan komponen anyaman tapi hanya
mengisi ruangan kosong diantara anyaman (lumen).
Jenis dan tipe anyaman tali tersebut antara lain:
1) 3 Strand Twisted : Jenis dan Tipe anyaman tali jenis ini banyak digunakan pada
hampir setiap jenis tali, seperti tali tampar/tali PE, Tali tambang, tali Nilon, dll.
2) 8 Strand Plaited : Jenis dan tipe anyaman tali ini banyak digunakan pada tlai
kapal seperti tali PP Multi dan PP Mono, Tali Manila, dll
3) 12 Strand Plaited : Jenis dan tipe anyaman tali ini dimiliki oleh semua jenis tali,
jika dibuat manual oleh manusia ataupun dengan mesin.
Yang artinya semua jenis tali tidak akan memiliki anyaman tipe
ini jika tidak dibuat secara manual yaitu menggabungkan
beberapa tali menjadi 12 konstruksi anyaman agar memiliki
nilai breaking load yang lebih tinggi. Anyaman tipe ini juga
dapat digunakan pada wire rope, namun tetap dibuat secara
manual dengan manusia ataupun dengan mesin.
4) 2 in 1 Double Braid : Jenis dan tipe anyaman tali ini biasa digunakan pada tali
polyester dan kevlar yang memiliki karakteristik memiliki nilai breaking load
yang tinggi. Jenis dan tipe anyaman tali seperti ini biasa digunakan untuk tali-
tali pada keperluan Climbing ataupun rekreasi.
5) Parallel Braid Core : Jenis dan tipe anyaman tali ini terdiri dari anyaman tali
dibagian dalamnya dan ditutup dengan anyaman padat diluarnya. Jenis dan
tipe anyaman tali seperti ini biasa digunakan untuk tali-tali pada keperluan
Climbing ataupun rekreasi.
6) Parallel Fiber Core : Jenis dan tipe anyaman tali ini terdiri dari kumpulan serat
fiber dibagian dalam dan ditutup dengan anyaman yang pada diluarnya. Jenis
dan tipe anyaman tali seperti ini biasa digunakan untuk tali-tali pada keperluan
Climbing ataupun rekreasi.

Gambar 2.9 Jenis dan tipe anyaman tali Sumber : http://3.bp.blogspot.com

3.Tali Kawat (Wire Rope)


a. Pengertian
Sebagai bahan dasar tali jenis ini adalah benang/kabel baja.
Benang- benangnya pejal dan jumlah benang untuk tiap-tiap kardil
berkisar antara 19 – 61 benang. Tali kawat baja terdiri dari 6 kardil
dan ditengahnya teras (hati) sebagai pengisi rongga dan mencegah
gesekan diantara kardil kardilnya serta mencegah kerusakan
bagian dalam. Teras dari kawat baja untuk tali-tali pintalan silang
digunakan di kapal sebagai tali-tali tegak (laberang) karena lebih
kuat dan kaku. Sedangkan teras dari serat yang bermutu rendah
jika meinginkan tali kawat yang lebih lemas sebagai tali jalan
maka pada teras ini dapat diberikan pelumas, sehingga dapat
memberikan pelumasan bagian dalam kardil-kardilnya untuk
mencegah
karat. Tali kawat baja dapat dipintal dengan pintalan
sama/memanjang (Longlay) maupun pintalan silang (Crosslay) sesuai
dengan kebutuhan. Jika meninginkan tali kawat baja yang lemas

Gambar 2.10 Struktur tali kawat/wire rope (Atas) dan


Model wire rope (Bawah) sumber :
www.asmarine.com

sebagai tali jalan misalnya maka benangnya harus kecil (halus)


dipintal memanjang dan terasnya dari serat. Bentuk struktur tali
baja berbeda dengan struktur tali/benang.

c. Perbedaan Tali dan Wire Rope


Setelah kita mengetahui sedikit tentang pengertian tali dan wire
rope dan juga sebagian penjelasan tentang perbedaan tali dan wire
rope secara umum, maka kali ini kami akan langsung membahas
perbedaan tali dan wire rope yang lebih khusus/spesifik.
Hal ini dapat kami simpulkan dengan mengumpulkan poin-poin
karakteristik dari tali dan juga wire rope sehingga akan menjadi
beberapa poin yang membedakan antara tali dan wire rope sebab
setiap alat angkat baik itu tali, wire rope, rantai maupun webbing
sling, sama-sama memiliki karakteristik. Akan tetapi tali dan wire
rope mempunyai karakteristik yang dapat membedakan mereka
masing-masing.
Keunggulan tali dibanding wire rope antara lain :
1) Tali lebih lentur.
2) Tali lebih bersahabat dengan permukaan benda yang diangkatnya.
3) Tali dengan ukuran yang lebih kecil, dapat dibawa kemana-mana karena
lebih ringan.
4) Tidak dapat berkarat.
5) Tidak mudah tertekuk ( kink ).
Keunggulan penggunaan wire rope oleh masyarakat antara lain :
a. Lebih kaku.
b. Breaking load lebih tinggi.
c. Tahan terhadap panas.
d. Lebih tahan terhadap gesekan.

