Jitsu Wa Ore Saikyou Deshita - Volume 01

Am I Actually The Strongest?
1 Volume 1 ANTEIKU TL | 1
Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 2
Aku tidak akan menjelaskannya secara rinci,
tetapi Aku terlahir kembali di dunia lain.
Menurut "makhluk seperti dewi", itu
seharusnya adalah dunia di mana sihir dan
pedang berkuasa secara absolut.
Penjelasannya tidak jelas, jadi Aku agak tidak
yakin, tetapi tampaknya dia juga memberi ku
semacam "keterampilan yang luar biasa."
Pada musim gugur tahun ketiga SMP, Aku
menjadi penyendiri untuk menghindari
perundungan di sekolah.
Aku mengunci diri di kamar dan menolak
untuk keluar. Itu lima tahun yang lalu. Sejak saat
itu, Aku hidup tanpa tujuan dan harapan untuk
masa depan.
Dan sekarang mereka menyuruh Aku untuk
"bersukacita dalam inkarnasi baru"?
Yang Aku inginkan hanyalah pergi dengan
tenang.
Untuk menjauh dari orang-orang brengsek tak
berperasaan itu.
Cara terbaik untuk hidup adalah dengan
menjadi pemalas─menghanyutkan diri dalam
video game dan anime sepanjang hari hingga,
pada suatu saat, Aku tertidur.
Aku tahu apa yang akan Aku lakukan, dan Aku
putuskan.
Aku akan menghabiskan hidup Aku sebagai
orang yang menutup diri di alam semesta yang
baru ini!
Begitulah cara Aku akan menggunakan apa
yang disebut sebagai keterampilan yang sangat
kuat, pikir Aku dalam hati, saat Aku menarik
napas pertama Aku dan mengucapkan tangisan
pertama Aku.
Segalanya terasa kabur. Aku mendengar
seseorang berteriak tapi tidak bisa menangkap
kata-katanya.
Kemudian, tiba-tiba, suara itu menjadi jelas.
"Yang Mulia! Ini adalah bayi laki-laki yang
sehat!"
"Jadi begitulah! Bagus sekali, Gizelotte!"
Seseorang mengangkatku.
Aku masih tak bisa melihat apapun. Aku tak
bisa membedakan siapa orangnya.
Aku berusaha keras untuk memfokuskan
mataku.
Lalu, tiba-tiba, pandanganku jernih.
Di depanku ada seorang pria tua yang rapi
dan elegan. Berambut pirang dengan tulang pipi
yang tinggi, dia terlihat seperti aktor Hollywood
yang sangat terkenal. Dia berpakaian sangat
mewah, seperti seorang raja dalam anime dunia
fantasi.
Pak Tampan menggendong saya dan mulai
berjalan-jalan.

"Bagaimana menurutmu, Gizelotte?
Dia mirip dengan kita berdua─seorang anak
laki-laki yang tampan. Rambut dan matanya
berwarna sama denganmu, tapi lihat di sini. Dia
memakai lambang kerajaan di sisi kiri dadanya.
Dia adalah anak saya, tidak diragukan lagi."
Dengan lembut, dia menggendong saya ke arah
seorang wanita dengan kecantikan yang
menakjubkan. Rambutnya hitam, matanya
hitam, dan kulitnya seperti pualam.
Dia terlihat muda. Wajahnya begitu
sempurna, hampir mengganggu.
Nah, tidakkah Anda tahu itu? Raja tua yang
tampan itu memiliki seorang pengantin muda
yang menakjubkan.
"Mengapa, tentu saja dia adalah anakmu.
Apakah Anda akan menuduh saya berselingkuh,
Tuanku?"

Mereka berdua tersenyum, tetapi apakah saya
mendeteksi adanya arus ketegangan?
Bagaimanapun, saya sepertinya telah terlahir
kembali sebagai seorang pangeran.
Semoga saja aku adalah putra kedelapan
mereka. Maka tidak ada yang akan mengeluh
jika saya menghabiskan hidup saya sebagai
orang yang mengurung diri, saya merenung saat
raja membawa saya ke ruangan yang berbeda.
Sepertinya kita sedang memasuki sebuah
ruangan yang menakutkan.
Jendela-jendelanya diselimuti tirai tebal, dan
bayangannya berkedip-kedip karena cahaya lilin
yang diletakkan di setiap sudut. Lantai ruangan
besar itu diukir dengan lingkaran sihir yang
sangat besar. Di tengahnya terdapat sebuah
buaian kayu.
"Saya telah menunggu kedatangan Anda, Yang
Mulia. Persiapan sudah selesai." Seorang pria tua
berjubah hitam mencibir tidak menyenangkan.
Menyeramkan.
"Baiklah. Lanjutkan," perintah raja.
Dia menyerahkan saya kepada orang tua
berjubah, yang kemudian menempatkan saya di
buaian.
Orang tua berjubah itu mengeluarkan sebuah
bola kristal sebesar telapak tangannya. Setelah
menggumamkan sesuatu yang terdengar seperti
mantra, dia tiba-tiba melototkan matanya.
Sekali lagi, menyeramkan.
Bola kristal itu memancarkan kilatan cahaya
yang begitu kuat sehingga menyakitkan mata ku.
Bola itu mulai berguncang dengan keras
hingga hampir jatuh dari tangan pria tua itu.
Embusan angin tiba-tiba berputar-putar di
dalam ruangan─walaupun kami berada di
dalam ruangan.

"A-Apa yang terjadi?" pria yang
merupakan ayahku tergagap, panik.
Akhirnya, fenomena aneh itu mereda.
"Hrrrmmm?! Apa yang kita dapatkan di sini...?"
seru orang tua itu.
"Ya? Berapa 'level maksimal mana'
pangeran?" ayahku menuntut.
Mereka sepertinya sedang mengukur
kemampuan sihir saya.
Dari apa yang dikatakan oleh makhluk
seperti dewi itu kepada saya, semua orang di
dunia ini terlahir dengan kemampuan sihir, dan
kemampuan itu ditentukan saat lahir.
Tingkat mana maksimal Anda adalah tingkat
sihir tertinggi yang akan Anda capai seumur
hidup Anda.
Tidak peduli seberapa keras Anda bekerja,
tidak ada cara untuk melampauinya.

"Anak ini adalah putraku, dan putra
Gizelotte, Putri Flash. Aku tidak akan terkejut
jika levelnya adalah 40... atau bahkan 50,
mengingat fenomena yang baru saja kita
saksikan!" Ayahku sangat bersemangat.
Aku pernah diberitahu bahwa level mana
tertinggi dalam sejarah adalah 77─angka yang
mudah diingat. Orang itu dihormati sebagai
orang bijak yang hebat. Secara umum, skor lebih
dari 30 sangat mengesankan. Tingkat mana
yang tinggi bahkan dapat meningkatkan kelas
sosial Anda dari petani menjadi bangsawan.
Namun...
"Er... 2."
"Hmm? Apa yang baru saja kamu katakan?"
"Level mana maksimum pangeran tampaknya
adalah 2... Oh. Selain itu, tidak ada elemen yang
ditunjukkan! Dengan kata lain, dia hanya bisa
mempraktekkan sihir Penghalang."
Sekali lagi, dari apa yang dijelaskan oleh
makhluk seperti dewi itu padaku, orang-orang di
dunia ini dilahirkan dengan "elemen". Selain
empat elemen dasar yaitu api, air, tanah, dan
angin, ada juga terang dan gelap. Jika Anda
memiliki satu atau lebih dari elemen-elemen ini,
Anda dapat menggunakan jenis sihir tersebut.
Anda tidak dapat menggunakan sihir dari
elemen yang tidak memiliki kedekatan dengan
Anda.
Satu-satunya pengecualian adalah sihir
Penghalang, tapi dia tidak menjelaskan lebih
rinci tentang hal itu.
Bola kristal itu bertuliskan 02/02. Tidak lebih.
"Oh, tapi level mana-nya saat ini sudah 2. Dia
mencapai level mana maksimal saat lahir.
Benar-benar pangeran yang dewasa sebelum
waktunya!"

Meneteskan keringat dingin,orang tua itu
mencoba mati-matian untuk melihat sisi
baiknya.
"Idiot!" Raja mengaum dengan marah.
"Tidak ada yang aneh dengan terlahir dengan
level mana 2! A 2? Maksimalnya adalah 2?! Dan
dia tidak memiliki elemen?
Kau mengatakan padaku bahwa anak dari
benihku ... dari rahim Gizelotte ... adalah seorang
dungu?!"
Pria tua itu tersandung ke belakang,
kehilangan pijakan dan mendarat di pantatnya.
"Tapi tunggu. Kristal Mija pasti rusak," kata
sang raja.
"Ya, itu pasti!" Ayah semakin putus asa.
Tapi aku setuju. Perangkat memang tidak
berfungsi. Itu hal yang biasa.

Makhluk seperti dewi itu tidak spesifik
tentang keterampilan yang terlalu kuat yang dia
berikan padaku ... tetapi bahkan jika itu tidak
ada hubungannya dengan level mana
maksimalku, 2 sepertinya tidak benar.
Maksudku... 2?
"T-Tapi Yang Mulia, ketika saya
mempersiapkan ritual beberapa saat yang
lalu,Saya menguji bola kristal pada diri saya
sendiri dan semuanya tampak beres..."
"Bawakan aku bola kristal yang lain segera!"
Pria tua itu bergegas keluar dari ruangan
dengan merangkak.
Tak lama kemudian, dia kembali dengan
beberapa pria lain yang mengenakan jubah.
Salah satu dari mereka membawa bola kristal
sebesar bola basket.
Mereka melakukan ritual lagi.
Hasilnya sama.
Saya bisa melihat mata ayah saya menjadi
kusam.
Mungkin juga mataku.
"Putraku, Pangeran Reinhardt... meninggal
saat melahirkan." Hah?
"Sebuah kelahiran mati. Bukankah itu benar?"
Ayahku memelototi setiap orang secara
bergantian.
Sorot matanya menakutkan. Benarkah? Aku
baru saja bereinkarnasi─dan sekarang mereka
akan membunuhku?
Bagaimana dengan kemampuanku yang
berlebihan? Bukankah dia bilang dia memberiku
satu? Kurasa tidak. Oke, kalau begitu…
Kurang dari satu jam setelah bereinkarnasi,

mimpiku untuk menjalani kehidupan baru

sebagai orang yang tertutup dan berkekuatan
super telah hancur.
Aku tidak punya kata-kata untuk

mengekspresikan kesedihanku kecuali dengan
baah dan goo.
"Aneh, ya...?" gumam salah satu pria berjubah.
"Mengapa tertulis 02 dan bukan hanya 2?"
☆
Makhluk dewi yang bertanggung jawab atas
reinkarnasi anak laki-laki itu sedang mengobrol
dengan rekan-rekan dewi lainnya.
"Ini sepertinya tidak berjalan dengan baik.
Apa kau benar-benar memberinya kemampuan
yang sangat kuat?"
"Ya... tapi aku lupa memberinya sebuah
elemen," [aku dewi dengan malu-malu.]
"Eh... Bukankah itu... buruk?"

"Aku yakin dia akan baik-baik saja. Aku secara
acak memberinya level mana yang sangat
tinggi."
Dewi angkasa memang "secara acak"
memberikan level mana maksimal dan
memberikan level mana yang sangat tinggi pada
anak laki-laki itu.
Level mana-nya bukan 2.
Alasan bola kristal tidak dapat secara akurat
menunjukkan level mana-nya adalah karena
bola kristal hanya menampilkan dua digit.
Level mana yang sebenarnya adalah...
1002 / 1002 Ya. Terlalu acak.
★
Aku menyelinap ke ruangan lain. Di sana
sudah menunggu lima orang pria yang lebih tua.

Salah satunya adalah ayah saya di dunia ini.
Dari apa yang saya kumpulkan, namanya adalah
Raja Jilq Orteus.
Orang-orang lain tampaknya adalah
antek-antek berpangkat tinggi, tapi mereka
mungkin juga NPC.
"Keputusan saya sudah dibuat. Jika
kerajaanku mengetahui bahwa putraku
benar-benar dungu, aku akan menjadi bahan
tertawaan!"
"Tapi Yang Mulia, jika kita memalsukan
kematian anak itu sebagai kelahiran mati, siapa
di antara kita yang bisa menghilangkan
nyawanya? Itu tidak pada tempatnya untuk..."
"Hmm... saya kira akan menjadi masalah
bagi seorang bangsawan untuk mengeksekusi
seorang anggota keluarga kerajaan."
Sungguh pemandangan yang aneh, berbaring
di sana dan menyaksikan perdebatan tentang
eksekusi saya sendiri. Ada satu orang yang
memohon agar nyawaku diampuni, tetapi dia
diusir dari ruangan beberapa saat yang lalu.
Ayahku cukup buruk, tetapi ibuku lebih jauh
mengatakan,
"Memiliki anak laki-laki yang tidak berguna
ini akan menjadi noda yang memalukan dalam
catatan kerajaan kita."
Kehidupan masa laluku penuh dengan
kekejaman, tapi siapa sangka aku akan
mengalami kekejaman manusia dalam
kehidupan reinkarnasiku juga?
Manusia benar-benar yang terburuk. Mereka
pasti busuk sampai ke intinya.
Namun, aku tidak akan duduk-diam dan
dengan sabar menunggu kematianku─atau
berbaring di kasur, dalam situasi ini.

Aku tidak memiliki keterikatan emosional
dengan dunia tempatku dilahirkan ini, tapi aku
masih takut akan kematian.
Bahkan jika saya sangat lemah, pasti ada
beberapa cara bagi saya untuk berkembang dan
menikmati hidup saya sebagai seorang
Hikikomori.
Dalam kehidupan masa lalu saya, saya
rapuh seperti kaca. Rapuh seperti kkertas. Tapi
untuk beberapa alasan, mungkin karena
reinkarnasiku, aku jauh lebih berani sekarang.
Saya bertekad untuk bertahan hidup!
Jadi aku mulai memutar otak, mempertahankan
diri adalah tujuanku.
Aku menatap langit-langit sambil merenung.
Untuk menggunakan sihir, aku membutuhkan
mana.

Jumlah sihir yang dapat digunakan setiap
individu ditentukan oleh tingkat mana mereka
saat ini.
Sepertinya itulah yang disinggung oleh
orang-orang dewasa saat mereka membahas
keadaanku.
Menyatukan potongan-potongan itu, bersama
dengan beberapa tebakan, inilah yang saya duga:
Jumlah sihir yang dapat digunakan
seseorang sama dengan level mana mereka saat
ini dikuadratkan. Misalnya, level mana 2
memberimu empat kali lipat dari level mana 1.
Jadi, secara hipotesis, seorang pria dengan
level mana 1000 dapat menggunakan sihir satu
juta kali lipat dari seseorang dengan level mana
1.
Luar biasa. Tapi tingkat mana empat digit
akan menjadi konyol.

Berdasarkan apa yang mereka ukur, aku
benar-benar orang biasa dengan level mana 2.
Terlebih lagi, aku hanya bisa menggunakan
sihir Penghalang karena aku tidak punya
elemen.
Nona Dewi, siapa pun Anda, Anda sangat
tidak bisa diandalkan.
"Diberikan dengan kekuatan bonus"
pantatku. Lakukan tugasmu! Tapi merengek
tidak akan membawaku kemana-mana.
Sekarang aku memiliki pemahaman yang
lebih baik tentang situasi ini, aku bisa mencoba
pendekatan baru.
Hal pertama yang harus saya lakukan adalah
mencari tahu apa itu sihir Penghalang.
Ini akan memakan waktu cukup lama.

Ketika saya memikirkan sebuah penghalang,
saya membayangkan ruang terbatas yang
dikelilingi oleh dinding tak terlihat.
Sesuatu yang bisa kau panggil dengan
imajinasi dan imajinasi.
Dan di dalam ruang itu, hal-hal ajaib bisa
terjadi. Seperti mengakses kekuatan besar,
menyebabkan ledakan, atau mendeteksi
penyerang.
Saat ini, satu-satunya kesempatan yang ku
miliki untuk bertahan hidup adalah mencari
tahu cara menggunakan sihir ini.
Kurasa aku akan mencobanya!.
Saat itu, aku disela dengan kasar.
"Tingkat mana 2, katamu? Aku ragu anak
itu bahkan bisa membuat sebuah bola api."

"Sebagai permulaan, dia tidak memiliki
elemen jadi dia tidak bisa menggunakan apapun
kecuali sihir Penghalang."
"Penghalang hanya dapat memberi bantuan
sedikit. Tapi tanpa elemen apa pun yang
menyertainya, sejujurnya, itu tidak berguna."
Bagus. Tepat ketika aku mulai merasa
termotivasi.
Saya ingin memberikan sedikit pemikiran
saya, tetapi sayangnya, saya hanyalah seorang
bayi kecil.
Yang bisa saya lakukan hanyalah berbaring
telentang dan mengoceh, "Gaga goo!"
"Ya... dan penghalang membutuhkan cukup
banyak mana. Pangeran mungkin tidak akan
bisa menciptakan bahkan yang berskala kecil.
" Sebuah kubus transparan mengapung di depan
mataku.

Kupikir aku akan mencoba membuatnya
dengan iseng, tapi ... itu sangat mudah, kalian
tidak melihatnya?

Raja dan para pembantunya tidak
menyadarinya. Tampaknya tidak terlihat oleh
orang lain.
Aku bisa melihatnya samar-samar.
"Bahkan jika pangeran bisa membuat
penghalang kecil, dia hanya akan mampu
mempertahankannya selama beberapa menit,
mengingat level mana-nya."
Aku menatap kubus transparan itu dengan
saksama. Tidak ada tanda-tanda menghilang.
Apakah ini bahkan menggunakan mana? Saat
aku memunculkan penghalang, aku merasakan
sensasi pembengkakan lembut dari mana yang
dihabiskan.
"Seandainya saja dia memiliki kekuatan yang
unik, seperti kemampuan untuk memindahkan
penghalang," saran seseorang.
Biarlah aku mencobanya.

"Hah! Tentunya kamu bercanda. Penghalang
hanya bisa menempati area tertentu. Itu tidak
bisa diterapkan pada pedang atau baju besi, dan
tentu saja tidak bisa digerakkan sesuka hati."
Kubus saya membesar dan berselancar di
udara sesuka hati. Teman-teman,
mengendalikannya juga sangat mudah.
Saya merasakan bahwa menggerakkan kubus
menghabiskan sedikit mana. Tetapi bahkan
dengan level mana 2, saya dapat melakukan
manuver tanpa usaha sama sekali.
Jika kalian menyebutnya ini membutuhkan
usaha.
Mungkin kubus ini bukan penghalang?
Menurut aturan dunia ini, aku hanya bisa
menggunakan sihir Penghalang. Juga menurut
aturan itu, aku seharusnya tidak bisa
memindahkan apa yang disebut penghalang ini.

Salah satu dari faktor ini tidak sesuai dengan
yang lain. Hmm…
Sambil merenung, saya terus membuat

penghalang itu berputar-putar, sampai...
"Gah?"
Tiba-tiba kubus itu menghantam dinding.
... Dan hancur menjadi debu. Tembok,
maksudnya.
"A-Apa itu?!"
"Tembok itu tiba-tiba saja..."
"Ledakan sihir?!"
"Bandit?! Atau mungkinkah itu sisa-sisa klan
iblis?"
Sekelompok pria itu panik. Lebih baik bersikap
baik untuk sementara waktu.

Sayangnya, kejadian ini mengakhiri diskusi
tentang penghalang.
Untuk saat ini, saya memutuskan untuk
menggunakan asumsi bahwa saya menggunakan
sihir Penghalang,dan melanjutkan
eksperimenku.
Membuatnya lenyap juga mudah. Yang harus
saya lakukan adalah memerintahkannya untuk
menghilang. Hal ini juga tampaknya hampir
tidak menghabiskan mana.
Kubus itu bisa berubah bentuk sekecil mata
jarum, atau sebesar seluruh ruangan ini.
Saya rasa mungkin untuk membuatnya lebih
kecil atau lebih besar.
Dan bentuknya tidak harus kubus. Saya bisa
membuat film penghalang yang pas di sekeliling
vas bunga yang bentuknya tidak beraturan.
Saya memerintahkan penghalang ini untuk
bergerak, dan seluruh vas bunga mulai melayang
di udara. Sekali lagi, orang-orang di ruangan itu
panik melihat fenomena aneh itu.
"Apa-apaan ini? Mungkinkah ini...?" Raja
meneguk ludah, menatapku.
Astaga.
Dia mulai gemetar dan berkeringat.
Sekarang apa? Jika dia menemukanku, dia
mungkin akan membunuhku. Atau haruskah aku
pergi ke depan dan menyerangnya terlebih
dahulu?
Hancurkan kepalanya dengan penghalang
yang tak terlihat sehingga otaknya akan
berceceran…
Tunggu. Sejak kapan aku haus darah?
Aku kembali ke akal sehatku.
Aku adalah orang bodoh dengan mana level 2
yang hampir tidak tahu apa-apa tentang sihir
Penghalang.

Bahkan dengan elemen kejutan yang
menguntungkanku, mereka bisa dengan mudah
menundukkanku.
Lebih baik menunda. Saya akan melakukan
tindakan bayi terbaik saya dan melihat
bagaimana tanggapan ayah saya.
"Gah, goo!"
(Menatap dengan mata berbintang dan polos.)
"Hmph. Tidak mungkin. Orang dungu dengan
level mana 2. Selain itu,dia hanya seorang bayi.
Pasti ada kesalahan dengan penghalang
raksasa yang melindungi kastil," gumamnya, dan
mulai meneriakkan perintah pada para
menterinya.
Raja meninggalkan ruangan, dan
antek-anteknya mengikuti.
Saya ditinggalkan sendirian.

Ha-hah! Tidak terlalu buruk dengan tingkah
bayi saya.
Krisis teratasi, aku sekarang bebas
bereksperimen dengan sihir Penghalang tanpa
gangguan.
Selanjutnya adalah menambahkan warna
pada kubus.
Merah, biru, kuning. Saya bahkan bisa
menggunakan beberapa warna untuk membuat
gradien.
Semuanya muncul seperti yang saya
bayangkan.
Saya mencoba membayangkan seekor burung.
Sketsa dalam benak saya adalah seekor
burung yang menyedihkan, tetapi saya bisa
memberinya warna, mengepakkan sayapnya,
dan membiarkannya terbang seperti burung
yang asli.

Oh, itu bisa bergerak dengan bebas.
Yang bisa saya lakukan hanyalah berbaring di
sini. Bayi baru lahir yang tak berdaya tanpa
kontrol anggota tubuh dan tidak bisa bicara.
Kuharap aku bisa tumbuh lebih cepat.
Hmm. Tunggu sebentar... Jika aku bisa
melingkupi benda-benda di dalam penghalang
dan memindahkannya dengan bebas melalui
ruang angkasa…
Aku membuat penghalang yang pas di
sekelilingku seperti baju.
Aku bisa berdiri. Aku bisa berjalan. Aku bisa
berlari. Aku bahkan bisa melayang di udara. Jika
ada yang melihat sekarang,ini benar-benar akan
terlihat aneh.
Setelah saya bisa bergerak, saya memanjat ke
jendela dan mengintip ke luar.

Saya seperti berada di sebuah gedung tinggi di
atas bukit yang besar.
Di kaki bukit ada sebuah kota yang dikelilingi
oleh tembok. Pemandangannya mengingatkan
saya pada Eropa abad pertengahan.
Di balik tembok membentang hutan lebat,
dan di balik itu, pegunungan.
Momen kelahiran saya terlintas di benak
saya. Saat itu saya berusaha keras untuk
memfokuskan mata saya dan penglihatan saya
yang buram seketika menjadi jernih.
Saya menatap dengan tegas ke arah
pegunungan di kejauhan.
Bagaimana dengan itu.
Penglihatan saya diperbesar seperti sedang
melihat melalui teleskop, mendefinisikan wajah
berbatu gunung seolah-olah berada tepat di
depan saya.

Zoom pada lensa ini tidak nyata.
Saya seakan-akan telah menciptakan lapisan
penghalang khusus pada bola mata saya.
Ketika saya membayangkannya, warna-warna
menjadi kusam, dan penglihatan saya menjadi
kabur.
Saya membuat lapisan penghalang di atas bola
mata saya lagi. Yang saya lakukan hanyalah
berharap secara samar-samar,
Saya ingin melihat lebih baik, dan seperti
sebelumnya, bidang penglihatan saya kembali
jernih.
Mungkin yang diperlukan hanyalah
keinginan yang samar-samar?
Saatnya bereksperimen.
Sementara kita membahas masalah
penglihatan, sebaiknya saya mengejar impian
setiap anak laki-laki.

Benar: Penghalang penglihatan sinar-X.
Mungkin bukan penggunaan waktu yang
paling tepat untuk saat ini, tetapi pasti akan
berguna pada suatu saat nanti, saya meyakinkan
diri saya sendiri. Mari kita cari tahu.
Saya melihat ke dinding. Tidak peduli berapa
lama saya menatapnya, dinding itu tetaplah
dinding.
Hmm. Kurasa memang ada batasnya.
Tidak bisa menyerah pada mimpiku, aku
meraba-raba.
Dan akhirnya, saya telah membuat mimpi
manusia menjadi kenyataan.
Saya membuat penghalang datar, persegi, dan
berbentuk tabel di depan wajah saya. Kemudian
saya membuat satu lagi dengan ukuran yang
sama persis di sisi lain dinding.
Saya "menautkan" keduanya.

Penghalang yang berada tepat di depan saya
menampilkan pemandangan dari sisi lain
dinding, hampir seperti komputer tablet.
Jika saya memiringkannya ke bawah,
lempengan di bagian luarnya juga akan miring
ke bawah, sehingga saya bisa melihat tanah.
Penglihatan sinar-X, periksa.
Aku mengerti. Sihir penghalang adalah
tentang menciptakan beberapa "ruang" dan
"menghubungkan" mereka.
Pada usia tiga jam, saya telah membuka
kebenaran ilahi alam semesta.
Saya menyempurnakan teknik ini dengan
menciptakan selembar film penghalang yang
sangat tipis untuk menutupi sisi dinding, dan
selembar film serupa untuk menutupi sisi
lainnya.
Bagian dinding yang tertutup film dapat
menampilkan pemandangan di luar.
Sekarang, jika saya menempelkan film seperti
ini pada pakaian seseorang…
Tidak, lupakan saja. Jika saya melakukan itu,
semua orang akan melihat gambar sinar-X juga,
dan saya akan ketahuan.
Sekarang, bagaimana jika aku menaruh film
di atas bola mataku... zzZ.
Aku bisa tidur nyenyak semalaman.
Dua tahun lalu, kerajaan berhasil menaklukkan
Raja Iblis.
Sebuah batalion yang dipimpin oleh
Gizelotte, Putri Kilat, menyusup ke kastil Raja
Iblis.
Meskipun banyak nyawa melayang dalam
pertempuran sengit, mereka berhasil menumpas
musuh mereka.
Seluruh dunia merayakannya dengan penuh
kebanggaan dan kegembiraan. Di tenggah

kegembiraan rakyat, hanya hati Raja Jilq Orteus
yang dipenuhi rasa takut.
Pujian seluruh bangsa ditujukan kepada
Gizelotte.
Raja telah bergabung dengan pasukan di garis
depan dan memacu mereka untuk meraih
kemenangan berkali-kali.
Namun, Gizelotte, sang Putri Kilat, yang telah
merebut hati rakyat.
Di dunia ini, sihir memiliki arti yang lebih
penting dari apapun.
Anda mungkin berpikir bahwa orang dengan
tingkat mana tertinggi di generasinya akan
menjadi raja, tetapi tidak sesederhana itu.
Garis keturunan juga sangat diperhitungkan.
Seorang pemula tanpa kelas dengan mana yang
tinggi tidak bisa muncul begitu saja dan naik
tahta.

Meskipun Jilq berhak atas takhta, level mana
maksimalnya adalah 34.
Dibandingkan dengan raja-raja sebelumnya,
angka ini termasuk rendah.
Lebih buruk lagi, level mana-nya saat ini
adalah 17.
Level mana-nya berhenti naik di masa
mudanya─dan tidak pernah naik lagi sejak saat
itu.
Saat level mana Anda menjadi
stag(mengalami pembekuan) orang mengatakan
level Anda sudah "tertutup".
Itulah yang dikatakan semua orang.
Level Sang raja sudah tertutup.
Sebaliknya, Flash Princess memiliki level
mana 41/46.
Bakatnya berada di peringkat teratas di
zaman modern.

Pada usia tujuh belas tahun, dia sudah
mencapai level mana lebih dari 40.
Keluarga Gizelotte berasal dari kalangan
bangsawan rendahan, dan dalam beberapa
tahun terakhir mereka telah jatuh begitu jauh
sehingga gelar mereka dikabarkan beresiko
dicopot.
Namun, berkat prestasi Gizelotte, nama
keluarga itu kembali naik daun.
Sang raja marah.
Saya tidak bisa membiarkan pendakiannya
berlanjut.
Ketika Gizelotte ditanya apa yang dia
harapkan sebagai hadiah karena telah
mengalahkan Raja Iblis, dia memberikan
jawaban yang membuat semua orang
tercengang.
"Selama bertahun-tahun, saya sangat
terpikat dengan Yang Mulia, Raja Jilq. Saya tahu
betul bahwa menyimpan perasaan seperti itu
adalah hal yang lancang dan kurang ajar, tapi
kasihanilah saya; keinginan hati saya adalah
untuk bersama Yang Mulia."
Kerajaan bergelora dengan kegembiraan.
"Sekarang garis keturunan kerajaan akan
aman," kata mereka semua. Tidak hanya tidak
ada yang mengecam Gizelotte atas
pernyataannya, seluruh kerajaan mendukung
persatuan mereka.
Sementara itu, Jilq gemetar dengan gentar.
Apakah dia akhirnya datang untuk merebut
takhta?
Popularitas sang Putri Kilat sangat besar,
waktunya sangat tepat─ratu sebelumnya telah
meninggal setahun sebelumnya.
Dengan suasana yang ada, sang raja hampir
tidak bisa menolak.

Tahun itu, Gizelotte menjadi ratu.
"Yang Mulia! Saya mohon Anda untuk
mempertimbangkannya kembali!"
Di atas bukit yang jauh menghadap ke kota,
berdiri sebuah kastil yang jarang digunakan.
Seorang pria bertubuh besar, berwajah garang,
dan berjenggot masuk ke dalam kamar pribadi
raja.
Namanya adalah Count Gold Zenfis, dan
usianya sedikit lebih tua dari raja.
"Tidak akan ada diskusi lebih lanjut.
Keputusan saya sudah final," sang raja yang
kesal menegur sambil duduk di kursinya,
menekan jari-jarinya ke pelipis.
"Saya tidak bisa membenarkan eksekusi
seorang bayi yang tidak bersalah hanya karena
dia tidak memiliki bakat!"
Gold adalah orang yang memohon untuk
mengampuni nyawa Pangeran Reinhard.
"Cukup! Tidak penting apakah Anda
memaafkannya, Count Zenfis."
"Tapi Yang Mulia!" Jilq menghela nafas
panjang.
"Dengar ini, Gold. Ini adalah sebuah
kesempatan.
Kesempatan yang sempurna untuk
mendiskreditkan Gizelotte."
Gold merebahkan diri di lantai dan dengan
kasar menjawab, "Benarkah begitu? Kudengar
ratu juga mendukung eksekusi bayi itu. Aku ragu
sesuatu seperti ini bisa melemahkan wanita itu."
"Jika kurangnya kemampuan sihir anak itu
yang menjadi masalah, ratu dan aku akan
disalahkan.
Tapi jika anak itu lahir mati, kita bisa
menganggapnya sebagai ketidakmampuan sang
ibu."

Jilq mencibir dan melanjutkan, "Seandainya
dia dilahirkan dengan bakat yang hebat, aku
akan mencabutnya dari ratu dan
membesarkannya menjadi boneka yang
kesetiaannya hanya untukku.
Tapi ini akan jauh lebih mudah, bukankah
Anda setuju?"
"Apakah kamu sudah tenggelam begitu rendah,
Jilq?"
"Jaga lidahmu, Gold. Aku adalah raja sekarang.
Kita bukan teman bermain masa kecil lagi."
Kedua pria itu bersaudara, dan usianya
hampir sama. Dahulu kala, mereka sangat dekat
seperti saudara.
Selama bertahun-tahun, mereka telah
melayang ke sisi yang berlawanan.
Gold menelan amarahnya, melembutkan
nadanya seperti seorang kakak yang sedang
melunakkan hati adiknya.
"Sudahkah Anda mempertimbangkan untuk
mempercayakan anak itu kepada seseorang yang
akan membesarkannya secara rahasia?
Haruskah kamu mengambil nyawanya?" Jilq
menggelengkan kepalanya.
"Anak itu menyandang lambang kerajaan.
Tidak peduli seberapa baik ia disembunyikan,
hanya masalah waktu sebelum silsilahnya
terungkap."
Sebuah mantra unik dibacakan pada keluarga
kerajaan. Ketika seorang raja baru dinobatkan,
lambang tersebut menghilang dari semua orang
kecuali raja. Ketika anaknya lahir, tanda itu
muncul kembali pada mereka.
"Tidak bisakah dia disembunyikan sampai
raja berikutnya dinobatkan? Mengapa, saya bisa
membesarkannya sendiri," pinta Gold.

"Cukup! Keberadaan orang dungu seperti itu
membuatku marah! Ini adalah masalah yang
sangat penting secara politis.
Diperhitungkan atau tidak, jika Anda terus
menentang saya, saya akan membuat Anda
dieksekusi juga!
"Tipe militer seperti ini dengan kurangnya
kebijaksanaan mereka..." gerutu sang raja dalam
hati.
Kemarahan Gold segera digantikan oleh rasa
kekalahan.
Benar, pikirnya. Aku hanya mengerti sedikit
masalah politik.
Tapi apakah Raja sadar bahwa Putri Flash─
"tipe militer yang kurang bijaksana"─adalah
seorang wanita yang licik?
Gizelotte adalah seorang petarung pedang
sihir, yang berspesialisasi dalam pertempuran.

Dia bukan hanya ahli dalam pertarungan
jarak dekat yang dapat membentengi dirinya
dan baju besinya dengan sihir─dia juga dapat
menghancurkan musuh-musuhnya dengan
susunan dari serangan magis.
Selain itu, bakat dan kecantikannya telah
memenangkan kesetiaan dari banyak ahli
strategi yang brilian.
Dengan bantuan mereka dan kelicikan yang
sehat, dia telah naik ke posisinya saat ini.
Mendiang ratu yang meninggal dunia
karena sakit─Gold mencurigai Gizelotte berada
di baliknya.
Pasti ada alasan mengapa sang ratu juga
ingin sang pangeran mati.
Gold frustrasi dengan ketidakmampuannya
sendiri untuk memahami alasannya.
"Tak ada lagi yang bisa kukatakan padamu.
Pergilah."
Tidak ada yang bisa dikatakan untuk
mengubah pikiran Jilq. Jika Gold tetap bertahan
dan semakin memancing kemarahan raja, dia
mungkin akan mempercepat kematian
pangeran.
Namun... Apakah tidak ada cara lain untuk
menyelamatkan anak itu?
Dengan berat hati, Gold bangkit berdiri dan
meninggalkan ruangan.
Dia menghabiskan malam tanpa tidur untuk
mencari jawaban, tetapi tidak berhasil.
Sementara itu, jauh di dalam paviliunnya,
Ratu Gizelotte mengumpulkan para ahli
strateginya untuk sebuah pertemuan rahasia.
"Apakah Anda yakin tentang hal ini, Yang
Mulia? Jika pangeran dikatakan lahir mati, pasti
akan ada rumor bahwa kesehatan Anda yang
salah," cemas salah satu ksatria.

Gizelotte tertawa meremehkan prajurit yang
bersangkutan.
"Itu tidak penting. Saya hanya perlu
membuktikan bahwa mereka salah dengan yang
berikutnya. Yang Mulia memang bukan
pasangan yang cocok untukku.
Biarkan dia memiliki kepuasan untuk saat
ini."
Dia melihat ke arah seorang penyihir tua
yang mengenakan jubah. Senyum mengerikan
menyebar di wajahnya.
"Ya, Sihir Kuno dari jejak lambang
kerajaan─analisanya sudah selesai.
Jika kami merapalkan mantra pada Anda,
Yang Mulia, anak Anda berikutnya akan
menyandang lambang itu, tidak peduli dari
keturunan siapa."

"Aku tetap membutuhkan alibi.
Membayangkan harus berurusan dengan raja
lebih jauh lagi sedikit menyedihkan."
Di mata Gizelotte, keluarga kerajaan sudah
berada di ujung tanduk. Selama beberapa
generasi, level mana maksimal mereka terus
menurun.
Dia tidak memiliki rasa hormat yang tinggi
pada mereka─selain fakta bahwa mereka adalah
keluarga kerajaan.
"Aku harus memilih permaisuri berikutnya
dengan hati-hati. Mungkin salah satu dari
kalian bisa menjadi orang yang beruntung."
Dia menyunggingkan senyum menyihir pada
mereka, dan mata semua penasihat pria
berbinar.
Gizelotte tertawa senang saat melihat mereka
pingsan.

Adapun pangeran yang hidupnya dalam
bahaya…
Fiuh. Sungguh melegakan!
Dia melayang di udara dengan ekspresi lega
di wajahnya, seolah-olah dia baru saja buang air
besar.
Dan memang benar.
Dia menggunakan sihir Barrier untuk
menahan keinginan ke kamar mandi,bergulat
dengan ketidaknyamanan sampai larut malam.
Popok belum ditemukan, dan bahkan jika ada,
dia tidak akan mengotori dirinya sendiri.
Dengan menahan diri, dia berhasil
menunggu semua orang tidur sehingga dia bisa
bergegas ke kamar mandi.
Dia meringkuk di tempat tidurnya dan
berpikir.

Menyelinap pergi di malam hari bisa menjadi
pilihan, tetapi ide menjadi buronan tidak
menarik.
Jika mereka bertekad untuk membunuh saya...
saya hanya perlu membalikkan keadaan!
Dia masih belum menemukan keterampilan
bertarung, jadi itu akan menjadi langkah
pertama.
Dan untuk melakukan itu...
"Zzz..."
Dia memutuskan untuk beristirahat dengan
nyenyak.
★
"Perintah yang aneh."
Seorang prajurit berbaju zirah ringan
menggerutu saat dia menggendongku.

Pada saat ini, saya menyadari bahwa saya
dibedong dari leher ke bawah dengan selimut
putih, dan ditempatkan di dalam keranjang.
"Mungkin bayi ini adalah anak seorang
penjahat?" tentara yang lain berspekulasi.
Hanya saya yang tahu jawabannya, tentu
saja. Saya membayangkan apa yang akan
mereka lakukan jika mereka tahu bahwa saya
adalah seorang pangeran.
Saya dapat mengatakan dengan penuh
keyakinan mereka akan menjual saya.
"Yah, perintah adalah perintah. Tidak ada
dendam, nak."
Mereka pasti tidak memiliki sedikit pun hati
nurani dalam pikiran mereka. Begitu kedua
tentara itu tiba di tempat terbuka di hutan lebat,
mereka dengan ceroboh menjatuhkan keranjang
itu ke tanah.

"Daerah ini adalah wilayah Hell Hound. Ayo
pergi dari sini."
"Baiklah."
Tanpa menoleh ke belakang, para tentara itu
pergi meninggalkanku.
Jadi hanya itu saja, ya. Aku telah
ditinggalkan.
Ayahku, sang raja, tidak mau melakukan
perbuatan kotor itu sendiri, dan dia juga tidak
bisa mengizinkan antek-anteknya untuk
membunuh seorang pangeran.
Akhirnya, dia mengambil keputusan dengan
hati yang dingin untuk meninggalkan bayi yang
baru lahir di hutan.
Hampir tidak ada yang memihak saya. Yah,
satu orang.

Pria dengan wajah garang itu tampak sangat
ingin mengampuni saya. Apakah dia memiliki
semacam motif tersembunyi?
Pada akhirnya, saya tidak mempercayai orang.
Aku tidak bisa.
Dalam kehidupan saya sebelumnya dan dalam
kehidupan ini, orang-orang selalu busuk sampai
ke intinya.
Mungkin semua orang. Bahkan aku.
Tapi tak ada gunanya berkubang dalam
mengasihani diri sendiri.
Saya tidak berniat untuk dimakan oleh
binatang buas.
Aku bertekad untuk hidup!
Setidaknya aku tidak langsung dibunuh.
Saya masih punya waktu untuk memikirkan
cara untuk memalsukan kematian saya sebelum
binatang datang.

Sambil berbaring telentang di tempat
terbuka di hutan, saya bisa melihat sepetak
langit biru yang membelah dedaunan, dan awan
putih berarak.
Sepertinya saya dilahirkan di istana
kerajaan di ibu kota kerajaan, tetapi saya berada
di suatu tempat yang jauh sekarang.
Sebagai permulaan, saya harus bangun.
Saat aku menyelimuti kulit bayiku dengan
pelindung...
"A-Aaah!"
"Mengapa hutan ini memiliki pagar... Aieee!!"
Saya mendengar teriakan dari kejauhan.
Suara-suara itu adalah suara para tentara yang
meninggalkanku.
Mereka segera terdiam. Tak lama kemudian,
saya mendengar gemerisik semak-semak dan
patahan ranting.

Secara naluriah, saya menoleh ke samping,
dan dari semak-semak muncul kepala seekor
anjing besar.
Itu baru anjing yang besar.
Dengan bulu yang lembut semerah api dan

moncong yang ramping, anjing ini terlihat
gagah.
Tapi... anjing biasanya tidak setinggi tiga
puluh kaki, bukan?
Logika dunia Lain, tentu saja. Ini pasti
semacam binatang iblis.
Apakah ini Anjing Neraka yang dibicarakan
para tentara? Tapi sesuatu mengatakan padaku
bukan.
Anjing raksasa tak dikenal itu menatapku
dari kejauhan. Saya berharap dia akan segera
melompat ke arah saya, tapi ternyata tidak.

Mungkin ia kecewa karena saya tidak bisa
memberikan makanan yang memuaskan.
Anjing itu mendekat ke arah saya dengan
hati-hati, seakan-akan dia mewaspadai ranjau
darat.
Kemudian, anjing itu melompat ke arah saya
dengan mulutnya yang besar menganga.
Bam!
'Wh─?!' Saya pikir saya mendengar
seseorang terkesiap di dalam kepala saya.
Bagaimanapun, aku berhasil menghindar
untuk tidak dimakan, dan anjing raksasa
berbulu lebat itu tergeletak pingsan di tanah
dengan benjolan besar di moncongnya.
Sepertinya aku berhasil.
Aku telah mengaktifkan penghalang sebelumnya.
Seperti yang saya bayangkan─sebuah ruang
terbatas yang dikelilingi oleh dinding

transparan─saya telah membuat sebuah
kandang yang tak terlihat di sekitar anjing itu.
Anjing itu dengan cepat berdiri dan
memeriksa sekelilingnya. Ia mencoba
melemparkan tubuhnya ke segala arah, tetapi
dinding dan langit-langit yang tak terlihat itu
tidak bergeming.
Ia mencoba mengais-ngais tanah, tetapi
tanah tidak bergerak.
Bahaya langsung telah berlalu.
Bolehkah saya mengatakan bahwa anjing ini
mungkin lebih lemah dari yang terlihat?
Buktinya, ia terperangkap dalam penghalang
yang saya, seorang noob level 2, buat.
Tapi tidak ada yang tahu kapan ia akan
keluar.
Sekarang saatnya untuk mengamankan
beberapa gerakan serangan.

Saya menggunakan sihir Penghalang untuk
membebaskan diri saya dari selimut putih dan
bangkit.
Aku berlari, terbang, dan melompat-lompat
sebagai pemanasan. Angin bertiup ke seluruh
tubuhku. Perasaan yang luar biasa!
'Apa?!'
Saya pikir saya mendengar tangisan aneh
lainnya, tetapi ketika saya melihat sekeliling,
tidak ada seorang pun yang terlihat.
Hanya anak anjing merah besar yang
berjongkok dengan mata tertuju padaku.
Oh baiklah. Saya mengabaikannya dan
mulai membuat penghalang transparan kecil di
sekeliling saya.
Dengan membidik batang pohon yang cukup
besar, saya menembakkan semua penghalang
kecil saya secepat yang bisa saya bayangkan.

Brrrrrt!
Bagian bawah pohon itu hancur sepenuhnya,
dan sisa batangnya jatuh ke tanah.
'Whaaaaat?!' Halusinasi pendengaran ini
semakin mengganggu.
Saya melihat sekeliling lagi.
Masih tidak ada yang terlihat. Hanya anak
anjing yang menganga.
Bagaimanapun, boleh saya katakan itu cukup
mengesankan. Mungkin lebih kuat dari senapan
mesin yang sedang meledak? Bukannya aku
akan tahu.
Saatnya menembak anak anjing dengan ini
dan menyelamatkan diri saya... itulah yang akan
dikatakan oleh orang bodoh yang naif.
Ini adalah dunia di mana sihir berkuasa. Ada
kemungkinan besar seranganku ini termasuk
yang paling lemah.

Setiap rudal mungkin terlalu lunak. Mereka
mungkin bisa dengan mudah diblokir dengan
sihir pertahanan apa pun.
Lagipula, aku berurusan dengan binatang
iblis di sini. Aku tidak akan terkejut jika ia
memiliki kekuatan magis.
Aku membuat penghalang transparan
berbentuk batu besar di atas batang pohon yang
tumbang─cukup besar untuk meremukkan
anjing itu─dan mendorongnya dengan sekuat
tenaga.
Batang pohon itu meledak berkeping-keping,
meninggalkan kawah besar di tanah.
Benturan itu mengirimkan gelombang kejut
ke udara, jadi saya memasang penghalang untuk
melindungi diri saya.
Bagaimana? Apakah ini bisa mengalahkan
anjing raksasa itu? Mungkin, tapi...
'Apa yang terjadi...?
Sebuah tunggul pohon besar tiba-tiba
hancur... Dan tanah... Apakah itu sihir? Ledakan
dan manipulasi gravitasi...?
Dan tembok yang tak terlihat ini bukanlah
tembok sihir biasa! Apakah itu benar-benar
melumpuhkan ruang?
Tapi itu tidak mungkin...' Suara di kepalaku
bergumam sendiri.
'Hei, apakah semua ini ulahmu?' tuntutnya.
Sekarang ia mengajukan pertanyaan
langsung. Semakin sulit untuk diabaikan.
Saya melakukan pengambilan gambar tiga
kali lipat dari sekeliling saya.
Benar-benar tidak ada seorang pun di
sekitar sini. Hanya anjing besar yang gemetar.
Aku lupa menyebutkan: Saya telah
membangun penghalang radar untuk memantau
radius seratus meter dari area saya.

Saya tidak ingin ada makhluk iblis lain yang
menyelinap ke arah saya.
Alarm akan berbunyi jika ada seekor semut
pun yang mengganggu. Kenyataannya, serangga
dan burung terus berdatangan dan pergi selama
ini, dan alarmnya semakin menjengkelkan.
Saya membuat dua penghalang lagi untuk
melakukan penyelidikan yang lebih rinci.
Yang pertama adalah penyaring lingkungan.
Dengan saya sebagai titik pusatnya, alat ini
menyebar secara perlahan dan bereaksi
terhadap benda apa pun yang bukan tanaman
atau batu.
Yang lainnya adalah penghalang penglihatan

sinar-X yang diterapkan.
Di mana pun penyaring lingkungan
merespons sesuatu, saya mengirimkan

penghalang tabular dan menghubungkannya ke
penghalang di depan wajah saya yang
menampilkan gambar.
Setiap kali ada sesuatu yang tertangkap
radar, saya mengirimkan penghalang tabel.
Ada kelinci. Oh! Dan ada rusa. Oh? Dan
anjing? Cukup besar untuk anjing. Mereka lebih
kecil dari anjing raksasa di sini, tapi aku melihat
sekawanan binatang hitam seperti serigala. Ekor
terselip di antara kaki mereka─apakah mereka
ketakutan?
'Benda melayang apa itu yang terlihat seperti
jendela? Hei! Jawab aku!'
Saya mengabaikan suara di kepala saya dan
terus memberikan perhatian pada apa yang
memicu radar saya.
Itu adalah... para tentara yang baru saja
meninggalkan saya. Mereka sepertinya tidak
bernapas. Bahkan, itu adalah pemandangan
yang cukup mengerikan, mereka berlumuran
darah dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Saya selalu memiliki toleransi yang sangat
rendah terhadap darah, tapi untuk beberapa
alasan, itu tidak mengganggu saya sekarang.
Mengesampingkan hal itu…
Tidak ada tanda-tanda seseorang yang
terlihat mampu berbicara dalam bahasa
manusia.
Hipotesisku:
Hantu?
'Kau sengaja mengabaikanku, kan? Api Fenrir
tepat di depan matamu sedang berbicara
padamu!" suara jengkel itu menekan.
Jadi, hewan bisa berbicara di dunia ini? Liar.
Saya melihat anjing ini berbicara dengan
suara yang beresonansi dan feminim. Apa dia
betina?

Anak laki-laki pemalas yang tertutup ini
pada dasarnya tidak pernah berinteraksi dengan
wanita tiga dimensi, selain dengan ibunya.
Tiba-tiba muncul kecemasan.
Hewan itu bisa berbicara.
Mengingat ukurannya, itu pasti seekor
binatang iblis─dan karena kita berada di dunia
alternatif, tidak ada yang mengejutkan.
Masalahnya adalah, saya adalah orang yang
canggung secara sosial.
Kemudian lagi, itu bukan manusia. Aku akan
baik-baik saja. Kuharap begitu.
Saya suka anjing, kucing, hamster, dan
semacamnya. Ini mungkin bisa diatur.
Minus satu masalah mendasar.
"Bah, goo." Saya tidak dapat berkomunikasi.
Saya seorang bayi kecil.

"Kau tidak bisa bicara? Dari yang kulihat, kau
tampaknya cukup mampu bersikap rasional...'
Bukan berarti aku akan menyerah. Aku punya
sihir Penghalang yang bagus.
Saya mencoba memvisualisasikan sebuah
penghalang di mulut saya yang akan
memasukkan pikiran saya dan mengubah
getaran udara menjadi suara.
Ini tak mungkin berhasil, pikirku. Itu akan
terlalu nyaman.
"Senang bertemu dengan Anda."
Bingo. Suaranya terdengar bernada tinggi

dan terdistorsi, seperti pengubah suara, tetapi
saya sekarang memiliki suara.
'Menjijikkan!" seru anjing itu.
Tidak populer di kalangan penonton.
'Maaf, saya minta maaf,' kata anjing itu.

'Mengejutkan sekali mendengar suara aneh
yang keluar dari mulut bayi. Kemudian lagi, saya
baru saja melihat Anda berlarian dan terbang di
udara.
Pada titik ini, suaramu seharusnya tidak
mengejutkan. Fenrir berbulu merah
menundukkan kepalanya.
'Sekarang, jika kau bisa berbicara, jawablah
aku. Apa... maksudku, siapa... kamu?
Kau terlihat seperti manusia yang baru lahir,
tapi...' Perkenalan sepertinya cocok. Namaku...
Reinhardt atau semacamnya?
Terlalu panjang. Nama baru.
"Namaku Haruto. Aku terlahir sebagai
pangeran di negeri ini, tapi ditinggalkan saat
lahir karena tingkat mana-ku yang sangat
rendah."
Aku menyingkat namaku agar terdengar
seperti orang Jepang.
Mata si penjelajah merah membelalak.
'Seorang pangeran, katamu. Putra dari Putri
Flash Gizelotte dan Orteus?
Kau memang menyandang lambang kerajaan
di dadamu... Tapi lupakan saja itu! Kau bilang
level mana-mu rendah?
Aku bisa merasakan mana yang mengejutkan
dari tubuhmu.
Tak terbatas untuk melampaui setiap
orang─tidak, jumlah setiap dewa dalam sejarah.
"Menurut alat ukur, level mana maksimalku
adalah 2."
'Itu tidak masuk akal!
Katakanlah apa yang Anda inginkan, tetapi

hanya itu yang saya dapatkan. Saya tidak punya
penjelasan lebih lanjut untuk ditawarkan.

