EDITOR
REVIEWER
Nugroho Imam Setiawan, S.T., M.T., D.Sc. Ir. Anastasia Dewi Titisari, M.T., Ph.D.
Fahmi Hakim, S.T., M.Sc.RWTH Dr. Didit Hadi Barianto, S.T., M.Si.
Dr. Wahyu Wilopo, S.T., M.Eng. Salahuddin Husein, S.T., M.Sc., Ph.D.
Dr. Sugeng Sapto Surjono, S.T., M.T. Dr. Ferian Anggara, S.T., M.Eng.
Gayatri Indah Marliyani, S.T., M.Sc., Ph.D. Dr. Haryo Edi Wibowo, S.T., M.Sc.
I Gde Budi Indrawan, S.T., M.Eng., Ph.D. Dr. Ir. I Wayan Warmada
Dr. Agung Harijoko, S.T., M.Eng. Dr. Wawan Budianta, S.T., M.Sc.
Saptono Budi Samodra, S.T., M.Sc. Dr. Donatus Hendra Amijaya, S.T., M.T.
ii
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Seminar Nasional Kebumian ke-12 merupakan salah satu rangkaian acara Geoweek 2019
yang dilaksanakan di Hotel Alana pada tanggal 5-6 September 2019. Pada tahun ini
Seminar Nasional Kebumian mengangkat tema Peran Ilmu Kebumian dalam
Pengembangan Geowisata, Geokonservasi, dan Geoheritage & Memperingati 35 Tahun
Stasiun Lapangan Geologi “Prof. R. Soeroso Notohadiprawiro”, Bayat, Klaten.
Kegiatan ini kami harapkan dapat menjadi wadah bagi para ahli kebumian, pemerintah
khususnya dalam bidang ilmu kebumian dan penanganan bencana geologi serta pihak
industri dan masyarakat untuk saling berinteraksi dan membangun kerjasama dalam hal
mitigasi maupun penanganan bencana geologi di Indonesia.
Seminar Nasional Kebumian pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008 yang
mempunyai tujuan utama adalah untuk :
a. Menghimpun hasil penelitian bidang kebumian terbaru dari berbagai institusi, baik
institusi Pendidikan maupun lembaga penelitian kebumian nasional.
Dalam seminar kebumian nasional kali ini terdapat 102 abstrak yang terpilih untuk
dipresentasikan baik oral maupun poster dari total 429 abstrak yang telah diterima oleh
panitia. Makalah ilmiah yang akan dipresentasikan terbagi menjadi 11 kategori topik
bidang kebumian, yaitu (1) Engineering Geology and Hydrogeology; (2) Environmental Geology
and Geohazard Mitigation; (3) Geology of Bayat and Surrounding Area; (4) Geology of Oil & Gas
and Coal Geology; (5) Geophysics and Seismology; (6) Geotourism and Education Geology; (7)
Mineralogy, Petrology, and Economic Mineral Resources; (8) Sedimentology, Stratigraphy, and
Paleontology; (9) Structural Geology, Geomorphology and Tectonic; (10) Unconventional Energy,
Resources, and Technology; and (11) Vulcanology and Geothermal.
Atas nama Departemen Teknik Geologi FT-UGM, kami menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan kepada seluruh peneliti yang telah menyumbang makalahnya, para
eksibitor, sponsor yang telah memberikan bantuan, serta peserta dan tamu undangan yang
telah berkenan hadir dalam acara ini. Demikian juga ucapan terima kasih kepada rekan-
rekan panitia, baik staf dosen dan tendik maupun mahasiswa Departemen Teknik Geologi
FT-UGM atas kerja kerasnya, sehingga seluruh rangkaian acara ini dapat terlaksana dengan
lancar. Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin.
iii
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga kami dapat menyelenggarakan
Seminar Nasional Kebumian ke-12 yang dilaksanakan pada tanggal 5-6 September 2019 di
Hotel Alana, Yogyakarta.
Kegiatan Seminar Nasional Kebumian (Semnas) merupakan salah satu pertemuan ilmiah
rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Gadjah Mada yang dimulai pertama kali pada tahun 2008. Seminar Nasional
Kebumian ke-12 kali ini mengangkat tema Peran Ilmu Kebumian dalam Pengembangan
Geowisata, Geokonservasi, dan Geoheritage & Memperingati 35 Tahun Stasiun
Lapangan Geologi “Prof. R. Soeroso Notohadiprawiro”, Bayat, Klaten.
Pada tahun ini, kegiatan Seminar Nasional Kebumian ke-12 juga merupakan salah satu
acara yang termasuk dalam rangkaian acara besarbernama Geoweek 2019 yang
dilaksanakan pada tanggal 1-7 September 2019. Geoweek 2019 ini merupakan acara rutin
tahunan yang dimulai sejak tahun 2015, kerjasama antara Departemen Teknik Geologi dan
Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi (HMTG). Rangkaian kegiatan Geoweek 2019 yang
bertemakan Connecting Geoscience for the Future ini dimulai dengan kegiatan
“Entrepreneur Talk” pada yang dilaksanakan di Jogja Expo Center (JEC) pada tanggal 1
September 2019, kegiatan “Lomba Cerdas Cermat Kebumian 2019” untuk siswa
SMA/Sederajat yang dilaksanakan di UGM pada tanggal 2-3 September 2019, kegiatan
Seminar Nasional Kebumian ke-12 pada tanggal 5-6 September 2019, dan ditutup oleh
kegiatan Professional Fieldtrip di Bayat, Klaten pada tanggal 7 September 2019.
Atas nama panitia Geoweek 2019 dan juga koordinator Seminar Nasional Kebumian ke-12,
kami menyampaikan terimakasih kepada Departemen Teknik Geologi FT-UGM yang telah
mendukung acara ini, dan juga kepada rekan-rekan panitia baik dari staf Departemen
Teknik Geologi maupun dari mahasiswa Teknik Geologi UGM yang tergabung dalam
HMTG FT-UGM. Ucapan terimakasih tak lupa kami haturkan kepada pihak-pihak
sponsorship dari berbagai institusi dan perusahaan yang telah mendukung seluruh
rangkaian kegiatan Geoweek 2019 sehingga dapat berjalan dengan lancar.
Akhir kata, semoga kegiatan Seminar Nasional Kebumian ke-12 dan juga seluruh kegiatan
Geoweek 2019 ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Ketua Pelaksana
iv
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Yogyakarta, 5-6 September 2019
v
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Yogyakarta, 5-6 September 2019
vii
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Yogyakarta, 5-6 September 2019
DAFTAR ISI
[A024UNP] Pengaruh Intrusi Terhadap Kandungan Grafit di Batubara Tambang Air Laya
Wilayah Pertambangan PTBA Tanjung Enim, Sumatra Selatan
[A026UNO] Geochemical Method for Source Rock Analysis in JT-1 Well, Central Sumatra
Basin
viii
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Yogyakarta, 5-6 September 2019
[A027UNE] How Far The Rock Type and Limestone Facies are Interrelated: A Case Study
in Oilfield, Banggai Basin, Central Sulawesi
Isnadiyati, O.F., Perdana, A.R., Amijaya, D.H., Wiranata, B., Tanggara, D.N.S.P. .................. 8
[A032UNO] Pore Pressure Prediction Using Eaton Method with Sonic Log on Field "X",
Jambi Sub Basin, South Sumatra Basin
ix
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Yogyakarta, 5-6 September 2019
[B034UNE] Studi Paleogeografi pada Formasi Talang Akar, Blok X, Cekungan Jawa Barat
Utara
[B041UNP] Study and Surface Mapping of Volcanic Rocks Eastern Kendeng Area :
Mechanism, Depositional Environment and Diagenesis as an Analogue Study to
Understand Subsurface Condition
Novian, M.I., Patria, A.A. ........................................................................................................... 20
[B046UNO] Analisa Arus Purba Formasi Pucangan – Kabuh di Trinil, Kabupaten Ngawi,
Provinsi Jawa Timur
[C030UNO] Parent Fluid and Fluid Flow Study of Songa-Wayaua, South Halmahera
Geothermal Reservoir Based on Water Geochemistry
x
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Yogyakarta, 5-6 September 2019
[C032UNO] Evolusi Magma Gunung Lasem dan Gunung Senjong, Kabupaten Rembang,
Provinsi Jawa Tengah
[C036UNO] Distribusi Ukuran Kristal Lava Slamet Muda Berkaitan dengan Waktu
Pergerakan Magma di dalam Pipa Gunungapi
Nababan, A.S., Hamzah, W.N., Prasetya, Y.A., Nabil, M.I., Aeni, D.N., Putri, M.U. .............. 28
[D004POO] Kontaminasi Merkuri pada Air Tanah Di Dusun Sangon II, Kalirejo, Kokap,
Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta
xi
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Yogyakarta, 5-6 September 2019
[D006UNP] Tinjauan Daerah Terdampak Banjir Lahar Dingin; Implikasi Pembuatan Sabo
Dam Terhadap Aspek Sosial dan Ekonomi Pasca Erupsi Merapi 2010 di Kali Putih,
Kabupaten Magelang
[D030UNP] Penentuan Zonasi Wilayah Risiko Air Tanah terhadap Pemompaan Berlebih
di Cekungan Air Tanah Yogyakarta-Sleman, DIY
xii
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Yogyakarta, 5-6 September 2019
[D054POP] The Role of Geomorphology for Analysis of Landscape Ecology in the Loning
Watershed, Karangsambung-Karangbolong National Geopark
[D059UNE] Pemodelan Persebaran Material PAF dan NAF pada Pit Tidal, East Block,
Wilayah Pertambangan Batubara PT. Indominco Mandiri di Wilayah Teluk Pandan, Kutai
Timur, Kalimantan Timur
xiii
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Yogyakarta, 5-6 September 2019
[E003PRO] Penentuan Daerah Resapan Mata Air di Pulau Yamdena dengan Metode
Isotop Stabil
Seizarwati, W. .............................................................................................................................. 49
[E008UNO] Kajian Hidrologi pada Lubang Bukaan Bekas Penambangan Bijih Mangan di
Dusun Kliripan Desa Hargorejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulonprogo
[E010UNP] Prioritas Pengelolaan Zona Konservasi Air Tanah di Mata Air Bismo,
Kabupaten Batang, Jawa Tengah
[E014UNO] Penentuan Model Atenuasi Percepatan Tanah untuk Wilayah Sumatra Barat
berdasarkan Sumber Gempa Bumi Subduksi Interface
Pandadaran, S.H., Wibawa, A.S.W., Kurniawan, S.E., Fauzi, A.A., Widiarso, A. ...................... 52
[E022POO] Tingkat Kestabilan Lereng pada Peristiwa Gerakan Tanah di Sepanjang Jalan
Wilayah Konservasi Karangsambung
[E033UNO] Penentuan Zona Perlindungan Air Tanah Dangkal: Studi Kasus Sumber Air
Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Toya Gama
[E038UNE] Karakteristik Geologi Teknik Massa Batuan Trase Jalan Lingkar Timur
Jatigede KM 08+150 - 17+500, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
[E041UNO] Penentuan Titik Bor Eksplorasi Air Tanah Berdasarkan Data Geolistrik di
Daerah Karst
Putranto, I.W., Arti, C., Utami, L.T., Purwanta, Kurniawati, R., Pangestu, W.A. ................... 60
[F007UNO] Integrasi Metode Pemetaan Geologi Permukaan dan Data Geomagnetik pada
Studi Analisa Zona Alterasi dan Struktur Pengontrol Mineralisasi Endapan Emas Primer
Tipe Sulfida Rendah di Daerah Plampang,Kalirejo, Kokap, Kabupaten Kulonprogo,
Yogyakarta
xv
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Yogyakarta, 5-6 September 2019
[F020UNP] Petrologi Batuan Vulkanik Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur
[F023UNP] Studi Pendahuluan Batuan Mafik dan Ultramafik Sekuen Ofiolit Jalur Sungai
Medana dan Jalur Sungai Lokidang-Parakansubah, Karangsambung, Kebumen, Jawa
Tengah
[F029UNP] Studi Karakteristik, Petrogenesis dan Tingkat Pelapukan Intrusi serta Kontrol
Struktur pada Gunung Gajah Daerah Jatirejo, Kecamatan Grimulyo, Kabupaten
Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta
Padjeko, M.A., Yanto, G.T., Siswomiharjo, Y.R., Muslim, Wicaksana, N.A.,Setiawan, A., Galena,
T. .................................................................................................................................................. 69
[F040POO] Mineralogi dan Kimia Mineral Alterasi Prograde dan Retrograde Endapan
Skarn Pb-Zn-Cu-(Ag) Ruwai, Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah,
Indonesia
Kurniady, A.B., Hakim, F., Idrus, A., Warmada, I.W., Raharjanti, N.A. ................................... 74
xvi
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Yogyakarta, 5-6 September 2019
[F050UNE] Fenomena Kehadiran Urat Biotit Hijau pada Banded Skarn Fe-Sn di Daerah
Batubesi, Belitung Timura
[F056UNE] Studi Petrogenesa Batuan Vulkanik Gunung Batur, Daerah Pantai Wediombo,
Gunungkidul, Yogyakarta
Jatmiko, G.S., Setyawan, J., Suprobo, A., Ramadhan, A., Aldama, G., Retno, I., Marjiyono ....... 80
Pujiyati, M.R., Naibaho, B.C., Farrah, F., de Fayyadh, M.E., Prasetyo, F.P.K. ........................... 81
xvii
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Kiswanti, S., Maulana, A.R., Arwa, F.Y., Purwanta, Wibowo, N.B. ........................................... 83
[G024UNP] Analisis Gempa Bumi Susulan (Aftershock) dan Kaitannya Terhadap Sesar
Aktif pada Kota Mataram Studi Kasus Gempa Lombok Agustus 2018
[H024POP] Kolaborasi Pengembangan Geotourism dan Potensi Lokal: Studi Kasus Desa
Sadang Sebagai Bagian Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong
[H027UNO] Wisata Gunung Sangeang Api: Upaya Pengintegrasian Aspek Geowisata dan
Geokultur Gunung Sangeang Api, Pulau Sangeang, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara
Barat, Indonesia
[H043PRO] Role of Earth Science in Developing Ijen Volcano Complex Towards UGG
[H047UNE] Kajian Geowisata Pantai Botorubuh dalam Aspek Geosite dan Geomorphosite
pada Kawasan Subzona Gunung Sewu
xviii
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Yogyakarta, 5-6 September 2019
[I003UNO] Aplikasi Metode Structure from Motion dalam Penentuan Kedudukan Bidang
Gelincir di Desa Ngoro-oro, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta
[I005POP] Tatanan Tektonik Batuan Vulkanik Formasi Lonsio Daerah Ampana Sulawesi
Tengah Berdasarkan Pola Geokimia
Sunan, H.L., Saragih, Y.N., Iskandar, D., Sidik, A.R.F., Brilliantona, F.A. ............................... 94
Haryono, E., Barianto, D.H., Reinhart, H., Ristiawan, A.W., Putra, R.D., Rabbani, D.I.,
Sufi’atun, D.M., Saputra, A., Lutviah, H., Kulsum, F.A.I........................................................... 96
[I017POP] Hubungan Sesar Turun-Sesar Geser dan Struktur Deformasi Sedimen Halus
Formasi Penosogan, Kebumen, Jawa Tengah
xix
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Yogyakarta, 5-6 September 2019
[J003UNP] Analisis Potensi Batuan Daerah Tembalang dan Sekitarnya, Semarang : Studi
Awal Pemanfaatan Batuan Sebagai Pembangkit Listrik Berbasis TEG (Thermoelectric
Generator)
Erwandi, Pangestu, A.A., Husein, M.O.H., Galena, T., Arung, B.T. .......................................... 102
[K005UNP] Studi Provenan, Iklim Purba, dan Lingkungan Pengendapan Formasi Kebo
Butak Daerah Tegalrejo, Gedang Sari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta
Cintya, R.,A., Rukya, M., Disastra, D.A., Surya, P., Nugroho, M.O.B. .................................... 105
xx
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Setiawan, N.I., Husein, S., Nukman, M., Novian, M.I. ............................................................... 106
xxi
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA A010UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Coal Bed Methane (CBM) is one of unconventional resource that shows great
promise for future energy needs, especially in Indonesia, which has a quite large potential.
