Laporan Tutorial Toksik Klin II FIX
Laporan Tutorial Toksik Klin II FIX
TOKSIKOLOGI KLINIK II
KASUS II
DOSEN PENGAMPU:
INDAH SARI, S.Si.T., M.Si
LAPORAN TUTORIAL
MATA KULIAH TOKSIKOLOGI KLINIK II
DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING:
Indah Sari, S, Si, T., M.Si
Puji syukur yang dalam penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat Nya lah laporan tutorial ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Laporan tutorial ini dibuat dalam rangka memperdalam
pemahaman mengenai mata kuliah Toksikologi Klinik II dengan harapan bahwa
mahasiswa bisa lebih memahami dan mengenal materi tersebut.
Laporan tutorial ini juga dibuat untuk memenuhi tugas, penulis dalam tutorial
Menyadari bahwa laporan tutorial ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan laporan tutorial ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan
semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi kita semua.
i
LAPORAN TUTORIAL
MATA KULIAH TOKSIKOLOGI KLINIK II
Sekretaris: LisaRamadanti
Seorang laki-laki, umur 37 tahun, datang ke laboratorium dengan keluhan keluhan pusing, mual,
lemas, sesak nafas dan tremor selama tiga bulan terakhir. Pasien berprofesi sebagai penyemprot
pestisida hama tanaman golongan organoposfat. Diduga pasien mengalami keracunan sehingga
mendapat surat pengantar dari dokter untuk melakukan pemeriksaan laboratorium. ATLM
melakukan pengambilan sampel pada pasien untuk melakukan proses pemeriksaan toksikologi.
Apakah jenis sampel yang diambil pada kasus tersebut?
A. ATLM
ATLM adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi melakukan
pengumpulan sampel dan melakukan pengujian terhadap cairan tubuh, jaringan
dan subtansi lainnya. Selain itu juga memiliki kemampuan mengoprasikan
peralatan laboraturium canggih yang telah terkomputerisasi (Munawaroh, dkk,
2021).
B. Laboratorium
1
C. Tremor
Tremor adalah gerakan gemetar yang terjadi tanpa sadar dan berulang. Kondisi ini
paling sering terjadi di tangan, namun bisa juga menyerang bagian tubuh lainnya, seperti
kepala atau kaki.(Oktavia, 2018).
D. Pestisida
Pestisida adalah setiap zat atau campuran yang diharapkan untuk mencegah,
menghancurkan, atau mengontrol setiap hama termasuk vektor terhadap tanaman yang
tidak disukai dalam proses produksi dan dapat meningkatkan hasil pertanian. (Marisa,
Akbar septian. 2017).
E. Hama
Hama dalam arti luas adalah semua bentuk gangguan baik pada manusia, ternak
dan tanaman. Pengertian hama dalam arti sempit yang berkaitan dengan kegiatan
budidaya tanaman adalah semua hewan yang merusak tanaman atau hasilnya yang mana
aktivitas hidupnya ini dapat menimbulkan kerugian secara ekonomis (Manopo et
al.,2021).
F. Organoposfat
Organofosfat adalah golongan pestisida yang dipakai oleh petani untuk membasmi
hama karena mempunyai daya basmi yang kuat dan cepat dan memiliki sifat yang mudah
terurai di alam. (Ika, uwarja,dkk. 2017)
G. Toksikologi
Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia .Selain itu
toksikologi juga mempelajari jelas/kerusakan/ cedera pada organisme (hewan,
tumbuhan, manusia) yang di akibatkan oleh suatu materi substansi/energi, mempelajari
racun, tidak saja efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinya efek tersebut pada organisme
dan mempelajari kerja kimia yang merugikan terhadap organisme. Banyak sekali peran
toksikologi dalam kehidupan sehari-hari tetapi bila dikaitkan dengan lingkungan dikenal
istilah toksikologi lingkungan dan ekotoksikologi. (Casarett, Doulls, 2020).
H. Sampel
Menurut Sugiyono sampel diartikan sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh suatu populasi.
Menurut Arikunto sampel adalah sebagai bagian atau wakil dari populasi yang
diteliti.
2
Menurut Gulo sampel merupakan himpunan bagian atau subset dari suatu
populasi.
Menurut Djarwanto sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya
hendak diteliti. Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi,
adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat menggabambarkan
karakteristik populasi (Risma, Dwi, dkk. 2017).
