Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

PRAKTIKUM III
BOBOT JENIS DAN RAPAT JENIS

Disusun Oleh :
Kelompok : Kelas A, Kelompok 1
Waktu Pelaksanaan : Jumat, 2 April 2021
Dosen Pembimbing : 1. Triswanto Sentat, M.Farm-Klin.
2. Achmad Kadrie Ansyori, M.Sc., Apt.
Nama Kelompok : 1. Binar Yuda Fansurna (20482011098) (Aktif)
2. Aisaharya Shafa Anisah (20482011080) (Pasif)
3. Ajeng Putri Nur Hikmah (20482011082) (Aktif)
4. Alwan Darwissy Annaza (20482011084) (Aktif)
5. Aminah (20482011086) (Aktif)
6. Andi Muhammad Ichwan R (20482011088) (Aktif)
7. Angela Hiro (20482011090) (Aktif)
8. Angga Pratama (20482011092) (Aktif)
9. Anisa Umaimah (20482011094) (Aktif)
10. Aulia Rahmi Azizah (20482011096) (Aktif)
11. Clara Agatha Kavung (20482011100) (Aktif)

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap zat yang ada di muka bumi ini memiliki karakteristik tersendiri. Karakter-
karakter tersebut berbeda dari segi fisik maupun segi kimia. Sifat fisik adalah sifat
yang dapat diamati secara langsung, misalnya cairan, gas,atau padat serta sifat yang
dapat diukur seperti massa, volume, warna, dan sebagainya. Sifat kimia meliputi sifat
zat yang tidak dapat diamati secara langsung, misalnya kelarutan zat, kerapatan dan
lain-lain. Keadaan bahan secara keseluruhan dapat dibagi menjadi zat gas, fluida, dan
padat. Zat padat cendrung mempertahankan bentuknya dan gas mengembang
menempati semua ruanganbtanpa memperdulikan bentuknya. Fluida termasuk
materi yang mengalir yangbdigunakan dalam hubungan antara cairan dan gas. Teori
fluida sangat kompleks, sehingga penelurusannya dimulai dari yang paling dasar
mulai dari yang paling dasar yakni dalam penentuan kerapatan dan bobot jenis.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa karakteristik suatu zat berbeda satu
dengan yang lain. Demikian pula dengan kerapatan, yang merupakan suatu sifat zat,
berbeda untuk setiap zat. Sebagai contoh minyak dan air ketika dicampur tercipta dua
fasakarena kerapatannya berbeda. Selain itu peristiwa mengapung, melayang dan
tenggelam, merupakan kejadian lazim yang kita lihat yang dipengaruhi oleh
perbandingan bobot jenis zat-zat tersebut. Dibidang farmasi, selain bobot jenis yang
digunakan untuk mengetahui kekentalan suatu zat cair juga digunakan untuk
mengetahui kemurnian suatu zat dengan menghitung berat jenisnya kemudian
dibandingkan dengan teoriyang ada, jika berat jenisnya mendekati maka dikatakan
zat tersebut memiliki zat kemurnian yang tinggi. Oleh karena itu, percobaan ini
dilakukan untuk mengetahui kerapatan dan bobot jenis

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu menentukan bobot jenis dan rapat jenis dari beberapa zat cair
dengan menggunakan piknometer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DASAR TEORI
Bobot Jenis (specific gravity)

Bobot jenis adalah suatu besaran yang menyatakan perbandingan antara


massa (g) dengan volume (ml), sehingga satuan bobot jenis g/ml. Cara penentuan
bobot jenis ini sangat penting diketahui oleh seorang farmasis, karena bobot jenis
merupakan salah satu karakteristik kemurnian dari suatu zat, khususnya yang
berbentuk larutan.
Di samping itu dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka akan
mempermudah dalam memformulasi obat. Karena dengan mengetahui bobot
jenisnya maka kita dapat menentukan apakah suatu zat dapat bercampur atau tidak
dengan zat lainnya.Dengan mengetahui banyaknya manfaat dari penentuan bobot
jenis maka percobaan ini dilakukan.
Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan
volume zat pada suhu tertentu (biasanya 25 o C). Bobot jenis adalah bilangan murni
atau tanpa dimensi, yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan
rumus yang cocok. Bobot jenis untuk penggunaan praktis lebih sering didefinisikan
sebagai perbandingan massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah volume air
pada suhu 40 C atau temperatur lain yang telah ditentukan.
Air digunakan untuk standar zat cair dan padat, sedangkan hidrogen atau
udara digunakan standar untuk gas. Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis
terutama menyangkut cairan, zat padat dan air merupakan pilihan yang tepat untuk
digunakan sebagai standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan.