Setelah jeda yang cukup lama, anjing itu
mulai bergumam sendiri.
'Hm, saya mengerti. Setelah mencoba
memangsamu untuk mengisi kembali mana-ku,
wajar jika kamu waspada terhadapku.
Pasti ada alasan mengapa mereka
meninggalkan bayi yang baru lahir jauh di
dalam hutan. Oh?! Mungkinkah Anda...' dia
terengah-engah.
Anjing itu menyela monolog
melodramatisnya, matanya membelalak.
'... Raja Iblis bereinkarnasi?'
Bagaimana?
Aku adalah orang Jepang yang antisosial dan
tertutup di kehidupan lampauku.
Mempertimbangkan keadaanku, mungkin
tidak bijaksana untuk mengakui bahwa aku
adalah gerombolan yang tidak berguna.

Jika itu yang ingin dipikirkan oleh anjing ini,
saya sebaiknya membiarkannya.
"Kenapa ya, aku adalah Raja Iblis."
"Oh, begitu. Kamu telah berhasil. Jadi itu
sebabnya kau membantu kami melarikan
diri,dan tinggal di belakang sendirian untuk...'
Anjing itu mulai menangis.
'Cerdik sekali,' lanjutnya. 'Bereinkarnasi dari
rahim wanita yang merenggut nyawamu─Putri
Kilat. Aku tidak tahu taktikmu, tapi aku kagum.
Segera setelah ia bangkit, ia menyipitkan
matanya dengan curiga.
'Tetap saja, itu aneh. Jika kau adalah Raja Iblis,
kenapa kau tidak mengenaliku?
Cara bicaramu juga berbeda.
Benar-benar anjing yang suka mengintip.
Baiklah kalau begitu. Pengalihan.
"Aah, kepalaku... Siapa aku?

Aku... Aku tidak ingat!"
Bagaimana?
'Hmph. Mungkin efek dari sihir reinkarnasi
telah mengacaukan ingatannya?
Bahkan pada Raja Iblis, teknik mistik dari
zaman dahulu pasti telah mengambil korban
yang besar. Oh, bagus. Anjing itu membelinya.
'Aku tidak peduli jika kamu telah
melupakanku. Jika takdirku adalah mati di
tanganmu,itu adalah kehormatan saya. Ayo.
Rebuslah aku, pangganglah aku, sembelihlah
aku─lakukanlah sesukamu. Anjing itu tergeletak
di tanah, dengan perut tengkurap.
Aku tahu yang satu ini! Ini adalah pose tunduk!
Hah?
Saat itulah saya akhirnya menyadari ada
yang tidak beres dengannya.
"Kau... terluka?"
Satu sisi tubuh anjing ini diolesi cairan merah
tua, lebih gelap dari bulunya.
'Oh, ini. Aku terlibat perkelahian dengan
beberapa pemburu iblis. Saat ini, aku
menggunakan hampir semua mana-ku untuk
menutup lukanya, tapi aku tidak akan bertahan
lama.
Kekuatanku terletak pada penyerangan─Aku
tidak pandai menyembuhkan. Anjing itu tampak
tertawa kering.
Jadi itulah alasannya. Alasan aku berhasil
memenjarakan makhluk ajaib ini dengan sihirku
yang hanya level 2 adalah karena dia (?) tidak
dalam kapasitas penuh.
Aku mengintip ke sisi anjing itu. Lukanya
tersembunyi oleh bulu, tapi sepertinya itu luka
yang serius.
Aku berharap aku bisa menyembuhkannya.

Aku juga tidak diperlakukan dengan baik oleh
manusia di kehidupan sebelumnya, tapi aku
merasa hewan-hewan itu menghibur.
Terutama yang berbulu.
Tetapi saat saya menyembuhkannya, ia bisa
menerobos penghalang dan menyerang saya.
Itu adalah iblis, dan iblis itu jahat, bukan? Tapi
yang satu ini sepertinya baik,berdasarkan
percakapan kita.
Entahlah. Aku hanya tidak tahu.
Kemampuan orang-orangku─termasuk
kemampuan untuk menilai karakter seseorang
dan niatnya─sangat buruk.
Dan ini anjing, demi Tuhan.
Tidak ada petunjuk sama sekali.
Tapi aku suka makhluk berbulu!

Setelah beberapa saat bergulat dengan diri
saya sendiri, saya memutuskan untuk
bernegosiasi.
"Um, jika aku menyembuhkan luka itu, maukah
kau membiarkanku pergi?"
"Membiarkanmu pergi?"
"Ya. Tidak, maksudku... bagaimanapun juga,
maukah kau... alangkah baiknya jika kau bisa
berjanji untuk menjaga jarak dariku."
'Sebagai Raja Iblis, kau memiliki kekuatan
penyembuhan...' Sayangnya, aku hanya bisa
menggunakan sihir Penghalang.
Tanpa pengetahuan medis, bisakah aku
benar-benar membuat sesuatu yang begitu
nyaman seperti penghalang penyembuhan?
Sebuah polong penyembuh atau semacamnya?
Jika yang kusembuhkan adalah luka fisik,
mungkin ada cara untuk mengatasinya.

Anjing itu, yang masih berbaring tengkurap,
merenung.
'Pertama dan terutama, kamu adalah manusia
sekarang.
Apakah kamu mempercayai iblis sepertiku
untuk menepati janjiku?
"Apakah iblis pada umumnya pembohong?"
'Beberapa di antaranya jahat. Seperti
orang-orang yang mengkhianatimu─atau Raja
Iblis, lebih tepatnya. Tapi aku adalah Flame
Fenrir yang bangga!
Aku lebih baik mati daripada mengingkari
janji!
Setelah melihat anjing itu membuat pernyataan
ini dengan pose tunduk, aku mulai berpikir
bahwa mungkin ia bisa dipercaya.
'A-Apa ini?!
Luka saya... sudah menutup?!

Hal pertama yang saya lakukan adalah melihat
lebih dekat pada luka di bawah bulunya dengan
penghalang pemindaian.
Lukanya cukup dalam─sampai ke
organ-organnya. Saya takjub anjing ini masih
hidup.
Kemudian saya menyiapkan beberapa
penghalang untuk menghubungkan
bagian-bagian yang terputus, menariknya
dengan erat, dan menutupnya.
Namun, yang dilakukan hanyalah menyatukan
luka dengan sekumpulan penghalang.
Selanjutnya, saya menempelkan penghalang
seperti selotip di bagian luar otot dan organ
yang terputus, dan menghapus penghalang
pertama.
Saya juga melakukan hal ini pada setiap
kapiler.

Melakukan semua operasi yang rumit ini
secara bersamaan cukup melelahkan secara
mental.
Tapi saya tidak merasakan mana saya
berkurang banyak. Ini aneh,meskipun─Aku
merasakannya dikonsumsi.
Bagaimanapun, aku yakin masih ada cara
yang lebih baik. Tapi ini sudah cukup untuk saat
ini. Aku membuat catatan mental untuk
menyelidikinya nanti. Seandainya aku
membutuhkannya untuk lukaku sendiri.
Kalau dipikir-pikir, ada sesuatu yang
membuatku bertanya-tanya.
Aku bertanya pada anjing yang tercengang,
"Siapa namamu?"
'Sudahlah. Apa yang baru saja kamu lakukan?!"
bentaknya.

'Maksud saya, saya minta maaf. Mengingat apa
yang baru saja Anda lakukan untuk saya, saya
harus mengucapkan terima kasih terlebih
dahulu. Terima kasih. Sekarang, izinkan saya
bertanya... Apa yang baru saja Anda lakukan?! "
Um... Menyembuhkanmu?"
Kenyataan bahwa kamu mengatakannya
dengan tanda tanya membuatku sangat gugup,
tetapi lukaku sepertinya sudah menutup.
Meskipun ini terasa berbeda dengan sihir
penyembuhan...' Rasanya merepotkan untuk
menjelaskannya secara detail, jadi aku
mengulangi pertanyaanku.
"Siapa namamu?"
'Kamu benar-benar ingin tahu, bukan?
Namaku, ya. Kamu bertanya dengan
terburu-buru. Kamu sepertinya telah melupakan

hal ini juga, tetapi nama dari setiap inkarnasi
iblis memiliki arti khusus.
Kamu, dalam wujud manusiamu, tidak punya
hak untuk tahu...' "Oke. Flay itu."
"Whaaaaa?! Anjing itu membeku, masih dalam
posisi tengkurap.
"Kamu tidak menyukainya?"
Dia sendiri yang mengatakan bahwa itu adalah
Flame Fenrir. Aneh rasanya jika menyebutnya
anjing. Kupikir aku akan menyingkat nama
klannya...
"Tidak... Flay..." ia terkikik.
"Nama itu terdengar bagus, Pak. Senang
sepertinya senang, tapi kenapa tiba-tiba
formalitas?
Flay berguling, berbaring tengkurap dan
mengucapkan hal berikut:

'Meskipun menangkap saya, Anda telah
memilih untuk menyelamatkan hidup saya.
Terlebih lagi,Anda telah menganugerahkan
kepada saya nama baru.
Sebuah kontrak telah disegel.
Eh?
Apa maksudmu, kontrak?
Flay membungkuk dalam-dalam dan
melanjutkan.
'Tuanku, aku akan mengabdikan seluruh diriku
untuk melayanimu.

Bahkan jika Anda tidak memiliki ingatan, Anda
adalah sekutu dan tuanku yang disumpah.
Saya pernah gagal memenuhi kesetiaan saya
kepada Anda, tapi saya berjanji, kali ini, untuk
menindaklanjutinya! Apakah Anda seorang
samurai?
Saya merasa saya telah terlibat dalam sesuatu
yang lebih merepotkan daripada apa yang saya
harapkan.
Tapi yang lebih penting...
Saat ini, aku terjun ke dalam keadaan yang
sangat berbahaya.
"Aku lapar."
"Maaf?
"Aku ... butuh payudara."
Sebagai bayi yang masih kecil, aku hanya bisa
minum ASI.
★
Sejak kelahiran saya dua hari sebelumnya,
saya belum makan apapun.
Saya pernah pergi ke kamar mandi.
Perasaan lapar bisa ditahan, tetapi
mendapatkan nutrisi dengan cepat menjadi
prioritas.
Hutan berlimpah dengan makanan.
Tetapi saya adalah bayi kecil.
Bahkan jika saya mencampur daging dan
sayuran menjadi sup yang tidak enak─saya
mungkin bisa melakukannya dengan
penghalang─saya tidak tahu apakah tubuh saya
akan mampu untuk mencernanya.
ASI, atau sesuatu yang serupa dalam bentuk
cair, adalah pilihan terbaik, bukan?
Di sisi lain, meminta ASI dari hewan dengan
jenis kelamin yang belum dipastikan tanpa ada
cara untuk mengetahui apakah hewan tersebut

sedang menyusui, sepertinya merupakan
permintaan yang sia-sia.
Saya tahu hubungan majikan dan hamba ini
hanyalah sesuatu yang saya alami, tetapi saya
adalah bos yang buruk karena membuat
permintaan yang tidak masuk akal kepada
bawahan saya.
'Titty... Anda ingin ASI? Ya, saya bisa
mengaturnya...'
"Benarkah?!"
Suara saya yang terdistorsi dan bernada tinggi
semakin meninggi. Aku benar-benar terkejut.
'Luka saya... Ya, sepertinya tidak apa-apa.
Demi Anda, Pak, saya akan melakukan ini,' kata
Flay sambil menutup matanya.
Tiba-tiba, bentuk raksasa itu bersinar dengan
cahaya. Cahaya itu membengkak begitu terang,
menyilaukan mata saya.

Tubuhnya mulai mengecil di hadapan saya
dan... mengambil bentuk manusia?!
Rambut merah terang, warna yang sama
dengan tubuh berbulu anjing itu, jatuh hingga ke
pinggangnya.
Di atas kepalanya ada telinga anjing kecil yang
ceria. Dari pantatnya menjuntai ekornya yang
berbulu merah.
Dada yang menggairahkan. Pinggang yang
ramping.
Lengan dan kaki yang panjang dan ramping.
Proporsional dan cantik dalam segala hal.
Seorang gadis cantik yang telanjang bulat
berdiri di depanku.
"Wah. Semua sudah beres. Transformasi ke
dalam bentuk manusia sudah selesai."

Suara merdu yang bergema di kepala saya
sekarang terdengar di telinga saya. Namun,
lupakan saja hal itu.
"Kenakan pakaian!"
Saya berteriak, saat saya ingat bahwa saya
juga telanjang.
Seekor binatang tidak akan menjadi masalah,
tapi ini manusia, apalagi seorang wanita muda.
Saya mungkin masih bayi, tapi saya punya
kesopanan.
Saya menyilangkan kaki dan tangan untuk
menyembunyikan selangkangan dan dada saya.
Tentu saja wajar untuk menyembunyikan
kemaluan saya, tetapi di kehidupan masa lalu
saya, saya merasa malu karena ada beberapa
rambut panjang yang tumbuh di setiap puting
saya.
Reaksi saya adalah peninggalan dari ingatan
itu. Dalam kehidupan ini, rambut di kepalaku
adalah bulu-bulu halus berwarna persik, dan
dari leher ke bawah, aku sehalus telur.
"T-Tolong maafkan aku karena telah menodai
matamu. Namun, tubuh ini didasarkan pada
karakteristik dari bentuk asliku, jadi aku takut
aku tidak bisa mengubahnya.
Ini akan memakan waktu sebelum aku bisa
kembali ke bentuk asliku. Saya sangat menyesal."
"Tidak, bukan itu yang aku maksud. Hanya
saja... aku tidak tahu ke mana harus mencarinya,
jadi... di sini!"
Saya membuat penghalang berdasarkan
siluetnya, dan memberinya warna.
Ini adalah hal pertama yang terlintas dalam
benak saya, tetapi pada dasarnya, ini adalah
pakaian pengendara wanita.
"Aah! Ini sungguh lebih erotis!"

Fakta bahwa saya membuatnya berwarna
hitam, membuatnya terlihat seperti penunggang
kuda betina yang seksi.
"Permintaan maaf lagi! Saya sangat menyesal.
Anda sudah berbaik hati menghadiahkan
pakaian ini kepada saya, dan saya tidak akan
melepaskannya."
Tidak, bukan itu masalahnya... Sudahlah. Sulit

untuk dijelaskan.
Kemunculan tiba-tiba seorang bayi telanjang,
dan sekarang bayi berpakaian seksi, membuatku
bingung.
Tapi aku tidak terangsang, mungkin karena
aku masih bayi. Terus terang saja, anak saya
masih kecil.
"Pak, Anda menciptakan pakaian ini secara
ajaib, bukan? Kemampuan untuk menciptakan

sesuatu dari ketiadaan benar-benar melampaui
alam ilahi..."
Bagaimana saya bisa mengatakan padanya
bahwa itu hanya terbuat dari penghalang?
Apa yang akan dipikirkan Flay jika dia tahu
aku bukan elemen dan hanya memiliki sihir
Penghalang?
"Kenapa, dasar kau orang baru yang tidak
berguna! Beraninya kau menipuku!"
Dia mungkin akan mencaci maki saya dan
melahap saya secara utuh, pertama-tama.
Ya. Lebih baik aku tutup mulut.
Tapi aku ingin tahu lebih banyak tentang apa
itu sihir Barrier.
Waktunya untuk memeriksa fakta dari apa
yang kudengar dari antek-antek raja di kastil.
"Bolehkah aku bertanya, Nona Flay?"

"Oh, tuanku. Tidak perlu kau memanggilku
dengan sebegitu hormatnya. Kita harus
memperjelas hubungan tuan dan hamba.
Mulai sekarang saya akan memanggilmu Tuan
Haruto. Tolong panggil saja saya Flay, dan
perintahkan saya untuk melakukan apa yang
Anda inginkan."
Dia berlutut dan menundukkan kepalanya
dengan patuh. Itu bisa sampai ke kepalaku, kau
tahu?
"Aku sedang melatih sihir Penghalangnya. Tapi
aku masih belum tahu apa itu."
"Sihir penghalang?
Tuan Haruto, mengapa Anda mau repot-repot
dengan sesuatu yang begitu mendasar ketika
Anda sudah menguasai sihir tingkat tinggi?
Mengapa tidak fokus pada tingkat yang lebih
tinggi? Karena sihir api adalah keahlianku─"

"Tidak! Sihir penghalang, tolong!"
Saat ini, aku tidak ingin mempelajari hal lain.
"Ah. Baiklah... Ahem."
Untuk beberapa alasan, Flay duduk di tanah
dengan gaya Jepang, dan mulai menjelaskan.
"Sihir penghalang adalah sarana untuk
membangun wilayahmu.
Dengan menciptakan penghalang, kau
membentuk lingkungan yang menguntungkan
untuk gerakan serangan/pertahananmu, atau
yang tidak menguntungkan bagi musuh."
"Kau tidak membutuhkan elemen untuk
menggunakannya, kan?"
"Kamu ingin menggunakan sihir Penghalang
tanpa batasan elemen?
Aku mengerti."
Flay mulai menjelaskan, menggunakan dirinya
sendiri sebagai contoh.
Dia berspesialisasi dalam sihir Api ofensif. Jika
dia menggunakannya di dalam penghalang yang
dirancang dengan api, itu akan memperkuat
kekuatan sihir Api.
Di sisi lain,
di dalam penghalang yang terbuat dari air, sihir
Apinya akan kehilangan kekuatan.
"Menarik. Kedengarannya berguna."
Tapi itu mungkin informasi yang tidak
berguna bagiku, karena aku bukan seorang
elemen.
"Sebenarnya, itu tidak terlalu serbaguna."
"Benarkah?"
"Ini benar-benar hanya pelengkap. Kerugian
utama lainnya adalah, setelah penghalang
dibuat, penghalang tersebut akan tertambat di
tempatnya dan tidak dapat dipindahkan."

"Hah? Saya bisa memindahkannya dengan
baik."
Hanya untuk pamer, saya membuat
penghalang warna-warni dan mengirimkannya
terbang.
Flay menatap, tertegun.
"Itu... Itu memang bergerak. Dengan
sendirinya, tanpa ada apapun di dalamnya.
Maaf, tapi apakah itu bisa disebut penghalang?"
Aku membuat dua puluh lebih dari mereka dan
bermain-main untuk bersenang-senang.
"Pak Haruto, tolong jangan berlebihan. Ketika
Anda membuat banyak penghalang,jumlah mana
yang dibutuhkan hanya untuk
mempertahankannya meningkat secara
dramatis.
Dampaknya pada otak sangat besar!"

"Tapi itu tidak menghabiskan mana untuk
mempertahankannya," jawab saya.
Sekali lagi, Flay terlihat tercengang.
"Memang membutuhkan sedikit mana untuk
menggerakkannya, tapi tidak terasa berat."
Saya akui bahwa menyatukan sekumpulan sel
itu melelahkan.
"Seperti yang saya katakan sebelumnya,
penghalang tidak bisa dipindahkan..."
Gumaman Flay.
Dia tampak kecewa pada saya.
"Apakah itu benar-benar penghalang? Tapi...
sihir penciptaan adalah seni yang hilang... Terus
terang saja, Tuan Haruto, sihir Penghalangmu
bertentangan dengan akal sehat.
Tentu saja,Sihir Penghalang dapat digunakan
tanpa memandang elemen.

Dan karena itu sangat mendasar,tidak ada
yang pernah memberikan banyak
pertimbangan... tapi…
Hah?"
Menilai dari reaksi singkatnya, aku menduga
sihir Penghalangku adalah sebuah keanehan.
Artinya, tidak peduli berapa banyak
pertanyaan yang saya lontarkan kepada Flay,
dia tidak akan mendapatkan jawabannya.
Mengubah topik pembicaraan...
"Ngomong-ngomong, bisakah aku
mendapatkan payudara itu sekarang?"
Saya ingin mengisi perut saya selagi bisa.
"Hmm? Oh, ya. Tentu saja. Err... Bagaimana
cara melepas pakaian ini?"
"Seharusnya ada kancing di bagian leher. Tarik
saja ke bawah."
"Ini? Baiklah. Mohon maaf."
Flay menarik ritsleting sampai ke pusarnya,
dan menggoyangkannya keluar dari setelan
itu─Apakah itu benar-benar perlu?
Kenapa kau telanjang lagi?!
"Hanya dadamu saja! Cukup dadamu saja!"
Saya sadar ini benar-benar terdengar seperti
pelecehan seksual.
"Tentunya Anda bercanda, Tuan Haruto. Kami
tidak bisa melakukan pertunjukan dengan hanya
memperlihatkan dada saya."
"Akting...?"
Flay duduk tegak, telanjang bulat, dan dengan
seringai lebar di wajahnya,
mengucapkan proposisi yang paling tidak masuk
akal:
"Tindakan prokreasi, tentu saja.

Saya tidak berpengalaman dalam mekanisme
manusia, tetapi tubuh ibu harus dihamili untuk
mengeluarkan ASI, bukan?
Silakan, lanjutkan dan taburkan benih Anda di
dalam diriku."
Oh, saya mengerti. Sedikit kurang ajar, bukan?
Sepertinya masalah makanan saya membentur
tembok yang lain.
★
Mengapa saya mengajarkan pendidikan seks
manusia kepada anggota spesies lain?
"Jadi, untuk membuat bayi, pertama-tama Anda
harus berovulasi, lalu sel telur harus dibuahi dan
ditanamkan di dalam rahim.
Bahkan jika sel telur dibuahi dan ditanamkan,
akan butuh waktu lama bagi ibu untuk mulai
menyusui, dan pada saat itu, saya akan mati.
Mengerti?"

Masih duduk dalam ketelanjangan penuh, si
cantik berambut merah yang disebut Flay
bergetar.
"Saya... saya mohon maaf. Saya telah
mengecewakan Anda dengan menjanjikan apa
yang tidak dapat saya penuhi."
Air mata mengalir deras di matanya.
Kalau begini, dia pasti akan melakukan
seppuku. Dengan cepat, saya turun tangan.
"Sekarang, jangan terlalu keras. Aku yakin ada
cara lain. Untuk saat ini..."
Aku buru-buru membungkus diriku dengan
kain putih dan melompat ke tempat
tidur─keranjang bayiku, maksudnya.
"Ada penyusup yang harus kita hadapi," aku
mengumumkan.
Alarm dari penghalang sistem keamanan saya
berbunyi dengan panik.

Ini bukan burung atau hewan kecil. Ini adalah
manusia dengan kemampuan sihir.
"Saya juga menangkapnya. Dia menuju ke
arah sini dengan kecepatan yang sangat tinggi...
dan baru saja berhenti," kata Flay.
Benar. Ia berhenti di tempat para prajurit
yang hancur yang meninggalkanku di sini.
Kemudian, dengan cepat, ia melanjutkan
pendekatannya.
Kami tidak punya banyak waktu.
Flay meraba-raba untuk mengenakan kembali
pakaian pembalapnya, meninggalkan kami
berdua di depan mata.
"Jangan bicarakan fakta bahwa aku bisa berdiri
dan terbang dan sebagainya.
Pertama, mari kita cari tahu apa yang mereka
inginkan."

Saat saya menyelesaikan kalimat saya,
seorang pria besar berbaju zirah menerobos
semak-semak.
Itu adalah pria tua yang tampak garang.
Namanya Gold Zenfis, jika aku ingat.
Komandan militer.
Dia adalah orang yang memohon untuk
mengampuni nyawaku.
Namun, aku tidak boleh lengah.
"Haruskah aku membunuhnya, Pak?" Flay
menyarankan.
"Tunggu... Mari kita bicara dengannya dulu.
Orang ini…"
Aku membuat semacam penghalang berupa
tali untuk menjelaskan apa yang kuketahui
tentang Gold Zenfis.

"Dia ingin menyelamatkan saya. Tapi keluarga
kerajaan ingin aku mati. Sebaiknya kita
berhati-hati."
"Mengapa tidak membunuhnya saja?"
Cara dia langsung menyarankan untuk
membunuh mengingatkanku bahwa Flay
benar-benar iblis."
"Mari kita cari tahu apa yang dia inginkan
terlebih dahulu."
"Aku sedikit tidak nyaman mempercayakan
tugas ini kepada seorang gadis muda yang naif
dan delusional, tetapi aku tidak punya pilihan."
"Jika orang ini diam-diam datang untuk
menyelamatkanku, mungkin dia bisa merawatku
sampai aku cukup umur untuk disapih.
Bahkan jika dia dikirim oleh raja untuk
memastikan kematianku, aku bisa
memanfaatkannya untuk memalsukan

kematianku dan menyesatkan raja, dalam kasus
apapun, aku harus sangat berhati-hati di sini."
Ya, Pak," bisik Flay.
Dengan nada memerintah yang beresonansi, ia
menuntut, "Katakan apa urusanmu, "Palu
Penghancur Bumi."
"Palu Penghancur Bumi…
Apa?"
Pria itu meletakkan barang bawaannya dan
mengangkat palu yang sangat besar."
Iblis, begitu. Jadi kau pernah mendengar
tentang aku. Tapi aku mungkin akan
menanyakan pertanyaan yang sama.
Apa urusanmu dengan bayi itu?"
"Aku hanya kebetulan bertemu dengannya.
Tapi itu adalah pertemuan yang sangat
kebetulan,karena saya telah mendapatkan

seorang guru yang layak untuk pengabdian
seumur hidup!"
"Tunggu di sana!"
Anda dapat meninggalkan bagian itu! Saya
berteriak sambil berbisik padanya. Dan sekarang
dia tidak akan berhenti menatapku dengan
wajah
"Ups. Apa itu salah?" wajahnya.
"Seorang master? Iblis yang melayani seorang
anak manusia?" kata pria galak itu.
"Yah, kau tahu. Aku tidak peduli spesies apa
dia. Atau sesuatu yang berhubungan dengan itu.
Bahkan jika dia adalah anak dari Flash
Princess."
"Bagaimana menurutmu? Bagaimana kau
bisa tahu kalau bayi ini adalah seorang
pangeran?"

"Hah? Oh... err... Benar! Lencana kerajaan.
Tuan Haruto memakainya di dada kirinya."
"Sekarang dia memberiku ekspresi
"Aku hebat!" yang dipasangkan dengan mata
berbinar-binar dan ekor yang
bergoyang-goyang. Um, tidak. Itu tidak bagus.
"Haruto? Apa kamu menamainya begitu?"
Sekarang raut wajah Flay mengatakan
"Ups."
Sebagai atasannya, sudah menjadi tugasku
untuk memberikan manajemen yang lebih baik.
Meskipun tidak memiliki pengalaman kerja.
Saya membisikkan instruksi saya kepadanya.
Flay mengangguk.
"Ada catatan di keranjang. Isinya, 'Tolong jaga
dia. Namanya Haruto. Dan juga, saya tidak
sengaja membakar catatan itu," tambahnya,

sambil mengirimkan bola api dengan satu
tangan.
Saya tahu itu ide saya, tapi tetap saja
kedengarannya sangat palsu.
"Sangat mencurigakan. Bahkan jika para
prajurit tidak mematuhi perintah mereka karena
belas kasihan pada anak itu, anehnya namanya
terdengar seperti bagian dari nama asli
pangeran. Atau mungkinkah itu Putri Marianne?
Tidak... Tidak mungkin; dia baru berusia dua
tahun. Meskipun, dia sudah dewasa untuk
usianya...
"Apa ini? Pria berjenggot mulai goyah.
Sekarang kesempatan kita untuk menguasai
situasi!
"Cukup pertanyaanmu! Sekarang kau jawab
pertanyaanku. Ada urusan apa Warhammer
Penghancur Bumi berada jauh di dalam hutan
ini?"
"Aku datang untuk bayi itu."
"Dan aku menolak!"
"Kamu diamlah sekarang, kataku dengan
lembut."
"Aku tak tahu apa yang iblis sepertimu
inginkan dari anak itu. Aku tidak berniat
menyakitinya. Aku hanya ingin menyelamatkan
nyawa yang terancam oleh manusia," kata pria
bertubuh besar itu. Flay tetap diam, sesuai
instruksiku.
Tapi ini adalah waktu untuk bertanya
mengapa, jadi saya menginstruksikan dia untuk
melakukannya."
"Untuk menentang raja? Untuk tujuan apa?"
"Istriku... pernah mengandung seorang anak.
Tapi anak itu tidak hidup untuk menarik nafas
pertamanya.

Bayi ini mungkin tidak memiliki kemampuan
sihir, tapi tetap saja, dia telah diberkati dengan
kehidupan. Kehidupan yang harus diisi dengan
sukacita. Saya bertindak atas nama keegoisan
saya sendiri.
"Saya tidak mempercayai orang lain. Tapi ada
apa dengan orang ini?
Sesuatu memberitahuku bahwa aku bisa
mempercayainya.
Namun, dalam kehidupan masa lalu saya,
setiap kali saya memiliki keyakinan pada
seseorang dan menempatkan diri saya di luar
sana,Aku telah dikhianati, rasa dingin
melumpuhkan emosiku, di kehidupan
sebelumnya, yang kulakukan hanyalah
meringkuk dalam ketakutan dan bersembunyi
dalam kegelapan, Ah, sial. Ketika saya
membiarkan diri saya mengingat masa-masa
mengerikan itu...

Saya hanya ingin membuat semuanya hilang,
saya mencoba untuk tidak memikirkannya.
Aku menarik napas dalam-dalam dan
menenangkan diri, sementara itu...
"Oooh, oo-oo-ooh! Oh, si malang yang malang...
Snrff!"
Air mata mengalir dari mata Flay.
Sedikit terlalu sensitif, gadis ini. Apa kau yakin
kau iblis?"
Pria itu sepertinya memikirkan hal yang sama.
Nada suaranya melembut.
"Kau memang iblis yang aneh. Aku pikir iblis
tidak peduli sedikitpun pada kehidupan
manusia. Mayat-mayat yang aku lihat dalam
perjalanan kesini─apakah itu bukan
perbuatanmu?"
"Tentara manusia adalah musuhku. Ketika aku
bertemu dengan musuh, aku membunuh. Tapi itu

adalah itu, ini adalah ini. Betapa sedihnya
seorang ibu yang tidak pernah menimang
anaknya.
Betapa tragisnya bagi seorang anak yang tidak
pernah mengenal pelukan ibunya. Manusia atau
iblis, itu tidak penting!"
Flay mengeluarkan air mata, ingus, dan air
liur. Bukan tampilan terbaik untuk wajah yang
cantik."
"Aku mengerti. Tetap saja, ada sesuatu yang
mencurigakan tentang hubunganmu dengannya,
tapi sekarang... Ini."
Pria berjanggut itu menurunkan palu
besarnya dan mengeluarkan sebuah kantong
kulit dari tasnya. Dia melemparkan kantong itu
ke Flay.
"Aku berhasil mendapatkan ini secara
diam-diam dari calon perawat anak itu, aku

membayangkan dia tidak memiliki setetes pun
makanan sejak lahir. Ini, isi perutnya."
Tampaknya ini adalah kantung yang berisi ASI
yang saya idam-idamkan.
Flay curiga, tetapi menuruti perintah saya
yang berbisik. Dia membuka tutupnya dan
membawanya ke mulutku. Aku menenggaknya.
Jika orang ini bermaksud membunuhku, tidak
ada alasan baginya untuk melakukan semua ini.
Aku meneguknya dengan cepat sehingga
sejujurnya aku tidak bisa mengatakan seperti
apa rasanya, tapi untuk saat ini, rasa laparku
sudah terpuaskan.
"Sekarang, iblis! Apa yang akan kamu lakukan
dengan anak itu jika kamu membawanya?
Aku tidak bisa membayangkan kamu punya
kemampuan untuk mengasuhnya."
"Ya. Aku sepenuh hati setuju denganmu, Tuan."

Memilih untuk melayaninya adalah hak
prerogatifmu, tapi kita juga harus
mempertimbangkan kebutuhan anak itu.
Sebagai pelayannya, adalah tugas Anda untuk
memastikan keselamatannya setidaknya sampai
dia dewasa, bukan?"
Orang tua itu berdebat dengan logika yang
baik. Flay tidak punya apa-apa untuk dibantah.
"Saya lihat Anda tidak punya argumen. Kalau
begitu mari kita buat kesepakatan.
Aku akan merawat anak itu. Saya berjanji
untuk membesarkannya sampai dia cukup umur.
Jika Anda mau, saya bisa mempekerjakan Anda
sebagai pelayan pribadinya agar Anda bisa
tenang."
"Ini kejutan. Aku belum tahu banyak, tapi
bukankah manusia dan iblis adalah musuh di
dunia ini?

Saya memutuskan untuk menyelidiki lebih
dalam.
"Anda akan menyewa iblis? Aku tidak bisa
membayangkan manusia lain mengizinkan hal
ini," Flay bertanya atas namaku.
"Dengan penampilanmu, kau bisa dianggap
sebagai campuran setengah manusia dan
setengah iblis. Faktanya, bukankah begitu?"
"Aku Flame Fenrir berdarah murni." Aku
membuatnya menjawab dengan jujur. Sekarang
apa jurusnya?
"Janjiku... Kau pasti orang yang hebat, kalau
begitu. Tidak heran HellHounds menjaga jarak.
Kembali ke topik.
Tidak ada yang akan tahu bahwa kamu adalah
iblis berdarah murni jika aku tutup mulut dan
kamu ikut bermain. Apa yang kamu katakan?"

"Aku tidak tahu mengapa kamu
mempercayaiku. Jadi, aku tidak bisa
mempercayaimu."
"Aku juga tidak mempercayaimu. Satu gerakan
yang salah dan aku akan menghancurkan
tengkorakmu dengan palu ini."
"Hah! Kata-kata yang berani, manusia. Jika
saya menganggap Anda sebagai ancaman bagi
tuan saya, saya akan menggigit kepala Anda dan
tidak menunjukkan belas kasihan."
"Untuk saat ini, saya tidak akan menyelidiki
mengapa Anda melayani bayi ini. Apa kita punya
kesepakatan?"
"Informasi itu sepertinya sangat penting, tapi
apa itu berarti dia lebih peduli untuk
membuatku tetap hidup?"
"Entahlah. Tapi... "Baiklah. Saya
mempercayakan Sir Haruto untuk Anda jaga.

Dan aku akan menemaninya untuk
perlindungan."
Pria berjanggut itu mengangguk sedikit, dan
memasang palu di punggungnya.
Dia membuka tasnya dan mengeluarkan kain
putih.
Setelah merobek kain itu, dia menyayat
lengannya sendiri dengan pisaunya, lalu
mengelap darah dengan kain itu."
Aku ingin kamu menghancurkan keranjang
pangeran," dia menginstruksikan."
Kamu berniat untuk membuatnya terlihat
seperti dia diserang dan dimakan oleh hewan,"
Flay mengamati."
Dia mengangkatku dari keranjang dan
menginjak-injaknya."
Kematianku sudah dipalsukan.

Misi selesai! Dan saya (mungkin) telah
mendapatkan cara untuk bertahan hidup
sebagai bayi!
Saya kelelahan... Berkat Flay yang bertindak
sebagai perantara, pantat saya yang sangat
canggung berhasil lolos.
Saya akan menyebutnya sebagai pekerjaan
yang dilakukan dengan baik, dan dengan
demikian …
Dengan Gold Zenfis sebagai wali saya, saya
bertahan selama sembilan tahun pertama dalam
hidup saya …

Bonus Selingan:
Catatan Pengamatan Saya tentang Pembantu
Bertelinga Anjing (1)
Ini adalah buku catatan saya tentang seorang

pelayan yang setengah biadab, setengah berotak
kosong, dan bertelinga anjing, sejujurnya, saya
khawatir apakah iblis betina yang cenderung
menarik kesimpulan yang tidak berdasar dapat
meretas masyarakat manusia. Aku diam-diam
menyimpan jurnal ini untuk mencatat
pengamatanku.
"Apa pendapatmu tentang pakaian ini?"
Flay muncul di hadapanku, dengan bangga
membusungkan dadanya. Dia terlihat seperti
seorang pelayan klasik, mengenakan rok panjang
tradisional.
Saya menyeruput susu dari payudara perawat
muda saya yang masih basah.
Ketika sarapan selesai dan perawat basah telah
pergi, saya berkata pada Flay, "Saya suka, ini
cocok untuk Anda."
Saya masih belum bisa bicara, jadi saya
berbicara melalui simulator suara saya yang
aneh.
Sekarang setelah aku mengenakan baju besi
baru, aku bisa dengan cepat mempertahankan
kastil ini dari bahaya."
"Siapa sebenarnya yang akan kamu lawan?"
"Aku akan melawan kotoran dan debu yang
membandel di tempat yang sulit dijangkau, tentu
saja."
"Oke, setidaknya dia mengerti pekerjaannya."
"Gold Zenfis mempekerjakannya sebagai
pelayan pribadiku.
Namun, Flay, yang menyamar sebagai
"setengah iblis," menakuti semua orang di sekitar

setiap kali dia berkeliaran di kastil. Karena
itulah, Gold mencegah kecurigaan dengan
menyatakan,
"Dia memiliki kekuatan yang kecil, jadi saya
mempekerjakannya sebagai pelayan."
Untuk membuat ceritanya lebih meyakinkan,
dia menyuruhnya melakukan pekerjaan
pembantu untuk berjaga-jaga.
"Cobalah untuk tidak membuat masalah, oke?"
"Jangan takut, Tuan Haruto. Sampai kamu
dewasa, aku akan menanggung apa pun hinaan
yang ditujukan padaku."
"Astaga. Aku merasa tidak enak.
Dengan itu, Flay dengan cepat meninggalkan
ruangan. Aku masih cukup khawatir, jadi aku
diam-diam mengamatinya.
"Mati kau, sampah dan kotoran!"

Dengan kekuatan yang luar biasa, Flay
menyerang lantai dengan kain pel basah.
Gosok, gosok, gosok... Dia menghancurkan
papan lantai!
"Hmph. Lantai yang lemah.
"Tidak ada tanda-tanda penyesalan
Selanjutnya, dia mulai bekerja membersihkan
dinding batu dengan pelayan lainnya,
menggosoknya dengan sikat.
Awalnya terlihat berjalan dengan baik, tapi…
"Nona Flay? Bulu sikat Anda semakin pendek
dan semakin pendek…
"Gosokannya yang agresif dengan cepat
membuat bulu sikatnya habis." Hmph.
Saya bukan ahli dalam hal kehalusan dalam
bentuk manusia," dia menyimpulkan.

"Bentuk manusia atau bukan, dia tidak pernah
menjadi ahli dalam hal kehalusan, saya pikir
dalam hati."
Hi-ya! Ambil itu, kotoran yang mengotori
dinding batu!"
Flay memperlihatkan seperangkat cakar buas
dari jari-jarinya, dan mengukir lekukan pada
batu.
Semua orang mundur dengan ngeri, para
pelayan lainnya segera menjadi waspada
terhadap Flay.
Bahkan para penjaga kastil mulai
mengawasinya dengan ketat, apakah dia bisa
beradaptasi?
Aku khawatir tanpa henti. Saatnya istirahat.
Para pelayan sedang minum teh di ruang
belakang.

Awalnya, suasananya suram seperti saat
bangun tidur, tetapi para pelayan bertekad
untuk memecah keheningan.
Dengan tetap berhati-hati di sekitar Flay,
mereka mulai mengobrol dengan ragu-ragu, satu
per satu.
"Jadi..." kata salah satu pelayan.
"Pacarku berjanji kami akan menikah setelah
pertempuran berikutnya.
Tapi ketika orang tuanya keberatan, dia
benar-benar mengalah, dan sekarang dia
membuatku menunggu selama dua tahun."
"Hmph. Seorang pria yang tidak bisa menepati
janjinya? Penggal saja (kepalanya)," saran Flay.
"Saya... saya kira begitu. Saya kira saya harus
memutuskannya (hubungan kami)!"

"Sepertinya bola terus bergulir. Percakapan
mereka mungkin tidak nyambung, jadi saya
menambahkan beberapa catatan kaki.
Segera, pembantu-pembantu lain mulai
mendatangi Flay untuk meminta nasihat.
"Saya rasa suami saya selingkuh..."
"Ibu mertua saya kejam terhadap saya..."
"Kakek di sebelah mendengkur dengan keras..."
"Nasihat Flay selalu sama.
"Putuskan hubungan mereka!"
"Kamu ada benarnya. Berdiri tegak dan memberi
mereka ultimatum untuk memutuskan
hubungan adalah hal yang seharusnya saya
lakukan,"
para pelayan itu menyimpulkan, dan itulah
kisah bagaimana Flay menjadi penasihat
terpercaya mereka.

Maju cepat: Saya berhasil bertahan hidup
selama sembilan tahun pertama dalam hidup
saya, bukan berarti saya bisa menerima pujian.
Pada dasarnya aku hanyalah parasit di rumah
orang lain, orang yang membawaku adalah
Count Gold Zenfis.
Dia memiliki hubungan keluarga dengan raja
yang menelantarkanku, yang juga membuatnya
menjadi saudara sedarahku di dunia ini.
Meski begitu, membesarkanku adalah
pelanggaran langsung terhadap perintah raja.
Jika raja mengetahuinya, kami berdua akan
menghadapi hukuman mati.
Meskipun begitu, Zenfis memilih untuk
menyelamatkanku.
Selama dua tahun pertama dalam hidupku,
Gold (ayahku) dan istrinya (ibuku)
membesarkanku dalam kerahasiaan, jauh di
dalam kastil mereka, kehidupan tertutup yang
selalu kuimpikan, aku puas dengan gaya
hidupku, tapi ayahku menyesal karena tidak adil
membiarkanku disembunyikan seperti ini, dan
aku menerima bahwa inilah saatnya bagiku
untuk melepaskan kehidupan yang tertutup,
hanya untuk sementara.
Saya bermaksud menjadikan ini sebagai
semacam periode persiapan untuk meletakkan
dasar bagi kehidupan saya yang nyaman di masa
depan, dan saya menciptakan penghalang tipis
berwarna kulit untuk menyembunyikan lencana
kerajaan saya.
Saya menamai langkah ini sebagai
"tekstur photoshop."
Saya membuat orang tua saya percaya bahwa
itu adalah Flay'smagic.
Segera setelah itu, ayah saya secara resmi
mengadopsi saya.

Dia mengarang cerita tentang
menyelamatkanku dari sebuah desa yang telah
dirusak oleh para bandit, maka dimulailah
kehidupan Haruto Zenfis, putra bangsawan!
Terlahir sebagai pangeran dan ditinggalkan di
hutan, hanya untuk bangkit kembali menjadi
bangsawan.
Rencana awal saya adalah pergi segera setelah
saya disapih, tapi saya terus menundanya, dan
membiarkan keluarga angkat saya merawat
saya, hanya saja ayah saya dan yang lainnya
sangat baik kepada saya …
Sebelum saya menyadarinya, saya telah tinggal
di rumah bangsawan selama sembilan tahun.
Tapi aku telah membungkus kamarku dengan
penghalang yang membuatnya tetap nyaman
dan hangat, aku bisa mendengar kicauan burung
yang lembut.

Bukan dari luar─dari pembatas berbentuk
kotak yang saya buat untuk berfungsi sebagai
jam weker.
Ketika saya bangun dari tempat tidur, saya
melihat sesosok tubuh di dalam kamar, berdiri di
sana seorang anak laki-laki berambut hitam
dengan fitur yang sangat bagus, yang mungkin
diwarisi dari orang tuanya.
Dia tampak sama sekali tidak bernyawa saat
dia menatap kehampaan.
"Oh. Itu hanya aku."
Anak laki-laki itu adalah reproduksi sempurna
dari diriku. Aku membuatnya dari sebuah
penghalang.
Sebagai bagian dari persiapan pengasingan
saya, saya telah melakukan percobaan rahasia
untuk membuat kembaran tubuh, untuk
berjaga-jaga jika saya muncul di depan umum di
masa depan.
Sayangnya...
"Selamat pagi."
"... "
Tidak ada jawaban. Dia tidak mati, tapi dia
tidak merespon atau bereaksi.
"Sayang sekali. Penampilan dan teksturnya
sempurna."
"Aku mencolek wajahnya dengan jariku. Ada
pegas yang bagus untuk itu.
"Saya ingin jika dia sudah selesai, tapi
bagaimana cara membuat AI?"
Saya dapat mengontrol gerakannya dari jarak
jauh, dan saya dapat membuatnya berbicara
denganmengirimkan pidato saya kepadanya.
Saya telah menghabiskan sembilan tahun
untuk mengasah keterampilan penghalang
saya─mengesampingkan pertanyaan apakah itu
benar-benar penghalang atau bukan─Ada

banyak hal yang dapat saya lakukan
sekarang─dan masih banyak yang tidak saya
ketahui─Sejak pengalaman nyaris mati tak lama
setelah saya dilahirkan kembali, segalanya
berjalan cukup baik.
Yang harus saya lakukan sekarang adalah
mencari cara untuk menjadi ashut-in lagi, tetapi
saya memiliki beberapa kekhawatiran.
"Ups. Lihatlah waktu."
Cepat-cepat, saya berpakaian, sebagian besar,
saya tinggal di kamar saya.
Lagi pula, itulah yang disebut dengan
tutup-indoes. Tapi saya harus meninggalkannya
tiga kali setiap hari. Ini adalah salah satunya.
Yang lainnya adalah makan siang dan makan
malam. Di dunia ini juga, makan tiga kali sehari.
Aturan di rumah ayah saya adalah kami semua
makan bersama sebagai sebuah keluarga.
Bahkan ketika ayah saya sedang pergi
melakukan tugas militernya, kami semua harus
mengikuti aturannya, dengan enggan, saya
melangkah keluar dari kamar.
Saat aku berjalan menyusuri lorong...
"Oh, selamat pagi, Haruto."
Seorang wanita cantik menungguku di luar
ruang makan, dengan senyum yang merekah,
rambut pirangnya yang panjang dan berkilauan,
dan ada aura kehalusan pada postur tubuhnya.
Dipasangkan dengan dadanya yang bidang, dia
memancarkan aura yang manis dan
menenangkan.
"Selamat pagi, Bu."
Namanya Natalia Zenfis.
Ya. Dia adalah ibu angkatku dan istri dari
Count Gold Zenfis. Bukan bermaksud kasar, tapi
ini adalah kisah nyata dari Beauty and the Beast.

Jarak usia antara mereka adalah dua puluh
tahun. Awalnya, saya terkesan bahwa ayah saya
mendapatkan istri yang begitu cantik, tapi
ternyata ibuku yang melemparkan dirinya
padanya.
Dia punya sesuatu untuk pria yang lebih tua.
Memang benar; dia sendiri yang
mengatakannya.
"Saya... Saya, saya, saya. Apa yang terjadi?
Kamu terlihat begitu defensif."
"Dipeluk membuatku defensif."
Dengan tangannya yang terbuka dan ingin
sekali memelukku, tentu saja."
"Kamu selalu pendiam. Aku ibumu, kau tahu.
Kamu bisa membiarkan aku mencintaimu."
Di dalam, aku seorang pria dewasa. Jika Anda
menghitung tahun-tahun usia saya sejak

kehidupan saya sebelumnya, saya hampir tiga
puluh.
Jika aku membiarkan dia menjadi penuh kasih
sayang, bahkan jika itu hanya Dengan cara
keibuan, aku merasa seperti mengkhianati
ayahku.
"Astaga... Itu membuatku sangat sedih... Ha!
Menangkapmu lengah!"
Dia menerjang ke arahku, tapi aku
menghindar tepat pada waktunya.
"Aww. Tidak hari ini juga, ya?"
dia mengerutkan kening. Segera setelah itu,
kami memasuki ruang makan, seorang pria
berjenggot yang tampak garang duduk di ujung
meja panjang.
Dia adalah ayah saya, penguasa kastil ini.
Di usianya yang ke-51, Gold Zenfis masih
sekuat dulu. Sudah hampir satu dekade sejak

kami pertama kali bertemu, tapi dia tidak
banyak berubah.
Dia terlihat menakutkan pada pandangan
pertama, tapi dia adalah seorang pria yang baik
hati, saat aku menyapa ayahku ...
"A-hah!"
Ibuku melompat ke arahku lagi, dan sekali lagi,
aku menghindar dengan gesit,
"Hmph!"
Ibuku cemberut saat ayahku tersenyum hangat
padanya. Dia mengambil tempat duduk di
seberang meja kami.
Ya. Bisnis seperti biasa.
Dan seperti biasa, duduk di sebelah ibuku
adalah seorang gadis kecil yang meringkuk
dalam ketakutan.
Dia mewarisi rambut pirang ibunya.

Mata rusa betina yang besar dan wajahnya
yang menawan juga mirip dengan ibunya.
Namanya Charlotte, dia adik angkatku. Empat
tahun lebih muda dariku, dan dia benar-benar
menghindari menatapku.
Benar-benar ketakutan.
Seekor anak kucing meringkuk di hadapan
seekor anjing besar yang menakutkan.
"Ayah, aku ingin makan di kamarku saja,"
kataku kepadanya.
"Kamu tidak akan mau. Jika bukan karena
waktu makan, kamu tidak akan pernah keluar
dari kamarmu," kata ayahku sambil melirik
Charlotte sekilas, tak satu pun dari kedua orang
tuaku tahu mengapa Charlotte begitu takut
padaku.
Sampai saat ini, mereka telah melakukan
berbagai upaya untuk membuatnya melakukan
pemanasan, namun tidak berhasil.
Itulah sebabnya, seperti biasa, suasana tegang
menyelimuti meja makan.
Tapi tidak lama.
"Membosankan seperti biasa, saya lihat. Tidak

bisakah salah satu dari kalian lebih menghibur
Tuan Haruto?"
Energi berubah secara dramatis saat pelayan

berambut merah masuk, awalnya seekor anjing
raksasa─atau seperti yang dia katakan,
"serigala besar."
Untuk alasan yang tidak diketahui, dia percaya
aku adalah reinkarnasi dari Raja Iblis,
bagaimanapun juga, dia adalah Flay, iblis betina.

Aku tidak sengaja membuatnya menjadi
pelayanku saat aku memberinya nama itu, Flay
terlihat persis seperti saat pertama kali kami
bertemu.
Menurutnya, dia "bisa hidup sampai seribu
tahun," dan usianya saat ini sekitar seratus tujuh
puluh tahun.
Dia tidak tahu persis.

Dia memasuki ruangan sambil mendorong
gerobak yang penuh dengan makanan.
"Bersukacitalah dan nikmatilah makanan lezat
yang disiapkan oleh koki kami yang setia!"
perintahnya, meskipun ucapannya tidak sesuai
dengan kenyataan, wajah kedua orang tua saya
melembut saat melihatnya.
Dan yang paling penting…
"Selamat pagi, Flay!"
Charlotte berbinar, senyum lebar mengembang
di wajahnya.
"Kau memang penuh semangat, anak kecil.
Sebagaimana seharusnya anak-anak. Aku
setuju," Flay menyetujuinya.
"Terima kasih banyak. Um, um, Flay!
Maukah kau bermain denganku lagi hari ini?"
Charlotte memohon.

"Aku menolak. Tugasku adalah melayani Sir
Haruto."
"Tolong bermain dengannya, Flay," aku menyela
dengan cepat."
Baiklah.
Aku telah diberi izin. Aku boleh saja bermain
dengan tuanku, tapi izin orang tua juga
diperlukan sebelum mengasuh anak. Gold dan
Natalia, bagaimana menurut kalian?"
Untuk seorang karyawan, dia benar-benar
memiliki nada sombong dengan atasannya.
"Silakan saja," jawab ayah saya.
"Ya, silakan," tegas ibu saya.
"Charlotte dengan gembira mengangkat kedua
tangannya ke udara."
Saya melihat, tersenyum, tetapi begitu mata
Charlotte bertemu dengan mata saya, dia
tersentak dan memalingkan muka.

Setelah selesai makan, aku kembali menuju
kamarku, tetapi ibuku menghentikanku, sebelum
dia bisa mengatakan apa-apa, aku
memotongnya.
"Itu tidak menggangguku."
"Itu tidak benar... Kalau begitu, mungkin benar.
Saat ini, kamu tidak terlihat terganggu," jawab
ibuku. Jika orang yang tidak dikenal
mendengarnya, mungkin tidak akan masuk akal.
"Aku tidak tahu mengapa Charlotte takut
padamu, Haruto. Dia masih kecil, jadi dia tidak
bisa menjelaskan dengan baik. Tapi jauh di lubuk
hatinya, aku yakin dia ingin dekat denganmu."
"Benarkah?"
"Aku yakin. Dia cukup bersahabat dengan Flay,
dan Flay adalah iblis," ibuku meyakinkanku,
"Atau mungkin dia hanya menyukai binatang
berbulu?