B. Sistem Penomoran
Indonesia mengenal dua sistem ukuran, yaitu berbasis metris
(milimeter) dan inchi, namun beberapa daerah mengenal “bau” (ukuran luas
lahan), ada depa, tonggak, hasta, kaki (ukuran panjang) dan ons, kati
(ukuran berat). Sehingga ada beberapa desain alat penangkap ikan di
buku-buku ajar, menyatakan ukuran alat penangkap ikan dengan meter,
ukuran mata jaring memakai inchi, ukuran
benangnya memakai 210d/12 dan berat jaring menggunakan gram atau
kilogram. Yang dimaksud dengan sistem penomoran adalah suatu sistem
untuk menentukan ukuran-ukuran yarn/twine. Pada dasarnya sistem
penomoran yarn/
twine dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Sistem Penomoran Langsung yang mengambil dasar penomoran dari berat per satuan
panjang tertentu, dibedakan menjadi:
a. Denier (D/Td) : satuan dan simbol dalam sistem ini adalah D (denier) yang disingkat
“Den” atau “d” atau “Td”. Denier satuan ukuran berat prancis, apabial dikonversikan
dalam ukuran gram (g) / kilogram (kg) adalah :

Selain satuan berat yang ditentukan 1 (den) dalam cara penomoran


ditentukan pula stAndar satuan panjangnya 450 meter. Artinya
apabila kita membuat yang panjangnya 450 meter dengan bahan baku
seberat 1 Den, maka yarn tersebut mempunyai nomor 1.D. (Td).
Tetapi apabila kita akan membuat yang panjangnya 450 meter dengan
bahan baku 100 denier (5 gram), maka nomer yarn 100 D (Td.100).
Semakin banyak (berat) bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan
yarn sepanjang 450 meter maka nomor benang (yarn) tersebut
semakin besar (tinggi) pula.
b. Tex : sistem penomoran ini telah ditetapkan satuan berat dan panjang dalam satuan
metrix dengan simbol “TEX”. Simbol tex ini menggunakan satuan berat dalam gram (1
gram) sedangkan stAndar satuan ukuran panjangnya adalah kilometer (1000 m atau 1
km).

2. Sistem Penomoran Tidak Langsung (Indirect System) yang mengambil dasar


penomoran dari panjang per satuan berat tertentu. Ada beberapa simbol yang
dipergunakan dalam sistem ini diantaranya Ne (S), Nel , Nm , Nt dan sebagainya. Simbol
Ne (S) untuk penomoran benang lawe (cotton) biasanya dipergunakan simbol Ne atau
S, simbol ini mengambil ketentuan satuan ukuran berat dalam pound (1 Lb). Ukuran
panjangnya ditentukan dalam yard (840 yard) untuk setiap gelindung (hank).
Contoh : Benang yarn nomor 20.S (Ne.20) artinya dalam berat (setiap berat) fibres 1
pound, dibuat yarn yang banyaknya 20 gelindung (hank) dan masing- masing hank
panjangnya 840 yard (maka total panjangnya 20 x 840 yard = 16.800 yard). Semakin
banyak hank/gelindung yang dibuat dalam setiap pound, atau semakin panjang benang
yang akan dibuat setiap pound maka benangnya akan semakin halus.
Tabel 2.2 Perbandingan Simbol pada Indirect System

No. Kode Simbol Panjang Berat


1. Ne (S) 840 yard (1 hank) 1 pound
2. Ne L 300 yard 1 pound
3. Nm 1 meter 1 gram
4. Nt 1 meter 1 kg
Sumber: Danajat (2015)

