Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

PRAKTIKUM II
RHEOLOGI
PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DAN NON-NEWTON

Disusun Oleh Kelompok:


Nama Kelompok : Kelas A, Kelompok 1 :
1. Binar Yuda Fansurna (20482011098) (Aktif)
2. Aisaharya Shafa Anisah (20482011080) (Tidak Aktif)
3. Ajeng Putri Nur Hikmah (20482011082) (Aktif)
4. Alwan Darwissy Annaza (20482011084) (Aktif)
5. Aminah (20482011086) (Aktif)
6. Andi Muhammad Ichwan .R. (20482011088) (Aktif)
7. Angela Hiroh (20482011090) (Aktif)
8. Angga Pratama (20482011092) (Aktif)
9. Anisa Umaimah (20482011094) (Aktif)
10. Aulia Rahmi Azizah (20482011096) (Aktif)
11. Clara Agatha Kavung (20482011100) (Aktif)
Hari/Tgl Praktikum : Rabu, 24 Maret 2021
Dosen Pembimbing : 1. Apt. Triswanto Sentat, M.Farm.Klin
2. Apt. Achmad Kadrie Ansyori, M.Sc

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rheologi berasal dari bahasa Yunani yaitu, Rheo (mengalir) dan Logos
(ilmu). Digunakan istilah ini untuk pertama kali oleh Bingham dan Croeford untuk
menggunakan aliran cairan dan deformasi dari padatan.
Viskositas merupakan salah satu sifat fisis zat cair yang pada umumnya
dapat berubah dengan zat terlarut dan suhu. Zat cair dan larutannya dapat ditetapkan
viskositasnya dengan cepat dan mudah dengan alat yang sederhana. Tetapan fisis ini
dapat digunakan untuk membedakan dua macam dari segi viskositasnya. Selain itu
tetapan viskositasnya dapat digunakan untuk menetukan kualitas bahan alam
maupun makromulekul.
Rheologi sangat penting dalam bidang farmasi terutama penerapannya
dalam formulasi dan analisis dari produk farmasi seperti : emulsi, pasta,
suppositoria, dan penyalutan tablet. Rheologi meliputi pencampuran dan aliran dari
bahan, pemasukkan ke dalam wadah, pemindahan sebelum digunakan, apakah
dicapai dengan penuangan dari botol, pengeluaran dari tube/pelewatan dari suatu
jarum suntik.
Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi seperti, system
newton dan system non-newton. Pemilihan bergantung pada sifat-sifat alirannya
apakah sesuai dengan hukum aliran dari newton atau tidak. Jika karakteristik fisika
masing-masing ini dirancang dan dipelajari secara objektif menurut metode analisis
dari rheologi, dapat diperoleh informasi yang berharga untuk digunakan dalam
memformulasikan produk-produk farmasi yang lebih baik.
B. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari cara penentuan viskositas larutan Newton dengan viskosimeter
Ostwald.
2. Mempelajari cara penentuan viskositas larutan Non Newton dengan
viskosimeter Brookfield.
3. Mempelajari pengaruh suhu larutan terhadap viskositas larutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori
Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran cairan dan deformasi.
Ilmu ini digunakan oleh ahli fisiologi untuk menentukan sirkulasi darah, dan untuk
para dokter dipakai untuk menentukan aliran larutan injeksi, sedangkan untuk ahli
farmasi digunakan untuk menentukan aliran suatu sediaan misalnya emulsi, suspensi,
dan salep.
Beberapa tahun terakhir ini prinsip dasar rheologi telah digunakan dalam
penyelidikan cat, tinta, berbagai adonan, bahan-bahan untuk pembuat jalan,
kosmetik, produk hasil peternakan, serta bahan-bahan lain. Penyelidikan viskositas
dari cairan sejati, larutan dan sistem koloid baik yang encer maupun kental jauh lebih
bersifat praktis dari pada bernilai teoris.
Rheologi meliputi pencampuran dan aliran dari bahan, pemasukkan kedalam
wadah, pemindahan sebelum digunakan, apakah dicapai dengan penuangan dari
botol, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari suatu jarum suntik. Rheologi dari
suatu produk tertentu yang dapat berkisar dalam konsistensi dari bentuk cair ke
semisolid sampai kepadatan, dapat mempengaruhi penerimaan bagi si pasien,
stabilitas fisika, dan bahkan afailabilitas biologis. Jadi viskositas telah terbukti
mempengaruhi laju absorbsi obat dari saluran cerna.
Sifat-sifat rheologi dari system farmasetik dapat mempengaruhi pemilihan
alat yang akan digunakan untuk memproses produk tersebut dalam pabriknya. Lebih-
lebih lagi tidak adanya perhatian terhadap pemilihan alat ini akan berakibat
diperolehnya hasil yang tidak diinginkan, paling tidak dalam karakteristik alirannya.
Hukum aliran dari Newton perbedaan kecepatan (dv) antara dua bidang cairan
dipisahkan oleh suatu jarak yang kecil sekali (dv) adalah “perbedaan kecepatan” atau
rate of shear, dv/dr. gaya persatuan luas F’/A diperlukan untuk menyebabkan aliran,
ini disebut shearing stress. Newton adalah orang pertamayang mempelajari sifat-sifat
aliran dari cairan secara kuantitatif. Dia menemukan bahwa makin besar viskositas
suatu cairan. Akan makin besar pulagaya persatuan luas (shearing stress) yang
diperlukan untuk menghasilkan suaturate of shear tertentu.
Pengukuran konsentrasi pada berbagai selang waktu memperlihatkan adanya
kestabilan dan ketidakstabilan dari sediaan obat pada kondisi yang dicirikan dengan
adanya perubahan waktu. Produk yang akan dipasarkan atau suatu sediaan yang akan