However, one of the most important things from CBM research is the gas content. Gas
content used to determine the potential and reserves of CBM. In addition, the
characteristics of coal are an important factor in understanding the quality and quantity of
gas content. According to these explanations, the research area that located in Mangunjaya,
Musi Banyuasin Regency, South Sumatra was conducted to prove the relationship between
gas content and coal characteristics. In this study, log data, proximate analysis data,
ultimate analysis data,petrographic analysis data, and gas content analysis data were used.
The method in this research used a statistical approach to find the relationship between gas
content and coal characteristics. The sample used in the study consists of 43 core samples
from 2 wells thathad been analyzed in the laboratory. Statistically, the research area
obtained trends fromseveral factors of coal characteristics that influence the high of gas
content, such as low moisture content, high volatile matter, high caloric value, high carbon,
and hydrogen content, low oxygen content, and high liptinite content. All these things
affected the quality and quantity of gas content in Mangunjaya area which has good gas
potential to be developed for CBM.
Kata kunci: Mangunjaya, South Sumatra Basin, Characteristics of Coal, Gas Content, Coal
Bed Methane
1
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA A015UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Daerah Telitian secara geografis terletak di Desa Ramba, Babat Jaya,
Kecamatan Babat Supat, Kabupaten Musi Banyu Asin, Sumatra Selatan yang termasuk
kedalam Sub Cekungan Palembang Utara, Cekungan Sumatra Selatan yang merupakan
salah satu cekungan yang ekonomis di Indonesia. Salah satu lapangan yang masih
produksi yaitu Lapangan Halim yang memiliki reservoir berupa batugamping dan terdiri
atas lima sumur berupa satu sumur injeksi dan empat sumur produksi dengan ketebalan
rata-rata 52 m. Batugamping tersebut merupakan batugamping Formasi Baturaja yang
memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui jenis litofasies, asosiasi fasies, lingkungan diagenesa, dan lingkungan
pengendapan batugamping Formasi Baturaja. Untuk mengidentifikasinya dapat
mengintegrasikan data sumur berupa data core, mud log, wirelinelog, dan sayatan
petrografi. Berdasarkan hasil analisis, terdapat empat asosias fasies yaitu Asosiasi Fasies
Mixed Coral Skeletal Packestone-Rudstone yang terdiri atas litofasies Neomorphosed Bioclastic
Packestone, Dolomotised Bioclastic Wackestone-Packestone, Dolomitised Coral Floatstone-Rudstone,
Dolomitised Intraclast Floatstone. Asosiasi Fasies Platy Coral Floatstone-Rudstone yang terdiri
atas litofasies Argillaceous Platy Coral Floatstone, Argillaceous Platy Coral Rudstone,
Neomorphosed intraclast Rudstone, Neomorphosed intraclast Floatstone-Rudstone, Algal Bindstone,
dan Dolomitised Coral Framestone. Asosiasi Fasies Massive Coral Rudstone yang terdiri atas
litofasies Neomorphosed Coralline Rudstone, Bioclastic Coralline Rudstone, dan Bioclastic Coralline
Inraclast Rudstone. Asosiasi Fasies Mudstone yang terdiri atas litofasies Mudstone. Dari
keempat asosiasi fasies tersebut dapat dinterpretasikan lingkungan pengendapan Formasi
Baturaja yaitu Back Reef dengan terdapatnya Asosiasi Fasies Mixed Coral-Skeletal Packestone-
Rudstone dan Fasies Mudstone yang diendapkan dengan energi sedang - rendah. Endapan
Reef Front memiliki ciri endapan yaitu Asosiasi Fasies Platy Coral Floatstone-Rudstone yang
diendapkan dengan energi tinggi dan terendapkan pada bidang miring (slope) hingga
15˚dan sistem pengendapan berupa gravitasional. Endapan Fore Reef memiliki ciri endapan
yaitu Asosiasi Fasies Massive Coral Rudstone. Lingkungan diagenesis diinterpretasikan
berdasarkan porositas terbentuk dan terubah yaitu Meteoric Zone, Marine Zone, dan
Subsurface Zone (Burial Diagenesis).
2
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA A022UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Cekungan Ombilin merupakan salah satu cekungan yang berada di Pulau
Sumatera, tepatnyadi Provinsi Sumatera Barat. Cekungan Ombilin merupakan graben yang
terletak di antara Pegunungan Bukit Barisan bagian barat dan timur. Cekungan Ombilin
dikenal sebagai salahsatu cekungan penghasil batubara di Sumatera, dengan formasi
pembawa batubara di Cekungan Ombilin adalah Formasi Sawahlunto yang berumur
Eosen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mikrofasies dan merekonstruksi paleomire
batubara menggunakan pendekatan karakteristik maseral batubara. Daerah penelitian
berada di dua titik yaitu Sawahluwung dan Tahiti, Sawahlunto, Sumatera Barat.
Pengambilan data menggunakan pengukuran stratigrafi terukur (measured section)
dengan pengambilan sampel batubara menggunakan sistem ply-by-ply, sejumlah 14 ply dari
dua seam batubara, yang digunakan untuk analisis petrografi organik dan kandungan abu.
Litotipe batubara pada daerah penelitian terdiri atas bright banded coal dan bright coal. Dari
analisis petrografi organik didapatkan kelimpahan maseral vitrinit (45,02%-62,18%),
maseral liptinite (20,91%-42,54%), maseral inertinit (11,62%-25,81%) dan mineral (0,8%-1%).
Dengan kadar abu (% wt dry basis) berkisar dari rentang 0,36%-11%. Berdasarkan hasil
analisis data, didapatkan bahwa batubara daerah penelitian tersusun atas tiga mikrofasies
yaitu liptinite-rich group pada bagian bawah, telovitrinite-rich group dan inertinite-rich group
pada bagian atas. Tipe mire yang berkembang ialah wet forest swamp pada lingkungan
limnic dengan kondisi lingkungan yang basah dan lembab dengan tingkat gelifikasi yang
sedang hingga tinggi. Perkembangan mire diawali dengan topogeneous mire, kemudian
berubah menjadi ombrogeneous mire dan kembali menjadi topogeneous mire.
3
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA A024UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Grafit dapat diaplikasikan dalam berbagai macam kegunaan misal sebagai
material tahan panas, baterai, elektroda dan pelumas sehingga pemenuhan material grafit
sangat penting. Grafit dapat berbentuk (1) microcrystalline; (2) vein graphite; maupun (3)
crystalline flake graphite. Grafit alami dapat terbentuk melalui dua proses, yaitu: (1)
metamorfisme insitu dari suatu material organik melalui proses grafitisasi (syngenetic
graphite) dan (2) Presipitasi dari fluida C-O-H (epigenetic graphite). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kandungan grafit di batubara Tambang Air Laya wilayah
pertambangan PTBA Tanjung Enim. Sampel batubara yang diambil pada penelitian ini
mengalami peningkatan peringkat batubara sampai dengan semiantrasit – antrasit yang
disebabkan oleh adanya intrusi. Empat sampel batubara dari empat seam dengan jarak
berbeda-beda terhadap intrusi dianalisis dengan menggunakan X-Ray Diffractometry
(XRD) dan Total Organic Content (TOC), Residual Oxidizable Carbon (ROC) serta Total
Inorganic Carbon (TIC) dengan menggunakan Elementar Soli TOC cube. Hasil penelitian
berupa pengaruh intrusi terhadap kandungan grafit pada batubara Tambang Air Laya akan
disampaikan lebih lanjut dalam makalah lengkap yang akan dimasukkan selanjutnya.
Kata kunci: batubara, intrusi, kandungan grafit, Tambang Air Laya, PTBA
4
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA A025UNE
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Yogyakarta
ABSTRAK. Cekungan Tarakan merupakan salah satu cekungan di Indonesia yang telah
terbukti menghasilkan hidrokarbon baik berupa minyak bumi ataupun gas bumi. Pada
daerah penelitian, terdapat interval yang diperkirakan berpotensi sebagai zona potensi
hidrokarbon yang terletak pada litologi batupasir Formasi Birang dan Sembakung dan
litologi batugamping Formasi Tabalar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan
fasies dan lingkungan pengendapan, menghitung nilai petrofisika, dan menentukan zona
potensi hidrokarbon pada interval-interval tersebut. Perbedaan fasies batuan dan
lingkungan pengendapan yang ada pada daerah penelitian menyebabkan karakteristik fisik
batuan (volume serpih, porositas, saturasi air, dan permeabilitas) juga berbeda pada tiap
batuan reservoarnya. Pendekatan petrofisik digunakan sebagai cara untuk menentukan
zona potensi hidrokarbon di daerah penelitian. Selain itu, dilakukan juga analisis terhadap
fasies batuan, lingkungan pengendapan, dan stratigrafi sekuen pada interval yang diteliti.
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data utama berupa wireline log
dari kelima sumur (D-1, D-2, D-3, D-4, dan D-5), data Special Core Analysis (SCAL), data
Drill Stem Test (DST), dan data biostratigrafi. Berdasarkan hasil analisis fasies batuan,
interval penelitian tersusun atas fasies batupasir gampingan, fasies batupasir gampingan
perselingan batulanau, fasies grainstone perselingan batulanau, fasies wackestone
perselingan packstone dan batulanau, fasies grainstone, dan fasies batugamping terumbu.
Sedangkan hasil dari analisis lingkungan pengendapan adalah lower middle bathyal, inner
sublittoral, middle sublittoral, outer sublittoral, dan organic build-up carbonates. Adapun
batuan reservoar pada interval penelitian yang dapat menjadi zona potensi hidrokarbon
memiliki karakteristik fisik batuan berupa volume serpih < 50%, porositas > 5%, saturasi air
< 80%, dan permeabilitas > 1 mD.
Kata kunci: formasi tabalar, formasi birang, formasi sembakung, cekungan tarakan, zona
potensi hidrokarbon
5
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA A026UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. The research is located in JT-1 well, Central Sumatra Basin. There are 4
formations at JT-1 well, Sihapas Formation, Telisa Formation, Petani Formation, and Minas
Formation. The study is aimed to determine the potential hydrocarbon sources of quality,
quantity, maturity, and hydrocarbon potential depth through geochemical method analysis.
Rock-eval pyrolysis used to identify the type and maturity of organic matter and petroleum
potential in sediments. The depth of the potential hydrocarbon source can be determined
afterwards.The results of the analysis on geochemical data show that the value of Total
Organic Carbon (TOC) in the JT-1 well has poor to good quality with kerogen II type (oil &
gas prone), and kerogen III type (gas-prone). The Sihapas Formation has high TOC value
(0.5 - 50.68%) which is categorized as mature (436 – 443˚ C). The value of Hydrogen Index
(HI) could show the kerogen type. Sihapas Formation has HI value of 117 - 724 mgHC/g
TOC (gas to oil-prone). While some data of Telisa Formation and all of Petani Formation &
Minas Formation categorized to be immature. The TOC value of the Telisa Formation
ranges from 0.48 - 1.49%, Petani Formation 0.57 - 0.7%, while the Minas Formation has a
high value of TOC (0.5-34.82%).Sihapas Formation (4150-4939 feet depth) in JT-1 well has
potential as a hydrocarbon source rock with poor to fair organic richness and mature
maturity. It is suitable with the lithology data that consists of organic-rich sandstone with a
thin layer of coal.
Kata kunci: geochemical method, source rock, Sihapas Fm., Central Sumatra Basin
6
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA A027UNE
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Located in the Central Sulawesi, this study about relation between rock type
and limestone facies can be known using qualitative and quantitative analysis. Qualitative
analysis consist of facies analysis and quantitative analysis consist of quantify petrophysical
property to performing rock grouping based on Flow Zone Indicator. Qualitative analysis
shows that the lithology dominantly consists of limestone. Then based on facies analysis
shows there are three reef system that are back reef lagoon, core reef and fore reef. Reef
system that arranged by lithofacies consists of wackstone with very good vuggy, packstone,
grainstone and mudstone. In the quantitative analysis based on petrophysical value there
are consist four rock type, wackstone with very good vuggy is dominated with rock type 1
which has value of FZI > 1.32 micrometers, permeability 11.05 - 2233.98 md and porosity
16% - 42%. The packstone is dominated with rock type 2 which has value of FZI 1.31 - 0.66
micrometer, permeability 2.08 - 38.17 md, porosity 13% - 29%. The grainstone is dominated
with rock type 3 which has value of FZI 0.65 - 0.38 micrometers, permeability 0.1 - 8.89 md,
porosity 8%-24% and the mudstone is dominated with rock type 4 has a value of FZI < 0.37
micrometer, permeability 0.01 - 0.16 md, porosity 6% - 12%. The relation between rock type
and reef system facies is unrelated, but the rock type with lithofacies has a bit related which
consists of wackstone with very good vuggy has an excellent rock type, packstone has a
good rock type, grainstone has a fair rock type and mudstone has a poor rock type, there
are due to the presence of diagenetic control in carbonate rocks.
