SKRIPSI
Oleh
Salsa Fajar Dini
NIM. 11160970000061
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Oleh
Salsa Fajar Dini
NIM. 11160970000061
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Sains (S.Si)
Oleh:
SALSA FAJAR DINI
NIM. 11160970000061
Menyetujui,
Pembimbing I,
Mengetahui,
Ketua Program Studi Fisika
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
Pembimbing I,
Mengetahui,
iii
LEMBAR PERNYATAAN
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
This research was conducted in Soe District, South Central Timor Regency, East
Nusa Tenggara Province. South Central Timor Regency, especially in the Soe
District area, has the potential for mineral resources of the type of manganese. The
research was conducted using the Geoelectric method which is an active
geophysical method to study electrical properties in the earth by injecting current
into the earth. This research aims to identify the distribution of minerals below the
earth's surface based on resistivity values or specific resistance and chargeability
so that they can be correlated with geological data and rock outcrop data at the
research location. In this research, two geoelectrical methods were used, namely
the resistivity method and the Induced Polarization method with the Wenner-
Schlumberger configuration. Data were collected on five tracks, namely, 01 trails,
02 trails, 03 trails, 04 trails, and track 05, the track taken along 94 meters by 2
meters of space between the electrodes. Research data processing was carried out
using RES2DINV, Googole Earth Pro and Voxler 4. Based on the results of the
research, a correlation was obtained with a resistivity value of 5 - 213 Ωm and a
chargeability value of 6 - 38 msec which is clay rock, sandstone inserts, limestone
and manganese minerals. The distribution of minerals in the research location in
Soe Subdistrict, South Central Timor Regency, East Nusa Tenggara Province is
spread on track 01, track 03, track 04 and track 05.
vi
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan
karuniaNya. Tidak lupa Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi pembimbing seluruh
umat manusia. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, guna
memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
7. Bapak Ir. Heru Sri Naryanto, M.Si selaku wali pembimbing yang telah
memberikan banyak masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
8. Seluruh staff karyawan PTRRB, terutama kepada Ibu Neneng, Bapak
Rochman, Kak Somim, Adik Febri yang telah menerima penulis dengan
baik di PTRRB dan memotivasi penulis.
9. Teman-teman seperjuangan semasa PKL hingga Skripsi, Dinniar
Damayanti dan Mawali Indah N yang telah menyemangati penulis dari
awal hingga akhir menyelesaikan penyusunan skripsi ini dan selalu ada
di saat suka dan duka.
10. Sahabat GIRLSQ, Salsabila Firdausi Hidayah, Mutia Rismiani, Hizba
Millatina N dan Niken Aprilia Eka P yang telah menjadi sahabat dari
saat Maba hingga saat ini dan selalu menghibur penulis.
11. Seseorang yang selalu ada di saat penulis butuhkan, selalu
menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi dan menjadi tempat
keluh kesah, terima kasih Ahmad Azandi.
12. Sahabat COS semasa SMA di VCR, Yunita, Imas, Ana, Anggit, Amal,
Ariandi, Aldi, Reihandio dan Gilang yang telah menghibur penulis serta
saling support satu sama lain.
13. Sintha Mupid, Kristya Jasmine dan Jovani yang telah menemani penulis
mencari Wi-Fi di McD.
14. Ananda Reggy, Fauziah Larasati dan Merry Nur serta teman-teman
seperjuangan Fisika angkatan 2016 khususnya Peminatan Geofisika
yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
yang dapat disampaikan ke alamat e-mail penulis Salsafd@gmail.com. Besar
harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak
khususnya dalam bidang geofisika.