Rapat Jenis
Rapat jenis adalah perbandingan antara bobot jenis sampel dengan bobot jenis
air suling. Definisi lain mengatakan rapat jenis merupakan massa per unit volume
suatu zat pada temperatur tertentu(biasanya dinyatakan sebagai 25 o /25o , 25o /4o ,
4o /4o ). Untuk bidang farmasi biasanya 25o /25o .
Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika paling definitif, dengan demikian
dapat digunakan untuk menentukan kemurnian suatu zat. Hubungan antara massa
dan volume tidak hanya menunjukkan ukuran dan bobot molekul suatu komponen,
tetapi juga gaya-gaya yang mempengaruhi sifat ”pemadatan” (Packing
Characteristic). Dalam sistem matriks, kerapatan di ukur dengan gram/milimeter
(untuk cairan) atau gram/cm2 .

Metode Penentuan untuk Cairan:


Metode Piknometer. Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa
cairan dan penentuan ruang, yang ditempati cairan ini. Untuk ini dibutuhkan wadah
untuk menimbang yang dinamakan piknometer. Ketelitian metode piknometer akan
bertambah hingga mencapai keoptimuman tertentu dengan bertambahnya volume
piknometer. Keoptimuman ini terletak pada sekitar isi ruang 30 ml.
Metode Neraca Hidrostatik. Metode ini berdasarkan hukum Archimedes yaitu
suatu benda yang dicelupkan ke dalam cairan akan kehilangan massa sebesar berat
volume cairan yang terdesak.
Metode Neraca Mohr-Westphal. Benda dari kaca dibenamkan tergantung pada
balok timbangan yang ditoreh menjadi 10 bagian sama dan disitimbangkan dengan
bobot lawan. Keuntungan penentuan kerapatan dengan neraca Mohr-Westphal
adalah penggunan waktu yang singkat dan mudah dlaksanakan.
Metode Areometer. Penentuan kerapatan dengan areometer berskala
(timbangan benam, sumbu) didasarkan pada pembacaan seberapa dalamnya tabung
gelas tercelup yang sepihak diberati dan pada kedua ujung ditutup dengan
pelelehan.

Rumus Perhitungan
𝐵𝑂𝐵𝑂𝑇 𝑃𝐼𝐾𝑁𝑂 𝐵𝐸𝑅𝐼𝑆𝐼 𝐶𝐴𝐼𝑅𝐴𝑁−𝐵𝑂𝐵𝑂𝑇 𝑃𝐼𝐾𝑁𝑂 𝐾𝑂𝑆𝑂𝑁𝐺
BJ =
𝑉𝑂𝐿𝑈𝑀𝐸 𝑃𝐼𝐾𝑁𝑂𝑀𝐸𝑇𝐸𝑅
𝐵𝐽 𝑆𝐴𝑀𝑃𝐸𝐿
RJ =
𝐵𝐽 𝐴𝐼𝑅
B. URAIAN BAHAN
1. Aquadest (FI III, Hal 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air suling, Aquadest, Air batering
Rumus Molekul : H 2 O
Berat Molekul : 18,20
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai
rasa.
Kelarutan :-
2. Alkohol (FI III, Hal 65)
Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : alcohol, etanol, ethyl alkohol
Rumus Molekul : C2 H5 OH
Berat Molekul : 46,07
Pemerian : Cairan tidak berwarna,jernih, mudah menguap dan mudah
bergerak, bau khas rasa panas, mudah terbakar dan
memberikan nyala biru yang tidak berasap..
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air , dalam klorofom p dan dalam
eter p.
3. Larutan Na-CMC (FI IV, Hal 175)
Nama Resmi : CARBOXYMETHYLCELLULOSUM NATRICUM
Nama Lain : Karboksimetilselulosa Natrium
Rumus Molekul : -
Berat Molekul :-
Pemerian : Serbuk atau granul, putih sampai krem, higroskopik.
Kelarutan : Mudah terdisperdi dalam air membentuk larutan koloidal,
tidak larut dalam etanol, dalam eter, dan dalam pelarut
organik lain.
4. Olive Oil (FI IV, Hal 458)
Nama Resmi : OLEUM OLIVAE
Nama Lain : Minyak Zaitun
Rumus Molekul : -
Berat Molekul :-
Pemerian : Cairan, kuning pucat atau kuning kehijauan; bau lemah, tidak
tengik; rasa khas. Pada suhu rendah sebagian atau
seluruhnya membeku.
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%) p; mudah larut dalam
kloroform p, dalam eter p dan dalam eter minyak tanah p.
BAB III
METODE KERJA

