Anda di halaman 1dari 44

INTERPRETASI LITOLOGI & STRATIGRAFI

BERBASIS PENGINDERAAN JAUH


Dr. B. Kuncoro dan Dr. Ir. Sugeng Rahardja MT

Jurusan Teknik Geologi


Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta
Penafsiran batuan dapat didasarkan pada :
1. Karakteristik bentuklahan
2. Ekspresi topografi
3. Pola pengaliran

Jika singkapan batuan jarang, daerah berelief rendah,


material penutup permukaan tebal, tersebar luas dan
permukaan topografinya kurang mencerminkan keadaan
geologinya, maka analisis rinci mengenai morfologi dan
pola pengaliran diharapkan dapat memberikan petunjuk
litologinya.
Pola Pengaliran adalah rangkaian bentuk
aliran-aliran sungai pada daerah lemah tempat
erosi mengambil bagian secara aktif serta
daerah rendah tempat air permukaan mengalir
dan berkumpul.

ƒ = (lereng, litologi, struktur geologi,


vegetasi, peresapan, dan curah hujan)

Zona lemah dan bidang diskontinuitas


TEKSTUR PENGALIRAN (drainage texture)
Adalah jarak antar sungai orde 1 yang dinyatakan secara
relatif, yaitu halus, sedang, dan kasar pd skala 1:20.000
(Way, 1920).

Pemakaian tekstur pengaliran harus disertai penjelasan,


karena dapat dipahami secara bermacam-macam pada
skala yang berbeda.
Tekstur pengaliran dikendalikan oleh:
1. Iklim dan vegetasi.
2. Besar butir batuan akibat pelapukan.
3. Kemampuan peresapan.
4. Topografi dan kelerengan.
5. Tingkat erosi.
Bentuk lembah dan resistensi batuan

Resistensi batuan dipengaruhi oleh:


1. Iklim
2. Ukuran butir
3. Komposisi
4. Proses-proses yang menyertai
Bentuk lembah dan litologi
1. Bentuk lembah sempit berdinding terjal seperti huruf
V, umumnya disusun oleh batuan berbutir kasar,
seperti breksi dan batupasir kasar.

2. Bentuk lembah agak sempit berdinding agak terjal-


landai seperti huruf V landai sampai U agak terjal. Ciri
di atas umumnya disusun batuan berbutir sedang,
seperti batupasir.

3. Bentuk lembah landai berdinding landai seperti huruf


U landai, umumnya disusun oleh batuan berbutir
halus, seperti batulempung.
BATUAN SEDIMEN

Pada daerah berbatuan sedimen lebih banyak memberi-


kan informasi litologi dan struktur bila dibandingkan
dengan daerah berbatuan beku atau metamorf.

Lapisan batuan sedimen yang berlapis dengan sifat yang


berbeda, jika tersingkap akan memperlihatkan perbedaan
topografi antara batuan yang resisten dan batuan yang
kurang resisten.

Seandainya efek topografi tidak begitu jelas, maka perbe-


daanya masih dapat dikenali dari vegetasi atau perbeda-
an kumpulan rona pada masing-masing lapisan batuan.
BATUAN SEDIMEN KLASTIKA BERBUTIR KASAR

Seperti breksi, konglomerat dan batupasir dengan ciri


pada foto udara adalah sebagai berikut :
1. Topografi
a.Pada iklim basah: perbukitan masif dengan kemi-
ringan terjal. Umumnya lebih resisten, sehingga
membentuk caprock pada batuan disekelilingnya dengan
batas sebaran jelas dan tajam. Residual soil umumnya
tipis pada bagian puncak dan pada bagian bawahnya
menjadi lebih tebal.
b.Pada iklim kering: soil sangat tipis, sehingga ben-tuk
kekar sangat jelas. Sering memperlihatkan te-bing yg
curam. Pada lapisan mendatar, puncak2 bukitnya
mempunyai ketinggian yg hampir sama.
BATUAN SEDIMEN KLASTIKA BERBUTIR KASAR
2. Pola Pengaliran
a. Pada iklim basah: dendritik dng tekstur kasar sam-pai
sedang, tetapi tergantung pada pola rekahan,
sehingga kadang menunjukkan pola pengaliran
angular atau rectangular.
b. Pada iklim kering: karena dikontrol oleh tipisnya soil
dan pola rekahan yang berkembang, maka pola
pengaliran umumnya dendritik sampai sub-angular
dengan tekstur sedang-kasar.
3. Rona
a. Pada iklim basah: cerah adanya banding yang
menunjukkan perlapisan atau perselingan dengan
batuan sedimen lainnya.
b. Pada iklim kering: cerah dan kadang banded
BATUAN SEDIMEN KLASTIKA BERBUTIR KASAR

