net/publication/311538507
CITATIONS READS
2 3,294
2 authors, including:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Bachtiar Wahyu Mutaqin on 16 December 2016.
Editor:
Pramaditya Wicaksono, Projo Danoedoro, Tedy Priadi, Muhammad Iqnaul Siregar
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi
buku dalam bentuk apapun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan
teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.
ISBN: 978-979-98521-4-4
1. Prosiding I. Judul
1
Prosiding Simposium Nasional Sains Geoinformasi ~ III 2013 ISBN 978-979-98521-4-4
KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera,
Penggunaan teknologi informasi spasial --termasuk penginderaan jauh dan sistem informasi
geografis (SIG)-- dalam ekstraksi informasi spasial tematik, penanganan masalah lingkungan,
pengembangan wilayah serta penyediaan data spasial lain dewasa ini telah semakin intensif dan
meluas ke berbagai kalangan. Di satu sisi, kecenderungan ini dapat dinilai positif karena popularitas
dan arti penting data geografis (geospasial) semakin meningkat. Di sisi lain, pemahaman yang tidak
sama tentang kualitas dan cara pemrosesan data di berbagai kalangan dengan latar belakang disiplin
yang berbedadapat membawa konsekuensi pada kekeliruan dalam dukungan pengambilan keputusan.
Berangkat pada pemikiran tersebut, maka PUSPICS Fakultas Geografi UGM mengangkat tema
mengenai pentingnya peningkatan kualitas data geospasial, khususnya berdasarkan analisis citra
penginderaan jauh dan pemodelan spasial dalam forum Simposium Sains Geoinformasi III. Tema ini
diangkat agar berbagai kalangan penggiat informasi geospasial (peneliti, praktisi, dosen, mahasiswa)
dapat bertukar pengalaman serta wawasan dalam upaya-upaya meningkatkan kualitas data geospasial
di bidang yang digeluti.
Simposium Sains Geoinformasi yang akan dilaksanakan untuk ketiga kalinya ini dilaksanakan
setiap dua tahun sejak 2009, disusul 2011, dan diharapkan menjadi forum yang terbuka luas bagi
pemula (mahasiswa) maupun peneliti yang telah berpengalaman untuk berpartisipasi dan membangun
jejaring.
Simposium Nasional Sains Geoinformasi III ini juga bersamaan dengan peringatan 30 tahun
program pendidikan S2 Penginderaan Jauh, yang mulai dibuka tahun 1983, serta peringatan ulang
tahun ke-80 Prof.Dr. Sutanto, salah satu pelopor pendidikan dan penelitian penginderaan jauh di
Indonesia, pendiri Jurusan Penginderaan Jauh dan Program, S2 Penginderaan Jauh di Fakultas
Geografi UGM, sekaligus sebagai pendiri PUSPICS UGM-Bakosurtanal di tahun 1976 yang saat ini
juga telah menginjak usia ke- 37.