Kata kunci: Central Sulawesi, Flow Zone Indicator, Lithofacies, Related, Rock type
7
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA A030UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Batubara secara umum tersusun oleh material organik dan inorganik. Batubara
Formasi Tanjung di daerah Sekako, Kalimantan Tengah yang berumur Eosen terbentuk
dari setting tektonik berupa rezim ektensional, dan awal post-rift di Cekungan Barito.
Batubara Formasi Tanjung ini berperingkat bituminus. Tujuan dari penelitian ini ialah
untuk mengetahui komposisi mineral penyusun batubara di daerah penelitian dengan
menggunakan metode X-Ray Diffraction (XRD). Komponen organik (maseral) dan inorganik
(mineral) dapat dipisahkan dengan metode low temperature ashing selama satu jam dengan
suhu 370°C, sehingga komponen organik akan teroksidasi dan menghasilkan residu berupa
mineral. Hasil menunjukkan pada batubara daerah penelitian tersusun oleh mineral pirit,
kuarsa, kaolinit, illit, dickit, halloysit, kalsit, dolomit, korondum, magnetit, goethit, hematit,
alunit, klorit, kamosit, paragonit, dan grafit. Keterdapatan mineral- mineral tersebut dapat
menjadi kunci untuk mengetahui proses yang terjadi saat pembentukan mineral pada
batubara. Mineral-mineral tersebut umumnya terbentuk pada batubara secara syngenetik
(baik authigenik maupun detrital), serta secara epigenetik akibat ubahan dan pengisian.
Teridentifikasinya native elements berupa grafit disebabkan oleh peringkat batubara yang
telah memiliki kandungan C yang relatif tinggi.
8
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA A032UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Jambi Sub Basin is located on southern of Sumatra, Indonesia. Pore pressure
prediction is important in drilling processes to optimize drilling of exploration, such as
casing shoe design, mud weight window, and knowing earlier the pore pressure. Pore can
be estimated using Eaton’s method with log sonic. Pore pressure greater than hydrostatic
pressure is referred to as overpressure. Overpressure conditions can be known by observe
the pore pressure value.Available data to predict pore pressure are wireline log suites,
wireline formation tester (RFT/MDT), and drilling parameters. Top overpressure is marked
by reversals in sonic and density log. Geochemistry data, temperature data, and core
analysis (Petrography, Scanning Electron Microscope (SEM), and X-Ray Diffraction (XRD))
used to determine the type of overpressure mechanism. Furthermore, crossplot density and
sonic logs can be used for analysis clay minerals transformation.The result of research is
pore pressure prediction in Talang Akar Formation showed overpressure indication and
predicted the overpressure mechanism in Talang Akar Formation is caused by loading and
unloading mechanism. Loading mechanism caused by overburden. Unloading mechanism
be in the form of clay minerals transformation and hydrocarbon generation.
Kata kunci: pore pressure, Jambi Sub Basin, Eaton method, wireline log
9
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA B001UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
10
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA B007UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Kata kunci: Formasi Brani, konglomerat, arus purba, Sedimentologi, batuan asal
11
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA B009UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
12
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA B011UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. The research is located in Bentarsari Village, Salem, Brebes District, Central
Java Province. The regional stratigraphy in this region has devided into four part those are
from old to young Kumbang, Tapak, Kalibiuk and Linggopodo Formations. The aim of this
research is to reinterpret of Tapak and Kalibiuk Formations age, with the condition of
depostional environment both of it, from fossils evidence. Methodology of this research it
can be divided into two, first field orientation geological mapping with 1:12500 scale. Each
points of location which has been found of outcrop should be plotted on base map, and
describe all of features must be recorded. After that, it was reconstructed to be geological
map. Then it was conducted in laboratory of paleontology to describe microfossils. The
results were found several macrofossils that could be well or not described. In Claystone
Unit (SBl) has been found molluscs which are Turitella djadjariensis as a gastropod and
Pecten sp as a pelecypod, they found at different points of location. During observation it
was found in Sandstone Carbonate Brownish Unit (SBkk) pelecypod fossil namely Paphia
sp. The microfossils were found in SBkk Unit are planktonic foraminifera such as
Globigerinoides ruber, Globigerinoides immaturus, Hastigerina aequilateralis, Globorotalia
multicamerata, and Globigerinoides trilobus. Also, has been found bentonic foraminifera
such as Valvulineria minuta and Pannellaina earlandi. Meanwhile, in Claystone Unit
bentonic foraminfera both are same before,unless there was a different one namely
Aphelophragmina pygmaea. According to the fossils data it can be interpreted the age of
SBkk Unit Late Miocene – Middle Pliocene and the condition of depositional environment
was Intertidal – Middle Neritic. While, the age of SBl unit was Middle Pliocene – Late
Pliocene and the depositional environment was Middle Neritic – Transition through to be
terrestrial.
13
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA B016UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Lokasi penelitian terletak pada daerah Kampung Dalam, Kabupaten Sijunjung,
Provinsi Sumatera Barat. Keberadaan Formasi Sawahtambang dengan litologi batupasir
yang tebal sangat menarik karena memiliki potensi sebagai reservoir minyak dan gas pada
cekungan Ombilin. Penelitian lebih mendalam mengenai asosiasi litofasies dan elemen
arsitektur memberi karakteristik dari formasi ini. Metode penelitian berbasis pada
observasi empirik di lapangan untuk menghasilkan profil stratigrafi singkapan;
menghubungkannya 3 (tiga) segmen penelitian melalui penampang geologi untuk
mengetahui posisi top dan bottom terhadap ketidakselarasan; hingga pembuatan model
lingkungan pengendapan yang berdasarkan pada interpretasi atas data litofasies dan
paleocurrent. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga segmen, yakni segmen
Kampung Dalam, Latang dan Jambulipo memiliki karakteristik fasies dan elemen
arsitektur yang sama dimana menunjukkan pola pengendapan yang menghalus ke atas
(finning-up succession) dan kehadiran gerusan-gerusan dengan dijumpainya scour fills
yang menunjukkan kehadiran amalgamated channel sandstones yang khas pada
lingkungan pengendapan braided river. Namun, penumpukan batupasir yang tebal tidak
selalu karena adanya gerusan yang tegas, walau tetap dapat diinterpretasi sebagai proses
lateral shifting dari channel. Hal ini dapat dijelaskan dari perubahan energi yang teramati
pada fasiesnya, seperti kehadiran litofasies through cross-bedded sandstone di atas planar
cross-bedded sandstone pada segmen Latang dan kehadiran litofasies through cross-
bedded sandstone di atas horizontal laminated sandstone pada segmen Jambulipo. Dari
keterdapatan fasiesnya, maka segmen Kampung Dalam dan Jambulipo menunjukkan
kehadiran 4 (empat) litofasies yang sama, yaitu sandstone with scour fills, through cross-
bedded sandstone, planar cross-bedded sandstone dan horizontal laminated sandstone
yang terbangun di dalam elemen arsitektur berupa channel dan sandy bedform. Adapun
pada segmen Latang tidak muncul litofasies horizontal laminated sandstone, walau elemen
arsitekturnya adalah identik. Model perkembangan braided river membentuk
amalgamated channel sandstones menunjukkan arah aliran pengendapan purba yang
secara relatif menuju barat – barat daya.
14
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA B018UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
15
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA B032POO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Jalan baru lintas selatan Jawa di daerah Gunung Kidul - Pacitan banyak
menghasilkan singkapan-singkapan baru terutama singkapan batuan penyusun Formasi
Wonosari yang secara stratigrafi singkapan pada jalur ini merupakan bagian atas Formasi
Wonosari. Berdasarkan pengukuran stratigrafi 1:100 pada jalur ini didapatkan batuan
penyusun singkapan setebal 15 m yang terbagi atas lima paket pengendapan. Paket
tersebut diawali oleh struktur sedimen berupa scouring – channel. Dalam satu paket
pengendapan dijumpai pola stratigrafi menghalus dan mengkasar ke atas, namun secara
keseluruhan singkapan menunjukkan pola yang menghalus ke atas. Pada paket pertama -
kedua batuan tersusun oleh foraminiferal grainstone-packestone dengan sisipan
wackestone. Pada paket pertama urutan stratigrafinya menunjukkan pola menghalus
disusul mengkasar ke atas, sementara paket kedua tersusun oleh pola stratigrafi menghalus
ke atas. Selanjutnya paket ketiga-kelima tersusun oleh perulangan foraminiferal grainstone-
packestone dengan wackestone dan pola stratigrafi menghalus ke atas. Foraminiferal
grainstone-packestone secara dominan tersusun oleh foraminifera bentik besar
(lepidocyclina sp.), foraminifera planktik berupa globigerinid dan cangkang moluska.
Orientasi butir tidak dijumpai pada cangkang fosil yang dijumpai pada batuan paket satu,
dua, tiga dan empat. Pada paket ketiga orientasi butir dari cangkanglepidocyclina dapat
teramati dengan baik. Wackestone didominasi oleh foraminifera planktik berupa
globigerinid, sedikit foraminifera bentik dan cangkang-cangkang moluska. Semakin ke atas
kandungan material nonkarbonat semakin bertambah. Hasil analisis fosil ayakan
menunjukkan kumpulan fosil foraminifera planktik tersebut mengindikasikan umur N17-
N18 (Miosen Atas). Adapun foraminifera bentik yang teramati mengindikasikan
paleobatimetri neritik dalam (inner neritic) dan semakin ke atas mengindikasikan
perubahan menjadi neritik tengah (middle neritic). Berdasarkan stratigrafi yang
berkembang pada jalur ini maka Formasi Wonosari di daerah penelitian awalnya
terendapkan pada paleobatimetri neritik dalam kemudian semakin mendalam menuju
neritik tengah. Awalnya lingkungan pengendapan berupa channel pada suatu kipas laut
yang saling berpotongan dengan mekanisme pengendapan berupa fluid flow. Berikutnya
semakin ke atas lingkungan berubah menjadi semakin menuju basin plain dengan
mekanisme pengendapan berupa suspensi.
16
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA B034UNE
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Daerah penelitian termasuk ke dalam Blok X, Cekungan Jawa Barat Utara.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan litofasies dan stratigrafi sikuen pada
Formasi Talang Akar dan untuk menentukan kondisi paleogeografi dari daerah penelitian
menggunakan metode ABC. Metode ABC merupakan metode penentuan paleogeografi
menggunakan data seismik berdasarkan atas 3 komponen, yaitu A (batas atas seismik), B
(batas bawah seismik), dan C (pola internal refleksi). Data yang digunakan dalam
penelitian adalah data wireline log,mud log, conventional core, sidewall core, dan seismik 2D.
Data wireline log, mudlog,conventional core, dan sidewall core digunakan dalam analisis
litofasies dan stratigrafi sikuen daerah penelitian, sedangkan data seismik 2D digunakan
dalam analisis kondisi paleo geografidaerah penelitian. Berdasarkan analisis data,
didapatkan sebanyak 16 litofasies dan 4 fasies pengendapan yang berkembang pada daerah
penelitian dan dihasilkan peta paleogeografi daerah penelitian pada tiap sequence boundary
yang merepresentasikan sikuen pengendapan dibawahnya. Formasi Talang Akar pada
daerah penelitian terdiri atas fasies tidal platform, lagoon – mud mounds, sand shoal – foreslope,
dan toe of slope – open shelf. Fasies – fasies tersebut menunjukkan bahwa Formasi Talang
Akar terendapkan pada lingkungan laut dangkal (shoal – rimmed platform).
Kata kunci: kondisi paleogeografi, Metode ABC, Stratigrafi Sikuen, Cekungan Jawa Barat
Utara, Formasi Talang Akar
17
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA B035UNE
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Kata kunci: Anggota Klitik formasi Kalibeng, batugamping, standard microfasies, zona
facies, model lingkungan pengendapan
18
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA B036UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Yogyakarta
ABSTRAK. Potensi batubara mengokas (coking coal) di Indonesia pada saat ini cukup
terbatas. Salah satu formasi pembawa batubara mengokas adalah batubara Formasi Batu
Ayau yang berumur Eosen di Kalimantan Tengah. Formasi Batu Ayau yang merupakan
bagian dari Cekungan Kutai tersusun atas sedimen batupasir, batulanau, serpih,
batugamping dan serta batubara. Studi ini bertujuan untuk melihat variasi litotipe pada
seam batubara mengokas di Daerah Murung Raya, Kalimantan Tengah serta kemungkinan
penyebabnya. Pengamatan singkapan untuk melakukan analisis karakteristik litotipe pada
batubara Formasi Batu Ayau dilakukan pada beberapa seam di daerah penelitian. Suksesi
vertikal litotipe batubara didominasi batubara bright coal dan banded bright coal. Litotipe
bright coal dan banded bright coal merupakan hasil pembentukan gambut pada paleomire
telmatic wet forest swamp. Terdapat kehadiran beberapa kehadiran lapisan tipis pengotor.
Hal ini menunjukkan bahwa seam-seam tersebut terbentuk oleh multiple mire atau tubuh
gambut yang berbeda yang kemudian membentuk suatu stacked mire sequence.
Kata kunci: batubara mengokas, litbatubara mengokas, litotipe, Formasi Batu Ayau
19
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA B041UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Yogyakarta
ABSTRAK. Volcanism activity in Java subduction system has been started since Eocene.
