Anda di halaman 1dari 40

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang terus
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, serta
dengan perkenan-Nya Seminar Geologi Nuklir dan Sumber Daya
Tambang Tahun 2019 dengan tema “Pengelolaan Bahan Galian Nuklir
untuk Mendukung Industri Mineral di Indonesia”, dapat terlaksana
pada hari ini, 16 Oktober 2019, di Gedung Pertemuan PAIR, Jakarta.

Para peneliti dan akademisi nasional telah banyak menghasilkan


penelitian tentang pertambangan dan pemanfaatan sumber daya alam
lokal, namun masih banyak yang belum didiseminasikan dan
dipublikasikan secara luas, sehingga tidak dapat diakses oleh
masyarakat maupun industri yang membutuhkan. Atas dasar tersebut,
seminar ini menjadi salah satu ajang bagi para peneliti dan akademisi
nasional untuk mempresentasikan penelitiannya, sekaligus bertukar
informasi dan memperdalam masalah penelitian, serta
mengembangkan kerjasama yang berkelanjutan hingga hilirisasi hasil-
hasil penelitiannya.

Seminar ini diikuti oleh peneliti, akademisi, serta praktisi di bidang


pertambangan dari seluruh Indonesia, yang telah membahas berbagai
bidang kajian dalam kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolahan,
dan pengelolaan lingkungan dalam rangka memberikan pemikiran dan
solusi untuk mendukung perkembangan industri mineral di Indonesia.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan Pusat


Teknologi Bahan Galian Nuklir – BATAN, Pembicara Kunci, Pemakalah,
Peserta, Panitia, dan Sponsor yang telah berupaya mensukseskan
seminar ini. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa meridhoi semua
usaha baik kita.

Ketua Panitia SGNSDT2019

Kurnia Trinopriawan, MT

SEMINAR GEOLOGI NUKLIR DAN SUMBERDAYA TAMBANG 2019 1


DENAH RUANGAN

SEMINAR GEOLOGI NUKLIR DAN SUMBERDAYA TAMBANG 2019 2


AGENDA SGNSDT 2019

SEMINAR GEOLOGI NUKLIR DAN SUMBERDAYA TAMBANG 2019 3


NO. WAKTU (WIB) KEGIATAN NARASUMBER/FASILITATOR
1 08.00-08.15 Registrasi peserta
2 08.15-08.30 Pembukaan:
- Induksi Keselamatan
- Menyanyikan lagu Indonesia Raya
- Pembacaan doa Heri Syaeful, MT
3 08.35-08.40 Sambutan Ketua Panitia Kurnia Trinopiawan, MT
4 08.40-08.50 Pembukaan Seminar Kepala Batan
5 08.50-09.00 Peluncuran Buku Sejarah Uranium Indonesia Ngadenin, ST
6 09.00-09.15 REHAT KOPI
7 09.15-09.35 Keynote Speaker 1: Kebijakan Daur Bahan Bakar Nuklir Kepala Batan/Deputi TEN
8 09.35-09.55 Keynote Speaker 2: Regulasi Pertambangan Logam Dr. Muhammad Wafid (Direktur Pembinaan
Tanah Jarang Program Mineral dan Batu Bara – Dirjen
Minerba Kementrian ESDM)
9 09.55-10.15 Keynote Speaker 3: Peran BUMN dalam Perkembangan Dr. Trenggono Sutioso (Direktur Pengembangan
Industri Mineral Indonesia Usaha dan Niaga – PT TIMAH)

10 10.15-10.45 Diskusi 1
11 10.45-11.05 Special Session: Presentasi alat Micro-XRF M4 Tornado Chew Moi Yi (PT. Dynatech - Bruker Regional)

12 11.05-11.25 Keynote Speaker 4: Airborne Survey dalam Eksplorasi Dr. Ir. Eko Budi Lelono (Pusat Survey Geologi -
Mineral Badan Geologi Kementrian ESDM)
13 11.25-11.45 Keynote Speaker 5: Ekstraksi Logam Tanah Jarang dari Prof. Dr. Johny Wahyuadi Mudaryoto
Naturally Occurring Radioactive Materials (NORM) Soedarsono (Departemen Teknik Material dan
Metalurgi - Universitas Indonesia)
14 11.45-12.15 Diskusi 2
15 12.15-13.15 Istirahat (Sholat dan Makan siang)
16 13.15-14.00 Seminar Poster Penyaji Poster
17 14.00-14.20 Best Paper 3: Studi Fasa dan Sifat Thermal Lantanum Sari Hasnah Dewi (PSTBM - BATAN)
Oksida Berbasis Monasit
18 14.20-14.40 Best Paper 2: Spektroskopi Reflektansi Sampel Tanah Arie Naftali Hawu Hede (Teknik Pertambangan
dan Batuan yang Mengandung Mineral Pembawa Unsur ITB)
Tanah Jarang dan Radioaktif
19 14.40-15.00 Best Paper 1: Validitas dan Realibilitas Data Estimasi Adi Gunawan Muhammad (PTBGN - BATAN)
Kadar Uranium Sektor Lembah Hitam, Kalan,
Kalimantan Barat
20 15.00-15.15 REHAT KOPI
21 15.15-15.45 Diskusi 3

22 15.45-16.00 Penutupan Seminar Kepala PTBGN

SEMINAR GEOLOGI NUKLIR DAN SUMBERDAYA TAMBANG 2019 4


DAFTAR ABSTRAK

No. Nama Instansi Judul

Estimasi Sebaran Lava Basal dengan Pemodelan 3D Menggunakan


Haerul Anwar, Eddy Hartantyo,
1 Fisika, UGM Data Anomali Magnetik di Daerah Watuadeg, Kecamatan Berbah,
Sismanto
Kabupaten Sleman, DIY
Budi Sulistijo, Bryan Brama
2 Tambang ITB Eksplorasi Terestrial Bahan Galian Radioaktif di Daerah Karst
Ramadhan, Chusharini Chamid
Arie Naftali Hawu Hede,
Muhammad Anugrah Firdaus, Yogi
La Ode Prianata, Tambang ITB, Spektroskopi Reflektansi Sampel Tanah dan Batuan yang
3
Mohamad Nur Heriawan, Syafrizal, PTBGN BATAN Mengandung Mineral Pembawa Unsur Tanah Jarang dan Radioaktif
Heri Syaeful, Ichwan Azwardi Lubis

Siti Aisyah, Agus Setiawan, Lilis Identifikasi Keterdapatan Potensi Vanadium pada Endapan Placer
4 Indahsari, M. Mahdy Muhadzdzib, IST AKPRIND Pasir Besi di Daerah Pantai Goa Cemara Berdasarkan Analisis
Fandy Sealtiel Reka Remote Sensing, Geologi, dan Geokimia

Dessensa, Agung Candra Setiawan, Pemodelan Bawah Permukaan untuk Analisis Perlapisan Batuan
5 Yoyok Ragowo S.S, Alfian Ajie IST AKPRIND Penyusun Akuifer dengan Konfigurasi Schlumberger di Desa
Pangestu, Asri Oktaviani Pendoworejo Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo DIY

Barry Majeed Hartono, Ahmad Magmatisme Granitik dan Potensi Endapan Uranium di Pulau
6 Geologi ITB
Najili Belitung
Roni Cahya Ciputra, Adi Gunawan Deteksi Gua Bawah Tanah dengan Metode Tahanan Jenis: Studi
7 PTBGN BATAN
Muhammad Kasus Gua Bribin, Kabupaten Gunung Kidul
Ersina Rakhma, Bambang Priadi, Penentuan Nilai Ambang Anomali Kadar Batuan Uranium dan
8 Ilsa Rosianna, Kurnia Setiawan PTBGN BATAN Thorium menggunakan Kurva Probabilitas di Daerah Mamuju,
Widana Sulawesi Barat
Adi Gunawan Muhammad, Validitas dan Reliabilitas Data Estimasi Kadar Uranium Sektor
9 PTBGN BATAN
Frederikus Dian Indrastomo Lembah Hitam, Kalan, Kalimantan Barat
Adhika Junara K, Mirna B G, Ersina
Studi Keterdapatan Uranium, Torium Dan Logam Tanah Jarang
10 Rakhma, Datu Kamajati, Agus PTBGN BATAN
Pada Sedimen Dasar Laut Di Perairan Bangka
Setyanto, Ngadenin
Windi Anarta Draniswari, Tyto Proses Magmatik dan Pascamagmatik pada Batuan Alkalin
11 PTBGN BATAN
Baskara Adimedha, Widodo Pembawa U-Th di Daerah Trans Boteng, Mamuju, Sulawesi Barat
Dwi Haryanto, Adhika Junara
12 PTBGN BATAN Interpretasi Data Gradiometer Magnetik Daerah Ahu, Mamuju
Karunianto
Fadiah Pratiwi, Mirna Berliana
Karakteristik Log Spektral Gamma Ray dan Hubungannya dengan
Garwan,
13 PTBGN BATAN Pengayaan Unsur Radioaktif di Sumur TKDK-5, Mamuju, Sulawesi
Ekky Novia Stasia Argianto
Barat

Heri Syaeful, Ersina Rakhma,


14 PTBGN BATAN Reliabilitas dan Deviasi Data Radiometri di Mamuju, Sulawesi Barat
Rachman Fauzi
Heri Syaeful, Wira Cakrabuana, Investigasi Tanah di PTBGN-BATAN, Pasar Jumat, Jakarta,
15 PTBGN BATAN
Yoshi Rachael Indonesia
Adhika Junara K, Yoshi Rachael, Dwi
Evaluasi Hasil Pengukuran Seismik Refraksi Menggunakan
Haryanto,
16 PTBGN BATAN Seismograf DAQ LINK III Berdasarkan Data Pemboran di KNPJ-
Heri Syaeful
PTBGN dan PUSPITEK Serpong

