Journal of Chemistry Education Research ISSN: 2549 - 1644

The effectiveness of Chemistry Tricky Test in online learning when Covid-19 Pandemic

Devita Diah Aprilia*1, Achmad Lutfi2

1
Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Negeri Surabaya

* vitaaprilia867@gmail.com, dan achmadlutfi@unesa.ac.id

Abstract. This study aimed to determine the effectiveness of learning chemistry on

Hydrocarbon chapter by using the Tricky Test Game in the middle of the Covid-19 pandemic
on the completeness of learning outcomes. This research is a quantitative research. The
research method used Pre-Experimental using One Group Pretst-Postest Design. The sample
in this study was 25 students of class XII in SMA Terpadu Bojonegoro as an experimental
class chosen by cluster random sampling. The instrument used is a multiple choice test to do
the pretest and posttest online. The results obtained that Chemistry Tricky Test is responded
very well by students as an appropriate media game for learning chemistry online on
hydrocarbon material, there is a significant difference between the results of the pretest and
posttest results and Classical completeness after using Chemistry Tricky Test reaches ≥ 88%.
Then it can be concluded that the use of tricky test games can effectively improve the learning
completeness in SMA Terpadu Bojonegoro.
Keywords: Game, Classical completeness, learning outcomes, Chemistry, Effectivenes

PENDAHULUAN online dapat digunakan setiap saat bahkan jika jam

Keadaan di luar prediksi berupa wabah
Covid-19 yang telah membawa perubahan
sangat besar terhadap seluruh aspek
kehidupan. Covid-19 pertama kali
teridentifikasi dari Kota Wuhan di China.
Perkembangan virus yang sangat cepat dan
meluas ini telah berdampak di seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri telah menjadi keadaan
darurat nasional karena semenjak virus ini
masuk sekitar awal Maret 2020 saat pertama
kali masyarakat yang teridentifikasi positif
Covid-19 jumlah pasien yang positif dengan
cepat bertambah dan meluas ke penjuru
Nusantara [1]. Pemerintah akhirnya ikut andil
dalam memutus penyebaran Covid-19 dengan
memutuskan kebiakan stay at home, physical
dan social distancing dengan harapan
pandemik ini segera selesai di Indonesia.
Dengan adanya kebijakan tersebut,
pembelajaran yang biasanya dilakukan dengan
tatap muka akan mengalami perubahan
dilakuan secara mandiri dan jarak jauh secara
online.
Pembelajaran online merupakan
pembelajaran yang memanfaatkan media
elektronik sebagai alat dalam proses kegiatan
belajar [2]. Kegiatan belajar mengajar secara
pelajaran sudah habis, dan dapat digunakan tanpa
harus bertatap muka secara langsung antara guru
dengan peserta didik. Pembelajaran melalui online
memiliki potensi antara lain: kebermaknaan belajar,
kemudahan mengakses, dan peningkatan hasil
belajar. Pada konteks belajar secara online, peserta
didik dapat terhubung secara langsung dengan guru
untuk mengakses materi maupun media
pembelajaran yang hendak disampaikan [3].
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
SMA terpadu Bojonegoro mengatakan bahwa selama
pembelajaran online peserta didik mengalami
penurunan nilai karena tidak terbiasa dengan
pembelajaran online dan kurang adanya media yang
meningkatkan antusias peserta didik. Menurut angket
respon peserta didik, sebanyak 64% peserta didik
mengatakan bahwa pembelajaran kimia sulit.