PROJO DANOEDORO
Ketua Panitia
2
Prosiding Simposium Nasional Sains Geoinformasi ~ III 2013 ISBN 978-979-98521-4-4
SUSUNAN ACARA
SIMPOSIUM NASIONAL SAINS GEOINFORMASI III 2013
12.00 –
ISHOMA
13.00
WORKSHOP PENGEMBANGAN INFORMASI GEOSPASIAL
TEMATIK Utama
Moderator: Tim BIG dan Simposium Nasional
PS-1A-1
PENGINDERAAN JAUH UNTUK APLIKASI KEPESISIRAN
DAN KELAUTAN (6)
Moderator: Sri Hartini, S.Si., M.GIS
Identifikasi Thermal Fronts di Selat Makassar dan Laut Banda
Dinarika Jatisworo, Ari Murdimanto
Initial Results of Remote Sensing-based Benthic Habitat
Classification Scheme Development of Karimunjawa Islands
Pramaditya Wicaksono, Muhammad Hafizt, Ridwan Ardiyanto
Pemetaan Batimetri Perairan Dangkal Menggunakan Citra
Parallel Session 1
3
Prosiding Simposium Nasional Sains Geoinformasi ~ III 2013 ISBN 978-979-98521-4-4
4
Prosiding Simposium Nasional Sains Geoinformasi ~ III 2013 ISBN 978-979-98521-4-4
5
Prosiding Simposium Nasional Sains Geoinformasi ~ III 2013 ISBN 978-979-98521-4-4
Utama
Keynote speech :
6
Prosiding Simposium Nasional Sains Geoinformasi ~ III 2013 ISBN 978-979-98521-4-4
7
Prosiding Simposium Nasional Sains Geoinformasi ~ III 2013 ISBN 978-979-98521-4-4
8
Prosiding Simposium Nasional Sains Geoinformasi ~ III 2013 ISBN 978-979-98521-4-4
DAFTAR ISI
9
Prosiding Simposium Nasional Sains Geoinformasi ~ III 2013 ISBN 978-979-98521-4-4
10
Prosiding Simposium Nasional Sains Geoinformasi ~ III 2013 ISBN 978-979-98521-4-4
Aplikasi Penginderaan Jauh dan SIG Untuk Estimasi Produksi Padi Berdasarkan Pola Tanam
di Kabupaten Bantul.......................................................................................................... 386
Deteksi Kerusakan Penggunaan Lahan Akibat Awan Panas Merapi 2010 Menggunakan Citra
Penginderaan Jauh............................................................................................................. 396
Analisis Spasial Sebaran Hotspot Pada Penutup/Penggunaan Lahan di Propinsi Kalimantan
Barat ................................................................................................................................. 403
Penyusunan Atlas Elektronik Lokasi Bersejarah di Daerah Istimewa Yogyakarta .............. 412
Gis Take and Give Berbasis Opensource Website dan Software Untuk Metode Pembelajaran
Sistem Informasi Geografis di SMA .................................................................................. 425
Estimasi Cadangan Karbon Vegetasi Tegakan Di Kota Yogyakarta dan Sekitarnya Berbasis
ALOS AVNIR-2 ............................................................................................................... 431
11
Prosiding Simposium Nasional Sains Geoinformasi ~ III 2013 ISBN 978-979-98521-4-4
12
Prosiding Simposium Nasional Sains Geoinformasi ~ III 2013 ISBN 978-979-98521-4-4
ABSTRAK
Kawasan perairan Jepara digunakan sebagai objek kajian penelitian karena mengalami dampak yang
cukup signifikan akibat adanya air buangan limbah dari PLTU Tanjung Jati B Jepara. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui aspek sebaran suhu permukaan laut secara spasial akibat air buangan limbah PLTU Tanjung
Jati B Jepara. Integrasi aplikasi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) digunakan untuk
mencapai tujuan tersebut. Klasifikasi terselia (supervised classification) dilakukan terhadap citra satelit Landsat
8 dengan mengoptimalkan saluran TIR 10. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu permukaan laut di
perairan Jepara mencapai 34oC pada outlet PLTU Tanjung Jati B Jepara dan mempunyai arah sebaran ke barat
daya yang dipengaruhi oleh angin timur dengan jarak 6,6 km dari outlet dan mempunyai suhu permukaan laut
rata-rata 31,1oC. Sedangkan wilayah perairan yang tidak terpengaruh oleh akivitas PLTU Tanjung Jati B Jepara
mempunyai suhu permukaan laut rata-rata 30.5oC.