This activity produces primary volcanic rocks and thick-volcaniclastic sequences which not
only has a potential as a reservoir rock, but is also proven to have a good accumulation of
hydrocarbon. Outcrop analogue studies within volcanic rocks and its sequence are enable
to identify the architectural elements and geometric features of different rock units. Good
sequences of volcanic rocks has been measured and mapped in Ngambon District,
Bojonegoro, East Java and it has an ideal dimension to identify the change of facies and rock
units, both vertically and laterally. Geologically, the study area is in Kerek-Kalibeng
Formation, Kendeng Zone. This paper uses geological mapping and detailed stratigraphic
measurement with 1:10 scale which determines the facies distribution, dynamic
sedimentation and its mechanism, and also analytical petrography to determine the
reservoir characteristics based on mineralogy and texture. The result shows that the study
area consists of 4 volcanic rocks facies. Another result shows that the study area was in
medial environment which was influenced by effusive and explosive eruption, which type
of its eruption is a plinian eruption that indicates silisic magma chamber. This eruption
produces lava flow, primary pyroclastic flow and pyroclastic fall deposits within
volcaniclastic turbidite mechanism. Cooling and solidifation diagenesis stage also identify
as a secondary stage of diagenesis. The surface study can be use to help interpretation and
understanding the volcanic rocks in Kendeng Area, when the subsurface data is not clearly
helpful to identify.
20
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA B046UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Yogyakarta
ABSTRAK. Sejak penemuan Pithecantropus Erectus (sekarang Homo Erectus) oleh Dubois
(1891), Formasi Pucangan- Kabuh di Trinil menjadi obyek yang wamai dibicarakan.
Sebaran Formasi Kabuh ini cukup luas meliputi sisi selatan dari Pegunungan Kendeng
yang menyebar dari barat ke timur. Formasi ini tersusun oleh konglomerat andesit,
batupasir vulkanik, breksi – konglomerat vulkanik (lahaar) dan setempat mengandung
batujahe (caliche) dan calcrete. Banyaknya penemuan arkeologis pada formasi ini
ditafsirkan sebagai rumah dari Homo Erectus. Namun melihat litologi dan banyaknya
struktur silang siur, tampaknya fosil dan artefak yang ditemukan merupakan
thanatocoenosis reworked. Metode penelitian adalah melakukan pengukuran stratigrafi
(MS) dalam sekala 1:50 dan mengukur arah arus purba di lapangan sepanjang Sungai
Bengawan Solo di 4 lokasi. Keempat lokasi ini terletak di selatan Museum Trinil, timur
Museum Trinil, lokasi eskavasi Dubois dan di desa Gadjah. Hasil pengukuran
menunjukkan bahwa Sungai Bengawan Solo Purba umumnya mengalir dari barat ke timur
dan anak sungai yang mengalir dari tenggara ke barat daya.
Kata kunci: arus purba, bengawan solo, pithecanthropus erectus, Pucangan Kabuh, Homo
Erectus, Trinil.
21
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA C012UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Metode Magnetotelurik adalah metode geofisika yang dapat digunakan untuk
mengetahui distribusi nilai resistivitas batuan di bawah permukaan bumi dengan
menggunakan prinsip dari persamaan Maxwell. Penelitian ini menggunakan data sekunder
metode magnetotelurik sebanyak 1 lintasan dengan 16 titik pengukuran yang membentang
dari arah barat – timur dan berada di daerah panas bumi Arjuno Welirang dengan tipe
sistem panas bumi vulkanik. Di daerah manifestasi panas bumi Arjuno Welirang dengan
tipe sistem panas bumi vulkanik. Hasil pengolahan dan analisis data magnetotelurik
kemudian diinversi untuk mengetahui pemodelan distribusi resistivitas bawah permukaan.
Pada penelitian ini membahas sensitivitas dari mode transverse electric (mode TE) dan mode
transverse magnetic (mode TM) serta identifikasi sistem panas bumi daerah penelitian. Hasil
pengolahan data dengan menggunakan mode TE memiliki sensitivitas yang baik dalam
memetakan resistivitas rendah (konduktif) secara lateral sedangkan pada mode TM
memiliki sensitivitas yang baik dalam memetakan resistivitas tinggi secara vertikal. Hasil
inversi dengan mode TE tidak menunjukkan adanya struktur pada daerah penelitian,
sedangkan hasil inversi dengan mode TM menunjukkan adanya struktur yang
diperkirakan berupa sesar. Sistem panas bumi yang teridentifikasi berada pada Formasi
Gunung Api Arjuno – Welirang (Qvaw). Lapisan batuan penudung (cap rock) dengan nilai
resistivitas 7 – 12 Ωm setebal 2000 m yang diperkirakan berasal dari Lava Muda Produk
Welirang (Qlw) dan Lava Arjuno (Qlar). Lapisan reservoir dengan nilai resistivitas 13 – 65
Ωm setebal 500 m yang diperkirakan sebagai Aliran Piroklastik Arjuno Welirang (Qapaw).
Lapisan heat source dengan nilai resistivitas 70 – 300 Ωm setebal3000 m yang diperkirakan
berasal dari Lava Pra Arjuno Welirang (Qlaw). Kontras resistivitaspada resistivitas rendah
yang diduga sebagai Sesar Padusan.
Kata kunci: inversi 1-D, inversi 2-D, magnetotelurik, mode TE, mode TM
22
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA C030UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Geologically, Songa-Wayaua located on the Halmahera volcanic arc. The are
several volcanoes such as Lansa and Bibinoi, and geological structures such as Wayaua,
Lapan, Pele and Tawa faults. The presence of the geothermal system in the Songa-Wayaua
field is characterized by hot springs, fumaroles, and altered rocks. The manifestations of hot
springs that present are Songa hot springs (MAPS 1, MAPS 2, and MAPS 3) and Wayaua
(MAPW). Fumarole was discharged at the MAPS 1 and MAPS 2. This study aimed to
determine the parent fluid chemistry, temperature, and pH in the reservoir and
hydrothermal fluid flow. The analysis was used anions and cations of hotsprings. Based on
the analysis results, the fluid that appears as a manifestation has boiled in subsurface at
131˚C and 103.5˚C, then mixed with sea water. The mixed seawater fraction and the
fractions of water and steam when boiling were calculated using the heat balance and mass
balance. From the calculation, the results show that there are two Cl/B ratio clusters. The
first cluster consists of MAPS 1, MAPS 2, and MAPS 3. While the second cluster is MAPW.
These are interpreted that there are two different reservoirs. This is supported by the
geological conditions of the two spring zones separated by a normal fault located in Songa-
Wayaua bay. Based on the Giggenbach Na-K geothermometer, Songa reservoir temperature
was 250 ± 10˚C and Wayaua reservoir was 175 ± 10˚C. The results of H2CO3 and CaCO3
equilibrium analysis show the pH of the two reservoirs included in the neutral to slightly
basic fluid valued at 5.45 – 8.44. So that it is interpreted that the MAPS 1 and MAPS 2
springs discharge in the upflow zone, which are also indicated by fumarole discharge and
Na/K ratio 15.
23
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA C031UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Gunung Batur merupkan gunung api aktif yang terletak di Pulau Bali. Gunung
ini telah mengalami fase erupsi kompleks yang secara umum dibagi menjadi 3 tahapan
yaitu tahapan pre-kaldera, post-kaldera, dan syn-kaldera. Tahapan erupsi tersebut
menghasilkan 2 kaldera dan 9 kerucut gunung api dalam. Kompleksitas aktifitas vulkanik
yang membentuk Gunung Batur merupakan suatu hal yang menarik untuk dikaji lebih
lanjut. Namun, penelitian mengenai karakteristik dan evolusi magma pembentuk kerucut
intrakaldera sejak tahun 1849 hingga 1974 belum dikaji secara menyeluruh. Oleh karena itu
penelitian ini difokuskan pada studi mengenai karakteristik lava dan evolusi magma dari
fase pembentukan kaldera (synkaldera) hingga post-kaldera (lava hasil erupsi tahun 1849
hingga tahun 1974). Metode penelitian yang dilakukan meliputi penelitian lapangan dan
analisis laboratorium. Analisis laboratorium terdiri atas analisis petrografi untuk
karakteristik tekstur dan mineralogi, analisis geokimia XRF, dan analisis SEM/EDX untuk
penentuan kimia mineral. Berdasarkan analisis petrografi, fenokris batuan yang tersusun
atas plagioklas, orthopiroksen, dan klinopiroksen untuk batuan syn-kaldera dengan tekstur
porfiroafanitik dan microlithic flow. Sementara batuan post-kaldera tersusun atas fenokris
plagioklas, klinopiroksen, oilivin ± orthopiroksen dengan tekstur porfiroafanitik dan
tekstur mikrolitik. Tekstur plagioklas secara umum didominasi oleh tekstur sieve,
glomerocryst, dan tekstur zoning. Kehadiran tekstur sieve dan zoning dapat dihasilkan oleh
proses pencampuran dengan lelehan yang kaya Ca. Hasil perhitungan suhu dengan
thermometer palgioklas menunjukkan suhu pembentukan magma berkisar antara 600-
700˚C. Analisis geokimia batuan menunjukkan bahwa kandungan SiO 2 pada batuan syn-
kaldera memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan dengan batuan postkaldera yang
menunjukkan bahwa magma syn-kaldera telah terdiferensiasi lebih lanjut menghasilkan
magma yang lebih felsik daripada magma parentalnya yang bersifat basaltik.
Kata kunci: Gunung Batur, petrografi, kimia mineral, Evolusi magma, geokimia
24
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA C032UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
UGM,Yogyakarta 55281
ABSTRAK. G. Lasem dan G. Senjong merupakan salah satu dari empat kompleks gunung
api Kuarter dengan magma potasium tinggi, yang terdapat di pantai utara Jawa bagian
timur. Keterdapatan gunung api tersebut menunjukkan tatanan geologi Jawa yang unik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evolusi magma pembentuk G. Lasem dan G.
Senjong. Analisis data Digital Elevation Model (DEM) dan pengamatan lapangan
menunjukkan bahwa singkapan lava G. Lasem terdistribusi di lereng barat daya – selatan –
tenggara, melampar hingga 6 km dari puncak. G. Lasem memiliki satu kubah lava dan satu
sumbat lava di zona proksimal sebelah utara, serta dua kubah lava di zona medial sebelah
barat daya. G. Senjong tersusun atas satu aliran lava yang mengalir ke barat, serta empat
kubah lava di bagian utara, barat, selatan, dan tenggara.Komposisi modal mineralogi
dilakukan dengan menggunakan metode point counting sebanyak 1000 titik untuk masing-
masing sampel. Analisis geokimia dilakukan menggunakan metode ICP-MS-AES Secara
umum, komposisi mineralogi lava G. Lasem dan G. Senjong tersusun atas fenokris
plagioklas, K-feldspar, hornblenda, klinopiroksen, nefelin, dan mineral opak, yang
tertanam dalam massa dasar mikrolit plagioklas dan gelas vulkanik. Kubah lava
mempunyai fenokris yang lebih melimpah (~70 vol.%) dibandingkan aliran lava (~50
vol.%), berhubungan dengan viskositas kubah lava yang relatif lebih tinggi daripada aliran
lava. Secara mineralogi, semua sampel mempunyai kandungan hornblenda mencapai ~19
vol.%. Pada umumnya, bagian tepi hornblenda telah terubah menjadi mineral opak.
Nefelin umumnya hadir dengan kelimpahan 1-4 vol.%. Berdasarkan komposisi mineralogi,
dapat dikatakan bahwa magma G. Lasem dan G. Senjong telah mengalami proses
diferensiasi lanjut, namun tidak terdapat perubahan komposisi mineralogi yang signifikan
secara temporal. Data geokimia menunjukkan lava G. Lasem dan G. Senjong memiliki
komposisi basaltik traki andesit hingga trakit, dalam seri magma subalkalin. Evolusi
magma G. Lasem dan G. Senjong dipengaruhi oleh kristalisasi fraksinasi, asimilasi, serta
injeksi magma basaltik secara berulang.
25
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA C033PRE
Yogyakarta, 5-6 September 2019
4Kitakyushu Museum of Natural History and Human History, 2-4-1 Higashida, Yahatahigashi-ku,
ABSTRAK. Along the Java arc, the volcanic front correlates to a wide range of depth. It is
shallow in the west and is getting deeper eastward. In accordance with this, the slab angle
widely varies along the arc. It is gentle in the west and slightly steeper toward the east.
Merapi, the volcanic front in the central section of Java corresponds to slab depth and angle
of 136 km and 41.5°, respectively. The number decreases down to 80 km and 35°,
respectively, in Papandayan, the volcanic front of western section of Java and is relatively
similar for the volcanic front in the eastern sections of Java Island. We present geochemical
analysis of major and trace elements from some volcanic fronts from Java arc, including
Merapi, Raung, and Iyang-Argopuro. For comparison we also use published geochemical
data of volcanic front from Papandayan, Semeru, and Lawu. The K 2O content in volcanic
front magmas positively correlates with slab depth and angle. This suggests that K-h
relationship applies not only across, but also along the subductionrelated magmatic arc.
Geochemically, the volcanic front from central and eastern section of Java which
corresponds to greater slab depth and angle are relatively more enriched in LILE and HFSE.
Along the arc, slab component is high in the volcanic front from central and eastern section
which corresponds to greater slab depth and dip. These findings indicate that transfer of
subduction component from subducting slab to the mantle wedge is highly dependent of
slab-depth and angle of subduction.
Kata kunci: volcanic front geochemistry, K-h relationship, Sunda arc, Java
26
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA C034UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Gunung Lasem termasuk gunung api dengan magmatisme kaya potasik di
Jawa. Gunung Lasem memiliki fase erupsi eksplosif yang terekam pada sekuen endapan
piroklastiknya. Pemahaman mengenai karakteristik endapan aliran piroklastik Gunung
Lasem diperlukan untuk mitigasi bencana gunung api pada tatanan identik. Analisis
Digital Elevation Model (DEM) dan pengamatan lapangan didapatkan 12 unit aliran
piroklastik di Gunung Lasem yang terdistribusi di lereng utara dan timur, sedikit di lereng
selatan dan barat, melampar 0,7 – 6,7 km dari puncak. Secara umum endapan aliran
piroklastik di Gunung Lasem didominasi oleh endapan aliran blok dan abu/ block and ash
flow (BAF 1-9), sedikit ignimbrit/ pumice flow (PF 1-2) dan aliran abu/ ash flow (AF). Kontak
tiapunit aliran berupa endapan material rombakan, lava, dan bidang erosi unit yang lain.