Ibuku mengerutkan alisnya saat dia
menghampiriku, dia tidak melompat ke arahku
atau menjegalku kali ini.
Sebaliknya, dia hanya menyelimuti saya dalam
pelukan lembut.
"Kamu tidak akan pergi, kan?"
pintanya Pertanyaan itu muncul entah dari
mana, tetapi saya tahu apa yang dia maksud.
"Tidak untuk saat ini," kata saya kepadanya.
"Dengan menghela nafas kecil, ibu saya
melepaskan saya." Saya tidak peduli dengan apa
yang dikatakan orang. Kamu adalah anakku.
Aku menyayangimu seperti Charlotte."
"Terima kasih," kataku padanya.
Aku kira aku hanya seorang pria berhati dingin.
Aku kembali ke kamarku dan jatuh ke tempat
tidur.

Menatap langit-langit, saya mulai merenung.
Saya tidak pernah berniat untuk tinggal selama
ini.
Ayah dan ibuku, orang-orang di kastil─mereka
semua sangat baik padaku. Sebelum aku
menyadarinya, sembilan tahun telah berlalu.
Tapi mungkin waktuku telah tiba.
Pewaris Count adalah Charlotte atau pria yang
dinikahinya. Daripada mencari tahu mengapa
adikku takut padaku, membebaskannya dari
ketakutan itu sesegera mungkin sepertinya
adalah hal terbaik yang bisa kulakukan
untuknya.
"Namun, meskipun begitu..."
Aku membuat penghalang tabel di depan
mataku. Aku bisa melihat gambar dari
penghalang lain yang aku hubungkan.
"Hahaha!
Slowpoke.
Kamu terlalu lambat, nak," goda Flay.
"Apa kau pikir kau bisa menangkapku dengan
kecepatan seperti itu?"
"Tunggu! Pasti bisa, Flay.
Aku belum menyerah," pekik Charlotte.
Pelayan berambut merah dan gadis kecil itu
sedang bermain tag. Charlotte berlari seperti
angin, mendekati Flay.
Tapi Flay menyelinap pergi, menghindari gadis
itu dengan mudah. Gerakan Charlotte tampak
terlalu cepat. Itu bukan kecepatan untuk anak
berusia lima tahun.
Jika aku bermain tag dengannya, aku pasti
akan kalah. Orang-orang di dunia ini memiliki
kemampuan fisik yang menakjubkan.
Kadang-kadang, aku menatap ke luar melalui
penghalang untuk menghabiskan waktu. Semua

prajurit ini bergerak lebih terampil daripada
atlet papan atas.
Lompatan setinggi sepuluh kaki bukanlah hal
yang baru di dunia ini. Mengesampingkan hal
itu, saya melihat ibu saya menonton dari pinggir
lapangan sambil tersenyum, mereka semua
terlihat sangat bahagia bersama, jika saya pergi,
Flay pasti akan mengikuti saya.
Bahkan jika saya memerintahkannya untuk
tinggal, dia mungkin akan berkata,
"Jika saya tidak bisa lagi melayani Anda, Pak,
hidup saya tidak ada nilainya"
dan melakukan seppuku atau semacamnya, dan
jika Flay pergi, Charlotte akan patah hati.
Mungkin dia akan membenciku lebih dari
sebelumnya.
Apa yang harus kulakukan?

Tidak ada jawaban yang mudah. Setiap hari
pada jam-jam seperti ini, saya menderita karena
pertanyaan yang sama.
Setidaknya untuk saat ini, saya hanya perlu
menemuinya pada waktu makan. Aku terus
bereksperimen dengan sihir Barrier-ku agar
suatu hari nanti, aku bisa mewujudkan
kehidupan fantasiku sebagai orang yang
menutup diri.
★
Suatu hari yang cerah, ayahku memanggilku
ke kantornya, hal yang tidak biasa baginya. Saya
memasuki ruangannya. Ada satu set perabot
ruang tamu, dinding yang dipenuhi rak buku,
dan meja kantor.
Ayah saya duduk di belakang mejanya,
menghadap saya.
"Ini dia. Ikutlah denganku."

Setelah itu, ayahku keluar dari ruangan. Aku
tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi aku
mengikutinya.Melangkah cepat, ayah menuntun
saya ke luar, saya menyipitkan mata pada sinar
matahari yang menyilaukan.
Terlalu terang untuk sebuah ruangan tertutup.
Kami berada di halaman kastil. Charlotte
biasanya terlihat bermain di luar, tapi sekarang,
dia tidak terlihat. Sebaliknya, saya melihat
seorang prajurit muda memegang dua pedang.
Hanya satu yang terbuat dari kayu, ketika ayah
saya mengambil pedang, prajurit muda itu pergi.
Dari jalan dia dengan riang berkata,
"Semoga berhasil, Tuan Muda!"
saat dia keluar, aku tahu ini tidak baik.
"Haruto, mulai hari ini, aku berniat
mengajarimu ilmu pedang," kata ayahku padaku.
"Aku tahu itu!"

"Jangan memberiku tatapan masam."
Ekspresi ayahku sama masamnya. Latihan fisik
di luar ruangan pada dasarnya adalah mimpi
terburuk bagi seorang pertapa. Saya ingin
menolak dengan tegas.
"Tingkat mana Anda sangat rendah. Sejauh ini,
kami belum mempublikasikan bahwa Anda tidak
memiliki elemen.
Mengingat kau tidak mungkin mencapai status
melalui sihir, penting bagi kami untuk
mengembangkan kemampuanmu di bidang lain,"
ayahku menjelaskan.
"Tapi apakah itu harus bertarung dengan
pedang?"
"Apa ada hal lain yang ingin kau kejar?" tawar
ayahku.
"Baiklah, aku lebih baik menjadi seorang yang
diam... batuk batuk!

Um... peneliti sihir?"
"Kenapa dengan tanda tanya? Hm.
Seorang peneliti, ya?
Aku khawatir tentang kamu yang mengurung
diri di kamarmu dan melakukan hal yang entah
apa, tapi sepertinya kamu sudah memikirkan hal
ini."
"Ayahku terlihat senang."
"Tapi kamu akan mengalami kesulitan sebagai
peneliti tanpa kekuatan sihirmu sendiri. Sihir
penghalang tidak akan berguna tanpa sebuah
elemen.
Apa jurusanmu?"
"Um... Sihir Kuno."
Mata ayahku membelalak karena terkejut.
Selain sihir kontemporer yang digunakan
orang-orang di dunia ini saat ini, ada juga Sihir
Kuno, seni sihir yang hilang di zaman mitos.

Tidak ada yang mempraktekkannya, jadi
peneliti di bidang itu jarang ada.
Saya pikir jika saya berpura-pura tertarik
dengan bidang yang tidak jelas dan kabur ini, itu
akan terdengar mengesankan dan
memungkinkan saya untuk menghindari
pertanyaan lebih lanjut."
Saya mengerti. Jadi, Anda melihat ada peluang
di bidang itu. Maafkan saya," kata ayah.
"Saya salah menilai Anda. Saya melihat
sekarang bahwa Anda telah mempertimbangkan
masa depan Anda dengan baik."
Sebuah reaksi yang mendukung, yang
mengejutkan saya. Mungkin sekarang saya bisa
lepas dari latihan pertarungan pedang..."
Namun, tidak ada alasan untuk tidak mencoba
bakat pedang Anda. Mari kita cari tahu.
Datanglah padaku.

"Ayahku melemparkan pedang asli padaku, dan
mengacungkan pedang kayunya sendiri.
Sepertinya aku tidak akan bisa keluar dari ini.
Tapi bahkan pedang kayu adalah senjata tumpul.
Aku tidak suka rasa sakit, aku tidak punya
pilihan. Aku melindungi diri dengan penghalang.
Aku tahu dia akan mudah melukaiku, tapi aku
masih melawan seorang prajurit veteran yang
dikenal sebagai Penghancur Bumi.
Tidak mungkin aku bisa mencetak satu poin
pun melawannya. Aku membuat penghalang itu
sekuat mungkin.
Sekarang yang harus saya lakukan adalah
mengemudikannya untuk menutupi kemampuan
fisik saya yang menyedihkan.
Pada dasarnya aku membuat boneka diriku
sendiri. Sebuah baju pelindung exoskeleton, jika
kau mau.
"Kapanpun kau siap," kata ayahku.
Kami berdiri berhadap-hadapan, berjarak tiga
puluh kaki. Aku menerjang ke arahnya dan
mengayunkan pedang dengan sekuat tenaga.
"Apa?!"
Ayahku menghindar dengan mudah.
Seperti yang kau harapkan. Pedangku meleset
dari sasaran dan menghantam tanah.Vwam!
Klang!
Tanah mencungkil dan pedangku patah. Aku
lupa melindungi pedang dengan penghalang. Ini
adalah pedang latihan, jadi mudah-mudahan
ayahku tidak marah.
Dengan takut-takut, aku menatapnya…
"Apa yang baru saja kamu lakukan?" tuntutnya.
"Hah?"
Apa yang baru saja aku lakukan?

Aku menyerangnya seperti yang dia
perintahkan.
Dia kesal karena Ibroke menghunus pedangnya,
bukan?
Setelah menatapku sejenak, dia
memerintahkan, "Aku akan berhenti sejenak.
Tapi aku masih ingin kau menghindar."
Matanya berbinar saat dia melompat ke
arahku dalam satu gerakan, ketakutan, aku
terbang ke udara.
Saya menyapu kepala ayah saya dan mendarat
dengan keras.
Berputar-putar, saya mengepalkan pedang
saya yang patah, entah mengapa, ayah saya
menganga ke arah saya dengan keheranan."
Apakah ada sesuatu yang... salah?" Aku bertanya.
"Apakah kamu baru saja... terbang?"

"Kamu memang memerintahkanku untuk
menghindar."
"Kamu membaca seranganku?" tanyanya.
"Tidak, aku hanya tahu kamu akan
mendatangiku, jadi begitu kamu bergerak, aku
langsung menghindar," jelasku.
"Jadi... kamu membaca gerakanku..."
"Mengapa dia terlihat begitu tegang?
Apa aku mengacaukannya?
"Haruto... Jadi kamu bisa menggunakan sihir?"
Itu bukan pertanyaan.
Kalau dipikir-pikir, semua orang beranggapan
bahwa aku memiliki sedikit kemampuan sihir.
Tapi jika aku mengatakan padanya bahwa itu
adalah sihir Penghalang, aku tidak tahu apakah
dia akan mempercayaiku.

Dari apa yang saya pahami, sihir Penghalang
saya berbeda dari biasanya. Saya membeku,
tidak bisa menjawab.
"Gerakan Anda melebihi gerakan seorang anak
... Melampaui gerakan seorang pendekar pedang
ahli, pada kenyataannya.
Kecuali bagi mereka yang menggunakan sihir
penambah kekuatan diri," katanya.
Oh, begitukah cara kerjanya?
Jadi para prajurit yang gila-gilaan di dunia ini
meningkatkan diri mereka dengan sihir?
Apakah itu berarti Charlotte juga?
"Selain itu, kau hanya bisa menghindari
seranganku dengan sihir terbang.
Setara dengan Peringkat B... Sihir yang sangat
canggih, membutuhkan manalevel setidaknya
30.

"Terbang terasa sangat mudah bagiku. Tapi
kalau dipikir-pikir, aku belum pernah melihat
orang lain terbang.
"Kamu tidak memiliki elemen. Hanya ada
sedikit potensi untuk meningkatkan diri hanya
dengan sihir Penghalang.
Apa yang kau gunakan?
"Um, kata sihir Penghalang?"
Aku tak bisa menjelaskannya.
Aku tahu sihir Penghalangku agak berbeda, tapi
... Aku tidak bisa menjelaskan apa yang tidak
kupahami sendiri.
"Aku tidak tahu," jawabku dengan jujur.
"Tidak sama sekali?" desaknya.
"Um, kurasa aku berdoa dalam hati untuk
'membuatku lebih kuat'?
"Sekarang aku hanya mengoceh.

"Kamu telah membangkitkan kekuatan yang
bahkan kamu sendiri tidak bisa memahaminya.
Kalau begitu ... "Ayahku sepertinya telah
menemukan sesuatu, tapi dia tidak
menyelesaikan kalimatnya.
Ayolah, tatapan tajam itu hanya membuatku
gugup.
"Baiklah. Saya kira Anda pasti memiliki bakat
seperti itu.
"Bakat seperti apa?
"Sekarang, mari kita lanjutkan latihan kita,"
katanya.
"Apa, masih ada lagi?!"
"Teknik fisik Anda adalah seorang amatir.
Dengan peningkatan, Anda bisa menjadi
pendekar pedang kelas satu."
Sekali lagi, saya meringis mendengar sarannya.

"Mengapa, tanpa ragu Anda akan melampaui
saya dalam waktu singkat," kata ayah saya.
Bagaimanapun, orang ini berada di unit yang
mengalahkan Raja Iblis, tapi ayahku sangat
yakin. Dia dengan antusias menyandera saya
sampai matahari terbenam.
☆
Malamnya... Gold sedang menangani
dokumen di mejanya, dan yang duduk di sofa
adalah istrinya, Natalia.
Ketika Gold menghela napas, dia memecah
keheningan. "Kamu sibuk sekali akhir-akhir ini."
"Ada banyak serangan bandit," jelasnya.
"Itu lagi," kata Natalia.
"Padahal baru minggu lalu kamu menumpas
sebuah serangan."
"Kecuali kita memusnahkan mereka
sepenuhnya, para bandit itu akan segera

menemukan anggota baru dan mendapatkan
kembali kekuatan mereka.
Sepertinya mereka dibentuk oleh prajurit
kekaisaran yang merosot.
Para bandit yang melarikan diri dari kita
dengan cepat merekrut orang lain dari jenis
mereka."
Wilayah count berbagi perbatasan dengan
kekaisaran di utara.
Setelah kekalahan Raja Iblis, kekaisaran
dengan cepat tumbuh dalam kekuasaan, menjadi
ancaman paling kuat bagi kerajaan.
"Mungkin kekaisaran diam-diam menggunakan
mereka sebagai boneka?"
Natalia bertanya-tanya.
"Mungkin saja. Lain kali, kita tidak boleh
membiarkan satu pun lolos."

Gold menatap ruang kosong saat Natalia
menghiburnya dengan lembut.
"Mau aku buatkan teh?"
"Tidak, aku akan melakukannya sendiri. Jika
kamu bergerak, kamu akan membangunkan
Charlotte," jawab Gold.
Charlotte tertidur di pangkuan Natalia.
Sampai beberapa saat yang lalu, Natalia sedang
membacakan sebuah cerita, tapi anak itu sudah
terlelap.
Gold mengeluarkan sihir api di sebuah teko
logam di atas gerobak saji.
Setelah airnya mendidih, ia menuangkan teh
ke dalam dua cangkir. Dia meletakkan cangkir
dan piring di atas meja rendah di depan sofa,
dan duduk di samping Natalia.
"Aku mulai berlatih ilmu pedang dengan
Haruto hari ini," katanya pada Natalia.

"Astaga, betapa kurang ajarnya kamu
merahasiakannya dariku selama ini. Bagaimana
hasilnya?"
Natalia menatap cairan yang goyah dalam
cahaya redup. Kata-kata berikutnya yang keluar
dari mulut suaminya melumpuhkannya.
"Dia mungkin 'iblis yang kembali'."
"Sayang, bagaimana mungkin kamu..." Gold
meletakkan satu jari di bibirnya, dan Natalia
menelan ludah.
Gadis kecil di pangkuannya bergerak-gerak.
Seorang iblis yang kembali─seorang anak yang
terlahir dengan ciri-ciri genetik langka dari
iblis, diturunkan dari nenek moyang yang
memiliki hubungan dengan iblis.
Iblis yang kembali mungkin memiliki kekuatan
super bahkan tanpa kekuatan sihir.

Mereka mungkin juga memiliki kemampuan
sihir yang setara dengan bangsawan tingkat
tertinggi, fenomena ini sangat langka sehingga
kebanyakan orang menganggapnya sebagai
bagian dari dongeng.
Namun, menurut arsip rahasia kerajaan,
kasus-kasus telah dilaporkan, meskipun sangat,
sangat jarang.
Bahkan dilaporkan pernah terjadi di dalam
keluarga kerajaan.
"Mengapa Anda berpikir demikian?"
Natalia bertanya, suaranya bergetar,
Seringkali, iblis yang kembali menjadi target
penindasan.
Natalia tidak tahan dengan pikiran itu. Gold
menceritakan peristiwa pelatihan permainan
pedang sore itu secara rinci.

Natalia terperangah. Menghindari serangan
penuh Warhammer Penghancur Bumi bukanlah
prestasi seorang anak kecil.
Sungguh tidak terpikirkan.
"Tapi Haruto tidak memiliki tanduk atau ekor,"
protes Natalia.
"Benar. Tapi mungkin itu bisa jadi pengaruh
dari lambang kerajaan?"
Tanda itu tidak hanya membedakan pewaris
takhta yang sah. Tanda itu juga dikatakan
memiliki kekuatan misterius yang belum
dipahami.
Mungkin di sana juga terdapat rahasia
mengapa Flay menghormati Haruto sebagai
tuannya.
"Meski begitu…
"Tidak! Haruto adalah manusia biasa. Dia tidak
mungkin keturunan iblis!"

Kepala Charlotte bergerak-gerak sedikit.
"Oh, sayang.
Maafkan aku, Charlotte.
Apa aku mengagetkanmu?"
Charlotte mengusap matanya. Nafasnya
menjadi panjang dan dalam sekali lagi. Natalia
terlihat lega, tetapi matanya berkaca-kaca.
"Mengapa semua nasib kejam ini harus
menimpa anak itu?"
Dengan lembut, Gold menarik istrinya
mendekat dalam pelukan lembut.
"Saya juga merasakan hal yang sama. Tapi
satu hal yang jelas─seorang anak yang dicap
tidak berguna dan dibuang ternyata memiliki
kekuatan yang luar biasa.
Saya ingin membantunya
mengembangkannya."
"Ya..."
"Untungnya, penampilan luarnya tidak
menunjukkan apa-apa.
Satu-satunya jalan adalah melakukan segala
cara untuk menumbuhkan kebahagiaan
anak-anak kita, baik untuk Haruto maupun
Charlotte."
"Ya.
Untuk anak-anak kita yang tersayang."
"Terhibur, Natalia rileks dalam pelukan
suaminya. Dia tidak bermaksud menguping,
bahkan, anak itu hanya mendengar sedikit
percakapan orang tuanya. Hanya dua kata yang
mengendap di telinganya, yaitu "Haruto" dan
"setan".
Di dunia kecil yang dihuni anak itu, kata itu
hanya menandakan gadis yang dicintai, berekor
halus yang selalu bermain dengannya, tidak
nyambung, tidak masuk akal, Kakak Haruto
tidak mungkin seorang iblis, pada saat yang
sama, pikiran lain muncul─Tapi dia juga bukan
manusia, Charlotte Zenfis adalah seorang anak
ajaib.
Bakatnya bahkan melebihi Putri Flash,
penyelamat kerajaan, meskipun usianya masih
muda─atau karena itu, sebenarnya─kekuatan
terpendamnya meningkatkan nalurinya, dalam
hal kekuatan, Charlotte melihat bahwa Flay
adalah nomor satu.
Ayahnya, Gold, adalah nomor dua.
Dibandingkan dengan mereka, apa yang dimiliki
kakaknya jauh lebih mengerikan.
Terlalu muda untuk menafsirkan kemampuan
sihirnya, anak itu hanya bisa merasakan
ketakutan naluriah.
Apakah aku mulai mendapatkannya selama
beberapa hari terakhir?
"Y... Kau menang, Tuan Muda."

Saat ayahku pergi, aku berdebat dengan
seorang prajurit muda. Karena tidak mampu
menangkis seranganku, dia jatuh tersungkur
dan menyerah.
"Luar biasa. Kemampuanmu telah meningkat
dengan urutan yang lebih tinggi, seperti yang
terjadi kemarin."
"Menurutmu begitu?"
"Kamu sudah menguasai isi buku panduan
bermain pedang yang diberikan padamu
kemarin.
Aku benar-benar terkejut."
"Memang benar aku membaca buku yang
dipinjamkannya padaku dari sampul ke sampul.
Namun saya hampir tidak bisa mengklaim telah
menguasai keterampilan, lagipula, saya hanya
menggunakan imajinasi saya untuk
mengendalikan diri saya seperti boneka.

Saya tidak menggerakkan tubuh saya secara
fisik. Saya hanya mengoperasikan penghalang
yang membungkusnya.
Saya tidak pernah bisa mempelajari
gerakan-gerakan itu secara fisik. Ini lebih seperti
mengendalikan karakter video game dengan
pikiran saya.
Dalam keadaan yang sama, siapa pun mungkin
bisa melakukannya. Jika video game seperti itu
ada, saya ingin sekali memainkannya.
"Saya khawatir saya bukan tandingan Anda saat
ini. Maafkan saya."
Prajurit itu terlihat tertembak. Saya berharap
saya bisa memberinya kata-kata penyemangat,
tapi saya tidak tahu harus berkata apa.
Aku hampir tidak mengenalnya. Kemampuan
komunikasiku tidak meningkat sama sekali
dalam sembilan tahun ini.

"Aku akan mendedikasikan diriku untuk
melakukan semua yang aku bisa untuk
mendekati levelmu, Tuan Muda."
Dia berjanji dengan tekad yang baru. Tidak ada
bantuan yang dibutuhkan untuk memulihkan
keceriaannya.
"Namun, tetap saja, ini adalah sebuah misteri,"
dia merenung.
"Apakah level mana Anda benar-benar hanya 2,
Tuan Muda?"
"Ya. Itu benar."
Saya tidak berbohong. Itu selalu membuat saya
merasa aneh juga. Mungkin masalahnya adalah
bola kristal itu hanya menampilkan dua angka?
Bagaimana jika level saya sebenarnya lebih dari
100?
Atau 200, bahkan?!

Angan-anganku memotivasiku untuk
menganalisa mekanisme bola kristal pengukur
mereka, jadi aku menciptakannya sendiri
dengan sihir Barrier.
Sama seperti sebelumnya, tidak mungkin empat
digit, bukan?
Tidak ketika skor tertinggi adalah 77 dalam
seluruh sejarah umat manusia, cukup sulit untuk
membuat bola kristal tiga digit.
Pada titik ini, saya tidak memiliki fokus untuk
membuat empat digit.
Lebih baik aku menggunakan waktuku untuk
meneliti sihir Penghalang, jadi, level mana 2-ku
sudah resmi. Dipasangkan dengan fakta bahwa
saya, sebenarnya, bukan elemen, tetap saja, ini
masih menjadi misteri, dengan level mana
serendah ini, saya seharusnya memiliki mana
yang sangat terbatas.

Tapi saat ini, saya bisa membuat penghalang
sebanyak yang saya inginkan (ratusan juta), dan
saya bisa merasakan jumlah mana yang mereka
konsumsi sebanding dengan ukuran dan
fungsinya, tetapi saya tidak pernah mengalami
perasaan kehabisan: Aku pasti sangat efisien
dalam mengelola sihir Barrier-ku, mungkin itu
berasal dari non-elemental, apa ini kekuatan
bonus yang diberikan oleh makhluk dewi-ku?
Aku tidak tahu pasti, tapi itu mungkin.
"Tingkat mana saya juga cukup rendah, jadi
saya ingin belajar menggunakannya secara
efisien dan menjadi lebih kuat," kata prajurit itu
kepada saya.
"Ah, maafkan aku. Itu tidak sopan dari saya
untuk mengatakan 'terlalu'.
"Tingkat mana-nya juga rendah? Mari kita
lihat.

Aku menempelkan penghalang berbentuk lensa
khusus di atas bola mataku.
MyDIY versi baru dan lebih baik dari Mija's
Crystal.
Uh huh. Ini 7/16.
Cukup tinggi dibandingkan dengan milik saya.
Ini setara dengan sebagian besar prajurit di
dunia ini.
Dua digit akan memberimu gelar perwira,
untuk rakyat jelata (seperti pelayan di kastil),
orang dewasa dengan level mana 3 atau 4 adalah
rata-rata.
"Saya menjadi tentara karena saya mengagumi
Gold."
Oh, apa ini waktunya bercerita?
"Gold telah menjadi pahlawan saya sejak kecil.
Saya telah berfantasi tentang bertarung bersama
Warhammer Penghancur Bumi.

"Saya tidak tertarik dengan kisahnya, tapi saya
tidak keberatan meledakkan latihan pedang."
Tapi kenyataannya sulit. Saya belum pernah
mengalami pertempuran pertama saya.
Oh, tapi saya berencana untuk mendaftar
untuk bergabung dengan penaklukan bandit
berikutnya," lanjut prajurit itu.
Penaklukan bandit, ya. Seolah-olah aku akan
pernah.
Apa orang ini benar-benar bisa meretasnya?
Akhir-akhir ini, rasanya lebih seperti akulah
yang melatihnya dalam latihan kami.
"Bahkan jika aku bisa pergi, aku mungkin hanya
akan menjadi kuli angkut, jauh di belakang," dia
merenung.
"Itu masih ada risikonya.
"Hati-hati, oke?"
"Pasti. Aku berjanji akan kembali hidup-hidup."
"Itu lebih baik bukan pertanda."
"Oh tidak. Itu dia, mengoceh terus dan terus.
Bagaimana kalau kita lanjutkan latihan?"
sarannya.
Dia menyadarinya. Saya mencoba
menyembunyikan keengganan saya saat kami
kembali mengayunkan pedang.
Beberapa hari kemudian. Ayah saya pergi hari
ini. Prajurit muda yang selalu berlatih
bersamaku juga pergi, jadi aku bersantai di
kamarku.
Baru saja lewat tengah hari, tangisan pecah di
kastil. Aku melakukan sesuatu yang jarang
kulakukan─aku meninggalkan kamarku dan
melangkah keluar, melewati pintu masuk kastil.
"Celaka sekali," gerutu Flay saat dia bergabung
denganku dalam perjalanan keluar.
"Ini benar-benar kekacauan."

"Berkumpullah dengan cepat, semua yang
mempraktekkan sihir penyembuh!"
"Satu lagi, di sini!"
"Yang paling kritis terluka duluan!"
Hampir setiap prajurit terluka sampai tingkat
tertentu.
Mereka yang tidak bisa berjalan dinaikkan ke
kereta kuda. Beberapa sudah meninggal.
"Sungguh menyedihkan. Apa yang salah dengan
Gold? Membiarkan bandit hanya mendapatkan
yang lebih baik dari anak buahnya..."
"Flay.
Diam."
"?!"
"Flay menutup mulutnya, seperti yang
kuperintahkan. Aku meninggalkannya dan
berjalan menuju kekacauan berdarah itu. Aku
mendekati salah satu gerobak.
"Tuan Muda..." Prajurit muda yang telah
melatihku terbaring di sana.
"Maafkan aku. Aku malu... padamu... melihatku
seperti ini..."
"Jangan coba-coba bicara," kataku padanya.
"Janjiku... janjiku... aku bersumpah... untuk
kembali hidup-hidup... dan sekarang..." Dia
sepertinya tidak mendengar.
Aku sadar... dia tidak bisa mendengar.
Matanya juga tidak lagi melihatku. Fokus
mereka melayang ke tempat lain, luka besar
membentang di punggungnya, jauh ke dalam
tulang belakangnya.
Beberapa anak panah menancap di perutnya.
Sungguh mengherankan dia masih bernapas.
"Kamu kembali hidup," kataku, lagi-lagi suaraku
tidak sampai kepadanya.

Dia terus meminta maaf padaku, seolah-olah
dia berbicara pada dirinya sendiri.
"Maafkan aku..." Tak lama kemudian dia
kehilangan kesadaran.
"Benar-benar memalukan," kata sebuah suara
dari belakang.
"Ayahku mendekat dengan langkah besar, baju
zirahnya terkikis."
Kami waspada.
Kami sudah siap.
Kami bertekad untuk tidak membiarkan satu
pun dari mereka lolos.
Namun ini... "Dia memuntahkan dengan topeng
kemarahan, "Saya... malu pada diri saya sendiri!"
Bahkan prajurit yang paling tak terkalahkan
pun bisa kalah jika timnya kalah bersaing."
Ayah saya tahu ini, dan itu membuatnya
hancur lebih dari apa pun."
Apa yang terjadi?" Saya bertanya.
"Kami mendapat petunjuk tentang lokasi
benteng mereka. Namun, pada saat kami
kelelahan, benteng itu sudah ditinggalkan.
Sebelum kami sempat berbalik, mereka
mengejutkan kami dari belakang. Ya... Mereka
terlalu... Untuk bandit biasa... Kekaisaran pasti
punya…
"Aku yang bertanya, tapi di tengah jalan, aku
kehilangan jejak. Dibutuhkan banyak fokus
untuk melakukan... ini."... untuk!
Haruto!"
"Hah?
Ya, Ayah?"
"Aku merasa sedikit pusing."
"Anak seusiamu tidak boleh terpapar kengerian
seperti itu.

Pergilah ke kamarmu dan beristirahatlah,"
sarannya.
"Oh, ya. Baiklah."
Saya benar-benar sangat mengantuk, jadi saya
memutuskan untuk menuruti sarannya. Saat
aku memutar tumitku…
"A-Apa ini?!"
"Luka saya sudah sembuh?!"
"Kaki saya sudah terpasang lagi?!"
"Seketika itu juga, terdengar suara teriakan.
Saya bergegas kembali ke sisi Flay."...
"Flay terdiam, kepalanya tertunduk. Dia masih
mengikuti perintahku untuk diam.
"Maafkan aku. Aku sedikit gugup.
Kau bisa bicara lagi."

"Tidak sama sekali. Akulah yang telah berbicara
di luar batas dalam beberapa hal. Akulah yang
harus meminta maaf," jawab Flay.
Dia tidak mengerti. Yah, terserahlah.
"Bisakah kamu ikut denganku ke suatu tempat
malam ini?" Aku bertanya.
"Tentu saja. Aku akan menemanimu ke mana
saja, Sir Haruto."
Aku mengangguk dan memasuki kastil.
Segera setelah aku kembali ke kamarku dan
merebahkan diri di tempat tidurku, aku tertidur.
Menyembuhkan luka adalah pekerjaan yang
rumit, dan melelahkan.
Namun aku masih bisa merasakan bahwa aku
masih memiliki banyak mana yang tersisa. Aneh
sekali…

Hari sudah larut malam, dan kastil ini sudah
menjadi tempat peristirahatan yang tenang, Flay
dan aku berdiri di atas menara di puncak kastil.
Bintang-bintang itu indah.
"Apakah ini sesuai dengan keinginan Anda, Sir
Haruto?"
"Ya. Roti lapis ini enak."
Flay ternyata pandai dalam segala hal. Saya
tertidur tanpa makan malam, jadi saya
menghargai makanannya.
Saat saya tertidur lelap, kastil dalam keadaan
panik. Itu bisa dimengerti. Bagaimanapun,
sekelompok tentara yang terluka tiba-tiba
menjadi sehat.
Sepertinya tidak ada yang mencurigai saya
sebagai dalang di baliknya, tetapi saya
bertanya-tanya apakah Ishihara harus menutupi
jejak saya.

Bisakah saya menganggapnya sebagai
keajaiban ilahi atau sesuatu yang lain?
Apakah itu terlalu mengada-ada?
Saya merenungkan masalah ini sambil melahap
roti lapis, mengamati sekeliling saya dengan
seratus penghalang tabel saya. Ini malam, jadi
ini adalah mode penglihatan malam.
"Itu mereka," Flay menunjukkan, segerombolan
pria yang merayakan dengan riuh di sebuah
benteng tua tertangkap kamera.
"Ya. Tapi bukankah ini tempat Ayah dan
pasukannya pergi?"
"Tampaknya ini adalah markas mereka. Yang
berarti mereka pasti sudah mengetahui serangan
itu, dengan cukup waktu untuk mempersiapkan
penyergapan mereka sendiri."
"Jadi mereka punya mata-mata," simpulku. Saya
kira saya bisa bertanya."

"Saya melihat beberapa tempat perkemahan
bandit lainnya. Bagaimana dengan mereka?"
Flay bertanya.
"Kita akan menghancurkan mereka juga,
sementara kita melakukannya. Semuanya."
"Bandit hanyalah masalah. Mungkin mereka
punya alasan sendiri, seperti mereka tumbuh
dalam kemiskinan atau apa pun.
Jika memahami mereka dengan lebih baik
membuat saya bimbang, saya lebih baik tidak
tahu. Ayahku, yang telah melakukan banyak hal
untukku.
Tentara kastil juga baik kepada anak yatim
piatu sepertiku. Mungkin ada beberapa orang
yang menganggapku merepotkan, tapi tidak ada
yang pernah berbuat jahat padaku.
Terlepas dari semua itu, kurangnya keamanan
di wilayah ini pasti akan mempengaruhi

impianku yang tertutup, oleh karena itu, aku
berencana untuk memusnahkannya.
Sepenuhnya. Selubung darah dingin
menyelimuti hatiku. Ini bukan perasaan yang
buruk.
"Haruskah kita pergi," kataku.
"Ya, Pak. Aku akan menemanimu."
Aku memadamkan sebagian besar penghalang
tabular dan terbang ke langit.
Di sebuah benteng dekat perbatasan
kekaisaran, ada tiga orang di salah satu ruangan
yang lebih kecil: pemimpin geng bandit dan dua
kaki tangannya. Salah satu dari mereka
mengenakan baju besi tentara kerajaan.
"Kerja bagus hari ini, Letnan."
"Sudah kubilang panggil aku Kapten di sini."
"Hahaha!

Sebagian besar orang di sini adalah
pemberontak dari tentara kekaisaran. Aku yakin
mereka semua tahu sekarang bahwa kita adalah
tentara kekaisaran."
"Meski begitu. Kita tidak bisa membiarkan
Count dan anak buahnya mengetahuinya."
"Mereka bertiga, pada kenyataannya, adalah
tentara kekaisaran.
Mereka diperintahkan untuk mengorganisir
geng bandit dan menyusup ke perbatasan untuk
memicu kekacauan di dalam kerajaan.
"Kalau begitu, Kapten. Haruskah kita minum
dan berpesta untuk merayakannya juga?
Kita akan menertawakan pemandangan
menggelikan dari Warhammer Penghancur
Bumi yang menggelepar tak berdaya."
"Ini bukan waktunya untuk perayaan. Kita
melewatkan kesempatan sempurna untuk
memusnahkan Gold Zenfis hari ini."
"Sayang sekali. Saya hanya ingin
menyingkirkannya agar kita bisa pulang ke
rumah."
"Ini terbukti lebih sulit dari yang kita harapkan."
"Meskipun begitu, ada rasa pencapaian. Sebagai
seorang individu, Gold memiliki kekuatan yang
tak tertandingi. Tetapi dia bukan ahli strategi
militer.
Dia adalah orang yang terlalu jujur untuk
menggunakan taktik licik. Jika para bandit
menggunakan tipu muslihat untuk menjebaknya,
kepalanya pasti akan menjadi piala mereka.
Saat wajah sang kapten berubah menjadi
seringai bengkok, dia menyadari sesuatu yang
aneh.
Para bandit telah dengan riuh merayakan
kemenangan hari itu, tetapi masih terlalu dini
untuk mengakhiri pesta, beberapa saat

kemudian, teriakan mulai menembus
keheningan.
Tapi ini terdengar lebih seperti...
"Berteriak...?"
Kapten mendengarkan dengan saksama.
Suara-suara itu terdengar seperti meratap
minta tolong atau memohon belas kasihan, ada
yang tidak beres.
Ini bukan perkelahian di bar─teriakannya
terlalu putus asa Tak lama kemudian,
suara-suara itu mereda menjadi hening.
"Kamu. Pergilah lihat apa yang terjadi di aula
besar.
"Seperti yang diperintahkan kapten, dia
mendengar suara seperti anak kecil di
belakangnya.
"Oh, mata-mata itu ada di sini," katanya.

"Suara seorang gadis, atau mungkin anak
laki-laki yang belum mencapai masa puber."
"Pencarian sudah berakhir.
Bersiaplah untuk dipanggang," suara itu
terdengar.
Beberapa menit sebelumnya... Para antek bandit
telah minum dan merayakan kemenangan
mereka di aula utama, sudah lama sekali mereka
tidak makan daging dan alkohol.
"Sekarang, jika saja ada wanita," salah satu dari
mereka berteriak. Saat itulah dia melihatnya.
"Bau yang sangat busuk. Itu membuat saya ingin
muntah."
Seorang pelayan muda berambut merah
menyala berdiri di ambang pintu. Pemandangan
yang tidak biasa untuk tempat seperti ini.
"Apa ini?
Siapa yang memanggil pelayan?"

"Siapa yang peduli?
Hei kau, kemarilah dan tuangkan minuman
untuk kami."
"Dan nanti kita akan bersenang-senang."
Para pelayan itu tertawa cabul. Salah satu dari
mereka mendekatinya.
"Hm?
Ada apa dengan telinga itu?
Dan ekor itu..."
"Kau bau. Mundur," katanya dengan nada
menghina, dan dalam sekejap mata, pria itu
terbakar.
Dia berlari-lari kecil di sekitar ruangan saat
dia dibakar hidup-hidup, sampai akhirnya dia
roboh tak bergerak di lantai.
"Dasar iblis!"

"Kalau dipikir-pikir, kudengar ada dara
setengah iblis di kediaman count's scastle!"
"Dia datang untuk balas dendam!"
Tiba-tiba sadar, para bandit itu mencabut
senjata dan bersiap-siap bertempur.
"Balas dendam?
Hah, aku tidak berutang balas dendam pada
siapapun. Aku datang untuk menghukum.
Setiap manto yang membuat tuanku sedikit saja
tidak senang, pantas mati seribu kali."
Mata merahnya berkilat penuh teka-teki. Cakar
panjang dan berkait mengintip dari kedua
tangannya.
"Tangkap dia!"
"Tidak masuk akal. Jangan menyanjung diri
sendiri, dasar kau najis."
Gadis itu menerjang ke depan. Saat dia berlari
melewati seorang bandit, tenggorokannya
meledak dengan darah, sisanya adalah
pembantaian seorang diri, dia menebas siapa
pun yang membelakangi mereka, dan membakar
mereka yang mencoba merapal mantra dari
kejauhan.
Satu serangan membunuh. Tidak ada satu
orang pun yang dia serang yang masih bernapas,
satu jiwa beruntung yang belum menjadi target
berebut untuk keluar, tapi...
"Augh?!"
Bandit itu jatuh ke lantai. Entah kenapa, kaki
yang dia gunakan untuk berlari tidak
menyentuh tanah.
Sedetik sebelum itu, ada rasa sakit yang tajam.
Dia melihat ke bawah dan menyadari bahwa
kakinya telah terpotong.
"Apa yang terjadi?!"
Anehnya, tidak ada darah yang keluar dari
lukanya yang terbuka.
Namun, kakinya yang terputus terletak di
genangan darah berwarna merah.
Semua bandit yang tersisa
berbondong-bondong menuju pintu keluar
menemukan salah satu atau kedua kaki mereka
terputus.
Beberapa lengan, bahkan.
"Flay, jangan membunuh begitu banyak. Kita
perlu menginterogasi mereka tentang
mata-mata itu," kata suara seorang anak.
Dan bagus sekali. Bagaimana kau
menghentikan pendarahan mereka?"
"Hanya menambal luka mereka. Itu jauh lebih
mudah daripada menyembuhkan mereka
sepenuhnya."
Saat melihat gadis pelayan itu bercakap-cakap
dengan santai dengan seorang kolaborator yang
tidak terlihat, para pria yang tersisa menatap
dalam keheningan yang ngeri, bahkan ketika
percakapan berlangsung, kaki-kaki terus
terjatuh dari siapa saja yang mencoba untuk
berdiri, keheningan itu tidak berlangsung lama.
"Eek!"
"Tolong!"
"Aku akan mengatakan apa saja!
Apa pun yang saya tahu!"
Teriakan teror dan kemarahan meledak dari
aula besar yang terjun ke dalam kekacauan.
"Itu semua. Seharusnya ada tiga orang lagi di
ruangan lain. Aku akan memeriksanya. Kau
interogasi yang ini, Flay."
"Ya, Pak."
Kemudian gadis berambut merah itu bertanya
dengan suara lembut, "Apa yang harus
kulakukan dengan mereka setelah ini?"
Suara itu berbisik di telinganya sehingga hanya
dia yang bisa menangkap jawabannya.
"Kau bisa membakarnya. Bakar semuanya agar
tidak ada barang bukti yang tersisa."
"Baik, Pak," jawab Flay tanpa emosi.
Dia mendekati salah satu bandit yang terbaring
di lantai.
"Jawablah pertanyaanku dengan jujur. Dan
jangan gagap. Aku tidak sebaik atau sesabar
tuanku."
Dia mengangkat cakar ke tenggorokannya.
Kapten dan dua rekannya tidak bisa bergerak,
lumpuh karena takut?
Beku karena terkejut?
Tidak, bukan keduanya.
"Apa yang telah kamu lakukan?
Mengapa saya tidak bisa bergerak?!"
Seolah-olah mereka terkubur di dalam tanah
dari leher ke bawah. Mereka tidak bisa bergerak
sedikitpun.
"Yang kulakukan hanya membungkusnya
dengan penghalang. Dan tetap mereka di tempat
sehingga Anda tidak bisa bergerak."
"Hambatan?
Apa maksudmu?"
"Letnan..." panggil anak buah yang berpakaian
seperti bandit.
"Dengan siapa kau bicara?"
Wajahnya terkatup."...
Hah?"
Kapten tidak bisa memahami pertanyaan ini."
Ada anak kecil di belakangku, bukan?"
Bandit yang satunya menghadapnya dengan
miring. Dia seharusnya bisa melihat dari balik
bahu sang kapten.
"Tidak. Tidak ada siapa-siapa di sana. Dan
saya tidak mendengar suara."

Jawaban yang tidak dapat dimengerti membuat
kepala sang kapten dipenuhi dengan tanda
tanya, suara itu hanya bisikan, jadi mungkin
saja anteknya tidak bisa mendengar, tapi
bagaimana mungkin dia tidak bisa melihat si
pembicara?
Hal berikutnya yang terjadi hanya membuat
sang kapten semakin bingung, anteknya yang
lain─yang bertugas sebagai mata-mata di istana
count─terlihat meratap.
Namun kata-katanya tidak terdengar. Selain
itu, dia menatap ruang kosong.
Seolah-olah ada seseorang di sana.
"Hei, apa yang terjadi?
Kenapa kau meratap?
Siapa yang kamu coba ajak bicara?"

Tidak ada jawaban.
Si antek tampak memohon dengan putus asa,
air mata berlinang di matanya.
Namun, tidak ada suara sedikit pun yang
keluar dari tenggorokannya, lalu, akhirnya...
Guk.
Kepala pria itu jatuh dengan keras ke lantai,
diikuti oleh tubuhnya, lalu kepala kawannya
mulai melayang di depan kedua pria yang tidak
bisa berkata-kata itu.
Tidak, ia tidak melayang. Kepala itu dijambak
oleh seorang anak laki-laki yang perlahan-lahan
muncul dari udara.
"Saya mengerti maksudnya. Jadi yang satu ini
adalah mata-mata."
Anak laki-laki itu terlihat berusia sekitar
sepuluh tahun. Dia berpakaian rapi, seperti
anggota bangsawan.

"Siapa kamu?" tanya sang kapten.
"Saya tidak akan menjawabnya."
"Dari mana asalmu?
Dan bagaimana?"
Anak laki-laki itu mengangkat bahu dan
menjawab dengan pertanyaan yang aneh.
"Pernahkah Anda mendengar tentang kamuflase
optik?"
Kapten meraba-raba untuk mencari jawaban.
"Jadi, Anda belum pernah mendengarnya, begitu.
Saya kira sihir semacam itu tidak ada di dunia
ini. Hmm. Itu berguna."
Anak itu tampak puas.
"Urusanku di sini sudah selesai. Kalian berdua
tetaplah di sini dan pikirkan perbuatan kalian."
Dia menghilang, membawa kepala itu
bersamanya, dan sekali lagi, ruangan menjadi

hening. Kapten yang setengah linglung
menyadari bahwa ada sesuatu yang salah.
"Apa ini?
Bau sesuatu yang terbakar..."
Asap hitam mulai membanjiri ruangan.
"Tunggu... Api?
Kebakaran!
Benteng terbakar!"
"T-Tidak!
Tolong!
Seseorang!"
"Meskipun ada dinding batu, api menyebar
dengan agresif.
Api menyerbu sebelum asap hitam memenuhi
ruangan.
"Aaaaah!

Yeeooooww!!"
"Aku terbakar!!
Buuuurning!!!"
Kedua orang itu menggeliat putus asa dari leher
ke atas, tetapi segera tubuh mereka ditelan oleh
neraka.
★
Benteng tua itu berkobar di belakangku. Di
tanganku ada kepala tupai yang baru saja
dibunuh. Jika seorang pengamat melihatku
sekarang, aku mungkin akan terlihat seperti
orang jahat.
"Bagus sekali, Tuan Haruto."
"Kamu juga, Flay."
"Aku tidak bisa melakukannya tanpanya.
Lagipula, ini adalah pertarungan pertamaku.

Aku punya sihir Barrier yang unik, tapi aku
ragu bisa bertahan melawan bandit-bandit yang
berpengalaman bertempur.
Tapi dengan Flay yang menarik perhatian
mereka, aku berhasil menyembunyikan diriku
dan menyergap mereka ke kiri dan ke kanan.
Licik? Puh-lease.
Tingkat mana saya sangat rendah.
Satu-satunya cara agar aku punya kesempatan
adalah dengan melakukan serangan diam-diam.
"Apa itu?"
Flay melirik ke arah kepala yang kupegang. Aku
membawanya lebih dekat. Sekarang aku
melihatnya dari mata ke mata, ini cukup
menjijikkan."
Mata-mata itu sendiri. Kau tahu?
Aku mengenali wajahnya. Rupanya, masih ada
tiga orang lagi yang berada di dalam kastil.

Mereka adalah orang-orang yang telah
membocorkan informasi kepada para bandit.
"Mereka juga mengaku sebagai anggota tentara
kekaisaran. Saya tidak tahu banyak tentang
konflik politik, tetapi jika mereka mengacaukan
kita terlebih dahulu, tidak perlu belas kasihan,
bukan?
"Untuk saat ini, saya akan mengirimkan kepala
ini kepada Ayah secara anonim.
"Saya sudah mendapatkan nama-nama tiga
mata-mata yang disematkan. Saya pikir saya
akan mengungkapkannya dalam surat kepada
ayah saya dan membiarkan dia mengurus
sisanya.
Lebih baik menghindari pembunuhan atau
penghilangan yang tidak dapat dijelaskan dalam
pasukan kita.
"Lanjut ke yang berikutnya..." Aku memanggil
tiga penghalang tabel di depanku.
Masing-masing menampilkan sekelompok
bandit. Aku tidak tahu apakah orang-orang ini
tentara kekaisaran atau bukan.
"Ayo kita habisi mereka malam ini."
Untuk memastikan masa depan saya hidup
dalam kedamaian, saya akan bekerja keras,
hanya untuk malam ini. Sungguh merepotkan.
☆
Gold berada di kantornya, menerima laporan
insiden dari komandan unit. Putri tercinta Gold
duduk di pangkuannya.
Beberapa saat yang lalu, mereka bermain
bersama. Dia mencoba menyerahkannya kepada
Natalia atau Flay, tetapi tidak berhasil. Dia
menempel padanya dan menolak untuk pergi.
"Kami memeriksa lokasi-lokasi yang ada di
surat itu, Pak," lapor komandan berwajah tegas
yang menyelidiki insiden itu.

"Di setiap lokasi, kami menemukan sebuah
kamp penjahat, yang benar-benar musnah."
"Semua terbakar habis?"
Gold mengulangi.
"Ya. Saya tidak bisa mengatakan berapa banyak
yang berhasil melarikan diri. Tapi sejumlah
besar ditemukan terbakar habis... Eh,
maksudnya, kami menemukan sosok-sosok …
apa yang tampak seperti bandit-bandit yang
tergeletak," komandan melaporkan dengan
canggung, untuk menghormati anak kecil itu.
"Dan bagaimana dengan tiga orang yang
dilaporkan sebagai mata-mata?"
"Saat kami menginterogasi ... ehem,
menginterogasi mereka dengan seksama, mereka
semua mengaku sebagai anggota pasukan
kekaisaran.

Dan potongan tubuh yang dikirim kepada kami
secara anonim itu dikonfirmasi sebagai anggota
tentara kami."
"Untuk berpikir bahwa kami membiarkan
mereka menembus pasukan kami dengan
mudah."
"Saya sangat menyesal, Pak."
"Anda tidak bisa disalahkan. Ini adalah tanggung
jawab saya. Aku telah lalai. "
"Tidak, Pak. Anda ... "
"Bandit biasa tidak akan mampu melakukan
ini. Kekaisaran harus terlibat. Perketat
keamanan perbatasan kita.
Kita harus melakukan pemeriksaan latar
belakang yang lebih teliti untuk anggota baru.
Namun, saya tidak tahu apakah itu akan
sepenuhnya menyaring mereka."
"Ya, Pak. Permisi."

Saat komandan meninggalkan ruangan, Gold
bersandar di kursinya dan menghela nafas.
"Apa kau lelah, papa?"
"Hmm?
Oh, aku baik-baik saja. Malah, aku lega."
Charlotte menatap ayahnya, terbelalak.
"Siapa yang menghukum orang-orang jahat itu,
Ayah?"
"Ya, siapa yang menghukumnya?
Tiga malam yang lalu... Itu adalah malam
ketika aku kembali ke rumah.
Aku hanya tahu satu orang yang bisa melakukan
efisiensi seperti itu, tanpa ampun, dan
menguasai api neraka..."
"Iblis betina Flay, yang - untuk beberapa alasan
- melayani seorang tuan manusia."
"Kemampuan Flay melebihi kemampuanku.

Dia berpatroli di wilayah tersebut dan menjaga
agar iblis-iblis lain tetap terkendali.
Mungkin dia melihat ini sebagai perpanjangan
dari pekerjaannya."
Tapi ketika dia menanyai Flay, dia menjawab
dengan terus terang, "Aku tidak tahu."
"Tiga malam yang lalu..." Charlotte mulut. Dia
tampak melamun.
"Aku baru saja teringat sesuatu yang harus
kulakukan," katanya, melompat turun dari
pangkuan ayahnya.
"Jika kamu akan bermain di luar, ajaklah
seseorang untuk menemanimu," Gold
menginstruksikan.
"Ya, Ayah!"
Tiga malam sebelumnya, Charlotte mengalami
kesulitan untuk tidur, bulu kuduknya merinding
dan rasa tidak nyaman di perutnya.

Anak itu masih belum mengerti bahwa hal itu
disebabkan oleh seseorang di dekatnya yang
menggunakan kekuatan magis yang luar biasa.
Charlotte bangkit dari tempat tidur dan
menatap ke luar jendela, bulan dan
bintang-bintang terlihat indah, beberapa saat
kemudian dia melihat bayangan terbang seperti
tombak melintasi langit malam, diikuti oleh
siluet manusia yang turun dari atap kastil.
Dari rok panjang yang berkibar, Charlotte
mengenali sosok itu sebagai gadis kecil yang
selalu bermain dengannya, kecurigaan ayahnya
benar.
Flay-lah yang menyerang para bandit, tapi
bukan hanya dia.
Charlotte yakin akan hal itu. Bayangan yang
terbang melintasi langit malam. Itu adalah siluet
seorang anak laki-laki, dan dia sangat
mengenalnya, dia ketakutan.