3
Step 4 Pra Analitik, Analitik dan Pasca Analitik
A. Pra Analitik
Tahap pra analitik yaitu tahap mulai mempersiapkan pasien, menerima specimen
atau sampel, memberi identitas spesimen, mengambil spesimen,menyimpan
spesimen.
1. Persiapan ATLM
a. Mencuci tangan menggunakan 6 langkah
4
2. Sepatu Melindungi kaki dari
Laboratorium tumpahan zat
berbahaya
c. Formulir Permintaan
Pemeriksaan apakah identitas pasien, identitas pengirim, nomor
laboratorium, tanggal pemeriksaan, permintaan pemeriksaan apakah
sudah lengkap dan jelas. Apakah semua permintaan pemeriksaan sudah
ditandai, sebelum melakukan pemeriksaan perlu diperhatikan identifikasi
dan pencatatan data.
5
d. Persiapan Pasien
Pengambilan dan penerimaan pasien. Apakah specimen
dikumpulkan secara benar, dengan memperhatikan jenis spesimen.
e. Penanganan Spesimen
Apakah pengolahan specimen dilakukan sesuai persyaratan,
apakah penanganan specimen sudah benar untuk pemeriksaan khusus.
f. Persiapan Alat dan Bahan
No Gambar Nama Fungsi
1. Tabung Tabung reaksi berfungsi
reaksi untuk
tempat mereaksikan dua
larutan/bahan kimia atau
lebih,
serta sebagai tempat
mengembangbiakan
mikroba dalam media
cairan
16
4. Destiled Destiled water
water untuk menghilangkan
kontaminan bakteri, virus,
protozoa, dan bahan kimia
seperti timbal dan sulfat.
g. Persiapan Sampel
1. Sediakan alat dan bahan terlebih dahulu, lakukan pendekatan kepada petani
yang akan diambil darahnya, sehingga petani tidak merasa takut atau tegang
2. Saat pengabilan sampel, desinfeksi dengan kapas alkohol, lalu tunggu sampai
kering
3. Kemudian tusuk bagian vena yang diinginkan
4. Lalu tarik gagang belakang pada spuit sampai beberapa cc atau ml darah yang
diinginkan
5. Setelah itu, tarik spuit secara perlahan, tutup bagian penusukan dengan kapas
kering.
B. Analitik
a) Pemeriksaan Cholinesterase:
1. Darah sampel yang telah diambil dicentrifuge terlebih dahulu untuk
diambilSerumnya.
2. kemudian sediakan 2 tabung reaksi dan letakkan dalam rak tabung, pipet
reagent 1sebanyak 1000µl, lalu masukkan kedalam tabung 1 dan 2.
3. Kemudian pada tabung 1 tambahkan 20µl destiled water dan pada tabung 2
tambahkan serum sebanyak 20µl
4. Kemudian homogenkan dan inkubasi selama 3 menit dengan memakai stopwatch
17
(timer), setelah diinkubasi tambahkan reagent 2 sebanyak 250µl pada tabung 1
dan 2, kemudian inkubasi selama 2 menit, periksa dengan fotometer.
C. Pasca analitik
Kadar normal cholinesterase dalam darah adalah :
Laki-laki : 4620 – 11500 u/L
Perempuan : 3930 – 10800 u/L
Senyawa organofosfat yang banyak digunakan petani sayuran termasuk bawang merah di
antaranya klorpirifos.
Kesimpulan : Sampel yang digunakan pada pemeriksaan tersebut adalah Sampel darah
19
DAFTAR PUSTAKA
Arrasyid, M. dan A. S. (2017). Pemeriksaan Kadar Pestisida Dalam Darah Petani Bawang
Merah Di Nagari Alahan Panjang. Jurnal of Sainstekstek 9(1), 8019, 14–18.
Mayasari, D., & Silaban, I. (2019). Pengaruh Pajanan Organofosfat terhadap Kenaikan
Tekanan Darah pada Petani. Jurnal Agromedicine, 6(1), 186–193.
Rahmawati, I., & Jacub Soenjono, S. (2018). Tingkat Keracunan Pestisida Organofosfat
Pada Petani Penyemprot Sayur Di Desa Liberia Timur Kabupaten Bolaang
Mongondow Timur Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 3(2), 376–378.
Sukandar, A., & Sutarni, S. (2018). Patofisiologi tremor istirahat penyakit prankinson.
Volume: 01- nomor 03- september 2018.
11
LAMPIRAN
11
11