Person in Charge
Head of Geophysical Engineering Department
Engineering Faculty
Universitas Lampung
Editor in Chief
Ir. Rahmat Catur Wibowo, S.T., M.Eng., IPM.
Editorial Member
Sandri Erfani, S.Si., M.Eng., Geophysical Engineering, Universitas Lampung, INA
I B Suananda Yogi, S.T., M.T., Geophysical Engineering, Universitas Lampung, INA
Isti Nur Kumalsari, S.T., M.T., Geophysical Engineering, Universitas Lampung, INA
Istifani Ferucha, S.T., Geophysical Engineering, ITB, INA
Postal Address
Jurusan Teknik Geofisika, Fakultas Teknik Universitas Lampung
Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung
Telp. (0724)704947 Fax. (0721)704947
Email: jge.tgu@eng.unila.ac.id
Website: https://jge.eng.unila.ac.id/index.php/geoph
JGE Peer-Reviewer
Prof. Dr. Ir. Hendarmawan, M.Sc., Universitas Padjajaran, Indonesia
Prof. Suharso, P.hD., Universitas Lampung, Indonesia
Prof. Dr. Ir. Binarko Santoso, R&D Centre for Mineral and Coal Technology, Indonesia
Prof. Dr. Drs. Sismanto, M.Si., Universitas Gadjah Mada, Indonesia
Prof. Sri Widyantoro, M.Sc., P.hD., Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Prof. Adi Susilo, Universitas Brawijaya, Indonesia
Prof. Ir. Lambok Hutasoit, M.Sc., P.hD., Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Prof. Dr. Supriyadi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
M. Yusuf Nur Khakim, Ph.D., Universitas Sriwijaya, Indonesia
Dr. Muksin Umar, Universitas Syiah Kuala, Indonesia
Dr. Tedi Yudistira, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Dr.Eng. Supriyanto Suparno, M.Sc., Universitas Indonesia, Indonesia
Dr.Eng. Imam Achmad Sadisun, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Dr.Eng. Suryantini, M.Sc., Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Dr. Maman Hermana, Universiti Teknologi Petronas, Malaysia
Dr. S.S. Rita Susilawati, Coal and Geothermal Mineral Resources Center, Indonesia
Dr. Sri Hidayati, Volcanology, Mitigation and Geological Disasters Center, Indonesia
Dr. Eko Januari Wahyudi, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Dr.Eng. Asep Saepuloh, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Dr.rer.nat. Wiwit Suryanto, S.Si., M.Si., Universitas Gadjah Mada, Indonesia
Dr. Arif Ismul Hadi, M.Si., Universitas Bengkulu, Indonesia
Dr. Eng. Yunus Daud, Dipl.Geotherm.Tech., M.Sc., Universitas Indonesia, Indonesia
Dr. Syukri Surbakti, Universitas Syiah Kuala, Indonesia
Ir. Dida Kusnida, M.Sc., R&D Centre for Marine Geology, Indonesia
Imam Setiadi, S.Si., M.T., R&D Centre for Marine Geology, Indonesia
Drs. Eddy Supriyana, M.Si., Universitas Padjajaran, Indonesia
Herning Dyah Kusuma W., M.Eng., Institut Teknologi Nasional Yogyakarta, Indonesia
Rahmadi Hidayat, S.T., M.Eng., University of Wollongong, Australia
Tri Winarno, S.T., M.Eng., Universitas Diponegoro, Indonesia
M. Haris Miftakhul Fajar, S.T., M.Eng., Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Indonesia
M. Firman Gazhali, S.Pd., M.T., Universitas Lampung, Indonesia
Normansyah, S.Si., M.Si., PT. PHE ONWJ, Indonesia
Ruhul Firdaus, S.T., M.T., Institut Teknologi Sumatera, Indonesia
Rian Amukti, S.Si., M.Sc., LIPI, Indonesia
Volume 09, Issue 02, July 2023 p-ISSN: 2356-1599
e-ISSN: 2685-6182
TABLE OF CONTENTS
131 Identifikasi Lapisan Akuifer Wilayah Aceh Besar Berdasarkan Korelasi Data
Electrical Logging dan Cutting, P. Nabilah, Z. Masrurah, Ikhlas, R.R. Putra
142 Identifikasi Struktur Lapisan Tanah Pada Lahan Gambut Dengan Metode
Resistivitas Konfigurasi Wenner-Schlumberger, E. Sapina, L. Handayani, J.