Jakarta, 2021
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN iii
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Batasan Masalah 4
1.4 Tujuan Penelitian 4
1.5 Manfaat Penelitian 4
1.6 Sistematika Penulisan 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Jenis-jenis Batuan 6
2.1.1 Batuan Beku 6
2.1.2 Batuan Sedimen 7
2.1.3 Batuan Metamorf 8
2.2 Mineral 8
2.3 Kondisi Geologi Regional 12
2.3.1 Geomorfologi Wilayah 12
2.3.2 Geologi Regional Daerah Penelitian 13
2.3.3 Struktur Geologi 16
2.3.4 Penelitian Terdahulu di Kabupaten Timor Tengah Selatan 17
2.4 Metode Geofisika 18
2.5 Metode Geolistrik 19
2.6 Metode Resistivitas 20
2.6.1 Konsep Dasar Metode Resistivitas 21
2.6.2 Resistivitas Semu 22
ix
2.6.3 Konfigurasi Elektroda 24
2.7 Metode Induced Polarization 28
2.7.1 Timbulnya Polarisasi Pada Batuan 29
2.7.2 Prinsip Pengukuran Induced Polarization 31
2.7.2.1 Kawasan Waktu (Time Domain) 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 34
3.2 Peralatan dan Bahan Penelitian 35
3.3 Tahapan Penelitian 35
3.4 Pengolahan Data dan Pemodelan 2-Dimensi Res2Dinv 37
3.5 Pengolahan Data dan Pemodelan 3-Dimensi Voxler 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 42
4.1 Hasil Analisa Penelitian 42
4.2 Hasil dan Interpresi Penampang 43
4.2.1 Lintasan 01 43
4.2.2 Lintasan 02 45
4.2.3 Lintasan 03 47
4.2.4 Lintasan 04 50
4.2.5 Lintasan 05 51
4.3 Hasil Korelasi Penampang 2-Dimensi 53
4.4 Analisis Pola Penyebaran Mineral 3-Dimensi 55
4.4 Analisis Pola Penyebaran Mineral 3-Dimensi 58
BAB V PENUTUP 59
5.1 Kesimpulan 59
5.2 Saran 60
DAFTAR PUSTAKA 61
x
DAFTAR GAMBAR
xi
Gambar 3.6 Contoh Persebaran 3-Dimensi Induced Polarization 41
Gambar 3.7 Contoh Solid Persebaran 3-Dimensi Induced Polarization 41
Gambar 4.1 Persebaran Titik Lintasan Penelitian 42
Gambar 4.2 Penampang Lintasan 01 44
Gambar 4.3 penampang Lintasan 02 46
Gambar 4.4 Penampang Lintasan 03 48
Gambar 4.5 Penampang Lintasan 04 50
Gambar 4.6 Penampang Lintasan 05 52
Gambar 4.7 Informasi Data Korelasi Untuk Menentukan
Keberadaan Mineral 53
Gambar 4.8 Hasil Penampang 3-Dimensi 56
Gambar 4.9 Korelasi Persebaran Mineral 3-Dimensi Titik Pertama 56
Gambar 4.10 Korelasi Persebaran Mineral 3-Dimensi Titik Kedua 57
Gambar 4.11 Peta Kedalaman Bawah Permukaan Lintasan 01-05 58
xii
DAFTAR TABEL
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
“Milik-Nya-lah apa yang ada di langit, apa yang di bumi, apa yang di antara
keduanya dan apa yang ada di bawah tanah.”
Allah adalah pencipta semua yang ada, karena itu milik-Nya lah apa saja
yang ada di langit seperti matahari, bulan, dan planet, serta apa saja yang ada di
bumi seperti tumbuhan, hewan, dan manusia, apa saja yang ada di antara keduanya
seperti awan, dan apa saja yang ada di bawah tanah, seperti bahan tambang dan
sumber mineral [1].
1
2
felspar, kaolin, dolomit dan lempung [2]. Seiring majunya teknologi, kebutuhan
manusia akan mineral logam maupun non-logam sangat signifikan. Mineral logam
sering dimanfaatkan manusia dalam berbagai industri. Sedangkan mineral non-
logam sering dimanfaatkan dalam bahan bangunan, bahan mineral keramik dan
bahan mineral industri.
Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki sumber daya alam yang sangat
melimpah. Salah satu dari sumber daya alam tersebut adalah cadangan mineral
meliputi logam mangan, chrome, nikel, tembaga dan emas. Potensi mangan yang
cukup besar dan tersebar di seluruh kabupaten di pulau Timor. Dari segi susunan
batuannya, 40% dari Provinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari batuan Kompleks
Bobonaro, yang dikenal memiliki kandungan mangan tinggi [3].
Penerapan Teknologi (BPPT) yang berupa data mentah geolistrik untuk mengetahui
endapan mineral di bawah permukaan lokasi penelitian.