Pelajaran kimia diklasifikasikan sebagai mata
pelajaran yang cukup sulit bagi sebagian peserta
didik SMA/MA [4]. Kesulitan ini berhubungan
dengan karakteristik ilmu kimia itu sendiri yang akan
berdampak terhadap ketuntasan hasil belajar peserta
didik dan sebanyak 52% peserta didik menyatakan
bahwa materi hidrokarbon merupakan materi yang
sulit dipelajari. Pembelajaran kimia yang kurang
menarik merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan peserta didik cepat bosan, kesulitan
Journal of Chemistry Education Research
dan kurang termotivasi dalam belajar. Hasil
belajar peserta didik telah mengalami
penurunan selama pembelajaran secara online,
kegiatan belajar mengajar hanya terbatas pada
pemberian soal sehingga kurang menarik
minat peserta didik. Suasana pembelajaran
yang tidak menarik dapat disiasati dengan
mengkombinasikan kesukaan peserta didik
yaitu permainan dengan kegiatan belajar
sehingga menggunakan media permainan
dalam pembelajaran dapat meningkatan
semangat peserta didik untuk menerima
materi. Guru mata pelajaran kimia juga
menyatakan bahwa sekolah belum pernah
menggunakan media permainan sebagai media
pembelajaran.
Permainan dapat mengintegrasikan
antara kesenangan dengan pembelajaran serta
dapat memotivasi peserta didik untuk belajar
sains. Menggunakan game untuk belajar pada
dasarnya adalah tentang gamification:
menerapkan desain game dan teknologi game
ke pembelajaran "serius" untuk
mengembalikan motivasi dan kesenangan [5].
Permainan yang digunakan untuk konten
pembelajaran disebut juga dengan game
edukatif. Game Edukatif merupakan suatu
permainan yang mengintegrasikan dan
mengkombinasikan materi pelajaran ke dalam
komponen-komponen permainan tersebut [6].
Kelebihan dengan adanya game edukasi dapat
meningkatkan pengetahuan dengan cara
menyenangkan dan tidak membosankan
sehingga peserta didik dengan mudah
menyerap materi yang diajarkan.
Salah satu perangkat yang mendukung
untuk mengunakan game edukatif yaitu
smartphone. Smartphone termasuk perangkat
yang cocok digunakan dalam penelitian ini
karena dilengkapi dengan berbagai macam
sensor [7]. Dengan menggunakan smartphone
untuk edukatif game menandakan bahwa
kemajuan teknologi dan informasi telah
dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan
keefektifan pembelajaran kimia. Keefektifan
pembelajaran adalah keterkaitan antara tujuan
dan hasil dari suatu pembelajaran [8].
Ketuntasan hasil pembelajaran menunjukkan
tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan sehingga pembelajaran
dikatakan efektif. Mengetahui keefektifan
suatu pembelajaran merupakan hal penting
karena akan memberikan gambaran sejauh
mana pembelajaran dapat mencapai tujuan.
ISSN: 2549 - 1644
Berdasarkan uraian di atas, maka terciptalah
sebuah ide untuk penelitian ini dengan tujuan untuk
mengetahui keefektifan berdasarkan respon setuju
peserta didik, hasil ketuntasan belajar, dan perbedaan
signifikan antara pretest dan posttest setelah
menggunakan Chemistry Tricky test sebagai media
permainan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar.
METODE
Metode penelitian yang digunakan yaitu pra-
eksperimen yang merupakan penelitian sistematis
untuk menguji hipotesis hubungan sebab-akibat.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
desain One Group Pretest-Posttest. Dalam desain
One Group Pretest-Posttest, pada awal kegiatan
pembelajaran, peserta didik akan diberikan pretest
untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik
tentang materi hidrokarbon sebelum diberikan tricky
test game. Setelah itu, peserta didik diberi media
permainan yaitu tricky test game sebagai perlakuan.
Di akhir pembelajaran, peserta didik diberi angket
yang berisi respon peserta didik setelah menggunaan
Chemistry Tricky test sebagai media permainan dan
posttest untuk menguji pemahaman akhir pada
materi yang diajarkan. Maka besar pengaruh
efektivitas tricky test game terhadap ketuntasan hasil
belajar peserta didik. Populasi dari peserta didik
kelas XII yang ada di SMA Terpadu Bojonegoro
yaitu sejumlah 40. Dengan menggunakan cluster
random sampling untuk menentukan peserta didik
yang menjadi sampel. Pemilihan sampel dilakukkan
dengan sistem diundi sehingga sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 25 peserta
didik kelas XII SMA Terpadu Bojonegoro secara
acak.