SEMINAR GEOLOGI NUKLIR DAN SUMBERDAYA TAMBANG 2019 5


DAFTAR ABSTRAK

No. Nama Instansi Judul

Fandy Sealtiel Reka, Rahmattul


Karakteristik dan Kualitas Mineral Mangaan Berdasarkan Pemetaan
Siddiq, Muhammad Aprischal MGEI Research
18 Geologi di Daerah Ngreco, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten
Padjeko, Nanda Budrianto,Edo Group, IST AKPRIND
Pacitan, Jawa Timur
Wenno
Rizqi Muhammad Mahbub, Hill Korelasi Kelurusan Tektonik dan Distribusi Gempabumi: Rencana
19 ITNY
Gendoet Hartono Tapak PLTN Bojonegara, Banten
KARAKTERISTIK TIPE ERUPSI GUNUNGAPI MERBABU
Umi Latifah, Sri Mulyaningsih, Dwi BERDASARKAN STRATIGRAFI DAERAH JETAK DAN SEKITARNYA
20 IST AKPRIND
Indah Purnamawati KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG, PROVINSI JAWA
TENGAH
Rr. Djarwanti Rahayu PS, , Fath Pengendalian Kontaminasi Daerah Kerja Di Laboratorium
21 PTRR BATAN
Priyadi, Didik Setiaji Radioisotop dan Radiofarmaka
Perhitungan Laju Erosi/Deposisi di Sub-DAS Ciujung Huluk-Lebak-
22 Nita Suhartini, Barokah Aliyanta PAIR BATAN
Banten Menggunakan Metode 137Cs
Suhaedi Muhammad,
23 PTKMR BATAN Sistem Manajemen Dosis Untuk Kegiatan Eksplorasi Uranium
Rr.Djarwanti,RPS
Rokhmat Arifianto, Yanu Wusana,
PENGEMBANGAN SPP2NF MENJADI SURVEYMETER DIGITAL
24 Singgih A. N., Richard P. Hutabarat, PTBGN BATAN
UNTUK PEMANTAUAN RADIASI DI LINGKUNGAN PTBGN
Slamet
Ajrieh Setyawan, Muhammad Faiq Perbandingan Pengolahan Limbah Radioaktif Cair Menggunakan
25 PTLR BATAN
Firdausi Ahla Resin Penukar Ion Hasil Aktivasi dan Non Aktivasi
Dany Poltak Marisi, Roza Indra
Kinerja Resin Penukar Kation Amberlite IR120 Na dalam
26 Laksmana, Inda Robayani PTBGN BATAN
Menurunkan Kadar Thorium pada Limbah Cair Pengolahan Monasit
Walayudara, Septyana Nur Amalia
Iga Trisnawati, Bondan Aji
Winmoko, Herry Poernomo, I Made
Desain Taguchi Untuk Optimasi Pengambilan LTJ dari Tailing Pasir
27 Bendiyasa, Himawan Tri Murti Bayu TEKKIM UGM, PSTA
Zirkon Menggunakan Metode Presipitasi Asam Oksalat
Petrus, Agus Prasetya, Panut
Mulyono
Yayat Iman Supriyatna, Bening NH Ektraksi Zirkonium dari Slag Peleburan Timah Menggunakan Tungku
28 Kambuna, Kurnia Trinopiawan, BPTM LIPI dll
Busur Listrik Dengan Variasi Waktu Peleburan dan Rasio Reduktor
Panggi Aditya P utra
Putra Oktavianto, Anne Ariyanita, Pengolahan Yellow Cake Hasil Penambangan Bijih Uranium Menjadi
29 PTBBN BATAN
Ade Saputra Serbuk UO2 di Fasilitas Pilot Conversion Plant (PCP) IEBE - PTBBN
Sari Hasnah Dewi, Suyanti, and
30 PSTBM BATAN Studi Fasa dan Sifat Thermal Lantanum Oksida Berbasis Monasit
Wisnu Ari Adi
Panduan Penyusunan Dokumen Rencana Manajemen Radiasi
Suhaedi Muhammad,
31 PTKMR BATAN (Radiation Management Plan) untuk Kegiatan Penambangan
Rr.Djarwanti,RPS
Uranium
Desain Pit Penambangan Batubara Blok C Pada PT. Intibuana Indah
32 Fadli Hariani, Sri Widodo UMI, UNHAS
Selaras Kab. Nunukan Prov. Kalimantan Utara

SEMINAR GEOLOGI NUKLIR DAN SUMBERDAYA TAMBANG 2019 6


Estimasi Sebaran Lava Basal Dengan Pemodelan 3D
Menggunakan Data Anomali Magnetik di Daerah
Watuadeg, Kecamatan Berbah, Sleman, Yogyakarta

Haerul Anwar, Eddy Hartantyo, Sismanto


Lab. Geofisika, Jurusan Fisika FMIPA, UGM
*Email: anwar.haerul90@gmail.com

ABSTRAK
Pengukuran data medan magnetik telah dilakukan di daerah
Watuadeg, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, D.I Yogyakarta
dengan tujuan untuk mengetahui penyebaran lava bantal baik secara
lateral maupun secara vertikal. Pengambilan data di lapangan
menggunakan Proton Precession Magnetometer (PPM) GSM-19T
dan penentuan posisi menggunakan GPS pada luasan area penelitian
4 km x 4 km dengan spasi pengukuran 200 meter. Pengolahan data
diawali dengan koreksi dan koreksi variasi harian untuk
mendapatkan anomali medan magnet total, kemudian dilakukan
transformasi ke bidang datar, reduksi ke kutub dan kontinuasi ke
atas sampai ketinggian 1100 meter yang dianggap telah
menggambarkan struktur regional daerah penelitian. Penentuan
batas perkiraan penyebaran lava basal menggunakan sinyal analitik
dan estimasi kedalaman anomali yang menjadi target di analisis
dengan analisis spektrum. Anomali target penelitian adalah anomali
residual dengan perkiraan batas kedalaman yang didapatkan adalah
500 meter. Hasil penelitian berupa kontur anomali medan magnet
total dan anomali medan magnet residual yang diperoleh dianalisis
secara kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi kualitatif dari anomali
medan magnet total dan anomali medan magnet residual
memperkirakan sebaran lava basal berasosiasi dengan anomali
magnetik tinggi yang tersebar di arah utara, selatan dan barat serta
di bagian tengah daerah penelitian. Interpretasi kuantitatif dilakukan
dengan membuat pemodelan 3D dari anomali medan magnet
residual dengan perkiraan nilai suseptibilitas lava basal adalah 0,1
(SI) - 0,43 (SI) Ketebalan lava basal adalah kurang dari 500
meter. Ralat atau ketidakpastian dari hasil model 3D adalah ±
200 meter untuk penyebaran ke aral lateral dan ± 100 meter untuk
penyebaran kearah vertikal. Sumber intrusinya berlokasi di bukit
Sumberkulon yang terletak sekitar 200 meter sebelah barat Sungai
Opak.
Kata Kunci: lava basal, metode magnetik, anomali medan magnet,
suseptibilitas, intrusi.
Eksplorasi Terestial Bahan Galian Radioaktif di
Daerah Karst
Budi Sulistijo1*, Bryan Brama Ramadhan2, Chusharini Chamid3
1
Kelompok Keahlian Eksplorasi Sumberdaya Bumi,
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan,
Jalan Ganesha No. 10, Kota Bandung, 40132
2
Independent Konsultan
3
Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Islam Bandung,
Jalan Tamansari No. 1, Tamansari Kota Bandung, 40116
E-mail: budis@mining.itb.ac.id

ABSTRAK
Anomali radiaktif di daerah karst jarang sekali terekspose meskipun
ada kemungkinan anomali radioktif setempat yang disebabkan
adanya endapan fosfat. Penyebab utama kurangnya penelitian
radioaktif di daerah karst adalah kesulitan dalam pengadaan peralatan
survey yang cepat dan murah serta konsep geologi penyebab
timbulnya anomali. Eksplorasi mineral radioaktif dapat dilakukan
dengan cepat dan akurasi tinggi dengan menggunakan scintillation
counter. Pengukuran dilakukan pada jarak yang konstan antara
permukaan tanah dengan detektor alat ukur untuk menghindari
koreksi karena dengan besarnya radiasi sinar gamma yang sama akan
menghasilkan nilai yang terbaca di alat berbeda jika jarak antar
sumber dengan detektor berbeda. Anomali radiaktif di daerah
penelitian yang semakin besar seiiring dengan semakin dalamnya,
kemungkinan disebabkan adanya intrusi/pengkayaaan di bawah
lapisan karst yang ada saat ini. Adanya aliran air tanah yang
bersentuhan dengan batuan intrusi ini dikombinasikan dengan adanya
evaporasi yang tinggi menyebabkan terbentuknya sedimen yang
mengandung radiaktif yang lebih tinggi dari sekitarnya.
Kata kunci : Eksplorasi, Karst, scintillation counter
Spektroskopi Reflektansi Sampel Tanah dan
Batuan yang Mengandung Mineral Pembawa
Unsur Tanah Jarang dan Radioaktif
Arie Naftali Hawu Hede1,*, Muhammad Anugrah Firdaus2, Yogi La
Ode Prianata2,
Mohamad Nur Heriawan1, Syafrizal1, Heri Syaeful3, Ichwan
Azwardi Lubis4
1
Kelompok Keahlian Eksplorasi Sumberdaya Bumi, Fakultas Teknik
Pertambangan dan Perminyakan, Institut Teknologi Bandung, Jl.
Ganesha No. 10, Bandung, 40132
2
Program Magister Rekayasa Pertambangan, Fakultas Teknik
Pertambangan dan Perminyakan, Institut Teknologi Bandung, Jl.
Ganesha No. 10, Bandung, Indonesia, 40132
3
Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir-BATAN, Jl. Lebak Bulus Raya
No. 9, Ps. Jumat, Jakarta, 12440
4
PT Timah, Tbk., Jl. Jenderal Sudirman No. 51, Pangkal Pinang,
Bangka, 33121
*
Pos-el: naftali@mining.itb.ac.id

ABSTRAK
Salah satu metode non desktruktif dan menjadi salah satu dasar
dalam analisis pengindraan jauh (indraja) sensor optik adalah
spektroskopi reflektansi. Metode ini memanfaatkan salah satu prinsip
dasar interaksi antara gelombang elektromagnetik dengan material yaitu
sifat reflektansi. Identifikasi mineral dengan metode ini menjadi
alternatif yang mampu menyediakan hasil yang relatif cepat dan biaya
rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan kajian penerapan
spektroskopi reflektansi sekaligus membuat basis data untuk sampel
tanah dan batuan pembawa unsur tanah jarang (rare earth element-REE)
dan radioaktif. Sampel diambil dari beberapa lokasi di Bangka Selatan
dan Mamuju yang sebelumnya telah diidentifikasi berpotensi REE dan
radioaktif. Alat spektroradiometer Analytical Spectral Device
FieldSpec4 digunakan untuk mengambil data hiperspektral 2151 band
pada panjang gelombang 350–2500 nm. Data spektral divalidasi oleh
analisis mineralogi dan data geokimia, serta basis data spektral keluaran
dari United States Geological Survey. Hasil analisis sampel yang berasal
dari Bangka Selatan, yang berasosiasi dengan endapan timah, kurva
reflektansi menunjukan adanya kenampakan absorpsi yang dapat
menjadi karakteristik untuk kehadiran REE, dalam bentuk mineral
monazite, zirkon, dan xenotime. Panjang gelombang yang menjadi kunci
khususnya berada pada rentang visible-near infrared (VNIR; 400–1300
nm) antara lain 480, 490, 524, 582, 654, 670, 740, 800, 814, 915, 980,
1000, 1120, 1140 dan 1280 nm. Identifikasi mineral pembawa REE
ditemukan khususnya pada sampel yang berasal dari material tailing dan
konsentrat bijih timah. Sedangkan untuk sampel yang berasal dari
Mamuju, yang merupakan daerah prospeksi mineral radioaktif,
karakteristik spektral memberi informasi bahwa terdapat beberapa
panjang gelombang kunci terutama pada rentang shortwave infrared
(1300–2500 nm). Hasil interpretasi mineral mayor antara lain mineral
lempung, sulfat, NH4 spesies, dan mineral yang mengandung Al-OH
lainnya. Meski demikian untuk beberapa sampel pada panjang
gelombang VNIR diidentifikasi mengandung mineral besi
oksida/hidroksida. Diharapkan hasil ini dapat berguna untuk pemetaan
eksplorasi REE dan radioaktif dengan menggunakan metode indraja
sensor optik.
Kata kunci: spektroskopi reflektansi, mineral, unsur tanah jarang,
radioaktif
Identifikasi Keterdapatan Potensi Vanadium pada
Endapan Placer Pasir Besi di Daerah Pantai Goa
Cemara Berdasarkan Analisis Remote Sensing,
Geologi dan Geokimia