Meskipun demikian, didorong oleh kegelisahan
yang tidak dapat ia kenali, anak kecil itu
berjalan sendirian di dalam kastil yang gelap
dan masuk ke kamar kakak laki-lakinya.
Kakaknya, Haruto, pasti ada di sana, ia dapat
mendengar nafasnya─nafas yang pelan dan
teratur seperti orang tidur.
Namun, melihat dia terbaring begitu saja terasa
mengerikan, jantungnya berdebar. Kakinya
gemetar dan menolak untuk bergerak, dengan
mengumpulkan semua keberanian yang bisa dia
kumpulkan, dia mendekat.
Poot, poot-poot.
Dia tidak menunjukkan tanda-tanda akan
bangun.
Spak, spak!
Dia menampar kepalanya. Dia tidak bergerak
sedikitpun.Sekarang dia bertekad. Dengan

jari-jari mungilnya, Charlotte menarik salah
satu kelopak matanya.
Murid itu berputar untuk menatapnya.
"Huah!"
Dia melompat mundur ketakutan dan jatuh
tersungkur. Kakaknya terus bermain-main di
sana seolah-olah tidak ada yang terjadi.
"Ada yang ... aneh."
Dia juga bingung dengan perilakunya yang
berani, dan seketika itu juga, dia menyadari
alasannya, tekanan luar biasa yang selalu dia
rasakan dari kakaknya benar-benar tidak ada
pada kakanya yang sedang tertidur.
Dia menatap wajah anak laki-laki yang
terbaring di kegelapan itu dengan seksama.
"Siapa ini?"
Di permukaan, dia terlihat persis seperti
kakaknya, tapi…

"Orang ini... bukan kakakku," pungkasnya, dan
Charlotte pun pergi meninggalkan kamar.
Diam-diam, karena dia masih takut padanya.
Tapi dia hampir tidak pernah meninggalkan
kamarnya, jadi yang bisa dia lakukan hanyalah
nongkrong di lorong, dia memutuskan untuk
mengubah taktiknya.
Mungkin dia bisa mengorek beberapa
informasi dari pelayan yang tampaknya
mengenal kakaknya dengan baik.
"Apakah ada dua saudara laki-laki saya?"
tanyanya.
"Pertanyaan macam apa itu, nak?
Apakah kepalamu baik-baik saja?
Apakah kamu demam?"
Pembantu itu menunjukkan kepedulian yang
besar terhadap kesehatan gadis itu. Pikiran kecil
Charlotte berputar dengan kekuatan penuh. Dia

hanya bisa melihat satu pilihan: untuk
mengungkapkan kebenaran yang jujur.
"Suatu hari, aku menyelinap ke kamar kakakku."
"Wah, kurang ajar sekali!
Tapi itu adalah tindakan anak kecil. Saya akan
memakluminya," tegur pelayan itu dan dengan
cepat memaafkan.
"Kakak Haruto bersamamu malam itu, bukan?"
Charlotte bertanya.
"Anda gigih, bukan.
Tapi... Hm. Karena kau melihat kami,
sepertinya tidak ada gunanya
menyembunyikannya. Jika Anda berjanji untuk
tidak memberi tahu siapa pun, saya akan
mengatakan yang sebenarnya."
Charlotte menganggukkan kepalanya dengan
sungguh-sungguh.

"Tuan Haruto bersamaku malam itu. Tapi aku
adalah aktornya. Sir Haruto mengamati dengan
seksama," tegas Flay.
"Mengapa kau berbohong pada Ayah?" Charlotte
bertanya.
"Saya menilai itu yang terbaik. Jangan tanya
kenapa. Kadang-kadang, orang dewasa harus
melakukan hal-hal seperti ini."
"Apakah orang dewasa boleh berbohong?"
"Dalam beberapa kasus."
"Apakah kakakku yang memerintahkanmu
untuk berbohong?"
"Kau cukup cerdik.
Tapi aku menyangkalnya."
"Lalu, mengapa ada dua saudaraku?" Charlotte
menekan.
"Itu lagi? Cukup.

Tidak ada pertanyaan lagi. Tapi dua Tuan
Haruto, ya kan...? Hmm...
"Pada saat ini, Flay belum mengetahui bahwa
Haruto membuat duplikat dirinya dengan sihir
Penghalang, jadi pelayan berambut merah itu
pergi untuk menanyakannya secara langsung.
"Jangan khawatir," kata Haruto kepadanya.
"Saat pelayan itu menyampaikan jawaban ini
pada Charlotte, anak itu menjadi lebih
penasaran dari sebelumnya."
"Jangan repot-repot dengan hal-hal sepele, atau
kamu tidak akan pernah menjadi besar," kata
pelayan itu menasehati."
Charlotte memandangi dada pelayan itu yang
bidang. Menarik, pikirnya.
Tapi anak itu tidak berniat untuk
meninggalkan penyelidikannya.
★

Aku diawasi.
★
Oleh siapa?
Bagian itu aku tahu. Tapi aku tidak tahu
mengapa, dan itu membuatku merinding.
Untungnya, Flay memiliki beberapa informasi
yang berguna."...dengan demikian, Charlotte
tampaknya percaya ada kalian berdua, Sir
Haruto."
Mengapa ada kalian berdua?"
"Jangan khawatir," kataku padanya." Baiklah.
Aku akan memberitahunya itu."
"Maksudku kamu, tapi Flay sudah meninggalkan
ruangan. Jadi... dia melihatku pergi di tengah
malam.
Dan dia langsung tahu bahwa doppelganger-ku
itu palsu. Oh, begitu... begitu... Yah, itu bisa
dimengerti karena satu-satunya fungsi yang
bisa dilakukannya adalah berpura-pura tidur,
tapi kenapa tiba-tiba penasaran?
Aku ragu ketertarikannya padaku bukan
karena alasan yang positif. Bahkan saat latihan
pertarungan pedang dengan ayahku.
"Sekarang, untuk apa kita berhutang perubahan
sikap ini?" tanya ayahku dengan riang.
"Mengalahkanku," aku mengangkat bahu.
Charlotte bersembunyi di balik pohon,
mengamati kami. "Yah, aku yakin ini adalah
perubahan ke arah yang lebih baik," kata ayahku.
"Kurasa." Saat kami bertanding, dentingan
tajam pedang berbaur dengan pembicaraan
kami.
"Penasaran dengan niatnya, aku membuat
penghalang untuk memata-matai Charlotte
memata-matai diriku.

"Huaa! Luar biasa. Kemampuannya melebihi
Ayah!"
Kata Charlotte, terpesona.
Tidak benar. Ayah hanya akan mudah bagiku.
Agen kecil yang licik itu mengalihkan
perhatiannya pada Flay, orang yang paling dekat
denganku.
"Pada dasarnya, Sir Haruto luar biasa," kata
Flay padanya.
"Aku tahu itu. Bisakah Anda lebih spesifik?"
"Baiklah. Kemampuan Tuan Haruto tidak bisa
diukur dengan standar normal, paling tidak, dia
lebih kuat dariku, jauh, jauh lebih kuat."
"Tidak bisakah kau tidak?"
Charlotte bergidik bingung.
"Apa kau tahu identitas asli Tuan Haruto, Flay?"
"Tentu saja. Tapi aku tidak bisa
mengungkapkannya."
"Seperti yang kukatakan, bisakah kamu tidak?"
"Apakah dia mengujiku?" tanya gadis kecil itu."
"Jangan menyanjung dirimu sendiri, nak. Sir
Haruto memiliki kebingungan yang lebih besar
daripada memperhatikan orang sepertimu."
"Aku tidak mengerti apa maksudnya."
Dengan demikian, keingintahuan Charlotte
terus bertambah, dan sekarang aku harus
berurusan dengan diikuti setiap saat.
Sampai suatu hari... aku akhirnya memiliki
kesempatan untuk bebas dari penguntit kecilku."
"Ibu dan Charlotte akan melakukan
perjalanan?"
"Di meja makan, aku mengetahui bahwa mereka
berdua akan pergi untuk mengunjungi sebuah
kota di utara."
"Ada sebuah festival tahunan di musim panas.
Biasanya, hanya saya yang datang, tetapi tahun

ini saya meminta mereka untuk pergi," jawab
Gold.
"Bagaimana bisa?" jawab ibu saya.
"Yah, semua keributan dengan para bandit
sudah selesai. Sekarang kita memiliki bala
bantuan dari tengah-tengah yang memperkuat
perbatasan.
Flay menjaga agar iblis-iblis di wilayah ini
tetap berada di teluk.
Sepertinya ini adalah kesempatan yang baik
untuk melakukan perjalanan selagi bisa."
Sejak lahir, Charlotte hampir tidak pernah
menginjakkan kakinya di luar kastil. Mereka
ingin menunjukkan sedikit wilayah itu selagi
semuanya aman.
"Aku rasa kau tidak akan ikut dengan kami,
Haruto?"

Tidak ada perjalanan untuk mengurung diri,
tolong dan terima kasih.
"Mengapa tidak membawa Flay bersamamu?"
Saat aku mengatakannya, aku menyadari
bahwa aku tidak melihatnya akhir-akhir ini.
"Kupikir kaulah yang mengirimnya untuk
sebuah tugas, Haruto," kata Golds.
"Kalau dipikir-pikir, sekitar tiga hari yang lalu,
kurasa dia mengatakan sesuatu tentang pergi
untuk menengahi beberapa perselisihan
teritorial di antara para iblis."
Flay mengancam para iblis di daerah itu untuk
mencegah mereka menyerang kota dan desa.
Berkat dia, ekosistem menjadi stabil, iblis dan
manusia terpisah, dan kita semua bisa hidup
dengan aman.
Dia sangat mahir, meskipun terkadang tidak
mengerti, untuk pertama kalinya dalam

beberapa waktu, saya bisa bersantai tanpa
diawasi.
Tapi tak lama lagi, kedamaian itu akan hancur…
☆
Berdasarkan situasinya, mungkin terlihat
seperti apa yang terjadi disebabkan oleh
serangkaian kebetulan yang tidak
menguntungkan, tetapi setelah diteliti lebih
dekat, dapatkah seseorang benar-benar
mengatakan bahwa hanya itu saja?
Dalam satu malam, empat geng bandit
dimusnahkan. Namun, masih ada satu geng lagi
dengan agenda yang sama yang bersembunyi di
luar zona deteksinya.
Geng terakhir yang tersisa itu meminta
petunjuk dari negara asalnya, dan negara
mereka mengirim bala bantuan.
Tidak lama setelah bala bantuan itu tiba,
sebuah festival baru saja dimulai di kota
terdekat─festival yang rencananya akan dihadiri
oleh istri dan anak perempuan sang bangsawan.
Namun, ada satu faktor kunci yang
membuktikan bahwa hal itu memang sudah
direncanakan, yaitu rute pelarian yang telah
dibangun di wilayah yang seharusnya diperkuat
keamanan perbatasannya, dan dengan
demikian, skenario yang sempurna untuk
menyergap istri dan anak perempuan
bangsawan itu sudah diatur, lalu apa yang
terjadi dengan pasukan pertahanan?
Berapa banyak korban yang akan diderita oleh
kota? Wanita itu adalah putri bungsu dari
seorang bangsawan, dan levelnya jauh lebih
tinggi daripada prajurit biasa.
Tetapi dengan seorang anak kecil di dalam,
yang bisa dia lakukan hanyalah melarikan diri
dari tentara kekaisaran.

Natalia berlari melintasi hutan dengan
putrinya di pelukannya. Mana yang tersisa
tinggal sedikit, dan dia hanya memiliki cahaya
bulan untuk memandu jalannya.
Musuh hampir memojokkannya, tetapi hanya
ada satu alasan dia bisa menghindari mereka.
"Lewat sini, Ibu!"
Satu-satunya alasan itu adalah arahan
Charlotte.
Natalia bisa merasakan gadis itu bergetar,
tetapi pada saat yang sama, mata anak itu
bersinar dengan tekad dan kepercayaan diri.
Sang ibu berjalan menembus hutan, menuruti
perintah anak kecil itu, lalu...
"Tangkap mereka!
Mereka tidak boleh melarikan diri!"

Saat Natalia mendengar musuh mengejar,
hutan terbuka dan mereka menemukan diri
mereka di depan jurang.
Jurang itu terlalu curam dan terlalu gelap
untuk melihat seberapa jauh di bawah sungai.
Jurang itu terlalu dalam untuk dilompati.
"Di bawah kita, Ibu!"
Tanpa ragu-ragu, Natalia melompat. Tidak
sejauh yang ia takutkan, dan ia menggunakan
sisa-sisa mana yang ada untuk melunakkan
pendaratan mereka.
"Lewat situ. Mereka bilang ada tempat
persembunyian!"
Kata-kata anak itu menegaskan firasat Natalia.
Seseorang mengarahkan anak ini.
Dia tidak tahu bagaimana caranya, atau
mengapa hanya Charlotte yang bisa
mendengarnya.

Itu bisa jadi bagian dari itu. Tapi juga,
mungkin mereka masih terlalu jauh, masih
terlalu dini untuk merasa optimis.
Dia bergegas menyusuri tepian sungai. Itu dia.
Dia melihat sebuah gua kecil dan masuk ke
dalamnya. Dia mendecakkan lidahnya karena
kecewa─terlalu terang di dalam.
Pasti ada lumut yang tumbuh terlalu banyak.
Dia meringkuk di salah satu sudut gua untuk
mengatur napas.
"Tidak apa-apa, Charlotte. Aku berjanji akan
melindungimu."
Masih terengah-engah, Natalia memeluk anak
itu dengan erat, gua itu terlalu jelas terlihat
untuk menyembunyikan mereka.
Jika mereka tetap di sini, hanya masalah
waktu saja sebelum mereka ketahuan. Menekan
diri mereka ke dalam sudut ini hanya dapat
melakukan banyak hal.
Natalia mengambil keputusan.
"Mereka ada di dekat sini, bukan?
Aku tidak tahu siapa mereka, tapi mereka pasti
sekutu keadilan," dia meyakinkan anak itu.
"Sekutu keadilan?"
"Mhmm."
Natalia tersenyum hangat sambil mengangguk.
"Seseorang yang memerangi kejahatan. Ibu akan
pergi mencari mereka. Kamu tetap di sini, dan
jangan bergerak.
Jangan mengintip. Tunggu di sini sampai
waktunya tiba."
Dia memberikan senyum paling cerahnya
kepada anak yang ketakutan itu, dan berlari
keluar gua.
Dengan ragu, Natalia menoleh ke belakang, ia
tercengang, pintu masuk gua sudah tidak ada.
Dinding tebing memanjang begitu saja.
"Bagaimana..."
Dia mendekati dinding dan mengulurkan
tangan. Lengannya lenyap.
Pintu masuknya ada. Tapi kekosongan itu
ditutupi oleh proyeksi dinding tebing.
"Sihir ilusi... Tapi siapa yang bisa melakukan
trik tingkat tinggi seperti itu?"
Apakah itu orang yang sama yang telah
mengarahkan Charlotte?
Jika ya, mereka pasti berada di dekatnya.
Namun mereka memilih untuk tidak
menampakkan diri, mungkin orang ini tidak
menggunakan sihir pertempuran?
Dia memutuskan untuk kembali ke gua. Jika
mereka bisa bersembunyi di sana selama
beberapa hari, regu penyelamat dari kastil pasti
akan tiba. Tapi keputusannya sangat terlambat.
"Itu dia!"

Para pengejarnya telah melihatnya.
"Hanya ibunya!
Dia pasti menyembunyikan anaknya di dekat
sini. Temukan dia!"
Lima orang mengelilingi Natalia. Yang lain
menyebar.
Tidak apa-apa. Mereka belum menemukan gua
itu. Kalau begitu, hanya ada satu pilihan.
"Eh?
Dara itu telah menghunus belati!
Apa dia benar-benar berpikir dia bisa melawan
kita?!"
Natalia mengarahkan ujung belati ke
tenggorokannya sendiri, jika mereka
menyandera dia, itu berarti masalah bagi
suaminya. Sudah jelas bahwa mereka bukan
bandit biasa.

Mereka pasti prajurit tentara kekaisaran, dia
tidak bisa membiarkan negara musuh
memanfaatkannya sebagai pengaruh, yang
terpenting, dia harus melindungi anaknya.
Dia tidak berniat untuk berbicara... tapi dia
adalah satu-satunya orang yang tahu di mana
gua itu berada.
Maafkan aku, Gold, Charlotte... Haruto!
Saat dia menarik napas untuk menancapkan
belati ke tenggorokannya…
Ka-ting!
Huh?
Belati itu hancur. Rasa sakit yang tajam
menusuk pinggulnya.
Mati rasa membanjiri seluruh tubuhnya, dan
dia jatuh pingsan...
"Sial! Sialan! Aku sangat kesal."

Sambil menangkap Natalia dengan satu tangan,
anak laki-laki itu menggeram pelan karena
frustrasi.
"Aku tidak berhasil. Aku sampai di sini secepat
mungkin, tapi akhirnya aku harus menggunakan
pistol bius pada ibuku.
Aku payah!
Aku sangat marah pada diriku sendiri."
Telapak tangannya mengeluarkan percikan
listrik berwarna ungu. Para tentara yang
terperangah segera kembali ke akal sehat mereka
setelah apa yang baru saja terjadi.
"Siapa kamu?
Dari mana kamu berasal?" tuntut salah satu dari
mereka.
"Diam," perintah anak itu."?!"
"!!"
"Gehk!"
"Hrk?!"
"... "
Kelima orang itu mendapati diri mereka tidak
bisa bernapas. Bukan karena terkejut atau takut.
Mereka hanya tidak bisa bernapas.
Seolah-olah mereka telah dicemplungkan ke
dalam air. Sementara itu tubuh mereka lumpuh,
seolah membeku di dalam batu.
"Hanya memberi tahu Anda, sebagian dari ini
hanya saya melampiaskan kemarahan saya pada
Anda.
Tapi aku tidak punya alasan untuk
mengasihani sampah yang menyerang ibu dan
anak yang tak berdaya, bukan begitu?"
Anak laki-laki itu memelototi salah satu pria itu
"Merasa kehabisan udara?
Baiklah. Aku akan memberimu banyak."

Udara dengan cepat menekan ke dalam tubuh
seorang prajurit melalui setiap lubang.
Udara itu masuk dengan kekuatan sedemikian
rupa sehingga tidak ada tempat untuk melarikan
diri, dan dengan cepat mengisi paru-paru, perut,
dan ususnya…
Blam!
Tubuh pria itu meledak.
Satu per satu, empat lainnya mulai
mengembang secara tiba-tiba.
Tanpa mengangkat alis, anak laki-laki itu
menggendong Natalia dan memasuki gua
melalui penghalang kamuflase.
Charlotte mendengar suara langkah kaki
mendekat, dia bersembunyi di sudut, tangannya
yang gemetar menempel di mulutnya, jangan
bergerak.

Jangan mengintip... Dia mati-matian
mengikuti instruksi ibunya. Ketika langkah kaki
itu akhirnya berhenti, suara aneh yang dia
dengar jauh di dalam kepalanya bergema di
seluruh gua.
"Charlotte, ibumu aman.
Dia hanya pingsan.
Kamu tetaplah bersembunyi di sini sedikit lebih
lama."
Suara itu aneh, seolah-olah terdiri dari banyak
suara. Dia tidak tahu itu milik siapa, atau
apakah itu laki-laki atau perempuan."
Itu menakutkan, bukan?
Anda mungkin masih takut. Bertahanlah di
sana sedikit lebih lama. Flay akan segera datang.
"Ya. Dia takut, baiklah. Itu adalah perasaan yang
sama yang dia alami setiap hari di kastil.

Tapi... Tapi, tapi... Charlotte melompat ke
depan. Ibunya sudah kembali, dan dia
membawanya.
Dia menemukan ibunya terbaring di tanah,
tanpa ada orang lain yang terlihat.
Dia tidak bisa melihat sosoknya, tapi dia pasti
ada di sana, tepat di sebelah ibunya.
"Kakak Haruto!"
"Bagaimana kamu tahu?!"
Sekarang dengan suara yang biasa dan
familiar, kakaknya Haruto muncul dalam
wawancara.
Dia menggaruk pipinya dengan canggung.

Energi menakutkan yang dipancarkan
kakaknya. Sebelumnya, anak itu tidak mengerti
bahwa dia merasakan kekuatan magis yang luar
biasa yang ada di dalam dirinya, tapi sekarang
dia mengerti.
Kekuatan itu memiliki nama. Hari ini, dia
mengetahui nama itu, dialah yang mengalahkan
orang-orang jahat dan menyelamatkan Ibu.
Dia memiliki kekuatan yang lebih besar dari
Ayah, bahkan jauh melebihi kekuatan Flay.
"Kakak Haruto!
Anda adalah sekutu keadilan!"
Saat dia mengatakannya, dia merasa lebih
ringan.
Perasaan hangat dan cerah muncul di dalam
dirinya, tidak ada yang perlu ditakutkan.
"Ya...?"
"Sudah kuduga!" seru Charlotte

. "Tidak, maksudku itu adalah sebuah
pertanyaan... Um, ya, tentu saja.
Aku sekutu keadilan. Tapi ini rahasia, oke?"
"Kenapa?"
"Karena sekutu keadilan harus
menyembunyikan identitas mereka."
"Benarkah?"
"Kau tak mengerti, ya?
Baiklah, percayalah padaku, oke?"
Charlotte mengangguk dengan antusias.
"Rahasiakan semua yang baru saja terjadi, oke?
Aku memberimu petunjuk, fakta bahwa aku
muncul di sini, dan semua hal lainnya juga."
"Aku mengerti. Itu sebabnya Flay
merahasiakannya juga?"
"Hah?

Oh, eh, ya... Mm-hmm," Haruto meraba-raba
untuk menjawabnya.
"Aku mengerti. Aku hanya seorang anak kecil,
tapi aku akan berbohong pada Ayah dan Ibu."
"Hatiku sakit untuk menanyakan hal itu
padamu... Tapi, ya.
Aku harus pergi ke luar dan membersihkan sisa
dari orang-orang itu."
"Membersihkan?"
Haruto berhenti sejenak, dan menyeringai.
Musnahkan mereka sampai bersih.
(Sorry broo di sini emang langsung di skip kaya
di animenya jadi engak ada kesalahan
terjemahan yaa, oke gitu aja silahkan lanjut
baca enjoy)
Ayahku memanggilku ke kantornya. Ada apa?

Apa dia mengincarku?
Dia jahat, tapi sejauh ini dia hanya
menyuruhku duduk di sofa dan mendengarkan
laporan prajurit itu.
"Baik Countess Natalia dan Lady Charlotte
dalam keadaan sehat. Nona Flay telah
menghubungi mereka dan akan mengantar
mereka kembali ke kastil."
"Dan para korban?"
"Countess Natalia menyadari bahwa dia adalah
target musuh dan bertindak cepat─sehingga
hanya ada sedikit korban di kota.
Ada beberapa kematian di antara pasukan
pertahanan.
Hanya saja─" prajurit itu berhenti sejenak,
"─sekali lagi, luka-luka yang terluka sembuh
seketika."
"Menarik …

Dapat disimpulkan bahwa aktor misterius yang
menolong Natalia dan Charlotte juga berada di
balik fenomena aneh di hari itu."
"Semua orang yang terkena dampaknya
berpendapat bahwa ini bukanlah sihir
penyembuh biasa."
"Mengesampingkan sihir yang tak dapat
dijelaskan─aku ingin memberi penghargaan
kepada orang yang mengagumkan ini.
Tapi sepertinya sosok terhormat ini tidak
berniat untuk datang ke depan."
"Siapa mereka?
Saya juga berterima kasih, dan berbesar hati
dengan dukungan mereka. Tapi sejujurnya, ini,
yah..." Ayahku menyelesaikan kalimatnya.
"Ini juga meresahkan. Penyihir ini memiliki
kekuatan yang besar. Namun mereka
bersembunyi di wilayah ini, menyembunyikan
identitas mereka."
"Ya. Paling tidak, jika kita tahu tujuan mereka..."
tambah tentara itu.
"Charlotte menyebutnya 'sekutu keadilan'."
Kedua orang itu terdiam. Tanpa diduga, ayahku
menoleh padaku.
"Haruto, bagaimana menurutmu?"
"Hah?
Oh, eh ... Yah, jika mereka adalah sekutu
keadilan, kurasa mereka tidak akan berbalik
melawan kita selama kita tidak melakukan hal
buruk, kan?"
"Mungkin bisa kukatakan itu adalah pendapat
anak yang tanpa cela. Dan keputusannya
adalah...
"Hmm.
Ya.

Saya tidak tahu apa kriteria keadilan mereka,
tapi kami akan terus mengabdikan diri untuk
pemerintahan yang terhormat," jawab ayah saya.
Dia sepertinya tidak mencurigaiku. Yakin, aku
terus mengoceh, "Benar sekali.
Dan jika ada lagi tentara kekaisaran yang
menyamar sebagai bandit yang mengacau, aku
yakin dia akan mengurus mereka lagi."
Kedua orang itu menatapku dengan heran. Apa?
Apa aku mengatakan sesuatu yang lucu?
"Bagaimana kau tahu mereka adalah tentara
kekaisaran?"
Oh, bagian itu?
Kalau dipikir-pikir, prajurit itu tidak
menjelaskannya dalam laporannya.
"Ah, baiklah... Um, bandit menyerang kota, kan?
Tapi orang-orang ini setelah Ibu dan Charlotte,
jadi saya pikir..
. "Ini adalah upaya putus asa, tapi saya pikir itu
adalah penyelamatan yang baik."
"Cukup cerdik, Sir Haruto."
"Ya. Kadang-kadang sulit untuk percaya bahwa
Anda hanya seorang anak berusia sembilan
tahun."
"Sebenarnya, saya memiliki intel langsung.
Ketika saya berurusan dengan sisa bajingan itu,
saya memilih salah satu pemimpin dan
membuatnya mengakui banyak hal.
Berarti saya memiliki informasi yang tidak
dimiliki ayah saya dan anak buahnya.
Saya belum menulis surat anonim kali ini. Saya
tidak bisa mengungkapkan apa yang saya
ketahui secara langsung─tetapi saya ingin
mereka mengetahuinya.
Ini akan menjadi ujian nyata bagi kemampuan
komunikasiku!

"Tunggu sebentar... Ada yang mencurigakan di
sini. Ada banyak orang jahat kali ini juga, kan?
Saya pikir kami meningkatkan keamanan
perbatasan. Jadi, bagaimana mereka bisa
masuk?"
"Diucapkan dengan baik, menurutku. Seperti
anak kecil di luar, dewasa di dalam."
Mungkin geng itu terdiri dari elemen-elemen
yang sudah ada di wilayah itu sebelum
peningkatan keamanan?
"Tidak. Tidak seperti itu."
Itu adalah sebuah kemungkinan, tetapi
mungkin ada kekeliruan dalam manajemen
keamanan kami yang perlu disempurnakan,"
kata si pengamat.
Ya, semakin panas.
"Atau mungkin pasukan kami lalai?
Atau kelelahan?

Kalau dipikir-pikir... pasukan keamanan di
daerah itu adalah pasukan yang dikirim dari
kerajaan.
Mungkin mereka kelelahan karena perjalanan,
atau karena perubahan lingkungan…
"Lebih panas lagi. Teruskan.
"Pasukan dari kerajaan…
"Ekspresi ayahku mengeras, begitu juga dengan
prajurit itu. Mereka sepertinya sudah
mengetahuinya.
"Tidak.
Jangan bilang tentara kita berkolusi dengan
musuh."
"Itu dia!"
Aku berteriak tanpa berpikir.
Sungguh memalukan.

Dari apa yang kudengar, ada pengkhianat di
antara pasukan keamanan perbatasan kita.
Mereka berkolusi dengan tentara kekaisaran dan
membiarkan mereka menyusup ke wilayah kita.
Namun, saya tidak mendapatkan nama-nama
mereka.
"Rubah betina itu!
Apa dia tidak punya rasa malu?"
"Kalau begitu, seperti yang kita takutkan..."
"Selidiki pasukan yang bersangkutan tanpa
mereka ketahui," perintah Gold."
Prajurit itu mengangguk patuh dan
meninggalkan ruangan."
Apa yang dia maksud dengan "rubah betina"?
Kedua orang itu sepertinya sudah tahu siapa
dalang di balik semua ini.

Apakah ini salah satu dari situasi "musuh yang
sebenarnya (dalam hal ini, kerajaan) ada di
antara kita selama ini"?
Ayah saya bersandar di kursinya dan menghela
nafas panjang.
Saya tidak benar-benar ingin belajar lebih
banyak ... tetapi haruskah saya bertanya untuk
itu?
Di sisi lain, dia tampak lelah ... Saat saya
memikirkan hal ini, saya mendengar derap
langkah kaki kecil yang berlomba di lorong. Dan
saya baik-baik saja!"
Memang, anak yang muncul di ambang pintu
terlihat cukup sehat. Mereka pulang dengan
cepat.
"Aku senang sekali kamu pulang dengan
selamat!"
Wajah ayah kami tersenyum penuh kasih
sayang. Terpesona, sebenarnya.
"Ah?!"
Charlotte menjerit begitu melihatku.
Ayah terlihat bingung, mengharapkan dia
meringkuk ketakutan seperti yang selalu dia
lakukan. Tapi sebaliknya...
"Kak Haruto!"
"Whaaa?!"
Dia menukik ke arahku.
Menghindari pelukan seorang anak kecil
adalah hal yang tidak manusiawi, jadi aku tidak
punya pilihan lain selain menangkapnya.
"Aku merindukanmu, Kak Haruto!"
Dia menempelkan pipinya yang lembut ke
dadaku.
Ayahku berkedip heran melihat perubahan
putrinya yang tiba-tiba.

"Astaga, sejak kapan kalian menjadi begitu
dekat?"
kata ibuku dengan gembira, memasuki ruangan.
"Mereka tidak akan mencurigai aku, bukan?"
"Mengapa tiba-tiba berubah?" tanya ayahku.
"Aku mulai mencintai Kak Haruto."
Perubahan yang dramatis, memang. Saya kira
itulah yang terjadi ketika Anda menyelamatkan
nyawa seseorang?"
"Apakah terjadi sesuatu?"
Ayah mengarahkan pertanyaan itu pada Ibu,
tapi Charlotte yang menjawab.
"Tidak!
Tidak ada yang terjadi!
Ada waktu dan tempat untuk hal-hal ini dan
saya hanya seorang anak kecil, tapi semuanya
baik-baik saja!"

Dengar, jika Anda akan berbohong, jangan
curiga, oke?"
Bahkan ketika saya melepaskannya, gadis kecil
itu menempel pada saya, jadi saya menepuk
kepalanya dengan lembut, rambutnya sangat
lembut."
"Tee-hee-hee!"
Ini semua baru bagi saya, tapi sepertinya itu
membuatnya bahagia, jadi saya mengelus
rambutnya lagi.
Ini tidak terlalu buruk, pikirku dalam hati, saat
aku berjemur dalam perasaan yang baru dan
indah ini.
☆
"Ugh, sungguh sekumpulan orang bodoh yang
tidak berguna!"
Sebuah suara dingin menggema di sebuah
ruangan di paviliun yang terpisah, agak jauh

dari istana utama. Secarik kertas yang
dilemparkan ke udara terbakar, hancur menjadi
abu sebelum jatuh ke lantai.
"Menyamar menjadi bandit untuk menabur
kekacauan di wilayah ini... Apa yang terjadi di
sekitar sini.
Aku akan mengatur mereka untuk melewati
perbatasan. Mengapa tidak mengirim penyihir
angin terbaik mereka untuk membunuh orang
itu?"
Prajurit yang membawa laporan itu bergidik di
bawah tatapan dinginnya, itu adalah Ratu
Gizelotte Orteus, Putri Flash, penyelamat
kerajaan, kecantikannya tidak berubah, dan
komando serta pengaruhnya sekuat sebelumnya.
Sejak kekalahan Raja Iblis sebelas tahun
sebelumnya, ratu telah mengatasi tragedi
melahirkan bayi yang lahir mati sembilan tahun

yang lalu, dan melahirkan seorang pangeran
yang sehat pada tahun berikutnya.
Sang pangeran cukup berbakat, meskipun ia
tidak memiliki kemampuan luar biasa seperti
ibunya. Sementara itu, pengaruh Raja Jilq
Orteus terus menurun, dia tidak melakukan
kesalahan yang mencolok, tetapi dia juga tidak
mencapai sesuatu yang signifikan.
Namun, meskipun popularitas Gizelotte
meningkat pesat, pengaruh Gizelotte belum
sekuat batu, ada satu orang di kerajaan yang
mengancam kekuasaannya, yaitu Count Gold
Zenfis.
Dia juga mendapatkan reputasi yang kuat
sebagai anggota tim yang mengalahkan Raja
Iblis, dan populer di kalangan rakyat karena
kepemimpinannya yang adil dan promosi
karyawannya berdasarkan keterampilan dan
bukan status sosial.

Selain itu, ia memiliki hubungan kekerabatan
dengan raja. Sebelum penobatan Jilq, kedua
orang itu memiliki ikatan persaudaraan.
Dia tidak bisa membiarkan ancaman itu terus
berlanjut.
"Karena banyak upaya yang gagal, kekaisaran
telah menolak untuk menawarkan bantuan lebih
lanjut," lapor prajurit itu.
"Itu tidak mengherankan."
Gizelotte diam-diam telah berkolusi dengan
kekaisaran, negara saingannya.
"Dialah yang mengatur agar tentara kekaisaran
menyusup ke wilayah Count Zenfis."
Bahkan bagi Putri Flash, menyerang sekutu
secara langsung adalah tindakan yang tidak
bijaksana. Namun jika ada negara asing yang
menyerang kerajaan dan melenyapkan
gangguan, dia dapat melawan mereka dan

menggunakan kemenangan untuk
mengkonsolidasikan kekuatannya.
Sementara itu, kekaisaran terpaku pada
perluasan kepemilikannya, dan telah mengincar
kerajaan yang terletak di selatan wilayah
mereka.
Mereka berniat memanfaatkan persaingan raja
vs ratu kerajaan untuk menyerang wilayah
Count.
"Tentu saja, mereka akan berpikir saya
berkolusi dengan count untuk menipu mereka,"
kata Gizelotte.
"Kita tidak akan bisa menggunakan mereka lagi
untuk sementara waktu."
"Lalu bagaimana, Yang Mulia?"
"Itu tugas Anda untuk menjawab pertanyaan
itu," bentak sang ratu.

Tapi juga dukungan dari para ahli strategi
briliannya.
"Kita harus menemukan kelemahannya dan
menyerang di sana.
Apa tidak ada sesuatu?
Sesuatu yang membuat perhitungannya rentan?"
Sang ratu mulai menyusun rencana.
"Kalau dipikir-pikir, aku pernah mendengar
bahwa Zenfis mempekerjakan iblis sebagai
pelayan."
"Jadi?
Aku sudah tahu itu. Setahuku, iblis setengah,
dari apa yang aku pahami.
Tapi dia mempekerjakannya sebagai pelayan,
bukan?"
"Kalau begitu, dia pasti kekurangan kekuatan
tempur yang signifikan.

Jika dia mempekerjakan iblis sebagai tentara,
itu bisa menjadi alasan untuk mengadukannya
karena "berniat memberontak."
Tapi mengeluh tentang seorang pelayan bisa
dengan mudah diselesaikan dengan
memecatnya. Berdalih atas masalah sepele
seperti itu lebih mungkin merusak reputasinya
sendiri.
"Mungkin kita harus membunuhnya dan
menyelesaikannya," sang ratu menyarankan
dengan terus terang, takut ada keterusterangan
dalam kata-katanya, pria itu menjawab,
"Tapi Yang Mulia, jika rumor dimulai bahwa
Anda mungkin terlibat, itu akan menjadi
skandal, dan saya tidak tahu siapa pun di
kerajaan ini yang mampu membunuh Zenfis ..."
Kemampuan pertahanan Zenfis adalah yang
terkuat di kerajaan.

Mengingat posisinya, ada sedikit peluang untuk
menangkap momen ketika dia sendirian.
"Kalau begitu cari seseorang di luar kerajaan.
Pekerjakan pemburu bayaran dari kerajaan."
Kemungkinannya masih kecil. Gizelotte
melanjutkan, "Jika kita bisa menyandera salah
satu anaknya, itu mungkin bisa memberi kita
keuntungan.
Saya mengerti dia memiliki seorang putra dan
putri."
"Putranya bukan saudara sedarah, tetapi
diadopsi sebagai anak yatim piatu. Dan putrinya
masih cukup muda..."
"Jadi?"
Penasihat itu meneguk ludah.
"Oh. Kalau dipikir-pikir, tingkat mana putrinya
belum menjadi milik umum," kenang ratu,
Seringkali, tingkat mana seorang anak

bangsawan dirahasiakan sampai mereka
mencapai usia tertentu.
Terlepas dari apakah angkanya tinggi, rendah,
atau rata-rata, keluarga harus menghindari
menawarkan amunisi potensial kepada saingan
politik.
"Saya bertanya-tanya ... Mereka berkewajiban
untuk mengungkapkan jumlahnya kepada raja."
"Ya, Yang Mulia."
"Pembunuhan bangsawan juga. Aku berharap
itu akan memakan waktu untuk
mempersiapkannya, tapi pastikan itu selesai."
Pria itu membungkuk dalam-dalam dan
meninggalkan ruangan.
Gizelotte membiarkan dirinya tertawa kecil.
"Hah. Mengadopsi anak yatim piatu sebagai
anaknya.

Kesenangan apa yang dia dapatkan dari
menyimpan sampah seperti itu?"
Dia tidak tahu.
Anak itu tidak lain adalah anaknya sendiri, bayi
yang dia anggap tidak berharga dan dibuang
sembilan tahun yang lalu.

Bonus Selingan:
Tugas Flay sebagai pembantu tidak termasuk

mengasuh anak.
Meskipun begitu, dia selalu mau bermain dengan
adik perempuan saya.
"Flay, kenapa kamu tidak bisa terbang?"
Pertanyaan itu kejam, tapi mata Charlotte tidak
bersalah.
"Aku adalah penguasa bumi. Tidak, tunggu. Jika
aku menyatakan diriku sebagai Tuhan, aku
menghina tuanku.
Dari semua makhluk yang berkeliaran di bumi,
aku adalah yang terkuat kedua setelah Sir
Haruto. Aku tidak perlu terbang di angkasa," bual
Flay.

"Tapi saudaraku bisa terbang," jawab Charlotte.
"Tugasku adalah membersihkan tanah ini dari
semua orang yang tidak menghormati tuanku.
Memang, lihatlah seperti itu."
"Aku ingin belajar terbang."
"Yah... bukan berarti aku tidak bisa terbang.
Aku hanya... tidak terbiasa terbang."
"Uh-oh... Bukan hal yang bijak untuk dikatakan.
Lihat, sekarang mata Charlotte berbinar-binar
penuh harap.
"Tolong, ajari aku!" Charlotte memohon.
"Tunggu, yang kumaksudkan adalah..."
"Tolong! Tolong, tunjukkan padaku!"
"Jika itu aku, aku akan sulit menolak."
"Hng, urr... Baiklah... Sedikit saja." Flay
menyerah.
Apa lagi yang bisa dia lakukan?
"Ini dia."
Dengan tekad bulat, Flay merentangkan kedua
lengannya ke atas, Voosh!
Dia meluncur lurus ke udara. Wow, dia
benar-benar bisa terbang.
Aku pernah mendengar bahwa mengendalikan
sihir terbang sangat sulit, dan bahkan melayang
di udara saja sudah merupakan tantangan.
"Nnnoooo!"
Flay melesat di udara dalam pusaran yang
kacau seperti balon udara yang mengeluarkan
udaranya.
"Hebat sekali! Kamu terbang!"
Charlotte berkicau dengan penuh semangat. Dia
terbang, baiklah, tapi dia tidak bisa
mengendalikannya.
Akhirnya, dia menabrak sebatang pohon.
Ka-krash krakka krakka krakka! Sambil

mematahkan ranting-ranting dan membuat
daun-daun beterbangan, Flay jatuh menembus
pucuk pohon dan mendarat di semak belukar di
bawahnya.
"Hmph. Anda lihat apa yang bisa saya lakukan
ketika saya berusaha keras."
Flay muncul dari semak-semak dengan kondisi
yang mengenaskan.
Ranting-ranting menyodok keluar dari
rambutnya. Lumpur dan dedaunan menghiasi
pakaiannya.
"Apa yang kalian berdua lakukan?"
Saat itu, Ibu muncul. Dia melirik ke arah Flay
dan matanya berkata, Uh-oh….
"Flay mengajariku terbang."
"Oh, sihir terbang?
Kau masih terlalu muda untuk itu, anakku.
Jangan ganggu Flay."

"Wajah Charlotte dipenuhi keputusasaan,
matanya berkaca-kaca."
"Tapi dia sepertinya mengerti bahwa dia
membuat permintaan yang sulit, jadi gadis kecil
yang patah hati itu mengatupkan kedua bibirnya
rapat-rapat dan tidak membantah."
"Betapa benarnya!
Dan betapa tragisnya!
Aku merasakan kelembutan di hatiku, sesuatu
yang belum pernah kurasakan sebelumnya, Flay
sepertinya merasakan hal yang sama.
"Ngghhh... Tunggu sebentar!" perintahnya.
"Dia berlari ke kamarku dengan kecepatan
tinggi, sambil melolong, "Tuan Haruto!"
Melompat ke dalam kamarku, ia meluncur ke
dalam posisi merendahkan diri di kakiku.
Menendang dengan sangat indah.
"Jangan bicara lagi. Ambil ini."
Saya mengulurkan barang yang saya buat
dengan cepat. Ini adalah kendaraan seukuran
anak kecil, bukan jenis yang kamu
mengangkang, tapi jenis yang kamu duduki.
Ini tidak seperti acar─lebih mirip pesawat─dan
aku membuatnya dengan sihir Barrier.
Flay mengangguk tanpa berkata apa-apa, dan
kembali ke anak itu dengan benda itu.
"Hore, hore! Aku terbang!"
Dari pesawat mainan itu, Charlotte berteriak
kegirangan.
Saya telah membuatnya agar hanya meluncur
dengan lembut, hingga sepuluh kaki di atas
tanah.
Pesawat itu bisa berbelok ke kiri dan ke kanan
saat dia memiringkan pegangannya, kreasi saya
yang tergesa-gesa ini tidak memiliki mekanisme
kemudi yang sebenarnya.

Aku mengendalikannya secara rahasia.
"Apa... itu?" tanya ibuku pada Flay, bingung.
"Sihir iblis rahasia. Jangan
mempertanyakannya. Itu sangat aman."
Tentu saja, ibuku tidak yakin dengan
penjelasan Flay.
Dia merapal mantra peningkatan diri, bersiap
untuk menyelam lebih dulu untuk menangkap
setiap kejatuhan yang tidak disengaja.
Pada akhirnya, mimpi gadis kecil itu menjadi
kenyataan, itu sudah cukup baik bagiku, kataku
pada diriku sendiri."
Pada saat itu juga─
"Terima kasih, Kak Haruto,"
Charlotte menghela napas pelan tertiup angin.

Saya siap untuk mempercayainya dan kembali
bersembunyi di kamar saya, tetapi kenyataan
memiliki rencana lain untuk saya, bel alarm
saya berbunyi dengan keras, dan saya memiliki
penghalang yang dipasang di sekeliling kamar
saya untuk memperingatkan saya akan adanya
penyusup.
Dengan kata lain, ada yang datang.
"Tolong bermain denganku, Kak Haruto!"
Sesosok makhluk kecil membuka pintuku dan
menerobos masuk ke dalam kamar.
Itu Charlotte.
"Hei, setidaknya ketuklah dulu."
"Kakak Haruto, sepertinya kau sudah tahu aku
akan datang.
Apakah mengetuk pintu benar-benar
diperlukan?"
"Ini tentang sopan santun, oke?"

"Oke. Mulai sekarang, aku berjanji untuk
mengetuk."

"Aku lebih suka dia tidak masuk ke kamarku
sama sekali. Akhir-akhir ini, itu terjadi setiap
hari.
Aku mulai muak dengan dentang alarm. Di atas
segalanya, saya tidak pernah pandai
berkomunikasi dengan orang lain, jadi saya
ragu-ragu bagaimana cara berinteraksi
dengannya.
Namun, fakta bahwa dia mengagumiku
sekarang datang dengan tantangan tersendiri.
Saya tidak tahu bagaimana cara mengatasinya,
maksud saya, saya tidak bisa mengeluh terlalu
banyak, bahkan, itu agak menghibur.
Saya sudah mengenalnya sejak dia lahir, tetapi
sampai saat ini, dia menghindari wabah.
Sekarang saya tiba-tiba memiliki adik
perempuan yang menggemaskan, yang selalu
menatap saya dan memanggil saya "Kakak
Haruto."

Sungguh mengharukan menghayati kiasan
anime ini!
Sambil bersikap tenang, saya menghapus
penghalang tabel yang saya lihat.
Charlotte sudah mengetahui banyak trikku; aku
mulai malas menyembunyikannya darinya.
"Benda apa yang melayang-layang di udara itu?"
"Hah? Oh.
Itu adalah sihir untuk pengawasan. Itu
menunjukkan padaku saat seseorang mendekati
kamarku." Ekspresi Charlotte mengatakan,
Wowie!
"Aku belum pernah mendengar sihir itu!
Apa namanya?"
"Um... Sihir pengawasan?"
"Aku terlalu malas untuk menjelaskan
bagaimana sihir Barrier-ku memiliki spesifikasi
khusus (atau apa pun itu)."
Ekspresi Charlotte menunjukkan bahwa ia
sedang berpikir keras. Kemudian, sebuah bola
lampu menyala.
"Sihir Kuno, kalau begitu."
Apa itu?
Oh, tunggu─Aku tahu yang ini. Itu adalah
sistem sihir yang berkembang di zaman mitos,
dan secara teori berbeda secara fundamental
dari sihir modern.
Tapi itu menghilang sebagai seni yang hilang.
Kalau dipikir-pikir, kurasa aku pernah bilang
pada ayahku bahwa aku sedang meneliti Sihir
Kuno.
Tapi apa yang aku miliki adalah sihir
Penghalang, yang paling dasar dari dasar-dasar.
Tidak ada yang mewah. Sekali lagi, saya terlalu
malas untuk menjelaskannya, jadi saya langsung
saja melakukannya.

"Tentu."
Jawaban yang tidak masuk akal, ya ampun!
Aku mencaci diriku sendiri.
"Apa kamu sedang meneliti Sihir Kuno, Kakak
Haruto?"
"Ya.
"Tidak mudah berbicara dengan anak kecil. Yah,
tidak hanya dengan anak kecil. Dengan siapa
saja.
"Tapi tidak ada buku tentang Sihir Kuno di sini.
Kenapa begitu?" tanya Charlotte.
Kamu datang dengan kuat, bukan?"
"Yah, eh, itu sihir yang sudah usang, kan?
Jadi tidak ada buku tentang itu."
"Ya ada."
"Apa?
Ada?
"Aku melihat beberapa di perpustakaan kastil,"
lanjut Charlotte.
"Apa yang kamu lakukan di perpustakaan?"
"Membaca buku sangat menyenangkan!"
"Aku cukup yakin semua buku di perpustakaan
kastil sangat padat dan aneh.
Saya tidak bisa membayangkan anak berusia
lima tahun bisa membacanya.
Apakah ada bagian buku bergambar atau
semacamnya?
"Akan kutunjukkan padamu."
Charlotte menarik tanganku, aku tidak mungkin
memintanya untuk membawanya kemari.
Dengan enggan, aku meninggalkan kamarku...
Perpustakaan ini sangat besar, jauh di dalam
kastil yang udaranya pengap, tapi perpustakaan
ini sama besarnya dengan perpustakaan di
lingkungan tempat tinggalku dulu.

Rak-rak buku menutupi seluruh dinding,
sepuluh kaki dari lantai ke langit-langit.
Setiap rak penuh dengan buku-buku dari
berbagai ukuran.Charlotte mengambil sebuah
bangku panjang dan membawanya berkeliling,
ke sana kemari, menarik buku-buku dari rak.
Dia sepertinya tahu persis di mana letak
semuanya.
"Ini dia, Saudara Haruto!"
Dia mengumpulkan setumpuk lima buku.
Semuanya terlihat cukup baru.
Dia mengambil sebuah buku yang sangat tebal.
Tampaknya yang terbaru.
Sampulnya berbunyi: Mengenai Kemungkinan
Menghidupkan Kembali Sihir Kuno Nama
penulisnya sangat panjang, jadi saya
melewatkannya Kata pengantar buku itu terus
berlanjut tentang "Jadi, apa sih Sihir Kuno itu?"

"Menarik."
Dan sejujurnya menurut saya memang begitu.
Meskipun ini adalah buku panduan referensi,
buku ini ditulis seperti sebuah cerita.
Berdasarkan mitos dan spekulasi tentang
zaman kuno, buku ini menyajikan Sihir Kuno
sebagai solusi untuk masalah yang dihadapi oleh
para karakter dalam cerita, semua dewa dan
dewi ini memiliki kekuatan yang luar biasa,
tetapi mereka juga memiliki sifat-sifat
manusiawi yang dapat dipahami.
Saya tidak pernah menyangka akan membaca
sebuah novel ringan di dunia alternatif.
Kejutan lainnya adalah bahwa Sihir Kuno agak
mirip dengan sihir Penghalang, dalam beberapa
hal.
Salah satu faktor yang menonjol adalah bahwa
Sihir Kuno tidak memiliki unsur, dengan
memasukkan elemen pelengkap seperti Api atau
Air, membuat Sihir Penghalang menjadi seperti
sekarang ini.
"Ada banyak interpretasi tentang Sihir Kuno.
Namun buku ini adalah yang paling menarik,"
kata Charlotte.
"Apakah Anda sudah membacanya?
Ini Penuh dengan kata-kata yang sulit."
"Ya. Saya meminta bantuan Ibu dan Flay."
"Meski begitu, itu mengesankan."
"Kakak Haruto, tolong bacakan untukku."
Charlotte meringkuk di sampingku.
"Tapi kamu sudah membacanya, bukan?"
"Buku yang bagus tetaplah buku yang bagus, tak
peduli berapa kali pun saya membacanya."
"Kalau dipikir-pikir, anak-anak kecil membaca
buku bergambar yang sama berulang kali. Saya
juga menonton anime favorit saya berulang kali.

Anime... Aku merindukannya, hanya itu yang
benar-benar kurindukan di dunia alternatif ini.
Dan nasi. Saus kedelai.
Oke, jadi ada beberapa. Aku melakukan apa
yang Charlotte minta dan membacakan buku
untuknya.
Membaca dengan suara keras seharusnya bagus
untuk menghafal, dan itu membantuku untuk
mengerti. Itu jauh lebih mudah daripada
percakapan bolak-balik.
"Hei, saya mengenali alur cerita ini."
Plot "membalikkan keadaan", di mana pahlawan
dalam cerita menggunakan strategi musuh
untuk melawan mereka, mengingatkan saya
pada anime tertentu.
"Cerita seperti apa?"
"Nah, lihat..."

Saya mulai menceritakan pengetahuan saya
tentang anime dan manga, menyimpang di
sana-sini. Saya sebenarnya cukup pandai
berbicara dalam monolog yang panjang.
Otakus terkenal karena ocehan kami yang satu
sisi dan penuh gairah. Itu salah satu alasan
mengapa tidak ada yang menyukai kami.
"Wowie!
Lalu apa?
Apa yang terjadi selanjutnya?!"
Di luar dugaan, Charlotte tampak terpesona.
Saya kira dia dan saya memiliki selera yang
sama. Sekarang saya tidak hanya pergi pada
garis singgung.
Saya masuk ke dalamnya, menyambungkan
potongan-potongan dari berbagai anime dan
manga untuk membuat cerita saya sendiri.

Bercerita turunan itu menyenangkan. Membuat
karakter orisinil sepertinya berisiko, tapi aku
tetap melakukannya.
"Kau sangat berpengetahuan, Kak Haruto!"
Charlotte terlihat sangat terkesan.
"Ini─ini sangat menyenangkan!"
Aku mengambil ide dari buku Sihir Kuno dan
mengembangkan ceritanya lebih jauh lagi.
"Wow, aku tidak tahu ada dewa yang bisa
melakukan perjalanan ke dan dari dunia lain.
Menakjubkan," seru saya.
Maksud saya, mereka adalah makhluk ilahi.
Aku cukup yakin aku melihat semacam makhluk
seperti dewi ketika aku bereinkarnasi, meskipun
aku tidak bisa mengingat wajahnya dengan
tepat.
"Dunia lain..." Dulu aku menganggap dunia ini
sebagai dunia alternatif.

