Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP PADANG TEPONG
Jl. Raya Padang Tepong Kecamatan Ulu Musi 31597 Kabupaten Empat Lawang
Provinsi Sumatera Selatan, Email: pkmpadangtepong@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)
PUSKESMAS RAWAT INAP PADANG TEPONG

A. PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor
yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu,
kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan hal
tersebut pemerintah telah melaksanakan visi Indonesia sehat pada tahun 2010
yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup
dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu, adil, merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi
tingginya.
Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama
sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, di
mana sekitar 29 juta (80%) justru terjadi di negara yang sedang berkembang (WHO,
2010). Peningkatan kematian akibat PTM di masa mendatang diproyeksikan akan
terus terjadi sebesar 15% (44 juta kematian) dengan rentang waktu antara tahun
2010 dan 2020. Kondisi ini timbul akibat perubahan perilaku manusia dan
lingkungan yang cenderung tidak sehat terutama pada negara-negara berkembang.
Di Indonesia, telah terjadi transisi epidemiologi penyakit, dimana penyebab
kematian akibat penyakit menular mengalami penurunan dalam kurun waktu
tahun 1995-2007 dari 44,2 % menjadi 28,1 %, namun sebaliknya kematian akibat
PTM mengalami peningkatan dati 41,7 % menjadi 59,5 %. Riset kesehatan dasar
tahun 2013 menunjukan prevalensi PTM antara lain penyakit Stroke 12,1 per
1000, Penyakit Jantung Koroner 1,5 %, Gagal Jantung 0,3 %, Diabetes Melitus 6,9
%, Gagal Ginjal 0,2 %, Kanker 1,4 per 1000, Penyakit Paru Obstruktif Kronik 3,7 %
dan Cidera 8,2 %.
Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan
tanda klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada stadium
lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada
dirinya. Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukan bahwa 69,6% dari
kasus diabetes melitus dan 63,2% dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosis.
Disisi lain, masyarakat yang memiliki kesadaran untuk memeriksakan
kesehatannyasecara rutin masih jauh pada harapan. Hal ini berimplikasi terhadap
keterlambatan dalam penanganan dan menimbulkan komplikasi PTM, bahkan
berakibat kematian lebih dini.
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya, yaitu merokok,
diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkohol.
Mencegah dan mengendalikan faktor risiko relatif lebih murah bila dibandingkan
dengan biaya pengobatan PTM tetapi perilaku masyarakat masih cenderung tidak
sehat. Oleh karena itu, upaya yang terbaik dengan meningkatkan kepedulian
masyarakat dalam berperilaku sehat.

B. LATAR BELAKANG
Peningkatan prevalensi PTM menjadi ancaman yang serius dalam
pembangunan dibidang kesehatan karena mengancam pertumbuhan ekonomi
nasional. Oleh karena itu, upaya pengendalian PTM ditekankan pada upaya
mencegah masyarakat yang sehat agar tidak jatuh ke fase berisiko atau menjadi
sakit berkomplikasi. Pengendalian faktor risiko PTM merupakan upaya untuk
mencegah agar tidak terjadi faktor risiko bagi yang belum memiliki faktor risiko,
mengembalikan kondisi faktor risiko PTM menjadi normal kembali dan atau
mencegah terjadinya PTM bagi yang mempunyai faktor risiko, selanjutnya bagi
yang sudah menyandang PTM, pengendalian bertujuan untuk mencegah
komplikasi, kecacatan dan kematian dini serta meningkatkan kualitas hidup.
Strategi pengendalian Penyakit Tidak Menular yang efisien dan efektif adalah
pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat, masyarakat diberikan
fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor resiko
PTM dengan dibekali pengetahuan untuk melakukan deteksi dini, monitoring faktor
resiko PTM serta tindak lanjutnya, yang kemudian kegiatan ini disebut dengan Pos
Pembinaan Terpadu (POSBINDU) Penyakit Tidak Menular. Jadi Posbindu PTM
merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini
dan monitoring faktor resiko PTM serta tindak lanjutnya yang dilaksanakan secara
terpadu, rutin, dan priodik. Wujud dari usaha pemerintah dalam meningkatkan
derajat kehidupan dan kesehatan masyarakat adalah dicanangkannya pelayanan
Pos Pembinaan Terpadu di pelayanan kesehatan masyarakat tingkat dasar,
pendampingan atau kunjunga rumah, dan pemantauan penerapan Kawasan Tanpa
Rokok (KTR), sehingga masyarakat yang berumur 15 tahun keatas bisa mendeteksi
penyakit tidak menular sejak dini.
Dengan demikian, posbindu PTM sangat kita perlukan, dimana posbindu ini
dapat membantu masyarakat untuk melakukan deteksi dini tentang faktor resiko
penyakit tidak menular baik pada dirinya sendiri, keluarganya, maupun orang-
orang yang ada di lingkungannya.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan
dini faktor risiko Penyakit Tidak Menular.
2. Tujuan Khusus
a. Mencegah faktor risiko penyakit tidak menular sedini mungkin
b. Menemukan sedini mungkin faktor risiko penyakit tidak menular