Pebralia
Teknologi Sumatera; Jl. Terusan Ryacudu, Desa Way Hui, Jati Agung, Lampung Selatan, Lampung
35365
3Pusat Riset dan Inovasi Teknologi Kebumian dan Mineral, Institut Teknologi Sumatera; Jl.
Terusan Ryacudu, Desa Way Hui, Jati Agung, Lampung Selatan, Lampung 35365
Received: 2023, January 13th Abstrak. Fomasi Kuantan merupakan batuan tertua pada terrane
Accepted: 2023, June 9th Sumatra Barat yang tersingkap di Ngalau Basurek, Sijunjung, Sumatra
Barat. Penelitian tentang batugamping Formasi Kuantan masih relatif
Keywords: sedikit sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Kuantan Formation; karakteristik mikrofasies dan diagenesis batugamping Formasi
Microfacies; Kuantan. Penelitian dilakukan dengan membuat lintasan geologi
Ngalau Basurek; disepanjang Goa Ngalau Basurek. Deskripsi petrografi digunakan
West Sumatra. untuk menentukan mikrofasies, zona fasies, dan diagenesis
batugamping. Formasi Kuantan di Ngalau Basurek menunjukkan
memiliki empat mikrofasies yaitu mudstone, coated bioclastic
grainstone, peloid grainstone, dan batugamping kristalin yang
Corespondent Email:
dikelompokkan ke dalam standar mikro fasies 11. Lingkungan
angga.widiatama@gl.itera.ac.id
pengendapan Formasi Kuantan berada pada carbonate platform
margin sand shoal (FZ 6). Terdapat dua lingkungan diagenesis dari
batugamping Formasi Kuantan yaitu lingkungan burial-marine yang
How to cite this article: ditandai dengan mikrit yang mengalami neomorfisme menjadi sparit
dan lingkungan meteoric vadose-phreatic yang ditandai dengan semen
Widiatama, A.J., Hendrawan, tipe blocky dan drusy yang mengisi rekahan pada batugamping.
R.N., & Siahaan, S.R. (2023). Lingkungan burial terjadi saat umur Karbon hingga Permian
Mikrofasies dan Diagenesis sedangkan lingkungan meteoric terjadi pada umur Trias hingga
Anggota Batugamping Formasi Kuarter.
Kuantan di Ngalau Basurek,
Sumatera Barat, Indonesia. Abstract. The Kuantan Formation is the oldest rock in the West
Jurnal Geofisika Eksplorasi, Sumatran terrane exposed in the Basurek Ngalau, Sijunjung, West
09(02), 111-121. Sumatra. Research on the limestones of the Kuantan Formation is still
111
Mikrofasies dan Diagenesis Anggota Batugamping Formasi Kuantan Widiatama et al
112
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) 09 (02) 2023, 111-121
menjadi batu sabak serta filit, dan anggota Eoendothyranopsis dan Archaediscus yang
batugamping (Silitonga & Kastowo, 1995). menandai umur Visean atau Karbon Tengah
Anggota batugamping Formasi Kuantan (Fontaine & Gafoer, 1989) Umur Visean
yang dijumpai di Jambi terdiri dari (Karbon Tengah) dikonfirmasi dengan
batugamping berwarna putih, abu-abu, penemuan fosil konodon Gnathodus girtyi
hingga kemerahan, setempat dapat dijumpai rhodesi (Metcalfe, 2013).
lensa rijang dan sisipan lapisan kuarsit dan Batugamping Formasi Kuantan
batulanau. Anggota batugamping Formasi tersingkap di sepanjang sungai Kuantan
Kuantan di Bukittinggi terdiri dari mengandung koloni koral tabular
batugamping dengan bioklas berupa alga Syringopora, fasciculate Tetracorallia
serta butiran karbonat berupa oolit dan Siphenodendron dan alga Koninckopora
pisolit yang ditafsirkan terbentuk pada inflata, yang mengindikasikan umur Visean
lingkungan intratidal hingga supratidal (Vachard, 1989b, dalam Fontaine & Gafoer,
(Vachard, 1989a, dalam Fontaine & Gafoer, 1989). Keberadaan batugamping dengan
1989). Silitonga & Kastowo (1995) koloni koral dan lapisan alga
menafsirkan batugamping Formasi Kuantan mengindikasikan lingkungan pengendapan
memiliki umur antara Karbon Awal hingga pada laut dangkal, perairan yang hangat
Permian tengah. Singkapan batugamping di yang beriklim sub-tropis hingga tropis
Sungai Agam diantara jalan Bukit Tinggi- (Vachard, 1989b, dalam Fontaine & Gafoer,
Pekanbaru dijumpai alga Koninckopora dan 1989).
foraminifera berupa Paleotextularia,
Gambar 1. Lokasi penelitian berada di wilayah Geopark Nasional Ranah Minang Silokek serta secara
regional masuk dalam Formasi Kuantan.