Tapi dari sudut pandang dunia ini, dunia
lamaku adalah dunia alternatif. Aku tidak
merindukan dunia itu. Tapi tetap saja…
"Jika aku bisa menghubungkannya, bisakah aku
menonton anime?" Aku bergumam.
"Apa itu anime, Kak Haruto?" Ups.
Aku hanya berbicara pada diriku sendiri, tapi
tidak ada yang bisa dipahami Charlotte.
"Jadi ada gambar-gambar yang bergerak. Dan
berbicara."
"Gambar yang bergerak?!" Charlotte tertarik.
"Sungguh aneh."
"Teknologi ilmiah yang canggih tidak jauh
berbeda dengan sihir, mungkin itu sihir, jika
Anda melihatnya seperti itu."
"Saya ingin menonton anime ini juga."

"Permintaan yang dirindukan dari adik
perempuan tersayang. Kakak macam apa yang
tidak akan mencoba mewujudkannya?
Atau lebih tepatnya, aku ingin menonton
anime!"
Oke. Serahkan saja pada kakakmu!"
Maka dimulailah proyek saya untuk
menghubungkan dunia ini dengan Jepang
modern dan menonton anime.
★
Saya tidak akan menjelaskan detailnya, tetapi
proyek "terhubung ke Jepang modern dan
menonton anime" saya telah berhasil.
Selama dua minggu, saya mencoba berbagai
taktik. Akhirnya, saya berhasil mengakses
lingkungan internet di Jepang modern. Saya
seperti tersandung─saya bahkan tidak
benar-benar memahami mekanismenya. Tapi
saya bisa mereproduksinya.
Bagaimana ini bisa terjadi?
Anehnya, titik waktu saya terhubung adalah
saat itu juga, sesaat setelah kematian saya. Akun
pribadi yang saya buat untuk layanan
videostreaming masih aktif, begitu juga dengan
rekening bank online rahasia saya.
Orang tua saya di kehidupan sebelumnya tidak
tahu tentang aktivitas internet saya. Masih ada
sedikit uang yang tersisa di bank.
Cukup untuk membeli sekitar sepuluh tahun
lagi layanan video di dunia itu. Untuk saat ini,
lega rasanya bisa mengakses layanan tersebut
secara sah tanpa harus melakukan tindakan
kriminal.
Saya memutuskan untuk menonton ulang,
mulai dari episode pertama. Sekarang, saya
sudah lupa alur ceritanya.
"A... Menakjubkan!
Gambar yang bergerak!
Dan berbicara!"
"Ya, kau sudah mengatakannya. Charlotte
menonton denganku.
Aku telah membuatnya bersumpah untuk
merahasiakan ini semua.
"Tapi Kak Haruto, apa yang dikatakan
orang-orang ini?"
"Oh, benar. Itu dalam bahasa Jepang."
"Aku terlahir ke dunia ini dengan memahami
bahasa itu─mungkin ini adalah kekuatan bonus
atau semacamnya.
Tapi seperti yang kau duga, Charlot tidak
mengerti bahasa Jepang.
"Kau tahu bahasa dunia asing ini, Kak Haruto?"
"Aku merasa malu saat dia menatapku dengan
mata yang berbinar-binar itu. Sejauh yang saya
tahu, bahasa Jepang adalah bahasa ibu saya.
"Tolong ajari saya.
"Saya tahu dia akan bertanya.
Saya tidak keberatan mengajarinya, tetapi
belajar bahasa baru bukanlah hal yang mudah.
Bahasa Inggris saya buruk, tetapi saya telah
mempelajari frasa-frasa asing yang digunakan
dalam anime dan manga secara acak.
Bahasa Jerman itu keren. Charlotte berusia
lima tahun. Ia mungkin akan belajar dengan
cepat, tetapi tetap saja, saya bertanya-tanya
berapa tahun waktu yang dibutuhkan...
"Sungguh luar biasa bahwa setiap karakter
memiliki makna. Saya tertarik dengan
perkembangannya."
Setelah dua jam belajar, Charlotte tidak hanya
menguasai hiragana dan katakana, dia juga
mulai belajar kanji yang dipelajari anak-anak
Jepang pada tahun-tahun awal sekolah dasar,
dan yang terpenting …

"Mari kita lihat ... Keadilan ... Makna ... Kaca
pembesar, klik!"
Dia mulai mahir menggunakan mesin pencari.
Tentu saja, ketika ada situs baru yang muncul,
saya harus menerjemahkannya. Tapi setiap kali,
dia belajar beberapa kata baru.
Aku juga membuat keyboard dari sihir Barrier,
dan monitor juga. Aku tidak tahu bagaimana
atau mengapa mereka terhubung satu sama lain,
tapi mereka terhubung.
Pokoknya!
Sebelum aku menyadarinya, dua minggu telah
berlalu. Bam!
Seperti biasa, pintu rumahku terbuka.
"Kak Haruto!
Bolehkah aku menonton episode Tamazomb
selanjutnya?

"Sekarang, Charlotte memiliki kemampuan
untuk menonton dan memahami ani-me.
"Kamu benar-benar menyukai Tamazomb, ya?"
"Ya! Zombie mengambil alih kota metropolis
raksasa Saitama.
"Dan seorang pahlawan super bertarung untuk
menyelamatkan orang-orang. Sangat
menggembirakan."
"Formula, tapi klasik. Ini adalah anime yang
benar-benar bagus, penuh dengan adegan aksi
dan animasi tingkat dewa.
Nama lengkapnya adalah Saitama
Zombies─Tamazomb.
Musim kedua baru saja diumumkan. Tapi itu
berlatar belakang Jepang kontemporer.
"Saya yakin banyak hal yang tidak masuk akal
bagi Anda. Seperti listrik dan mobil dan
sebagainya."

"Ini adalah dunia yang sangat aneh. Tapi saya
menerimanya apa adanya, dan saya tidak
masalah dengan itu."
"Dia anak yang sangat mudah beradaptasi."
Sambil menonton, Charlotte meminta saya
untuk menjelaskan kata-kata yang sulit.
Kadang-kadang dia melompat berdiri untuk
meniru pose sang pahlawan ketika dia
memberikan serangan khusus. Apakah anak kecil
harus menggerakkan seluruh tubuhnya saat
menonton anime?
"Wah. Itu adalah episode yang bagus. Yang
berikutnya, tolong."
"Tunggu."
Charlotte menatapku dengan mata rusa
betinanya. Tapi ini yang harus saya katakan.
"Anda tidak bisa hanya menonton lima episode
berturut-turut."

Wajahnya membeku seolah-olah dunia akan
kiamat. Aku mengerti. Sulit bagi Metoo.
Tapi dia masih anak-anak. Waktu menonton
televisi harus dibatasi sekitar tiga jam sehari,
dengan jeda di antaranya."
Benar saja, Charlotte terlihat lelah karena
terlalu banyak menonton televisi.
Apakah kamu mengantuk?" tanya ibu kami,
khawatir.
Kepala Charlotte memiringkan kepalanya ke
depan saat ia mulai tertidur... dan kemudian
tersentak lagi.
"Haruto, Charlotte menghabiskan banyak
waktu di kamarmu akhir-akhir ini... Apa yang
kalian lakukan di sana?"
"Meneliti Sihir Kuno!"
Charlotte mengangkat kepalanya, menjawab
untukku, dan langsung terkulai lagi, ibu kami

memeluk Charlotte dengan mantap dan
tersenyum.
"Sihir Kuno?
Apa kau ingin menjadi seorang peneliti,
Haruto?"
"Um, baiklah, eh ya..." Aku menjawab dengan
samar-samar.
"Menurutku itu bagus sekali. Itu sangat cocok
untukmu."
"Tidak jelas mengapa dia menganggapnya
"sempurna"."
"Jika Charlotte senang membantumu, aku
senang dengan itu.
Tapi dia masih kecil. Saya percaya Anda untuk
menjaganya, dan memastikan dia tidak terlalu
banyak melakukan sesuatu."
"Ya, saya tahu."

Lagipula, selain belajar bahasa baru, Charlotte
juga belajar banyak tentang teknologi modern
dengan menonton anime.
Informasi yang berlebihan bisa meledakkan
otaknya. Ibuku mengepalkan tangan dan berbisik
pelan, "Ya!"
Malam itu, aku melarang Charlotte menonton
anime lagi. Saya memutuskan untuk berbagi
rasa sakitnya, dan tidur lebih awal, bel alarm
saya berdentang keras, Charlotte menyelinap ke
tempat tidur dan meringkuk di samping saya.
Dia tertidur lelap, bernapas dengan tenang,
sekarang dia menyusup ke tempat tidur saya,
alarm saya berbunyi lagi. Kali ini siapa yang
melakukannya?
Saya membuat sebuah tabel penghalang untuk
menunjukkan siapa yang berada di luar kamar
saya.

"Tee-hee-hee! Lihatlah Charlotte. Dia
benar-benar dibawa ke Haruto.
"Itu ibuku, mengintip ke kamarku. Ada apa
dengannya?
"Aku tidak tahu bagaimana itu terjadi, tapi ini
menuju ke arah yang baik.
Aku hampir menyerah pada mimpi itu, tapi
sekarang sepertinya mimpi itu menjadi
kenyataan. Semoga berhasil, Charlotte.
Kalian berdua bukan saudara sedarah!" bisik
ibuku pada dirinya sendiri.
Ibu sayang, ada apa?
Aku merasa dia sedang merencanakan sesuatu,
tapi untuk saat ini, aku hanya ingin tidur…
★
Satu bulan berlalu.Saat ini, Charlotte telah
menonton beberapa serial anime dan aku
memiliki selera yang cukup bagus.

Dia terutama menonton acara yang
ditargetkan untuk gadis-gadis kecil, di mana
gadis-gadis ajaib berubah dan menggunakan
kekuatan super untuk melawan kejahatan.
Shed sepertinya tidak peduli apakah itu terjadi
di Jepang modern atau di dunia lain.
"Ambil itu!
Emotional Shower!"
Setelah makan malam, Charlotte menonton
lebih banyak anime.
Seperti biasa, dia melatih seluruh tubuhnya
sambil menonton, melakukan pose serangan
khusus karakter bersama mereka.
"Wah. Episode emosional lainnya. Kejahatan
tidak akan pernah menang," katanya.
"Tidak sesederhana itu.
Kejahatan memiliki sistem kepercayaannya
sendiri."

"Oh, begitu. Ada banyak hal yang mendalam,"
jawabnya.
"Sangat menyenangkan bisa berbicara tentang
anime.
Dalam kehidupan saya sebelumnya, saya
terkadang membaca diskusi di media sosial atau
forum, tetapi saya tidak bisa menahan diri untuk
menyuarakan pendapat saya sendiri, bahkan
lebih menegangkan lagi jika harus
bercakap-cakap dengan orang yang tidak bisa
Anda lihat, tetapi mengajar dan mengobrol
dengan seorang anak kecil adalah hal yang
menyenangkan.
Ini adalah jenis permainan baru bagi saya,
yang belum pernah saya temukan sebelumnya.
"Kakak Haruto, bolehkah saya mengajukan
pertanyaan?

Jika ada orang jahat yang menyesali
perbuatannya, apakah kamu akan memaafkan
mereka?"
"Tentu saja... Eh..."
"Saya kagum!
Anda sangat baik hati, Saudara Haruto."
"Um, itu bukan jawaban saya. Saya mengatakan
"yakin" untuk pertanyaan pertama.
Waktunya anak-anak yang baik untuk tidur.
"Sudah waktunya kamu mandi dan beristirahat.
"Saya memutuskan untuk mandi juga. Setelah
itu, saya sudah dewasa. Aku sudah dewasa di
dalam, jadi tidak apa-apa bagiku untuk
begadang dan menonton anime."
Aku menepuk kepala Charlotte lalu membuka
pintu kamar mandi. Scrubba-scrubba! Pertama,
dia mencuci rambut.
Sploosh!
Saya mendengar dia terjun ke dalam bak
mandi. "Ahh, itu tepat sekali."
Dia dengan senang hati mulai menyanyikan
lagu tema anime.
"Apa yang kamu lakukan, Charlotte?"
"Kamu menyuruhku mandi."
"Memang benar. Tapi...
"Kamu seharusnya membasuh tubuhmu terlebih
dahulu," kataku padanya.
"Tentu saja."
Charlotte melompat keluar dari bak mandi. Dia
menjatuhkan diri di sampingku di tempat
mencuci dan menyabuni tubuhnya. Tunggu.
Situasi apa ini? Maksudku, kami berdua adalah
anak-anak, setidaknya secara fisik.
Kami bersaudara, meskipun kami bukan
saudara sedarah.

Kami tidak melakukan sesuatu yang salah,
tapi... Tiba-tiba, Charlotte membeku.
Dia menatapku. Bukan pada wajahku, atau
zona pribadi khusus anak laki-laki, tapi pada
dadaku. Sisi kiri... Oh tidak!
Itu benar. Aku mantan pangeran. Tapi itu
sangat rahasia.
Hanya orang tuaku dan Flay yang tahu apa
artinya.
Ayahku tidak pernah mengatakannya padaku,
jadi sejauh menyangkut orang tuaku, aku tidak
boleh tahu.
Anak-anak raja memiliki "lencana kerajaan" di
suatu tempat di tubuh mereka sebagai bukti
garis keturunan.
Biasanya, aku menyembunyikannya di bawah
stiker penghalang yang kusebut "tekstur
photoshop."

Saya melepasnya saat mandi.
Akan sangat menjijikkan jika saya tidak pernah
mencuci bagian itu, bukan?
"Apa itu, Kak Haruto?"
"Ehm, ini... Ehm..."
Aku menggerutu, tidak bisa memikirkan alasan
yang bagus.
"Aku pernah melihatnya sebelumnya."
"Dia berhubungan dengan keluarga kerajaan.
Tentu saja dia tahu lambang itu. Apa sekarang?
Saya kacau!
"Ini adalah lambang, kan? Lambang
keadilan!"Oh... Anime bicara lagi. Kalau
dipikir-pikir, di salah satu anime, ada seorang
pahlawan super yang memiliki lambang di
dahinya yang menyala saat dia berubah.
Punyaku memang terlihat mirip.

"Kamu tidak boleh memberi tahu siapa pun,
oke?"
"Bahkan Ibu dan Ayah?"
"Benar. Pahlawan harus menyembunyikan
identitas mereka."
Adik perempuan saya mengangguk dengan
tegas. Rahasia terus menumpuk, tapi apa lagi
yang bisa kulakukan?
Ayah dan Ibu tahu aku seorang pangeran, tapi
mereka tidak tahu kalau aku tahu. Dan mereka
tidak bisa tahu bahwa aku tahu. Ini rumit.
"Kapan misi Anda berikutnya?
Aku ingin menemanimu."
Seluruh alasan kita dekat sekarang adalah
karena saat itu aku menyelamatkan Charlotte
dari tentara kekaisaran yang menyamar sebagai
bandit.

Tapi ketika dia menatapku dengan mata
berbinar itu, aku tak punya pilihan selain
berkata, "Kamu masih terlalu muda."
"Sayang sekali. Aku ingin bisa membantumu
segera, Kakak Haruto."
Saat aku berpikir dalam hati betapa dia adalah
anak yang baik dan pengertian, dia
menambahkan, "Setidaknya izinkan aku
mengantarmu saat kau pergi dalam misi
berikutnya, Kakak Haruto!"
Untuk saat ini, aku tidak punya rencana seperti
itu. Suatu hari, sekelompok tentara berbaju zirah
berkumpul di gerbang depan kastil, ayahku juga
mengangkat palu raksasanya dan menunggangi
kuda terbesarnya.
"Natalia dan Haruto, aku mempercayakan
rumah kita untuk dijaga oleh kalian."
"Ya, Sayang.

Charlotte dan aku mengantar ayah pergi,
melambaikan tangan saat dia menuju ke selatan
bersama pasukannya. Sekali lagi, geng-geng
bandit mendirikan markas dan menimbulkan
konflik di seluruh wilayah.
Tidak ada lagi masalah dengan kekaisaran
sejak terakhir kali.
Tapi perebutan kekuasaan di dalam kerajaan
telah membuat warganya jatuh miskin, dan
banyak yang menjadi bandit.
Ketika orang-orang yang jujur diusir dari
kerajaan dan daerah lain, banyak dari mereka
yang mencari perlindungan di daerah kekuasaan
Count Zenfis yang relatif stabil.
Itu berarti semakin banyak beban bagi kami.
Ayahku akan pergi untuk melawan sekelompok
bandit yang menyerang desa minggu lalu.

Untuk beberapa alasan, Charlotte dan
Flayfollow. Aku mendapatkan getaran yang
buruk.
"Saatnya untuk misi berikutnya, Saudara
Haruto!" Aku tahu itu.
"Tidak perlu bagi Tuan Haruto untuk mengotori
tangannya berurusan dengan orang-orang
seperti bandit.
Tapi jika dia mau, dia bisa mengalahkan para
penjahat itu semudah membersihkan debu.
Sangat mudah."
Omong kosong yang keluar dari mulut gadis
ini. Dia seharusnya berhenti di babak pertama.
Sekarang lihat Charlotte, dia terlihat sangat
gembira dan bersemangat.
Baiklah kalau begitu. Lagipula, aku tidak ingin
ayahku dan anak buahnya terluka atau apa pun.
"Baiklah, aku pergi."

"Apa kau tidak akan berubah?"
"Hahaha! Aku hampir lupa.
"Berubah menjadi apa?!"
Aku memutar otak mencari-cari selera
Charlotte dalam pakaian superhero.
Satu hal yang pasti, itu bukan gadis ajaib
dengan pakaian merah muda berenda. Bukan,
tentu saja bukan.
Akhir-akhir ini, dia sangat senang menonton
film fiksi ilmiah tentang perang di masa depan.
Wujud metalik sang pahlawan memikatnya.
Dia selalu berteriak, "Keren sekali!"
Oke, saya akan ikut.
"Trans! Bentuk!"
Saya berpose seperti pahlawan super dan
menutupi tubuh saya dengan pelindung yang
saya buat sendiri: tubuh seukuran manusia
dewasa dengan lengan dan kaki yang panjang.
Tubuh anak saya dengan mudah masuk ke
dalamnya. Agak sulit untuk bergerak, tetapi saya
yakin saya akan terbiasa. Kepala tersembunyi
oleh helm ramping yang tampak futuristik. Salah
satu mata saya berkobar merah.
"S... Keren sekali! Kamu terlihat luar biasa!"
Oh, bagus. Saya memeriksa diri saya di cermin.
Aku merasa sangat malu, tapi apa pun yang
membuat Charlotte senang.
Aku memutuskan untuk tidak memikirkannya.
"Oke. Sekarang, ini dia."
"Ya! Semoga kamu kembali dengan selamat!"
Charlotte berteriak dengan antusias, tapi aku
mendengar nada kesedihan dalam suaranya.
"Ada apa?" Saya bertanya padanya.
"Yang bisa saya lakukan hanyalah
mengantarmu pergi, Saudara Haruto. Aku
berharap aku bisa melihatmu beraksi," katanya

dengan sedih, tetapi dia tidak berani memintaku
untuk mengajaknya.
Betapa benarnya dia, dan betapa menawannya!
Saya membuat penghalang pengawasan.
"Kamu bisa mengawasi eksploitasi saya ini,"
kata saya kepadanya. Karena dia masih kecil,
saya mendesainnya agar cahaya misterius akan
menyensor adegan yang mengerikan atau tidak
pantas.
"Terima kasih, Kakak Haruto!"
Akhirnya, saya siap. Adik perempuan saya
menonton dan melambai saat saya melompat
melalui jendela.
Oh dan omong-omong, di mana desa yang
dimaksud?
Secara diam-diam, saya bergabung dengan
pasukan ayah saya dan mengikuti mereka ke
tempat tujuan.

Aku bersembunyi di balik penghalang
kamuflase optik, jadi tidak ada yang melihatku.
Geng bandit bersembunyi di sebuah gua di
antara dua bukit tidak jauh dari desa.
Para bandit mendeteksi kedatangan pasukan
count, dan dengan panik mulai memasang
jebakan, dari kelihatannya, mereka hanya
sekelompok penyamun dari wilayah ibu kota.
Mereka tampaknya tidak berniat untuk
melawan tentara yang sebenarnya; mereka
menyusun strategi untuk melarikan diri.
Hal pertama yang saya lakukan adalah
memblokir rute pelarian mereka dengan
penghalang yang tidak terlihat, gua itu memiliki
celah lain, jadi saya menutupnya juga.
"Apa ini?!"
"Dinding tak terlihat?"
"Apa yang terjadi di sini?!"

"Cepatlah, tolol!"
"Kalau begitu, lakukan sesuatu!"
"Whoa! Jangan melambaikan obor ke arahku!"
"Dilihat dari peralatan mereka yang
menyedihkan, mereka adalah jenis orang yang
berubah menjadi bandit karena iseng.
Tidak ada kepemimpinan yang terorganisir.
Beberapa bahkan melampiaskan kemarahan
mereka yang terpendam pada rekan-rekan
mereka, biasanya, saya akan melakukan gerakan
licik seperti bersembunyi dan menjatuhkan
mereka dengan pukulan di kepala dengan
penghalang yang tak terlihat.
Namun kali ini, saya tidak mau menggunakan
taktik pengecut hanya untuk membuat hidup
saya lebih mudah, mengapa, Anda bertanya?
Karena saya tidak ingin menghancurkan
impian seorang gadis kecil yang tidak bersalah.

"Bersiaplah untuk keadilan, agen-agen
kejahatan!"
Saya mengancam mereka dengan suara
elektronik saya yang biasa terdengar seperti
paduan suara berlapis-lapis. Dengan
menggunakan penghalang bercahaya, aku
menyorot diriku sendiri dan menyerang dengan
gaya yang kucuri dari beberapa anime acak.
"Siapa itu?!"
"Dari mana asalnya?!"
"Kenapa dandanannya konyol?!"
"Hmm.
Beberapa orang tidak mengerti fashion. Tapi
sejujurnya, aku juga tidak menyukainya.
"Saya menyarankan Anda untuk menyerah
dengan damai. Jika Anda menolak, saya
khawatir konsekuensinya tidak akan
menyenangkan.

"Saya tidak pernah memerankan karakter
seperti ini sebelumnya, dan itu membuat saya
malu.
Apa aku berhasil?"
"Kenapa, kamu..."
"Jangan main-main!"
"Tangkap dia!"
Beberapa saat yang lalu, geng itu hampir bubar.
Sekarang, berkat kedatangan saya, mereka
adalah unit yang solid, dari apa yang bisa saya
ukur, level mana mereka semua cukup rendah.
Mereka bergerak jauh lebih tidak terampil
daripada tentara kita. Jadi ketika salah satu dari
mereka menebas saya dengan pedangnya, saya
menghindarinya dengan mudah, dan
memberikan potongan karate ke lehernya.
Kamu tahu, jenis yang kamu lihat di anime yang
membuat orang jahat pingsan.

Krak!
"Yeowch!" Oh.
Aku pasti salah membidik dan mematahkan
tulang selangkanya.
Aku melanjutkan untuk memotong mereka satu
per satu saat mereka menyerangku.
Tapi...
"Aauugh!"
"Gah!"
"Oog!
Ghak!"
Membuat seseorang pingsan tidaklah mudah.
Saya tidak bisa membunuh mereka di depan
anak-anak, dan saya ragu-ragu untuk membuat
mereka menyemprotkan darah ke mana-mana.

Sekarang, mereka telah kehilangan keinginan
untuk bertarung dan berebut untuk melarikan
diri.
Aku memukuli mereka, memukuli persendian
mereka dengan keras untuk melumpuhkannya.
Aku akhirnya mematahkan beberapa lengan
dan kaki mereka ke belakang, tapi kelompok
cahaya misteriusku seharusnya menyensor
semua itu dari pemirsa mudaku.
Ketika aku telah menghabisi sebagian besar
dari mereka, aku menangkap yang paling
angkuh dan menyeretnya keluar gua. Ayah saya
baru saja tiba.
Catatan tambahan: Saya telah menghancurkan
perangkap para perampok sebelumnya.
"Siapa kamu?!" raung salah satu tentara sambil
mengacungkan tombaknya.
Tentara yang lain juga mengarahkan senjata
mereka ke arahku.
"Tunggu!" teriak ayahku, turun dari kudanya.
Dia mendekatiku, menatap orang yang kuseret
keluar dari gua. "Kamu tidak terlihat seperti
salah satu bandit.
Apa kau bertarung dengan mereka di dalam?"
"Ya."
Suaraku seharusnya sudah tidak bisa dikenali,
tapi aku masih gugup. Itu dia karakterku.
Aku senang mereka tidak langsung
menganggapku musuh, tapi masih ada
kemungkinan mereka akan melihatku sebagai
ancaman jika aku salah memainkan kartuku."
"Bagaimana keadaan di dalam gua?" tanyanya."
"Aku sudah mengalahkan mereka semua,"
jawabku.
"Saya rasa tidak ada satupun dari mereka yang
lolos. Saya juga tidak membunuh satu pun."

Ayah saya berbalik dan memberi isyarat kepada
anak buahnya dengan sebuah lirikan.
Sekitar sepuluh orang dari mereka menghilang
ke dalam gua, menyalakan obor, dan kami
menunggu sekitar sepuluh menit.
Dengan berlalunya waktu, kesunyian semakin
menjadi-jadi, begitu juga dengan keinginan saya
untuk melarikan diri, akhirnya beberapa dari
mereka kembali.
Salah satu dari mereka membisikkan sesuatu
ke telinga ayah saya, wajahnya berubah menjadi
ekspresi terkejut. Kemudian dia berbalik ke
arahku dengan tatapan tegas.
"Aku disebut Gold Zenfis. Saya dipercayakan
oleh Yang Mulia untuk memimpin wilayah ini.
Sebagai penguasa wilayah ini, pertama-tama
saya ingin mengucapkan terima kasih kepada
Anda."

Dia menundukkan kepalanya dengan sikap
lemah lembut, wajahnya masih muram.
"Bolehkah saya tahu nama Anda?" tanyanya.
Saya belum menemukan jawabannya. Saya
memutuskan untuk memberikan jawaban yang
jujur kepadanya.
"Saya belum punya nama!" Saya menjatuhkan
bandit yang saya bawa dan berpose. Keheningan
yang canggung tak tertahankan.
"Apakah Anda juga yang menghancurkan empat
kamp bandit, dan menyelamatkan istri dan anak
saya?"
"Itu mungkin saja terjadi," jawab saya
samar-samar.
Saya tidak ingin dia merasa berhutang budi
pada saya."
"Oh, begitu. Itu adalah perbuatan yang luar
biasa. Untuk itu, saya juga berterima kasih."

Ekspresi ayah saya akhirnya melunak. Tapi
dalam waktu singkat, dahinya berkerut dalam
kebingungan.
"Aku tahu kau ingin menyembunyikan
identitasmu. Setidaknya bisakah kau berbaik
hati untuk mengungkapkan motifmu?"
"Motifku... Motif?
Aku tidak bisa mengatakan padanya bahwa aku
melakukan ini hanya untuk membuat Charlotte
bahagia.
Aku memutar otak dengan kecepatan penuh,
dan melontarkan jawaban atas pertanyaannya.
"Keadilan. Ya, itu dia. Keadilan. Aku adalah
pertanda keadilan. Saya melindungi keadilan,
berbicara keadilan, dan memberikan keadilan!"
Ya.
Aku sudah terlalu sering mengucapkan kata
"keadilan", sampai-sampai mulai terdengar
seperti orang yang tidak tahu apa-apa.
Aku takut akan terpeleset jika aku tetap di sini,
jadi aku berteriak, "Hyaa!" dan terbang ke udara.
"Selamat tinggal!"
Aku terbang kembali ke kastil dan masuk
melalui jendela kamarku.
"Kak Haruto, kamu sangat luar biasa!"
Saat itu sudah tengah malam, tapi Charlotte
menungguku.
Dia sangat bersemangat, dia memperagakan
semua gerakan saya. Saya senang Anda senang,
tetapi kakak Anda lelah.
Tubuhku dan mana baik-baik saja, tapi secara
mental, aku lelah.
"Kapan misi selanjutnya?"
"Tunggu, kamu mau lagi?"
Dia menatapku dengan matanya yang
mengantuk namun berbinar-binar.

Saya tidak ingin mengecewakannya, saya
anggap ini sudah cukup.
Di hari-hari mendatang, saya "memberikan
keadilan" dengan kostum hitam saya beberapa
kali lagi, akhirnya, orang-orang mulai
memanggil saya dengan sebuah nama, Ksatria
Hitam.
Kedua negara itu adalah saingan sekarang,
tetapi mereka pernah bersekutu selama perang
melawan Raja Iblis. Pos-pos pemeriksaan berdiri
di sepanjang perbatasan.
Di pos pemeriksaan yang paling dekat dengan
kastil Count, tiga pelancong muncul, salah
satunya adalah seorang pendekar pedang,
membawa dua pedang di ikat pinggangnya.
Yang lainnya adalah seorang pria kurus yang
mengenakan jubah. Ketika penjaga menanyakan
identitas dan tujuan perjalanan mereka,
ketiganya menyatakan bahwa mereka adalah

pemburu bayaran yang mencari nafkah dengan
berburu di kekaisaran.
Prajurit wanita berambut pendek
mengumumkan, "Sebagian besar iblis telah
dimusnahkan, bukan?
Daripada berpegang teguh pada karir tanpa
masa depan, kami pikir lebih baik kami mencari
pekerjaan yang layak."
"Tapi mengapa tidak menjadi bawahan
kekaisaran, negeri yang kau kenal?" tanya
penjaga itu.
"Tidak. Tidak mungkin. Hanya kelas atas yang
bisa pergi ke mana saja di kekaisaran. Tapi kami
mendengar bahwa perhitungan di sini lebih
mengutamakan keterampilan daripada status.
Bahkan kelas bawah seperti kita punya
kesempatan untuk dipromosikan."

"Memang benar bahwa Master Zenfis memberi
penghargaan pada mereka yang bekerja keras,
tanpa memandang kelas sosial.
Tapi kau telah bekerja cukup lama di
kekaisaran. Itu bisa jadi masalah."
Penjaga itu terus melihat setiap pemburu
hadiah secara bergantian. "Dua dari kalian
tampaknya memiliki level mana sekitar 25.
Aku tidak bisa membiarkan petarung dengan
kemampuan kalian melintasi perbatasan begitu
saja. Kami memiliki beberapa masalah dengan
kekaisaran baru-baru ini, jadi kami dalam
keadaan waspada."
"Kami adalah pemburu bayaran. Kami setia
pada tuan yang membayar kami dengan benar."
"Yah, itu benar... dan dapat diandalkan, dengan
caranya sendiri... Tapi peraturan tetaplah
peraturan.
Aku tidak bisa membiarkan kalian lewat."
"Ayolah, sekarang, kumohon?" prajurit wanita
itu merengek, menekan tubuhnya ke tubuh
penjaga.
Di balik semua baju besi itu, payudaranya
cukup menggairahkan. "Aturan adalah aturan,"
penjaga itu mengulangi dengan tegas, energi
prajurit wanita itu berubah menjadi dingin dan
mengancam, tapi sebuah tangan menggenggam
bahunya.
"Maafkan kelancangan temanku," pria berjubah
itu berteriak.
"Sekarang, peraturan adalah peraturan, tapi
pasti ada beberapa cara." Dia sepertinya tipe
penyihir klasik, tipe yang memainkan dukungan
atau mengeluarkan sihir jarak jauh.
"Kami sepenuhnya berniat untuk mematuhi
prosedur yang tepat. Jika kamu punya
kekhawatiran, mungkin kamu bisa mengirim
beberapa tentara untuk mengawasi kami."

"Itu mungkin. Tapi kami kekurangan tenaga.
Kalian harus menunggu di sini selama beberapa
hari." Pria berjubah itu mengangguk.
Ketika ketiga pelancong itu disuruh menunggu
di ruang interogasi, petugas keamanan
berkonsultasi dengan atasannya.
"Wah, repot sekali!"
"Berhentilah merengek. Jika kita menyeberangi
perbatasan dengan mengikuti protokol, itu akan
lebih mudah bagi kita nanti."
"Ya, kurasa menggunakan kekuatan untuk
menerobos akan merepotkan juga, terutama jika
salah satu dari kita menonjol seperti jempol
yang sakit."
Pendekar pedang itu memelototi raksasa itu,
yang berdiri tegak seperti pohon, tidak hanya
tinggi, tapi juga lebar. Baju besinya sederhana,
dan dia membawa senjata.

"Kita tidak benar-benar akan menawarkan diri
untuk melayani, bukan?
Dan menunggu berbulan-bulan untuk saat
yang tepat? Jika demikian, aku akan lulus."
"Yang perlu kita lakukan adalah menyusup ke
dalam wilayah kekuasaan. Kemudian kita akan
membuang para prajurit, dan kita berdua akan
membuat kehebohan untuk memancing para
penjaga Count."
"Terakhir, raksasa itu akan membunuh Count.
Itu rencana mereka. Ketiga pengembara itu
adalah pembunuh bayaran dari kekaisaran.
Target mereka adalah GoldZenfis.
Tidak jelas siapa yang mempekerjakan mereka,
tetapi jika mereka berhasil, mereka akan
dijanjikan perlindungan oleh keluarga
bangsawan tertentu.
"Kita akan menghasilkan banyak uang. Saya
kira ada baiknya kita bersabar sedikit," aku
wanita itu. "Tepat sekali," seringai pria berjubah
itu.
"Akhirnya, penjaga itu kembali, bersama
komandannya."
Lima hari kemudian, para pembunuh itu
berhasil menyeberangi perbatasan. Itulah
sebabnya saya terbang melintasi langit dengan
seorang nenek tua di punggung saya.
Di satu tangan, saya membawa karung besar.
"Astaga! Saya tidak pernah berharap untuk
terbang di udara pada usia ini," dia
terkagum-kagum.
Saya terbang dengan hati-hati, berusaha untuk
tidak mengebut.
"Jadi, Anda adalah Tuan Ksatria Hitam yang
terkenal itu, eh?

Aku akan memiliki cerita yang bagus untuk
diceritakan kepada Kakek ketika aku melihatnya
di surga."
Bagaimana bisa sampai seperti ini?
Jawabannya jelas dan sederhana, ketika saya
mengirimkan beberapa penghalang pengawasan
untuk penyelidikan cepat, saya melihat seorang
wanita tua berjalan tertatih-tatih di bawah
beban gendongan.
Charlotte juga melihatnya. Dia menatap saya,
air mata berlinang di matanya yang besar.
"Kasihan wanita tua itu."
Bukan masalah besar. Aku mengantar nenek itu
ke rumah cucunya, dan terbang, dengan
membawa sekeranjang ubi yang mereka berikan
kepadaku sebagai ucapan terima kasih.
Aku sedang dalam perjalanan menuju jalan
utama yang membentang dari perbatasan utara
menuju kota kastil.
Ada sekelompok wisatawan yang terdiri dari
tiga orang, dan mereka menimbulkan
kecurigaan.
Bloop-bloop-bloop... (Adegan kilas balik.) Kantor
ayah telah dialihfungsikan menjadi ruang
bermain untuk Charlotte.
Adikku menyeretku ke sana untuk membacakan
buku Sihir Kuno untuknya.
Saat itulah seorang tentara datang membawa
kabar untuk ayah kami. Alis ayahku berkerut
ketika dia mendengarkan laporan itu.
"Hmm... Pemburu bayaran yang ingin
menawarkan jasanya, katamu?"
"Dua di antara mereka sangat terkenal. Mereka
adalah petarung yang terampil, tetapi rumornya
tidak mendukung mereka."
"Rumor seperti apa?"

"Yah, mereka sebagian besar terlibat dalam
perburuan iblis, tetapi baru-baru ini mereka
juga disewa sebagai tentara bayaran untuk
memadamkan pemberontakan."
"Yah, mereka sebagian besar terlibat dalam
perburuan iblis, tetapi baru-baru ini mereka
juga disewa sebagai tentara bayaran untuk
memadamkan pemberontakan.
Mereka dikenal karena menggunakan taktik
yang tidak manusiawi, seperti pembantaian
tanpa ampun terhadap non-kombatan," prajurit
itu menjelaskan.
"Dan mereka ingin menyeberangi perbatasan
untuk menjadi pelayanku?
Sepertinya cukup jelas bahwa mereka pasti
memiliki agenda lain."
"Ya. Itu sangat terang-terangan, mencurigakan.
Mereka harus mengantisipasi bahwa kita akan

berjaga-jaga untuk mengawasi mereka dengan
ketat."
"Ayahku menyilangkan tangannya."
"Kalau begitu, anggota ketiga─orang yang tidak
pernah didengar orang─harus memegang
kuncinya."
"Perawakannya sangat besar, Tuan, bahkan
lebih besar dari Anda. Saat ketiganya ditahan di
perbatasan, dia dilaporkan tidak mengucapkan
sepatah kata pun."
"Apa mereka mengukurnya dengan Kristal
Mija?"
"Level mana-nya saat ini adalah 18. Cukup kuat
untuk menandingi seorang komandan pasukan,
tapi jauh lebih rendah dari dua lainnya," kata
prajurit itu.
"Level mana 18 tidak perlu dikhawatirkan.
Bahkan dengan fisiknya yang luar biasa, dia

bukan tandingan penyihir dengan level mana
yang tinggi."
Dua orang lainnya dikatakan memiliki level
mana sekitar 25, tetapi bahkan pasukan kecil
yang dipimpin oleh ayahku tidak akan kesulitan
mengalahkan mereka.
Ayahku melirik ke arahku, dan
menggumamkan sesuatu di bawah nafasnya,.
Aku menajamkan pendengaranku secara
maksimal (ditambah dengan penghalang) dan
mendengarkan.
"Tentu saja ada kemungkinan besar mereka
mengincar nyawaku.
Tapi mereka mungkin hanya mengincar
informasi. Jika demikian, target mereka bisa
jadi..."
Dia menyelesaikan sisa kalimatnya dengan
penuh amarah, tetapi sangat, sangat lembut.

Setelah itu, ayahku segera menyatakan, "Kita
harus waspada.
Kita tidak bisa membiarkan mereka memasuki
zona kastil. Kita akan menghentikan mereka
sebelum mereka tiba, dan menanyai mereka lagi
mengenai tujuan mereka.
Saya akan pergi."
Wajah prajurit itu mengeras. Charlotte semakin
gelisah di pangkuan saya, jadi saya membelai
rambutnya dengan lembut.
"Jangan khawatir. Serahkan saja padaku,"
kataku padanya.
"Ya, Kak Haruto.
"Charlotte menoleh ke arahku dan berseri-seri.
"Aku tersenyum kembali padanya, mengingat
apa yang dibisikkan ayahku."... Charlotte.

"Aku tak tahu alasan mereka, dan aku tak
peduli. Jika mereka ingin bertemu dengan adik
perempuanku, aku harus menampakkan diri.
Itu sudah pasti. (Akhir kilas balik.) Jadi aku
sedikit teralihkan, tapi hei, setidaknya kita akan
mengadakan pesta yamparty saat aku pulang.
Itu mereka. Tiga orang yang mencurigakan.
Dua tentara mengawal mereka. Saya menunggu
kesempatan saya di atas kepala.
Akhirnya, kelompok yang terdiri dari lima
orang itu duduk untuk istirahat sejenak di tepi
sungai dekat jalan utama.
Ketiganya bergerak sedikit menjauh dari para
tentara dan mulai menembak.
Tunggu... Apa ini?
Saya mengamati ketiga pengembara tersebut
melalui lensa Kristal Mija buatan tangan saya.

Aku tidak hanya bisa mengukur tingkat mana
mereka, tapi juga semua kemampuan mereka.
Tapi... ada sesuatu yang tidak masuk akal.
Untuk saat ini, aku menguping. Wanita dan pria
kurus itu sedang berunding dengan nada yang
tidak jelas
. "Dasar bodoh, kakek itu. Dia menyelamatkan
kita dari masalah dengan mendatangi kita.
Kudengar dia adalah salah satu pahlawan
perang yang mengalahkan Raja Iblis... tapi aku
tidak menyangka dia benar-benar tolol."
"Ini adalah tanda bahwa mereka sangat
berhati-hati terhadap kami.
Kita tidak boleh lengah."
"Ya, ya. Tapi tidak masalah berapa banyak orang
yang mereka kirim.
Kita hanya perlu membunuh mereka. Itu akan
sangat mudah," wanita jahat itu terkekeh.

Dan kau keluar. Dari percakapan itu, saya
menyimpulkan bahwa mereka adalah
orang-orang jahat yang berencana membunuh
ayah saya.
Charlotte tampaknya tidak menjadi bagian dari
rencana itu, tapi mereka punya keberanian
untuk menargetkan orang yang telah
membuatku berhutang segalanya, bukankah
sedikit terlalu mudah untuk mengungkap taktik
mereka? Tidak.
Mereka adalah orang-orang bodoh, aku
menertawakan saat aku melayang ribuan kaki di
atas.
Wanita dan pria kurus itu memiliki tingkat
mana yang tinggi, tapi aku punya nodata pada
raksasa itu.
Aku tidak bisa menyerang mereka secara
tiba-tiba, atau para prajurit pengawal bisa
terjebak dalam baku tembak, setelah berpikir

sejenak, aku turun untuk menghadapi mereka,
setiap kali aku muncul entah dari mana, reaksi
yang kudapat biasanya sama.
"Hah?!
Siapa kamu?!"
wanita itu menuntut, menarik salah satu dari
dua kuncirnya, dan pria berjubah itu
menyelinap pelan di belakangnya. Dia
mengucapkan mantra dengan lembut.
Kedengarannya seperti mantra untuk
memperkuat dirinya dan kelompoknya. Baju besi
dan senjata wanita itu tampak mengeras, ini
pertama kalinya aku menghadapi petarung yang
terlatih seperti itu secara langsung.
Apakah ini ide yang buruk? Lagipula, level
mana saya hanya 2.
"Maksudku tidak ada salahnya. Gold Zenfis,
penguasa wilayah ini, telah mengutusku untuk
menyapamu," bohongku.
"Aku akan mengawal para pelancong ini dari
sini. Kalian berdua bisa kembali ke pos
masing-masing," kataku sambil melirik ke arah
para prajurit pengawal. Kliiing!"
Pada saat itu juga, wanita itu melayangkan
rapiernya ke arahku.
Tentu saja, aku memiliki penghalang yang
melindungiku, jadi dia terpental.
Meskipun begitu, itu adalah hal yang sangat
berbahaya. "Hmph! Kau pria yang cukup
tangguh, meskipun dengan pakaian konyolmu.
Aku tahu kau bukan musuh biasa."
Dia melompat pergi, melompat dengan cepat ke
sana kemari, nyaris tidak menggerakkan
kakinya, aku tidak bisa menangkapnya, aku
ingin menggunakan penghalang yang
melumpuhkan untuk menangkapnya, tapi sulit
ketika target bergerak dengan cepat.

Akan lebih baik menangkapnya hidup-hidup
sehingga aku bisa melakukan beberapa
pertanyaan.
Hmm... Saat saya memikirkan hal ini, pria
kurus itu tampaknya telah selesai mengucapkan
mantranya.
"Jangan bergerak. Itu termasuk menggunakan
sihir," dia mengancam Tiga lingkaran sihir
melayang di udara.
Itu pasti semacam serangan sihir. Salah satu
prajurit panik dan mengambil langkah.
"Tunggu!
Orang ini kemungkinan besar adalah Ksatria
Hitam.
Aku sudah memberitahumu tentang dia dalam
perjalanan."
Prajurit itu melangkah maju.
"Bukankah sudah kubilang jangan bergerak?"

cemberut pria berjubah itu. Petir itu
merobek-robek udara, diikuti dengan ledakan
yang menggelegar, manusia biasa tidak akan
memiliki kesempatan untuk melawan kekuatan
semacam ini.
"Jika Gold Zenfis menuju kesini, kita tidak
membutuhkan pengawalan ini lagi.
Mari kita singkirkan mereka, bersama dengan
Ksatria Hitam ini sementara kita... Eh?"

Pria kurus itu mengeluarkan napas yang aneh
dan menatap dengan terkejut.
"A-Apa?!"
Prajurit yang hampir terpanggang itu jatuh
tersungkur, dan terlihat bingung. Jangan
khawatir, dia tidak terluka.
"Kalian berdua harus lari. Saya akan
mengurusnya dari sini," kata saya kepada
mereka.
"Terima kasih," kata salah satu prajurit.
"Tapi apa yang sebenarnya terjadi..."
"Orang-orang ini mengincar nyawa Count,"
kataku pada mereka, wajah kedua prajurit itu
berubah menjadi marah. Sedikit malu juga.
"Maafkan kami. Kami hanyalah beban."
Prajurit yang di tanah bergegas berdiri, dan
mereka berdua lari ke arah jalan.
"Kamu tidak akan bisa kabur."
Wanita itu menghunus rapiernya yang lain.
Saat dia melakukannya, bilah ramping itu
melesat di udara menuju tenggorokan keduanya
seperti anak panah─tidak, seperti dikendalikan
oleh sistem peluru kendali. Kling!
"Lagi?!" jeritnya.
Ya, lagi. Apa kau benar-benar berpikir aku akan
membiarkanmu melukai salah satu dari kami?
Sementara itu, pria kurus berjubah itu gemetar
dengan marah.
"Tidak bisa dipercaya... Sekali lagi, tidak ada
mantra. Apa dia benar-benar membuat dinding
pelindung untuk bertahan dari serangan kilatku
tanpa mantra?
Kalian berdua mendekatinya dari kedua sisi.
Tetap fokus!
Dia pasti memiliki level mana lebih dari 30─"
Tetap fokus? Bicaralah sendiri.

Pria yang kebingungan itu menukik ke udara,
dan kemudian menghantam tanah, dengan
wajah menghadap ke bawah.
"Bwahaha! Apa yang kamu lakukan?
Dasar bodoh," teriak wanita itu, "Hei, nona.
Itu tidak pantas.
Saya pikir orang-orang ini adalah teman Anda.
Sama seperti yang saya pikirkan pada diri saya
sendiri...
"Saya tidak akan bertahan untuk melawan
orang aneh ini. Dia adalah masalahmu sekarang.
Sampai jumpa!"
teriak pria berjubah itu. Dia pergi, mengabaikan
mereka─"Glrk!"─dan berlari menabrak
penghalang tak terlihat yang kubuat.
Sungguh konyol. "Sialan!
Jangan hanya berdiri saja di sana!

Lakukan sesuatu!" pekik wanita itu.
Apakah hanya aku, atau dia sedikit tersenyum?
Raksasa itu, sementara itu, tidak bergerak
sedikitpun.
"Hei!
Apa yang kau lakukan, membeku?
Cepat tangkap dia. Beri dia rasa takut."
Raksasa itu tetap tidak bergerak. Menyadari
sesuatu yang aneh sedang terjadi, wanita itu
menatapku.
"Apa yang kamu lakukan padanya?" tanyanya.
"Hah?
Oh, aku baru saja melumpuhkannya dengan
penghalang yang tak terlihat."
"Apa?!"
Wanita itu terlihat bingung.

Apakah pria raksasa itu adalah kartu truf
mereka atau sesuatu?
Tidak, nonono... Tidak mungkin. Lagipula, pria
raksasa itu…
"Itu hanya dua orang pria kecil di dalam setelan
raksasa, kan?"
Aku menunjukkan. Melompat keluar dari perut
pria itu akan menjadi langkah penyergapan
yang terlalu lemah, pikirku.
Sedikit mengejutkan, paling tidak.
"Bagaimana ... kau tahu?"
"Pernahkah kau mendengar tentang CT scan?"
"Tentu saja tidak."
Aku tidak bisa membaca tingkat mana raksasa
itu dengan Kristal Mija buatanku sendiri, jadi
aku tahu ada yang mencurigakan.
Dengan menggunakan alat pengintai, saya
dapat melihat irisan horizontal bagian dalam
tubuhnya, apa pun boneka luarnya terbuat dari
apa pun, itu sangat detail dan realistis sampai ke
isi perutnya.
Bagian perutnya yang berlemak digantikan oleh
dua orang pria yang berukuran kecil.
Tapi bagaimana mereka mengemudikan boneka
raksasa itu? Keseluruhannya membuat saya
takut, jadi saya melumpuhkan tubuh raksasa itu
dengan penghalang, dan menjebak kedua pria di
dalamnya.
Saya melakukan semua ini dengan benar ketika
pria berjubah itu memerintahkan, "Jangan
bergerak!"
Akan lebih baik jika kedua pria kecil itu bisa
diikat secara individu, tapi sayangnya, saya
harus bisa melihat target saya secara langsung
untuk banyak penghalang yang saya buat Di sisi
lain, penghalang sederhana seperti kamuflase di

pintu masuk gua bisa dilakukan dari jarak jauh
melalui penghalang pengawasan.
"Hei! Apa...?
Apa ini?!
Aku tidak bisa bergerak!"
Aku menahan wanita itu juga, sementara dia
masih berdiri tak percaya.
"Sekarang, aku punya beberapa pertanyaan."
"Oke. Aku akan bicara. Kau tidak akan
membunuhku jika aku bicara, kan?" pintanya.
"Jika kau mengatakan yang sebenarnya. Apa
tujuanmu?"
Aku menuntut.
"Untuk membunuh Gold Zenfis."
"Mengapa menargetkan Count?"
"Kami dipekerjakan untuk pekerjaan ini melalui
Guild Pemburu Hadiah Kekaisaran," jelasnya.

"Dipekerjakan oleh siapa?"
"Kami tidak tahu. Tanyakan pada guild. Tetapi
jika mereka menggunakan nama samaran, Anda
akan kesulitan melacaknya.
Lebih baik kau menyerah!"
"Bwahaha!" wanita itu terkekeh.
Aku tidak melihat apa yang lucu. Aku memutar
tumitku dan menuju ke arah raksasa itu.
Aku membelah tubuhnya dan dua pria bertubuh
kecil tumpah keluar.
Saya segera menahan mereka dengan
penghalang.
"Katakan siapa yang mempekerjakanmu.
Wanita itu telah mengaku. Jawabanmu akan
cocok dengan jawabannya."
Pendekar pedang itu menatap ke arahku dengan
ragu-ragu.

Dia tidak bisa mendengar suaraku. Aku telah
mengurungnya dalam penghalang besar tak
terlihat yang kedap suara. Mereka berdua mulai
berbicara.
"Keluarga bangsawan kerajaan. Kami
menerima uang muka dari serikat pekerja."
"Mereka berjanji kami akan menerima sisa
uangnya setelah kami menyelesaikan pekerjaan."
"Dan bahwa kita akan mendapat perlindungan
di dalam kerajaan."
Salah satu dari mereka mengakui nama
bangsawan itu. Aku tidak mengenalnya, tapi aku
yakin ayahku mengenalnya.
Mereka sepertinya mengatakan yang
sebenarnya, tapi sebaiknya kita periksa lagi. Aku
menghapus penghalang tak terlihat di sekeliling
wanita itu.
"Kamu berbohong," teriakku.

Saat aku menyebutkan nama bangsawan itu,
wajahnya menjadi pucat.
"Apa yang kalian berdua pikirkan?!" teriak
wanita itu kepada kedua pria kecil itu.
"Kenapa kalian mengoceh seperti orang tolol?"
"Kaulah yang bilang akan bicara. Kau yang
bodoh!" mereka membalas.
Saya menyulap banyak sekali penghalang kecil
di udara, membuatnya berwarna-warni
sehingga mudah dilihat."
Apa itu?
T-Tunggu! Tolong, t-tunggu.
Maafkan aku!
Aku tidak akan berbohong lagi!
Kumohon─ "Aku menembakkan segerombolan
penghalang yang mengamuk.

Tidak ada sedikitpun daging wanita itu. Itulah
yang dia dapatkan karena berbohong. Namun,
aku mendapatkan bukti yang kubutuhkan.
Dalang adalah seorang anggota bangsawan
kerajaan. Apa ada yang punya dendam pada
ayahku?
Tak ada gunanya menginterogasi orang-orang
kecil itu lebih jauh. Mereka hanya orang
bayaran. Aku ragu mereka akan tahu motifnya.
"Benda apa ini?"
Aku bertanya, menunjuk ke arah tubuh raksasa
yang menganga.
"Kami... Kami adalah dalang."
Aku bertanya apa yang mereka maksudkan
dengan itu. Kedua orang itu bergantian
berbicara.
"Boneka berbentuk manusia yang menggunakan
teknologi homunculus.