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Deteksi Dini Hipertensi dan DM
2. Posbindu PTM

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Kegiatan Posbindu PTM
Persiapan dalam pelaksanaan posbindu PTM didahului dengan identifikasi
kelompok potensial yang ada di masyarakat. Secara substansial posbindu PTM
mengacu kepada kegiatan bukan terhadap tempat. Ini yang membedakan antara
posbindu PTM dengan UKBM lainnya. Kegiatan posbindu dapat berlangsung
secara terintegrasi dengan kegiatan masyarakat yang sudah aktif seperti majelis
taklim, karang taruna, dan lainnya.
Tidak jauh berbeda dengan posyandu balita dan posyandu lansia yang
terdapat sistem 5 meja, pelayanan yang diselenggarakan dalam posbindu PTM
juga diberlakukan sistem 5 meja seperti posyandu balita dan posyandu lansia,
dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Meja I
Meliputi kegiatan registrasi dan pemberian kode atau nomor urut,
pencatatan ulang buku monitoring FR-PTM ke buku pencatatan.
b. Meja II
Meliputi kegiatan wawancara yakni menelusuri faktor resiko perilaku seperti
merokok, aktivitas sehari-hari, dan lain sebagainya.
c. Meja III
Meliputi kegiatan pengukuran tinggi badan, berat badan, Indeks massa
tubuh dan lingkar perut, yang dilakukan oleh lintas sektor yaitu kader
posbindu.
d. Meja IV
Meliputi pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol total dan
trigliserida, yang dilakukan oleh lintas program yaitu tim analis kesehatan.
e. Meja V
Meliputi identifikasi faktor-faktor penyakit tidak menular, melakukan
konseling atau edukasi, serta tindak lanjut lainnya.

Alur Tidak Lanjut Dan Rujukan Kegiatan Posbindu PTM

F. SASARAN
1. Sasaran pembinaan Secara Langsung
 Posbindu PTM
Yang menjadi sasaran dalam Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
adalah masyarakat yang berumur 15 tahun keatas yang merupakan sasaran
penerima langsung manfaat pelayanan yang diberikan, yaitu masyarakat sehat,
masyarakat beresiko dan masyarakat dengan penyakit tidak menular.
2. Sasaran Pembinaan Tidak Langsung
a. Lintas sektor
b. Masyarakat
c. Kader dan Toma
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

NAMA JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEPT OKT NOV DES
NO.
POSBINDU
Deteksi √
Dini
1.
Hipertensi
Dan DM
Posbindu √ √
2.
PTM

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN, PENCATATAN, PELAPORAN DAN


MONITORING
Evaluasi kegiatan dilaksanakan setiap akhir bulan, pencatatan dan pelaporan
dilaksanakan oleh penanggung jawab program dan di laporkan kepada Kepala
Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Empat Lawang.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Rawat Inap Padang Koordinator Program PTM
Tepong

Ns.Rully Syaputra, S.Kep


NURUL ASWAH, S.KM
NIP : 198204152009041003
NIP: 196709131988032002

Anda mungkin juga menyukai