Siti Aisyah1, Agus Setiawan1, Lilis Indahsari2, M. Mahdy


Muhadzdzib2, Fandy Sealtiel Reka2 1MGEI Research Group IST
AKPRIND Yogyakarta, Jalan Kalisahak No.28 Kompleks Balapan
*Pos-el: aisyahmultimedia1@gmail.com

ABSTRAK
Vanadium (V2O5) merupakan jenis unsur langka yang bersifat lunak
namun memiliki kekuatan yang cukup tinggi, bercirikan warna abu-abu putih
yang ditemukan dalam mineral tertentu dan digunakan terutama untuk
menghasilkan paduan logam. Penggunaan vanadium bagi perkembangan dunia
industri sangat penting, sebanyak 85% dari semua vanadium yang diproduksi
digunakan sebagai ferrovanadium atau sebagai aditif baja, 10% masuk ke
paduan titanium dan 5% lainnya banyak digunakan sebagai campuran keramik,
kaca dan komponen reaktor nuklir. Pada umumnya vanadium dijumpai dalam
endapan placer pasir besi. Salah satu endapan pasir besi di Indonesia berada di
daerah Pantai Goa Cemara. Daerah ini menyimpan potensi sumber daya mineral
berupa endapan placer pasir besi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi
potensi keterdapatan vanadium pada endapan placer pasir besi tersebut. Metode
yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi studi literatur dan kombinasi
analisis remote sensing, geologi, dan geokimia. Analisis remote sensing
menggunakan citra landsat untuk mengetahui sebaran oksida besi berdasarkan
data spektral. Analisis geologi diperlukan untuk mengetahui pola sebaran
permukaan dan karakteristik pasir besi. Analisis geokimia digunakan untuk
mengetahui jumlah kandungan vanadium dalam endapan placer pasir besi. Hasil
kombinasi analisis remote sensing, geologi dan geokimia menunjukan pola
sebaran pasir besi daerah penelitian terletak setempat-setempat dengan pola
berangsur mengikuti nilai derajat kemagnetan yang berfluktuasi sejajar garis
pantai sebagai indikasi adanya perulangan pengendapan material. Vanadium
yang terkandung dalam pasir besi di lokasi penelitian memiliki warna abu-abu
kebiruan, kilap metalik dengan ukuran butir berkisar 0,0625 mm sampai 2 mm.
Endapan placer pasir besi di daerah penelitian memiliki sifat kemagnetan yang
tinggi dengan komposisi kimia terdiri dari mineral besi utama berupa magnetit
(Fe3O4), hematit (Fe2O3), ilmenit (FeTiO3), vanadium (V2O5), pirit (FeS2) dan
mineral pengotor berupa, kuarsa (SiO2), fosfor (P) dan sulfur (S).

Kata Kunci: vanadium, endapan placer, pasir besi, Pantai Goa Cemara
Pemodelan Bawah Permukaan Untuk Analisis Perlapisan
Batuan Penyusun Akuifer Dengan Konfigurasi Schlamberger
Di Desa Pendoworejo Kecamatan Girimulyo Kabupaten
Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta

Dessensa 1*, Agung Candra Setiawan1, Yoyok Ragowo S.S1, Alfian Ajie Pangestu1,
Asri Oktaviani1
1
IST AKPRIND Yogyakarta, Jl. Kalisahak 28, Komplek Balapan, Yogyakarta 55222
Pos-el: Dessensa12@gmail.com

ABSTRAK
Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo cenderung
kekeringan di musim kemarau sehingga warga kesulitan mendapat air bersih
lantaran sumber air semakin surut dan mengering. Kondisi air di sumur-sumur
berkedalaman belasan meter milik warga kian menyusut dan dalam. Adapun
beberapa mata air juga mulai mengecil debit airnya sehingga kurang mencukupi
kebutuhan air bagi warga dalam kesehariannya. Litologi penyusunnya terdiri
atas batupasir dengan sisipan lignit, napal pasiran, batulempung dengan konkresi
limonit, sisipan napal dan batugamping, batupasir, tuf akan kaya foraminifera
dan moluska, diperkirakan ketebalannya 350 meter (Rahardjo, 1977) dengan
morfologi perbukitan bergelombang rendah hingga menengah. Kondisi seperti
ini menjadikan wilayahnya relatif mengalami kesulitan air. Penelitian ini
bertujuan untuk menginterpretasikan perlapisan batuan penyusun akuifer dan
membuat model atau gambaran keadaan perlapisan batuan penyusun akuifer
bawah permukaan menggunakan metode geolistrik konfigurasi Schlumberger,
guna mengetahui sebaran dari akuifer bawah permukaan (airtanah) pada daerah
penelitian.metodeyang di gunakan pada penelitian ini adalah studi literatur
dengan data sekunder dan data primer berdasarkan survei eksplorasi geologi
daerah penilitian dan analisis data geofisika.. Hasil penelitian didapatkan 13 titik
pengukuran dan dilakukan interpretasi tahanan jenis terhadap keadaan geologi
lokal dengan pemodelan inversi diperoleh penampang stratigrafi, nilai
resistivitas dan ketebalan dari tiap lapisan batuan. Berdasarkan dari Sebaran
lapisan akuifer tertekan pertama yang diprediksikan berarah barat daya-timur
laut, dan pada akuifer tertekan diprediksikan sebaran lapisan akuifer berarah
barat-timur. Sedangkan interpretasikan arah aliran, pada lapisan akuifer tertekan
pertama relatif akan bergerak kearah timur laut dan lapisan akuifer tertekan
kedua relatif akan bergerak ke arah timur. Sistem pengisian airtanah pada daerah
ditinjau dari keberadaan akuifer tidak akan cukup untuk memenuhui kebutuhan
air baku, dikarenakan cadangan air pada lapisan ini tergantung pada musim, jika
kemarau datang cadangan air akan berkurang. Ketidak menerusan lapisan
sedimen yang berperan sebagai akuifer tertekan pertama di kontrol oleh
morfologi daerah tersebut, dan pada akuifer tertekan dominan oleh struktur
geologi stratigrafi dari perlapisan batuan. Kata kunci: Pemodelan, Resistivitas,
Akuifer, Schlumberger, Pendoworejo-Girimulyo
Magmatisme Granitik dan Potensi Endapan
Uranium di Pulau Belitung
Barry Majeed Hartono1*, Ahmad Najili1
1
Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut
Teknologi Bandung, Jalan Ganesha no. 10, Bandung, 40132
barry.majeed@students.itb.ac.id

ABSTRAK
Indonesia merupakan negara dengan laju pertumbuhan penduduk
yang pesat mengakibatkan kebutuhan energi meningkat seiring
bertambahnya waktu. Tingkat kebutuhan energi yang tinggi disertai
dengan produktivitas cadangan energi fosil yang rendah mendorong
perlunya peningkatan potensi energi baru dan terbarukan (EBT). Salah
satu EBT yang dapat dikembangkan di Indonesia adalah tenaga nuklir.
Tenaga nuklir membutuhkan bahan bakar berupa uranium. Uranium
merupakan unsur yang umumnya dapat ditemukan pada batuan granitik
atau batuan felsik. Pulau Belitung diketahui merupakan bagian dari
sabuk granit timah Asia Tenggara sehingga berpotensi menjadi sumber
cadangan uranium. Analisis batuan granit di Pulau Belitung
menunjukkan bahwa batuan granit disana bersifat peraluminous dan
merupakan batuan granit bertipe I, G, dan S. Granit tipe G dan S berasal
dari peleburan metagreywacke, litologi yang tidak banyak mengandung
uranium, sehingga granit pada tipe ini tidak akan mengandung banyak
uranium. Granit bertipe ini tidak akan menghasilkan uranium berkadar
tinggi. Granit tipe I masih memiliki potensi menghasilkan endapan
uranium dalam bentuk endapan hidrotermal. Uranium pada tipe ini akan
muncul pada mineral aksesori yang biasa dijumpai dan tidak akan
muncul dalam bentuk uraninit. Beberapa proses permukaan seperti
sedimentasi, pelapukan, dan pengayaan supergene dapat membuat kadar
uranium yang sedang ini dapat mejadi tinggi. Studi lebih lanjut perlu
dilakukan pada endapan lepas pantai dan sungai, ataupun tanah untuk
dianalisis kandungan uraniumnya. Studi ini akan memperluas cadangan
uranium di Indonesia terutama di daerah Pulau Belitung.
Kata kunci: Belitung, Granit, Proses Magmatik, Fraksionasi, Uranium
Deteksi Gua Bawah Tanah dengan Metode Tahanan
Jenis: Studi Kasus Gua Bribin,
Kabupaten Gunung Kidul

Roni Cahya Ciputra*, Adi Gunawan Muhammad


Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional
Jl. Lebak Bulus Raya No.9 Pasar Jumat, Jakarta 12440
*E-mail: roni.cahya@batan.go.id

ABSTRAK
Eksplorasi air tanah daerah karst menggunakan metode tahanan
jenis memiliki tantangan utama berupa latar belakang tahanan jenis
batuan yang tidak homogen dikarenakan banyaknya variasi morfologi
dan litologi sehingga anomali sasaran pengukuran tidak dapat terlihat
dengan jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas
deteksi gua bawah tanah menggunakan metode tahanan jenis dengan
konfigurasi dipole-dipole yang dikombinasikan dengan konfigurasi
schlumberger di Gua Bribin, Kabupaten Gunung Kidul. Lintasan
pengukuran sepanjang 1000 m dibuat memotong gua bribin, dengan
jarak antartitik 50 m. Pengukuran dilakukan dengan ABEM SAS 1000
dan diolah dengan bantuan software RES2DINV dan WinSev6. Nilai
resistivitas rendah pada batugamping dibandingkan dengan latar
belakang mengindikasikan adanya fitur geologi mengandung air,
sedangkan tahanan jenis tinggi mengindikasikan adanya rongga berisi
udara di bawah permukaan tanah. Pada penampang pseudo section
tahanan jenis yang dihasilkan dari pengukuran, terlihat pola kontur
setengah lingkaran dengan lebar anomali ini  40-60 meter yang
memiliki nilai tahanan jenis di bawah nilai tahanan jenis rata-rata yaitu
pada kedalaman 70 m–90 m. Anomali diinterpretasikan sebagai gua
bawah tanah yang berair karena letaknya tepat di bawah titik
pengukuran A8, A9, A10 yang menurut koordinat berada di atas gua.
Hasil analisis satu dimensi dari data tahanan jenis Schlumberger dititik
A10 menunjukkan adanya anomali dengan tahanan jenis tinggi (206–
12431 m), yaitu pada kedalaman antara 6–95 m. Hal ini menunjukkan
bahwa konfigurasi dipole-dipole dinilai sensitif dalam merefleksikan
posisi dan dimensi gua bawah tanah pada daerah karst. Sementara itu
Schlumberger cukup baik untuk merefleksikan kedalaman gua dan nilai
tahanan jenis sebenarnya.
Kata kunci:Tahanan jenis, dipole-dipole, schlumberger, karst, Gua
Bribin