Pengukuran stratigrafi pada 27 stasiun pengamatan. Analisis petrografi dan geokimia ICP
MS/AES pada masing-masing 19 dan 11 sampel representatif. Endapan BAF berwarna abu–
abu, masif, ketebalan 1–25 m, disusun fragmen andesit berukuran ~90 cm, matriks material
vulkanik berukuran abu hingga lapilli. Ignimbrit berwarna putih kemerah-merahan, masif,
ketebalan 4,2-15 m, tersusun oleh litik andesit berukuran ~25 cm, pumis berukuran ~5 cm,
matriks yaitu material abu vulkanik. Fragmen andesit pada BAF dan ignimbrit tersusun
olehfenokris plagioklas, hornblenda, klinopiroksen, nefelin, mineral opak dan k-feldspar,
massa dasar mikrolit dan gelas vulkanik. Fenokris pada fragmen pumis berupa plagioklas,
hornblenda, nefelin dan klinopiroksen, massa dasar gelas vulkanik. Aliran abu berwarna
abu –abu, berstruktur masif, ketebalan ~8m, tersusun oleh kristal plagioklas, hornblenda,
nefelin, klinopiroksen, mineral opak dan gelas vulkanik. Data geokimia total alkali silica
menunjukkan kisaran nilai SiO2 55–65 % termasuk traki-andesit basal, traki-andesit, dan
traki-dasit. Tekstur khusus dan penurunan SiO2 menunjukkan adanya pengaruh magma
mixing. Secara umum endapan aliran piroklastik terbentuk akibat runtuhnya kubah lava
dan aliran lava. Endapan aliran abu dan ignimbrit menunjukkan vulkanisme yang lebih
eksplosif di Gunung Lasem.
Kata kunci: endapan aliran piroklastik, Gunung Lasem, stratigrafi, petrografi, geokimia
ICP MS/ AES
27
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA C036UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
3
Magister Universitas Kyushu, Jepang
ABSTRAK. Gunung Slamet merupakan gunung api Strato yang terletak di Jawa Tengah.
Gunung ini melingkupi daerah Purwokerto, Purbalingga, Pemalang, Bumiayu, dan Tegal.
Secara stratigrafi terbagi menjadi Slamet Tua dan Slamet Muda, tersusun atas lava dan
piroklastik. Produk Slamet Tua memiliki komposisi basaltik andesitik hingga andesitik,
sedangkan Slamet Muda basaltik hingga basaltik andesitik. Berdasarkan catatan sejarah,
periode erupsi Gunung Slamet terbagi menjadi 1 tahunan, 3 – 5 tahunan, 10 – 15 tahunan
dan terpanjang adalah 53 tahunan. Karakter erupsi menghasilkan jatuhan skoria, lava pijar,
dan kubah lava. Perbedaan periode dan karakter erupsi mencerminkan dinamika magma.
Penelitian bertujuan mempelajari dinamika magma erupsi efusif Gunung Slamet dengan
pendekatan distribusi ukuran kristal dan analisis tekstur mineral plagioklas dari lava
Slamet Muda. Studi distribusi ukuran kristal dan tekstur mineral terbatas hanya pada
pengamatan petrografi dan digitasi manual menggunakan software ImageJ, CSDslice dan
CSDcorrection. Produk lava slamet muda berwarna abu-abu kehitaman, struktur kekar
kolom, tekstur porfiritik, tersusun atas fenokris plagioklas, olivin, dan piroksen. Sebaran
lava slamet muda sejauh 9 – 16 km dari kawah dengan tebal 4 – 5 m. Secara petrografi
menunjukan tekstur seriate, glomerocrysts, zoning dan sieve pada mineral plagioklas.
Tekstur seriate mencerminkan perubahan ukuran kristal dari fenokris hingga mikrolit.
Distribusi ukuran kristal plagioklas terbagi menjadi fenokris, (>0,5 mm), mikro-fenokris
(0,05 - 0,05 mm), dan mikrolit (<0,05mm). Kurva distribusi ukuran kristal terbagi menjadi
dua segmen yaitu mikrofenokris dengan slope terjal -12,38 dan fenokris memiliki slope
landai -3,35. Perubahan slope mencerminkan perubahan kondisi lingkungan pembentukan
kristal. Nilai slope untuk menghitung magma residence time (T=(-1/G*slope)/3536000)),
dengan asumsi G adalah 10-8 dan 10 – 9. Hasil perhitungan menunjukan magma residence
time pada fenokris memiliki waktu 9,4 tahun dan mikrofenokris memiliki waktu 3 bulan.
Hal ini sesuai dengan periode erupsi 10 tahunan sedangkan 3 bulan adalah waktu magma
tersimpan dan bergerak di dalam pipa gunung api sebelum erupsi. Hal ini mirip dengan
peningkatan status dari waspada (Mei 2014) menjadi siaga (Agustus 2014).
Kata kunci: Gunung Slamet, Erupsi efusif Gunung Slamet, Lava Slamet Muda, Distribusi
Ukuran Kristal, Magma Residence Time
28
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA C037UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Jawa Barat
29
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA C041UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Pada tahun 2014 dan 2018 beberapa penelitian yang membahas mengenai
manifestasi air panas Gunung Pandan memiliki perbedaan dalam interpretasinya. Dalam
paper kali ini dilakukan reinterpretasi dengan penambahan titik baru pengambilan sampel
air panas. Metode geokimia dalam eksplorasi panas bumi, dimaksudkan untuk mengetahui
jenis manifestasi, dan karakteristik senyawa kimia dalam manifestasi dan distribusi
anomali senyawa kimia tertentu secara lateral yang diperkirakan berhubungan dengan
temperatur, pH, dan debit. Berdasarkan hasil pengeplotan pertama dihasilkan data kimia
air ke dalam diagram terniary Cl-SO4-HCO3 tipe fluida panas bumi pada pada daerah
penelitian adalah immature waters dan peripheral waters. Pada sampel Jari (SG), Selogajah
(SG2), Banyukuning (PNC) masuk ke dalam zona immature waters yang menandakan
bahwa fluida pada daerah ini telah dipengaruhi dan didominasi oleh air meteorik tetapi
untuk sampel Jari (SG) jenis fluida berasal dari chloride water karena tingginya presentase
unsur Cl daripada presentase unsur HCO3, serta pada sampel Selogajah (SG2),
Banyukuning (PNC) jenis fluida adalah bicarbonate water karena presentase unsur HCO3
lebih tinggi dari pada presentase unsur Cl. Pada sampel Banyukuning (SNG1),
Banyukuning (SNG2), Jarikasinan (JRK), Jarikasinan (JRK2), Banyukuning (BKN2), Lumpur
Jari (LJ) masuk kedalam zona peripheral waters yang diasumsikan sampel telah mengalami
reaksi dengan CO2 dibawah permukaan. Pada sampel yang masuk pada zona ini jenis
fluida dikategorikan sebagai bicarbonate water. Kemudian berdasarkan analisa data kimia
dalam Terniary Diagram Na – K – Mg masuk kedalam zona immature waters sehingga
dapat diinterpretasikan fluida pada daerah penelitian bukan berasal langsung dari
reservoir melainkan fluida yang berinteraksi dengan air meteorik dan diinterpretasikan
sebagai zona outflow pada suatu sistem panas bumi daerah penelitian. Kemudian,
berdasarkan Terniary Diagram Cl-100/Li-25/B (Giggenbach, 1988 daerah penelitian
diinterpretasikan bahwa lingkungan pembentukan fluida daerah peneltian berasal dari
lingkungan vulkanik dengan jenis litologi seperti riolit atau andesit dan berasal dari area
basaltik yang ditandai oleh komposisi unsur Li < 0,1 mg/kg.
30
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA D004POO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Mercury (Hg) is one of very dangerous heavy metal among the others that
cause serious negative effect to human’s healthy. The contamination of Mercury is founded
in the groundwater in Sangon II village. Mercury in Sangon II could be comes from two
sources : 1. Gold ore mined by artisanal and small scale gold miner (ASGM) that contained
natural Mercury, 2. Ore processing using amalgamation that result the waste had contained
Mercury.The research is based on the analysis from data that samples of groundwater, the
gold ore and the waste of gold processing are analyzed by Mercury Analyzer Lab 254,
Laboratorium Penelitian Dan Pengujian Terpadu (LPPT), Gadjah Mada University. The
analysis method is compared with the result of the same field research before and the
geology research before in Sangon II to make analysis the source of Mercury in the
groundwater. The results of Mercury in the groundwater are 3 samples of the groundwater
had contained Mercury ( S1 = 0,00030 mg/L at 550 m distance from the ore processing, S2 =
0,00087 mg/L at 200 m distance dan S3 = 0,00039 mg/L at 510 m distance) and according to
the result of the research before, the groundwater in this area had contained Mercury. Two
samples of the gold ore had contained Mercury (SBj = 0,28 mg/L dan SBj 2 = 0,14181 mg/Kg).
The sample of waste had contained Mercury (SLi = 0,99994 mg/L).The source of Mercury in
groundwater is greater dominated by Mercury in gold ore than one that resulted by
amalgamation waste, because the chemical reaction between Mercury in the ore and the
sulfide mineral that cause Mercury have been change from Mercury elemen (Hg(0)) become
another forms such as Hg(I) or Hg(II)) and the ore processing is fluctuating.The form of
Mercury in groundwater is in the ions formed.
31
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA D005POO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Proses geologi yang mengakibatkan terbentuknya gua pada batugamping telah
dimanfaatkan sebagai tempat tumbuhnya budaya, baik sebagai tempat hunian maupun
tempat penguburan sejak zaman prasejarah, disisi lain proses-proses geologi juga dapat
mengakibatkan hilang atau berhentinya suatu kebudayaan. Salah satunya seperti yang
dijumpai Loyang (Gua) Mendale dan Loyang Ujung Karang di Dataran Tinggi Gayo Aceh
Tengah. Penelitian arkeologi oleh Balai Arkeologi Sumatera Utara menunjukkan adanya
hunian (lapisan budaya) disitus tersebut dengan kronostratigrafi dari lapisan muda sampai
lapisan tua secara berurutan: lapisan budaya sejarah/present (umur 1.2900 - sekarang bp) –
lapisana lamiah – lapisanbudaya paleometalik (umur 2.245 – 1.740 bp) – lapisan alamiah –
lapisan budaya neolitik (umur 5.040 - 3.115 bp)- lapisan alamiah – lapisan budaya mesolitik
(umur 8.430 – 7.400 bp) –lapisan alamiah. Penelitian ini dimaksudkan menganalisa lapisan
alamiah (lapisan batuan) diantara lapisan budaya dengan tujuan mengetetahi proses alam
atau proses geologi penyebab berhentinya atau terputusnya kebudayaan tersebut. Metode
penelitian dilakukan dengan pemetaan geologi (pemetaan di dalam dan diluar areal situs)
dan metode analisa laboratorium (analisa petrografi dan analisa granulometri). Hasil
analisis menunjukkan bahwa lapisan alamiah diantara lapisan budaya neolitik dan
paleometalik adalah endapan piroklastik berupa tufa andesitik yang berasal dari erupsi
Gunung Nama Salah. Dalam kurun waktu 3.115 bp – 1.290 bp Gunung Nama Salah
mengalami erupsi tiga kali, erupsi pertama memutus budaya neolitik, erupsi kedua dan
ketiga mengakibatkan berhentinya budaya paleometalik di Loyang Mendale dan Loyang
Ujung Karang.
32
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA D006UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Suatu rangkaian peristiwa erupsi gunung berapi terdiri dari terbentuknya
kubah, guguran lava, hujan abu, keluarnya awan panas, lava pijar, lahar panas dan banjir
lahar dingin. Erupsi Gunung Merapi 2010 menimbulkan dampak aliran lahar dingin yang
besar dan memiliki daya rusak tinggi. Aliran lahar dingin tersebut mengalir hampir ke
seluruh sungai yang berada di lereng Gunung Merapi, salah satunya yaitu Kali Putih. Kali
Putih merupakan sungai yang memiliki potensi bahaya cukup besar karena lokasinya
terletak cukup dekat dengan permukiman penduduk. Untuk mengurangi potensi bahaya
tersebut, dilakukan upaya pencegahan berupa pembuatan bangunan pengendali sedimen
(Sabo DAM). Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daerah terdampak,
persepsi masyarakat dan melakukan penilaian ekonomi terkait dengan banjir lahar dingin,
terutama material-materialnya. Metode yang digunakan adalah metode geografis yang
terkait dengan penentuan daerah terdampak banjir lahar dingin menggunakan
penginderaan jarak jauh dan sistem informasi geografis (SIG). Banjir lahar dingin pasca
erupsi Merapi 2010 membawa dampak baik maupun buruk terhadap lingkungan maupun
kehidupan sosial-ekonomi pada daerah yang dilewatinya. Endapan lahar dingin yang
terakumulasi pada Sabo DAM dapat menjadi nilai ekonomi bagi penduduk sekitar.
Berdasarkan analisa, hasilnya menunjukkan bahwa daerah terdampak banjir lahar dingin
meliputi enam desa, lima desa di Kecamatan Salam (Gulon, Jumoyo, Sucen, Seloboro dan
Sirahan) juga salah satu desa di Kecamatan Ngluwar, yaitu desa Blongkeng. Jumoyo adalah
desa paling terdampak akibat banjir lahar dingin Merapi 2010, dengan data 54 rumah
roboh/hanyut, 36 rumah rusak berat, 5 rumah rusak sedang dan pengungsi sejumlah 1005
orang. Jika material pasir dari banjir lahar dingin dikonversi ke Rupiah setara dengan Rp
462.434.733.686,- sementara jumlah total untuk membangun rumah permanen baru dengan
90 m2 sekitar Rp 90.000.000. Ini berarti bahwa lahar dari letusan Gunung Merapi 2010 dapat
untuk membangun rumah sebanyak 5.138. Pada kasus ini, banjir lahar dingin tidak hanya
menjadi bahaya tetapi juga dapat menjadi sumber daya, tergantung pada manajemennya.
