Makalah Etika Profesi Guru Kenda
Makalah Etika Profesi Guru Kenda
Di Susun Oleh
Kenda Anastaya (22531075)
Dosen Pengampuh
Prof. Dr. H. Lukman Asha., M.Pd.I
Tidak lupa untuk dosen mata kuliah Bapak Prof., Dr.,H., Lukman Asha., M.pd.i atas materi makalah
karena dengan materi ini kami lebih dalam mengetahui Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum
Semoga dengan makalah yang kami buat dapat menambah pengetahuan teman-teman mahasiswa
lebih paham lagi tentang Profesi Guru. Tapi kami berharap penuh makalah yang kami susun ,menjadi salah
satu sumber yang dapat menambah ilmu-ilmu terutama bagian Peranan Guru dalam Pengembangan
Kurikulum.
Mudah-mudahan makalah sederhana kami ini yang telah berhasil kami susun bisa dengan mudah di
pahami oleh siapa pun yang membacanya. Meskipun makalah yang kami buat masih banyak kekurangan dam
kesalahan dalam kata atau pun kalimat, sebelimnya kami meminta maaf. Serta tidak lupa kami berharap
adanya kritik dan saran dari teman-teman yang membangung sehingga ke depanya kami bisa lebih baik lagi.
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dilihat dari sisi aktualisasinya, pendidikan merupakan proses interaksi antara guru (pendidik)
dengan peserta didik (siswa) untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ditentukan. Pendidik,
peserta didik dan tujuan pendidikan merupakan komponen utama pendidikan. Ketiganya membentuk
suatu triangle, yang jika hilang salah satunya, maka hilang pula hakikat pendidikan. Namun demikian,
dalam situasi tertentu tugas guru bisa diwakilkan atau dibantu oleh unsur lain seperti media teknologi,
namun tidak dapat digantikan. Mendidik adalah pekerjaan professional, karena itu guru sebagai pelaku
utama pendidikan merupakan pendidik professional1.
Salah satu faktor yang paling menentukan berhasilnya proses belajar mengajar dalam kelas adalah
guru. Karena itu, guru sebenarnya tidak hanya mendidik melainkan juga berfungsi sebagai orang dewasa
yang bertugas professional memindahkan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) atau penyalur ilmu
pengetahuan (transmitter of knowledge) yang dikuasai kepada anak didik. Guru juga menjadi pemimpin,
atau menjadi pendidik, dan pembimbing di kalangan anak didiknya2.
Sejalan dengan permasalahan tersebut, makalah ini akan mencoba menguraikan tentang apa yang
dimaksud dengan profesi guru dan hal-hal yang berkaitan dengannya seperti fungsi guru, tanggung jawab
profesinya dan ketrampilan dalam mengelola peserta didik. Sehingga muncul pertanyaan ; mengapa guru
perlu memahami tujuan pengajaran dan hakikat fungsi profesionalnya dalam mengajar, bagaimana
hubungan profesionalisme guru dengan peranannya dalam upaya pengembangan kurikulum dalam
pendidikan ? Untuk menjawab berbagai pertanyaan yang merupakan ruang lingkup pembahasan makalah
ini, tulisan ini akan mendeskripsikan sekaligus menganalisis dengan pendekatan ilmu kependidikan yang
bersumber dari literatur para pakar pendidikan dalam bidangnya.
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat di rumuskan beberapa
rumusan masalah tentang Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum, diantaranya :
1 Apa yang dimaksud dengan Guru Sebagai Tokoh kunci dalam Pendidikan?
2 Apa saja Tanggung Jawab Guru dalam Pendidikan?
3 Apa saja Fungsi Guru dalam Pendidikan?
C. Tujuan
1 Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Guru Sebagai Tokoh kunci dalam Pendidikan
2 Untuk mengetahui Tanggung Jawab Guru dalam Pendidikan
3 Untuk Mengetahui Fungsi Guru dalam Pendidikan
1
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan. (Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group, 2008). Hlm. 151.
2
Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam. (Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2009). Hlm. 118.
1
BAB II
Pembahasan
A. Guru Sebagai Tokoh kunci dalam Pendidikan
Dalam sistem dan proses pendidikan manapun, guru tetap memegang peranan penting, para
siswa tidak mungkin belajar sendiri tanpa bimbingan guru yang mampu mengemban tugasnya dengan
baik. Peranan guru yang begitu besar dapat ditinjau dalam arti luas dan dalam arti sempit. Dalam arti luas,
guru mengemban peranan-peranan sebagai ukuran kognitif, sebagai agen moral, innovator, dan
kooperatif.
1 Guru sebagai ukuran Kognitif
Tugas guru umumnya adalah mewariskan pengetahuan dan berbagai ketrampilan
kepada siswa. Hal-hal yang akan diwariskan itu sudah tentu harus sesuai dengan ukuran-
ukuran yang telah ditentukan oleh masyarakat dan merupakan gambaran tentang keadaan
sosial, ekonomi, dan politik masyarakat bersangkutan. Karena itu, guru harus memenuhi
ukuran kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya agar siswa dapat mencapai
ukuran pendidikan yang tinggi. Hasil pengajaran adalah merupakan hasil interaksi antara
unsur-unsur, motivasi dan kemampuan siswa, isi atau materi pelajaran yang disampaikan dan
dipelajari oleh siswa, ketrampilan guru menyampaikan dan alat bantu pengajaran yang
membantu jalannya pewarisan itu.