A. ALAT DAN BAHAN


1. ALAT
− Piknometer
− Beaker Glass
− Gelas Ukur
− Timbangan Digital
− Lap Kasar
− Lap Halus
− Baskom
− Oven
− Thermometer

2. BAHAN
− Larutan CMC 0,1% dan 0,5%
− Aquadest
− Alkohol 70 %
− Alkohol 95%
− Minyak Zaitun
− Minyak Kanola

B. CARA KERJA
Pengukuran bobot jenis dengan piknometer

Disiapkan alat dan bahan

Piknometer dikeringkan dalam hair dryer pada suhu 1000C selama 60


menit, lalu didinginkan pada suhu kamar
Dikeluarkan piknometer setelah pengeringan selama 1 jam, kemudian
ditimbang bobotnya dalam keadaan kosong pada timbangan analitik,
hasilnya dicatat. Penimbangan dilakukan 3 kali replikasi.

Dimasukkan dalam baskom berisi es/air dingin piknometer kosong


tadi, sampai mencapai 250C dan ditimbang dengan timbangan analitik
(secara triplo) dan dicatat hasilnya.

Aquadest dikeluarkan dari piknometer lalu dibilas dengan alkohol 70%


lalu dikeringkan

Diisikan piknometer kosong dengan sampel dengan volume sesuai


yang tertera pada piknometer (perlakuan dilakukan secara triplo)
dengan prosedur yang sama.

Dihitung bobot jenis masing-masing sampel termasuk aquadest,


dengan cara menghitung selisih dari penimbangan piknometer berisi
sampel dengan piknometer kosong
BAB IV
PENGAMATAN & PEMBAHASAN

A. HASIL PERHITUNGAN
1. Sampel Methanol
Piknometer Kosong
a) Piknometer 1 = 23,66 g
b) Piknometer 2 = 20,95 g
c) Piknometer 3 = 19,95 g
Rata – rata = 21,52 g
Piknometer Berisi Cairan
a) Piknometer 1 = 42,73 g
b) Piknometer 2 = 39,92 g
c) Piknometer 3 = 39,75 g
Rata – rata = 40,79 g

𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 −𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔


BJ Sampel = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

40,79 𝑔−21,52 𝑔
= 25 𝑚𝑙

= 0,7708 g/ml
2. Sampel Air
Piknometer Kosong
d) Piknometer 1 = 22,1 g
e) Piknometer 2 = 21,8 g
f) Piknometer 3 = 21,2 g
Rata – rata = 21,7 g
Piknometer Berisi Cairan
d) Piknometer 1 = 48,6 g
e) Piknometer 2 = 47,7 g
f) Piknometer 3 = 47,4 g
Rata – rata = 47,9 g
𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟 −𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
BJ Sampel = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

47,9 𝑔−21,7 𝑔
= 25 𝑚𝑙

= 1,048 g/ml

𝐵𝐽 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑀𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
RJ = 𝐵𝐽 𝐴𝑖𝑟 (𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 )