diedarkan harus mencantumkan tanggal kadaluarsa yang tepat dan jelas. Tanggal
kadaluarsa ini menunjukkan waktu selama produk tersebut di edarkan sehingga dapat
ditetapkan potensinya dan tetap stabil pada kondisi penyimpanan.
Oleh karena itu, rate of shear harus berbanding langsung dengan shearing
stress atau :
F’/A = η dv/dr
Dimana η adalah koefisien viskositas, biasanya dinyatakan sebagaiviskositas
saja. Persamaan sering kali ditulis sebagai :
η = F/ G
Dimana F = F’/A dan G = dv/dr .
Adanya zat terlarut mekromolekul akan menaikkan viskositas larutan.Bahkan
pada konsentrasi rendahpun, efeknya besar, karena molekul besar mempengaruhi
aliran fluida pada jarak jauh. Viskositas diukur dengan beberapa cara. Dalam
“Viskometer Ostwald”, waktu yang diperlukan oleh larutan untuk melewati pipa
kapiler dicatat dan dibandingkan dengan sampel standar. Metode ini cocok untuk
penentuan ( η ), karena perbandingan viskositas larutan dan pelarut murni, sebanding
dengan waktu pengaliran t dan t’ setelah dikoreksi untuk perbedaan antara rapatan ρ
dan ρ’.
Viskometer dalam bentuk silinder konsentris yang berotasi juga digunakan
untuk pengukuran viskositas. Tenaga putar pada silinder dalam monitor di saat
silinder luas dirotasikan. “Viskometer drum Berotasi” ini mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan jenis Ostwald yaitu: Gradien geser antara kedua silinder ini
lebih sederhana daripada dalam pipa kapiler.
Karena viskositas berubah-ubah tergantung pada temperature, maka
penentuan temperatur jadi penting; umumnya viskositas cairan berkurang dengan
meningkatnya temperatur. Penentuan viskositas dalam istilah poise atau centipoise
menghasilkan perhitungan viskositas absolute. Kadang-kadang lebih sesuai memakai
skala kinetik. Dimana unit-unit viskositas diukur dengan Stokes dan centistokes.
Viskositas kinematik di dapat dari viskositas absolute dibagi bobot jenis cairan pada
temperatur yang sama.
Viskositas Kinematik = viskositas absolut / Bobot jenis
Untuk larutan viskositasnya bergantung pada konsentrasi atau kecepatan
larutan. Umumnya larutan yang konsentrasinya tinggi. Viskositasnya juga tinggi.
Sebaliknya larutan yang konsentrasinya rendah viskositasnya juga akan rendah.
Adapun hubungan viskositas atau kekentalan dengan konsentrasi itu penting karena
dapat digunakan untuk mengetahui konsentrasi sel darah. Pada darah normal,
kekentalan terjadi dua kali dan bila konsentrasi darah meningkat mencapai 70 kali di
atas normal, maka kekentalan darah mencapai 20 kali air. Dengan alasan demikian,
aliran darah merah sangat rendah atau viskotasnya turun. Sebaliknya pada penderita
polyathemia (kadar sel darah merah meningkat), aliran darah sangat lambat karena
viskositasnya naik.
Setiap fluida mempunyai viskositas yang berbeda-beda yang harganya
bergantung pada jenis cairan dan suhu. Cairan mempunyai viskositas lebih besar
daripada gas, karena memiliki gaya gesek untuk mengalir lebih besar. Pada
kebanyakan cairan viskositasnya turun dengan naiknya suhu. Menurut teori lubang
terdapat kekosongan dalam cairan dan molekul bergerak secara kontinu ke dalam
kekosongan ini. Sehingga kekosongan akan bergerak keliling
Proses ini menyebabkan aliran, tetapi memerlukan energi karena ada energi
pengaktifan yang harus dipunyai suatu molekul agar dapat bergerak ke dalam
kekosongan energi pengaktifan lebih mungkin terdapat pada suhu yang lebih tinggi
dan dengan demikian cairan lebih mudah mengalir.
Viskositas mula-mulai diselidiki oleh Newton, yaitu dengan menggambarkan
zat cair sebagai berikut.
a. Balok zat cair ini terdiri lapisan-lapisan molekul yang sejajar satu sama lain.
Lapisan terbawah tetap diam, sedangkan lapisan diatasnya bergerak dengan
kecepatan konstan, sehingga setiap lapisan akan bergerak dengan kecepatan
yang berbanding langsung dengan jaraknya terhadap lapisan terbawah yang
tetap. Perbedaan kecepatan dv antara dua lapisan yang dipisahkan dengan jarak
dx disebut dv/dx atau kecepatan geser (rate of shear). Sedangkan gaya per satuan
luas F/A atau tekanan geser (Shearing stress).
b. Ahli farmasi kemungkinan besar lebih sering menghadapi cairan non-Newton
dibanding dengan cairan biasa. Oleh karena itu mereka harus mempunyai
metode yang sesuai untuk mempelajari zat-zat kompleks. Ini. Non- Newtonian
bodies adalah zat-zat yang tidak mengikuti persamaan aliran Newton, disperse
heterogen cairan dan padatan seperti larutan koloid, emulsi, suspense cair, salep
dan produk-produk serupa masuk dalam kelas ini. Jika bahan-bahan Non-
Newton dianalisis dalam suatu viskometer yang dan hasiln ya diplot, diperoleh
berbagai kurva konsentrasi yang menggambarkan adanya tiga kelas aliran yakni
: plastis, pseudoplastis dan dilatan.
Berdasarkan grafik sifat aliran (Rheogram) cairan Newton dibagi atas dua
kelompok, yaitu :
1) Time Independent
Cairan yang sifat alirnya tidak dipengaruhi waktu. Kelompok ini terbagi
atas 3 jenis, yaitu:
- Aliran Pseudoplastik
Sejumlah besar produk farmasi termasuk gom alam dan sintesis,
misalnya dispersi cair dari tragacanth, natrium alginate, metil selulosa, dan