4. Alur Liar
a. Pada iklim basah: umumnya sedikit dengan
bentuk V
b. Pada iklim kering: jarang dan tidak beraturan.

5. Vegetasi
a. Pada iklim basah: tidak begitu lebat tapi seragam,
terdapat jenis tumbuhan yang berbeda pada sisi
tebing karena kandungan air yang berbeda.
b. Pada iklim kering: vegetasi jarang, kadang lebat
disepanjang lembah. Pola pemukiman cenderung
mengikuti lembah utama.
Batuan Sedimen Klastik Berbutir Halus

Termasuk dalam kelompok ini adalah batulempung,


lanau, serpih dan napal. Ciri-ciri pada foto udara adalah
sebagai berikut :
1. Topografi
– Pada iklim basah: membentuk bukit rendah dengan
puncak membulat atau perbukitan bergelombang.
Pembentukan soil umumnya sangat tebal.
– Pada iklim kering: umumnya membentuk lereng
terjal dengan lembah yang dalam, bukit membulat.
Bidang perlapisan dapat diamati dengan jelas.
Batuan Sedimen Klastik Berbutir Halus

2. Pola Pengaliran
a. Pada iklim basah: dendritik dengan tekstur sedang
sampai halus, peranan pola struktur pengaliran
kurang.
b. Pada iklim kering: dendritik dengan tekstur halus,
menunjukkan kecepatan limpasan sungai cepat
dan batuan yang kedap air.
3. Rona
a. Pada musim basah: abu-abu gelap dan mottled,
disebabkan oleh perbedaan kelembaban dan
kandungan organik.
b. Pada iklim kering: abu-abu cerah sampai abu-abu
gelap dan seragam, disebabkan warna soil dan
kandungan mineralnya.
Batuan Sedimen Klastik Berbutir Halus

4. Alur Liar
a. Pada iklim basah: bergelombang dengan slope
landai.
b. Pada iklim kering: bergelombang dengan lereng
yang agak terjal, bentuknya agak vertikal.
5. Vegetasi
a. Pada iklim basah: sedikit tetumbuhan
b. Pada iklim kering: umumnya jarang, biasanya
ditutupi oleh ilalang dan belukar.
Pola pengaliran
dasar Dendritic

Rangkaian bentuk aliran


sungai seperti ranting po-
hon, menyatu pada
sungai utama dengan
sudut kecil searah aliran.

Makna geologi: sedikit di -


pengaruhi faktor struktur
geologi dan pada material
kedap air, dan bertekstur
halus.
Pola pengaliran ubahan
Dendritic: Pinnate

Ditandai oleh banyaknya alur


liar yang berdekatan, menya-
tu di sungai utama dengan
sudut kecil. Umum pada
batuan yang mudah tererosi,
teksturnya halus seperti bulu
akar.
BATUAN KARBONAT

Termasuk dalam kelompok ini secara khusus adalah


batugamping. Ciri-ciri pada foto udara sebagai berikut :
1. Topografi
a. Pada iklim basah: akibat pelarutan menyebabkan
terbentuknya karst (dolena, uvala, lokva, dll).
Pada batuan dengan kemiringan landai atau datar
akan membentuk bukit-bukit kerucut atau
membulat (conical hills)
b. Pada iklim kering: umumnya membentuk cap
dengan puncak rata, tidak memberikan bentuk
karst topografi.
BATUAN KARBONAT
2. Pola Pengaliran
– Pada iklim basah: umunya internal, aliran sungai
terputus-putus. Sungai utamanya memberikan
bentuk kelokan runcing mengikuti adanya sistem
rekahan yang terdahulu.
– Pada iklim kering: angular-dendritik dng tekstur se-
dang sampai halus. Sungai2 umumnya intermitten.
3. Rona
– Pada iklim basah: berbintik-bintik (mottled) gelap
sampai abu2. Bintik-bintik hitam disebabkan oleh
adanya air yang terperangkap didaerah sinkhole.
– Pada iklim kering: abu2 terang, seragam (uniform)
BATUAN KARBONAT