Penentuan Nilai Ambang Anomali Kadar Batuan


Uranium dan Thorium menggunakan Kurva
Probabilitas di Daerah Mamuju, Sulawesi Barat

Ersina Rakhma1, Bambang Priadi2, Ilsa Rosianna1, Kurnia


Setiawan Widana1
1
Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir – Batan, Jl. Lebak Bulus Raya
No.9 Pasar Jum’at, Jakarta, 12440, Indonesia
2
Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha No.10, Bandung, 40132,
Indonesia; email:bpriadi@gc.itb.ac.id
*Pos-el: ersina@batan.go.id

ABSTRAK
Mamuju menjadi daerah penelitian yang menarik karena tingginya
laju dosis radiasi di daerah tersebut. Penelitian selanjutnya juga
menemukan beberapa lokasi dengan kadar Uranium (U) dan Thorium
(Th) yang tinggi. Maksud penelitian ini adalah menentukan nilai
anomali kadar U dan Th pada batuan di daerah Mamuju, sedangkan
tujuannya diharapkan sebagai data dukung dalam menentukan daerah
prospek mineralisasi U dan Th. Berdasarkan data 81 sampel yang
diperoleh, maka metode yang digunakan untuk menentukan nilai
ambang anomali adalah metode statistik yang menggunakan kurva
probabilitas dikarenakan nilai data yang menunjukkan distribusi tidak
normal. Berdasarkan pengolahan data statistik, didapatkan nilai ambang
anomali daerah Mamuju untuk U 237,14 ppm dan Th 1258,93 ppm.
Wilayah di Mamuju dengan kadar U di atas ambang anomali tersebar di
Hulu Mamuju, Botteng, Tande-tande, Saleto, Takandeang, Taan,
Pengasaan dan Salunangka. Sedangkan wilayah dengan kadar Th di atas
ambang anomali hanya di Hulu Mamuju. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut, disimpulkan bahwa hanya Hulu Mamuju yang mempunyai
daerah paling prospek untuk dikembangkan pada tahapan eksplorasi
lebih lanjut.
Kata kunci: kadar, Uranium, Thorium, anomali, Mamuju
Validitas dan Reliabilitas Data Estimasi Kadar Uranium
Sektor Lembah Hitam, Kalan, Kalimantan Barat

Adi Gunawan Muhammad* dan Frederikus Dian Indrastomo


Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir-BATAN
Jl. Lebak Bulus Raya No.09, Ps.Jumat, Jakarta, Indonesia, 12440
*E-mail: adigm@batan.go.id

ABSTRAK
Mineralisasi uranium (U) di Sektor Lembah Hitam ditemukan
dalam batuan metalanau dan metapelit sekistosan, berasosiasi dengan
mineral pirit, pirhotit, magnetit, molibdenit, turmalin, dan kuarsa.
Kehadiran mineral U ditandai dengan nilai radiometri batuan yang
mencapai 15000 c/s. Kadar U dapat diestimasi dengan cepat berdasarkan
perhitungan nilai gamma ray hasil logging gross count gamma pada
lubang bor LH-01. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan validitas
dan reliabilitas data estimasi kadar U. Hasil estimasi kadar U hasil
logging disebandingkan dengan hasil analisis geokimia untuk
mendapatkan faktor koreksi (Fk). Analisis geokimia menggunakan
metode X-Ray Fluorescence (XRF) pada sampel batuan terpilih di
interval kedalaman yang dianggap mewakili batuan dan mineralisasi di
lubang tersebut. Estimasi kadar U di interval kedalaman 8,80-9,81 m;
12,21-13.32 m; dan 65,01-65,29 m berdasarkan gross-count gamma ray
menunjukkan nilai kadar 456; 1005; dan 1550 ppm eU. Sementara itu,
berdasarkan analisis XRF menunjukkan rerata kadar 177; 37,35; dan
15,6 ppm U. Dengan menggunakan estimasi kadar di kedalaman 8,80-
9,81 m, didapatkan nilai faktor koreksi (Fk) sebesar 0,388. Nilai tersebut
menunjukkan validitas dan realibilitas data estimasi yang digunakan
rendah. Kesebandingan estimasi kadar U dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya: sistem logging gross-count gamma ray,
ketidaksetimbangan uranium, perbedaan ukuran sampel, dan keberadaan
unsur radioaktif lainnya. Untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas
data estimasi, maka perlu dilakukan penambahan sampel analisis XRF
dengan mempertimbangkan lingkar dan interval kedalaman lubang bor.
Kata kunci: validitas, reliabilitas, Lembah Hitam, logging gross-
count gamma ray
Studi Keterdapatan Uranium, Torium
dan Logam Tanah Jarang Pada Sedimen Dasar Laut di
Perairan Bangka
Adhika Junara K1*, Mirna BG1, Ersina Rakhma1, Datu Kamajati1,
Agus Setyanto2, Ngadenin1
1
PTBGN-BATAN, Jalan Lebak Bulus Raya No. 9, Jakarta 12440
2
PPGL-ESDM, Jl. Dr Djunjunan No. 236 Pasteur, Bandung
*email: adhika@batan.go.id

ABSTRAK
Penelitian keterdapatan uranium, torium dan logam tanah jarang
dilakukan di perairan sekitar pulau Bangka karena secara geologi Pulau
Bangka merupakan daerah yang paling potensial terdapat uranium,
torium dan logam tanah jarang dibanding pulau-pulau lain di kawasan
granit jalur timah Indonesia. Uranium, torium dan logam tanah jarang
terkandung di dalam mineral monasit yang merupakan mineral ikutan
pada pertambangan timah di Bangka. Penelitian ini adalah penelitian
awal yang bertujuan untuk mengetahui keterdapatan uranium, torium
dan logam tanah jarang pada sedimen dasar laut di perairan Pantai
Muntok Bangka Barat dan Pantai Tanjung Berikat Bangka Tengah
dalam rangka pengembangan eksplorasi uranium, torium dan logam
tanah jarang di daerah pantai dan pesisir karena selama ini penelitian
dilaksanakan di kawasan daratan. Metoda yang digunakan adalah
menganalisis kadar torium, uranium dan logam tanah jarang (yttrium,
lanthanum, cerium, praseodymium, neodymium, samarium) dari 16
sampel sedimen dasar laut yang diambil menggunakan alat gravity core.
Sebanyak 12 sampel berasal dari perairan Pantai Muntok Bangka Barat
dan 4 sampel berasal dari Pantai Tanjung Berikat Bangka Tengah. Hasil
analisis sampel dari Bangka Barat menunjukkan bahwa kadar rata-rata
uranium 5,28 ppm, torium 19,18 ppm, yttrium 30,13 ppm, lanthanum
58,68 ppm, cerium 98,42 ppm, praseodymium 24,61 ppm, neodymium
64,18 ppm dan samarium 7,62 ppm. Sampel dari Bangka Tengah
memperlihatkan kadar rata-rata uranium 7, 9 ppm, torium 22,3 ppm,
yttrium 33,40 ppm, lanthanum 57,58 ppm, cerium 94,08 ppm,
praseodymium 26 ppm, neodymium 73 ppm dan samarium 8 ppm.
Keterdapatan uranium, torium dan logam tanah jarang pada sedimen
dasar laut di perairan sekitar Muntok Bangka Barat dan perairan sekitar
Tanjung Berikat Bangka Tengah diperkirakan berhubungan dengan
keterdapatan mineral radioaktif monasit dan xenotim di daratan.
Kata kunci: Uranium, Torium, Logam Tanah Jarang, Kawasan Perairan
Bangka

Proses Magmatik dan Pascamagmatik pada Batuan


Alkalin Pembawa U-Th di Daerah Trans Boteng,
Mamuju, Sulawesi Barat

Windi Anarta Draniswari1*, Tyto Baskara Adimedha1, Widodo1


1
Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional
Jl. Lebak Bulus Raya No. 9 Pasar Jumat, Jakarta, 12440
*Pos-el: windi.draniswari@batan.go.id

ABSTRAK
Salah satu jenis batuan pembawa mineral radioaktif di Indonesia
adalah batuan vulkanik tipe alkalin yang ditemui di Kabupaten Mamuju,
Sulawesi Barat. Studi petrologi dan radiometri merupakan metode yang
dapat digunakan dalam eksplorasi mineral radioaktif. Analisis jenis
mineral, tekstur, dan struktur batuan serta interpretasi data radiometri
untuk mengetahui karakter batuan pembawa mineral radioaktif di daerah
Trans, Boteng dapat bermanfaat sebagai acuan tahap kegiatan eksplorasi
selanjutnya di Boteng, Mamuju.Daerah Trans Botteng tersusun oleh
Satuan Lava Phonolit 1, Satuan Lava Phonolit 2, Satuan Lava Phonolit
3, Satuan Lava Phonolit 4, Satuan Lava Foidit, Satuan Breksi
Autoklastik, dan Satuan Breksi Vulkanik dan memiliki rentang nilai
radiometri 363 – 2785 nSv/jam. Nilai radiometri tinggi dijumpai pada
batuan phonolit terkekarkan. Hasil pengamatan petrografi pada 6 sampel
batuan memperlihatkan litologi berupa phonolit dan foidit yang tersusun
atas fenokris leusit, piroksen, dan biotit. Tekstur mineral yang teramati
antara lain skeletal leusit, growth texture, rim opak, dan piroksen
kumuloporfiritik. Mineral sekunder yang dijumpai di batuan adalah
klorit, serisit, zeolit serta mineral lempung lain. Studi ini menunjukkan
bahwa terdapat korelasi antara kehadiran skeletal leusit dan zeolit
dengan keterdapatan nilai radioaktif tinggi akibat proses interaksi antara
batuan dan air.
Kata kunci: Trans Boteng, phonolit, zeolit, klorit, uranium
Interpretasi Data Gradiometer Magnetik
Daerah Ahu, Mamuju

Dwi Haryanto*, Adhika Junara Karunianto


Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir-BATAN; Jl. Lebak Bulus Raya
No. 9, Ps. Jumat, Jakarta 12440
*Pos-el: antox@batan.go.id