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu angket, dan tes. Angket
digunakan untuk mengetahui respon peserta didik
setelah menggunakan media tricky test game.
Sedangkan untuk tes digunakan untuk mengukur
ketuntasan hasil belajar peserta didik setelah
diberikan tricky test game. Penggunaan teknik tes
disesuaikan dengan masalah yang diteliti, sehingga
alat tes dipilih sesuai dengan masalah penelitian [9]
[10]
Teknik analisis data diperlukan uji normalitas
sebagai syarat untuk melakukan Paired sample t test.
Uji normalitas yaitu untuk mengetahui normal atau
tidaknya distribusi sebaran data. Adapun
ketentuannya adalah jika nilai signifikansi sign >
0.05 maka data berdistribusi normal, sedangkan jika
nilai signifikansi < 0.05 maka data berdistribusi tidak
normal. Setelah itu, dilakukan Paired sample t test
membandingkan rata-rata nilai pretest dan post test
Journal of Chemistry Education Research ISSN: 2549 - 1644

pada kelompok yang sama. Dengan ketentuan HASIL DAN PEMBAHASAN

uji t parametrik adalah Jika nilai sig. (2-tailed) Hasil Angket
> 0.05 maka tidak terdapat perbedaan yang Berikut ini merupakan Tabel yang menunjukkan
signifikan. Sedangkan jika nilai sig. (2- tailed) respon peserta didik setelah menggunakan Chemistry
< 0.05 maka terdapat perbedaan yang Tricky Test sebagai media permainan.
signifikan antarahasil pretest dan posttest.
Dalam pengolahan analisis data, seluruhnya Tabel 3. Hasil Angket Respon Peserta Didik
peneliti menggunakan bantuan aplikasi SPSS No Pertanyaan Skor
versi 21. 1 Saya merasa permainan 124
Untuk perhitungan ketuntasan individu sebagai Mobile Game Chemistry
berikut. Tricky Test menyenangkan
2 Setiap level pada 120
Ketuntasan Individu = permainan ini membuat
saya merasa tertantang
Sedangkan untuk ketuntasan klasikal.
3 Saya tidak merasa bosan 121
Ketuntasan klasikal = ketika menggunakan
permainan Mobile Game
Chemistry Tricky Test
4 Saya ingin memainkannya 124
meski diluar kegiatan
Indikator keberhasilan penelitian ini jika belajar mengajar
ketuntasan individu ditetapkan dengan nilai 5 game ini bisa membuat 121
≥78 sesuai KKM yang ada di sekolah dan saya belajar secara mandiri
ketuntasan klasikal ditetapkan sebesar meskipun tidak melakukan
≥85%[10]. pembelajaran langsung
Angket respon peserta didik 6 Saya bisa memanfaatan 125
menggunakan ketentuan pemberian skor smartphone untuk bermain
melalui model skala likert sebagai berikut. sambil belajar
Tabel 1. Skala Likert 7 Bahasa yang ada pada 125
Alternatif Skor Alternatif Jawaban media permainan ini
Jawaban Positif Negatif mudah untuk dipahami
Sangat Setuju 5 1 8 Saya dapat membaca 125
tulisan pada media
Setuju 4 2
permainan ini dengan jelas
Ragu 3 3 9 Saya tertarik dengan 125
Tidak Setuju 2 4 pembelajaran secara online
Sangat Tidak 1 5 10 Saya merasa kelas online 124
Setuju sangat membosankan*
Indikator keberhasilan dari angket respon
ditetapkan minimum mencapai skor ≥ 76 Berdasarkan Tabel 3, aspek pertama yang
dengan kategori baik direpresentasikan dengan dinilai yaitu ketertarikan peserta didik terhadap
Tabel data berikut. Chemistry Tricky test game, terdapat tiga pertanyaan
yang menjadi acuan penilaian meliputi perasaan
Tabel 2. Kriteria Angket Respon
senang ketika menggunakan media permainan, tidak
No Skor Kriteria merasakan bosan ketika belajar dan setiap level
1 101-125 Sangat Baik dalam permainan membuat peserta didik semakin
tertantang. Ketiga pertanyaan tersebut memperoleh
2 76-100 Baik
skor dengan rentang 121-124 sehingga masuk dalam
3 51-75 Cukup kategori sangat baik. Karakteristik kritis dari
4 26-50 Buruk permainan yaitu adanya tantangan dalam permainan
5 0-25 Buruk Sekali [11]. Dengan adanya tantangan, peserta didik akan
meningkatkan rasa ingin tahu dan mengatur strategi
yang baik untuk menyelesaikan permainan tersebut.