113
Mikrofasies dan Diagenesis Anggota Batugamping Formasi Kuantan Widiatama et al
114
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) 09 (02) 2023, 111-121
penelitian adalah butiran karbonat yang pada lingkungan dengan salinitas normal
memiliki karakteristik mayoritas bioklastika dan terkena gelombang secara konstan dan
terselimuti lapisan mikrit atau mengalami berada diantara storm wave base hingga fair
mikritisasi (Gambar 4b dan 4c), bentuk weather wave base (Flügel & Munnecke,
butiran yang membundar, peloid terbentuk 2010; Purkis dkk., 2019; Michel dkk., 2019).
115
Mikrofasies dan Diagenesis Anggota Batugamping Formasi Kuantan Widiatama et al
Gambar 3. Foto singkapan batugamping Formasi Kuantan di Ngalau Basurek, (a) Batugamping kristalin
titik 22/SRS/01, (b) Coated bioclastic grainstone dengan ornamen hasil pelarutan pada batugamping titik
22/SRS/04, (c) Peloid grainstone pada titik 22/SRS/07, dan (d) Pelarutan pada batugamping Mudstone
yang menciptakan rongga (titik 22/SRS/12).
116
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) 09 (02) 2023, 111-121
ditandai dengan neomorfisme yang terjadi sehingga berada di sebelah selatan dari
pada batugamping yang menyebabkan Terrane Sibumasu yang telah mengalami
mikrit berubah menjadi sparit (Larsen & amalgamasi dengan Terrane Cathaysia pada
Chilingarian, 2010). zaman Devon (Barber dkk., 2005; Barber &
Pada Trias terjadi perubahan pemekaran Crow, 2009). Hadirnya sesar mendatar besar
Lempeng Samudra Mesotethys (Domeier & (Shear zone) mampu menyebabkan
Torsvik, 2014) yang memicu terbentuknya terjadinya magmatisme yang membentuk
sesar mendatar menganan pada Terrane pluton di sepanjang bidang sesar (Allen &
Cathayasia yang menyebabkan Allen, 2013; Hennig dkk., 2017) sehingga
terbentuknya Medial Sumatra Tectonic Zone membentuk satuan granit Trias (Silitonga &
(MSTZ) yang aktif hingga Kapur Awal Kastowo, 1995) menyebabkan
sehingga menyebabkan Terrane Cathaysia pengangkatan pada anggota batugamping
terbagi menjadi dua menjadi Terrane Malaya Formasi Kuantan yang ditandai dengan
Timur dan Terrane Sumatra Barat (Barber pembentukan kekar yang selanjutnya terisi
dkk., 2005; Barber & Crow, 2009). Terrane oleh mineral kalsit pada lingkungan
Sumatra Barat bergerak relatif kearah barat diagenesis meteoric (Gambar 4a).
Pel.
K
Pel.
Bioklas
Bioklas
Gambar 4. Foto mikroskopis nikol sejajar batugamping Formasi Kuantan di Ngalau Basurek (a)
Batugamping kristalin lokasi 22/SRS/01 (K=Kalasit), (b) Peloid grainstone (Pel.) lokasi 22/SRS/05, (c)
Coated bioclastic grainstone lokasi 22/SRS/06, dan (d) Mudstone lokasi 12/SRS/12.
Pada Kapur Akhir terjadi kolisi secara Tektonik Pulau Sumatra mengalami fase
diakronus Terrane Sumatra Barat dan ekstensional sehingga membentuk cekungan
Terrane Woyla (Barber, 2000; Zahirovic dkk., sedimen (Pulonggono dkk., 1992). Pada
2014; Advokaat dkk., 2018) yang umur Eosen, subduksi lempeng Indo-
menyebabkan batugamping mengalami Australia dibawah Sundaland secara oblique
pengangkatan dan tersingkap di permukaan mulai aktif dan membentuk sesar besar
sehingga membentuk kekar yang terisi Sumatra yang berakibat pembentukan horst
mineral kuarsa berbentuk kristal blocky dan dan half graben (Fernandez dkk., 2016).