ABSTRAK
Uranium digunakan sebagai bahan bakar PLTN. Peningkatan
kebutuhan akan uranium perlu diimbangi dengan peningkatan
eksplorasi. Metode magnetik merupakan salah satu metode geofisika
yang dapat diterapkan dalam eksplorasi deposit uranium dan torium
yang mineralisasinya berasosiasi dengan mineral sulfida atau mineral
magnetik lainnya. Pengolahan, analisis, dan interpretasi data
gradiometer magnetik dilakukan untuk mengetahui sebaran anomali
gradiometer magnetik yang terkait dengan keberadaan uranium dan
torium serta pola strukur yang terdapat di daerah penelitian. Deposit
uranium pada umumnya berasosiasi dengan sulfida dan terdapat dalam
batuan favourable. Mineralisasi uranium dijumpai dalam bentuk-bentuk
tidak teratur dan tidak merata. Pengolahan data gradiometer magnetik
dilakukan untuk dapat menentukan keberadaan mineral sulfida.
Penentuan sebaran deposit uranium dan torium dilakukan dengan
melakukan interpretasi secara kualitatif terhadap data kontur
gradiometer magnetik. Anomali data gradiometer magnetik di daerah
Ahu tidak terkonsentrasi pada zona deposit uranium dan torium. Deposit
uranium dan torium sebagian besar berada di satuan batuan Lava Ahu
serta berada di sekitar perkiraan patahan yang melintasi daerah
penelitian.
Kata kunci: gradiometer magnetik, uranium, torium, Ahu
Karakteristik Log Spektral Gamma Ray dan
Hubungannya dengan Pengayaan Unsur
Radioaktif di Sumur TKDK-5, Mamuju,
Sulawesi Barat

Fadiah Pratiwi1, Mirna Berliana Garwan1,


Ekky Novia Stasia Argianto1
1
Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir – BATAN
Jl. Lebak Bulus Raya No. 09, Ps. Jumat, Jakarta, 12440
*Email: fadiah.pratiwi@batan.go.id

ABSTRAK
Pada tahun 2015 dilakukan pengeboran di Desa Takandaeng,
Mamuju, Sulawesi Barat untuk mengetahui kondisi geologi bawah
permukaan di daerah tersebut. Salah satunya adalah sumur TKDK-5.
Pada sumur ini dilakukan logging spektral gamma ray (SGR) yang
berfungsi untuk mengetahui variasi konsentrasi unsur radioaktif
potassium (K), uranium (U), atau torium (Th) pada batuan. Penelitian
bertujuan untuk mengetahui karakteristik rasio log spektral gamma ray
dan kaitannya dengan pengayaan unsur radioaktif pada unit batuan di
sumur TKDK-5. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan nilai
konsentrasi unsur radioaktif yang terukur pada batuan di sumur TKDK-
5. Berdasarkan perbandingan konsentrasi antar unsur radioaktif tersebut,
terlihat bahwa unsur uranium menunjukan kenaikan konsentrasi
dibandingkan dengan torium dan potassium, pada interval kedalaman 0-
20 m yang berasosiasi dengan unit litologi lava autobreksi.

Kata kunci: Spektral gamma ray, Uranium, Lava Autobreksi


Reliabilitas dan Deviasi Data Radiometri di Mamuju,
Sulawesi Barat

Heri Syaeful, Ersina Rakhma, Rachman Fauzi


Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN
Jl. Lebak Bulus Raya No. 9, Jakarta Selatan, Indonesia 12440
Pos-el: rachman.fauzi@batan.go.id

ABSTRAK
Mamuju, Sulawesi Barat adalah daerah yang memiliki potensi
keberadaan mineral radioaktif yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui tingkat keandalan dan nilai deviasi data radiometri yang
dibandingkan dengan data analisis kimia pada inti bor di Sektor Taan
dan Takandeang, Mamuju. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
terbagi atas beberapa bagian : Studi geologi regional dan penelitian
terdahulu, analisis dan evaluasi data – data eksplorasi, validasi data
radiometri, serta analisis dan interpretasi tingkat keandalan data
radiometri. Berdasarkan perbandingan antara nilai radiometri dan XRF
pada sumur TANK – 01, TANK – 02, dan TKDY – 03 menunjukkan
bahwa metode spectral gamma ray logging dapat diandalkan untuk
mengetahui kandungan Uranium. Hal tersebut berbeda dengan nilai
radiometri Th pada semua sumur yang tidak menunjukkan kecocokan
dengan XRF. Untuk meningkatkan validasi keandalan data radiometri
maka perlu dilakukan percontohan lubang bor untuk dilakukan
perbandingan nilai radiometri dan XRF yang mewakili seluruh tingkat
kedalaman pada semua sumur.
Kata kunci: Radiometri, XRF, Uranium, Torium, Mamuju
Investigasi Tanah di PTBGN-BATAN, Pasar Jumat,
Jakarta, Indonesia

Heri Syaeful1*, Wira Cakrabuana1, Yoshi Rachael1


1
Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN, Jalan Lebak Bulus
Raya 9, Pasar Jumat, Jakarta, Indonesia
*E-mail: syaeful@batan.go.id

ABSTRAK
Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir (PTBGN), yang telah berdiri
sejak tahun 1969, beserta seluruh fasilitas yang ada di dalamnya,
merupakan salah satu aset BATAN yang strategis dan krusial untuk
pengembangan IPTEK nuklir di Indonesia. Investigasi tapak tempat
PTBGN berdiri dilakukan untuk memeroleh data suksesi vertikal,
persebaran lateral, jenis, aktivitas, dan derajat ekspansi tanah setempat
yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk penentuan daya dukung tanah.
Investigasi dilakukan dengan metode studi literatur, pengambilan
sampel tanah, uji penetrasi standar, uji laboratorium, dan analisis hasil
pengujian. Melalui beberapa analisis klasifikasi diperoleh bahwa tanah
di PTBGN-BATAN mayoritas berjenis CH (lempung anorganik dengan
plastisitas tinggi), bersifat normal-aktif, dan memiliki derajat ekspansi
yang sangat tinggi. Melalui analisis daya dukung dangkal diperoleh
bahwa untuk lebar pondasi 1-5 m, tanah di PTBGN-BATAN memiliki
daya dukung sekitar 190-220 kN/m2 pada PSJY-01 dan sekitar 60-68
kN/m2 pada PSJY-02.
Kata kunci: jenis tanah, aktivitas, derajat ekspansi, daya dukung
Evaluasi Hasil Pengukuran Seismik Refraksi
Menggunakan Seismograf DAQ LINK III Berdasarkan
Data Pengeboran di Lingkungan PTBGN dan Puspitek
Serpong

Adhika Junara Karunianto*, Yoshi Rachael, Dwi Haryanto,


Heri Syaeful
PTBGN-BATAN, Jalan Lebak Bulus Raya No. 9, Jakarta 12440
*email: adhika@batan.go.id

ABSTRAK
Seismik refraksi merupakan salah satu metode geofisika yang
penting untuk menentukan struktur geologi bawah permukaan dangkal.
Aplikasi metode seismik refraksi terdapat di berbagai bidang terapan
geofisika dekat permukaan (near surface) seperti geoteknik,
perencanaan pendirian bangunan, gedung, pabrik, bendungan, jalan
raya, landasan bandara, dan sebagainya. Pada tahun 2014 sejumlah
pengeboran dan logging geoteknik telah dilakukan dalam rangka studi
tapak Reaktor Daya Eksperimen (RDE) di Kawasan PUSPITEK dengan
metode seismik refraksi. Metode seismik refraksi bertujuan untuk
investigasi target kedalaman dangkal. Sumber seismik yang dipakai
adalah palu/godam/sledgehammer untuk menghasilkan energi seismik
yang bergerak ke dalam bawah permukaan dengan kecepatan yang
bergantung pada jenis batuan yang dilewati oleh gelombang seismik. Uji
fungsi alat Seismograf DAQ LINK III yang dimiliki oleh PTBGN-
BATAN merupakan alat yang baru dilakukan pembelian dan masih
berlaku garansi, sehingga berbagai uji fungsi maupun penelitian secara
empiris terhadap kemampuan alat sangat perlu dilakukan. Hasil evaluasi
menunjukkan bahwa interpretasi bidang refraktor dari batas litologi dan
perubahan nilai SPT berkesesuaian dengan perlapisan yang dihasilkan
dari pengukuran seismik refraksi.

Kata kunci: seismik, refraksi, refraktor, pengeboran


Geologi dan Identifikasi Potensi Geowisata Daerah Selo
dan Sekitarnya, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali,
Provinsi Jawa Tengah

M. Kamal Sangga Pasha1* Dr. Sri Mulyaningsih, S.T., M.T.*


Ir. Dwi Indah Purnamawati, M.Si.*
*
Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut
Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta,
1*
corresponding author: kamalsangga@gmail.com

ABSTRAK
Gunung Merbabu merupakan salah satu daerah
taman nasional yang berada pada daerah Jawa Tengah,
berada pada perbatasan diantara tiga kabupaten yaitu
Kabupaten Magelang, Kabupaten Sataliga dan Kabupaten
Semarang. Secara fisiografi daerah penelitian berada pada
zona Gunungapi Kuarter. Berdasarkan fenomena alam
khususnya vulkanisme Gunung Merbabu, daerah penelitian
memiliki kemelimpahan lokasi wisata didalamnya. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pemetaan lokasi
wisata yang dimana pada setiap lokasi nya akan diambil
data-data geologi nya berdasarkan acuan kotak geowisata.
Secara administrasi, daerah penelitian berada pada
daerah Selo dan sekitarnya, Kecamatan Selo, Kabupaten
Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, lebih tepatnya berada pada
daerah Gunung Merbabu, Secara astronomi daerah
penelitian terletak pada posisi 070 25’ 00” – 070 30’ 00” LS
– 1090 25’ 00” – 1090 30’ 00” BT.
Pada daerah penelitian terdiri atas tiga satuan batuan,
dari yang paling tua yaitu satuan lava basalt merbabu,
selanjutnya terbentuk satuan lava andesit merbabu, dan
terakhir diterobos oleh satuan andesit merbabu.
Geomorfologi daerah penelitian secara keseluruhan masuk
kedalam bentang alam vulkanik, yang terdiri atas subsatuan
geomorfik kawah letusan Gunungapi Merbabu, subsatuan
geomorfik lereng atas Gunungapi Merbabu, dan subsatuan
geomorfik lereng tengah Gunungapi Merbabu.
Potensi yang terdapat pada daerah penelitan terdiri
dari Sembilan lokasi wisata didalamnya, yaitu lokasi geosite
Curug Semancar yang berada pada lereng bagian timur,
lokasi geosite Curug Peragak yang berada pada lereng
bagian utara, lokasi geosite Intrusi Andesit Merbabu pada
bagian puncak, lokasi geotope morfologi Gunung Merbabu,
lokasi geotope morfologi lava Gunung Merbabu, lokasi
geotope kawah Gunung Merbabu, lokasi agrowisata Daun
Adas, lokasi ekowisata Jathilan, dan lokasi geowisata
Gunung Merbabu. Berdasarkan lokasi yang ada, telah dibuat
rute atau geotrek yang terdiri dari jalur khusus wisatawan
umum dan jalur khusus eduwisata.