Metode tersebut menggunakan sumber buatan yang berupa arus listrik yang
diinjeksikan ke permukaan bumi. Metode geolistrik banyak digunakan untuk
mengetahui struktur bawah permukaan tanah. Dalam penelitian ini, digunakan
metode geolistrik berupa metode resistivitas (tahanan jenis) dan metode Induced
Polarization (polarisasi terinduksi). Metode geolistrik resistivitas memanfaatkan
nilai resistivitas semu suatu batuan yang menunjukkan adanya perbedaan jenis
batuan setiap lapisan. Sedangkan metode Induced Polarization memanfaatkan nilai
kapasitif bawah permukaan. Konfigurasi yang digunakan yaitu Wenner-
Schlumberger. Konfigurasi tersebut merupakan gabungan antara konfigurasi
Wenner dan konfigurasi Schlumberger. Konfigurasi tersebut memiliki cakupan
secara horizontal dan vertikal.
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
2.2 Mineral
Mineral berperan penting dalam pembentukan permukaan bumi dan
pembentukan batuan. Mineral adalah bahan padat yang terbentuk secara
alamiah, tersusun oleh satu unsur atau lebih, mempunyai komposisi kimia
tertentu dan memiliki bentuk kristal yang teratur. Ada lebih dari 4.000
mineral yang berbeda, dan masing-masing dibedakan oleh komposisi
kimianya dan struktur kristalnya [6].
1. Bentuk Kristal
2. Berat Jenis
3. Warna
4. Bidang Belah
5. Kekerasan
6. Kilap
7. Goresan
90% dari berat kerak bumi terdiri dari mineral silikat dan hampir 100% dari
mantel bumi [9].
2. Mineral Non-Silikat
Mineral non-silikat merupakan mineral yang pembentukannya
bukan dari unsur silikat. Mineral non-silikat hanya ditemukan 8% dari kerak
bumi. Secara umum mineral ini hanya terdiri dari komposisi kimia yang
sederhana, berupa unsur. Contohnya ialah jika suatu unsur logam
bersenyawa dengan satu unsur yang berbeda seperti sulfur atau oksigen.
Mineral non-silikat dapat digunakan sebagai perhiasan yaitu emas (Au),
perak (Ag) [6].
Gambar 2.6 Peta Topografi Lembar Kabupaten Timor Tengah Selatan [11]
Relief ketinggian antara 0-500 sekitar 49% dan relief 500 meter ke
atas sekitar 51% di atas permukaan laut (dpl) dengan ketinggian 0-500 Mdpl
seluas 2.086,88 m2, 500-1000 Mdpl seluas 1.556,98 m2, 1000-2000 Mdpl
seluas 276,15 m2, 1500-2000 Mdpl seluas 74,92 m2 dan ketinggian 2000-
2500 Mdpl seluas 2,91 m2 [12].
Tabel 2.2 Jenis Batuan Geologi Wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan [13]
Statigrafi pada daerah penelitian dimulai dari yang tertua ke muda adalah
sebagai berikut :
Secara litologi terdiri dari dua bagian pokok: (a) lempung bersisik,
(b) bongkah-bongkah asing yang bermacam-macam ukurannya. Lempung
bersisik ini merupakan matrik dari bongkah-bongkah asing yang berasal
dari batuan yang lebih tua. Bongkah-bongkah asing tersebut antara lain batu
pasir bermika dari formasi bisane, batu gamping dari formasi cablac, rijang,
batuan ultrabasa, lava bantal dan batugamping krinoida dari formasi
maubisse, batuan dari komplek mutis, formasi ofu, formasi nakfunu dan
batuan-batuan yang lain. Pada Komplek Bobonaro kadang-kadang
ditemukan sebaran kongkresi mangan dan gipsum di sekitar desa Basleo,
sebelah timur Nikiniki serta di daerah antara desa Ponu dan Kaubeleh,
sebelah barat Atapupu [10].
Besaran yang diukur adalah resistivitas listrik [19]. Konsep dasar metode
resistivitas adalah hukum Ohm.