Kata kunci: suhu permukaan laut, landsat, PLTU, Jepara
PENDAHULUAN
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Indonesia merupakan salah satu
upaya untuk memenuhi kebutuhan utama masyarakat, yaitu ketersediaan listrik. Adanya aktifitas
PLTU di wilayah kepesisiran akan berpengaruh terhadap dinamika parameter hidro-oseanografi. Hal
tersebut disebabkan karena aktifitas PLTU menghasilkan limbah panas dan langsung dibuang ke
badan air. Pembuangan air limbah secara langsung dalam jumlah besar tanpa melalui proses
pendinginan ke wilayah perairan akan mengakibatkan perubahan kualitas perairan, terutama suhu
permukaan laut (SPL).
Suhu permukaan laut mempunyai karakteristik yang berbeda dengan suhu permukaan tanah.
Suhu permukaan laut dan samudra mempunyai karakteristik suhu yang homogen secara spasio
temporal yang disebabkan karena kapasitas panas yang besar dan proses pencampuran yang efisien di
lapisan homogen laut (Subrahamanyam, 2003). Berdasarkan Nontji (1987), suhu permukaan laut di
perairan Indonesia berkisar antara 28oC - 31oC, namun pada beberapa wilayah di sekitar pembuangan
limbah industri maupun pembangkit listrik suhu permukaan laut dapat mencapai 37oC.
Aktifitas PLTU Tanjung Jati B yang terletak di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang,
Kabupaten Jepara sejak tahun 2006 berpotensi untuk mempengaruhi dinamika parameter oseanografi
khususnya suhu permukaan laut. PLTU Tanjung Jati B yang beroperasi sejak Tahun 2006
membutuhkan air pendingin dari laut yang digunakan sebagai pendingin kondesor. Air laut yang
digunakan sebagai pendingin kondensor dialirkan kembali ke laut dengan suhu relatif tinggi
sebagaimana yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun
2011 tentang Izin Pembuangan Air Limbah Ke Laut – PT Central Java Power (PLTU Tanjung Jati B
Unit 3 dan 4 Jepara). Air buangan limbah PLTU atau air bahang berdasarkan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup (2009) adalah air limbah dari sumber proses pendinginan yang menggunakan air
laut sebagai air baku yang dialirkan satu kali lewat melalui kondensor menuju badan air / laut. Air
bahang yang mempunyai suhu relatif tinggi akan mempengaruhi perubahan suhu permukaan laut dan
kestabilan ekosistem di wilayah perairan sekitarnya.
63
Prosiding Simposium Nasional Sains Geoinformasi ~ III 2013 ISBN 978-979-98521-4-4
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisa spasial sebaran suhu permukaan laut akibat air
buangan limbah PLTU dengan mengoptimalkan saluran TIR 10 pada citra satelit Landsat 8. Landsat 8
Operasional Land Imager (OLI) dan Sensor Inframerah Termal (TIRS) terdiri dari sebelas band yang
disajikan pada Tabel 1.
STUDI AREA
Penelitian ini dilakukan di wilayah perairan sekitar PLTU Tanjung Jati B yang terletak di Desa
Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara (Gambar 1). Pemilihan lokasi didasarkan pada
daerah yang terpengaruh oleh air bahang PLTU Tanjung Jati B Jepara, ketersediaan data primer citra
Landsat 8 pada Tanggal 24 Juni 2013 dengan batasan daerah sekitar PLTU Tanjung Jati B Jepara
yang mempunyai koordinat outlet PLTU pada lintang 6°26'30.38"LS dan bujur 110°45'0.34"BT.
64
Prosiding Simposium Nasional Sains Geoinformasi ~ III 2013 ISBN 978-979-98521-4-4
Lλ = MLQcal + AL … (1)
T= -273 …… (2)
(
Dimana:
T = Temperatur dalam Celcius
K2 = Konstanta Kalibrasi 2 (1282,71 Kelvin)
K1 = Konstanta Kalibrasi 1 (666,09 watts / (meter2.ster.µm)
Lλ = Radiasi Spektra dalam watts / (meter2.ster. tm)
Dimana:
TR = suhu radiasi dalam Celcius
ε = Emisivitas, dimana dalam perhitungan praktis nilai 0,95 dapat digunakaan sebagai ε
rata-rata
Tk = suhu kinetik dalam Celcius
Dalam kegiatan analisa, data tersebut diolah lebih lanjut dan ditampilkan dalam peta sehingga
perubahan-perubahan parameter oseanografi yang mempengaruhi penyebaran suhu permukaan laut
dapat diamati. Untuk melihat pola penyebaran suhu permukaan laut perairan Tanjung Jati Jepara,
maka dibuat kontur permukaan laut untuk melihat pergerakan suhu di permukaan dan arah arus
permukaan.