Kata kunci: Geowisata, Geosite, Geotope, Merbabu


Karakteristik dan Kualitas Mineral Mangaan
Berdasarkan Pemetaan Geologi di Daerah Ngreco,
Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan, Jawa
Timur

Fandy Sealtiel Reka1*, Rahmattul Siddiq1, Muhammad Aprischal


Padjeko1, Nanda Budrianto2,Edo Wenno2
1MGEI Research Group, Jl.Kalisahak 28 Kompleks Balapan,
Yogyakarta 55222 2HMTG GAIA IST AKPRIND Yogyakarta,
Sekertariat T108 Jl.Kalisahak 28 Kompleks Balapan, Yogyakarta 55222
*Email: Fandyreka@gmail.com

ABSTRAK
Secara adminitrasi lokasi penelitian terletak di Daerah Ngreco, Luasan
lokasi penelitian yaitu ±500 m2 dan Secara geografis terletak pada
529.600 mE-530.100 mE & 9.103.300 mN-9.103.700 mN. Secara umum
daerah ini ditempati oleh berbagai batuan sedimen vulkanik yang
berumur Tersier hingga Kuarter serta beberapa batuan terobosan batuan
beku yang menyebabkan terjadinya proses ubahan batuan hidrotermal
dan termineralisasi pada beberapa tempat sehingga menarik peneliti
untuk mengetahui lebih lanjut karakteristik dan kualitas mineral
mangaan serta sebarannya untuk dapat dimanfaatkan dalam dunia
industri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pemetaan
geologi permukaan untuk mengetahui sebaran mineral mangaan dan
analisis laboratoriun dengan metode SEM-EDX untuk mengetahui
karakteristik dan kualitas mineral mangaan pada daerah Ngreco,
Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Dari
interpretasi data geologi regional diketahui mangaan pada daerah
penelitian terdapat pada Formasi Arjosari yang merupakan cebakan
terdapatnya mineral mangaan yang berbentuk melensa pada
batugamping yang telah teralterasi. Hasil analisis menunjukan bahwa
mangaan daerah penelitian memiliki kualitas tinggi (>40%) dengan
pengotor berupa Fe dan Al. Dengan kualitas yang tinggi maka mangaan
daerah penelitian dapat dimanfaatkan dalam industri metalurgi, kimia
maupun sebagai bahan baku baterai.
Kata kunci : Mangaan, kualitas, karakteristik, Ngreco.
Korelasi Kelurusan Tektonik dan Distribusi
Gempabumi: Rencana Tapak PLTN Bojonegara,
Banten

Rizqi Muhammad Mahbub1*, Hill Gendoet Hartono1


1
Program Studi Teknik Geologi, Departemen Teknik, Institut Teknologi
Nasional Yogyakarta
*rizqimahbub@itny.ac.id

ABSTRAK
Pembangkit listrik tenaga nuklir sangat dibutuhkan di Indonesia
mengingat listrik dari batubara sangat merusak lingkungan. Lokasi
tapak PLTN Bojonegara di Banten masih dalam perencanaan didukung
dari aspek tektonik. Di Busur muka Selat Sunda yang merupakan
daerah transisi antara pulau Sumatera dan Jawa yang hingga tahun 2019
mengalami gempa tektonik di bagian subduksi antara Lempeng Indo
Australia di bawah Lempeng Eurasia. Pergerakan lempeng aktif
menghasilkan gaya kompresi sehingga mengakibatkan zona hancuran
sangat luas yang akan berdampak bukan hanya daerah pesisir yang
terkena bencana gempa namun daerah yang berdekatan dengan struktur
sesar aktif. Objek penelitian yaitu mendeteksi zona lemah dengan
metode densitas kelurusan dari data digital elevasi, landsat 8, data
gravitasi, serta data focal mechanism. Pertama lakukan interpretasi
kelurusan dari digital elevasi landsat 8, yang kemudian menggunakan
data struktur geologi Kenozoikum dari peta geologi regional di wilayah
Banten. Kedua interpretasi zona lemah dari kriteria jenis batuan
berdasarkan peta geologi regional yang dihubungkan dengan densitas
kelurusan. Ketiga deteksi kelurusan yang membentuk pola sama
dengan pergerakan sesar dari data focal mechanism. Jumlah gempa
Magnitudo 2 – 9 yang terdeteksi di perairan Selat Sunda hingga daratan
Banten diakibatkan oleh karakteristik gempa mekanisme sesar geser di
kedalaman dangkal (D< 20 km), adapun mekanisme sesar geser ini
reaktivasi sesar di permukaan di tenggara dan timurlaut Serang, Banten.
Panjang kelurusan dan saling koneksi difokuskan dengan grid 500m x
500m berhubungan dengan data densitas dan focal mechanism. Daerah
dengan densitas kelurusan tinggi, distribusi gempa dengan mekanisme
pergerakan sesar dan arah gaya pembentuk kelurusan tektonik sama
dapat mempengaruhi kelayakan lokasi dalam pengembangan PLTN di
daerah tersebut.
Kata Kunci: PLTN, Banten, Gempa, Kelurusan, Tektonik

Karakteristik Tipe Erupsi Gunungapi Merbabu


Berdasarkan Stratigrafi Daerah Jetak Dan Sekitarnya
Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Provinsi
Jawa Tengah
Umi Latifah1*, Sri Mulyaningsih1, Dwi Indah Purnamawati1
1
IST AKPRIND Yogyakarta,Jl Kalisahak no 28, Yogyakarta, 55222
*E-mail: Umi_latifahrpl@yahoo.com

ABSTRAK
Daerah penelitian secara administratif terletak di daerah Jetak dan
Sekitarnya Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah.
Secara geografis terletak pada 110025’00” BT – 110030’00” BT dan
07025’30”LS – 07027’30” LS. Tujuan penelitian untuk mengetahui keadaan
geologi daerah penelitian, meliputi geomorfologi, stratigrafi, geologi struktur,
sejarah geologi, geologi lingkungannya, dan studi kusus karakteristik tipe erupsi
Gunungapi Merbabu berdasarkan stratigrafi. Metode yang digunakan adalah
dengan pemetaan geologi permukaan melalui tahapan, antara lain tahap
pendahuluan, tahap penelitian lapangan, tahap penelitian laoratorium dan studio,
tahap sintesis data, tahap penyusunan laporan, dan tahap akhir. Geomorfologi
daerah penelitian terdiri atas 3 subsatuan geomorfik, yaitu : Subsatuan
Geomorfik Kawah Letusan Gunungapi Merbabu (V1) dengan luas 2% dari
lokasi penelitian, Subsatuan Geomorfik Lereng Atas Gunungapi Merbabu (V3)
dengan luas 38% dari lokasi penelitian, Subsatuan Geomorfik Lereng Tengah
Gunungapi Merbabu (V4) dengan luas 60% dari lokasi penelitian. Pola
pengaliran daerah penelitian berupa pola aliran radial dan radial sentripetal,
stadia sungai pada daerah penelitian muda dan stadia daerah pada daerah
penelitian berstadia muda. Stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda adalah,
lava basalt Merbabu, breksi basalt Merbabu, lava andesit Merbabu, breksi
polimik Merbabu, intrusi andesit Merbabu, dan endapan campuran Merbabu.
Struktur geologi daerah penelitian meliputi Sesar Turun Kiri Kenalan, Sesar
Turun Kanan Genikan, Sesar Turun Kiri Jlarem, Sesar Turun Kiri Ngargoloko,
dan Sesar Turun Kiri Ngagrong, ke lima sesar tersebut merupakan sesar oblique.
Sesumber pada daerah penelitian yaitu sesumber positif berupa air yang
digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk mengairi tanaman,
kemudian lahan untuk pemukiman, lahan untuk perkebunan, pertanian, hutan
lindung, geowisata, wisata alam, taman nasional, jelajah alam, sedangkan
sesumber negatif berupa gerakan massa, erupsi gunungapi, gempa vulkanik, dan
banjir lahar. Berdasarkan hasil analisis stratigrafi daerah penelitain maka
Gunungapi Merbabu memiliki beberapa tipe erupsi yaitu tipe erupsi efusif, tipe
erupsi eksplosif, tipe erupsi magmatik, tipe erupsi freatomagmatik, tipe erupsi
vulkanik, dan tipe erupsi Hawaii.
Kata kunci: Geologi, geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, tipe
erupsi, Gunungapi Merbabu

Pengendalian Kontaminasi Daerah Kerja


Di Laboratorium Radioisotop dan Radiofarmaka
Rr. Djarwanti Rahayu PS, Fath Priyadi, Didik Setiaji
Pusat Teknologi Radioisotop Dan Radiofarmaka (PTRR)
Gedung 11 Kawasan Puspiptek – Serpong - Tangerang Selatan
e-mail : Pipin@batan.go.id

ABSTRAK
Bekerja dengan sumber radiasi terbuka di Laboratorium Radioisotop dan
Radiofarmaka (LRR) berisiko menimbulkan kontaminasi baik pada
daerah kerja maupun personel atau pekerja radiasi. Metode yang
dilakukan untuk melakukan pengendalian kontaminasi daerah kerja LRR
adalah dengan pemantauan tingkat kontamninasi daerah kerja secara
rutin maupun sewaktu-waktu. Bekerja dengan sumber radiasi terbuka di
Laboratorium Radioisotop dan Radiofarmaka (LRR) berisiko
kontaminasi baik pada daerah kerja maupun personel atau pekerja
radiasi. Upaya pencegahan penyebaran kontaminasi dimulai dari desain
daerah kerja, tata letak daerah kerja, penyampaian induksi keselamatan
kepada pegawai baru, tamu dan mahasiswa, memberikan perlengkapan
proteksi radiasi personel dan pembatasan akses masuk di daerah
pengendalian. Pengendalian daerah kerja di LRR dilakukan sesuai Perka
BAPETEN nomor 4 tahun 2013 pada pasal 25 sampai pasal 30.
Pengendalian kontaminasi daerah kerja di LRR dilakukan dengan
tindakan proteksi Radiasi sesuai pasal 27 dan 28 Perka BAPETEN
nomor 4 tahun 2013.