natrium karboksimetil selulosa, menunjukkan aliran pseudoplastik. Sebagai
aturan umum aliran pseudoplastik diperlihatkan oleh polimer dalam larutan
yang merupakan kebalikan dari sistem plastik, yang tersusun atas partikel-
partikel yang terflokulasi dalam suspensi.
- Aliran Plastik
Berhubungan dengan adanya partikel-partikel yang terflokulasi dalam
suspensi pekat. Akhirnya terbentuk struktur kontinu diseluruh sistem. Adanya
yield value disebabkan oleh adanya kontak antara partikel-partikel yang
berdekatan disebabkan gaya van der waals yang harus dipecah sebelum aliran
dapat terjadi, akibatnya yield value merupakan indikasi dari kekuatan flokulasi.
Makin banyak suspensi yang terflokulasi makin tinggi yield value nya.
Kekuatan friksi antara partikel-partikel yang bergerak dapat juga memberi
andil pada yield value tersebut.
- Aliran Dilatan
Suspensi-suspensi tertentu dengan presentasi zat padat terdispersi yang
tinggi menunjukkan peningkatan dalam daya hambat untuk mengalir dengan
meningkatnya rate of shear, pada sistem ini sebenarnya volumenya meningkat
jika terjadi shear oleh karena itu diberi istilah dilatan.
2) Time Dependent
Cairan yang siat alirnya dipengaruhi waktu. Kelompok ini terbagi atas 3
jenis, yaitu:
- Aliran Tiksotropi
Aliran ini didefinisikan sebagai suatu pemulihan yang isotherm dan
lambat pada pendiaman suatu bahan yang kehilangan konsistensinya karena
shearing. Tiksotropi hanya bisa diterapkan untuk shearthinning sistem. Sistem
tiksotropi biasanya mengadnung partikel-partikel asimetris yang melalui
berbagai titik hubungan menyusun kerangka tiga dimensi diseluruh sampel
tersebut. Pada keadaan diam struktur ini mengkibatkan suatu derajat kekakuan
pada sistem dan akan menyerupai gel.
- Aliran Rheopeksi
Adalah aliran terbentuknya gel menjadi sol, pada saat stress ditiadakan,
struktur tersebut mulai terbentuk kembali, proses ini timbul dengan cara
bertahap dan terjadi restorasi dari konsistensi pada saat partikel-partikel
asimetris berhubungan satu dengan lainnya disebabkan terjadi pergerakan
brown. Karena itu reogram yang didapat dari tiksotropi sangat bergantung pada
laju yang meningkatkan dan mengurangi shear serta lamanya waktu sampel
tersebut mengalami rate of shear.
- Aliran Anti Tiksotropi
Adalah suatu gejala kenaikan dalam hal kekentalan atau hambatan
(resistensi) mengalir dengan bertambahnya waktu shear. Tetapi pada laju yang
menurun dan akhirnya tercapai suatu keadaan seimbang, dimana putaran
selanjutnya dari laju shear yang naik turun tidak lagi meningkatkan konsistensi
dari bahan tersebut. Karakteristik anti tiksotropi sistem keseimbangan yang
didapat seperti gel, mempunyai kemampuan tersuspensi dengan baik namun
mudah dituang. Tetapi jika didiamkan bahan tersebut kembali ke sifat solnya.
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan
viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain :
1. Viskometer kapiler / Ostwald
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir
karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji
dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya
sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut.
2. Viskometer Hoppler
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi
keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip
kerjanya adalah menggelindingkanz bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui
tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola
merupakan fungsi dari harga resiprok sampel.
3. Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antaradinding luar dari
bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah.
Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan
geseran yang tinggi di sepanjangkeliling bagian tube sehingga menyebabkan
penurunan konsentrasi. Penurunan konsentras ini menyebabkab bagian tengah
zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat.
4. Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,
kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh
motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang
semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar.
Nilai viskositas dinyatakan dalam viskositas spesifik, kinematik dan intrinsik.
Viskositas spesifik ditentukan dengan membandingkan secara langsung kecepatan
aliran suatu larutan dengan pelarutnya. Viskositas kinematik diperoleh dengan
memperhitungkan densitas larutan. Baik viskositas spesifik maupun kinematik
dipengaruhi oleh konsentrasi larutan. Pengukuran viskositas dilakukan dengan
menggunakan viskometer Ubbelohde yang termasuk jenis viskometer kapiler. Untuk
penentuan viskometer larutan polimer, viskometer kapiler yang paling tepat adalah
viskometer Ubbelohde.
Gliserol adalah senyawa yang netral, dengan rasa yang manis, tidak
berwarna,cairan kental dengan titik lebur 20°C dan memiliki titik didih yang tinggi
yaitu 290°C.Gliserol dapat larut sempurna dalam air dan alkohol, tapi tidak dalam
minyak.Sebaliknya, banyak zat dapat lebih mudah larut dalam gliserol dibanding
dalam airmaupun alkohol. Oleh karena itu gliserol merupkan pelarut yang baik.