Kata kunci: Lahar Dingin, Merapi, Geografis, Sumber Daya, Nilai Ekonomi
33
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA D008UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
34
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA D010UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Bukit Pajangan, Bantul, Yogyakarta, secara geologi dikenal tersusun atas
perlapisan batuan karbonat dan tersusun oleh batuan volkanik produk Merapi tua. Di
wilayah ini, air tanah cukup mudah dijumpai dan umumnya dangkal. Secara teori,
perbedaan litologi penyusun akuifer akan memberikan karakteristik kimia airtanah yang
berbeda. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik hidrokimia pada
air tanah Bukit Pajangan dalam kaitannya dengan litologi akuifer yang berbeda.Metode
penelitian dilakukan dengan memetakan satuan litologi dan kondisi hidrogeologi di
lapangan. Kemudian dilakukan pengambilan sampel air tanah sebanyak 24 sampel pada
satuan litologi yang berbeda untuk diuji kandungan kimia ion utama-nya airtanah. Hasil
penelitian menemukan bahwa litologi di daerah penelitian dapat dibagi menjadi 4 satuan
batuan yaitu napal, batugamping fosil-batugamping tufan, tufkarbonatan-batugamping
tufan dan satuan breksi-lapili tuf. Sedangkan tipe kimia air tanah secara umum adalah
kalsium bikarbonat pada akuifer batuan karbonat-karbonatan dan kalsium alkali
bikarbonat pada batuan breksi-lapili tuf. Dapat dibuktikan bahwa kandungan mineral yang
lebih kaya akan unsur Na dan K pada breksi-lapili tuf memberikan implikasi karakteristik
kimia air tanah yang berbeda, dan terbukti litologi akuifer mempengaruhi karakteristik
kimia air tanah.
35
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA D024UNE
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Gempa Lombok tahun 2018 menjadi bencana alam yang tidak dilupakan oleh
masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Lombok. Salah satu kawasan strategis daerah
hingga berskala internasional yang mengalami kerusakan cukup parah adalah Kawasan
Wisata Sembalun, dimana kawasan ini ditargetkan sebagai kawasan strategis periode 2017-
2023 oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Mengingat pentingnya kawasan ini
bagi provinsi NTB maupun Indonesia, maka perlu dilakukannya penelitian mikrozonasi
bahaya gempabumi di kawasan ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan
mikrozonasi bahaya gempabumi berdasarkan nilai kerentanan indeks seismik (Ks) dari
hasil kombinasi parameter amplifikasi (Ao) dan frekuensi resonansi (fo). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio
(HVSR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Ks yang cenderung tinggi
terkonsentrasi pada area dengan tingkat aktivitas manusia yang tinggi, mencakup kawasan
pemukiman Desa Sembalun Bumbung, zona perkantoran, dan zona pelayanan umum
untuk wisata. Peta hasil penelitian juga divalidasi dengan data kerusakan bangunan
berdasarkan wilayah pemukiman dan menunjukkan korelasi yang positif.
36
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA D025POO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Longsoran adalah peristiwa turunnya material tanah, regolith, dan batuan ke
bawah lereng karena gravitasi. Peristiwa ini dapat memakan korban jika berinteraksi
dengan kehidupan manusia. Sehingga fenomena ini harus terus diwaspadai dan diteliti
untuk dicarikan solusi pencegahannya. Salah satu longsoran yang seringkali menimbulkan
banyak korban adalah terjadi pada litologi breksi, sehingga penelitian mengenai longsoran
pada breksi terus untuk ditingkatkan. Salah satu fokus yang terus dikaji adalah posisi
bidang gelincir. Pada beberapa lokasi longsoran yang terjadi pada breksi, bidang gelincir
hampir mempunyai pola yang sama terkait komposisi materialnya, sehingga diperlukan
pengujian keteknikan pada bidang ini. Komposisi material yang dimaksudkan adalah
berdasarkan derajat pelapukannya. Hal tersebut yang melatarbelakangi penelitian ini.
Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi tingkat pelapukan adalah dengan metode
British Standard BS EN ISO 14689-1 untuk material tidak seragam. Kemudian setelah
identifikasi tingkat pelapukan dilakukan pengambilan sampel untuk pengujian sifat fisik
dan mekanik secara sistematik berdasarkan tingkat pelapukannya. Pengolahan data
digunakan metode klaster. Hasil yang didapatkan kadar air mempunyai kedekatan nilai
antara 4,5,6 dan berbeda nilai dengan zona 3. Berat isi didapatkan kedekatan nilai antara
zona 4,5,6 dengan perbedaan nilai pada zona 3. Batas cair didapatkan kedekatan nilai
antara 3,4,5 dengan 5 dan 6. Partikel lempung didapatkan kedekatan nilai antara 3,4,5,6 ada
perbedaan beberapa nilai dari zona 5. Batas plastis didapatkan kedekatan nilai antara zone
3,4,5 dan berbeda dengan zona 5,6. Nilai kohesi didapatkan kedekatan nilai antara 4,5,6
dengan perbedaan nilai dengan zona 3. Nilai sudut geser dalam didapatkan kedekatan nilai
antara 4,5,6 dengan perbedaan nilai dengan zona 3. Sehingga keterdapatan bidang gelincir
pada batas zona 3 dan 4 sangat memungkinkan dari penilaian sifat fisik dan mekanik.
Kata kunci: Bidang gelincir, British standard, Metode klaster, Sifat keteknikan, Zona
pelapukan
37
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA D026UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Wilayah Semarang Utara merupakan wilayah yang sering terkena dampak
dari banjir pasang surut atau lebih dikenal dengan istilah banjir rob. Banjir rob merupakan
peristiwa naiknya air laut sampai menggenangi daratan di sekitarnya, sehingga
menimbulkan permasalahan lingkungan. Permasalahan banjir rob di wilayah Semarang
Utara merupakan masalah yang belum teratasi dan menimbulkan berbagai kerugian.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis berbagai faktor penyebab banjir rob dan
upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi permasalahan tersebut. Dalam penelitian
ini digunakan metode analisis deskriptif dengan melakukan observasi langsung dan
mengkaji penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada tahun 2010, luas genangan
banjir rob di wilayah Semarang Utara sekitar 3.821 Ha, luas wilayah yang terdampak akan
terus bertambah dan diprediksi pada tahun 2030 meluas hingga 5.099 Ha (Bakti, 2010). Hal
tersebut dipicu oleh beberapa faktor seperti penurunan muka tanah (land subsidence),
pemanasan global, gelombang laut yang tinggi, tingkat abrasi yang intensif, dan kerusakan
drainase. Salah satu upaya yang dapat diterapkan untuk mengurangi permasalahan banjir
rob di wilayah tersebut adalah dengan membangun konstruksi Breakwater. Pasang tertinggi
di wilayah perairan Semarang dapat mencapai sekitar 1.93 m (Saputro dkk, 2015).
Berdasarkan perhitungan, permodelan Breakwater yang dibangun untuk kondisi pantai
tersebut sebaiknya memiliki tinggi dari dasar sebesar 4.33 mdengan panjang 200 m dan
lebar 3.25 m. Peletakkan Breakwater dibuat 180-400 m dari garis pantai dengan jarak antar
Breakwater sejauh 75 m. Breakwater dibangun sepanjang 2.75 km mengikuti kontur batimetri
dengan jumlah sekitar 10 buah. Model perlindungan pantai dengan bangunan Breakwater
dinilai efektif berdasarkan kondisi pantai terkait, karena mampu menahan laju sedimen
dari pantai ke arah laut, sehingga dapat mengendapkan sedimen di bibir pantai dan
menambah luas daratan.
38
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA D027POP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281 Prodi Teknik Pertambangan STTNAS
ABSTRAK. Longsoran Bukit Kaliwadas terjadi pada tanggal 28 Oktober 2017 dimana
longsoran ini membuat rekahan yang telah ada semakin lebar dan dalam. Selama seminggu
sebelum terjadinya longsoran, hujan dengan intensitas tinggi mengguyur daerah
Karangsambung dan sekitarnya. Hujan terjadi setelah musim kemarau yang panjang pada
daerah Karangsambung. Longsoran ini berdampak pada kerugian yang diterima oleh
penduduk setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
atau dampak yang ditimbulkan dari longsoran lereng tersebut baik dampak yang telah
terjadi seperti rusaknya infrastruktur umum maupun potensi dampak yang mungkin
terjadi seperti rusaknya lingkungan serta hilangnya mata pencaharian terhadap masyarakat
sekitar daearah longsoran. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan data
kuantitatif. Longsoran mengakibatkan terlepasnya massa batuan dari lereng dengan arah
longsoran ke arah Barat Daya. Dari penelitian yang telah dilakukan kerugian dari rusaknya
infrastruktur sekitar 60 juta rupiah dan potensi kerugian bila terjadi kembali longsoran
adalah hilangnya mata pencaharian yang ditaksir sebesar 21 juta rupiah. Nilai pH yang
didapat dalam rentang 7.5 – 8 untuk menggunakan pH digital, 8 – 8.4 untuk hasil
laboratorium, nilai TDS dalam rentang 202 – 362mg/l dan nilai TSS dalam rentang 3 – 42
mg/l. Semua hasil kualitas air ini masih sesuai dengan baku mutu PP No 82 tahun 2000.
39
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA D030UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Kata kunci: cekungan air tanah, pemompaan air tanah, kerentanan air tanah, bahaya air
tanah, risiko air tanah
40
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA D042UNE
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Landslides is one of the most common natural disasters in the world causing
large economic losses and casualties. Cibeusi is one of the areas that has a large risk of
landslides because it has slope ± 87°. This research area is an area that has many
settlements, plantations and rice fields. So, it will have a huge impact on the local
population. There are many ways that can be done as a landslide mitigation, but bio
engineering technique is the best method that can be applied because it will increase of
slope stability by root reinforcement, and it can be agricultural and recreational use. This
method uses the combination of bush-mattress construction with wood pegs, log brush
barrier, and fascines (bush wattles). Bush-mattress construction with wood pegs are built
rectangular to the slope and in contour lines direction consistent of 15 – 20 or and 25 – 30
living branches of Salix, Eleagnus, Platanus e.t.c. Long brush barrier applied depends on
pitch of a slope. (Pitch 20% - 50% the distance between them is 8 m. And fascines (bush
wattles) use chestnut peggs (length 1.5-2,0 m diameter 4 – 5 cm) are driven into the soil
(depth 0.7 – 1.2 m) every 30 cm between them and 60 living brunches/m of Salix Vitex.
Based on the previous study, using this combination method it can filter barrier to prevent
landslide and scouring of the bank, immediate protective cover for the bank, and reduces
toe erosion. So, the potential of landslides can be reduced.
41
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA D051UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
*Corresponding Author:dinynoviaputri96@gmail.com
ABSTRAK. Berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kabupaten Wonogiri yang
dibuat oleh DESDM (2009), Desa Bugelan dan sekitarnya, Kecamatan Kismantoro berada
dalam zona kerentanan gerakan tanah menengah hingga tinggi. Pemetaan kerentanan
gerakan massa perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor pengontrol terhadap
zonasi kerentanan gerakan massa. Faktor yang digunakan meliputi nilai Geological
Strenght Index (GSI), kemiringan lereng, jarak dari sungai, dan jarak dari jalan. Data nilai
GSI diperoleh dari identifikasi intensitas diskontinuitas dan kondisi permukaan
diskontinuitas pada massa batuan. Data kemiringan lereng diperoleh dari pengolahan peta
digital elevation model (DEM), dan data jarak dari sungai serta jarak dari jalan diperoleh
dari pengolahan Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI). Kemudian seluruh faktor tersebut
dianalisis dengan menggunakan metode statistik regresi logistik untuk mengetahui
pengaruh faktor tersebut terhadap kejadian gerakan massa dan menghitung nilai
probabilitas gerakan massa. Setelah dilakukan analisis, dapat diketahui bahwa parameter
jarak terhadap jalan dinyatakan tidak signifikan terhadap kejadian gerakan massa di
daerah penelitian. Nilai probabilitas gerakan massa kemudian dibagi menjadi 5 tingkat
kerentanan gerakan massa. Maka, Desa Bugelan dan sekitarnya seluas 43% berupa daerah
dengan tingkat kerentanan gerakan massa yang sangat rendah, sedangkan daerah dengan
tingkat kerentanan gerakan massa sangat tinggi hanya seluas 1%. Persentase prediksi
kerentanan gerakan massa ini sebesar 75% yang berarti peta kerentanan gerakan massa
tersebut layak digunakan.
Kata kunci: faktor pengontrol gerakan massa, metode regresi logistik, Geological Strength
Index, Kismantoro
42
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA D053UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Gempa berdampak besar di Wonosobo tercatat pernah terjadi pada 1877 dan
1924. Aktivitas tektonik Wonosobo menunjukkan adanya sesar aktif yang masih
tersembunyi dan punya potensi mengancam wilayah Kabupaten Wonosobo dan sekitarnya
berkaca dari adanya sejarah gempa kuno yang cukup besar. Berdasarkan data BMKG,
terjadi gempabumi berkekuatan 2,6 SR yang mengguncang dataran tinggi Dieng,
Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah dengan episenter terletak di darat dengan
jarak 25 kilometer arah timur laut (7.35 ˚LS dan 109.92 ˚BT) Kabupaten Wonosobo pada 25
Desember 2018 silam. Gempa berkedalaman 10 km tersebut disebabkan oleh aktivitas sesar
minor yang belum teridentifikasi pergerakannya dan titik episenter gempanya terletak
berdekatan dengan dua gunung api aktif yaitu Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro.
Rangkaian gempa di tempat yang sama pernah tercatat yaitu 4.8 SR pada 19 April 2013 dan
3.1 SR pada 2 Januari 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi
struktur bawah permukaan yang terdapat di kabupaten Wonosobo khususnya di sekitar
Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro dengan melakukan pengolahan data gravitasi
Airborne Survey dari Topex. Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan kontras nilai
medan gravitasi wilayah Kabupaten Wonosobo dengan dugaan awal adanya patahan.
Untuk mengindentifikasi jenis patahan tersebut telah dilakukan pengolahan dengan
menggunakan metode First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative
(SVD) dari Anomali Bouger. Hasil yang didapatkan dari penelitian menunjukan sebaran
Anomali Bouger sebesar 5 mGal – 120 mGal. Dari hasil analisis SVD dan FHD, sesar yang
berada di daerah penelitian merupakan patahan naik.
