Food Safety Pada Penyelenggaraan Makanan Di Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta
Food Safety Pada Penyelenggaraan Makanan Di Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh :
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
Telah disetujui dan disahkan sebagai syarat lulus mata kuliah Kepanitraan Gizi
Institusi pada
HALAMAN PENGESAHAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
A. Jenis Penelitian
B. Tempat dan Waktu
C. Populasi dan Sampel
D. Variabel Penelitian
E. Defisinisi Operasional
F. Jenis Data
G. Teknik Pengambilan Data
H. Instrument Penelitian
I. Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Bagaimana food safety dalam penyelenggaraan makanan di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan form SKP (Skor Keamanan Pangan) pada proses
penyelenggaraan makanan di RS PKU Muhammadiyah Surakarta untuk
menilai keamanan dan kelayakan produk makanan yang diproduksi.
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui kategori skor keamanan pangan dalam penyelengaraan
makanan di RS PKU Muhammadiyah Surakarta
2) Mencegah pangan atau makanan dari kemungkinan cemaran biologis,
kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan
membahayakan kesehatan manusia.
3) Mewujudkan atau menciptakan pangan atau makanan yang aman
untuk dikonsumsi serta bermutu.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Penulis dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang food
safety pada penyelenggaraan makanan dengan menggunakan skor
keamanan pangan .
2. Bagi Institusi
Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi masukan dan bahan
evaluasi bagi instalasi gizi RS PKU Muhammadiyah Surakarta tentang
pentingnya food safety pada penyelenggaraan makanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan teori
A. Definisi makanan
Dalam undang-undang tentang pangan No. 18 tahun 2012, definisi
pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, dan air, baik
yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan
atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan,
bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, atau pembuatan makanan atau minuman.
B. Food safety
Food safety diartikan sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan
untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan
benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan
kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan
budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi (UU RI No
18/2012). Tuntutan jaminan keamanan makananterus berkembang sesuai
dengan persyaratan konsumen yang terus meningkat dan seirama dengan
kenaikan kualitas hidup manusia. Hal ini menjadikan masalah keamanan
makanan menjadi sangat vital bagi industri dan bisnis pangan. CAC
(Codex Almentarius Commision) sebagai organisasi standarisasi pangan
FAO (Food Agriculture Organization) WHO (Word Health Organization)
telah mengambil langkah untuk memberikan pedoman dan mengadopsi
sistem HACCP sebagai satu-satunya sistem jaminan mutu dengan basis
keamanan pangan yang menjadi acuan pangan diseluruh dunia (Winarno,
2004).
Konsep HACCP merupakan suatu metode manajemen keamanan
pangan yang sistematis dan didasarkan pada prinsip-prinsip yang sudah
dikenal, yang ditujukan untuk mengidentifikasi bahaya yang kemungkinan
dapat terjadi disetiap tahapan pengolahan makanan. Pelaksanaan food
safety yang baik dapat mencegah terjadinya bahaya dari
mulai penerimaan bahan makanan hingga penyajian makanan kepada
konsumen.
Berikut ini adalah diagram alir makanan (food flow diagram) yang harus
diperhatikan dalam upaya mewujudkan food safety yang baik (McSwane,
et al,
2000).
Penerimaan bahan
makanan
Penyimpanan dikulkas
Penyimpanan Penyimpanan kering
beku
Persiapan
Penyajian Penyajian
Pendinginan Hol Holding
Reheating Penyajian
Penyajian
Gambar 2.1 Food Flow Diagram
4. Penyajian makanan
Berdasarkan Permenkes Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011, penyajian
makanan terdiri dari berbagai bentuk. Penyajian makanan harus diterapkan
berdasarkan prinsip-prinsip berikut ini:
1.) Setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah terpisah dan tertutup agar
tidak terjadi kontaminasi silang serta dapat memperpanjang masa saji
makanan sesuai dengan tingkat kerawanan makanan.
2.) Makanan yang mengandung kadar air tinggi (makanan berkuah) baru
dicampur pada saat menjelang dihidangkan untuk mencegah makanan
cepat rusak atau basi.
3.) Makanan yang ditempatkan dalam wadah yang sama seperti dus atau
rantang harus dipisah dari setiap jenis makanan agar tidak saling campur
aduk.
4.) Makanan yang harus disajikan panas diusahakan tetap dalam keadaan
panas dengan memperhatikan suhu makanan.
5.) Semua peralatan yang digunakan harus hygienis, utuh tidak cacat atau
rusak
6.) Setiap penanganan makanan maupun alat makan tidak kontak langsung
dengan anggota tubuh terutama tangan dan bibir.
7.) Semua yang disajikan adalah makanan yang dapat dimakan. Bahan yang
tidak dapat dimakan harus disingkirkan.