2 Guru sebagai agen Moral dan Politik
Guru bertindak sebagai agen moral masyarakat karena fungsinya mendidik warga
masyarakat agar melek huruf, pandai berhitung, dan memiliki berbagai ketrampilan kognitif
lainnya. Ketrampilan-ketrampilan itu dipandang sebagai bagian dari proses pendidikan moral
karena masyarakat yang telah pandai membaca dan berpengalaman akan berusaha
menghindarkan dirinya dari tindakan-tindakan kriminal dan menyimpang dari ukuran
masyarakat. Guru juga merupakan gambaran sekaligus berperan sebagai agen politik. Guru
menyampaikan sikap kultur dan tindakan politik masyarakat kepada generasi muda. Kemauan-
kemauan politik masyarakat disampaikan dalam proses pengajaran dalam kelas.
3 Guru sebagai Inovator
Berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat senantiasa berubah dan
berkembang dalam semua aspek. Perubahan dan perkembangan itu menuntut terjadinya
inovasi pendidikan yang menimbulkan perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dengan hal
yang sebelumnya. Tanggung jawab melaksanakan inovasi itu, diantaranya terletak pada
penyelenggara pendidikan di sekolah, dan guru memegang peranan utama. Guru bertangung
jawab menyebarkan gagasan-gagasan baru terhadap siswa melalui proses pengajaran di kelas.
4 Guru memegang Peranan Kooperatif
Dalam melaksanakan tugasnya, guru tidak mungkin bekerja sendiri dan mengandalkan
kemampuannya secara individual. Karena itu, para guru harus bekerja sama, baik bekerja sama
dengan sesama guru, pekerjaan-pekerjaan sosial, lembaga-lembaga permasyarakatan maupun
2
3
dengan persatuan orang tua murid. Peranan kerja sama dalam pengajaran diantara guru-guru
secara formal dikembangkan dalam sistem belajar beregu3.
B. TanggungJawab Guru dalam Pendidikan
Guru akan menunaikan tanggung jawabnya dengan baik atau dapat bertindak sebagai tenaga
pengajar yang efektif jika padanya terdapat berbagai kompetensi (pengembangan pekerjaan professional)
keguruan yakni kompetensi kepribadian yang meliputi pengenalan dan mengakui harkat dan potensi dari
setiap individu atau murid yang diajarkannya. Selanjutnya kompetensi penguasaan atas bahan pengajaran
yang meliputi menguraikan ilmu pengetahuan atau kecakapan ke dalam bentuk informasi yang
sebenarnya. Dan yang terakhir adalah kompetensi dalam cara mengajar yakni mempergunakan dan
mengembangkan media pendidikan (alat bantu atau peraga)4.
Pada hakikatnya, tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab yang besar dan penting
karena pada tatanan operasionalnya pendidikan merupakan pemberian bimbingan, pertolongan dan
bantuan dari orang dewasa atau orang yang bertanggung jawab atas pendidikan kepada anak yang belum
dewasa. Pendidikan merupakan bagian dari proses pendewasaan rohaniyah dan jasmaniyah. Guru sebagai
tenaga pendidik bertanggung jawab melaksanakan administrasi, mengelola, mengembangkan, mengawasi
dan melayani secara teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan 5.
C. Fungsi Guru dalam Pendidikan
Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan
pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk
lemah, yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada saat
meninggal. Semua itu menunjukan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam
perkembangannya, demikian halnya dengan peserta didik; ketika orang tua mendaftarkan anaknya ke
sekolah pada saat itu juga ia menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara
optimal.
Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan
berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik
secara individual, karena antara satu peserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat
mendasar. Mungkin diantara kita masih ingat, ketika duduk di kelas 1 SD, guru lah yang pertama kali
membantu memegang pensil untuk menulis, ia memegang satu demi satu tangan peserta didik dan
membantunya untuk dapat memegang pensil dengan benar. Guru pula yang memberi dorongan agar
peserta didik berani berbuat benar, dan membiasakan mereka untuk bertanggung jawab terhadap setiap
perbuatannya.
Memahami uraian di atas, betapa besar jasa guru dalam membantu pertumbuhan dan
perkembangan para peserta didik. Mereka memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam
membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta
mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara, dan bangsa. Guru juga harus berpacu dalam
pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat
mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, professional, dan
menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai berikut :
1 Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.
2 Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi peserta didik.
3 Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan dan melayani peserta didik sesuai minat,
kemampuan dan bakat.
4 Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untukdapat mengetahui permasalahan
yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya.
5 Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab .
6 Membiasakan peserta didik untuk saling bersilaturahim dengan orang lain secara wajar.
7 Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antara peserta didik, orang lain dan
lingkungannya.
8 Mengembangkan kreativitas.
3
Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling. (Bandung: Penerbit Setia Pustaka, 2012). Hlm. 185-186.
4
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. (Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara, 2008). Hlm.
262-264.
5
Anas Salahudin, Filsafat Pendidikan. (Bandung: Penerbit Setia Pustaka, 2011). Hlm. 213.
4
kadang-kadang dirasakan lebih berat dibanding profesi lainnya. Ujian berat bagi guru dalam hal
kepribadian adalah rangsangan yang memancing emosinya. Kestabilan emosi amat diperlukan
dalam hal ini.
9 Guru Sebagai Peneliti
Pembelajaran merupakan seni yang dalam pelaksanaannya memerlukan
penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian
yang ada di dalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu guru adalah seorang pencari atau
peneliti. Dia tidak tahu dan dia tahu bahwa dia tidak tahu, oleh karena itu dia sendiri merupakan
subyek pembelajaran. Dengan kesadaran bahwa ia tidak mengetahui sesuatu maka ia berusaha
mencarinya melalui kegiatan penelitian.