Data suhu permukaan laut dianalisis secara digital dan visual. Analisis digital dilakukan pada
citra satelit Landsat 8 dan secara visual dilakukan terhadap pola distribusi suhu permukaan laut yang
dibuat dalam bentuk peta. Untuk data citra satelit Landsat 8 penampakan permukaan laut berupa
65
Prosiding Simposium Nasional Sains Geoinformasi ~ III 2013 ISBN 978-979-98521-4-4
gambar yang menampilkan suhu permukaan laut secara jelas dengan pemberian urutan warna
(pallete). Hasil akhir dari pengolahan data penginderaan jauh adalah perpaduan antara tampilan citra
sebaran suhu permukaan laut yang dilengkapi dengan nilai kisaran untuk setiap warna.
Gambar 2. Citra Landsat 8 TIR band 10 dan nilai suhu permukaan laut
Wilayah perairan yang terpengaruh air bahang PLTU Tanjung Jati B Jepara mempunyai kisaran
suhu permukaan laut antara 31oC - 33oC dengan luasan area mencapai 21,16 km2. Sedangkan wilayah
perairan yang tidak terpengaruh oleh akivitas PLTU Tanjung Jati B Jepara mempunyai suhu
permukaan laut antara 29oC - 30oC (Gambar 3). Berdasarkan Keputuan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut menyebutkan bahwa kenaikan temperatur
air yang digunakan dalam proses industri mempunyai batas maksimal 2 oC. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pengukuran langsung pada beberapa lokasi untuk memverifikasi data lapangan dikarenakan
hasil analisis citra satelit menunjukkan nilai yang melebihi baku mutu air laut.
66
Prosiding Simposium Nasional Sains Geoinformasi ~ III 2013 ISBN 978-979-98521-4-4
Gambar 3. Sebaran suhu permukaan laut di perairan sekitar PLTU Tanjung Jati B Jepara
KESIMPULAN
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah:
1. Suhu permukaan laut di perairan Jepara mencapai 34oC pada outlet dan semakin berkurang ke
arah barat daya sejauh 6,6 km dengan kisaran suhu 31oC - 33oC dengan luasan area mencapai
21,16 km2.
2. Sebaran suhu permukaan laut akibat air bahang PLTU Tanjung Jati B Jepara dipengaruhi oleh
arah dan kecepatan angin yang mempengaruhi arus serta tidak adanya resirkulasi air pendingin.
3. Perlu dilakukan pengukuran lapangan untuk memverifikasi hasil pengolahan citra satelit terkait
dengan baku mutu air laut.
DAFTAR PUSTAKA
Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Djambatan, Jakarta.
Republik Indonesia. 2004. Keputuan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu
Air Laut. Jakarta.
Republik Indonesia. 2009. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2009 Tentang Baku Mutu Air
Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Termal. Jakarta.
Republik Indonesia. 2011. Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2011 tentang Izin
Pembuangan Air Limbah Ke Laut – PT Central Java Power (PLTU Tanjung Jati B Unit 3 dan 4 Jepara).
Jakarta.
Subrahamanyam, Bala. 2003. Observation and Modeling Studies of the Marine Atmospheric Boundary Layer.
Grin Verleg, Noorderstandt Germany.
USGS. 2013. Landsat 8 Science Data Users Handbook, Amerika Serikat.
67