Urgensi Pembuktian Terbalik Dalm UU Perampasan Aset
Urgensi Pembuktian Terbalik Dalm UU Perampasan Aset
Perampasan asset adalah Upaya paksa yang dilakukan oleh negara untuk
mengambil alih penguasaan dan/atau kepemilikan Aset Tindak Pidana
berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap tanpa didasarkan pada penghukuman terhadap
pelakunya;
Permasalahan
2. Apa kategori asset tindak pidana yang dapat dirampas oleh negara?
• Pembuktian terbalik dalam Kasus Tindak Pidana Korupsi diatur dalam pasal
12B dan Pasal 37 serta Pasal 38B Undang-Undang 31 Tahun 1999
Teori-teori yang digunakan dalam Pembuktian Terbalik
a. Aset hasil tindak pidana atau asset yang diperoleh secara langsung
atau tidak langsung dari tindak pidana termasuk yang telah dihibahkan
atau dikonversikan menjadi harta kekayaan pribadi, orang lain, atau
korporasi, baik berupa modal, pendapatan, maupun keuntungan
ekonomi lainnya yang diperoleh dari kekayaan tersebut.
Pasal 5 UU Perampasan Aset Tindak Pidana
• c.Aset lain yang sah milik pelaku tindak pidana sebagai pengganti
asset yang telah dinyatakan dirampas oleh negara
• Korupsi
• Penyuapan
• Narkotika dan psikotropika
• Penyelundupan tenaga kerja
• Penyelundupan migran
• Kejahatan di bidang perbankan
• Kejahatan di bidang Pasar Modal
• Kejahatan Asuransi
• Kejahatan Kepabeanan dan Cukai
• Perdagangan Orang (human trafficking)
• Perdagangan senjata gelap
• Terorisme
• Penculikan
• Pencurian
• Penggelapan dan Penipuan
• Pemalsuan uang
• Perjuadian dan Prostitusi
• Tindak pidana lain yang diancam dengan pidana penjara 4 tahun atau lebih
Konklusi
• Permasalahan 1
Untuk membuktikan suatu Asset Tindak Pidana harus dibuktikan terlebih dahulu
latar belakang perolehan asset tersebut, apakah diperoleh dari usaha, hibah atau
waris yang diperoleh secara sah dan tidak mengandung unsur melawan hukum
sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang-undangan atau tidak diperoleh
dengan cara merugikan keuangan negara, tujuannya adalah agar tercapai kepastian
hukum mengenai status asset tersebut dan tidak menimbulkan kerugian bagi pihak
lain diluar dari pihak yang terindikasi melakukan suatu perbuatan pidana.
Konklusi