8.) Pelaksanaan penyajian makanan harus tepat dan sesuai dengan seharusnya
yaitu tepat menu, tepat waktu, tepat tata hidang, dan tepat volume (sesuai
jumlah).
D. Personal Hygiene
F. Insatalasi Gizi
Instalasi gizi merupakan fasilitas untuk melakukan poses
penanganan makanan dan minuman meliputi kegiatan pengadaan
bahan mentah, penyimpanan, pengolahan, dan penyajian makanan dan
minuman (Depkes RI, 2007). Pengolahan makanan dalam instalasi gizi
harus diperhatikan karena makanan merupakan hal krusial apalagi
makanan yang akan disajikan untuk pasien yang memiliki daya tahan
tubuh rendah dibandingkan dengan orang sehat.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan menggunakan
metode deskriptif observasional. Penelitian deskriptif yang dilakukan dengan
tujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara
objektif sedangkan penelitian observasional yaitu dilakukan dengan cara
melakukan pengamatan atau pengukuran terhadap variabel subjek penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui skor keamanan pangan pada
penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah
Surakarta
B. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah
Surakarta. Penelitian dilakukan selama 6 hari dengan pengamatan dilakukan
selama 3 hari pada tanggal 18, 20, dan 21 November 2023 dan pengolahan
data dilakukan pada tanggal 22-24 November 2023.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan ahli gizi yang
bertugas di Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah Surakarta yang
berjumlah 55 orang. Terdiri dari ahli gizi 7 orang, petugas petugas
administrasi 1 orang, petugas penerimaan dan penyimpanan 1 orang,
pelaksanaan persiapan 2 orang, pelaksanaan produksi makanan 19 orang,
pelaksanaan distribusi makanan 20 orang dan pelaksanaan distribusi
minuman 5 orang.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah petugas penerimaan dan
penyimpanan 1 orang, pelaksanaan persiapan 2 orang, pelaksanaan
produksi makanan 13 orang, pelaksanaan distribusi makanan 20 orang.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Food Safety
2. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Penyelenggaraan Makanan di
Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah Surakarta
E. Defisinisi Operasional
F. Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari
pengamatan langsung dan pengisian form skor keamanan pangan.
G. Teknik Pengambilan Data
Pengumpulan data dalam penelitian adalah dengan melakukan prosedur
sebagai berikut :
1. Melakukan pengamatan dengan meminta izin terlebih dahulu kepada
penanggung jawab lahan
2. Melakukan penilaian keamanan dan kelayakan makanan dengan aplikasi
form SKP dengan cara observasi (pengamatan) pada penyelenggaraan
makanan
3. Mengisi hasil penilaian pada form SKP
H. Instrument Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan adalah Form Penilaian Skor
Keamanan Pangan dengan melakukan pengamatan dari pemilihan dan
penyimpanan bahan makanan hingga distribusi makanan ke pasien.
I. Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat. Analisis
univariat yaitu bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik masing-masing variabel yang diteliti (Priantoro, 2018).
BAB IV
1. Kesimpulan
penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta memiliki peran penting dalam mencapai status kesehatan
optimal bagi pasien. Keamanan pangan menjadi fokus utama, dengan
penekanan pada aspek hygiene dan sanitasi dari pemilihan bahan makanan
hingga distribusi makanan. Penerapan sistem swakelola menunjukkan
tanggung jawab instalasi gizi terhadap keseluruhan kegiatan.
Proses penilaian keamanan pangan menggunakan Skor Keamanan
Pangan (SKP) dan melibatkan beberapa komponen seperti pemilihan dan
penyimpanan bahan makanan, hygiene pemasak, pengolahan bahan
makanan, dan distribusi makanan. Meskipun hasil pengamatan
menunjukkan bahwa penyelenggaraan makanan di rumah sakit tersebut
mencapai kategori baik dengan skor interpretasi rata-rata sebesar 99%,
terdapat beberapa catatan yang perlu diperhatikan, seperti pengawasan
kualitas bahan, pemakaian masker yang benar, penggunaan sarung tangan
atau alat saat memegang makanan yang sudah matang, dan pemantauan
lebih lanjut terkait keamanan pangan.
Secara keseluruhan, keselamatan pangan di rumah sakit perlu dijaga
untuk mencegah penyakit akibat makanan dan menjaga sanitasi pada
makanan atau minuman yang disajikan kepada pasien. Konsep HACCP
diadopsi sebagai sistem jaminan mutu dengan basis keamanan pangan
yang menjadi acuan di seluruh dunia. Instalasi gizi memiliki peran penting
dalam penanganan makanan dan minuman, terutama dalam konteks
perawatan pasien dengan daya tahan tubuh rendah.
2. Saran