Journal of Chemistry Education Research
Kegiatan pembelajaran dengan permainan
tidak hanya bersifat intelektual, tetapi juga
bersifat emosional yang dapat berupa rasa
ingin tahu, ketertarikan, kegembiraan, dsb.
Sebagian besar peserta didik di sekolah
berpendapat bahwa saat bermain game,
mereka merasakan perasaan yang positif
seperti rasa senang dan tertarik [12]. Kondisi
suasana yang menyenangkan perlu
ditimbulkan dalam proses belajar agar menarik
minat belajar peserta didik. Ketertarikan yang
muncul melalui proses pembelajaran dengan
bermain sambil belajar dapat menciptaan
lingkungan belajar yang menarik, memberian
rasa aman serta menyenangkan dan
meningatkan kualitas belajar peserta didik
[13].
Aspek ke dua yaitu kebermanfaatan
permainan bagi peserta didik dapat
disimpulkan dari pertanyaan ke 4, 5 dan 6
yang meliputi, keinginan untuk memainkan
media permainan di luar kegiatan belajar,
membuat peserta didik belajar secara mandiri
meskipun tidak melakukkan pembelajaran
langsung dan dapat memanfaatkan smartphone
untuk belajar sambil bermain. Berdasarkan ke
tiga pertanyaan tersebut meraih skor dengan
rentang 121-125 dalam kategori sangat baik.
Artinya peserta didik setuju bahwa permainan
Chemistry Tricky Test sangat bermanfaat
dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan
smartphone dalam program pendidikan
menjadikan perangkat ini sebagai salah satu
bentuk perangkat yang dapat digunakan
sebagai alternatif dalam pengembangan media
[14]. Penggunaan smartphone ini, selain
memaksimalkan fungsinya sebagai media
hiburan namun juga menjadi media permainan
untuk mendukung proses belajar. Tertariknya
peserta didik dengan menggunakan
smartphone saat belajar akan membuat mereka
memiliki rasa ingin bermain sambil belajar
baik secara mandiri maupun dengan bantuan
guru. Hal ini tentu berdampak positif bagi
peserta didik karena dapat meningkatkan
motivasi untuk belajar lebih giat lagi. Dalam
pembelajaran, motivasi dapat berperan sebagai
pendorong kegiatan belajar dalam diri peserta
didik sehingga tujuan yang ingin dicapai
peserta didik dapat terlaksana [15].
Berdasarkan Tabel 3, pertanyaan ke 7 dan
8 dengan skor 125 dapat dikategorikan bahwa
peserta didik sangat setuju berpendapat bahwa
kebahasaan Chemistry Tricky Test mudah
dipahami dan tidak mengalami kesulitan untuk
ISSN: 2549 - 1644
membacanya. Penggunaan bahasa yang mudah
dipahami akan melatih cara berpikir peserta didik
sehingga tidak salah untuk menafsirkan sebuah
informasi [16]. Kesalahan dalam mengolah informasi
akan berakibat fatal jika terjadi pada proses belajar
karena akan menyulitkan peserta didik untuk
memahami konsep atau bahkan bisa terjadi
kesalahan dalam memahami suatu konsep
pembelajaran. Namun, berdasarkan data pada Tabel
3, Chemistry Tricky game dari segi kebahasaaan
sudah sangat baik.