4. Alur Liar
a. Pada iklim basah: bergelombang dengan rona
yang cerah mengelilingi sinkhole.
b. Pada iklim kering: tidak jelas
5. Vegetasi
a. Pada iklim basah: jarang, tetapi berkat usaha
penghijauan, maka tumbuhan dapat lebat seperti
di Wonosari-Pacitan sekitarnya.
b. Pada iklim kering: sangat jarang.
BATUAN SEDIMEN
BERLAPIS TIPIS DAN MENDATAR
2. Pola Pengaliran
– Pada iklim basah : dendritik dengan tekstur sedang,
hampir mirip pola pengaliran pada serpih didaerah
iklim basah.
– Pada iklim kering : dendritik dengan tekstur halus
BATUAN SEDIMEN
BERLAPIS TIPIS DAN MENDATAR
2. Pola Pengaliran
– Pada iklim basah : dendritik dengan tekstur sedang,
hampir mirip pola pengaliran pada serpih didaerah
iklim basah.
– Pada iklim kering : dendritik dengan tekstur halus
3. Rona
– Pada iklim basah : abu-abu sedang, uniform
– Pada iklim kering : abu-abu halus dengan banding
yang rapat, bentuk banding ini menunjukkan
adanya perlapisan.
BATUAN SEDIMEN
BERLAPIS TIPIS DAN MENDATAR
4. Alur Liar
– Pada iklim basah : bergelombang
– Pada iklim kering : tidak jelas
5. Vegetasi
– Pada iklim basah : didaerah lebih lebat daripada
dipuncak, umumnya tetumbuhan uniform.
– Pada iklim kering : tetumbuhan jarang, yang ada
sebagian besar adalah semak dan ilalang.
BATUAN SEDIMEN BERLAPIS TEBAL & MENDATAR

Ciri-ciri pada foto udara adalah sebagai berikut :


1. Topografi
a. Pada iklim basah: adanya bentuk teras dengan
puncak-puncak bukit yang hampir sama
ketinggiannya. Batupasir berlereng terjal, serpih
berlereng landai, dan adanya batupasir
memperlihatkan efek pelarutan pada batuan
tersebut.
b. Pada iklim kering: perbukitan dengan ketinggian
hampir sama, memperlihatkan bentuk undak.
Batugamping dan batupasir menunjukkan lereng
terjal, sedangkan serpih berlereng landai.
BATUAN SEDIMEN BERLAPIS TEBAL & MENDATAR
2. Pola Pengaliran
a. Pada iklim basah: dendritik dengan tekstur sedang
sampai kasar. Adanya batugamping akan menye-
babkan bentuk2 akibat pelarutan seperti sinkhole
dan natural tunnel dengan sungai utama sering
mempunyai pola angular.
b. Pada iklim kering: umumnya dendritik dengan
tekstur sedang sampai halus.
3. Rona
a. Pada iklim basah: menunjukkan adanya banding
b. Pada iklim kering: adanya banding, vegetasi pada
batuan dengan permeabilitas buruk dapat menye-
babkan rona lebih gelap dari batuan sekitarnya
yang mempunyai permeabilitas lebih baik.
BATUAN SEDIMEN BERLAPIS TEBAL & MENDATAR

Ciri-ciri pada foto udara adalah sebagai berikut :