2𝜋∆𝑉 1
𝜌𝑎 = 1 1 1 1 (2.1)
1 ( 1 − 2 )−( 3 − 4 )
𝑟 𝑟 𝑟 𝑟
2𝜋
𝐾= 1 1 1 1 (2.2)
( 1 − 2 )−( 3 − 4 )
𝑟 𝑟 𝑟 𝑟
𝐾.∆𝑉
𝜌𝑎 = (2.3)
𝐼
penetrasi arus yang diperoleh yang tentu juga sangat ditentukan oleh kuat
arus yang dialirkan melalui elektroda arus [22].
2. Dipole-Dipole
3. Pole-Dipole
4. Pole-Pole
𝑘 = 2𝜋𝐴 (2.6)
5. Schlumberger
Dimana :
𝜋 = konstanta
∆𝑉
𝜌𝑎 = 𝑛(𝑛 + 1)𝜋𝑎 (2.10)
𝐼
1. Polarisasi Elektroda
Polarisasi elektroda atau polarisasi logam dapat terjadi jika
adanya proses elektrolisis dalam suatu mineral logam dan larutan
elektrolit terdapat beda tegangan antara ion positf dan ion negatif.
Selama beberapa detik arus listrik DC akan menimbulkan efek
polarisasi di dalam batuan dan tanah. Arus listrik tersebut
mengakibatkan ion-ion dalam tanah mengarah ke mineral logam
yang berada di dalam batuan atau tanah [18].
2. Polarisasi Membran
𝑉𝑠 (𝑡1 )
𝐼𝑃 𝐸𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡 = 𝑉𝑝
𝑥100% (2.11)
1 𝑡2
𝑀= ∫ 𝑉 (𝑡)𝑑𝑡
𝑉𝑝 𝑡1 𝑠
(2.12)
33
METODOLOGI PENELITIAN
34
35
Gambar 3.3 Susunan Data Resistivitas dan IP (kiri) dan Topografi (kanan)
Dalam Notepad
Line 5 : Tipe dari posisi x untuk datum (Masukkan 0 jila letak elektroda pertama
diketahui, masukkan 1 jika titik tengahnya diketahui).
38
Line 11, dst : Posisi x, spasi elektoda, faktor pemisah elektoda (n), nilai resistivitas
semu yang terukur untuk datum point pertama, nilai chargeability metode Induced
Polarization.
Line Terakhir Topografi : Penutup setelah data topografi dengan diakhiri empat kali
0 (nol).
42
43
4.2.1 Lintasan 01
1,9 – 4,8 Ωm didominasi warna biru pada jarak 37 – 47 meter. Pada lapisan
kedua dengan kedalaman 2,5 – 8 meter dan ketebalan ±6 meter, lapisan ini
diduga merupakan batuan lempung.
4.2.2 Lintasan 02
Pada gambar 4.3 terlihat pada range resistivitas >3,3 dan Induced
Polarization sangat beda dengan lintasan 03, hal tersebut bisa dikarenakan
terjadinya perbedaan nilai lingkungan sekitarnya. Namun dari pola
resistivitas dan Induced Polarization menunjukkan pola yang sama.
4.2.3 Lintasan 03
4.2.4 Lintasan 04
4.2.5 Lintasan 05
Berdasarkan gambar 4.7 didapatkan data yang telah dikorelasi bahwa geologi
daerah penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Korelasi Antara Nilai Resistivitas yang Diperoleh Dengan Tabel
Resistivitas
Tabel 4.8 Hasil Korelasi Antara Nilai Chargeability yang Diperoleh Dengan
Tabel Chargeability
Pada gambar 4.9 terlihat bahwa korelasi pesebaran mineral ditemukan pada
lintasan 01, 03 dan 04 pada jarak lintasan 38 meter. Nilai chargeabilitas yang
didapatkan sebesar 9,5675 msec sampai 38,27 msec. Pada lintasan 02 tidak
ditemukannya mineral dikarenakan nilai chargeabilitas yang sangat kecil.