Aspek ke empat yaitu ketertarikan peserta didik
terhadap pembelajaran secara online dapat
disimpulkan dari Tabel 3 pada pertanyaan 9 dan 10
meliputi, ketertarikan dan tidak merasa bosan ketika
melakukan pembelajaran secara online. Berdasarkan
ke dua pertanyaan tersebut meraih skor dengan
rentang 124-125 yang artinya peserta didik sangat
setuju bahwa mereka merasa tertarik dengan adanya
pembelajaran secara online salama pandemic Covid-
19 ini. Pembelajaran secara online merupakan
pembelajaran dengan bantuan perangkat elektronik
yang memfasilitasi peserta didik memperoleh akses
ke sumber belajar dalam mencapai tujuan
pembelajaran [17]. Pembelajaran secara online lebih
merangsang peserta didik dapat berpartisipasi secara
aktif dalam proses belajar karena kemudahan dalam
mengakses informasi sehingga muncul
kebermaknaan dalam belajar.
Penerapan media game dapat digunakan
sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta didik [18]. Karena media
permainan dapat membuat suasana dalam belajar
menjadi menyenangkan, hidup, bahagia, dan santai
namun masih tetap dalam suasan belajar yang
kondusif. Semua peserta didik juga merasa bahwa
game ini sangat mudah untuk dimainkan tetapi juga
tetap menantang untuk memainkan. Dengan adanya
Chemistry Tricky Test Game membuat semua peserta
didik senang dan tidak merasa bosan ketika
melaksanakan kelas online. Dari ke empat aspek
yang telah dipaparkan membuktikan bahwa game
chemistry tricky test sangat efektif sebagai media
pembelajaran online.
Hasil Belajar
Chemistry Tricky Test Game merupakan game
edukasi pada materi hidrokarbon berisi soal yang ada
pada Erlenmeyer namun untuk mencapai itu pemain
harus menghindari monster agar tidak kehilangan
nyawa dan masih bisa terus bermain serta menjawab
pertanyaan hingga permainan selesai [15].
Journal of Chemistry Education Research
Proses pembelajaran dengan
menggunakan media yang didahului dengan
menggunakan pretest dan diakhiri dengan
posttest bertujuan untuk melihat seberapa
bertambah pengetahuan kognitif yang ada
pada peserta didik terhadap materi
Hidrokarbon yang telah diajarkan. Hasil dari
pretest akan membantu peserta didik
mengintegrasi pengetahuan awal peserta didik
dengan informasi baru sehingga materi yang
aan diajarkan dapat sesuai dengan kemampuan
peserta didik, atau terjadinya penyesuaian
kognitif peserta didik ke dalam materi baru
jika materi belum dikuasi sedikitpun oleh
peserta didik. Sedangkan posttest dilakukan
dengan maksud untuk mengetahui apakah
semua materi yang tergolong penting sudah
dapat dikuasai sebaik-baiknya oleh peserta
didik.
Hasil dari pretest sebanyak 15 dari peserta
didik tidak tuntas dalam mengerjakan soal
yang telah diberikan. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor seperti kurangnya pemahaman
dan banya peserta didik yang lupa tentang
materi hidrokarbon. Namun setelah melakukan
posttest, seluruh peserta didik dapat tuntas
dengan ketuntasan klasikal mencapai ≥88%.
Hal ini memenuhi standar keberhasilan
penelitian yang ingin dicapai dengan patokan
ketuntasan klasikal sebesar ≥85%[10]. Setiap
kondisi pembelajaran yang tidak menarik
harus disikapi oleh guru karena akan
berdampak pada hasil belajar peserta didik.
Suasana pembelajaran yang tidak menarik
dapat disiasati dengan menggunakan media
yang kreatif [19]. Dengan adanya media yang
kreatif dapat menarik minat belajar dan
tentunya berdampak positif pada hasil belajar
peserta didik.
Uji statistik pada pretest diawali dengan
uji normalitas menggunakan Kolmogorov-
Smirnov dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 4. Uji Normalitas pada Pretest.
Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig.