Mereka mampu melakukan tindakan otonom,"
kata yang pertama.
"Teknologi yang hilang, sekarang. Mungkin juga
seonggok daging tanpa jiwa," lanjut yang lain.
"Kami mengendalikan gerakannya dengan kabel
tipis yang kami rekayasa."
"Disempurnakan secara ajaib, tentu saja."
Menarik.
Saya tidak tahu hal seperti itu mungkin terjadi.
Bisakah saya menggunakan informasi ini untuk
meningkatkan doppelganger saya?
Mungkin tidak. Yang saya inginkan adalah klon
otonom yang mampu berpikir dan bertindak
untuk dirinya sendiri, dan sekali lagi, boneka
raksasa ini "didasarkan pada" boneka yang
mampu melakukan tindakan otonom.
Jika teknologi semacam itu ada di masa lalu,
mungkin masih ada harapan.

Nah, kesampingkan dulu hal itu…
"Mengapa Anda bersembunyi di dalam boneka?
Apa kau berencana untuk melompat keluar dan
mengejutkan targetmu?"
"Aku masih ragu kalau itu bisa berhasil."
"Itu adalah bagian dari itu.
Tapi alasan utamanya adalah untuk
menyembunyikan kehadiran kami," kata salah
satu pria.
Tubuh raksasa seperti itu?
"Apa maksudmu?"
"Rencana awal kami adalah mengalahkan para
penjaga begitu kami memasuki kota kecil itu,
lalu kami berdua akan keluar dari boneka itu."
"Kami akan mementaskan boneka itu agar
terlihat seperti mayat."

"Lalu kami berdua, yang tidak dicurigai oleh
siapa pun, akan melakukan pembunuhan itu."
"Bahkan jika ada orang yang mengetahui bahwa
raksasa itu adalah boneka, mereka mungkin
akan berasumsi bahwa hanya ada satu operator."
"Itu adalah rencana yang cerdas.
Tapi semuanya sia-sia.
"Jadi saat wanita dan pria kurus itu bertarung
dalam hitungan, kalian berdua berencana untuk
menyelinap dari belakang, ya?" Licik.
Saya berharap saya bisa menggunakannya
untuk referensi di masa depan ... tapi saya
penyendiri, jadi saya tidak bisa. Menyedihkan.
"Yah, itu salah satu caranya," salah satu dari
mereka menjawab.
"Tapi kami merencanakan pendekatan yang
berbeda kali ini," tambah yang lain.

"Sementara mereka berdua membuat keributan,
membuat kastil menjadi rentan..."
"Kami berdua akan menyusup ke dalam tembok
yang tak berdaya."
Aku memiringkan kepalaku ke samping. Kedua
pria itu menyeringai keji dan berbicara
serempak.
"Dan kami akan menyandera putra atau
putrinya..."
"Thwok, thwok!"
Kedua kepala mereka melayang. Aku membunuh
mereka.
Orang-orang ini mengincar nyawa ayahku.
Aku tahu mereka akan mampu melakukan
tindakan berbahaya pada tingkat tertentu.
Saya berhasil tetap cukup rasional untuk
sebagian besar, tetapi saat mereka mengucapkan
kata "putri" dan "sandera", darah saya langsung

mendidih, masih berpakaian seperti Ksatria
Hitam, saya pergi ke ayah saya dan menjelaskan
situasinya, dia akrab dengan bangsawan yang
mempekerjakan pemburu bayaran.
Saya hanya memiliki sedikit kontak dengan
mereka. Saya tidak bisa membayangkan mereka
bersusah payah menyewa pemburu bayaran dari
kekaisaran dengan biaya besar untuk mencapai
tujuan seperti ini.
Pasti ada dalang lain di balik ini.
"Saya minta maaf karena telah memusnahkan
petunjuk kita, dan menawarkan untuk mencari
tahu siapa dalang dari keluarga bangsawan."
Saya ragu kita bisa melacaknya. "Tidak
mungkin konspirator itu akan mengungkapkan
niat mereka pada keluarga bangsawan.
Ayah saya menduga pelaku sebenarnya
bermaksud untuk mengungkapkan rencana
mereka hanya ketika rencana mereka berhasil.
"Tapi saya punya kecurigaan pada satu orang.
"Saya bertanya siapa, tetapi yang dia katakan
adalah: "Musuh yang sangat kuat.
Yang bahkan mungkin sulit Anda hadapi. Belum
lagi, situasinya sangat rumit.
Untuk saat ini, satu-satunya pilihan kita adalah
menjaga pertahanan kita tetap tinggi, dan
mengantisipasi langkah mereka selanjutnya."
Kedengarannya terlalu pasif, saya tidak bisa
menahan diri untuk tidak berpikir.
Baiklah. Terserah saya untuk melakukan ini
dengan benar. Saya kembali ke kamar saya dan
tidak berubah.
"Selamat datang kembali, Kak Haruto!"
Adik perempuanku menyambutku dengan
senyuman lebar.
"Aku kembali. Kita akan mengadakan pesta ubi
malam ini."

Aku menyerahkan salah satu ubi yang aku
dapatkan.
☆
Tidak peduli berapa lama dia menunggu, tidak
ada laporan tentang pembunuhan Gold Zenfis.
Sendirian di kamarnya, Gizelotte mengertakkan
gigi.
Apa para pemburu bayaran itu berhasil kabur
begitu saja?
Atau mungkin Gold melawan mereka, dan
menyembunyikan berita tentang percobaan
pembunuhan itu?
Jika demikian, dia tidak bisa mengirim anak
buahnya untuk menyelidiki.
Mereka mungkin meninggalkan jejak.

Satu hal yang jelas. Rencananya gagal, dan tidak
ada gunanya mencoba pendekatan yang sama
dua kali.
Dia tidak menaruh banyak harapan, tetapi
dengan kegagalan demi kegagalan, dia
membutuhkan pelampiasan untuk
kegelisahannya yang terpendam.
"Apakah tidak ada naga atau sesuatu yang bisa
kuburu?
Sudah lama aku tidak punya kesempatan untuk
benar-benar melepaskan diri."
Dia tahu itu tidak pantas, mengingat status
sosialnya, tapi dia tidak bisa menahan rasa
frustasinya.
Gizelotte mendekati perapian, sarung dan
pedang terhunus menggantung berselang-seling
di atas perapian.
Itu adalah Pedang Cahaya Ilahi─salah satu dari
"tujuh senjata agung" yang mengalahkan Raja
Iblis, bilahnya sedikit lebih tipis dari pedang satu
tangan pada umumnya, tapi kekuatan dan
ketajamannya adalah yang terbesar di kerajaan.
Pegangan dan pelindungnya bertahtakan
permata yang rumit, dan cahaya samar
merembes dari sihir di dalamnya.
Saat Gizelotte mengambil pedang itu, ia
mendengar ketukan pelan di pintu.
Pelayan pribadinya membungkuk dan masuk ke
dalam ruangan, sepertinya ia membawa sebuah
laporan untuk ratu.
Gizelotte mengembalikan pedang ke tempatnya
di atas perapian, duduk di sofa, dan membuka
segelnya.
"Oh, ini hasil penyelidikan yang kuperintahkan
pada gadis itu."
Kemampuan sihir putri Gold Zenfis telah
dirahasiakan.

Hal ini sendiri tidak langka, tapi mengingat
tingkat mana dan (kurangnya) elemen putra
Count telah diumumkan secara terbuka, itu
memang mengibarkan bendera.
Saat dia membaca dokumen itu, ekspresi
Gizelotte mengeras.
Dia membacanya lagi, lalu berdiri dan
berteriak.
"Apa ini?!"
Dia tidak bisa mempercayainya.
Gizelotte masih merupakan penyihir terkuat di
negara ini, dengan level 44/46.
Tapi menurut laporan ini, level maksimal mana
dari putri Gold Zenfis adalah... 61 Gadis itu
memiliki potensi yang jauh lebih besar daripada
Putri Flash.

Bonus Selingan:
Sesekali, Flay menyelinap keluar dari kastil.

Selain tugas-tugasnya sebagai pelayan, ia juga
memiliki tugas yang ia tentukan sendiri, ia
menyebutnya "membangun lingkungan di mana
Sir Haruto dapat hidup dengan damai."
Apa yang sebenarnya dia lakukan adalah
penyelamatan satwa liar untuk iblis, iblis sering
berkeliaran di wilayah manusia, menyerang desa
mereka, dan akhirnya diburu.
Di lain waktu, mereka mungkin menjadi korban
sesama iblis dalam pertarungan teritorial.
Flay mencegah bentrokan ini dengan mengajari
iblis-iblis yang tersesat tentang aturan di

jalanan, dan menjadi penengah saat konflik
muncul.
Hari ini, juga, ia pergi ke hutan dengan
pakaian pelayan yang biasa ia kenakan.
"Gnrrawwl!"
"Snrk snrk!"
Di satu sisi, seekor beruang raksasa berpose
mengancam dengan kedua tangan terentang di
udara.
Di sisi lain, seekor babi hutan besar mendengus
dengan ganas, taringnya berkilauan, di belakang
kedua makhluk itu menyembunyikan bayi
mereka.
Tidak ada satu pun dari kedua induk tersebut
yang menunjukkan tanda-tanda mengalah.
Situasi ini seperti sebuah kotak korek api yang
siap meledak, Flay dengan riang muncul di
tempat kejadian.

"Tenangkan bola Anda!"
Ka-vwam!
Ka-blonk!"
Dia memberikan tamparan keras pada beruang
raksasa, dan tendangan roundhouse pada babi
hutan yang sangat besar.
Bukan penyelamatan satwa liar yang Anda
bayangkan.
"Beraninya kamu bertarung di sekitar kediaman
Sir Haruto.
Berani sekali!"
Shing!
Dia menunjukkan cakarnya. Bagaimana dia
bisa tahu kapan perkelahian terjadi jika dia
berada di kastil sepanjang waktu?
Sepertinya, dia menjinakkan burung-burung
pembawa pesan di seluruh wilayah dengan
makanan.
Tapi aku ngelantur.
"Apa penyebab perkelahian ini?
Oh, begitu.
Yang satu ini melanggar batas wilayahmu dan
melahap semua ubi, bukan?"
Beruang, yang tinggal di sini lebih dulu,
memprotes bahwa dia ingin mengusir babi
hutan.
(... Itu yang saya pikir mereka katakan tetapi
saya tidak bisa benar-benar mengerti.)
"Hmph.
Memang benar, wilayah ini sudah mencapai
kapasitas maksimal.
Tapi setelah menempuh perjalanan sejauh ini
dengan anaknya, perjalanan panjang lainnya
akan sangat menyulitkan. Kamu harus
mengalah."
"Gnrwl?!"
"Tentu saja, Nona Beruang tidak setuju dengan
hal ini."
"Dengarkan aku.
Aku sudah menduga hal ini akan terjadi, jadi
aku sudah mencari sumber makanan yang
melimpah untuk kalian."
Mendengar kata "sumber makanan", mata ibu
dan bayi beruang itu membesar dan berkilau.
"Tapi pertama-tama - kalian yang di sana!
Aku ingin kalian mempelajari peraturan di
wilayah ini.
Jika kalian melanggarnya, bersiaplah untuk
menerima hukuman langsung dari saya."
Flay menjelaskan peraturannya secara
menyeluruh.
Peraturan ini tidak terlalu radikal, seperti
peraturan komite kota untuk pengumpulan
sampah di pemukiman, bagaimanapun juga,

satwa liar adalah tentang bertahan hidup bagi
yang terkuat.
Anda tidak bisa mengharapkan pemangsa
berempati dengan keadaan mangsanya.
Tetapi jika pemangsa berburu dan kehabisan
makanan, itu hanya akan merusak situasinya
sendiri, dan akhirnya dipaksa untuk melanggar
batas wilayah iblis lain.
Namun, pertempuran iblis, terutama
pertempuran antara iblis yang lebih besar,
memiliki dampak yang besar terhadap
lingkungan.
Untuk semua alasan ini, Flay mengambil tugas
untuk menengahi konflik antar iblis, Flay
berpisah dengan babi hutan, dan menuntun
beruang dan anaknya melintasi hutan, hutan
menipis dan menampakkan lembah sungai, air
yang mengalir deras memainkan melodi yang

menenangkan, dan angin berbisik menggetarkan
pepohonan.
Ikan-ikan yang montok dan dewasa melompat
ke dalam air. Ada alasan mengapa tidak ada iblis
lain yang berada di tempat yang mewah ini.
"Di seberang sungai ini dan di seberang hutan,
ada sebuah desa manusia."
"Grrf?"
"Aku telah memerintahkan iblis-iblis lain untuk
tidak menginjakkan kaki di sini.
Dan kamu tidak diizinkan untuk menyeberangi
sungai ini."
Aku bertanya-tanya apakah ini melanggar zona
perikanan manusia, tapi Flay menjelaskan
bahwa manusia hanya memancing di sini untuk
bersenang-senang.
Meskipun berstatus sebagai bagian dari iblis,
Flay memerintah dengan otoritas sebagai

penguasa wilayah ini. Beruang raksasa itu
melompat dengan gembira ke dalam sungai.
Ketika induk beruang menangkap ikan besar,
anaknya melahapnya di tepi sungai.
"Hmm... Hmrr..."
Flay menjadi emosional saat melihat ikatan
keluarga beruang, tetapi Ibu Beruang masih
cemas.
"Grrwll..."
"Jika ada manusia yang mendekat, saya harus
melawan mereka untuk melindungi bayi saya.
Setidaknya, saya berasumsi bahwa itulah yang
dia ungkapkan."
Flay menyeringai.
"Saya telah memperingatkan mereka. Kita punya
perjanjian.
Jika mereka melanggarnya dan mendekat,
jangan beri ampun.
Kamu boleh memangsanya."
Bahkan beruang-beruang itu tampak tidak suka
dengan hal ini.

Di suatu pagi di awal musim semi, tepat
sebelum matahari terbit…
"Mwahahaha!
Aku berhasil!
Akhirnya aku berhasil!"
Sekadar informasi, kamar saya kedap suara
sepenuhnya, serta dibungkus dengan penghalang
sensor yang memperingatkan saya jika ada
penyusup.
Aku bisa bersuara keras tanpa mengganggu
siapa pun. Di wilayah ini, yang terletak di utara
kerajaan, pagi hari di awal musim semi masih
terasa dingin.
Namun berkat penghalang lain yang saya buat,
kamar saya menjadi nyaman dan hangat, jadi
apa yang akhirnya saya lakukan?
Seorang anak laki-laki berambut hitam berdiri
di depan saya.

Ketika saya menyapanya, dia memperkenalkan
diri.
"Nama saya Haruto Zenfis.
Umur saya baru saja menginjak sepuluh tahun."
Benar.
Ini aku.
Lebih tepatnya, ini adalah salinan saya yang
sempurna, yang dibuat dari sebuah penghalang.
Tahun terakhir ini sangat penting.
Seperti menjadi pahlawan super yang dikenal
sebagai Ksatria Hitam.
Sampai sekarang, saya telah berhasil
menciptakan salinan fisik yang sempurna dari
diri saya. Tapi ini ada di tingkat yang berbeda.
"Apa kabar?" Aku bertanya.
"Baik. Lumayan," jawab kembaran saya. Luar
biasa! Berani saya katakan, sempurna.

Yang satu ini mampu menghasilkan responsnya
sendiri. Ia bahkan dapat membuat keputusan
perilaku yang mendasar.
Dengan kata lain, ini adalah penghalang yang
dilengkapi AI.
Saya bahkan tidak perlu memintanya dengan
"Hei Haruto" atau "OK Haruto."
Berdasarkan penelitian saya tentang teknologi
homunculus, ini adalah seni yang terlupakan,
dengan sangat sedikit bahan yang tersedia di
perpustakaan kastil.
Dengan menggunakan sedikit informasi yang
bisa saya temukan, saya bereksperimen dengan
penghalang sampai akhirnya saya menemukan
sesuatu yang berhasil.
Aku bahkan tidak tahu bagaimana caranya.
Namun, itu bukan masalah.
Tidak terpaku pada detail-detail kecil adalah
pendekatan terbaik, ini didasarkan pada versi
pikiran saya sendiri, jadi tidak dengan sukarela
memulai percakapan.
Lebih baik seperti ini─kemungkinan kecil
seseorang akan mengerti.
Heh heh heh.
Lagi... Lagi, kataku. Aku harus memajukan
ciptaanku yang sempurna ini lebih banyak lagi!
"Bagaimana cuaca hari ini?" Saya bertanya.
"Tidak bisakah kamu lihat sendiri?
Cerah," kata doppelganger itu. "Apa kamu
lapar?"
"Kamu tidak memprogramku untuk itu. Tapi
baiklah. Aku bisa berpura-pura makan jika kau
memaksa, kurasa."
"Sok tahu! Tapi dia adalah aku. Apa aku sebegitu
brengseknya?
Wow, tenang, Haruto.

Ini masih prototipe.
"Android salinan" saya, seperti yang saya juluki,
tidak hanya dapat berfungsi secara mandiri.
Saya mengambil apa yang tampak seperti
sepasang kacamata penglihatan malam.
Saya menyebutnya "kacamata VR saya." Mereka
terhubung ke android salinan. Saat saya
memakainya, saya bisa mengendalikannya dari
jarak jauh.
Ini seperti realitas virtual kehidupan nyata.
Sekarang saya bisa melihat melalui tampilan
android salinannya.
Atas perintah saya, salinannya berjalan ke meja
di sudut dan melihat pena.
Tangan kanan keluar. Saya melihat salinan saya
mengulurkan tangan kanannya juga. Dengan
hati-hati, saya menggerakkan tangan saya
untuk mengambil pulpen.

Saya bisa merasakan kontak fisiknya."
'Ya! Berhasil!"
Saya berteriak, dan fotokopi itu ikut berteriak.
Jika ada masalah, saya bisa mengemudikan
fotokopi itu dan menavigasi situasinya.
Aku luar biasa. Tidak ada seorang pun di sini
yang memuji saya, jadi saya memuji diri saya
sendiri. Di belakangku di tempat tidur, aku
melihat seorang gadis kecil di balik selimut
melihat ke arah sini."
"Nani?!"
"Aku sangat terkejut sehingga aku bereaksi
dalam bahasa Jepang."
Sistem alarm dipasang di kamarku untuk
mendeteksi penyusup. Bagaimana Char bisa
masuk ke sini?"
Adik perempuanku yang tersayang menggosok
matanya dengan mengantuk. Saat dia melihat

dari saya ke fotokopi dan kembali lagi, matanya
membelalak.
"Kak Haruto! Ada dua kakak Haruto!"
teriaknya, lalu muncul pertanyaan.
"Siapa di antara kalian yang menjadi milikku?
Kalian berdua?"
"Um, tak satu pun dari kami milikmu, Charlotte.
Kalau dipikir-pikir, dia sudah pernah melihat
salinanku sebelumnya.
Saat itu, itu hanya mampu berpura-pura tidur,
jadi dia menangkapnya dengan cepat, sekarang
aku ingat.
Charlotte memiliki kebiasaan berkeliaran di
kamarku dalam keadaan setengah tertidur di
tengah malam. Itu sering terjadi dan tidak dapat
diprediksi.
Sangat menjengkelkan untuk dibangunkan
setiap kali oleh alarm, jadi saya menghapusnya
dari peringatan sensor. kamar saya hangat dan
nyaman, jadi saya tidak bisa menyalahkannya.
saya melepas kacamata pengendali jarak jauh.
Salinan saya berhenti bergerak, dan seperti
boneka yang senarnya dipotong, ia jatuh ke
lantai.
"Oh, tidak! Salah satu saudara Haruto saya telah
meninggal dunia!"
"Tenang. Itu bukan aku. Itu hanya boneka besar
yang mirip denganku."
"Ini sedikit berbeda dengan yang pernah
kulihat. Apakah kamu membuatnya dengan sihir,
Kak Haruto?"
"Ya, ya." "Menakjubkan!
Itu terlihat seperti kamu. Sihir macam apa, Kak
Haruto?"
"Um... Itu rahasia untuk saat ini. Itu adalah
penelitian rahasia."

"Charlotte (AKA Char) mengangguk, puas
dengan jawabanku."
"Tapi kenapa kau membuatnya?
Apa itu untukku?"
Dia benar-benar bersikeras bahwa itu miliknya,
ya?
Tapi ya ampun, aku tidak yakin bagaimana
menjawabnya, mengapa aku membuat android
tiruan itu?
Karena aku berencana untuk meninggalkan
kastil dan hidup sendiri.
Awalnya, aku berniat untuk pergi segera
setelah aku melewati masa bayi.
Aku terus menundanya dan menjauhi
keluargaku.
Namun, saat ini, saya tidak memiliki keinginan
untuk meninggalkan rumah. Aku suka di sini,
meskipun begitu, ada beberapa rintangan yang

menghadang saat aku mengejar kehidupan
tertutup yang ideal, ayahku menyuruhku keluar
untuk latihan bermain pedang, dan ibuku datang
untuk mengajarku.
Char sering muncul, selalu ingin bermain, aku
masih belajar cara menggunakan sihir
Barrier-ku.
Di dunia ini, sihir Barrier dianggap sebagai
sihir yang sangat dasar, sihir tambahan dengan
kemampuan terbatas.
Tapi aku menemukannya sebagai sumber
kemungkinan tak terbatas yang tidak dapat
dijelaskan.
Aku bahkan bisa menggunakannya untuk
terhubung dengan Jepang masa kini dan
menonton anime.
Untuk mencapai impian hidupku yang
tertutup, aku mencoba mempelajari semua yang
aku bisa tentang sihir Penghalang.
Rencanaku adalah meninggalkan android
tiruan di kastil, dan tinggal di hutan agar aku
bisa fokus pada penelitianku.
Tiba-tiba, Char terkesiap.
"Apa orang-orang jahat itu bergerak lagi?"
"Maaf?"
"Kakak Haruto, kau adalah sekutu keadilan. Kau
harus menyembunyikan identitasmu.
Itulah sebabnya kau membuat salinan dirimu,
kan?"
"Char adalah gadis yang manis dan baik. Dia
juga seorang anak kecil yang menganggap anime
pertarungan negara adidaya secara harfiah.
Dia percaya dengan teguh bahwa jika ada
pahlawan super, pasti ada musuh yang jelas di
suatu tempat.
Dia tampaknya telah menyimpulkan bahwa
saya, sang pahlawan superKsatria Hitam,

membuat salinan diri saya ini untuk menjadi
kembaran saya saat saya memerangi kejahatan,
jangan pernah meremehkan imajinasi seorang
anak.
Saya kira itu salah saya karena menaruh
ide-ide aneh di kepalanya. "Benar. Tapi ini
rahasia, mengerti?"
"Aku tidak bisa menghancurkan ilusi anak itu."
"Aku juga ingin membantu."
"Tidak. Kamu masih kecil. Mungkin saat kamu
sudah lebih besar, oke?" "Hatiku sakit saat
melihatnya layu, ngomong-ngomong, gadis ini
memiliki potensi yang gila.
Level mana maksimalnya adalah 61. Itu lebih
tinggi dari Flash Princess.
"Jangan terlalu keras. Orang-orang jahat itu
sangat kuat.

Tugasmu sekarang adalah mempersiapkan diri
dan menjadi kuat, jadi kamu akan siap saat
waktunya tiba."
Aku mengatakan ini dengan suara dramatis.
Aku tidak memakai jubah, tapi aku tetap saja
terlihat seperti jubahku tertiup angin." Char
menundukkan kepalanya dengan frustrasi."
Aku ingin tumbuh lebih cepat..."
Kata-katanya seperti menyembunyikan
sesuatu."
Jadi─ "orang jahat," ya?
Pada tahun lalu, kami mengalami banyak
masalah, seperti kekaisaran yang berkomplot
melawan kami, dan para pembunuh yang
mengejar ayahku.
Tapi sejak saat itu, keadaan menjadi tenang
dan damai. Satu-satunya masalah yang harus
dihadapi adalah tugas-tugas lain seperti

menengahi perkelahian kecil atau mengawasi
pengiriman barang dalam jumlah besar.
Maaf, Char. Fantasimu harus tetap menjadi
fantasi…
☆
Dalam setahun terakhir, popularitas Gizelotte
Orteus, sang Putri Kilat, tidak tergoyahkan,
sementara Raja Jilq Orteus sepertinya mulai
menghilang dalam bayang-bayang, dan
akhir-akhir ini, rakyat menggantungkan
harapan pada kepemimpinan penuh sang ratu,
sembari menggosipkan berapa lama lagi sang
raja akan lengser, raja yang terkutuk ini hanya
punya satu harapan.
Sepuluh tahun setelah Pangeran Reinhardt
ditinggalkan di hutan…
"Anda memanggil saya, Yang Mulia?"
Seorang gadis muda yang cantik dengan rambut
pirang dan mata biru muncul di ruang raja, ia
memiliki aura lugu layaknya anak berusia dua
belas tahun, namun di saat yang sama, aura
kewanitaan yang menyihir.
"Ya, Marianne. Terima kasih sudah datang.
Lewat sini, sekarang. Mendekatlah."
"Ya, Yang Mulia."
Dia membungkuk dan memasuki ruangan,
langkahnya halus dan elegan.
"Tidak perlu terlalu formal. Ini adalah kamar
saya. Dan kau adalah putriku," puji sang raja,
yang telah menua secara signifikan dalam
sepuluh tahun terakhir.
Gadis itu─Marianne─tersenyum ketika dia
mendekat ke arah raja, dan menyelipkan rambut
pirangnya di belakang telinganya.
Dia adalah putri mantan ratu─saudari tiri
Haruto dari ibu yang berbeda.

"Ya, Ayah. Mengapa Anda memanggil saya ke
sini larut malam begini?" tanya Marianne,
duduk di sebelah raja di sofa panjang.
"Benar. Saya ingin berbicara dengan Anda
tentang tur inspeksi regional yang akan datang."
"Yang akan menjadi pelayanan publik pertama
saya. Jangan khawatir, Ayah. Aku akan
melakukan tugasku dengan tekun."
"Ya, baiklah... Pangeran Laius telah meminta
untuk ikut."
"Pangeran Laius?
Tapi dia baru sembilan tahun. Akan sangat
berbahaya jika dia jatuh sakit karena perjalanan
jauh. Lagipula... dia akan menjadi raja
berikutnya."
Saat Marianne mengucapkan bagian terakhir,
wajah sang raja memerah dan dia melompat
berdiri.

"Aku tidak akan mentoleransi dia naik takhta!"
teriaknya." Marianne mundur karena suaranya
yang menggelegar."
Penguasa berikutnya adalah kamu, Marianne.
Bukan Laius."
"Tapi Ayah, aku... seorang gadis.
Kerajaan ini tidak memiliki catatan
sebelumnya tentang kepemimpinan di bawah
seorang ratu."
"Kalau begitu, kamu akan melahirkan seorang
anak laki-laki, dan dia akan menjadi raja
berikutnya. Keputusan saya sudah dibuat."
"Mengapa Anda begitu membenci Laius? Benar,
dia memang sedikit egois, tetapi potensinya lebih
besar daripada saya."
Potensi Marianne tidak ketinggalan jauh. Pada
usia dua belas tahun, biasanya level seorang
anak bangsawan akan berada di pertengahan

satu digit, tapi level mana Marianne saat ini
sudah mencapai 15.
Meskipun begitu, Pangeran Laius, putra dari
Flash Princess, memiliki potensi yang lebih
tinggi, dan level mana saat ini meningkat
dengan cepat.
Berhati-hatilah dengan perilaku anak itu. Kita
tidak tahu apa yang dia rencanakan."
"Tapi Ayah..."
"Ssst, nak.
Pengawal Anda semua di bawah perintah
langsung saya. Aku akan menyuruh mereka
mengawasi Laius dengan ketat.
Pengawalnya di bawah komando Ratu
Gizelotte. Jangan percayai mereka. "Aku
mengerti.
Bahu Marianne merosot dalam persetujuan,
bukan Laius yang Ayah benci.

Itu adalah ibu tiriku... Nenek Marianne, janda
ratu dari raja sebelumnya, telah
memperingatkannya secara rahasia: ada bisikan
bahwa raja cemburu dengan popularitas ratu,
dan paranoid bahwa dia akan merebut takhta
Marianne hanya mengagumi ratu saat ini, bagi
Marianne, ratu adalah Putri Kilat, penyelamat
kerajaan.
Meskipun mereka tidak memiliki hubungan
darah, ratu tidak pernah memperlakukannya
dengan dingin, sebaliknya, dia selalu
menunjukkan kebaikan kepada Marianne,
mengajarinya dan melatihnya dalam
keterampilan pedang dan sihir, jika ratu berniat
membunuh Marianne, dia akan melakukannya
sejak dulu, satu-satunya harapan raja adalah
putri kesayangannya.
Jika dia ingin mencegah usaha Gizelotte untuk
merebut takhta, satu-satunya jalan adalah
mengangkat Marianne sebagai kandidat saingan
Laius, tetapi percakapan rahasia dengan
putrinya ini memiliki efek sebaliknya,
memendam konflik keluarga hanya akan
menyebabkan perang saudara.
Untuk kerajaan, dan untuk warga negara kita,
saya harus bekerja untuk membina
keharmonisan di antara kedua belah pihak.
Berlawanan dengan niat ayahnya, Marianne
memutuskan untuk berteman dengan adik
laki-lakinya selama perjalanan mereka.
Dia ditugaskan untuk melindungi Marianne
dalam tur inspeksi yang akan datang.
Kunjungannya dengan ratu sangat rahasia.
"Ah, ya. Aku melihat raja tetap bodoh seperti
biasanya," Gizelotte mencibir, bersantai di sofa
besar dengan baju tidurnya,
"Dia benar untuk waspada.
Tapi memfokuskan semua energinya ke arah
yang salah bukan hanya membuang-buang
waktu, dia tidak akan punya kesempatan untuk
menangkis serangan langsung.
Orang-orang yang tidak memiliki pengalaman
bertempur adalah orang-orang bodoh..."
"Kata-kata kita tidak lagi sampai ke telinga
raja. Dia mengalihkan perhatiannya hanya pada
Yang Mulia, mengabaikan tugas-tugas
pemerintahannya," lapor ksatria itu.
"Ya, aku membayangkannya," pikir Gizelotte.
"Tidak heran seorang ksatria di bawah
komando langsungnya seperti Anda akan datang
ke dalam kesetiaan saya."
"Tentu saja, itu bukan satu-satunya alasan.
Saya percaya bahwa Yang Mulia adalah
pemimpin yang paling cocok untuk bangsa kita.
Saya harus mengatakan, itu adalah alasan
terbesar."
Ksatria itu menyeringai dengan tersenyum.
Orang-orang ini mengklaim bertindak demi
kepentingan terbaik kerajaan, tetapi prioritas
mereka adalah menyelaraskan diri mereka
dengan tim pemenang.
Seorang ksatria, yang seharusnya menghormati
kesetiaan lebih dari apa pun, mengkhianati
tuannya untuk melayani kepentingannya
sendiri.
Sepuluh tahun setelah pertempuran melawan
Raja Iblis, inti kerajaan telah merosot selama
periode perdamaian yang panjang.
"Bagaimanapun, pangeran adalah yang pertama
dalam antrean untuk mewarisi takhta.
Bahkan jika Putri Marianne mencapai level
mana maksimalnya suatu hari nanti, fakta itu
tidak akan berubah. Penguasa masa depan
kerajaan adalah garis keturunan Anda, Yang
Mulia."
"Tentu saja. Membunuh gadis kecil itu tidak
akan ada gunanya bagiku. Yang lebih penting..."
Gizelotte bangkit dengan lesu dan mengambil
gelas anggur.
Dia menyesap cairan merah itu. Matanya
menjadi garang─seolah-olah dia sedang berada
di medan perang─dan sang Putri Kilat
memancarkan energi yang haus darah.
"Duri di sisiku adalah Charlotte Zenfis, anak
dari darah bangsawan, terlahir dengan potensi
yang lebih besar dariku. Aku harus menghabisi
gadis sial itu secepat mungkin."
Menggigil menjalar di tulang belakang sang
ksatria. Dia menelan ludah. "T-Tidak ada
halangan untuk rencana itu.
Namun, kami mengantisipasi perhatian sang
putri akan beralih dengan kuat ke Pangeran
Laius.
Hal ini mungkin akan membutuhkan tingkat
kehati-hatian yang lebih tinggi

"Hmm. Jadi kepengecutan Yang Mulia bisa
secara tak terduga berubah menjadi rintangan?
Oh, lalu bagaimana dengan ini?"
Wajah Gizelotte berbunga dengan kepolosan
seorang gadis muda.
"Bagaimana jika kita menyematkan kejahatan
pada Putri Marianne?"
Rencananya adalah menggunakan Laius untuk
mengajak Charlotte jalan-jalan, karena mereka
memiliki usia yang sama.
Laius juga bisa terancam, tetapi rombongannya
akan memiliki perintah ketat untuk
melindunginya, dengan perhatian Marianne
yang terfokus pada Laius, dia mungkin akan
ikut.
Dalam hal ini, Gizelotte dapat memanfaatkan
situasi untuk menyalahkan kematian Charlotte
yang tidak disengaja pada Marianne.

Jika semuanya berjalan dengan baik, hal itu
akan menyebabkan keretakan antara raja dan
Count Zenfis, sekutu terkuat raja, raja akan
kehilangan sisa-sisa kekuasaannya, dan dipaksa
untuk mundur.
Langkah selanjutnya adalah memanggil ahli
strateginya dan menyusun rencana baru ini.
ratu menertawakan, ksatria bertanya dengan
ragu-ragu,
"Mengenai hal itu, saya mengerti Count Zenfis
juga memiliki seorang putra. Apa yang harus
kita lakukan terhadapnya?"
"Ah ya, dia punya, kalau dipikir-pikir. Tapi anak
itu dikatakan dungu dengan level mana
maksimal 2.
Diadopsi juga. Kamu bisa mengabaikannya. Jika
dia mati dalam prosesnya, aku tak peduli."
Tingkat mana 2.

Angka itu memicu memori kelam untuk
Gizelotte. Alisnya berkerut, sepertinya tidak
biasa kalau dua anak kecil seperti itu akan lahir
dengan usia yang berdekatan…
Level anak laki-laki itu sama dengan pangeran
yang ditinggalkan di hutan.
Ada kemungkinan bahwa pengetahuan ini
mendorong Count Zenfis untuk mengadopsi
seorang anak yang lahir biasa.
Dia adalah seorang pria yang berwajah tegas,
tapi dia memiliki hati yang lembut.
Merenungkan sampah seperti itu hanya akan
membuatku sakit. Ratu memutuskan untuk tidak
memikirkannya. Dia tidak tahu...... bahwa anak
itu adalah anak yang sama dengan yang dia
lahirkan dan tinggalkan.
Dan bahwa dia akan menjadi penghalang
terbesarnya…
★
Saya duduk bersila di lantai. Di sekelilingku,
banyak penghalang tabular melayang,
menampilkan berbagai pemandangan.
"Hei, tempat ini terlihat bagus. Ada sesuatu
yang menenangkan tentang tepi danau.
"Apa yang saya lakukan, Anda bertanya? Saya
sedang mencari tempat terbaik untuk menjadi
shutin.
Lokasi tepi danau sangat bagus. Lingkungan
yang sepi dan tenang adalah kuncinya.
Mengenai setan di daerah itu... Flay akan
mengurusnya. Aku menebak-nebak.
Aku mencoba untuk berkonsentrasi dan
mempertimbangkan pilihanku.
Tapi... "Ekormu!
Hari ini akan menjadi hari dimana aku
akhirnya mengelus ekormu yang lembut!"
"Cukup, nak!

Aku hanya melayani Tuan Haruto!
Saya tidak melayani orang seperti Anda!"
"Berbulu halus!"
"Aku berkata kepadamu, seluruh keberadaanku
dikhususkan untuk Tuan …
Hei! Jangan melompat ke arahku. Aku tidak
akan tertangkap oleh orang sepertimu."
"Hnng... gah!"
"Hah!
Kamu tidak akan pernah bisa menangkapku.
Kegigihanmu patut dipuji. Tapi, teruskan saja
dan kamu akan menabrak tembok─Oh! Apa yang
sudah kukatakan?!
Hei, Charlotte.
Apa kau baik-baik saja?
Apa kau terluka?
Apa kau... Aaah!!"

"Kena kau!"
"Dasar anak kecil yang licik. Untuk berpikir
seorang anak bisa bersekongkol untuk ... Yeeek!
Aaah!
Jangan terlalu erat... ohh... Mmmm-mmm!
Jangan di sana, oh-ooooh!"
Flay mengerang tak berdaya. Apa yang mereka
lakukan di kamarku?
Bagaimana aku bisa berkonsentrasi dengan
semua kebisingan ini? Aku melirik ke atas dan
melihat pelayan berkepala merah dan bertelinga
anjing tersandung ke lantai.
Seorang gadis kecil memeluk ekornya,
menggosok-gosok bulunya yang lembut. Di
usianya yang masih enam tahun, dia sudah bisa
melakukan hal yang cepat pada Flay.
Lumayan.
"Bisakah kalian pergi?"

"Tuanku... aku... maafkan aku... aku... aku tidak
bisa..."
Flay menghela nafas dengan lemah. Aku tidak
tahu kalau ekornya adalah kelemahannya.
Nah, jika dia mengacau, aku tahu bagaimana
menghukumnya sekarang. Ditambah lagi, aku
bisa menikmati bulu-bulu halus itu.
"Apa yang kau lakukan, Kak Haruto?"
"Aku mencari tempat untuk melakukan
penelitian sihir."
Char sudah mengetahui banyak hal, jadi sampai
batas tertentu, dia tahu rencanaku.
Tentu saja, dia tidak tahu bagian tentang
keinginan untuk menjadi ashut-in selamanya,
satu-satunya orang yang tahu aku adalah
mantan pangeran adalah orang tuaku dan Flay.
Secara teknis, informasi ini juga tidak
diungkapkan kepada saya, level mana 2 saya

adalah informasi publik, tetapi tidak memiliki
elemen adalah rahasia antara orang tua dan
saya.
Tidak memiliki elemen sangat jarang terjadi, di
atas kertas, saya terdaftar sebagai bumi.
Aku khawatir pada akhirnya aku akan
ketahuan, lagipula, tidak ada orang lain selain
aku yang tahu kalau aku hanya bisa
menggunakan sihir Penghalang, kecuali…
"Sarang rahasia? Jadi kamu bisa melawan
orang jahat?"
Char yakin bahwa aku adalah "pahlawan super
rahasia yang memerangi organisasi jahat."
Ini memalukan, tapi sebagai kakaknya, aku
harus ikut bermain.
"Benar. Ini juga rahasia, oke?
" "Ya. Kita tidak akan membiarkan musuh
mengetahuinya."

Tekad di wajah kecilnya sangat menggemaskan
dan menawan. Tapi Ibeg, tolong segera keluar
dari fantasimu.
"Aku tidak sabar sampai aku bisa membantumu,
Kak Haruto!"
"Tidak akan lama. Kau jauh lebih berbakat
dariku, Char."
"Tidak-tidak-tidak, Char menggelengkan
kepalanya dengan keras untuk menyangkal.
Wajah kecil yang mengusap-usap ekor Flay
membuatnya geli.
"Aku tidak akan pernah bisa sepertimu, Kak
Haruto.
Sihir Kuno-mu sangat menakjubkan."
Sihirku hanya Penghalang, bukan Kuno.
Ini jauh berbeda dari apa yang dianggap normal
di dunia ini, jadi aku menutupinya dengan
alasan liar dengan mengatakan,

"Aku sedang bereksperimen dengan
AncientMagic yang hanya bisa digunakan oleh
non-elemen."
Flay juga membelinya, aku harus segera
melepaskan Flay dari penangkaran.
Pantatnya mencuat dan bergerak-gerak
sekarang.
"Flay, apakah kamu datang ke sini untuk
sesuatu?"
Begitu Flay muncul, Char menerkam, dan aku
melewatkan kesempatan untuk mendengar
urusannya. Akhirnya terbebas, Flay mengambil
posisi yang lebih bermartabat.
Dia berlutut di lantai dengan gaya
Jepang─salah satu pose favoritnya.
Sulit dipercaya dia berguling-guling dan
bergerak-gerak beberapa saat yang lalu.

"Gold yang kurang ajar. Dia kurang ajar untuk
memanggilmu, Tuan Haruto."
"Ayah? Aku ingin tahu apa yang dia inginkan."
"Bukan latihan pedang lagi, kuharap. Aku benci
pergi ke luar.
Flay memiringkan kepalanya ke samping, tidak
mengerti. Dia tidak membantu. Charlotte malah
menjawab.
"Hari ini kita kedatangan tamu."
"Tamu...? Oh!"
"Aku benar-benar lupa. Beberapa delegasi akan
datang dari ibukota dalam rangka tur inspeksi
resmi, dan aku harus pergi dengan ayahku untuk
menemui mereka, lagipula, aku adalah anak
sulungnya.
Aku bergegas mengenakan pakaian formal dan
berlari keluar dari kamarku.
★

Sebuah delegasi dari ibukota kerajaan akan tiba
hari ini dalam sebuah tur resmi.panik karena
aku benar-benar lupa, aku bersiap-siap secepat
mungkin dan entah bagaimana berhasil datang
tepat waktu.
"Hmph. Tempat yang berdebu. Dan bau juga.
Jadi ini yang mereka sebut sebagai desa
terpencil?"
Seorang anak laki-laki berambut coklat
mengeluh saat turun dari kereta mewah, dari
cara berpakaiannya, dia jelas anak orang kaya
dari keluarga bangsawan.
Dia memiliki wajah yang tampan, tetapi ada
tatapan kejam di matanya. Sikap dan sopan
santunnya juga menyebalkan. Tipe yang paling
tidak kusukai.
"Laius, jangan kasar. Kamu yang memaksa
untuk ikut, ingat?"

Seorang gadis pirang yang sangat cantik
muncul, dia terlihat sedikit lebih tua dariku, tapi
terlihat jauh lebih dewasa, dia mengenakan
celana panjang, cocok untuk bepergian di jalan,
tapi kualitas kainnya terlihat mahal.
Tidak diragukan lagi dia juga berasal dari
kalangan bangsawan.
"Apa? Saya hanya jujur," kata anak laki-laki itu,
Ada apa dengan anak nakal ini?
Saya menatapnya terlalu lama dan tatapan
kami bertemu. Sebuah sosok besar melangkah di
antara kami.
"Selamat datang.
Terima kasih sudah datang jauh-jauh, Putri
Marianne dan Pangeran Laius."
"Ini ayahku. Dia bukan sembarang
bangsawan─dia berdarah bangsawan, dan dia
memerintah sebuah wilayah yang membentang
di antara dua negara yang beresiko perang.
Tamu yang disambut oleh ayahku dengan
tingkat formalitas seperti ini hanya bisa berarti
satu hal. Seharusnya sudah jelas bagiku saat dia
mengundangku keluar.
Mereka berdua adalah saudara kandungku.
Bocah beringus itu (Laius, kurasa) memelototi
ayahku sekarang.
"Putri Marianne dan Pangeran Laius? Apakah
Anda baru saja mengumumkannya?"
"Saya mohon maaf atas kekasaran saya. Saya
diberitahu bahwa Yang Mulia adalah pemimpin
delegasi ini."
"Lalu kenapa?
Aku adalah pangeran! Aku adalah raja
berikutnya!"
"Aku benci orang yang suka berkoar-koar dan
sombong seperti ini, jadi aku hanya diam saja."
"Kamu! Apa yang kamu lihat?

Kamu punya masalah denganku?"
Dia pikir aku memelototinya. Apakah dia
mencoba memicu perkelahian?"
Ayah saya menyela.
"Maafkan anak saya yang kurang sopan. Saya
bertanggung jawab atas sikapnya yang buruk.
Saya minta maaf atas namanya─"
"Baiklah. Jadi ini adalah kacang mati rasa
dengan level mana 2," sela Laius sambil mencibir
Urat-urat di alis ayahku berkedut.
Dia sekitar lima detik lagi akan kalah, tapi
ayahku adalah seorang pejuang yang
bermartabat.
Dia tidak akan melempar kotoran pada anak
ingusan. Tidak seperti seseorang berambut
merah tertentu.

Jika Flay ada di sini, dia akan menyerang
kalkun ini sekarang. Kamu beruntung masih
hidup, nak.
"Laius, sudah cukup!
Darah bangsawan bukanlah alasan untuk
kekasaran. Bahkan, status kerajaan Anda adalah
alasan untuk menunjukkan perilaku yang tepat.
"Setidaknya seseorang memiliki rasa kesopanan.
Putri Marianne adalah saudara perempuanku
dari ibu yang lain.
Dia cantik. Ibunya mungkin bukan penyihir,
tidak seperti seseorang yang memiliki
penampilan dan sihir dengan kualitas yang tidak
pantas."
Laius menanggapi tegurannya dengan
menjentikkan lidahnya.
"Dengar, maukah kau berhenti bersikap sebagai
kakak? Kau dan aku berada di liga yang berbeda,

oke? Kamu hanya alat politik, dan hanya itu
gunanya kamu. Paham?
Liga yang berbeda."
"Laius, dari semua..."
BKakak perempuan Marianne gemetar karena
marah. Laius menganggapnya dengan senang
hati. Kemudian, untuk beberapa alasan, dia
berbalik ke arahku.
"Dialah yang perlu belajar sopan santun,"
katanya sambil menunjuk ke arahku.
"Saya sendiri yang akan memberinya pelajaran.
Lagipula aku butuh sedikit latihan, setelah
terkurung di gerbong itu begitu lama.
Hei, brengsek.
Aku menantangmu untuk berduel."
Bagaimana cara kerja otak anak ini? Sejujurnya
aku penasaran saat ini.

"Tapi Pangeran Laius, aku khawatir... perbedaan
kemampuan kalian terlalu besar," sela ayahku.
"Hah, jangan khawatir, aku akan mengalah
padanya. Duel sihir akan berakhir dalam
hitungan detik, jadi kita bisa menggunakan
pedang sebagai gantinya.
Dia tidak punya kemampuan sihir. Setidaknya
dia tahu beberapa permainan pedang, kan?"
Kak Marianne terus mencoba berunding
dengannya. Laius bersikeras.
"Bawa senjata!" teriaknya, mengesampingkan
protes kakaknya.
"Sepertinya aku dipaksa berduel." Kami
memasuki halaman, dan berhadapan dengan
pedang kayu. Pedang-pedang itu terbuat dari
kayu, tetapi dimodifikasi dengan besi untuk
memberikan bobot seperti senjata sungguhan.
Jika Anda terkena pedang ini, akan sangat
sakit. Saya benci rasa sakit, jadi saya tidak
pernah membiarkan siapa pun memukul saya.
Jangan khawatir.
Aku benci bermain pedang jadi aku hampir
tidak pernah berlatih."
Laius menyeringai dan menggumamkan
sesuatu. Sebuah mantra. Tubuhnya bersinar
dengan cahaya beberapa kali, dan hal yang sama
terjadi pada pedang kayunya.
Dia mengucapkan mantra untuk meningkatkan
kekuatan otot, meningkatkan kelincahan,
mengurangi berat badan, meningkatkan refleks,
dan memperkuat senjatanya.
Aku tidak memiliki pengetahuan tentang sihir
apa pun kecuali Barrier, tapi penghalang
analitik yang diterapkan pada bola mataku
memberitahuku semua ini.
Penghalang ini dapat menganalisis secara
akurat apa pun yang saya programkan.

Semua mantra yang dia gunakan adalah yang
paling dasar dari dasar-dasarnya. Sementara
aku melakukannya, aku mengukur level mana
Laius, levelnya saat ini adalah 9.
Dia punya kekuatan dua puluh kali lebih besar
dariku. Level mana Hismax adalah 40.
Itu mengesankan. "Ini dia!" Dengan teriakan,
Laius melompat ke arahku.
Dia secepat kilat, maju sepuluh kaki dengan
setiap langkahnya. Dia mendekat ke arah saya
dengan kecepatan yang tidak seperti anak-anak
dan lebih seperti atlet Olimpiade.
Saya kira rencananya adalah untuk
melumpuhkan saya. Posisi tubuhnya rendah dan
dia mengacungkan pedang kayunya dekat
dengan tanah, seperti mengincar lututku. Um,
itu akan menyakitkan.

Jika aku tidak melakukan apa-apa, dia mungkin
akan mematahkan kakiku. Jadi sebagai
gantinya…
Whizz!
Gonk!
"Hyeeeek?!"
Aku melompat ke udara, memberikan pukulan
ringan ke bagian belakang kepalanya.
BLaius melolong kaget dan mendarat dengan
wajah menghadap ke tanah.
"Wh, Wh-Wh... Wh-Wh-Wha...?"
Setelah beberapa saat terdiam, Laius menoleh ke
arahku sambil berbaring di tanah, itu hanya
pukulan ringan.
Dia tidak terluka parah. "Sudah kubilang,
Pangeran Laius..." kata ayahku pelan."...
perbedaan antara kemampuanmu terlalu besar.
☆
Apa yang baru saja terjadi?"
Marianne tidak bisa mempercayai matanya.
Apapun itu, itu pasti terjadi. Laius
meningkatkan dirinya dan senjatanya, lalu
menyerang Haruto dengan kecepatan super.
Haruto melompat ke udara untuk menghindari
serangan itu, menepuk bagian belakang kepala
Laius dengan ujung pedangnya, itulah yang
terjadi di permukaan.
Tapi ada beberapa hal tentang adegan itu yang
tidak masuk akal, yang paling luar biasa dari
semuanya adalah perbedaan kemampuan
mereka, Laius saat ini memiliki level mana 9.
Dia seharusnya memiliki kekuatan sekitar dua
puluh kali lipat dari Haruto.
Tingkat mana memiliki dampak langsung pada
kemampuan sihir─seberapa cepat Anda dapat
mengaktifkan sihir, seberapa kuatnya, berapa
lama Anda dapat mempertahankannya,
bagaimana banyak hal yang dapat Anda lakukan
sekaligus, dan seterusnya Secara teori, Haruto
seharusnya tidak memiliki peluang melawan
Laius, yang memiliki tingkat mana yang jauh
lebih besar, beberapa di antaranya mungkin
karena kecerobohan Laius.
Tapi Laius telah meningkatkan kekuatan fisik
dan kelincahannya, mengurangi berat badannya,
dan mempertajam refleksnya.
Dia juga memperkuat senjatanya, dan dia
mengucapkan semua mantra ini hampir secara
bersamaan, Laius memiliki bakat yang luar biasa
untuk anak berusia sembilan tahun.
Jelas, dia bermaksud untuk menghancurkan
Haruto dengan kemampuannya yang superior,
dengan level mana 2, Haruto bahkan tidak akan
punya waktu untuk membalas dengan sihir
pertahanan.

Dia akan mengalami patah kaki bahkan
sebelum mendapat kesempatan untuk bereaksi,
namun pada kenyataannya, yang terjadi justru
sebaliknya. "Sudah kubilang, Pangeran Laius.
Perbedaan antara kemampuanmu sangat besar."
Marianne mendengar gumaman di sampingnya.
"Paman Gold... Apa-apaan ini..." Marianne
begitu terpesona, dia lupa untuk bersikap formal.
Gold menanggapi dengan kejujuran yang sama.
"Tidak heran Anda terkejut.
Aku juga tidak tahu bagaimana dia
melakukannya."
"Apa?"
"Tidak ada tanda-tanda dia menggunakan
sihir, tapi dia bisa tampil dengan keterampilan
yang lebih besar daripada seseorang yang
meningkatkan dirinya sendiri secara ajaib."

Haruto diajari ilmu pedang oleh Gold agar dia
memiliki aset di masa depan untuk menebus
tingkat mana yang sangat rendah.
Tak lama kemudian, kemampuan Haruto
meningkat pesat sehingga Gold kini menjadi
satu-satunya orang di kastil yang bisa
menandinginya.
"Tidak ada tanda-tanda... memang. Kapan dia
mengaktifkan sihirnya?
"Bahkan jika dia membentengi dirinya sendiri
secara ajaib sebelumnya, dia tidak akan
bertahan satu menit pun dengan level mana 2.
Merapal beberapa mantra sekaligus tidak
mungkin dilakukan.
Apakah dia berhasil mengaktifkan sihirnya
sebelum Laius saat mereka berhadapan?
Mustahil. Dia tidak mengucapkan satu pun
mantra.