drusy yang memotong kekar berurat kalsit Batugamping Formasi Kuantan di Ngalau
yang berumur relatif lebih tua (Gambar 5c). Basurek ditafsirkan terangkat menjadi horst
117
Mikrofasies dan Diagenesis Anggota Batugamping Formasi Kuantan Widiatama et al
atau batuan alas yang terangkat sedangkan meteoric vadose (Gambar 5d). Selama Kapur
bagian graben akan diisi oleh sedimen hingga Kuarter peristiwa pengangkatan
berumur Paleosen hingga Miosen seperti menyebabkan pembentukan goa dan
Formasi Brani, Formasi Sangkarewang, dan ornamen goa (Gambar 2). Hubungan antara
Formasi Ombilin (Koesoemadinata & lingkungan diagenesis anggota batugamping
Matasak, 1981; Koning, 1985; Noeradi dkk., Formasi Kuantan di Ngalau Basurek dan
2005; Husein dkk., 2018). Pengangkatan ini peristiwa tektonik Cekungan Ombilin
menyebabkan batugamping tersingkap yang ditunjukkan dengan Gambar 7.
ditunjukkan dengan lingkungan diagenesis
Styl.
K
K
Bioklas
K
Bioklas
Pel.
K
Gambar 5. Foto mikroskopis nikol sejajar batugamping Formasi Kuantan di Ngalau Basurek (a)
Batugamping kristalin (K) lokasi 22/SRS/14 terbentuk akibat neomorfisme pada mudstone yang
merubah mikrit menjadi mikrosparit, (b) Stylolites (Styl.) beramplitudo tinggi lokasi 22/SRS/10, (c)
Rekahan terisi kalsit berbentuk blocky dan drusy yang saling potong memotong lokasi 22/SRS/03, dan
(d) Coated bioclastic grainstone lokasi 22/SRS/11.
118
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) 09 (02) 2023, 111-121
Gambar 7. Hubungan diagenesis anggota batugamping Formasi Kuantan dengan stratigrafi regional
(Silitongan & Kastowo, 1995; Koesoemadinata & Matasak, 1981; Barber dkk., 2005).
119
Mikrofasies dan Diagenesis Anggota Batugamping Formasi Kuantan Widiatama et al
120
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) 09 (02) 2023, 111-121
Noeradi, D., Djuhaeni, & Simanjuntak, B. (2005). Environments. CCOP Technical Papers, 19.
Rift Play in Ombilin Basin Outcrop, West United Nations, Bangkok, 31-40.
Sumatra. In the 13th Annual Convention Vachard, D. (1989b). A Rich Algal Microflora from
Proceeding of Indonesian Petroleum the Lower Permian of Jambi Province. In:
Association, p.39-51. Fontaine, H. & Gafoer, S. (1989). The Pre-
Pulunggono, A., Haryo, A., & Kosuma, C.G. (1992). Tertiary Fossils of Sumatra and Their
Pre-Tertiary and Tertiary Fault Systems as A Environments. CCOP Technical Papers, 19.
Framework of The South Sumatra Basin: A United Nations, Bangkok, 59-69.
Study of SAR-Maps, Jakarta. Proceedings Wadood, B., Khan, S. & Li, H. (2022). Middle
Indonesian Petroleum Association 21st Annual Permian Mixed Siliciclastic‐Carbonate System
Convention. on the Northwestern Margin of the Indian
Purkis, S.J., Harris, P. & Cavalcante, G. (2019). Plate, Pakistan: Implications for Paleoclimate
Controls of Depositional Facies Patterns on A and Carbonate Platform Evolution. Acta
Modern Carbonate Platform: Insight from Geologica Sinica, English Edition, 96(1),
Hydrodynamic Modeling. The Depositional pp.321-336.
Record, 5(3), pp.421-437. Wilson, J.L. (1975). The Lower Carboniferous
Silitonga, P.H. & Kastowo, D. (1995). Geological Waulsortian Facies in Carbonate Facies in
Map of the Solok Quadrangle (5/VIII), Sumatra, Geologic History (pp. 148-168). Springer, New
Scale 1: 250000. Geological Survey of York, NY.
Indonesia, Ministry of Mines, Bandung. Zahirovic, S., Seton, M. & Müller, R.D. (2014). The
Vachard, D. (1989a). Microfossils and Microfacies Cretaceous and Cenozoic Tectonic Evolution
of The Lower Carboniferous Limestones. In: of Southeast Asia. Solid Earth, 5(1), pp.227-
Fontaine, H. & Gafoer, S. (1989). The Pre- 273.
Tertiary Fossils of Sumatra and Their Click or tap here to enter text.
121