Pretest 0.118 25 0.200*
Berdasarkan hasil data dari Tabel 4
yang didapat bahwa nilai signifikansi (Sig.)
pada seluruh sampel dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0.200, hasil
tersebut lebih besar dari 0.05 (sig>0.05)
sehingga kelas berdistribusi normal.
Untuk uji data statistik posttest juga diuji
ISSN: 2549 - 1644
normalitasnya dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 5. Uji Normalitas pada Posttest
Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig.
Posttest 0.141 25 0.200*
Berdasarkan hasil data dari Tabel 5 tentang
normalitas posttest didapatkan nilai signifikasi pada
ke 25 sampel dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov sebesar 0.200, hasil tersebut lebih besar dari
0.05 (sig>0.05) sehingga kelas berdistribusi normal.
Setelah analisis dengan uji normalitas untuk
melihat apakah media yang diberikan efektif untuk
meningkatkan hasil belajar dapat dilanjutkan dengan
uji hipotesis dengan menggunakan Paired sample t
test.
Pengujian ini digunakan untuk membandingkan
selisih dua mean dari dua sampel yang berpasangan
dengan asumsi data berdistribusi normal. Sampel
berpasangan berasal dari subjek yang sama, setiap
variabel diambil saat situasi dan keadaan yang
berbeda yaitu situasi awal data yang diambil dari
pretest dan situasi akhir yang diambil dari data
posttest. Berikut data yang didapat.
Tabel 6. Paired sample t test.
Sig.(2-
t Df
tailed)
Pretest –
Pair -14,997 24 ,000
Posttest
Hal ini dapat diketahui dari nilai signifikansi (2-
tailed) pada Tabel 6. Nilai signifikansi (2-tailed) dari
penelitian ini adalah 0.000 (p < 0.05). Sehingga hasil
pretest dan posttest mengalami perubahan yang
signifikan (berarti).
Berdasarkan statistika pretest dan posstest
terbukti test akhir lebih tinggi. Sehingga dapat
dikatakan setelah mendapat perlakuan berupa media
Tricky Test Game selama pandemic Covid-19
melalui pembelajaran dapat meningkatkan
ketuntasan hasil belajar peserta didik. Penggunaan
permainan sebagai media pembelajaran sangat bagus
 Journal of Chemistry Education Research
karena peserta didik tidak hanya bermain
dengan menggunakan emosi, perhatian dan
konsentrasi yang tinggi namun juga terlibat
dalam proses menyerap informasi
pembelajaran sehingga ingatan tersebut masuk
ke dalam ingatan jangka panjang (long term
memory) dan proses belajar peserta didik
menjadi bermakna [20].
SIMPULAN DAN SARAN
1. Chemistry Tricky Test direspon sangat
baik oleh peserta didik sebagai media
permainan yang tepat untuk pembelajaran
kimia secara online pada materi
hidrokarbon.
2. Perbedaan yang signifikan antara hasil
pretest dengan hasil posttest.
3. Ketuntasan klasikal setelah menggunakan
Chemistry Tricky Test mencapai ≥ 88%.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Qandi, Ghiffari Assamar dan
Rakhmawati, Nur aini.2020.Visualisasi
data penyebaran COVID 19 di Indonesia.
https://www.researchgate.net/profile/Ghif
fari_Assamar_Qandi/publication/
340333467_Visualisasi_Data_Penyebaran
_COVID-19_di_Indonesia/links/
5e84857a4585150839b31f4d/Visualisasi-
Data-Penyebaran-COVID-19-di-
Indonesia.pdf.
diakses tanggal 12 Mei 2020.
[2] Suryati, Tati, Suryana, Kusnendi. 2019.
The Effect of E-Learning Based on
Schoology and Student Interest to
Metacognitive Thinking Skill of
Vocational High School Students in
Archival Subject. International Journal of
Resarch and Review (Vol.6; Issue: 12).
[3] Setyosari, Punaji.2015. Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan Edisi ke
Empat. Jakarta: Prenada media Group.