Tak seorang pun dengan level mana dalam satu
digit dapat mengucapkan mantra diam.
Itu membutuhkan level mana setidaknya 30,
meskipun itu tergantung pada jenis sihirnya.
Saya tidak tahu," Gold mengakui.
"Oh... "Marianne menyadari bahwa tidak ada
gunanya baginya untuk mencoba mencari tahu
jika ayah Haruto sendiri tidak mengerti setelah
sepuluh tahun.
"Tetap saja, tidak ada penjelasan tentang cara
Haruto bergerak, selain keajaiban. "Dia
menghindar dengan terbang, bukan?
Setelah itu, apakah dia... melayang di udara?"
Tidak ada gerakan persiapan. Sihir terbang?
Sekali lagi, mustahil.
Itu sihir Ranking B... Benar-benar mustahil
tanpa level mana setidaknya 30.
"Lalu... itu juga bukan sihir?"

"Pertanyaan yang bagus."
"Dia pasti menggunakan sihir. Jika tidak..."
Marianne menatap Haruto lagi. Pada saat itu,
Laius berdiri dan mengangkat pedangnya di atas
kepalanya.
Dengan kecepatan yang akan membuat orang
dewasa malu, Laius mengayunkan pedangnya
lagi dan lagi, hanya untuk menghasilkan bau
udara.
"G ... Gah!.
Kenapa?
Aku tidak bisa memukulnya!"
Laius terus mengayunkan pedang, terlihat
seperti akan menangis kapan saja, sementara
Haruto mengepakkan tangan ke sana kemari,
terlihat bosan.
Dia tampak tidak termotivasi, seperti hanya
menguap.

"Oh! Lihat, Paman.
Gerakan itu juga tidak wajar. Dia baru saja
mengubah arah di udara.
Dia bahkan tidak menggerakkan kakinya... Dia
seperti meluncur di atas tanah."
"Ya, memang terlihat seperti itu," jawab Gold.
Bukankah itu... aneh?" tanya Marianne.
"Aneh, memang."
"Bukankah itu... membingungkan Anda?"
"Itu memang membingungkan saya.
Selama latihan bermain pedang, saya sudah
sering bertanya kepadanya bagaimana dia
melakukannya, tapi bahkan Haruto sendiri
sepertinya tidak tahu.
Dia telah beralih ke kondisi 'begitulah adanya'."
"Count Gold Zenfis sangat kuat─yang terkuat di
negara ini, dalam hal sihir Bumi.

Mereka tidak menyebutnya sebagai Penghancur
Bumi tanpa alasan.
Satu-satunya kelemahannya adalah dia tidak
berkeringat pada hal-hal yang detail." Lihatlah,
Marianne.
Haruto menggerakkan kakinya. Dia
menunjukkan gerakan kaki yang bagus."
"Apa dia mendengar kita?"
"Siapa yang tahu?"
B"Pada jarak ini, dan pada volume ini, butuh
pendengaran yang luar biasa untuk bisa
menangkap percakapan mereka.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Dia ingin mengetahui rahasianya, tapi tidak
tahu bagaimana caranya.
"Aaarrg!" Laius memukul dengan putus asa,
melakukan ayunan yang sangat besar dan

hiruk-pikuk, semuanya dengan mudah dihindari
oleh Haruto.
Dia mengayun begitu keras hingga kehilangan
keseimbangan dan jatuh ke tanah.
Pakaiannya yang bagus dan wajahnya yang
halus tertutup lumpur.
Kata "menyedihkan" sangat cocok untuknya saat
ini. Masih terbaring di tanah, Laius
menggerakkan bibirnya.
Sebuah mantra. Ini seharusnya menjadi
pertarungan pedang yang sederhana.
Tapi sekarang...
"Laius! Hentikan itu!" teriak Marianne.
Gold juga menyadari dan melompat ke depan.
Tapi sudah terlambat.
"Makan ini! Bola api!"

Laius menyodorkan tangan kanannya ke arah
Haruto, yang hanya berjarak beberapa langkah
lagi.
★
Mengapa, ya. Ya, aku memang mendengar
seluruh percakapan antara putri dan ayahku.
Aku malas dengan diam-diam meluncur di
udara, tapi kurasa itu terlihat jelas bagi
seseorang yang mengamati dengan seksama.
Ayah sudah menyerah untuk mencoba mencari
tahu tentang aku, tapi aku mungkin tidak boleh
melakukannya di depan orang lain, seperti yang
sudah kau ketahui, sihir Penghalang-ku yang
membuatku bisa bergerak lebih baik daripada
Laius, bahkan dengan peningkatan sihirnya.
Penghalang yang aku berikan pada tubuhku
bekerja seperti pakaian kekuatan cybernetic,
satu-satunya masalah adalah itu membuat
gerakanku sedikit kikuk.
Lebih mudah melayang di udara. Saya berharap
untuk memperbarui penghalang dengan
peningkatan pada tingkat sel, pada akhirnya.
Saya tidak terlalu peduli jika orang tahu bahwa
saya menggunakan jenis sihir yang aneh.
Tapi jika itu menarik terlalu banyak perhatian,
dan mereka tahu bahwa aku adalah pangeran
yang ditinggalkan sepuluh tahun yang lalu,
semuanya mungkin akan berantakan.
Lebih baik membiarkan mereka berpikir, Keren,
dia atlet yang hebat.
Aku harus melakukan apa yang harus
kulakukan.
Aku menyentuhkan kakiku ke tanah, dan
bertingkah seolah-olah aku bekerja keras untuk
menghindari lawan.
"Nghaaaah!"

Laius mengumpulkan kekuatannya yang tersisa
untuk mengayunkan pedangnya sekali lagi.
Ketika aku menghindar, dia terhenti dan jatuh
ke tanah. Benar-benar menyedihkan.
Yippee!
Di wajahmu! Aku bersorak.
Dalam hati, meskipun.
Aku tidak berusaha membuat Ayah terlihat
buruk.
Bukan untuk menyombongkan diri, tapi aku
cukup terkenal di kancah lokal sebagai Black
Knight.
Laius mungkin seorang bangsawan elit atau
apapun itu, tapi dia tidak pernah bisa bertahan
dengan gerakan-gerakan kekanak-kanakannya.
Sayang sekali, sangat menyedihkan.

Meskipun saya tidak boleh bertaruh karena
pertarungan saya adalah penyergapan yang
licik. Apa ini?
Masih tergeletak di tanah, Laius
menggumamkan sesuatu.
Oh, mantra.
Jadi sekarang dia mencoba melanggar
peraturannya sendiri dan melakukan tipuan.
"Laius! Hentikan itu!"
Dari sudut ini, dia akan menabrak dinding
kastil jika aku menghindar.
Aku bisa menangkisnya dengan cara biasa, tapi…
"Makan ini!
Bola api! …
Hah?"
Halaman menjadi hening.
"Apa?

Bola api!
Firebaaaaaaaaall!"

Laius melemparkan lengannya lagi dan lagi,
meneriakkan nama serangannya.
Tapi tidak ada yang terjadi.
"Laius, kau pasti sudah menghabiskan
mana-mu."
Kak Marianne mendekatinya.
"T-Tidak, bukan itu!
Aku masih... Yeek?!"
Laius menatap mataku dan mengeluarkan
jeritan aneh. Kau mengerti, kan, Laius.
Kau tahu bahwa sihirmu telah diaktifkan
dengan benar.
Aku membuat penghalang datar tepat di depan
tangan Laius.
Itu tidak terlihat oleh orang lain. Bola apinya
tersedot ke dalamnya dan menghilang.

Menghilang di suatu tempat. Beberapa dimensi
lain, mungkin.
Tapi di mana?
Bahkan aku tidak tahu.
"Kau mencoba memberitahuku bahwa aku yang
berikutnya...?"
Laius bergumam, ketakutan.
"Marianne, orang ini─" "Sudah cukup, Laius!
Kau melanggar peraturanmu sendiri, dan kau
masih memilih untuk mempermalukan dirimu
sendiri?"
"Aaarrgh!"
Wajah Laius hancur karena frustasi saat dia
merangkak dengan tangan dan lututnya, setelah
itu, ayahku membawa Laius ke ruang tamu
untuk beristirahat, dengan pengawalan ketat.

Laius tertatih-tatih saat dia bersandar di bahu
pengawalnya untuk mendapatkan dukungan,
tidak pernah sekalipun menatapku.
Aku berbalik untuk kembali ke kamarku, tapi
sebuah suara menghentikan langkahku.
"Maafkan aku atas kekasaran saudaraku.
Maafkan aku, tapi apakah manalevelmu
benar-benar... 2?"
"Ya...?"
Percakapan pertamaku dengan kakakku
berakhir di sana.
☆
Laius tinggal di kamar tamu termewah di kastil
ini. Dia berbaring telungkup di tempat tidur
berkanopi sambil meninju bantal.
"Sialan!
Sialan, sial, sial!
Kenapa?
Bagaimana aku bisa kalah dari sampah tak
berharga itu?!"
Dia tidak bisa mempercayainya. Dia tidak bisa
menerimanya.
Itu tidak mungkin.
Aku adalah pangeran!
Putra dari Flash Princess, raja berikutnya dalam
barisan!
Untuk dipermalukan, dan dihajar
habis-habisan oleh lawan dengan seperduapuluh
mana sama sekali tidak terpikirkan.
"Tidak!
Menghindari seranganku adalah semua yang
bisa dia lakukan.
Dia tidak melukai saya... "
Dia tidak mau mengakuinya.

Dia ingin mempercayai sesuatu yang lain, tapi
ketika dia mengingat kembali pertarungan
mereka, rasa dingin menjalar di tulang
punggungnya, apa yang dilakukan Haruto pada
akhirnya?
Mantra yang diucapkan Laius lenyap tanpa
jejak. Sihir yang meniadakan sihir.
Kekuatan seperti itu telah dicari oleh "orang
bijak agung" selama bertahun-tahun, tetapi
tidak pernah terwujud.
"Mengapa ini terjadi padaku?"
Laius tidak tertarik untuk bergabung dengan
tur inspeksi sejak awal, dia hanya melakukan
perjalanan sejauh ini ke negeri antah berantah
karena perintah ibunya, untuk menemukan
kelemahan Zenfis, sekutu terkuat yang tersisa
dari raja, membuat Zenfis benar-benar
kehilangan kekuatan akan sangat ideal.

Bahkan melemahkan pengaruhnya saja sudah
cukup, itulah tugas yang diberikan kepada Laius.
Ini sebenarnya adalah cerita samaran untuk
meyakinkan dia untuk bergabung dalam tur, tapi
anak itu tidak tahu, sungguh menyedihkan.
Seorang pangeran tidak seharusnya melakukan
hal semacam ini.
Dia mungkin seorang anak kecil, tapi dia tetap
merasa marah dengan semua ini.
Dia datang ke sini setelah meyakinkan dirinya
sendiri bahwa ini akan menjadi kesempatan
yang baik untuk membuat ibunya terkesan.
Jika dia mengacaukannya, apa yang akan
dipikirkan ibunya tentang dia?
Kamu bisa melakukan ini, bukan?
Saat dia mengingat senyuman sedingin es,
aliran teror yang tak terkatakan menjalari
tubuhnya.

Laius menggelengkan kepalanya dengan kasar,
seolah ingin mengusir bayangan mengerikan itu.
Jika Laius bersikap kurang ajar pada putra
sang pangeran dan menghajarnya dalam
perkelahian, Zenfis mungkin akan bersikap
kasar pada sang pangeran, meskipun naif, itu
adalah taktik terbaik yang bisa dilakukan oleh
seorang bocah berusia sembilan tahun, bahkan
jika Zenfis tidak menerima umpannya, ia akan
teralihkan perhatiannya pada pangeran yang
mementingkan diri sendiri itu.
Sementara sang pangeran memperhatikan
Laius, rombongan pangeran bisa bertindak di
belakang layar.
Sang ratu pasti telah memberikan tugas yang
sama kepada para pengawal, itu adalah rencana
yang bagus, lebih baik daripada harus
berpura-pura menjadi "anak kecil yang baik".
Setidaknya, itulah yang diyakini Laius.

"Permisi, Yang Mulia."
Setelah ketukan di pintu, beberapa ksatria
memasuki ruangan tanpa menunggu jawaban.
"Waktu perjamuan sudah dekat. Pelayan yang
menunggu masuk dan memakaikannya pakaian.
Perjamuan itu untuk menyambut delegasi, tapi
sejujurnya, Laius tidak ingin melihat Haruto.
Meskipun dia hanya seorang anak kecil─atau
mungkin karena dia hanya seorang anak kecil,
pada kenyataannya─Laius tahu secara naluriah
…
Anak itu adalah binatang buas.
Salah satu dari mereka berkata, "Kami mohon
agar Anda mengajak putri Zenfis, Charlotte,
untuk inspeksi pertanian besok."
"Apa?
Mengapa saya harus melakukan itu?"

Laius menjawab, "Itu akan memberi Anda
teman untuk diajak bicara dalam perjalanan.
Charlotte hampir sebaya denganmu.
Aku membayangkan kau tidak akan memiliki
banyak hal untuk dibicarakan dengannya."
Laius mundur pada komentar menyindir ksatria
itu.
"Apakah ini perintah dari Ibu?" tanyanya.
"Ini dibuat dengan pertimbangan yang cermat
atas kepentingan Anda, Yang Mulia."
Ksatria itu tidak mengatakan pertimbangan
yang cermat, tapi Laius menebak, apa yang
dipikirkan Ibu?
Aku harus berteman dengan anak kecil berusia
enam tahun?
Seperti dia akan mendapatkan informasi
tentang titik lemah sang pangeran? Sang

pangeran tidak memiliki cara untuk mengetahui
apa yang sebenarnya direncanakan oleh ibunya.
Saat Laius menuju ke perjamuan, para ksatria
tetap berada di kamarnya untuk melakukan
pertemuan pribadi. Para ksatria mengambil
keuntungan dari privasi tersebut.
"Pangeran pasti membuat kekacauan yang
bagus," kata ksatria tertua.
"Menantang anak itu untuk berduel─dan
dihajar.
Ketika kita kembali ke kastil, saya berharap ratu
akan memberinya hukuman yang keras."
Ksatria lain tertawa kecil.
"Namun, tetap saja, aneh bahwa anak pangeran
itu benar-benar mengalahkan pangeran..."
"Pangeran itu masih anak-anak. Sihirnya masih
tidak konsisten.

Anak Count mungkin telah dilatih ilmu pedang
untuk mengimbangi kurangnya bakat sihirnya.
Dalam hal ini, tidak aneh." Ksatria tertua
mendengus meremehkan.
"Tidak akan ada halangan untuk rencana kita.
Besok adalah hari yang penting, kita akan
menyerang kereta yang membawa pangeran,
putri, dan target di lokasi ini di dalam hutan."
Dia menunjuk peta yang terhampar di atas
meja.
"Kepala pengawal Putri Marianne dan
tentaranya akan 'melarikan diri' bersama
anak-anak dan membawa mereka ke sini."
"Di mana mereka akan diserang oleh
monster-monster kita," kata seorang pemuda.
"Ya. Kelompok kita yang lain akan mengambil
alih dari sana.

Monster-monster yang mereka panggil akan
menyerang target. Jika kita bisa, kita akan
menemukan cara untuk menimpakan kesalahan
pada sang putri.
Tapi yang terpenting adalah melenyapkan
target. Kita akan menahan Zenfis di dekat
kereta."
"Benar. Kita akan mengganggu agar
penghitungan tidak bisa menggunakan kekuatan
penuhnya," kata salah satu dari mereka.
Monster yang mereka panggil akan melakukan
pembunuhan; dengan begitu, bukti akan
mengarah pada iblis. Jika pangeran atau putri
terluka dalam prosesnya, mereka dapat
menuduh Zenfis tidak melindungi anak-anak
kerajaan dengan baik.
Tapi dia tidak tahu bahwa seorang pengkhianat
mengintai di antara para pengawal raja, yang
melindungi sang putri.

Yang mereka butuhkan untuk memastikan
keberhasilan adalah Pangeran Laius mengajak
Charlotte dalam perjalanan.
"Namun, kita tidak boleh ceroboh.
Ingatlah bahwa jika rencana itu gagal, kita
semua akan ditusuk oleh Panah Cahaya
miliknya."
Putri Flash tidak memiliki belas kasihan. Jika
mereka gagal dalam tugas penting seperti itu,
tidak akan ada pengampunan.
Sambil menelan ludah dengan gugup, para
ksatria itu meninggalkan ruangan. Sedikit yang
mereka tahu...
"Hmph. Sungguh bajingan yang menjijikkan."
Pelayan itu melihat semuanya. Sambil
membersihkan koridor, Flay menggunakan
penghalang pengawasan Haruto untuk
memata-matai kamar Laius. Dia mendengar
setiap kata terakhir dari rencana para ksatria.
Haruto tidak menaruh curiga pada kelompok
itu. Flay tidak diperintahkan untuk berada di
sana.
Dia hanya memberinya tugas umum untuk
mengawasi kastil.
Memberinya semacam tugas adalah cara
terbaik untuk menjauhkannya dari masalah.
Selama sepuluh tahun dia mengenal Flay,
Haruto telah dapat menyimpulkan banyak hal.
"Tapi... apa yang sebenarnya mereka
bicarakan?"
Dia mendengar seluruh percakapan tetapi tidak
mengerti tujuan mereka.
Siapa targetnya?
Mereka sepertinya berencana membunuh
seseorang. Tapi kenapa harus repot-repot
memanggil monster?

"Yah, aku yakin Tuan Haruto sudah mengetahui
masalah ini. Ya.
"Penghalang pengawasan juga dapat merekam
gambar. Haruto pasti tahu, Flay menduga.
"Aku yakin ini hanya hal sepele.
Tidak perlu bagiku untuk melaporkan apa yang
sudah dia ketahui. Ya. Ini adalah Tuan Haruto."
Ini penting, jadi mari kita bahas lagi: Alasan
Haruto memberi Flay penghalang pengawasan
adalah untuk menjauhkannya dari masalah.
Dia tidak memiliki harapan sedikit pun bahwa
Flay akan benar-benar memberinya informasi
penting, laporan yang dia sampaikan di masa
lalu adalah hal-hal seperti
"Saya menemukan pembiusan tikus" atau "Ada
desas-desus bahwa juru masak berselingkuh."
Benar-benar membuang-buang waktu. Haruto
bosan dengan hal itu dan menginstruksikannya,

"Kamu tidak perlu melaporkan setiap hal kecil
yang terjadi."
Secara umum, tidak banyak yang terjadi di
kastil: Flay mengamati rencana para ksatria,
tetapi tidak melaporkannya kepada Haruto.
"Apapun masalahnya, mereka pasti akan
merasakan kekuatan Tuan Haruto yang goyah!
Muahaha!
Muahahahaha!"
Flay mengibas-ngibaskan ekornya dan sapunya,
tawanya yang terkekeh menggema di lorong,
sementara itu, apa yang sedang dilakukan
Haruto?
Apa... Jam berapa sekarang?"
Aku benar-benar pingsan.
Di luar gelap gulita. Wah. Aku tertidur lelap.
Duel dengan Laius membuat saya lelah secara
mental. Pertarungan itu sendiri cukup jinak,

tapi ditonton oleh orang-orang yang tidak
kukenal sangat menguras tenaga, perjamuannya
mungkin baru saja selesai.
Aku melewatkan makan malam dan sekarang
perutku keroncongan, aku turun dari tempat
tidur dan bermalas-malasan sebentar.
"Kakak Haruto! Makan malammu sudah siap!"
Pintu terbuka, dan seorang gadis kecil berlari
masuk. Ya ampun, mengagetkanku.
Sosok lain mengikutinya. Ini aku. Yah, lebih
tepatnya, ini adalah android mycopy.
"Jadi, akhirnya kamu sudah bangun. Wah, pasti
menyenangkan menjadi dirimu. Membuatku
pergi ke pesta bodoh sementara kau
bermalas-malasan di kamarmu.
Kau adalah aku, kau mengerti, kan?
Kau tahu betapa sulitnya hal ini bagiku!"
Matanya sangat serius.

Dan menakutkan. Ya, aku mengerti. Makan
malam dengan sekelompok orang asing?
Aku benci hal seperti itu. Itu sebabnya aku
mengirim salinannya.
"Ugh, bung. Aku sudah muak," gerutunya.
"Kau membuatku melakukan semua hal yang
kau benci. Lagipula, aku ini siapa bagimu?
Hanya seorang pelacur yang bisa kau
manfaatkan?
Yah, kurasa itu sebabnya kau menciptakanku."
Salinan saya terjatuh dengan lesu di lantai.
Merajuk, ya? Dia sangat marah padaku.
Aku menyentuh kepala salinanku dengan
tanganku.
Tubuhnya menyusut dan menjadi sebuah figur
aksi dari seorang gadis seksi. Jenis dengan
payudara besar dan baju besi bikini.

Beginilah biasanya aku menikmati
kebersamaannya. Aku akui aku merasa agak
aneh dengan hal itu. Aku melahap sisa-sisa
makanan yang dibawakan Char.
Makanan itu lebih mewah dari makanan biasa.
Lagipula, kami tidak menjamu sembarang orang.
Ini pangeran dan putri.
Sementara aku makan, Char mengobrol tentang
perjamuan itu."...dan Pangeran Laius
mengundangku untuk ikut bersama mereka
besok, Kak Haruto!"
"Kamu?
Bagaimana bisa?"
Apakah dia menyukai loli?
Tapi berdasarkan informasi yang kudapat dari
android salinanku─kenangannya mengalir
padaku saat aku mengecilkannya─pangeran
sepertinya tidak tertarik pada Char.

Jika ada, dia terus memelototiku sepanjang
waktu (pada salinanku), apakah dia benar-benar
ingin seseorang untuk diajak bicara?
Jika iya, masuk akal jika dia lebih suka bergaul
dengan Charlotte daripada aku.
Hmm. Entahlah... "Aku sangat menantikannya,"
Char tersenyum, senyumnya begitu malaikat,
mempesona.
Char masih muda, dan jarang sekali mendapat
kesempatan untuk bepergian ke luar kastil.
Dari beberapa kali yang dia lakukan, dia pernah
diserang, sayangnya, tapi jika Char ikut dengan
mereka…
Kelompok ini akan menuju ke timur besok,
menyeberangi hutan kecil untuk mengunjungi
lahan pertanian di seberang sana, terlalu dekat
dengan kastil untuk para bandit.
Dan berkat Flay, tidak ada setan yang
menyerang, tapi jika adik perempuanku pergi
bertamasya, itu tugasku sebagai kakaknya untuk
memastikan dia aman, aku mengirim beberapa
penghalang pengawasan untuk mengawasi rute
besok.
Jika ada makhluk yang tersesat atau apa pun,
aku akan mengirim Flay untuk menanganinya.
"Hah?
Siapa mereka?"
Sedikit keluar dari jalan utama menuju lahan
pertanian, saya melihat sekelompok orang yang
mencurigakan bergerombol di hutan. Mereka
semua mengenakan jubah dengan bagian dalam
yang menutupi wajah mereka, dan meneriakkan
sesuatu.
Di tengah-tengah mereka, sebuah lingkaran
sihir bersinar.
"Itu lingkaran sihir untuk para pemanggil,
bukan?" Mata Char berkilauan.

"Orang-orang jahat itu merencanakan sesuatu,
kan, Kakak Haruto?"
Belum tentu. Bukankah lebih wajar jika kita
berasumsi bahwa mereka ditugaskan oleh Ayah
untuk berpatroli di daerah itu sebelum
perjalanan besok?
Dia mungkin baru berusia enam tahun, tapi
Char memiliki fantasi megah seperti anak
praremaja. Saya tidak ingin menghujani
parade-nya dengan logika yang masuk akal.
"Sepertinya ini pekerjaan untuk Ksatria Hitam,"
kataku padanya.
"Sebuah misi?!"
Dia terlihat sangat senang.
"Kamu tetap di sini. Aku akan memastikan
untuk mengungkap kebenaran."
Aku berubah menjadi setelan dan helm serba
hitam saat aku tumbuh menjadi dewasa.

Sekarang aku adalah Ksatria Hitam, pahlawan
super fantastis yang aku ciptakan untuk adik
perempuanku. Char, kuharap kau segera bangkit
dari ini semua.
"Aku akan menumpas para penjahat itu untuk
selamanya!" Aku berjanji.
"Semoga kamu memerintah dengan penuh
kemenangan, Kak Haruto!"
Aku menerobos kegelapan dan langsung menuju
ke lokasi. Di dalam hutan, tidak jauh dari jalan
utama, cahaya bulan mengalir melalui
celah-celah awan.
Di sebuah tempat terbuka kecil, sekelompok
sosok berjubah meneriakkan yel-yel di sekitar
lingkaran pemanggilan, orang-orang ini terlihat
terlalu samar, awalnya, saya pikir ayah saya
telah mengirim mereka untuk melakukan
semacam keamanan, tetapi ketika saya

mengintip di balik kerudung mereka, saya tidak
ingat pernah melihat mereka di kastil.
Aku memutuskan untuk berhenti memata-matai
mereka dari balik bayang-bayang, dan berbicara
dengan mereka sebagai gantinya.
"Permisi. Apa yang kamu lakukan?"
Tentu saja, mereka melompat saat melihat
kemunculan tiba-tiba seorang pria aneh yang
berpakaian hitam dari ujung rambut sampai
ujung kaki.
Ditambah lagi, saya menggunakan efek
elektronik aneh itu untuk menyamarkan suara
saya.
"Siapa kamu?!"
Saya juga terbiasa dengan reaksi ini.
"Oh, saya hanya pejalan kaki, tidak ada yang
mencurigakan.

Kamu bisa bertanya pada GoldZenfis tentang
aku nanti...
"Semua orang tahu tentang Ksatria Hitam.
Bukan hanya ayah saya, tapi juga para prajurit
dan warga di wilayah ini. Kami bekerja sama
dengan baik.
Aku teman semua orang, tapi...
"Anda bekerja untuk menghitung?!"
Mereka tampaknya tidak tahu tentang Ksatria
Hitam. Saat itu... Bam!
Aku mendengar suara keras di sampingku.
Salah satu pria berjubah mengulurkan
tangannya ke arahku. Dia menyerang dengan
serangan sihir.
"A-Apa yang baru saja terjadi?
Bagaimana dia menangkis sihirku?" teriaknya.

Aku telah melindungi diriku dengan pelindung
untuk berjaga-jaga.
Aku tidak ingin ada iblis menakutkan yang
menyerangku secara tiba-tiba.
"Apa yang kau lakukan?
Bunuh dia!
Jangan biarkan dia lolos!" teriak seorang pria
yang tampaknya adalah pemimpin mereka.
Mereka semua berpakaian sama, jadi sulit
untuk membedakannya, jadi... tidak ada
percakapan? Langsung saja
"Bunuh dia"?
Sosok-sosok di sekitar lingkaran pemanggil
semuanya mengulurkan tangan mereka ke
arahku.
Sekarang mereka melafalkan jenis mantra yang
berbeda.
"Gya!"
"Hrg!"
"Oof!"
"Yeek!" dan sejenisnya.
Bahkan sebelum mereka bisa menyelesaikan
mantra mereka, aku sudah mengirim mereka
terbang.
Terlalu lambat, guys. Aku sudah menembakkan
banyak penghalang tak terlihat ke arah mereka.
Serangan tak terlihat sangat efektif.
Terutama saat target terganggu oleh
kehadiranku.
"Y... Kau melakukan ini?!
Gah! Akan kutunjukkan padamu!"
Pria berjubah pemimpin itu meletakkan
tangannya di tanah. Dia menggumamkan
sesuatu dan lingkaran pemanggil memancar
dengan terang.
"Majulah, Ksatria Tengkorak!"
Cahaya lingkaran itu bersinar lebih terang lagi.
Dari cahaya itu, kerumunan orang super putih
dan super kurus keluar.
Koreksi: bukan manusia. Tulang. Putih karena
mereka tulang. Kurus karena mereka tidak
memiliki daging.
Mereka terlihat seperti model kerangka di
laboratorium sains, hanya saja mereka
mengenakan baju besi dan membawa pedang,
perisai, tombak, busur, dan semua hal yang
aneh-aneh. Pasti ada lebih dari lima puluh
orang.
"Bunuh dia! Bunuh orang gila berbaju hitam
itu!"
teriak salah satu pria berjubah. Para prajurit
tengkorak mengertakkan gigi, mengangkat
pedang, dan... Shluk!
"Aaaaagh!!"
Mereka menyerang pria berjubah?!
"Apa yang kamu lakukan?!
Bukan aku!
Dia!
Bunuh dia!"
Tapi kerangka-kerangka itu terus menyerang
pria itu, gigi mereka masih bergemerincing, ini
bisa dibilang sebuah sandiwara komedi, pria
berjubah itu menyulap dirinya sendiri menjadi
sebuah lingkaran sihir untuk menghalangi
kerangka-kerangka itu.
Pria lain bergegas dan mengobati luka
sekutunya dengan sihir penyembuh, dan seketika
itu juga, pasukan boney mulai gelisah. Mereka
menyerang semua orang berjubah sekaligus.
"S... Berhenti! Aaah! Kenapa?
Kenapa kalian tidak mengikuti perintahku?
Apakah ada kesalahan dalam ritualnya?"

Uh, ya. Saat lingkaran pemanggilan mulai
bersinar, aku segera mengaktifkan sihirku
sendiri, dan menikam beberapa penghalang
berbentuk paku ke dalam lingkaran. Idenya
adalah untuk mengacaukan mantra mereka, tapi
kupikir itu gagal.
Pertempuran yang kacau pun terjadi, tapi
bung, para prajurit kerangka ini adalah
petarung yang hebat. Mereka membentuk tim
kecil. Para prajurit dengan panah dan tombak
mengurung orang-orang berjubah sementara
para pendekar pedang menyerang dari
sisi-sisinya.
Tim kecil itu terkoordinasi dengan sempurna,
dan menang telak. Apa yang harus kulakukan
sekarang?
Saat aku merenungkan pertanyaan ini, aku
bertatapan dengan salah satu kerangka. Aku
mengambil posisi bertarung, tapi kerangka itu
mengetuk giginya dan menembakkan anak
panah ke arah pria yang menyerang dengan
sihir dari jauh.
Mungkin mereka tidak melihat saya sebagai
musuh karena saya hanya berdiri di sini sambil
menatap? Atau mungkin kesalahan itu membuat
mereka melakukan hal yang berlawanan dengan
yang diperintahkan?
"Tidak ada gunanya, Komandan. Kami bukan
tandingan untuk KnightSkeletons sebanyak ini.
"Setengah dari orang-orang berjubah sudah
tidak bertugas, dan hanya tinggal menunggu
waktu sebelum sisanya jatuh, itu tidak bagus.
Aku butuh beberapa dari mereka hidup-hidup
agar aku bisa menanyai mereka tentang tujuan
mereka.
"Bisakah kalian tidak membunuh mereka...?"
Aku bergumam dalam hati, kerangka-kerangka
itu membeku di tempat,
Clacka-clacka-clacka-clacka-clacka-clacka!
Semua dari mereka mulai menggertakkan gigi
sekaligus.
Lalu mereka mulai menyerang orang-orang
berjubah itu lagi... tapi kali ini, mereka tidak
membunuh, para kerangka itu memukul dengan
sisi pedang yang rata dan bukannya menebas.
Mereka menggunakan ujung tombak yang
tumpul untuk memukul, bukan menusuk.
Mereka dengan jelas mengarahkan anak panah
mereka ke kaki musuh, apakah ini yang saya
pikirkan?
"Teriakan kemenangan! Kertakkan gigimu!"
Clacka-clacka-clacka-clacka-clacka-clacka-clac
ka!
Aku tahu aku yang memerintahkannya, tapi
sungguh berisik!
Sudah jelas sekarang. Pasukan boney mengikuti
perintahku, tapi aku tidak pernah
memerintahkan mereka untuk menyerang
orang-orang berjubah. Apakah para tengkorak
itu marah karena pemimpin berjubah itu
mencoba membuat mereka membunuhku?
Itu pasti karena mereka mengidentifikasi
orang-orang berjubah lainnya sebagai musuh
juga: mereka mengenakan pakaian yang sama
dengan pemimpinnya dan menyembuhkannya.
Masuk akal. Tapi mengapa mereka
mematuhiku? Saya kira karena saya menusuk
lingkaran pemanggil itu dengan penghalang
saya?
Ya ... Tidak ada yang masuk akal.
"Kenapa kamu!"
"Komandan?!
Kau mau pergi kemana?"
Orang yang mereka panggil "Komandan" - pria
berjubah pertama yang ditaklukkan - dengan
panik mencoba melarikan diri.

Dia berlari ke dalam hutan dengan kecepatan
tinggi, sementara kawanannya berusaha
mengikuti.
"Aaagh?!"
"Apa...?!
Tembok yang tak terlihat?!"
"Ada juga di sini!"
"Maaf, tapi aku tidak akan membiarkan kalian
lolos. Saya telah memagari mereka dengan
pembatas, termasuk di atas dan di bawah.
"Kumpulkan mereka, oke?"
Geng tulang dengan antusias mengertakkan gigi
dan turun ke atas orang-orang berjubah yang
tersisa... Aku meninggalkan mereka dan menuju
jalan utama.
Layar penghalang tembus pandang muncul di
depan mataku, menunjukkan peta daerah
sekitarnya. Sebuah titik merah bergerak berkedip

di peta, dia tidak mengambil jalan itu. Dia
menyeberanginya, dan sekarang dia menuju ke
hutan di sisi lain.
Ketika komandan itu lari, diam-diam aku
menandainya dengan penghalang pelacakan.
Tidak ada tanda-tanda peralatan memasak atau
tenda di lokasi lingkaran sihir.
Saya pikir jika saya sengaja membiarkan
komandan kabur, dia akan memimpin ke tempat
ini. Titik merah berhenti bergerak, sepertinya
berada di tempat terbuka lain di hutan.
Saya menutup peta, dan membuat penghalang
baru. Yang satu ini berbentuk panah dan
terhubung dengan penghalang pelacakan
komandan.
Panahnya bergetar, lalu─jepret!─berputar dan
mengarah ke kanan saya. Orang yang melarikan
diri ke arah sini. Aku bergegas menuju ke tempat
dia berada.

Ghhroaaaaaah!
Aku disambut oleh sosok raksasa yang terbuat
dari batu.
"Mwahaha!
Lihatlah!
Golem Raksasa!
Pertahanan besi dan serangan tinjunya yang
kuat melebihi iblis biasa. Sekarang... bunuh!"
teriak sang komandan. Terima kasih atas
penjelasannya, orang yang ketakutan dan
melarikan diri.
"Dia memanggilnya sekarang?" bisik salah satu
dari mereka.
"Ghroaa!"
Raksasa itu mencoba menghantamku dengan
tinjunya yang besar. Sepertinya orang ini
berhasil dipanggil. Aku dengan cepat
menghindari serangan itu. Tinjunya membuat

sebuah kawah besar di tanah, seperti bekas
ledakan bom.
Makhluk itu sangat kuat.
"Bagus. Yang satu ini patuh. Ayo sekarang,
bunuh dia!"
Komandan bersemangat! Saya mengerti
mengapa dia begitu percaya diri.
Golem ini sangat kuat, meskipun proporsinya
tidak seimbang─kaki pendek dan lengan
panjang─ia sangat gesit. Saya menghindarinya
dengan gerakan kaki yang cepat, tetapi ia tetap
mempertahankan keseimbangannya dan terus
menyambar saya.
Orang-orang berjubah lainnya menembakkan
sihir dari segala arah. Jika aku tidak melakukan
sesuatu, aku pasti akan terkena pukulan.
Gong! Saat Golem menghantamkan pukulan
berikutnya ke tanah, aku menyelipkan

penghalang yang tak terlihat di bawahnya di
saat-saat terakhir. Itu tidak pecah.
Tanah di bawahnya terlindungi. Yang berarti
aku bisa memblokir serangannya.
Gong! Berhasil. Sementara aku melakukannya,
aku memasang penghalang yang sama di
keempat sisinya dan di atas.
Dia terkurung di tempatnya.
Skreeech!
Gerakan Golem itu terhenti. Namun, ia terus
berusaha melawan penghalang saya, saya tidak
bisa tidak mulai merasa kasihan padanya,
monster ini tidak bertarung karena dia ingin.
Dia hanya mematuhi perintah.
Tiba-tiba, sebuah gambar melintas di benak
saya: Seorang pengganggu membuat pesuruh
berlari ke toko untuk mengambilkan sandwich.

Ketika pesuruh itu kembali, alih-alih
membayarnya, si pengganggu malah
menghadiahinya dengan sebuah pukulan di
perutnya.
Memikirkannya saja sudah membuatku sedih,
hatiku menjadi dingin, kurasa aku bisa
mencobanya. Aku membuat penghalang tak
terlihat berbentuk paku dan menembakkannya
ke dalam lingkaran pemanggil yang bercahaya.
Gnrhaaaaaaa!
Sebuah raungan menyakitkan bergemuruh di
udara.
"Kau sudah cukup. Beristirahatlah."
Aku menarik penghalang dinding di sekeliling
Golem. Jika dia menyerangku lagi, aku akan
melakukan apa yang harus kulakukan. Aku siap
untuk itu. Tapi Golem itu melakukan apa yang
kukatakan.

Dia duduk di tanah, bersila dan... membuat
dirimu sangat nyaman di sana, bukan?"
Apa yang kau lakukan?
Ayo... Hancurkan dia! "Ups.
Seperti yang diharapkan, Golem mengalihkan
matanya (yang secara mengejutkan berkilau dan
seperti permata) untuk memelototi sang
komandan. Ia berdiri, menggenggam kedua
tangannya, dan membantingnya ke bawah.
"Aiieee!!"
Komandan itu melompat dengan panik
menyingkir. Pukulan itu membuat kawah
terbesar di tanah. "Bisakah kau tenang? Ketika
kamu panik seperti itu, itu sangat merusak
lingkungan hutan," kataku.
Tuan Golem menghentikan gerakannya sesuai
perintahku. Anak yang baik sekali. Kenapa aku
bisa mengendalikannya?

Aku memang menginginkannya saat ini. Tapi
pertama kali itu benar-benar tidak sengaja.
Beberapa hal masih menjadi misteri.
Lagi pula, orang terkuat ada di timku sekarang,
jadi tak butuh waktu lama bagiku untuk
mengumpulkan orang-orang berjubah.
Biarkan interogasi dimulai.
☆
Apa... yang terjadi?
Kerry Zoff, komandan peleton, menatap sosok
yang berpakaian hitam dari kepala sampai kaki.
"Ah. Itu mereka. Berkemah di samping sungai,
ya?
Ya, tentu saja. Mereka butuh air dan
sebagainya."
Pria berbaju hitam itu menatap semacam benda
datar yang melayang di depannya. Penampilan
pria itu benar-benar tidak biasa, helm hitam

mengkilapnya tidak memiliki celah untuk
melihat. Satu matanya memancarkan cahaya
merah yang menakutkan.
Dari leher ke bawah, dia mengenakan pakaian
ketat yang terbuat dari bahan seperti kulit, di
belakangnya, Golem Raksasa, yang seharusnya
melayani Zoff, sedang bersantai dengan tenang,
tidak lagi, pertama orang ini mengambil alih
Knight Skeletons, dan sekarang menjadi Golem
Raksasa.
Yang terakhir ini sangat aneh, karena pada
awalnya, Golem itu patuh pada Zoff.
"Orang-orang di kamp belum menyadari apa
pun. Aku akan berurusan dengan mereka nanti.
Baiklah kalau begitu..." kata pria misterius
berbaju hitam itu dalam hati, tanpa mantra,
sebuah kekuatan tak terlihat membungkam
orang-orang berjubah Zoff, satu per satu.

Mereka tidak dapat melarikan diri, dikelilingi
oleh tembok yang tak terlihat.
Perkemahan mereka ketahuan karena salah satu
dari mereka yang setengah sadar
membiarkannya tergelincir di tengah kekacauan
pertarungan. Namun yang lebih penting...
"Waktunya untuk bertanya." Perlahan, pria itu
berjalan ke arah Zoff.
"A-Apa yang terjadi?"
Hanya kepala Zoff yang berada di atas sebuah
batu besar.
"Mengapa... kita... masih hidup?"
Tanah dipenuhi dengan kepala, kepala, dan
lebih banyak kepala. Beberapa di antaranya
bergerak ketakutan.
Yang lainnya tampak tak bernyawa. Yang
lainnya menyeringai, tidak dapat menerima

kenyataan ini, mereka semua hidup. Hanya
kepala mereka.
"Oh, itu? Suatu kali saya tidak sengaja
memukul kepala seorang pencuri.
Aku hanya ingin menghentikan pendarahan.
Tapi ketika saya melakukannya, saya mencoba
menutup luka di kepala tanpa memasang
kembali tubuhnya. Anehnya, kepalanya tidak
mati."
Suara pria itu luar biasa, dan sulit untuk
membedakan apakah dia sedang beringas atau
tidak.
Dan hal-hal yang dikatakannya tidak masuk
akal.
"Saya sempat panik. Maksud saya, saya tidak
mencoba membunuhnya.
Dia tidak layak. Selain itu, dia bekerja sama
dengan sekelompok pencuri, dan saya masih

harus mencari tahu di mana mereka
bersembunyi.
Tapi kau tahu bagaimana sebuah luka bisa
memiliki hikmah?
Orang itu sangat bingung dengan situasinya
yang lucu, dia menumpahkan segala macam hal
tanpa saya minta. Jadi, begini..."
Pria itu melanjutkan dengan riang, "Saya pikir
ini adalah cara yang berguna untuk menggali
informasi." Rasa dingin menjalar di tulang
belakang Zoff, ia bisa merasakan tubuhnya. Tapi
dari leher ke bawah, dia tidak bisa
menggerakkan otot─seolah-olah seluruh
tubuhnya terbungkus sesuatu, dia bisa bernapas.
Dia bisa berbicara.
Ba-dump ba-dump ba-dump─dia bisa
merasakan denyut nadinya berdegup kencang,
meskipun kepalanya terpisah dari tubuhnya.
"Ups, maaf. Aku terlalu banyak bicara, ya?
Aku tidak pandai berbicara dengan orang asing.
Jika orang lain diam, aku merasa harus mengisi
keheningan, kau tahu?
Coba kita lihat, sekarang... Kamu yang mana?"
Pria itu mulai mengaduk-aduk mayat-mayat
yang tergeletak di kakinya. Mereka adalah milik
Zoff dan pasukan berjubahnya.
"Oh, apa ini dia? Ada semacam lambang yang
disulam di bagian dada jubah. Sangat mirip
komandan.
"Ini, memang, tubuh Zoff."
"Upsa-daisy."
"Hrg?!"
"Jangan khawatir. Aku hanya mengambilnya."
"Zoff bisa melihat sejauh itu. Alasan dia
tersentak adalah karena dia merasakan getaran
di tubuhnya, bahkan dari jarak beberapa meter,
rasa sakit seperti apa yang akan dia alami?

Zoff lumpuh karena ketakutan.
"Mari kita mulai dengan nama Anda, tolong.
""...""
Bisakah Anda memberi tahu saya dari unit mana
Anda berasal?
Anggap saja aku tidak tahu.
""...""
Kenapa kau memanggil monster?
Apa tujuanmu?
""...""
Zoff tidak ingin mengatakannya, tentu saja,
tapi dia juga terlalu beku untuk memikirkan
kebohongan, jika dia terus diam, kematiannya di
tangan pria berkulit hitam itu tidak akan
terelakkan, itu hanya masalah waktu, tidak ada
jaminan orang ini akan membiarkan Zoff hidup
jika dia mengatakan yang sebenarnya.

Terlepas dari itu, tidak mungkin Flash Princess
akan mengampuninya setelah dia gagal dalam
misinya dengan sangat buruk.
Entah dia mengaku atau tidak, kematiannya
sudah pasti. Kalau begitu...
"Aku... tidak akan mengatakan apapun."
Pada saat kematiannya, paling tidak, dia lebih
memilih untuk mati dengan terhormat.
"Heh... Hahaha! Lihatlah kesetiaanku. Lakukan
apa yang kamu mau─kamu tidak akan
mendapatkan apa-apa dariku!" ejek sang
komandan.
"Ini dari orang yang meninggalkan
rekan-rekannya dan kabur lebih awal?" "Aku
tidak akan membuat alasan.
Sudah menjadi tugas saya untuk memberi tahu
orang-orang saya di sini tentang situasi ini.

Dan saya tahu bahwa jika saya meninggalkan
tempat kejadian, bawahan saya akan
mengikutinya..."
"Duk.
"Aaaugh!"
"Oh, maafkan aku karena menjatuhkanmu.
Aku tidak bermaksud begitu, sungguh. Tapi itu
hanya alasan, bukan? Tidak keren, jika kau
bertanya padaku."
Wajah Zoff berantakan oleh air mata, ingus, dan
air liur.
Tidak! Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak... Aku
tidak bisa menahan siksaan…
Jatuhnya tidak terlalu sakit. Apa yang bisa
kulakukan... Bahkan jika Zoff berhasil keluar dari
sini hidup-hidup, hukuman yang diterima Putri
Flash mungkin akan lebih buruk daripada pria
ini.

Bunuh saja aku sekarang.
Tunggu, bagaimana jika aku pura-pura gila...
Masih banyak orang lain yang bisa disiksa di
sini.
Tidak ada gunanya memaksa orang gila untuk
mengaku. Dan jika dia menolak untuk bicara,
mungkin FlashPrincess akan mengampuninya.
Zoff menunggu saat yang tepat. Pria berbaju
hitam itu meraih tubuh Zoff lagi, lalu berhenti.
Setelah berhenti sejenak untuk berpikir, dia
berjalan kembali ke lautan kepala di mana Zoff
berada, tapi bukannya kepala Zoff, dia malah
meraih kepala yang lain dan mengangkatnya ke
atas.
"Aiieeee!!!"jerit kepala itu.
"Apa yang kau inginkan?
Hentikan!
Tolong!"

"Maafkan aku, tapi tidak ada lagi yang bisa
dipegang.
Seharusnya tidak terlalu sakit hanya dengan
berat kepalamu."
Pria berbaju hitam itu kembali ke tumpukan
mayat tak bernyawa di tanah.
"Astaga... aku tidak tahu yang mana... Oh, benar.
Jika aku fokus pada 'tautan'... Di sana.
Itu dia."
"Tidak, h-hentikan...
H-H-Tolong..."
Pria itu mengangkat tubuh itu dengan
tangannya yang bebas.
Membawanya dengan mudah, dia melayang ke
pepohonan, tidak ada jeritan, keheningan yang
pekat seakan berlangsung selamanya, dan
akhirnya, dua sosok muncul kembali, kepala
prajurit itu kembali di atas tubuhnya.

Sebuah pemandangan yang biasa, tetapi bagi
Zoff, ini terlihat aneh, ekspresi prajurit itu
adalah ekspresi lega dan bingung yang
bercampur aduk.
Dia berjalan dengan baik di atas kakinya. Pria
berbaju hitam menunjukkan batang pohon
tumbang yang dicabut oleh Golem, dan prajurit
itu duduk.
Dia sepertinya mengatakan sesuatu, tapi Zoff
tidak bisa menangkapnya.
"Kau berikutnya..."
Pria berbaju hitam itu memegang kepala
prajurit lain.
"Tidak...!"
Zoff menyadari apa yang dilakukan pria berbaju
hitam itu. Dia membawa para prajurit berjubah
itu satu per satu, dan membuat mereka mengaku
sebagai imbalan untuk mengembalikan kepala
mereka ke tubuh mereka.
Tiga orang berjubah kini telah dibawa pergi,
dan telah kembali dengan kepala mereka yang
telah disatukan kembali dengan tubuh mereka.
Mereka duduk berjajar di atas batang pohon.
Tak satu pun dari mereka berbicara satu sama
lain. Mereka menundukkan kepala, menghindari
kontak mata.
Oh, apakah kamu merasa malu sekarang?
Lihatlah aku, kalian pengkhianat!
Zoff merasakan kemarahan menggelegak di
dalam dirinya, dan wajahnya berubah menjadi
angkuh. Dia merasa seperti orang bodoh karena
menahan teror penyiksaan.
Tapi jika anak buahnya sudah membocorkan
semuanya, tidak ada alasan untuk bertahan
sekarang.
"Nama saya Kerry Zoff.

Saya komandan unit pemanggil, melapor
langsung ke Yang Mulia Ratu."
"Komandan...?"
"Apa yang kamu..."
Komandan melanjutkan ketika bawahannya di
lapangan bergerak dengan kebingungan.
"Besok, pihak kerajaan akan berangkat untuk
melakukan inspeksi lahan pertanian mereka.
Kami sedang mempersiapkan panggilan untuk
penyergapan.
Diperintahkan oleh ratu."
"Mengapa ratu menyerang anak-anaknya
sendiri?"
"Misi kami adalah membunuh Charlotte Zenfis."
Hening sejenak.
"Mengapa ratu ingin membunuh Char ... lotte?"

Untuk pertama kalinya, pria berkulit hitam itu
menunjukkan emosi.
Ketakutan Zoff berubah menjadi kegembiraan,
dan dia menjadi banyak bicara.
"Potensi anak itu bahkan lebih besar dari ratu.
Dengan dukungan dari sang ratu, dia bisa
menjadi bahaya yang memecah belah kerajaan
menjadi dua.
Misi ini juga bertujuan untuk mendiskreditkan
Count karena membiarkan iblis berkeliaran di
wilayahnya."
Dia terus mengungkapkan setiap detail
rencana kepada pria berbaju hitam itu.
Di kejauhan, tiga tentara yang duduk
menatapnya dengan tatapan penuh cela.
Kenapa kalian menatapku seperti itu?
Kamu yang pertama kali bicara.
Tapi...
"Apa itu benar?" tanya pria berbaju hitam itu."...
Hah?"
Apa yang dia bicarakan?"
Maksudku, siapa yang melakukan itu?
Sepertinya, kau berharap untuk menyematkan
kejahatan pada sang putri?
Anda tidak peduli jika pangeran mungkin
terluka?
Aku tidak akan menyalahkan wanita itu, tapi...
serius?"
"Kenapa kau bertingkah terkejut?
Tiga orang lainnya baru saja memberitahumu
hal yang sama─"Zoff berkeringat dingin.
Tidak... Tidak!"
"Tiga orang lainnya tidak memberitahuku
apapun."
"Apa?"

"Yang aku katakan pada mereka hanyalah, 'Jika
kalian diam, aku akan memasang kembali tubuh
kalian. Jika mereka semua memberi saya cerita
yang berbeda, saya tidak akan tahu mana yang
benar dan mana yang bohong.
Selain itu, mungkin ada hal-hal yang hanya
diketahui oleh pemimpinnya," pria berbaju hitam
itu berkata dengan jujur.
"Tapi dari reaksimu, kau pasti mengatakan
yang sebenarnya.
Ayolah, jangan terlihat begitu sedih.
Ekspresimu mengatakan 'Oh tidak, aku
menumpahkannya! Itu adalah petunjuk yang
jelas."
"Haaaaa... mmm... nhhh..."
Zoff berusaha keras mencari kata-kata.
Jantungnya berdegup kencang.

"Aku akan mengkonfirmasi dengan
orang-orang di markasmu dan orang-orang
yang ditangkap oleh boney, untuk
memastikannya."
Pria berbaju hitam itu bergeser dari nada
bicara yang santai menjadi nada menuduh yang
dingin.
"Jadi, kalian hanya mengikuti perintah dari
atas?"
"Y-Ya!
Itu benar!"
teriak salah satu pria itu sebagai jawaban.
"Kami tidak bisa tidak mematuhi ratu!"
"Kami tidak ingin melakukannya!"
"Tolong, kasihanilah kami!"
Ketiga prajurit di latar belakang semuanya
memohon belas kasihan.

"Zoff meledak dengan amarah."
"Mengapa, kau pengkhianat tak tahu malu!
Kalian tidak ada bedanya denganku!
Dasar bajingan yang memalukan, menjilat ratu
hanya jika itu menguntungkan kepentinganmu!
Kalian semua!"
"Diam!"
"Kami tidak akan mematuhimu lagi."
"Kaulah yang pantas mati."
Ekspresi mengejek mereka menceritakan
keseluruhan cerita. Para bawahan berjubah itu
berniat menimpakan kesalahan hanya pada
Komandan Zoff saat mereka melapor kepada
ratu.
Setiap orang dari mereka.
"Ugh, diam!