0,7708 𝑔/𝑚𝑙
= 1,048 𝑔/𝑚𝑙

= 0,735 g/ml

B. PEMBAHASAN
Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku
yangvolumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal.Dalam
sbidang farmasi bobot jenis dan rapat jenis suatu zat atau cairan digunakansebagai
salah satu metode analisis yang berperan dalam menentukan senyawacair, digunakan
pula untuk uji identitas dan kemurnian dari senyawa obatterutama dalam bentuk
cairan, serta dapat pula diketahui tingkatkelarutan/daya larut suatu zat.Alat yang
digunakan pada percobaan ini adalah piknometer.Piknometer digunakan untuk
mencasri bobot jenis. Piknometer biasanyaterbuat dari kaca untuk erlenmeyer kecil
dengan kapasitas antara 10ml-50ml.
Untuk melakukan percobaan penetapan bobot jenis, piknometer di bersihkan
dengan menggunakan aquadest, kemudian dibilas dengan alcohol 95% untuk
mempercepat pengeringan piknometer kosong tadi. Pembilasan dilakukan untuk
menghilangkan sisa dari permbersihan, karena biasanya pencucian meninggalkan
tetesan pada dinding alat yang dibersihkan,sehinggga dapat mempengaruhi hasil
penimbangan piknometer kosong, yang akhirnya juga mempengaruhi nilai bobot
jenis sampel. Jadi sisa-sisa yangtidak diinginkan dapat hilang dengan baik, baik yang
ada di luar, maupun yang ada di dalam piknometer itu sendiri. Setelah piknometer
dibersihkan,piknometer kemudian dikeringkan. Setelah kering piknometer
ditimbang pada timbangan analitik dalam keadaan kosong. Setelah ditimbang
kosong,piknometer lalu diisikan dengan sampel mulai dengan aquadest, sebagai
pembanding nantinya dengan sampel metanol.
Adapun keuntungan dari penentuan bobot jenis dengan menggunakan
piknometer adalah mudah dalam pengerjaan. Sedangkan kerugiannya yaituberkaitan
dengan ketelitian dalam penimbangan. Jika proses penimbangantidak teliti maka
hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan hasil yang ditetapkan literatur. Disamping
itu penentuan bobot jenis dengan menggunakan piknometer memerlukan waktu yang
lama.
Pada penentuan bobot jenis cairan dilakukan dengan menggunakan
piknometer 25 ml dan aquadest sebagai larutan baku standar. Pengukuran dengan
menggunakan atau suhu ruangan. Karena pada suhu 25 C atau pada suhu ruang, air
memiliki bobot jenis yang mendekati 1 g/ml. Cairan yang akan dihitung bobot jenis
ada 1sampel,yaitu methanol . Langkah pertama yaitu piknometer yang bersih dan
kering ditimbang beserta tutupnya. Kemudian diisi dengan sampel methanol dan
diulang sebanyak tiga kali replikasi .Selanjutnya dilakukan perhitungan sesuai
dengan persamaan yang tertera pada literatur. Pada sampel metanol bobot jenis
diperoleh hasil 0,7708 g/ml yang terdapat pada metanol.
Semakin encer suatu larutan maka semakin kecil bobot jenisnya, sebaliknya
jika semakin kental suatu cairan maka semakin besar bula bobot jenis.Berdasarkan
literatur Farmakope Indonesia edisi keempat, bobot jenisair suling pada suhu 25oC
adalah 996,02 gram/liter atau 0,99602 gram/mililiter. Sedangkan dari data hasil
percobaan yang telah dilakukan, untuk pengukuran bobot jenis air suling sebanyak
tiga kali replikasi diperoleh 1,048 g/ml .
Kerapatan/rapat jenis adalah masa per unit volume suat zat pada temperature
tertentu.rapat jenis adalah perbandingan antara bobot jensi sampel dengan bobot
jenis air suling (aquades).berdasarkan hasil percobaan yang telah di lakukan
diperoleh rapat jenis dari methanol dan aquade adalah 0,735 g/ml.
Adapun faktor yang mempengaruhi bobot jenis suatu zat antara lain :
temperature,massa zat,volume zat,dan kekentalan suatu zat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang
volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal.berdasarkan
hasil percobaan diperoleh bobo jenis terbesar terhadap pada air,sedangkan bobt
jenis terkecil,terdapat pada sampel methanol.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Bobot jenis methanol sebesar 0,7708 g/ml
2. Bobot jenis air (aquades) sebesar 1,048 g/ml
3. Rapat jenis methanol dan air sebesar 0,735 g/ml

B. SARAN
Pada saat praktikum ini sangat dibutuhkan ketelitian,hati-hati dalam
memegang piknometer dan kelincahan dalam menimbang piknometer yang
berisi sampel methanol karena mudah menguap.
DAFTAR PUSTAKA

Ditijen POM,1997,farmakope Indonesia edisi lll.jakarta Dapkes RI


Ditijen POM,1995,farmakope indoensia edisi I V.Jakarta.Depkes RI
Martin ,alfired,1993.farmasi fisika.jakarta.ui press
Ansel,c howard.2006.kalkulasi farmasetik.penerbit buku kedokteran sEGC:jakarta.
LAMPIRAN

No Gambar Pembahasan
1. Pertama timbang piknomter kosong

2. Lalu masukan air pada gelas kimia


untuk mempermudah memasukan air
pada piknometer

3. Kemudian masukan air di dalam


piknometer usahakan jangan sampai
ada udara di dalam piknometer

4. Sebelum di timbang bersihkan


terlebih dahulu piknometer
5. Setelah di bersihkan lalu timbang
pikonometer yang berisi air maupun
sampel

6. Setalah di timbang masukan sampel


methanol pada tempat pembuangan

Anda mungkin juga menyukai