[4] Kasmadi Imam Supardi dan Indraspuri
Rahning Putri. 2010. Pengaruh
Penggunaan Artikel Kimia dari Internet
pada Model Pembelajran Creative
Problem Solving terhadap Hasil Belajar
Kimia Peserta didik SMA. Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia (Vol. 4, No. 1). Hlm
574–581.
ISSN: 2549 - 1644
[5] Deterding, S., Dixon, D., Khaled, R., & Nacke,
L. (2011). From game design elements to
gamefulness: Defining “gamification”.
MindTrek ’11. Proceedings of the 15th
International Academic MindTrek Conference:
Envisioning Future Media Environments (pp. 9-
15).
[6] Riva, Iva. 2012. Koleksi Games Edukatif di
Dalam dan Luar sekolah. Yogyakarta:
FlashBooks
[7] Kuhn, J. 2013. Smartphone as Experimental
Tools: Different Methods to Determine the
Gravitational Acceleration in Classroom Physics
by Using Everyday Devices. European Jornal of
Physics Education, Vol.4 Issue 1, 16-27.
[8] Annisa, Eka Nur. 2013. Efektivitas Open Ended
Approach untuk Meningkatkan Kreativitas
Peserta didik dalam Memecahkan Masalah
Matematika (PTK di SMK Muhammadiyah 1
Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/2013). Skripsi
Studi S-1 FKIP Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Tidak Diterbitkan.
[9] Musfiqon, H. M. (2012). Panduan Lengkap
Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT.
Prestasi Pustakaraya
[10] Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
[11] Ayu S, Nia. 2016. Pengembangan Media
Pembelajaran Game Edukasi Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas X IPS SMA
Laboratorium Universitas Negeri Malang. Jurnal
Pendidikan Ekonomi, Vol. 9, No. 2 hal. 133-
142.15
[12] T. Bi. 2013. “Making full use of education games’
role in promoting learning,” Proceeding Intenational
Conferencess Information and. Technology
Applicants. ITA 2013, pp. 172–175
[13] Arianti. 2017. Urgensi Lingkungan Belajar yang
Kondusif dalam mendorong siswa belajar aktif.
Didaktika Jurnal Kependidikan. Volume 11,
No.1.
[14] Kitchenham, A. 2011. Models for
interdisciplinary mobile learning: delivering
information to students. Hersey PA: IGI Global
[15] Riftiani, Anis dan Achmad Lutfi, 2019. Mobile
Game Chemistry Tricky Test as a Learning
Media SHS/ISH on Hydrocarbon Matter.
Prosiding seminar nasional kimia.
Journal of Chemistry Education Research ISSN: 2549 - 1644

[16] Suhendi, Enjang T. 2017. Berbahasa,

Berpikir, Dan Peran Pendidikan Bahasa.
The 1st Education and Language
International Conference Proceedings
Center for International Language
Development of Unissula.
[17] Ariani, Diana. 2018. Komponen
Pengembangan E-Learning. Jurnal
Pembelajaran Inovatif Vol 1, No 1, page
58 – 65.
[18] Heni, Astuti. (2013). Efektivitas
Penggunaan Media TTS dan Kartu Soal di
dalam Metode Diskusi pada Materi
Koloid Kelas XI Semester Genap SMAN
Colomadu Karanganyar Tahun Pelajaran
2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia
(JPK), Vol 2, No 1.
[19] Rosyidah, L., dan Lutfi, A. 2016.
“Pengembangan Permainan Dart Periodic
Unsur Berbasis CAI sebagai Media
Pembelajaran pada Materi Sistem
Periodik Unsur”. UNESA Journal of
Chemical Education. Vol. 5 (1) pp. 33-41
[20] Trisanti, D. C., & Dr.I Gusti Made
Sanjaya, M. 2013. Pengembangan media
permainan stoichio game pada materi
pokok konsep mol bagi siswa SMA
sekolah berstandar internasional.
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.
php/journal-of
chemicaleducation/article/view/2761/165
2. diakses tanggal 11 Mei 2020.