Kalian semua," geram pria berbaju hitam,
seketika mereka terdiam.
"Jika kalian tidak ingin melakukannya, mengapa
kalian ada di sini?" tuntut pria berbaju hitam
itu.
"Yah... kita tidak boleh membangkang pada
ratu..."
"Oh, begitu. Ratu memang menakutkan, bukan?
Tapi... membunuh anak yang tidak bersalah?
Itu tidak baik. Ya, aku akan menyerahkanmu
pada pengadil hidup-hidup, tapi..." Perlahan,
pria itu mengangkat satu tangannya.
"Aku berubah pikiran.
Kau bersekongkol untuk mengambil nyawa
adikku tersayang.
Itu tidak bisa dimaafkan."

Saat pria misterius itu mengucapkan kata-kata
ini dan mengungkapkan identitasnya, Zoff dan
yang lainnya memahami nasib mereka."
Sial, teman-teman. Atau lebih tepatnya, pilihan
pemimpin yang buruk untuk diikuti.
"Jepret!
Pria itu menjentikkan jarinya.
"Sampai jumpa."
Tak satu pun dari mereka yang mendengar
bagian terakhirnya.
Semua orang kecuali pria berbaju
hitam─termasuk tiga orang yang telah
disembuhkan─langsung kehilangan kesadaran.
★
Sebuah kereta kuda berderap di jalan. Aku
diombang-ambingkan di dalam landau mewah
milik pelatih kerajaan.

"Jangan berkecil hati, Pangeran Laius. Kau
tidak punya kesempatan melawan kakakku."
Di kursi di sebelahku, Char meningkatkan harga
diriku.
"Wah, menantangnya berduel saja sudah cukup
berani bagimu, kau seharusnya bangga akan hal
itu."
Di seberang sana, seorang anak laki-laki
mengertakkan gigi dan memegangi kepalanya,
gadis kecil itu tidak bermaksud memanggang
pangeran.
Tapi semakin dia memujiku, semakin dia
merasa direndahkan. Gadis kecil sangat kejam.
"Hei, Char. Go mudah pada dirinya, oke? "
Aku berkata.
"Diam!
Rasa kasihanmu adalah penghinaan terburuk
dari semuanya!"

Laius tidak membalas Char, tapi dia tidak
segan-segan menyerangku.
"Kenapa kau ada di sini?
Aku yang mengundang Charlotte, bukan kamu,"
gonggong Laius.
"Apa, kamu bertanya padaku sekarang?"
Kami berangkat setengah jam yang lalu. Niat
saya adalah untuk menyamarkan diri saya dan
mengikuti mereka secara rahasia.
Tapi ayahku memintaku untuk bergabung
dengan mereka, jadi dengan berat hati aku
setuju.
"Ini adalah kesempatan yang bagus, Laius. Kita
bisa menggunakan waktu ini untuk
mendapatkan tips dari Haruto," usul Marianne.
"Tips?
Mengapa saya ingin tips darinya?" bentak Laius.
"Tidak perlu malu karena kalah.
Mendapatkan umpan balik dari pemenang
tentang mengapa Anda kalah adalah jalan
terbaik untuk berkembang," tegas Marianne.
"Saya tidak kalah!"
"Ya. Anda memang kalah."
"Ya. Anda jelas kalah."
"Baik Marianne maupun Char tak kenal ampun."
"Nghh... Gah. Apa yang kau lakukan di sana?
Kau tidak menggunakan sihir, kan?" tuntut
Laius.
"Ya, aku juga bingung.
Tidak ada yang mengindikasikan kau
menggunakan sihir... Bagaimana kau bisa
membangkitkan kemampuan fisik sebesar itu?"
Semua mata tertuju pada Char sampai semenit
yang lalu, tapi sekarang pembicaraan terfokus
padaku.

"Aku memang menggunakan sihir.
Ketika saya berhadapan dengan pangeran, saya
memiliki benda ini di mana saya seperti
mengucapkan pada diri saya sendiri, 'Jadilah
lebih kuat' dan itu membuat saya lebih kuat.
Saya tidak benar-benar tahu sihir apa itu."
"Apa itu?!"
"Apa maksudmu?!" seru pangeran dan putri
serempak.
Ketika saya menceritakan hal yang sama kepada
ayah saya, yang dia katakan hanyalah "Isee," dan
dia membiarkannya begitu saja.
Flay dan Char hanya berkata, "Kamu luar biasa,
Tuan/Saudara Haruto!"
"Tapi kamu tidak membaca mantra apa pun."
"Mulutmu tidak bergerak sama sekali!"
"Saya seorang ventriloquist yang sangat bagus,"
klaim saya."
"Ven-apa-itu-itu?"
"Sihir apa itu?"
Saya menutup mulut dan menghembuskan
napas melalui hidung, sambil menggunakan
penghalang untuk mengeraskan suara.
"Seperti ini."
"Ew, apa-apaan!"
"Apa..." Saya tersedak.
Saya tidak mengerti. Trik ini sukses besar
dengan keluargaku.
"Apa kau... 'iblis yang terlahir kembali'?"
Laius berseru.
"Laius!
Bagaimana kamu bisa mengatakan hal seperti
itu!" Marianne mencelanya.
"Yah, itu satu-satunya logika yang mungkin,
bukan?"

"Yah... Tapi tetap saja...
"Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Aku
bertanya pada Char apa dia tahu, tapi dia
menggeleng dengan tegas.
Lucu sekali. "Jika leluhurmu, um, bercampur
dengan iblis, seorang anak bisa terlahir beberapa
generasi kemudian dengan sifat-sifat iblis.
Kadang-kadang mereka memiliki kemampuan
fisik yang luar biasa, atau sihir yang kuat," jelas
Marianne. Mereka seharusnya dirahasiakan.
"Dan ada ciri-ciri fisik yang jelas. Anda tidak
terlihat memiliki tanduk, dan telinga serta mata
Anda normal.
Apakah kamu memiliki ekor atau sisik atau
semacamnya?" tanya Laius.
"Kakak saya memiliki kulit yang lembut dan
indah. Dia tidak memiliki semua itu.

Dan dia punya tanda lahir yang indah... um,
sudahlah! Lupakan saja itu."
Char hampir saja membocorkan tentang
lambang kerajaanku.
"Lagipula, kami mandi bersama, jadi aku harus
tahu," Char meyakinkan mereka.
Aku tidak pernah melihat bagian belakangku
dengan baik, tapi jika Char mengatakan itu
normal, pasti benar.
Bukan berarti aku peduli. Selama itu tidak
menyebabkan ketidaknyamanan sehari-hari.
Wajah pangeran dan putri memerah.
"Y-Y-Y-Anda mandi dengan adikmu?!"
"A-Apa yang kau bicarakan?"
"Whoa. Bukan reaksi yang saya harapkan.
"Seorang gadis dan anak laki-laki bersama?!
Itu adalah kekejian."

"Bagaimana kamu bisa melakukan sesuatu yang
begitu memalukan..."
"Yah, maksudku, itu bukan ideku, tapi aku
mungkin harus mencari alasan, kurasa."
"Ini... tidak apa-apa?"
Adik perempuan saya terlihat hancur,
seolah-olah ini adalah akhir dari dunia.
"Apakah buruk untuk ... mandi ... dengan Kak
Haruto?"
"Yah, tidak, maksud saya, tidak buruk, tapi ...
biasanya, Anda tidak," kata Laius dengan
ragu-ragu. Marianne mulai mengoceh.
"Ketika seorang pria dan seorang wanita
menunjukkan tubuh mereka satu sama lain, itu
memiliki arti khusus.
Ini ... Bagaimana saya harus mengatakannya ...
Ini adalah tindakan prokreasi yang penting dan
luhur untuk memastikan kesejahteraan …

"Kamu harus tenang, Putri. Kami
menghabiskan waktu dengan percakapan yang
cukup hidup."
Lihatlah, Saudara Haruto. Sungguh
menakjubkan. Begitu banyak rumput di ladang.
Ini luar biasa!"
Cukup banyak kosakata. Dia sangat
bersemangat, yang bisa dia katakan hanyalah
"menakjubkan."
Ini adalah akhir musim semi. Saat kami melihat
ke bawah dari puncak bukit, kami melihat
ladang gandum yang luas.
Lukisan lanskap laut keemasan yang berkilauan,
membentang sejauh mata memandang, jika kami
berada di Jepang, ini akan menjadi musim
tanam padi. Rasanya aneh berada di sini.
Charlotte berlari ke sana kemari, kadang
melompat-lompat, kadang berdiri diam
memandangi ladang.
Rencananya kami akan beristirahat sejenak di
sini, lalu menuruni bukit untuk menyapa para
petani. Satu kelompok ditugaskan untuk
memasak, kelompok lainnya untuk menjaga
keamanan. Mereka berpisah untuk
menyelesaikan tugas masing-masing.
"Hei, bolehkah saya bicara sebentar?" Saya
berkata kepada ayah saya.
"Haruto. Terima kasih sudah datang hari ini.
Aku tahu kau lebih memilih untuk tidak datang."
"Tidak, tidak apa-apa. Aku ingin menanyakan
sesuatu."
"Apa itu?"
"Aku berpikir bagaimana aku harus
mengungkapkannya, tapi aku tidak bisa
menemukan caranya.
Saya memutuskan untuk bertanya langsung
kepadanya.

"Bagaimana jika... Ini hipotetis, oke?
Apa yang akan kau lakukan jika ratu
merencanakan untuk membunuh Charlotte?"
Mata ayahku melebar dan menegang. "Um,
maaf. Itu adalah hal yang aneh untuk
ditanyakan. "
"Oh, begitu. Kau juga merasakan bahaya, kan?
Aku pikir itu aneh bahwa kau setuju untuk ikut─
kau, yang lebih memilih untuk tidak pernah
meninggalkan kamarmu."
"Ayahku tampaknya memahami dari mana aku
berasal. Dia benar, meskipun; aku cukup enggan
untuk datang.
"Sejujurnya, aku takut saat itu mungkin sudah
tiba. Pangeran Laius secara tak terduga
bergabung dengan delegasi, dan dia membawa
serta antek-antek terdekat si rubah.
"Jadi dia juga mengetahuinya. Saya selalu
kagum dengan ketajamannya…
Ngomong-ngomong, apakah dia baru saja
mengatakan "rubah betina"?" Selain itu, tadi
malam di perjamuan, Pangeran Laius
mengundang Charlotte dalam tamasya ini.
Aku takut ratu mungkin merencanakan
sesuatu, jadi aku mengajakmu. Maaf aku tidak
memberitahumu alasannya."
"Hah? Aku? Bagaimana bisa?"
Ayahku menatap putrinya yang berlarian
dengan riang."
"Aku dikenal karena kekuatanku dalam
bertahan, tapi aku hanya punya dua tangan. Aku
tidak bisa melindungi lebih dari dua anak
sekaligus.
Mengingat posisiku, kewajibanku adalah
memprioritaskan nyawa pangeran dan putri.
"Dengan kata lain, meski mengetahui
kebenarannya, Ayah tidak punya pilihan selain
mengorbankan putri kesayangannya.
"Jadi aku berharap bisa mempercayakannya
padamu."
"Hah? Tapi aku hanya anak kecil berumur
sepuluh tahun."
"Seperti biasa, kau meremehkan dirimu sendiri.
Paling tidak, dengan kemampuan fisikmu, aku
yakin kamu bisa membawa Charlotte dan
melarikan diri ke istana."
Adil. Para prajurit pemanggil monster itu
adalah petarung yang sangat buruk.
Aku kira karena mereka hanya berspesialisasi
dalam sihir pemanggilan, tapi aku tidak tahu
apa yang akan terjadi jika semua monster yang
dipanggil itu menyerangku.
Aku berhasil memblokir Golem Raksasa dengan
sihir Penghalang.
Tapi jika musuh sebanyak itu menyerangku
sekaligus tanpa peringatan, aku mungkin akan

kewalahan. "Aku berharap ratu menghilang
begitu saja."
"Jaga ucapanmu," omel ayahku. "Ratu melihat
saya sebagai musuh, itu sudah jelas.
Tapi dia memiliki popularitas yang luar biasa.
Aku tidak bisa melakukan langkah pertama
dalam situasi kita saat ini. Jika aku
melakukannya, aku yakin aku akan dikalahkan."
"Tapi dia sudah melakukan langkah pertama."
"Selain itu..." ayahku melanjutkan, "tidak baik
jika ratu menghilang sekarang."
Aku tidak menyangka dia akan berkata seperti
itu. "Hah? Bagaimana bisa?"
Saya bertanya.
"Ini adalah cerita yang memalukan, tapi
kekuasaan Raja Jilq terus menurun.
Ada banyak bangsawan di ibu kota dan di
daerah sekitarnya yang mengincar tahta.

Satu-satunya hal yang membuat mereka tidak
bisa berbuat banyak adalah kehadiran ratu."
"Maksudmu jika ratu meninggal, perang
saudara akan meletus?"
"Sangat cerdik.
Tepat sekali."
"Mengapa kau tidak menjadi raja, Ayah?"
Aku berkata,
"The Earth-Shattering Warhammer bisa
mengalahkan kekuatan perlawanan."
Tapi ayahku tertawa kecut mendengar saranku.
"Aku tidak cocok untuk peran itu. Tapi, yah...
"Ayahku menatapku lama.
"Saya memang sudah memikirkan seseorang,"
katanya.

"Tapi itu terlalu cepat. Anak ini masih terlalu
muda. Saya ingin menunggu setidaknya sampai
dia dewasa."
"Ooh, begitu. Saya rasa saya tahu siapa yang
dia bicarakan. Maksudnya pasti Charlotte!"
(Hemm,,keknya di sini haruto salah paham deh
keknya ayahnya pengen haruto yang jadi raja
😂 )
Anak itu memiliki kecerdasan tertentu. Saya
melihat potensi untuk mencapai kehebatan yang
diperlukan untuk memimpin negara.
"Ya. Charlotte memang konyol, tapi dia sangat
cerdas. Dia memiliki kecenderungan untuk
membiarkan imajinasinya berjalan bersamanya,
tetapi saya yakin dia akan tumbuh dari hal
tersebut.
"Saya dapat merasakan bakat yang tak terbatas.
Saya yakin anak ini suatu hari nanti bisa
melampaui Flash Princess."
Level mana maksimal Charlotte lebih besar dari
ratu. Begitu dia memulai latihannya, dia akan
menyusul ratu dalam waktu singkat.
Dan aku bisa memberinya bantuan penuh
dengan sihir Barrier-ku yang unik.
"Apa aku sudah menjelaskannya?
Apa kau mengerti apa yang kuminta darimu?"
(Nah kan 😂 )
"Tentu. Aku mungkin buruk dalam menerima
petunjuk, tapi yang satu ini sudah jelas.
Tugasku adalah melindungi Char sampai dia
siap menjadi ratu sepenuhnya.
Setelah itu, aku bisa bersantai dan menikmati
hidupku sebagai orang yang hidup di dunia
fantasi selama sisa hidupku.
"Maukah kau melakukannya?" tanyanya
padaku.
"Tentu saja!"
Sekarang aku tahu apa yang harus kulakukan,
aku siap untuk mengambil alih.
Perasaan seperti ini tidak pernah terpikirkan
oleh saya di masa lalu. Tapi sekarang, aku sudah
siap. Aku melirik ke samping.
Beberapa penjaga Laius berkumpul bersama
untuk rapat diam-diam.
Ayahku tidak mengetahuinya, tapi mereka
sudah memulai rencana mereka untuk
membunuh Char─diperintahkan oleh Putri
Flash, Ratu Gizelotte. Wanita itu akan terus
mengacaukan kita.
Aku yakin itu. Aku juga yakin bahwa dialah
yang berkolusi dengan kekaisaran dalam
percobaan pembunuhan ayahku.
Gizelotte─yang disebut Ayah sebagai "rubah
betina", itulah sebabnya aku tidak mau hanya
bermain bertahan lagi, selama aku tidak

membunuhnya ... aku bisa melakukan apa yang
kuinginkan, bukan?
"Waktunya reuni dengan ibuku yang telah lama
hilang," bisikku pelan, tak ada yang
mendengarnya. Tidak ada yang terjadi.
Charlotte Zenfis masih hidup dan sehat.
"Apa yang ingin kau katakan untuk dirimu
sendiri?"
Gizelotte menuntut dengan tenang. Dia duduk
di sofa di kamar tambahannya.
Ksatria komandan yang memimpin ekspedisi
berlutut di kakinya.
"Unit pemanggil tiba-tiba menghilang tanpa
jejak. Setiap orang dari mereka. Bahkan
persediaan mereka di markas pun lenyap,"
ksatria itu menjelaskan, suaranya bergetar.
Dia menatap lantai saat dia berbicara, tidak
bisa menatap mata sang ratu.

"Dan?"
"Zenfis terus mengawasi kami sepanjang
waktu. Ketika kami kehilangan unit pendukung,
tidak banyak yang bisa kami lakukan..."
"Jadi kamu punya keberanian untuk kembali
tanpa hasil."
"Aku telah mempermalukanmu!
Aku bersumpah untuk menebus diriku sendiri
suatu hari nanti.
Aku mohon padamu─tolong, aku mohon
padamu untuk memberiku kesempatan lagi."
Ksatria itu merendahkan diri begitu dalam,
dahinya menyentuh lantai, tanpa memberinya
sedikitpun tatapan, Gizelotte mengaduk cairan
merah di gelas anggurnya.
"Suatu hari nanti?

Saat kau mengucapkan kata-kata seperti 'suatu
hari nanti', kau membuatku tak punya pilihan
lain selain menganggapmu tak berharga.
Satu-satunya tugas Anda sekarang adalah
mencari setiap sudut dan celah dari kepala Anda
yang kosong dan menemukan alasan kegagalan
Anda."
"Yang Mulia, saya..."
"Tidak bisakah Anda lihat?
Puluhan orang lenyap begitu saja. Fakta bahwa
tidak ada jejak dari mereka menunjukkan bahwa
ada yang lebih berperan daripada mantra
pemanggilan yang gagal. Sesuatu yang lain
terjadi."
Gelombang terbentuk dalam cairan merah.
Suara Gizelotte membengkak dengan
ketenangan.
"Ini adalah perbuatan musuh.

Seseorang menggagalkan rencanaku."
Ksatria itu dengan panik menyisir ingatannya.
"Sekarang kau menyebutkannya, dalam
perjalanan, kami mendengar desas-desus
tentang orang aneh.
Mereka bilang dia berkeliling mengalahkan
bandit dan iblis, tidak ada yang tahu identitas
aslinya, tapi dia menggunakan nama
BlackKnight."
"Astaga. Saya benar-benar terkejut. Jika kau
tahu sebanyak ini, kenapa kau membiarkannya
tidak diteliti?"
"Er... aku berasumsi orang ini hanya berurusan
dengan bandit rendahan dan iblis yang sesekali
tersesat.
Unit pemanggil kami terbuat dari prajurit yang
unggul tidak hanya dalam sihir pemanggil
monster, tetapi juga keterampilan magis
lainnya.
Sepertinya tidak mungkin satu orang bisa
mengalahkan puluhan prajurit kami…
"Percikan!
Cairan merah menetes ke wajah sang ksatria."
Apakah itu mendinginkan kepalamu sedikit?
Anda benar-benar orang yang dungu, bukan?
Anda berasumsi?
Anda seperti kucing yang mengira dia
menghadapi tikus dan malah dimangsa anjing
liar.
Apakah kamu menganggap dirimu seekor
singa?"
"Tidak, aku─"
"Dan bagaimana kamu bisa yakin dia bekerja
sendirian?
Apa kau tidak mempertimbangkan bahwa dia
mungkin terkait dengan Zenfis?

Jika dia mengerahkan jumlah tentara yang
sepadan, kita harus bisa menangkap mereka.
Kemudian kita bisa mengumumkan Zenfis."
"Saya benar-benar dipermalukan, Yang Mulia."
"Anda membuat saya sakit.
Dapatkah Anda bayangkan bagaimana
perasaan saya mengetahui bahwa orang yang
saya percayai adalah orang bodoh?
Anda akan dihukum dengan setimpal..."
"Ada jeda yang panjang dan hening. Sang
ksatria, yang masih membeku dalam keadaan
merendahkan diri, menjadi prihatin.
Dengan gemetar, dia mengangkat
pandangannya, mata sang ratu terbuka lebar,
dan wajahnya yang cantik diwarnai dengan
keterkejutan, objek yang menjadi fokusnya
berada di belakang sang ksatria.
"Siapa kamu?!"

teriak sang ratu saat ksatria itu berputar di
sekelilingnya, sesosok bayangan berdiri di
belakangnya ...
"Bayangan" adalah kata yang tepat─siluet pria
itu berwarna hitam seperti tinta.
Helmnya yang halus dan kostumnya yang pas di
badan begitu pekat sehingga melebur dalam
kegelapan.
Perawakannya seperti orang dewasa, para
ksatria diizinkan membawa senjata mereka di
ruang pribadi ratu, sebuah kebijakan yang hanya
dapat dibuat oleh seseorang yang percaya diri
seperti Putri Flash, ksatria itu meraih pedangnya
sambil berteriak, "Yang Mulia!
Tolong, berdiri di sini!"
Sebelum dia bisa menghunus pedangnya,
kepalanya dipenggal tanpa suara, kepalanya
berdegup kencang saat menghantam lantai.
Tubuhnya dengan lamban mengikuti.
"Itu seharusnya mereka semua," kata pria
berpakaian hitam pekat itu, dengan lambaian
tangannya yang ringan, beberapa kepala lagi
jatuh ke lantai, Gizelotte mengenali mereka
sebagai anggota pasukannya.
Ksatria yang diperintahkannya untuk
mengawal delegasi di wilayah Count Zenfis.
Musuh. Sekarang tidak ada keraguan.
Pendatang baru ini adalah musuhnya, ini pasti
orang yang sama dengan yang diceritakan oleh
ksatria itu─Ksatria Hitam yang melayani Count
Tanpa berpikir panjang, sang ratu membentengi
tubuhnya dengan mantra asilent.
Dengan lompatan panjang lainnya, dia
melompat lebih jauh ke belakang di samping
perapian, dengan posisi bertarung rendah, dia
meraih pedang di atas perapian. Itu adalah
Pedang Cahaya Ilahi─salah satu dari "tujuh
senjata sublim" yang digunakan untuk
mengalahkan Raja Iblis Dengan pedang ini di
tanganku, tidak ada musuh yang bisa
melawanku.
Aku akan membuatnya menggeliat dengan
penyesalan karena tidak membunuhku dari
bayangan itu saat ada kesempatan.
Bahkan jika dia melancarkan serangan
mendadak, itu akan mengaktifkan sihir
pertahanan otomatis Gizelotte. Bagaimana kau
bisa masuk ke dalam ruangan ini?"
"Penghalang?
Oh, pekerjaan ceroboh itu?
Itu penuh dengan lubang, untuk melewatinya
sangat mudah.
Aku hanya menutupinya dengan penghalang
kedap suara.
Berteriaklah sesukamu. Tidak ada yang akan
mendengarmu."

"Oh, begitu... Saya harus menghukum berat
orang-orang bodoh yang bertanggung jawab atas
penghalang itu."
Penyusup itu berbicara dengan nada yang
menakutkan, seperti beberapa suara yang
berbicara sekaligus.
Kesal dengan suara itu, Gizelotte dengan marah
menggenggam gagang pedangnya.
Tapi pada saat yang tepat... Tang!
Lingkaran sihir kecil muncul tepat di sebelah
tinjunya, dan berkilauan.
"Sangat mengesankan, Putri Flash. Kau berhasil
menangkis serangan itu dengan cepat.
Jadi... kau bisa melihatnya."
"Lihat apa? Gizelotte bingung.
Perisai sihir pertahanan yang dia lemparkan
sebelumnya secara otomatis aktif dan memblokir
sesuatu. Tapi apa itu, dia tidak tahu.

"Oh, baiklah. Kurasa aku harus menggunakan
Operasi Wing It. Ambil ini!"
"Apa...?"
Kilatan cahaya meletus di sekeliling Gizelotte,
menenggelamkan pertanyaannya, rentetan
benda tak dikenal membombardirnya dari segala
arah, dia tidak bisa melihat apa itu.
Dia bahkan tidak bisa merasakannya atau
mengetahui dari mana asalnya, ini buruk.
Kalau begini... sihir pertahanan diri Gizelotte
sudah mencapai kapasitas maksimal.
Tangannya tetap berada di gagang pedang, tapi
semua mana-nya disibukkan dengan
pertahanan diri, serangannya meningkat
menjadi pusaran.

Kilatan kecil lingkaran sihir muncul dan
menghilang di sekitar ratu, hampir menyelimuti
dirinya.
Ruangan menjadi puing-puing, seolah-olah
dihantam badai, mustahil. Ini tidak mungkin
terjadi.
Bagaimana mungkin ada yang bisa
membayangkan…
Bahkan dalam pertempuran dengan Raja Iblis,
dia tidak pernah dihadapkan pada situasi
dengan intensitas seperti ini, tidak ada waktu
untuk mengucapkan mantra.
Dia dipaksa untuk bergantung pada mantra
senyap, yang jauh lebih banyak memakan mana.
Terlalu kewalahan untuk melakukan serangan
balik, dia merasa mana-nya terus terkuras.
Berapa lama ini bisa bertahan?
Sebagai penakluk Raja Iblis, Gizelotte yakin
bahwa tingkat mana-nya saat ini adalah yang
terbesar di negeri ini─di dunia ini, pada
kenyataannya.
Dengan ekstensi, sihirnya juga tak tertandingi,
pria berbaju hitam itu juga tidak mengucapkan
mantra, tapi serangan musuh tidak
menunjukkan tanda-tanda berkurang.
Sebaliknya, serangan itu semakin kuat dan kuat.
Gizelotte memusatkan seluruh fokusnya untuk
mempertahankan diri, tidak menyisakan ruang
untuk menyerang.
Aku tidak bisa... terus... seperti ini... Mana ......ku
akan habis.
Dan ketika itu terjadi, aku akan direduksi
menjadi segumpal daging, dia gemetar.
Saat itu, seperti badai yang mereda, rentetan
serangan itu berhenti seketika. Mana-nya telah
habis... Tapi begitu juga miliknya.

Lingkaran sihir di sekelilingnya kehilangan
cahayanya dan menghilang, jika serangan itu
berlanjut beberapa detik lebih lama lagi…
Gizelotte mengusir pikiran mengerikan itu.
Matanya berkilat dengan dendam.
Aku mungkin kehabisan mana, tapi... Dia masih
punya Pedang Cahaya Ilahi.
Dalam permainan pedang, juga, Gizelotte
adalah yang terbaik di negara ini. Bahkan tanpa
sihir yang melindungi diri sendiri, dia bisa
menghancurkan lawan tak bersenjata dengan
Pedang Cahaya Ilahi yang tajam dan kekuatan
sihir intrinsik.
Namun... Kata-kata pria itu selanjutnya
membuatnya putus asa.
"Hmm. Menumbukmu tidak berhasil, aku
mengerti. Kurasa aku akan mencoba
memotongmu lagi."
"...?"
Memukul tidak berhasil?
Pria itu telah memukul lingkaran sihirku
selama ini. Apa yang dia bicarakan?
Apa dia pikir dia gagal karena mereka terus
muncul kembali?
Tapi yang lebih penting... "selanjutnya"?
Gizelotte mendengar hembusan angin
menyapunya.
Pada saat yang sama, dia merasakan sakit yang
tak bisa dijelaskan di lehernya, panas dan dingin
di saat yang bersamaan, penglihatannya
berbelok dengan keras.
Saat berikutnya, semuanya menjadi gelap.
"Hampir saja. Hampir saja membunuhnya,"
gumam pria itu, tapi Gizelotte kehilangan
kesadaran seketika, dia tidak bisa mendengar
kata-katanya, kegelapan surut, dan penglihatan

Gizelotte kembali, dia sepertinya berada di
lantai. Belum ada yang terasa nyata.
Dia mendengar suara pria itu.
"Hanya karena serangannya berhenti, kau pergi
dan menurunkan semua pertahanannya?
Itu terlalu ceroboh, bukan?
Tapi pada akhirnya, semua berakhir dengan
baik, sepertinya kamu meremehkan kekuatanku,
ya? Haha, aku selalu ingin mengatakan kalimat
itu.
"Ceroboh?"
"Meremehkan?"
Lihat siapa yang bicara, orang yang tidak
mengizinkanku untuk menyisakan salah satu
dari benda-benda itu.
Mana-nya sudah habis. Jika dia terus
menyerangnya, dia tidak akan punya cara untuk
membela diri, tapi Gizelotte terlalu sibuk dengan

keadaannya saat ini untuk mengekspresikan
kemarahannya, bagian belakang kepalanya
membentur lantai dengan keras.
Dia menatap ke langit-langit, tapi tubuhnya
terangkat ke depan dan jatuh ke lantai, karena
tidak dapat memahami sensasi yang
kontradiktif, dia memutuskan untuk berbaring
telentang, seperti yang disarankan oleh bidang
pandangnya.
Dia mencoba untuk duduk, tetapi ketika
tangannya mendorong tanah, tangannya malah
melambai-lambai di udara. Dadanya rata
dengan lantai dan pantatnya terangkat ke
udara, bingung, dia menggunakan teori bahwa
dia tertelungkup, dan mencoba untuk berdiri
lagi.
Dia melihat tubuh tanpa kepala di lantai naik
ke posisi merangkak.
Apa yang terjadi?

Berusaha keras untuk membuang semua
gagasan akal sehat, dia malah mencoba
membuat hipotesis dari informasi yang bisa dia
kumpulkan saat ini.
Jawaban yang dia simpulkan sangat sederhana,
tubuh tanpa kepala yang dia lihat adalah
miliknya sendiri.
Gizelotte menjerit, tidak ada yang masuk akal,
mengapa dia masih hidup jika kepalanya
terlepas dari tubuhnya?
Dia bisa bernapas, dan bahkan menggerakkan
tubuhnya. Jadi bagaimana bisa kepala dan
tubuhnya terputus?
"Secara fisik, aku memutuskan kepalamu dari
tubuhmu.
Tapi kamu tidak mati karena aku menutup
permukaan yang terputus dengan misteri
ruang-waktu."

Fakta bahwa dia tampaknya menganggap ini
sebagai penjelasan yang memadai
membingungkan sekaligus sangat
menjengkelkan.
"Tapi... aku belum pernah mendengar sihir
seperti itu..."
"Dengar, percayalah pada kata-kataku, oke?
Pokoknya, aku ingin bicara. Bisakah kau
setidaknya memiliki kesopanan untuk berdiri?"
Gelombang kebencian menyelimuti Gizelotte
saat dia merasakan ejekan dalam nada bicara
pria itu. Tapi tetap berada di lantai akan lebih
memalukan, dia berjuang untuk menggerakkan
tubuhnya.
"Nghh!!
Ini... Benar... Tidak, bukan seperti itu…
Ugh! Sungguh membuat frustasi!"

Berhadapan langsung dengan tubuhnya, dia
terus bergerak ke sisi yang salah, akhirnya dia
bisa menguasainya.
Tapi ketika dia meraih kepalanya, dia secara
tidak sengaja memasukkan jarinya ke dalam
lubang hidungnya. Menyedihkan.
Dia akhirnya berhasil mengangkat kepalanya,
dan memutarnya sehingga menghadap ke arah
yang sama dengan tubuhnya, dengan hati-hati,
dia mencoba meletakkannya di atas lehernya ...
"Apa─?!"
Sebuah kekuatan aneh mencegahnya untuk
menyelaraskan bagian-bagian yang terputus
menjadi satu, dan dia hampir menjatuhkan
kepalanya ke lantai.
"Mereka saling tolak-menolak seperti dua kutub
magnet yang sama.
Dan mereka tidak bisa ditembus dengan jarum.
Kamu tidak bisa menjahitnya kembali."
"Anak kurang ajar!
Beraninya kau menghinaku seperti itu!
Apa yang kau inginkan dariku?"
Dia mengangkat kepalanya ke atas sehingga
wajahnya bisa menatap pria itu dengan marah.
"Count Gold Zenfis, keluarganya, dan seluruh
wilayahnya ..." pria berbaju hitam itu
memulai."?!"
"Jangan macam-macam lagi dengan mereka."
"Aku sudah menduganya. Jadi kau bekerja
untuk Zenfis."
"Tidak, aku seorang pahlawan super yang
berjuang untuk membersihkan dunia dari
kejahatan. Aku belum punya nama."
"Kejahatan? Flash Princess adalah pahlawan
wanita yang terkenal! Siapa bilang aku jahat?"

"Aku bilang begitu. Aku tidak peduli apa yang
dipikirkan dunia, dan aku tentu saja tidak peduli
dengan apa yang kamu katakan tentang itu."
Pria berbaju hitam melanjutkan.
"Kamu tidak perlu memelototiku seperti itu,
sejujurnya, aku tidak peduli apa yang kamu
rencanakan atau lakukan di kastilmu sendiri.
Jika Anda ingin menjatuhkan raja dan
mengambil alih takhta sendiri, itu bukan urusan
saya.
Untuk saat ini, bagaimanapun juga.
"Apa yang dia sindir?"
Yang harus Anda lakukan adalah menjauh dari
hitungan dan apa pun yang berhubungan
dengannya. Cukup mudah, bukan?"
Gizelotte menyatakan, "Dalam kondisi fisikku
saat ini, aku tidak bisa menahan kekuatan yang
akan memberontak melawanku. Pertarungan
mereka untuk memperebutkan kekuasaan
mungkin akan berdampak negatif pada
perhitungan."
Ini adalah ancaman terbaik yang bisa dia
berikan dalam situasi seperti ini, tapi sepertinya
ada pengaruhnya. Dia melempar sesuatu ke
arahnya, meskipun beberapa saat sebelumnya,
tangannya kosong.
Benda itu mengeluarkan bunyi berdebum saat
menyentuh lantai.
"Sebuah... kerah?
Maksudmu bukan..."
"Kurasa mereka menyebutnya 'kerah tahanan'.
Pokoknya, yang itu dibuat khusus..
Tidak ada yang lain seperti itu. Selama Anda
memakainya, Anda akan bisa bergerak bebas
seperti sebelumnya. Anda tidak perlu memegangi
kepala Anda sepanjang waktu."

Di kerajaan, hukuman untuk kejahatan kecil
adalah periode pelayanan masyarakat.
Selama masa hukuman mereka, tindakan
narapidana dibatasi, yang membuat mereka
tidak bisa menjalani kehidupan normal.
Para penjahat ini ditandai dengan kalung besi
kasar yang dikenal sebagai kalung tahanan.
"Kau bermaksud mempermalukan ratu, Putri
Flash sendiri, dengan merek penjahat?!"
"Cocok untukmu."
Gizelotte mengertakkan gigi dengan sangat
keras, tetesan darah menetes dari sudut
mulutnya.
"Tak perlu dibalas. Tunjukkan saja padaku
dengan tindakanmu.
Jika kau tidak mematuhi perintahku, aku akan
membatalkan mantraku─ yang aku ucapkan di
kepalamu setelah memenggalnya.

Ketika aku melakukannya... kau tahu apa yang
akan terjadi, kan?" Kematian.
Darah akan muncrat dari lukanya, dan
hidupnya akan segera berakhir.
Bahkan dengan sihir penyembuhan tingkat
tertinggi untuk membantunya, itu tidak
mungkin berpengaruh pada waktunya…
"Hanya itu yang ingin aku katakan.
Sampai jumpa." Dengan itu, pria itu
menghilang ke dalam kegelapan.
Ruangan itu hening, seolah-olah waktu telah
berhenti.
Gizelotte dengan letih mengambil beberapa
langkah dan menenggelamkan lututnya ke
lantai, dengan satu tangan menyeimbangkan
kepalanya, dia mengulurkan tangan yang lain,
dia menyentuh besi yang dingin.

Tangannya mundur dengan ragu-ragu. Harus
mengikuti perintah pria itu memang
memalukan, tapi bisakah dia mempercayai
kata-katanya?
Jika dia ingin membunuhku, dia pasti sudah
melakukannya.
Pasti ada alasan mengapa pria berbaju hitam
itu menginginkannya hidup-hidup. Jika ratu
mati, pasti akan ada pemberontakan karena
kekuatan lain akan memperebutkan takhta.
Apakah itu yang dia takuti?
Meski begitu, dengan kekuatan yang dia pegang,
dia bisa dengan mudah menindas musuh-musuh
seperti itu dan seorang diri merebut kerajaan.
Bahkan, kekacauan itu bisa saja menguntungkan
pria itu.
Gizelotte memutuskan untuk menyingkirkannya
dari pikirannya.

Dia memasang kerahnya. Anehnya, kepala dan
tubuhnya saling tolak menolak dan menyatu
lagi, dengan lelah, dia bangkit dan berjalan ke
cermin rias, rambutnya yang berkilau
acak-acakan, dan wajahnya terlihat tidak
karuan.
Di lehernya ada kalung tahanan.
Gizelotte dilahirkan dalam keluarga bangsawan
yang kekuasaannya menurun, namun berkat
bakatnya yang luar biasa, ia dapat menerima
pendidikan terbaik yang dapat ditawarkan
kerajaan.
Dia diberkahi dengan kejeniusan yang tak
tertandingi, dan bekerja seumur hidupnya untuk
mencapai puncak.
Tidak ada satu pun cela dalam kisah
prestasinya yang cemerlang.

Gizelotte masih dalam perjalanan menuju ke
tingkat yang lebih tinggi lagi, dia tidak akan
menyerah dan berhenti di sini.
"Benda celaka ini!"
Dia menyambar kerah yang tidak terkunci.
Kancingnya terbuka dengan mudah.
"Oh─oh tidak!"
Seketika, kepalanya muncul ke arah
langit-langit, ia bergegas mengantisipasi
lintasannya untuk menangkapnya, namun
kepalanya terlepas dari jari-jarinya dan
terbanting ke lantai, dengan posisi telungkup.
Darah menetes dari hidungnya yang berbentuk
aneh. Meraba-raba lantai dengan membabi buta,
Gizelotte mencari-cari kepalanya dan berusaha
mengembalikannya ke tempat yang semestinya.
Dia hanya bisa membayangkan betapa
menyedihkannya penampilannya, merangkak

seolah-olah ingin menjilat lantai, dan dia dipuja
sebagai Putri Flash.
Peran terbesar dalam kerajaan berada dalam
genggamannya.
"Ha, hahahaha, hah…
Mengendus, hnph... urrgh..."
Dia mencoba untuk menekan suaranya. Wanita
yang menjalani seluruh hidupnya dengan
berjemur di pusat perhatian pingsan, dan, untuk
pertama kalinya, menangis tersedu-sedu.
★
Aku tak percaya aku baru saja mengalahkan
Flash Princess.Me. Dengan level mana 2.
Diadu dengan wanita yang mengalahkan Raja
Iblis.Aww, ya! Aku luar biasa!
Tidak, aku tidak bisa menertawakan diri
sendiri. Satu-satunya cara aku bisa menang

adalah dengan menggabungkan Barrier magic
anehku dengan rencana yang sempurna.
Jadi mungkin aku pantas mendapatkan ucapan
selamat untuk diriku sendiri.
Aku pikir tidak ada kesempatan untuk
menyelinap ke lawan yang memiliki kemampuan
seperti dia, jadi aku melakukan pengungkapan
besar yang dramatis sebagai gantinya.
Saya membawa sekelompok kepala tentaranya,
lalu membunuh yang lain di depannya untuk
menunjukkan kekuatan, unjuk kekuatan ini akan
menekannya untuk bertindak dengan hati-hati,
lalu saya membombardirnya dengan serangan
rudal yang tak terlihat.
Harapan saya adalah untuk membuatnya
bingung dengan situasi yang membingungkan
dan mencari celah, tetapi ternyata dia bisa
melihat mereka.

Dia menangkis setiap serangan, dan saya pikir
saya sudah tamat, yang dia lakukan hanyalah
duduk dan mengamati.
Mungkin dia berhati-hati karena dia bisa
melihat serangan saya.
Seperti dia mencoba untuk mendapatkan
tampilan yang lebih baik atau semacamnya, dia
akhirnya menangkis semuanya.
Saya benar-benar berpikir bahwa saya sudah
selesai saat itu, tetapi tiba-tiba, dia lengah. Dia
menurunkan pertahanannya sepenuhnya, dan
saya berhasil melepaskan kepalanya.
Bagus sekali. Sungguh, itu benar-benar sebuah
keberuntungan. Jadi mungkin aku tidak
seharusnya merayakannya. Maaf, semuanya
berakhir dengan baik.
Sejak hari itu, Gizelotte tidak pernah muncul di
depan umum. Pada awalnya, kerah bajunya

dianggap sebagai pernyataan mode yang
eksentrik.
Kemudian rumornya berkembang menjadi
"mungkin dia memakainya secara tidak sengaja
dan terjebak seperti itu."
Tak lama kemudian, tanda penjahat diubah dari
kerah tahanan menjadi belenggu tahanan.
Hal ini menimbulkan lebih banyak gosip.
Ini menjadi amunisi yang nyaman bagi para
bangsawan yang tidak menyukai perlakuan
Gizelotte terhadap raja. Ayah saya menceritakan
detailnya, saya hampir bisa mendengar
narasinya: Perlahan tapi pasti, kerajaan
kehilangan pujian untuk Gizelotte, sang Putri
Flash.
Dia hanya memiliki kekuatan yang cukup
untuk mencegah bangsa ini jatuh ke dalam
perang saudara.

Gizelotte hidup dalam ketakutan terus-menerus
akan "kematian" yang melingkari lehernya, yang
ingin saya katakan adalah, dia menepati
kesepakatannya dan tidak pernah berurusan
dengan kami sejak saat itu, beberapa musim
berlalu, hidup terasa damai dan lancar, tanpa
ada masalah dari Gizelotte.
Tak lama lagi aku akan berusia lima belas
tahun, musim dingin di sini, di utara, langkah
kakiku berderak di atas salju yang baru turun
dari malam sebelumnya.
Tentu saja, tindakan berjalan di luar dalam
cuaca yang membeku tidak sesuai dengan
citraku sebagai orang yang suka mengurung diri.
Tapi...
"Kak Haruto!"
Adik perempuanku yang manis memintaku
untuk menemuinya di luar, dan aku tidak bisa
menolaknya. Dia melambaikan tangan sambil
berlari ke arahku. Dia juga sudah besar, dan
lebih cantik dari sebelumnya.
"Aku datang dengan serangan khusus
menggunakan salju. Itu disebut Gunung Es
Berdarah.
Tapi aku tidak bisa mewujudkannya. Di sinilah
aku meminta bantuanmu,
Kakak Haruto!
"Um, ya.
Dunia fantasi gilanya semarak seperti biasa,
dengan penuh semangat, Char menjelaskan
serangan rahasianya. Dia bahkan memiliki pose
kemenangan yang khas..
"Oke, oke. Saya akan melakukannya."
Saya mengumpulkan dan mengemas salju
dengan penghalang saya untuk membuat bentuk
piramida.

Dengan ujungnya mengarah ke bawah, saya
melemparkannya tinggi ke langit, saya berpose
dengan satu tangan terentang ke atas piramida,
dan tangan lainnya di atas mata saya.
Tidak ada yang masuk akal, tetapi itulah yang
diminta oleh anak kecil saya.
Saya bermain-main dan memutar piramida di
udara, mengumpulkan lebih banyak salju ke
dalamnya seperti angin puyuh.
Bagian ini semuanya diimprovisasi. Presentasi
yang dramatis adalah kuncinya. Char sangat
senang, saat salju semakin banyak, piramida
menjadi semakin besar.
Piramida putih mulai berubah warna menjadi
kemerahan. Pada saat tingginya mencapai tiga
puluh kaki, piramida itu berwarna merah
terang.
"Darahmu akan menodainya menjadi lebih
merah lagi, dasar penjahat pengecut! Ambil ini!
Gunung Es Berdarah!"
Saat saya menyampaikan kalimat yang
diinstruksikan Char, saya mengirim piramida
itu jatuh ke tanah. Crash! Bwoosh!
Salju berhembus ke segala arah, mengubah
pandangan kami menjadi putih seluruhnya.
Ketika akhirnya mengendap, sebuah kawah
besar tertinggal di tanah. Apakah itu sesuai
dengan keinginan Char?
"Menakjubkan!
Kau sangat luar biasa, Kak Haruto!
Itu sempurna!"
Dia tampak senang, yang membuat saya juga
senang. Saat itu, kami mendengar suara langkah
kaki yang berlari ke arah kami.
"Oh! Ayah dan Ibu!" Char bertepuk tangan
dengan gembira, seolah-olah dia sedang

menunggu mereka. Tunggu, Anda mengundang
mereka ke sini?

Eh, ini tidak bagus. Aku melirik Char sekilas.
"Oh, tidak!
Mereka akan mengetahui identitasmu yang
tersembunyi, Kak Haruto!"
Apa dia lupa kalau ini rahasia?!"
Suara tabrakan besar apa itu?!
Dan apa ini?"
Ayahku melongo melihat kawah besar itu.
"Itu dia." Aku menunjuk ke arah Ksatria Hitam
yang kusulap dengan tergesa-gesa.
Dia berpose seperti pahlawan super dengan
kepalan tangan terangkat ke langit, dan melesat
ke udara. Aku membuatnya menghilang dengan
sekelebat cahaya.
"Apa yang dia lakukan...?" tanya ayahku.
"Dia kebetulan lewat, dan dia berbaik hati
menunjukkan serangan spesialnya kepada kita."

Char mengangguk-angguk-angguk-angguk
dengan marah. Berhentilah curiga!"
Oh, begitu... "Ayah terlihat jengkel dan tidak
yakin. Char mulai menggelindingkan bola salju
bersama ibu kami.
Aku ingin tahu apakah mereka sedang
membuat ulang boneka salju, aku dan ayahku
melihat mereka berdua bermain, begitu damai.
Kekaisaran sudah lama tidak mengganggu kami,
dan Gizelotte juga sudah tenang.
Sekarang tidak ada yang menghalangi antara
aku dan mimpiku untuk menjadi orang yang
menutup diri di dunia fantasi ini, saat aku akan
kembali ke kamarku yang nyaman…
"Ngomong-ngomong, Haruto," ayahku memulai.
"Kamu tidak akan menyukai ini, tapi pada
musim semi nanti, aku ingin kamu memulai
pendidikanmu di sekolah ibukota."
"Tidak, terima kasih."
Apa ini tiba-tiba?
Bagaimana dia bisa dengan santai
menjatuhkan bom ini seperti itu hanya lari
susu?!"
"Saya menduga Anda akan bereaksi seperti ini.
Untuk beberapa alasan, kamu sepertinya sangat
tidak suka pergi ke sekolah."
Kata yang paling terkutuk dan tabu di dunia ini
bagiku adalah "sekolah." Itu adalah tempat
mengerikan yang membuat saya sengsara di
kehidupan lama saya.
Gold dan Natalia sesekali melontarkan ide agar
aku bersekolah, dan setiap kali, aku selalu
menolak dengan keras.
"Tidak, terima kasih!"
Sekali lagi, aku menolak dengan keras. Saat
impian saya untuk hidup sebagai ashut-in
berada dalam genggaman…

Dia pasti bercanda. Dan mengapa jauh-jauh ke
ibukota?
"Saya khawatir Anda harus melakukannya. Aku
akan menjelaskannya nanti. Ada alasan
mengapa hal ini perlu."
Ayahku menundukkan kepalanya meminta
maaf. Ini pasti salah satu alasan yang sangat
kuat. Kalau begitu…
Saatnya untuk misi baru. Saya akan
menyebutnya Operasi Neraka Tidak, Saya Tidak
Akan Pergi!
Apa pun alasan yang diperlukan ini, saya hanya
perlu menghancurkannya berkeping-keping!
Heh heh heh.
Misi ini membuat saya bersemangat.
"Lihat, Saudara Haruto! Sudah selesai!"
"Nah, lihat itu. Bahkan Char merayakannya
dengan manusia salju.

Tunggu, ini sangat besar.
Seperti, lima belas kaki tingginya. Bagaimana
dia bisa mendapatkan kepala di atas sana?
Pokoknya, ini adalah musim dingin sebelum
ulang tahun kelimabelas, dan aku sedang dalam
masa transisi untuk mencapai kehidupan
idealku sebagai orang yang mengurung diri.

Kata Penutup
Halo. Saya 澄守彩 (Sumimori Sai).

Karya ini pertama kali diserialisasikan di situs
penerbitan novel online Shosetsuka ni Narou
(Ayo Jadi Penulis).
Berkat inilah saya dapat menerbitkan serial ini
menjadi sebuah buku.
Sementara itu, versi novel grafis dari cerita ini
telah diluncurkan di majalah Nico Nico Seiga,
Wednesday's Sirius.
Seniman manga-nya adalah Ai Takahashi, yang
juga merupakan ilustrator untuk novel ini.
Saya menghargai semua yang telah ia
kontribusikan, termasuk desain karakter dan
banyak lagi.
Saya harap Anda juga akan menikmati serial
manga ini, yang diilustrasikan dengan baik

dengan keseimbangan yang baik antara komedi
dan keseriusan.
Dalam buku ini, saya telah mengembangkan
banyak hal dari versi web, terutama, ada episode
baru yang ditambahkan di antara Bab Satu dan
Dua dari versi web.
Bagaimana adik perempuan Haruto yang
diadopsi, Charlotte, berteman dengan Haruto?
Dan bagaimana dia mengembangkan
chunibyo─kehidupan fantasi khayalan yang
biasanya dikaitkan dengan otaku remaja─di usia
yang begitu muda?
Materi baru ini akan menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut!
Ada juga banyak episode tentang kelahiran
Ksatria Hitam dan misi rahasianya, karakter
yang hanya disebutkan namanya dalam versi
web (khususnya, ibu angkat Haruto) akan
menjadi pusat perhatian dan memainkan peran
penting dalam cerita, dan bagi Anda yang telah
membaca versi
web-nya, akan banyak hal yang dapat dinikmati!
Terakhir, beberapa kata terima kasih, untuk Ai
Takahashi, yang telah membuat ilustrasi untuk
buku ini dan manga-nya.
Saya sangat berterima kasih kepada Anda
karena telah menghidupkan karakter-karakter
unik ini.
Saya yakin akan ada banyak tantangan di masa
depan karena mereka terus berkembang dan
semakin banyak karakter yang bermunculan.
Terima kasih sebelumnya!
Kepada semua editor di KLN Books, dan editor
pribadi saya, Kurita-san.
Kami bekerja lebih cepat dari jadwal kali ini,
jadi saya rasa saya tidak menyebabkan banyak
masalah... Saya harap.

Saya menantikan kerja sama tim kita yang
berkelanjutan!
Dan akhirnya, para pembaca.
Terima kasih dari lubuk hati yang paling
dalam, nantikan lebih banyak lagi manga dan
light novelnya, baik kalian mengikuti versi web
atau tidak, saya harap kalian menikmati buku
ini.
Sai Sumimori

Jitsu Wa Ore Saikyou Deshita - Volume 01

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Jitsu Wa Ore Saikyou Deshita - Volume 01

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Am I Actually The Strongest?

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 11

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 12

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 14

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 15

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 17

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 18

Kurang dari satu jam setelah bereinkarnasi,

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 20

Aku tidak punya kata-kata untuk

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 21

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 22

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 24

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 25

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 26

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 27

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 28

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 29

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 30

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 32

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 33

Sambil merenung, saya terus membuat

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 34

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 36

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 37

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 38

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 39

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 40

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 41

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 42

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 44

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 45

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 46

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 48

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 50

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 52

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 53

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 55

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 56

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 57

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 58

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 59

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 60

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 61

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 62

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 63

Dengan bulu yang lembut semerah api dan

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 64

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 65

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 66

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 67

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 68

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 70

Yang lainnya adalah penghalang penglihatan

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 71

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 73

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 74

Bingo. Suaranya terdengar bernada tinggi

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 75

Katakanlah apa yang Anda inginkan, tetapi

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 77

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 78

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 79

Am I Actually The Strongest? 1 Volume 1 ANTEIKU TL | 81