4. Alur Liar
– Pada iklim basah : sangat bervariasi, tetapi pada
umumnya bergelombang. Batugamping
memberikan bentuk alur dengan warna yang
terang.
– Pada iklim kering : tidak jelas
5. Vegetasi
– Pada iklim basah : vegetasi tumbuh dengan baik.
– Pada iklim kering : tetumbuhan sedikit, sebagian
besar ditutupi oleh ilalang atau semak belukar.
BATUAN SEDIMEN BERLAPIS DENGAN
KEMIRINGAN
Ciri-ciri pada foto udara adalah sebagai berikut :
1. Topografi
– Pada iklim basah : perlapisan antar batuan yang
resisten memberikan bentuk perbukitan yang
sejajar dan tajam. Perselingan antara kedua macam
batuan yang resisten dan tidak resisten akan
memberikan bentuk perselingan antara perbukitan
yang curam dan yang landai.
– Pada iklim kering : membentuk perbukitan yang
sejajar dan runcing.
2. Pola Pengaliran
– Pada iklim basah : umumnya dendritik dan trellis
POLA PENUTUP
LITOLOGI TOPOGRAFI RONA LEMBAH
PENGALIRAN LAHAN
Batupasir
Iklim Basah Masif, lereng Dendritik kasar Cerah Berbentuk V Hutan
curam
Ikllim Kering Tabular, Datar Angular, Cerah Beberapa,
dendritik banding tidak Ada Terbuka
sedang-halus
Serpih
Batulempung
Ikim Basah Bukit landai Dendritik se- Mottled Berbentuk U Terolah
dang-halus kusam Tebingnya
Iklim Kering Bukit Dendritik Cerah curam Terbuka
membulat sedang-halus banding
curam
Batugamping
Iklim Basah Topografi Internal Mottled Putih Terolah
karst melingkar
Iklim Kering Bukit tabular Angular– Cerah Beberapa Terbuka
datar dendritik sedang tidak Ada
Topografi
Iklim Tropis karst tropis Internal Cerah Tidak Ada Terbuka/
seragam hutan
Pola pengaliran dasar
Multi-basinal

Diterapkan untuk semua bentuk depresi, baik pada


batuan yang mudah larut (batugamping) maupun
akibat erosi dan pengendapan secara glasial dan
aeolian.
BATUAN BEKU

• Pada daerah berbatuan beku dalam,


mempunyai kecenderungan mencakup daerah
yang luas atau sempit memanjang dan
homogen, tidak menunjukkan perlapisan,
tetapi sering mempunyai sistem kelurusan
tertentu.
• Pada daerah berbatuan beku luar, biasanya
ditandai oleh bentuklahan khusus seperti
kerucut gunungapi, kawah, kaldera dan pada
gunung api strato ditandai oleh punggungan
sebagai pencerminan dari aliran lava.
BATUAN BEKU EKSTRUSIF

Berasosiasi dengan bentuklahan gunung berapi :


aliran lava, kerucut lava atau abu, kawah, maar,
dataran tufa, volcanic neck dan dyke (Tabel 6.2.)
BATUAN BEKU INTRUSIF

Pada foto udara dicirikan oleh :


1. Topografi
– Pada iklim basah : intrusi plutonik
memberikan bentuk topografi masif
membulat kadang seperi kubah dengan
lereng agak terjal, bongkah-bongkah akan
terakumulasi pada dasar lembah
– Pada iklim kering : intrusi batuan plutonik
memberikan bentuk yang kasar, membulat
dengan tebing yang tajam, bongkah
berserakan dipuncak atau dasar perbukitan
yang nampak sebagai bintik-bintik kecil.
BENTUK VULKANIK PADA FOTO UDARA
DICIRIKAN DENGAN :
• Topografi : cider cones mempunyai bentuk
membulat yang merupkan indikasi aktivitas
vulkanik, bila tererosi akan terlihat adanya
bentuk jenjang vulkanik atau retas yang
melingkar.
• Pola pengaliran : secara keseluruhan radial
dengan anak sungai kadang menunjukkan pola
paralel.
• Rona : abu-abu gelap
• Alur liar : bergelombang dengan arah
penyebaran paralel, mempunyai rona yang
ALIRAN BASALT PADA FOTO UDARA
DICIRIKAN DENGAN :
• Topografi : yang landai, bila tererosi akan
memberikan bentuk mesa atau plateau.
• Pola pengaliran : paralel dengan tekstur kasar.
• Rona : gelap dan kadang berbintik, bintik-
bintik ini disebabkan oleh adanya soil yang
tidak homogen.
• Alur liar : tidak menentu
• Vegetasi : pada aliran basalt muda umumnya
jarang ditumbuhi oleh vegetasi, tetapi pada
bentuk aliran basalt yang tua vegetasinya bisa
CIRI-CIRI DYKE PADA FOTO UDARA :