Gambar 1.1 Viskometer


B. Uraian Bahan
1. Aquadest (FI III, hal 96)
Nama Resmi : Aqua Destillata
Nama Lain : Air suling, Aquadest, Air batering
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18,20
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai
rasa.
Kelarutan :-
2. Alkohol (FI III, hal 56)
Nama Resmi : Aethanolum
Nama Lain : Alcohol, etanol, ethyl alkohol
Rumus Molekul : C2H5OH
Berat Molekul : 46,07
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah
bergerak, bau khas rasa panas, mudah terbakar dan mem
berikan nyala biru yang tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam klorofom p dan dalam
eter p.
3. Glukosa (FI III, hal 268)
Nama Resmi : GLUCOSUM
Nama Lain : Glukosa
Rumus Molekul : C6H12O6. H2O
Berat Molekul : 198,17
Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau butiran putih, tidak
berbau, rasa manis
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air
mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95 %) p mendidih,
sukar larut dalam etanol (95 %) p.
4. Na-CMC (FI IV, hal 175)
Nama Resmi : CARBOXYMETHYLCELLULOSUM NATRICUM
Nama Lain : Karboksimetilselulosa Natrium
Rumus Molekul : -
Berat Molekul :-
Pemerian : Serbuk atau granul, putih sampai krem, higroskopik.
Kelarutan : Mudah terdisperdi dalam air membentuk larutan koloidal,
tidak larut dalam etanol, dalam eter, dan dalam pelarut
organik lain.
BAB III
METODE KERJA