Kata kunci: gaya berat, First Horizontal Derivative, Second Vertical Dervative, patahan
43
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA D054POP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. This location is geologically located in the melange zone due to the subduction
of the Australian plate with the Eurasian plate, so that rocks have high diversity. Loning
watershed is one of the watersheds located in Karangsambung-Karangbolong National
Geopark area. Geopark is an integrated regional concept in protecting geological heritage in
a sustainable manner for human welfare. Geodiversity, biodiversity, and culturdiversity are
regional elements that aim at conservation, education and tourism. The complex geological
process of loning watershed affects geomorphological variation. Every last unit of
geomorphological landforms has different characteristics and functions. The purpose of this
study was to analyze the geomorphological aspects related to ecology, so that sensitivity to
landscape ecology can be obtained for the carrying capacity of the environment in the
Geopark Region. The target to be achieved is the creation of geodiversity and biodiversity
conservation area management. The research method used uses a laboratory and field
approach. Study of laboratory approaches with digital image processing for analysis of
vegetation cover with NDVI formula, geomorphological interpretation, river morphometry
and other spatial data analysis. Field approach by identifying each altitude segment on
biodiversity and geodiversity parameters. The geomorphology in the Loning Watershed is
used as a unit of land for landscape ecology. The river order reaches 4 segments, with a
level 1 river order amounting to 150. Surface runoff based on the rate of flow density has a
value of 4.71 with a bifurcation ratio of 5.73. In the watershed Loning has the characteristics
of the river flow through the rock with soft resistance so that the sediment transported by
the flow will be greater. The shape of the longitudinal watershed with the peak discharge is
long and the decline is also long. Geomorphology is divided into 5 units from upstream to
downstream which all have different.
44
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA D057UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Bencana Longsor di daerah Pasir Panjang, Kabupaten Brebes merupakan salah
satu longsor debris terbesar di Jawa Tengah di tahun 2018 dengan jangkauan debris hingga
2,5 km. Kejadian ini memakan banyak korban jiwa dan kerugian material lainnya. Longsor
ini dipicu oleh terjadinya hujan yang terjadi tiga hari berurutan kemudian faktor sktuktur
geologi, pelapukan dan proses alterasi batuan menjadi salah satu kunci utama terjadinya
longsor ini. Pada Zona longsor tersebut memiliki litologi batupasir tuffan, sisipan
batulanau tuffan dan Breksi Andesit dimana mengalami tingkat pelapukan yang relatif
tinggi. Kemudian secara struktur geologi pada daeah ini hanya ditemukan banyak kekar-
kekar gerus dengan orientasi barat laut-tenggara yang memicu terjadinya proses alterasi
hidrotermal pada daerah ini. Oleh karena itu proses pelapukan batuan juga menjadi lebih
intensif sehingga daerah ini memiliki lapisan tanah yang tebal. Metode penelitian meliputi
analisis petrografi, X-ray diffraction dan X-ray fluorescence untuk mengidentifikasi jenis
alterasi hidrotermal yang berpengaruh terhadap terjadinya longsor debris ini, adalah
Alterasi Argillik dengan mineral penciri montmorilonite, kaolinite dan illite yang memiliki
karakteristik tingkat swelling yang tinggi. Jadi dengan adanya zona struktur geologi
dengan pelapukan intensif dan mineral lempung tersebut secara signifikan dapat
mengurangi kekuatan batuan dan menyebabkan longsor debris di daerah penelitian.
45
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA D059UNE
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Salah satu dampak adanya aktivitas penambangan batubara tambang terbuka
adalah munculnya Air Asam Tambang (AAT) di sekitar lingkungan penambangan yang
dapat mempengaruhi kualitas air, makhluk hidup, serta kualitas tanah. Oleh karena itu,
diperlukan informasi awal sebagai suatu prediksi terhadap potensi pembentukan AAT
untuk mengantisipasi adanya dampak tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membuat
suatu prediksi terhadap kemungkinan terbentuknya AAT melalui karakterisasi interburden
dengan cara mengidentifikasi keberadaan material yang berpotensi membentuk keasaman
(PAF) dan yang tidak berpotensi membentuk keasaman (NAF) serta bagaimana model
persebarannya. Hasil karakterisasi batuan dan model geologi akan menghasilkan model
geokimia batuan yang menggambarkan sebaran tipe geokimia batuan baik pada arah
lateral maupun arah vertikal. Lokasi penelitian berada pada wilayah pertambangan
batubara PT. Indominco Mandiri calon Pit Tidal, East Block yang terletak di Kecamatan
Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Data yang digunakan
pada penelitian ini berupa data sumur pemboran (batuan inti) yang terdiri dari data litologi
dan data kualitas kimia batuan (pH NAG). Pada penelitian ini dilakukan pemodelan
persebaran material PAF dan NAF dari data sumur pemboran pada lokasi penelitian
menggunakan software Minescape 5.7. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa lokasi
penelitian secara keseluruhan memiliki perbandingan volume material PAF yang lebih
dominan (54,31%) dibandingkan dengan volume material NAF (44,69%) dengan
persebaran material PAF yang dominan berada pada batuan interburden C11-C12, C14-
C15, C15-L15, L15-C16, C16-C17, C17-C18, C18-U19 serta material NAF yang menyebar
menempati daerah selain pada batuan yang dominan ditemukan material PAF didalamnya.
Kata kunci: Air asam tambang, model kualitas, Potential Acid Forming (PAF), pencemaran
lingkungan, tambang batubara
46
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA D078UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
47
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA D079UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
UGM, Yogyakarta
Kata kunci: tufa zeolitik, logam kadmium, uji batch, parameter adsorpsi, adsorpsi
48
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA E003PRO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Dalam rangka penyediaan air baku di wilayah Pulau Yamdena, Kabupaten
Maluku Tenggara Barat terdapat mata air yang potensial untuk dimanfaatkan, yaitu Mata
Air Wemomolin dan Mata Air Watemar. Debit kedua mata air tersebut masing – masing 40
L/det dan 19,5 L/det. Kontinuitas sumber mata air tersebut perlu dijaga agar dapat terus
memberikan pasokan airbaku bagi penduduk setempat, sehingga pemetaan daerah resapan
mata air menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Penentuan daerah resapan dalam
penelitian ini menerapkan metode pengujian isotop stabil deuterium (δ2H) dan oksigen-18
(δ18O). Metode ini didasarkan atas hubungan antara kandungan isotop dalam mata air
dengan distribusi konsentrasi isotop air hujan yang turun pada elevasi tertentu yang
kemudian mengalami infiltrasi dan masuk ke dalam sistem air tanah. Kandungan isotop
berat dalam air hujan berkurang dengan bertambahnya elevasi. Konsep ini diterapkan
untuk menentukan kisaran elevasi dari suatu sumber air yang muncul di daerah luahan,
seperti mata air. Berdasarkan uji isotop stabil, diketahui kisaran elevasi daerah resapan
Mata Air Wemomolin antara 82 – 152m di atas permukaan laut (m dpl), sedangkan Mata
Air Watemar berkisar antara 76 – 117 mdpl. Dengan memetakan daerah resapan, maka
selanjutnya dapat dilakukan upaya perlindungan maupun konservasi untuk menjaga
keberlanjutan mata air tersebut.
Kata kunci: mata air, daerah resapan, isotop stabil, deuterium, oksigen-18
49
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA E008UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Kata kunci: Vertikal Shaft, Inclined Shaft, Curah Hujan, Infiltrasi, rembesan Air Tanah
50
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA E010UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Yogyakarta Jl. SWK 104 (Ringroad Utara), Condong Catur, Depok, Sleman, D.I.Y. 55283 3
ABSTRAK. Konservasi air tanah merupakan salah satu komponen penting dalam
pengelolaan air tanah sebagai upaya mencegah degradasi kuantitas dan kualitas air tanah.
Mata air Bismo adalah mata air dengan debit terbesar di Kabupaten Batang dan
dimanfaatkan sebagai sumber mata air bagi PDAM. Maksud dari penelitian ini adalah
untuk menentukan langkah perlindungan air tanah melalui tindakan konservasi air tanah,
sehingga dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan program
pengelolaan air tanah di mata air Bismo. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan
kondisi hidrogeologi mata air Bismo, menentukan nilai dari parameter yang digunakan
dalam penentuan zona konservasi, dan menentukan zona konservasi air tanah. Metode
yang digunakan untuk penentuan zona konservasi air tanah yaitu dengan menentukan
nilai parameter zona konservasi antara lain: tata guna lahan, kemiringan lereng dan
kerapatan vegetasi. Dengan teknik pembobotan dan penampalan dari setiap parameter
dapat ditentukan zona konservasi air tanah pada daerah penelitian. Kondisi hidrogeologi
pada daerah penelitian yaitu termasuk dalam tipe sistem akuifer endapan gunung api yang
tersusun oleh perselingan breksi dan lava andesit. Mata air Bismo mengeluarkan air tanah
secara menerus, baik pada musim penghujan maupun pada musim kemarau. Berdasarkan
jenis akuifernya mata air Bismo masuk kedalam mata air artesis yaitu mata air yang air
tanahnya berasal dari akuifer tertekan. Kemunculan mata air Bismo disebabkan oleh
adanya Sesar Turun yang menyebabkan jalan bagi air tanah untuk keluar kepermukaan,
mata air seperti ini disebut dengan mata air fracture. Zona konservasi air tanah didaerah
penelitian terbagi menjadi 4 zona, yaitu Zona I (Rawan), Zona II (Kurang Aman), Zona III
(Cukup Aman) dan Zona IV (Aman).
51
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA E014UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Kata kunci: Model atenuasi percepatan tanah, sumatra barat, subduksi interface
52
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA E022POO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
53
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA E024UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Kualitas airtanah adalah suatu ukuran kondisi airtanah dilihat dari
karakteristik fisik, kimiawi, dan biologisnya. Kualitas airtanah dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor berupa litologi, geomorfologi, iklim, waktu, dan aktivitas makhluk hidup,
termasuk manusia seperti pembuangan limbah industri atau limbah pertanian. Penentuan
kualitas airtanah dapat dilakukan dengan analisis beberapa faktor yang mempengaruhi.
Pada Kelurahan Gonoharjo, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal masyarakat
menggunakan airtanah sebagai sumber air untuk konsumsi sehari-hari, baik untuk
keperluan rumahtangga, makan, minum, dan untuk kegiatan industri. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh litologi dan geomorfologi terhadap kualitas
airtanah yang ada pada lokasi penelitian, sehingga diketahui kelayakan airtanah tersebut.
Metode yang dilakukan mencakup pemetaan geologi berupa pengambilan data litologi,
geomorfologi dan hidrogeologi. Kemudian analisis tipe hidrokimia airtanah, dan analisis
deskriptif. Penentuan kualitas airtanah berdasarkan baku mutu yang ditetapkan oleh WHO
2011, dan PERMENKES No 492/IV/2010. Bentuklahan pada daerah penelitian yaitu
bentuklahan vulkanik berbukit bergelombang (Van Zuidam, 1985) dan vulkanik berbukit
terjal (Van Zuidam, 1985). Litologi yang ditemukan berupa breksi vulkanik dengan
fragmen andesit dan matriks tuff. Hasil analisis hidrokimia menunjukkan pada daerah
penelitian memiliki unsur Cl yang cukup rendah, tetapi memiliki curah hujan sangat tinggi
dimana diindikasikan dengan adanya kandungan ion HCO 3 yang melimpah. Berdasarkan
hasil tersebut maka diinterpretasikan kondisi air tanah berada pada fasies air tanah
Alkaline Earth Water with Higher Alkaline Content Predominantly hydrogencarbonate.
Hasil perhitungan kualitas airtanah yaitu memiliki nilai WQI 11,72 menurut PERMENKES
No 492/IV/2010 dan WQI 9.47 menurut WHO 2011 yanga dimana keduanya
diklasifikasikan ke dalam kualitas airyang sangat baik (Kualitas Air Berdasarkan WQI).
54
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA E026UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Makalah ini menampilkan hasil penyelidikan geologi teknik yang dilakukan
untuk mengkarakterisasi massa batuan di lokasi pembangunan Bendungan Tukul.
Penyelidikan dilakukan melalui pemetaan geologi dan pemetaan geologi teknik kualitas
massa batuan permukaan berdasarkan klasifikasi massa batuan Rock Mass Rating (RMR)
dan Geological Strength Index (GSI) pada singkapan batuan hasil penggalian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa daerah penelitian terdiri dari litologi berupa batupasir tufan, intrusi
porfiri andesit, andbreksi vulkanik. Massa batuan memiliki tingkat pelapukan rendah
hingga sangat tinggi. Batuan utuh memiliki nilai uniaxial compressive strength (UCS) berkisar
antara 1 hingga 250 MPa dan termasuk dalam kategori kekuatan ekstrem lemah hingga
sangat kuat. Massa batuan memiliki kualitas sangat buruk (nilai GSI <12 dan RMR <21),
kualitas buruk (nilai GSI 12 – 30 dan RMR21 – 40), kualitas sedang (nilai GSI 31 – 49 dan
RMR 41 – 60), dan kualitas baik (nilai GSI 50 –68 dan RMR 61 – 80). Tubuh bendungan
bertumpu pada batupasir tufan kualitas sedang serta breksi vulkanik dan intrusi porfiri
andesit kualitas sedang dan baik. Beberapa lokasi keruntuhan lereng batuan berasosiasi
dengan kemiringan lereng relatif curam dan massa batuan dengan kualitas buruk akibat
pengaruh pelapukan tinggi hingga sangat tinggi.
Kata kunci: Bendungan Tukul, karakterisasi massa batuan, klasifikasi massa batuan,
pemetaan geologi, penyelidikan geologi teknik.
55
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA E028UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Kesadahan adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air dimana definisi
kesadahan air yaitu sifat kimia air yang mengandung mineral tertentu yang umumnya
terdiri dari kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Menurut WHO dampak penggunaan yang
timbul akibat penggunaan air sadah terhadap kesehatan adalah penyumbatan pembuluh
darah jantung dan batu ginjal. Airtanah yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari
masyarakat Dusun Sambirejo, Kelurahan Talakbroto, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali
diketahui mengandung unsur Ca, dan Mg yang cukup tinggi, atau dapat termasuk ke
dalam kategori air sadah. Menurut PERMENKES No 492/IV/2010, toleransi kesahadan pada
air yaitu 500 mg/l, sedangkan tingkat kesadahan pada airtanah di Desa Sambirejo sebesar
224,68 mg/l. Walaupun masih tergolong tingkat menengah, apabila airtanah ini dikonsumsi
setiap hari dapat menimbulkan berbagai efek yang membahayakan bagi kesehatan. Salah
satu cara untuk menurunkan kesadahan adalah filtrasi dengan karbon aktif. Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengurangan kesadahan air
menggunakan karbon aktif dan bagaimana pengaruhnya terhadap kelayakan kosumsi.