Peta kedalaman pada bawah permukaan lintasan 01-05 yang terlihat pada
Gambar 4.11. Data yang dimasukkan dalam surfer 13 berupa data x dan y
merupakan koordinat lokasi penelitian dalam UTM dan data z merupakan data
elevasi. Peta ini bertujuan untuk mengetahui kedalaman bawah permukaan pada
daerah penelitian. Dalam hal ini penulis mengambil data nilai chargeabilitas pada
kedalaman 0,5 meter dan 7,91 meter, dimana pada kedalaman tersebut ditemukan
mineral pada batuan lempung, sisipan batu pasir dan batu gamping.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi melalui pemodelan 2-
Dimensi dan 3-Dimensi yang telah dikorelasikan dengan nilai resistivitas
dan chargeability pada penampang serta dengan informasi geologi lainnya,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penulis telah mengolah data mentah resistivitas dan Induced Polarization
menggunakan software RES2DINV untuk menghasilkan penampang 2D
dan Voxler 4 untuk menghasilkan penampang 3D yang kemudian
dikorelasikan dengan data geologi regional pada lokasi penelitian.
2. Hasil analisis dalam menentukan mineral dari semua lintasan tersebut
didapatkan pada nilai resistivitas 2,9 – 14,5 Ωm dan chargeability 5,6 – 11,5
msec terdapat jenis batuan lempung berdasarkan singkapan terdapat batuan
lempung karbonatan dan termasuk formasi batuan komplek bobonaro
(Tmb), pada nilai resistivitas 15 – 213 Ωm dan chargeability 12 – 38 msec
terdapat jenis batuan lempung karbonatan, sisipan baru pasir dan batu
gamping, berdasarkan singkapan batuan terdapat mineral logam mangan
termasuk ke dalam formasi batuan komplek bobonaro (Tmb).
3. Sebaran mineral pada lokasi penelitian di Kecamatan Soe, Kabupaten Timor
Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur tersebar pada lintasan 01
nilai resistivitas 11,9 – 29,5 Ωm dan chargeability 6 – 8,4 msec terindikasi
non-logam, lintasan 03 nilai resistivitas 22,1 – 177 Ωm dan chargeability
20,3 – 30,8 msec terindikasi logam mangan, lintasan 04 nilai resistivitas 3-
7 Ωm dan chargeability 3,8 – 4,7 msec terindikasi non-logam, lintasan 05
nilai resistivitas 4,2 – 5,6 Ωm 8 – 9,1 msec terindikasi non-logam.
Sedangkan pada lintasan 02 tidak ditemukan indikasi potensi mineral
dikarenakan nilai chargeability yang rendah.
4. Keberadaan mineral di Kecamatan Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan
tersebar di lintasan 01 terindikasi mineral non-logam pada jarak 3 – 9 m
kedalaman 0,5 – 3,7 m, 37 – 47 m kedalaman 2,5 – 8 m, dan 77 – 83 m
59
60
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian ini, untuk memaksimalkan hasil penelitian
maka penulis menyarankan untuk :
[1] D. Surah, A. Al, S. Thaha, and M. Musa, “ ﺔﻳﺍﺪﻫ ﻥﺎﺴﻧﻹﺍ ﺴﻔﺘﺑﲑ ﻥﺍﺮﻘﻟﺍTafsir Al
Qur ’ an,” pp. 1–492.
[2] Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, “Pemutakhiran Data dan
Neraca Sumber Daya Mineral dan Batubara Status 2019,” 2019.
[3] “NTT: Curah Hujan Rendah, Sumber Daya Alam Melimpah,” Kementrian
Energi dan Sumber Daya Mineral, 2009. [Online]. Available:
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/ntt-curah-hujan-
rendah-sumber-daya-alam-melimpah. [Accessed: 09-Mar-2020].
[7] T. Zera, GEOLOGI Langkah Awal Mengenal Bumi, Cetakan pe. Jakarta,
2007.
[9] D. Noor, Pengantar Geologi, Edisi Kedu. Bogor: Pakuan University Press,
2012.
61
62
[12] Buku Putih Sanitasi Kabupaten Timor Tengah Selatan. Bappeda Kabupaten
Timur Tengah Selatan, 2013.
[18] & D. A. K. Telford, M.W., L.P. Geldart, R.E. Sheriff, “Applied Geophysics
Second Edition.” Cambridge University Press., New York, 1990.
[22] S. Ahmad Amin, “Rancang Bangun Prototipe Alat Ukur Resistivitas Tanah
Skala Laboratorium,” Universitas Hasanuddin, 2017.