3. Penomoran Netting Twine, sistem penomoran dengan cara mengukur diameter dari tali
tersebut (cara ini dipakai untuk menentukan nomor dari tali yang berukuran besar, misalnya
dadung)
Dalam penomoran ini, nomor dasar yang diambil adalah nomor yarn
yang membentuk twine tersebut dengan menambahkan jumlah yarn
dalam dalam setiap strand dan jumlah strand yang membentuk twine
tersebut, kadang-kadang juga disertai keterangan arah pintalannya (ply).
Contoh :
a. Twine  Nomor : Ne 20 / 12 atau 20/4/3 atau 20x4x3
Ini berarti bahwa twine tersebut dari yarn yang bernomor Ne.20
terdiri dari 3 stand, masing-masing strang terdiri dari 4 yarn.
b. Twine  Nomor : Tex.23 x 5Z x 3S atau 23 x 5 x 3 Z-S
Ini berarti bahwa twine tersebut dari yarn yang mempunyai nomor
Tex.23 terdiri dari 3 strand pintal S (kanan) yang masing-masing
strand terdiri dari 5 yarn pintalan Z (kiri).
D. DAFTAR PUSTAKA

Ardidja, S. 2010. Bahan Alat Penangkap Ikan. Jakarta: STP Press.


Bintoro, G. 1989. Bahan dan Alat Perikanan (Fishing Gear and Material).
Bogor:Penerbit Institut Pertanian Bogor
Danajat, I. 2015. Teknologi Alat Penangkap Ikan. Jakarta: Penerbit EGC
Djangkar Maritim
Haryono, S. 2018. Kecakapan Bahari. Jakarta: Penerbit EGC Djangkar Maritim
Krisdiana D, dan Ijat D. 2010. Membuat Jaring, Simpul dan Splice. Jawa
Barat: Baruna Ilmu Indonesia.
. 2010. Bahan Alat Penangkap Ikan. Jawa Barat: Baruna Ilmu
Indonesia.
Sadhori, N. 1983. Bahan Alat Penangkapan Ikan. Jakarta: CV. Yasaguna.
.1984. Cara Memebuat dan Memperbaiki Jaring. Bandung: Penerbit
Angkasa Soemarto. 1983. Teknik Penangkapan Ikan 1. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Press
Supandi, 1983. Bahan Alat Penangkap Ikan. Singaraja Bali: Penerbit Balai
Keterampilan Penangkapan Ikan.
Hartono, Juni. 2017. Jenis Bahan Serat dan Karakteristik Serta Contoh
Bahan Serat (Serat dari Biji, Batang, Daun, Buah, Stapel, dan Filamen),
http://walpaperhd99. blogspot.com/2017/06/jenis-bahan-serat-dan-
karakteristik.html diakses tanggal 22 Oktober 2019 Pukul 16:30
Anonim. 2016. Ilmu Tekstill Serat Alam Batang dan Daun.
http://myblogpkk.blogspot. com/2016/04/serat-batang-dan-daun.html
diakses 22 Oktober 2019 Pukul 16.33 Hamdani, Imam. 2016. Serat, Benang
dan Kain. https://imamhamdani21.blogspot. com/2014/06/serat-benang-dan-
kain.html diakses tanggal 22 Oktober 2019 pukul 16.42
Handri, Irvan. 2015. Jute Fiber atau Serat Fiber.
http://weavingandsilk.blogspot.
com/2015/08/jute-fiber-atau-serat-jute.html diakses tanggal 22
Oktober 2019
pukul 16.45
Anonim. 2015. Ijuk Kualitas Eksport.
http://produkijuk.blogspot.com/2015/03/ijuk- kualitas-eksport.html diakses
tanggal 22 Oktober 2019 pukul 18.44
Iwansunarya. 2018. Bulu ijuk pada tumbuhan nira yang banyak kegunaannya.
https:// steemit.com/esteem/@iwansunarya/bulu-ijuk-pada-tumbuhan-nira-
yang-banyak- kegunaannya-bec9ff0979d3d diakses tanggal 22 Oktober 2019
pukul 18.48
Fian. 2019. Banyak sekali Manfaat Sabut Kelapa Bagi Manusia.
https://tokomesinkelapa. com/manfaat-sabut-kelapa/ diakses tanggal 18
Oktober 2019 pukul 20.04
Anggasa, Brisna. 2012. Serat Sutera.
http://skematis.blogspot.com/2012/04/serat- sutera.html diakses tanggal
22 Oktober 2019 pukul 19.00
Fitinline. 2013. Kain Wool. https://fitinline.com/article/read/kain-wool/
diakses
tanggal 18 Oktober 2019 pukul 18.10
Yusrizal. 2015. Bahan Alat Penangkap Ikan dari Serat. https://www.lalaukan.
com/2015/04/bahan-alat-penangkap-ikan-dari-serat_27.html diakses pada
tanggal 6 Februari 2020 pukul 13.27
Anonim. 2014. Purse Seine. https://www.afma.gov.au/sites/default/files/
uploads/2014/03/Purse-seine.jpg diakses 21 Oktober 2019 Pukul 21.45