Kata kunci : kontaminasi, daerah pengendalian, daerah supervisi


Perhitungan Laju Erosi/Deposisi di Sub-Das Ciujung
Hulu - Lebak – Banten Menggunakan Metode 137cs
Nita Suhartini dan Barokah Aliyanta
Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi – BATAN
Jl.. Lebak Bulus Raya No. 49, Jakarta 12440, Indonesia
e-mail : suhartini60@gmail.com

ABSTRAK
Sungai Ciujung memliki daerah tangkapan air yang besar, dan
karena hilangnya hutan di daerah hulu menyebabkan sungai ini
mengalami pendangkalan karena adanya proses erosi. Daerah tangkapan
sungai Ciujung di daerah hulu ini dibagi menjadi dua yaitu sub-DAS
Ciujung hulu dan sub-DAS Ciberang. Radiogenik 137Cs yang terdapat di
tanah dapat digunakan sebagai perunut untuk mengestimasi besarnya
laju erosi/deposisi di suatu lahan tertentu yang telah terjadi sejak tahun
1950-an, dengan membandingkan nilai inventori total 137Cs di suatu
lokasi penelitian dengan suatu lokasi acuan. Penelitian ini bertujuan
untuk menentukan profil distribusi laju erosi/deposisi lahan di sub
Daerah Aliran Sungai (Sub-Das) Ciujung hulu - Lebak - BANTEN.
Lokasi penelitian yang dipilih adalah suatu lahan olahan dan lahan yang
tidak diolah, dan pengambilan cuplikan dilakukan menggunakan alat
scraper (20 x 50) cm untuk distribusi vertikal radioisotop 137Cs di lokasi
acuan dan coring (di = 6,9 cm) untuk estimasi laju erosi/deposisi.
Setelah dilakukan perlakuan awal, kemudian kandungan radioisotop
137
Cs nya dianalisis menggunakan spektrometer gamma (MCA) pada
energi 661,66 keV. Perhitungan laju erosi/deposisi menggunakan model
konversi Proposional (MP) dan Model Kesetimbangan Massa 1 (MKM
1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan yang terletak di daerah
banjir mengalami erosi tinggi, dan lahan olahan mengalami erosi lebih
tinggi dibandingan lahan tak diolah dengan net laju erosi/deposisi untuk
lahan olahan berkisar antara -11,1 t/ha.thn sampai dengan -15,4
t/ha.thn dan -13,8 t/ha.thn sampai dengan -20,6 t/ha.thn , masing-
masing untuk model konversi MP dan MKM 1. Sedangkan untuk lahan
tak diolah berkisar antara -18,4 t/ha.th sampai dengan 28,4 t/ha.th dan
-25,6 t/ha.th sampai dengan 29,3 t/ha.th, masing-masing untuk MP dan
MKM 1. Laju erosi di sub-DAS Ciujung ini tergolong serius untuk lahan
yang diolah tetapi lahan tak diolah seperti perkebunan karet dan sawit
dapat memperkecil laju erosi.
Kata kunci : Erosi/deposisi, 137Cs, lahan olahan, lahan tak diolah, DAS
Ciujung

Sistem Manajemen Dosis


Untuk Kegiatan Eksplorasi Uranium

Suhaedi Muhammad1, Rr.Djarwanti,RPS2


1
Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, Kawasan Nuklir
Pasar Jumát,Jakarta Selatan,12440
2
Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka,Gedung 11, Kawasan
Nuklir Serpong,Tangerang Selatan,15310
Email : suhaedi.muhammad62@gmail.com

ABSTRAK
Pada umumnya, kegiatan eksplorasi uranium dimulai dari penentuan
lokasi dimana pada lokasi tersebut diharapkan dapat ditemukan bahan
galian nuklir. Tujuannya adalah untuk memetakan dimana sumberdaya
uranium itu terdapat dan seberapa besar cadangannya. Secara umum
kegiatan eksplorasi uranium mencakup beberapa tahapan yaitu survey
tinjau, prospeksi, eksplorasi umum dan eksplorasi rinci. Rangkaian
pelaksanaan tahapan kegiatan eksplorasi uranium tersebut memberikan
potensi penerimaan dosis baik bagi pekerja radiasi, masyarakat maupun
lingkungan. Oleh karena itu, guna melindungi keselamatan dan
kesehatan khususnya pekerja radiasi yang terlibat dalam kegiatan
eksplorasi uranium, pihak pemegang izin harus menerapkan sistem
manajemen dosis. Sistem manajemen dosis ini di dalamnya berisi
tentang sumber potensi bahaya pada eksplorasi uranium, tindakan
kontrol, kebijakan manajemen, manajemen penerimaan dosis, evaluasi
penerimaan dosis dan tindaklanjut penerimaan dosis. Dengan adanya
sistem manajemen dosis ini pihak pemegang izin dapat memperkirakan
besarnya dosis yang diterima oleh pekerja radiasi yang terlibat dalam
kegiatan eksplorasi uranium agar tidak melebihi nilai pembatas dosis
atau melebihi nilai batas dosis.

Kata kunci: uranium, eksplorasi, dosis radiasi, sistem manajemen


Pengembangan SPP2NF Menjadi Surveymeter Digital
Untuk Pemantauan Radiasi Di Lingkungan Pusat
Teknologi Bahan Galian Nuklir
Rokhmat Arifianto1, Yanu Wusana1, Singgih A. N.1, Richard P.
Hutabarat1, Slamet1
1
Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN, Jl. Lebak Bulus Raya
No. 9, Jakarta Selatan
E-mail : rokhmat.arifianto@batan.go.id

ABSTRAK
SPP2NF merupakan surveymeter gamma yang digunakan sebagai
alat pemantauan radiasi di lingkungan Pusat Teknologi Bahan Galian
Nuklir (PTBGN), namun pada penggunaannya SPP2NF memiliki
beberapa kekurangan, antara lain yaitu pembacaan hasil pengukuran
masih analog dengan satuan cps. Sehingga dikembangkanlah SPP2NF
tersebut menjadi surveymeter digital yang menampilkan nilai laju dosis
radiasi secara digital dengan satuan µSv/h dan juga memiliki fitur
tambahan modul GPS dan penyimpanan data hasil pemantauan radiasi.
Pengembangan SPP2NF dilakukan dengan cara menambahkan modul
pencacah digital yang berbasis dari Arduino Nano. Dalam Arduino
Nano tersebut dimasukan program untuk mengolah pulsa dari SPP2NF,
menerima masukan data lokasi dari GPS, dan program penyimpanan
data hasil pemantauan radiasi. Hasil dari pengembangan tersebut
didapatkan bahwa SPP2NF dapat dikembangkan menjadi surveymeter
digital dengan pembacaan laju dosis radiasi berupa µSv/h, dan dapat
menyimpan data hasil pemantauan radiasi dan lokasi pemantauannya.
Dari hasil pengujian unjuk kerja dari pencacahan Arduino Nano,
didapatkan bahwa nilai error sebesar 0,022% dan hasil uji kestabilan
dari pencacahan menggunakan chi square test didapatkan bahwa alat
tersebut dapat diterima karena masih dalam rentang yang ditentukan
yaitu 3,57 dari 10 sampel.
Kata kunci: Pemantauan radiasi, SPP2NF, Arduino Nano
Perbandingan Pengolahan Limbah Radioaktif Cair
Menggunakan Resin Penukar Ion Hasil Aktivasi dan
Tanpa Aktivasi

Ajrieh Setyawan1*, Muhammad Faiq Firdausi Ahla2


Pusat Teknologi Limbah Radioaktif,
Badan Tenaga Nuklir Nasional,
Kawasan PUSPIPTEK Serpong Gedung 50
*Pos-el: ajrieh@batan.go.id

ABSTRAK
Perbandingan Pengolahan Limbah Radioaktif Cair Menggunakan
Resin Penukar Ion Hasil Aktivasi dan Tanpa Aktivasi. Telah dilakukan
pengolahan limbah radioaktif cair reaktor serbaguna menggunakan
kolom penukar ion. Proses pengolahan limbah radioaktif dengan sistem
penukar ion menggunakan resin tanpa aktivasi diperoleh bahwa limbah
radionuklida 60Co dan 65Zn mengalami penurunan konsentrasi lebih
rendah dibandingkan dengan radionuklida 137Cs. Penelitian lebih lanjut
bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tukar ion menggunakan resin
hasil aktivasi HCl 8% dan H 2SO4 8%. Limbah radioaktif cair dielusikan
ke dalam resin yang telah diaktivasi sebanyak 6 kali, setiap sampel hasil
elusi dianalisis radionuklidanya menggunakan spektrometer gamma
Multi chanel analizer (MCA). Hasil percobaan diperoleh bahwa persen
penurunan aktivitas radionuklida setelah akhir elusi dengan resin
aktivasi HCl 8% adalah 137Cs = 100%, 60Co = 91.86%, 65Zn = 94.82%,
dengan resin aktivasi H2SO4 8% adalah 137Cs = 100%, 60Co = 88.03%,
65
Zn = 90.31%, dan dengan resin tanpa aktivasi adalah 137Cs = 100%,
60
Co = 86.25%, 65Zn = 89.28%. Berdasarkan % penurunan yang
diperoleh maka pengolahan limbah dengan resin aktivasi HCl 8% lebih
baik dari resin hasil aktivasi H2SO4 8% dan tanpa aktivasi.
Kata kunci: Limbah Radioaktif Cair, Penukar Ion, Lewatit Monoplus
S108
Kinerja Resin Penukar Kation Amberlite IR120 Na
dalam Menurunkan Kadar Thorium pada Limbah Cair
Pengolahan Monasit

Dany Poltak Marisi1*, Roza Indra Laksmana1, Inda Robayani


Walayudara1, Septyana Nur Amalia2
1
Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN
Jl. Lebak Bulus Raya No.09, Pasar Jumat, Jakarta, 12440
2
Sekolah Vokasi, Institut Pertanian Bogor
Jl. Kumbang No.24, Babakan, Bogor, 16128
*Pos-el: dany.poltak.m@batan.go.id

ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan untuk menurunkan kadar thorium pada
limbah cair pengolahan monasit dapat dikatakan masih sedikit. Terdapat
beberapa metode pengolahan limbah cair dan satu diantaranya yaitu
metode penukar ion menggunakan resin. Tujuan penelitian adalah
menurunkan kadar thorium dalam limbah cair pengolahan monasit
menggunakan resin penukar kation Amberllite IR120 Na. Perlakuan
variasi yang dilakukan pada penelitian adalah bobot resin dan waktu
kontak. Pengukuran kadar thorium dilakukan dengan metode
Spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
penambahan resin sebesar 1,50 gram didalam 100 mL limbah cair dan
waktu kontak sebesar 180 menit mampu menurunkan kadar thorium
sebesar 80,29%.
Kata kunci: limbah cair, monasit, resin, thorium
Desain Taguchi untuk Optimasi Pengambilan Logam
Tanah Jarang dari Tailing Pasir Zirkon Menggunakan
Metode Presipitasi Asam Oksalat:
Pengaruh pH dan Suhu

Iga Trisnawati1,3*, Bondan Aji Winmoko1, Herry Poernomo3, I Made


Bendiyasa1,2, Himawan Tri Murti Bayu Petrus1,2, Agus Prasetya1,2,
Panut Mulyono1*
1
Departemen Teknik Kimia (Sustainable Mineral Processing Research Group),
Fakultas Teknik, UGM, Jl. Grafika No. 2, Kampus UGM, Yogyakarta, 55281
2
Unconventional Georesources Research Center, Fakultas Teknik, UGM, Jl.
Grafika No. 2, Kampus UGM, Yogyakarta, 55281
3
Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, BATAN, Jl. Babarsari Kotak Pos 6101
ykbb Yogyakarta, 55281
*Pos-el: trisnawati@batan.go.id, pmulyono@ugm.ac.id