• Topografi : lebih resisten dari batuan di


sekelilingnya (yang diterobos), sehinggga
memberikan bentuk perbukitan yang tajam,
membulat, memanjang dan kadang
membentuk kurva. Bila batuan intrusif kurang
resisten dibanding dengan batuan di
sekitarnya, maka akan terbentuk suatu depresi.
• Pola pengaliran : karena ukurannya kecil
biasnya tidak membentuk pola pengaliran
tertentu.
• Rona : kontras terhadap sekelilingnya
Pola pengaliran dasar Radial
Rangkaian bentuk aliran sungai yang menyebar dari
satu pusat. Pola ini banyak dijumpai pada gunungapi
di Indonesia.
BATUAN PIROKLASTIK

Tufa fragmental pada foto udara dicirikan


dengan :
• Topografi : perbukitan terjal, penyebaran
relatif mendatar karena ketinggian bukit tidak
merata.
• Pola pengaliran : dendritik dengan tekstur
halus.
• Rona : abu-abu gelap sampai abu-abu cerah.
• Alur liar : berbentuk V dengan ukuran yang
berbeda-beda.
BATUAN PIROKLASTIK

Aliran berlapis pada foto udara dicirikan dngan :


• Topografi : perbukitan dengan lereng
berbentuk undak.
• Pola pengaliran : dendritik-paralel, anak
sungai umumnya lengkung seperti sabit.
• Rona : berwarna cerah dan dikelilingi oleh
warna gelap.
• Alur liar : bervariasi.
• Vegetasi : sangat lebat pada daerah iklim
basah (humid) dan sebaliknya sangat jarang
pada daerah iklim kering (arid).
BATUAN METAMORF

Pada daerah berbatuan metamorf ditandai oleh


kelurusan yang sejajar atau agak sejajar yang
disebabkan oleh foliasi, tetapi ada beberapa
yang sangat masif menyerupai batuan beku.
Topografinya umumnya memperlihatkan bentuk
yang tidak teratur.

Zona lemah dan bidang diskontinuitas


BATUAN METAMORF

• Mengidentifikasikan batuan metamorf dari


foto udara bukanlah hal yang mudah, karena
tidak dapat dikenali berdasarkan bidang
perlapisan dan struktur perlapisan seperti
pada batuan sedimen. Tetapi pada batuan
metamorf lebih mudah mengenal struktur
kelurusan karena adanya foliasi.
• Menurut Allum (1960), lineament yang
disebabkan oleh perlapisan dapat dibedakan
lineament yang disebabkan oleh cleavage atau
foliasi
BATUAN METAMORF

Ciri-ciri pada foto udara yang mungkin dapat


membantu adalah :
1.Bentuk topografi umumnya kasar.
2.Pola pengaliran biasanya mengikuti pola rekahan.
3.Perbedaan rona yang khas dari tumbuhan pada
metamorf yang disebabkan oleh kelurusan yang
relatif kecil dan penyebaran tumbuhan yang berbeda
akibat adanya bidang foliasi dan kekar-kekar sangat
membantu dalam mengidnetifikasi.
4.Umumnya jenis-jenis pola pengaliran sungai lebih
Pola pengaliran dasar
Contorted

Aliran sungai utama


membalik dengan pola yg kurang teratur, punggungan
dan lembah tidak menerus dibanding recurved trellis.
Umumnya pada daerah yang dikontrol struktur geolo-
gi, labil, tektonik aktif, dan batuan metamorf.
KARAKTERISTIK BENTUKLAHAN
UNTUK INTERPRETASI
LITOLOGI

Anda mungkin juga menyukai