Boyfirmansyah. 2017. https://www.berbagaireviews.com/2017/03/serat-


bahan- pakaian-tekstilserat-bahan.html diakses tanggal 22 Oktober 2019
pukul 16.50 Anonim. 2017. Apa itu GPS?. https://www.garmin.co.id/about-gps/
diakses tanggal 30 November 2019 pukul 01.00 wib
Anonim. 2017. GPS. https://www.kapaldigital.com/product-tag/gps/ diakses
tanggal 30 November 2019 pukul 01.00 wib
Supriatna, Aan. 2014. Macam-macam Konstruksi Tali Yang Digunkaan Pada
Usaha Penangkapan Ikan. https://www.lalaukan.com/2014/04/macam-macam-
konstruksi- tali-yang.html diakses tanggal 29 November 2019 pukul 12.55
WIB
Marcel. 2017. Dari Mana Asal Usul Bambu?
https://www.netralnews.com/news/ singkapsejarah/read/80552/dari-mana-
asal-usul-bambu (diakses tanggal 22 Oktober 2019 jam 18.50)
Karyono, Yono. 2016. Bubu Ikan Dari Anyaman Bambu.
https://www.mangyono. com/2016/07/bubu-ikan-dari-anyaman-bambu.html
diakses tanggal 22 Oktober 2019 pukul 18.54
Anonim. 2019. Glass Wool. https://www.nuclear-power.net/nuclear-
engineering/ heat-transfer/heat-losses/insulation-materials/glass-wool/
diakses tanggal 20 Oktober 2019 pukul 19.16
https://www.tokoamazing.com/blog/rosella/ diakses tanggal 22 Oktober
2019 pukul 17.00
Anonim. 2018. Huhate. https://www.youtube.com/watch?v=KuuyQLjrDoM
diakses tanggal 26 Oktober 2019 pukul 18.45
Nuriyanto. 2018. Dasar-dasar cara buat jala ikan : cara buat jala ikan.
https://www. youtube.com/watch?v=xJO_KLje2eQ diakses tanggal 29
November 2019 pukul 14.00 WIB
Prado, J dan Dremiere. 1991. Petunjuk Praktis Bagi Nelayan : Bahan dan Alat.
http:// www.fao.org/3/ah827o/ah827id03.htm diakses tanggal 30 November 2019
Pukul
02.30 wib.
Marco. 2019. Fish Pump. http://www.fao.org/fishery/equipment/fishpump/en diakses
tanggal 30 November 2019 Pukul 01.32 wib.
Anonim. 2014. Abaka Pisang Penghasil Serat.
http://www.jurnalasia.com/bisnis/ abaka-pisang-penghasil-serat/ diakses
tanggal 21 Oktober 2019 pukul 22.30 Muhammad, Fadel. 2010. Keputusan
Menteri Kelautan dan Perikanan Republik IndonesiaNomor
KEP.06/MEN/2010 Tentang: Alat Penangkap Ikan di Wilayah Pengelolaan
Perikanan Negara
Republik Indonesia. http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/
dokumen/regulasi-hukum/keputusan-menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-
alat- penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-perikanan-negara-republik-
indonesia diakses 22 Oktober 2019 Pukul 04:48
Anonim. 2010. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Nomor KEP.06/MEN/2010 Tentang: Alat Penangkap Ikan di Wilayah
Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.
https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm diakses tanggal 21 Oktober 2019
pukul 22.03
Anonim. 2017. Marco Products Commercial Fishing Machinery and Deck
Equipment. http://www.smithberger.com/marco_products.html diakses tanggal
30 November2019 Pukul 01.30 wib
Anonim. 2015. Tali Suede Kepang Sulur Daun Imitasi TLC 025.
https://montemanik. com/product/tali-suede-kepang-sulur-daun-imitasi-tlc-
025/ diakses 22 Oktober 2019 Pukul 18.01 wib
Anonim. 2016. Tali Rami, Tali Kasur, Tali Twist, Tali Lilitan, Tali Sepiral.
https:// www.indonetwork.co.id/product/tali-rami-tali-kasur-tali-twist-tali-
lilitan-tali- sepiral-1690510 diakses 22 Oktober 2019 Pukul 18.09