ABSTRAK
Pengambilan Logam Tanah Jarang (LTJ) dari tailing pasir zirkon
diteliti menggunakan metode Taguchi. Metode Taguchi digunakan
untuk menentukan pengaruh dari dua faktor yaitu suhu dan pH pada
jumlah RE Oksalat dan recovery dari unsur Y, La dan Ce. Campuran
konsentrat LTJ di panggang menggunakan NaOH dengan perbandingan
1:1 pada suhu 500°C selama 3 jam. Hasil pangangan dilindi
menggunakan asam sulfat menghasilkan larutan sulfat tanah jarang.
Larutan sulfat tanah jarang diendapkan menggunakan larutan asam
oksalat pada berbagai variasi pH dan suhu. Metode Analisis Varian
(ANOVA) digunakan untuk menentukan presentasi kontribusi dari
kedua faktor tersebut. Peningkatan suhu dari 30°C ke 50°C
berkontribusi terhadap jumlah hasil pengendapan. Analisis statistic
menunjukkan bahwa suhu dan pH berpengaruh dalam proses
pengendapan menggunakan asam oksalat dengan kondisi optimum pada
suhu 70°C dan pH 0,9.
Kata kunci: Taguchi, Presipitasi, LTJ, Yttrium, Lantanum, Cerium.
Ekstraksi Zirkonium dari Terak Peleburan Timah
Menggunakan Tungku Busur Listrik

Yayat Iman Supriyatna 1, Bening NH Kambuna 2, Kurnia


Trinopiawan3 Dan Panggi Aditya Putra 4
1 Balai Penelitian Teknologi Mineral - LIPI
2 Teknik Metalurgi-Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
3 PTBGN – BATAN
4 Teknik Mesin- Universitas Muhamadiyah Metro
e-mail : yayat_iman@yahoo.com

ABSTRAK
Terak timah yang dihasilkan selama peleburan timah masih dapat
diolah karena mengandung unsur berharga diantaranya adalah
zirkonium. Logam zirkonium merupakan salah satu bahan penting
dalam industri nuklir maupun non nuklir karena mempunyai sifat
tahan korosi. Proses ekstraksi zirkonium dipilih melalui metode
pirometalurgi karena mempunyai kelebihan yaitu prosesnya lebih
singkat dan dapat menghasilkan logam lebih murni dengan
menggunakan alat tungku busur listrik. Tungku busur listrik
merupakan salah satu alat yang berperan dalam proses reduksi
dan peleburan mineral logam. Pada penelitian ini dilakukan
ekstraksi zirkonium menggunakan tungku busur listrik dengan
variasi waktu peleburan dan rasio reduktor. Pada penelitian ini
dilakukan peleburan menggunakan tungku busur listrik dengan
variasi waktu peleburan 20 menit, 30 menit, 40 menit, 50 menit
dan 60 menit serta variasi reduktor yaitu 1:5, 1:7 1:10, 1:13, dan
1:15 pada temperatur peleburan yang sama yaitu 1600oC. Produk
dengan ekstraksi zirkonium tertinggi diperoleh pada waktu
peleburan 40 menit yaitu sebesar 8,696%. Waktu optimum untuk
mendapatkan hasil ekstraksi zirkonium terbanyak yaitu pada
waktu peleburan 40 menit. Persentase ekstraksi zirkonium yang
tertinggi (1,971%) diperoleh dengan menggunakan rasio reduktor
yaitu 1:15.

kata kunci : Ekstraksi Zirkonium, Reduktor, Terak Timah,


Tungku Busur Listrik, Waktu Peleburan.
Pengolahan Yellow Cake Hasil Penambangan Bijih
Uranium Menjadi Serbuk UO2 di Fasilitas Pilot
Conversion Plant (PCP) IEBE - PTBBN

Putra Oktavianto, Anne Ariyanita, Ade Saputra


Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional, Setu, Banten Indonesia, 15346
putraoktavianto@batan.go.id

ABSTRAK
Indonesia mempunyai cadangan Uranium yang cukup besar saat
ini. Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir (PTBGN) telah melakukan
pemetaan cadangan Uranium di Indonesia sekitar 70.000 ton dalam
bentuk yellow cake yang akan mampu memenuhi kebutuhan 7 unit
PLTN dengan kapasitas masing-masing 1.000 MWe untuk beroperasi
40 tahun. Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar PLTN dalam Negeri,
Indonesia harus mampu untuk mengolah yellow cake tersebut menjadi
bahan bakar yang dapat digunakan untuk PLTN sehingga kita tidak
perlu untuk melakukan impor bahan bakar untuk PLTN. Pengolahan
yellow cake menjadi bahan bakar nuklir salah satunya dilakukan pada
fasilitas pemurnian dan konversi milik PTBBN yang dinamakan Pilot
Conversion Plant (PCP). PCP mempunyai kapasitas produksi 100
Kg/hari serbuk UO2 nuclear grade. Serbuk UO2 yang dihasilkan PCP
kemudian difabrikasi sampai menjadi berkas bahan bakar nuklir di Fuel
Fabrication Laboratory (FFL). PCP saat ini telah berhasil menghasilkan
sekitar ± 15,5 Kg serbuk UO2 yang sudah nuclear grade. Saat ini juga
masih dilakukan beberapa penelitian terkait optimalisasi parameter
untuk setiap tahapan prosesnya sehingga dapat diperoleh parameter
proses yang efektif dan efisien dengan mengutamakan kualitas produk
serbuk UO2 yang nantinya bisa digunakan sebagai bahan bakar nuklir
yang siap digunakan untuk kebutuhan PLTN nantinya.

Kata kunci : PCP, yellow cake, derajat nuklir, serbuk UO2 , PLTN
Studi Fasa dan Sifat Termal Lantanum Oksida
Berbasis Monasit

Sari Hasnah Dewi1*, Suyanti2, and Wisnu Ari Adi1


1
Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju
Gedung 43. Kawasan Nuklir Serpong. Tangerang Selatan. Banten
2
Pusat Sains dan Teknologi Akselarator Nuklir
Jalan Babarsari. Sleman. Yogyakarta
*Pos-el: hasyarri@batan.go.id

ABSTRAK
Potensi logam tanah jarang Indonesia sangat besar khususnya
mineral monasit yang merupakan mineral gabungan berkaitan dengan
timah dan dan unsur radioaktif. Melalui program BATAN incorporated,
beberapa pusat penelitan yaitu PTBGN, PSTA dan PSTBM menjalankan
penelitian bersama untuk mengolah mineral monasit menjadi bahan
yang lebih benilai jual secara ekonomi. Lantanum adalah logam yang
termasuk dalam kelompok logam tanah jarang yang memiliki sifat-sifat
unggul yang berfungsi sabagai pigmen dan sebagai penyerap
gelombang elektromagnetik. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh
informasi pengaruh pemanasan tinggi terhadap produk pilot plant
pengolahan RE(OH)3 (logam tanah jarang hidroksida) khususnya untuk
produk La2(C2O4)3 untuk keperluan pembuatan CRM La2O3. Bahan
yang telah ditimbang dikalsinasi pada combustion boat dengan
menggunakan furnace pada suhu pemanasan 1000℃ dan 1300℃. Teknik
X-ray diffraction (XRD) menganalisa formasi fasa bahan. Dari analisa
dengan XRD didapatkan hasil akhir menghasilkan fasa bahan sudah
berubah menjadi La2O3 sebesar 28,76% dan fasa lain La(OH)3 sebesar
71,24 % . Dekomposisi termal dianalisa dengan menggunakan
Thermogravimetric analysis (TGA).
Kata kunci: Monasit, La2O3, Fasa, Sifat Termal
Panduan Penyusunan Dokumen Rencana
Manajemen Radiasi (Radiation Management Plan)
Untuk Kegiatan Penambangan Uranium
Suhaedi Muhammad1, Rr.Djarwanti,RPS2
1
Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, Kawasan Nuklir
Pasar Jumát,Jakarta Selatan,12440
2
Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka,Gedung 11, Kawasan
Nuklir Serpong,Tangerang Selatan,15310
Email : suhaedi.muhammad62@gmail.com

ABSTRAK
Kegiatan penambangan uranium dapat menimbulkan dampak radiologi
baik bagi pekerja, masyarakat maupun lingkungan hidup. Guna
menjamin keselamatan dan kesehatan para pekerja yang terlibat dalam
kegiatan penambangan uranium, calon pemegang izin wajib menyusun
dokumen manajemen rencana radiasi. Dokumen ini merupakan salah
satu persyaratan izin yang harus disampaikan kepada badan pengawas.
Tujuan dari dokumen ini adalah untuk mengendalikan paparan radiasi
baik yang diterima oleh pekerja maupun anggota masyarakat akibat
adanya kegiatan penambangan uranium dengan memasukkan langkah-
langkah proteksi yang sesuai dengan tingkat resikonya. Dokumen ini di
dalamnya berisi uraian tentang deskripsi proyek penambangan uranium,
informasi tenaga kerja dan sumber daya keselamatan radiasi, informasi
kelompok kritis, sumber dan jalur paparan radiasi, tindakan kontrol,
pemantauan radiasi, penilaian dosis, pengangkutan bahan radioaktif,
pendidikan dan pelatihan pekerja, kesiapsiagaan dan penanggulangan
keadaan darurat, penyimpanan rekaman dan pelaporan dan sistem
manajemen. Dengan adanya pandun penyusunan dokumen ini
diharapkan bisa membantu calon pemegang izin yang akan melakukan
kegiatan penambangan uranium dalam menyiapkan dokumen tersebut.
Kata kunci: uranium, penambangan, manajemen radiasi
DESAIN PIT PENAMBANGAN BATUBARA BLOK C PADA PT.
INTIBUANA INDAH SELARAS KABUPATEN NUNUKAN
PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Fadli¹, Sri Widodo²


1. Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Muslim Indonesia
2. Program Studi Teknik Pertambangan, Universitas Hasanuddin.

ABSTRAK
Desain pit adalah suatu kegiatan dalam merencanakan kegiatan produksi
pada tambang dengan metode yang digunakan adalah tambang terbuka.
Tujuan dari penelitian ini, untuk mendapatkan desain pit yang ideal,
dengan mengunakan metode penampang sayatan, penyebaran batubara,
cadangan overburden, cadangan batubara, geometri bench dan stripping
ratio. Metode penelitian yang digunakan untuk pembuatan desain pit
adalah program autocad 2012. Adapun data – data yang yang
diperhatikan dalam pembuatan desain pit meliputi kestabilan lereng
( lebar bench, tinggi bench, kemiringan lereng dan endapan batubara).
Dari hasil pengolahan data, maka didapatkan luas bukaan pit 75,8763
Ha, dengan nilai stripping ratio 11 : 1 dan desain pit penambangan
batubara dengan geometri bench tinggi yaitu 7 meter, lebar bench 3 – 4
meter dan kemiringan 65o. Dimana desain pit penambangan sampai
pada kedalam 2 m di permukaan laut.

Kata kunci : Endapan Batubara, Autocad 2012, Geometri Bench,


Stripping Ratio, Desain Pit.

Anda mungkin juga menyukai