A. Alat dan Bahan


1. Alat
- Viskometer Brookfield
- Viskometer Ostwald
- Gelas Ukur Beaker
- GlassThermometer,
2. Bahan
- Aquades
- Alkohol
- Larutan Gula 10%, 20%, 30%
- Larutan Na-CMC
B. Cara Kerja
a. Pengukuran Viskositas dengan Viskosimeter Ostwald
1. Disiapkan viskosimeter Ostwald yang sudah dibersihkan
2. Dipipet kurang lebih 10 ml air, dimasukan dalam lubang a
3. Cairan dinaikan, sampai di atas garis c menggunakan pompa yang di pasang
pada lubang a. ketika cairan telah berada digaris C maka lubang b ditutup
dengan jari tangan
4. Lubang b dibuka dan dilakukan pencatatan waktu dengan stopwatch
5. Lakukan replikasi
b. Pengukuran Viskositas dengan Viskometer Brookfield
Menentukan pengaruh temperatur terhadap viskositas sediaan Dipilih nomor
spindel yang sesuai, kemudian sediaan dipanaskan pada suhu 30, 35, 40, 45, dan
50°C, diukur viskositasnya pada masing-masing suhu.
1. Nyalakan viskometer
2. Pasang spindel pada gantungan spindel (terletak di bawah viskometer).
3. Masukkan sampel pada wadah, lalu turunkan spindel hingga batas tercelup
ke dalam cairan sampel yang akan diukur viskositasnya.
4. Zero-kan dahulu display pada viskometer dengan memutar tombol pada
viskometer.
5. Jalankan rotor dengan cara menekan tombol yang ada di viskometer.
6. Biarkan spindel berputar dan lihatlah jarum pada skala sesuai rotor yang kita
gunakan.
7. Bacalah angka yang ditujukan pada display viskometer tersebut untuk
menghitung viskositasnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Viskositas Dari Air, Sirup, Minyak, Madu
1. Air
Air memiliki viskositas 0.00899 poise pada suhu 25 ᵒC dan tekanan 1 atm
(0.00899 P = 0.899cP = 0.899 mPa.s). dalam satuan SI, air pada suhu 20 ᵒC
memiliki viskositas 1.002 mPa.s.
2. Sirup
Syarat viskositas sirup adalah 10-30 cps.
3. Minyak
Minyak dapat memiliki viskositas sekitar 250 mPa.s
4. Madu
Menurut SNI, standar minimum untuk nilai kekentalan madu yaitu 10 poise
B. Pembahasan
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida.
Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk
mengalir. Hasil pengamatan tentang viskositas berdasarkan video adalah:
1. Air
Viskositas : Sangat cepat
2. Sirup
Viskositas : Lambat
3. Minyak
Viskositas : Cepat
4. Madu
Viskositas : Sangat lambat
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1. Rheologi berasal dari bahasa Yunani mengalir (rheo) dan logos (ilmu).
Digunakan istilah ini untuk pertama kali oleh Bingham dan Croeford untuk
menggunakan aliran cairan dan deformasi dari padatan
2. Viskositas adalah salah satu sifat fisik cairan yang menyatakan ukuran kekentalan
cairan, yang menyatakan besar kecilnya gesekan dalam cairan
DAFTAR PUSTAKA

Moechtar. (1990). Farmasi Fisik. Yogyakarta: UGM-press


Petrucci. (1989). Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta : Erlangga
Rochime., E., et al., 2007. Viskositas dan Berat Molekul Kitosan Hasil Reaksi Enzimatis
Kitin Deasetilase Isolat Bacillus Papandayan .Bandung : Seminar Nasional dan
Kongres Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI)
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta. Halaman : 96, 56, 286.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.
Ansel H.C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Terjemahan Faridah Ibrahim.
Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Kosman, R. (2012). Farmasi Fisika. Makassar : Universitas Muslim Indonesia Martin.
Alfred. (2008). Farmasi Fisika II . Jakarta : UI Press,

Anda mungkin juga menyukai