Ciesielska, Izabela. 2016. Typical two strand rope structure image partly
adapted from Leech-10. https://www.researchgate.net/figure/Typical-two-
strand-rope-structure- image-partly-adapted-from-Leech-
10_fig1_282862409 diakses tanggal 5 Maret 2020 Pukul 08.10 WIB
Anonim, 2019. Arah Kepangan Pembuatan Tali. https://3.bp.blogspot.com/-
VOrAVKPu6c0/WYq5NO8y09I/AAAAAAAAAyA/1ZGUxuQXnUIfN
Su_Wm8Qs_ geHtpaa8hVgCLcBGAs/s1600/arah-kepangan-pembuatan-
tali.jpg diakses pada tanggal 21 Oktober 2019 Pukul 23.00 WIB
Anonim, 2019. Jenis dan Tipe Anyaman Tali. https://3.bp.blogspot.com/-
XyderrEoxRQ/ WYrTv0hs15I/AAAAAAAAAyQ/-
sHw9uGlki8BrAelIH6l3j17oSmHOBN1ACLcBGAs/ s1600/Jenis-dan-Tipe-
Anyaman-Tali.jpg diakses tanggal 22 Oktober 2019 pukul
00.20 WIB
Anonim, 2017. Perbedaan tali compound rope dan wire.
https://seoasmarines.files. wordpress.com/2017/08/perbedaan-tali-
compound-rope-dan-wire-rope.jpg diakses tanggal 22 Oktober 2019 pukul
00.30.WIB
Anonim, 2017. Perbedaan Tali dan Wire Rope2.
https://seoasmarines.files.wordpress.
com/2017/08/perbedaan-tali-dan-wire-rope2.jpg diakses tanggal 22
Oktober 2019
pukul 00.30 WIB
Noviyanti, 2017. Alat Komunikasi Tradisional. https://www.bagi-
in.com/alat- komunikasi-tradisional/ diakses tanggal 29 November 2019 Pukul
10.42
Supriyatna, Aan. 2014. Macam-macam Konstruksi Tali yang Digunakan Pada
Usaha Penangkapan Ikan. https://www.lalaukan.com/2014/04/macam-macam-
konstruksi- tali-yang.html diakses tanggal 29 November 2019 pukul 12.55
WIB
Anonim. 2011. Fish Finder. https://taninelayanku.blogspot.com/2011/04/fish-
finder.
html diakses tanggal 29 November 2019 Pukul 23.14 WIB
Nuriyanto, 2016. Cara Buat Jala. https://www.youtube.com/watch?
v=xJO_KLje2eQ diakses tanggal 29 November 2019 pukul 14.00 WIB
Karman, Amirul. 2016. Kuliah Bahan Rancang bangun Alat Penangkap Ikan.
https://
www.academia.edu/17518947/PERLAKUAN_PADA_BAHAN_MATA_KULIAH
_BAHAN_ DAN_RANCANG_BANGUN_ALAT_PENANGKAPAN_IKAN
diakses tanggal 29 November 2019 pukul 14.15 WIB
Nurdin, MF. 1994. Penemu Mesin Diesel Rudolf Diesel.
https://blogpenemu. blogspot.com/2014/02/Penemu-Mesin-Diesel-Rudolf-
Diesel.html diakses tanggal 03 Desember 2019 pukul 02.30 WIB
Oktovamalaputra. 2010. Perawatan dan Perbaikan Alat Tangkap Ikan. https://
oktovamalaputra-oktovamalaputra.blogspot.com/2010/12/perawatan-
dan- pengawetan-alat-tangkap.html diakses tanggal 30 Oktober 2019 pukul
11.08 WIB
Velasco. 2015. Merawat Alat Tangkap Ikan.
http://velascoindonesia.com/merawat- alat-tangkap-ikan/ (diakses tanggal 28
Oktober 2019 pukul 13.10 WIB
Tamrin, Ahmad Madong. 2015, VMS- Vessel Monitoring System.
http://balebetenajuku. blogspot.com/2015/05/vms-vessel-monitoring-
system.html diakses tanggal 30 November 2019 Pukul 07.26 WIB
Umam, Saiful. 2019. Mengenal VMS Sistem Pemantauan Kapal Perikanan di
Indonesia. https://kumparan.com/saiful-umam1527864839130/mengenal-
vms- sistem-pemantauan-kapal-perikanan-di-indonesia-1rvVNQReare
diakses tanggal 30 November 2019 Pukul 07.30 WIB
Rediana, Ana. 2016. 4 Manfaat Bunga Rosela Merah Untuk Kesehatan.
https://www. aryanto.id/artikel/id/206/4-manfaat-bunga-rosella-merah-
untuk-kesehatan diakses tanggal 5 Maret 2020 Pukul 10.18 WIB

Anda mungkin juga menyukai