Metode yang digunakan yaitu dengan filtrasi air sadah sebanyak 1,5 liter menggunakan
pasir kuarsa dan karbon aktif dengan ketebalan 6 cm pasir kuarsa dan 30 cm karbon aktif,
dengan kecepatan aliran 1 ml/s. Hasil dari pengujian laboratorium, didapatkan bahwa
tingkat kesadahan akhir 179,74 mg/l atau pengurangan sebesar 20%. Sehingga
pengurangan tingkat kesadahan air dengan menggunakan metode filter karbon aktif efektif
mengurangi 20% tingkat kesadahan air dan lebih layak digunakan sebagai konsumsi
masyarakat.
56
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA E033UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Toya Gama merupakan lembaga Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) di
bawah pengelolaan UGM Residence. SPAM Toya Gama dibentuk sebagai upaya
penyediaan air minum mandiri bagi civitas akademika di UGM dari aspek air baku dan
pengelolaannya. Sumber air SPAM Toya Gama yang berasal dari sumur dangkal rawan
mengalami pencemaran. Kemungkinan pencemaran tersebut karena adanya aktifitas
penduduk yang berada di utara sumber airtanah SPAM Toya Gama. Untuk menjaga
kualitas air tanah dari pencemaran tersebut, perlu dilakukan penentuan zona perlindungan
air tanah yang mempengaruhi sumber air tanah SPAM Toya Gama.Metode penelitian
dilakukan dengan meninjau tata guna lahan, geologi, dan hidrogeologi lokasi peneltian,
kemudian menentukan zona perlindungan air tanah sumber air Toya Gama dengan
metode hidrogeologi, manual sederhana, dan analitis. Zona perlindungan yang dihasilkan
dari ketiga metode tersebut dikombinasikan untuk menghasilkan zona perlindungan
sumber air tanah SPAM Toya Gama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Zona
perlindungan air tanah SPAM Toya Gama berada disekitar sumur Toya Gama yang terbagi
menjadi zona perlindungan dalam, luar dan wilayah tangkapan. Geometri dari zona
perlindungan air tanah pada zona perlindugan dalam berbentuk elipsoidal yang
memanjang ke arah barat laut yang memiliki luas 20.713 m2. Zona perlindungan luar
berbentuk elipsoidal yang memanjang dari utara ke selatan dengan luas 429.298 m2. Zona
perlindungan tangkapan berbentuk elipsoidal yang memanjang dari utarake selatan
memiliki dengan luas 677.714 m2.
Kata kunci: Hidrogeologi, SPAM, Toya Gama, Zona Perlindungan Air Tanah
57
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA E037UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Analisis kinematika dan stabilitas lereng merupakan salah satu studi untuk
mengetahui kestabilan suatu lereng melalui pendekatan geologi dan geoteknik. Fokus
penelitian pada Lereng Saluran Pengarah Bendungan Ladongi yang berada di Kelurahan
Atula, Kecamatan Ladongi, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara. Daerah
penelitian masuk kedalam peta geologi lembar Kolaka dengan Formasi Mekongga (Pzm)
penyusun utama batuan pada lokasi tersebut adalah sekis mika. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui stabilitas, probabilitas keruntuhan lereng (slope failure) serta jenis
perkuatan lereng Saluran Pengarah Bendungan Ladongi. Metode penelitian pada studi ini
terdiri dari Rock Mass Rating (RMR), Slope Mass Rating (SMR), dan analisis jenis keruntuhan
lereng secara stereografis menggunakan program dips 6. Hasil studi menunjukkan bahwa
nilai RMR Basic 41 (fair), probabilitas jenis keruntuhan terbesar adalah keruntuhan baji
(wedges failure) dan nilai SMR 39,65 (bad). Berdasarkan bobot nilai RMR dan SMR diperoleh
karakteristik massa batuan, karakteristik lereng serta jenis perkuatan yang diperlukan
untuk meningkatkan stabilitas lereng. Karakteristik massa batuan menengah, kohesi batuan
0,2 – 0,3 MPa, sudut geser dalam 25 – 35˚, waktu bertahan 1 minggu untuk rentang 5 m dan
sudut aman 55˚. Karakteristik lereng buruk (kelas IV), lereng relatif kurang stabil, jenis
keruntuhan planar atau baji skala besar. Arah muka lereng paling aman adalah N 200E dan
paling rawan N 120˚E. Perkuatan lereng yang diperlukan antara lain adalah rock bolts (L=4
m, S=1,5 – 2 m, D=20 mm), shotcrete (T=30 – 100 mm). Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa lereng dalam keadaan buruk atau sebagain besar kurang stabil, potensi
keruntuhan baji cukup besar sehingga perlu diberikan perkuatan untuk meningkatkan
stabilitas lereng. Namun secara kinematik, arah muka lereng terhadap arah bidang
diskontinuitas menguntungkan.
58
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA E038UNE
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Jalan Lingkar Timur Jatigede merupakan jalan yang diproyeksikan sebagai
jalan baru penghubung Wado-Tolengas yang terputus akibat penenggelaman oleh
genangan waduk akibat pembangunan Bendungan Jatigede. Proyek pembangunan Jalan
Lingkar Timur Jatigede khususnya di KM 08+150 hingga KM 17+500 belum dilakukan
penelitian karakteristik geologi teknik dan kestabilan lereng. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan karakteristik geologi teknik dan kestabilan lereng Jalan Lingkar Timur
Jatigede KM 08+150 hingga KM 17+500. Data yang digunakan dalam penentuan
karakteristik geologi teknik terdiri dari beberapa aspek, meliputi morfologi, batuan, tanah
dan struktur geologi. Metode penelitian yang digunakan yaitu pemetaan geologi teknik
dengan skala 1:25.000 serta pengujian sifat keteknikan pada sampel tanah dan batuan
untuk mengetahui karakteristik geologi teknik Jalan Lingkar Timur Jatigede KM 08+150
hingga KM 17+500. Metode klasifikasi massa batuan Geological StrengthIndex (GSI)
digunakan untuk menentukan kualitas massa batuan permukaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat 4 satuan morfologi yaitu lembah homoklin Sarimekar,
punggungan homoklin Mekarasih, lembah homoklin Ciranggem dan punggungan antiklin
Ciranggem. Daerah penelitian tersusun oleh satuan geologi berupa batuserpih, breksi
andesit, tuff, batupasir-batulempung dan andesit porfiri. Berdasarkan klasifikasi massa
batuan Geological Strength Index (GSI), daerah penelitian dapat dibagi menjadi 4 satuan
yaitu batuan kualitas baik, batuan kualitas sedang, batuan kualitas buruk dan batuan
kualitas sangat buruk. Berdasarkan derajat pelapukan batuan, daerah penelitian dapat
dibagi menjadi 10 satuan yaitu batuserpih lapuk sedang, batuserpih lapuk sempurna,
breksi andesit lapuk rendah, breksi andesit lapuk tinggi, breksi andesit lapuk sempurna,
tuff lapuk sedang, tuff lapuk sempurna, batupasir-batulempung lapuk sedang, batupasir-
batulempung lapuk tinggi dan andesit porfiri lapuk tinggi
Kata kunci: Jalan Lingkar Timur Jatigede, karakteristik geologi teknik, Geological Strength
Index, kestabilan lereng, faktor keamanan
59
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA E041UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
60
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA F005POO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. The presence of gold mineralization in Kokap, Kulon Progo as a result from
hydrothermal alteration has been proven by several researchers through geochemical
analysis. Alteration mapping with optical remote sensing images in the tropical areas is
very difficult, due to atmospheric conditions, dense vegetation cover, and rapid
weathering. This study aims to assess the ability of Landsat 8 images in mapping of
hydrothermal alteration in Kokap, Kulon Progo with the Principles Component Analysis
(PCA) method. Multispectral classification with the maximum likelihood algorithm is then
performed to map the alteration types based on PC images and observation data in the
field. Two alteration zones were succeeded be mapped; argillic zone and propylitic zone.
The success of hydrothermal alteration mapping is then evaluated statistically using
confusion matrix. The acceptable level of accuracy is 85% with a kappa coefficient greater
than 0.8. The results showed that the best PCA were given by a combination of band ratio
images of 5:2 and 6:7 with an accuracy of 56.4% and kappa coefficient of 0.36 which is
below acceptance standard. The combination of Landsat 8 with ALOS Palsar DEM
succeeded in increasing accuracy to 59.5% with kappa coefficient of 0.4.
61
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA F007UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Potensi endapan mineralisasi bijih primer emas (Au) di daerah Plampang dan
sekitarnya, Kabupaten Kulonprogo merupakan hasil aktifitas magmatisme pada daerah
post-vulkanik Kulonprogo kala Oligosen-Misoen. Beberapa titik pengamatan di permukaan
menunjukan adanya alterasi dan potensi mineralisasi tipe endapan epitermal. Studi
geofisika metode geomagnetik bermaksud untuk mendeliniasi zona prospek mineralisasi
bijih primer Au serta menyelidiki pola persebaran dan model endapan pada daerah
penelitian dengan mengacu pada data geologi permukaan yang ada. Pengukuran metode
geomagnetik dilakukan dengan 8 lintasan sepanjang 1,7 km, memotong arah umum
struktur pengontrol mineralisasi, dengan jarak antar titik 50 m dan jarak antar lintasan 143
m. Analisa terhadap peta Tilt-Derivative memperlihatkan daerah telitian berkembang tiga
arah umum struktur yaitu berorientasi tenggara-baratlaut, barat-timur dan baratdaya-
timurlaut. Sementara dari data geologi permukaan, pola mineralisasi di daerah penelitian
cenderung mengikuti 2 pola struktur utama yang berkembang yaitu sesar geser mengiri
regional Kali Plampang (timurlaut-baratdaya) dan sesar yang memotongnya (tenggara-
baratlaut), dengan persebaran urat termineralisasi kuat diperkirakan mengikuti pola
struktur regional Sesar Kali Plampang dengan arah umum berkisar N 51°E - N 76°E
(timurlaut-baratdaya) yang ditandai dengan kehadiran mineral-mineral asosiasi emas
(kalkopirit, kovelit, sphalerit, Galena) yang melimpah. Sementara dari hasil anomali reduce
to pole didapatkan bahwa semakin ke utara relatif mendekati zona inti dari sistem
epitermal yang ada dengan ditandai nilai anomali kemagnetan rendah (130 – (-500)nT)
relatif dominan sebagai respon dari frekuensi kehadiran jenis ubahan kuat yang lebih
intensif. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya singkapan alterasi silisik bertekstur
masif-vuggy, serta hadirnya mineral barit di sekitar LP 6 sebagai penciri pembentukan
suhu tinggi. Dengan demikian diduga kuat potensi kandungan logam berharga emas di
daerah utara lebih tinggi seiring dengan meluasnya persebaran jenis alterasi kuat dengan
ditandai hadirnya zona demagnetisasi (mengikuti zona inti cebakan mineralisasi)
dibandingkan pada daerah selatan.
62
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA F012UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
63
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA F017POO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Model endapan dalam penelitian ini adalah endapan skarn besi-logam dasar.
Geostatistikmerupakan suatu jembatan antara statistika dan Geographic Information
System (GIS). Analisis geostatistik merupakan teknik geostatistik yang terfokus pada
variabel spasial, yaitu hubungan antara variabel yang diukur pada titik tertentu dengan
variabel yang sama diukur pada titik dengan jarak tertentu dari titik pertama. Namun
seringkali masalah muncul pada saat solusi dari permasalahan estimasi telah diketahui,
untuk itu hadirlah suatu metode yang akan mempermudah pengerjaan dalam
menyelesaikan prediksi itu, yaitu metode kriging. Dalam perkembangannya banyak
metode kriging yang digunakan untu menyelesaikan berbagai kasus yang ada dalam data
geostatistik, misalnya terdapat kandungan mineral tersampel yang tidak memiliki
kecenderungan (trend) tertentu. Metode kriging yang sesuai untuk menyelesaikan kasus ini
adalah ordinary kriging karena metode ini dapat digunakan ketika rata-rata populasi tidak
diketahui.
Kata kunci: Studi Pendahuluan Penaksiran Sumberdaya Endapan Bijih Skarn Besi-Logam
Dasar Menggunakan Metode Ordinary Kriging di Blok A Kabupaten Lamandau Provinsi
Kalimantan Tengah
64
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA F018UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika No. 2
1
ABSTRAK. Lempung merupakan salah satu bahan galian industri yang sangat penting
karena dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Rekomendasi pemanfaatan lempung
seharusnya mendasarkan pada jenis lempung dan sifat fisik serta sifat kimiawinya. Selama
ini lempung Gunung Gedang yang terletak di Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, DIY
hanya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai bahan baku pembuatan batu-bata dan
genteng, padahal jika dapat diketahui karakteristik lempung dengan lebih detil maka
lempung dapat direkomendasikan pemanfaatannya dengan lebih bervariasi pada berbagai
bidang yang tentunya akan dapat menambah nilai jualnya. Oleh karena itu, kajian ilmiah
karakteristik lempung tersebut perlu dilakukan. Penelitian ini merupakan studi
pendahuluan karakteristik lempung yang berada di Gunung Gedang untuk mengetahui
jenis mineral lempung dan sifat fisiknya. Metode pengambilan data dilakukan dengan
pengamatan kondisi geologi di lapangan dan pengambilan sampel batuan yang kemudian
dianalisis menggunakan metode petrografi dan XRD (X-Ray Diffraction). Pengamatan
megaskopis batuan dan pengamatan petrografi digunakan untuk mengetahui karakteristik
batuan induk dari lempung, sedangkan analisis XRD digunakan untuk mengetahui jenis
mineral lempung penyusun batuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gunung Gedang
tersusun oleh litologi diorit. Singkapan di lapangan memperlihatkan adanya urat-urat
kuarsa dan horison-horison tanah. Dengan adanya data tersebut, lempung di Gunung
Gedang diinterpretasi sebagai hasil dari proses alterasi hidrotermal dan hasil proses
pelapukan. Lempung Gunung Gedang tersusun oleh mineral-mineral kaolinit, smektit, dan
ilit. Lempung tersebut berwarna kuning kecokelatan, memiliki ukuran butir halus yang
dominan, dan mempunyai plastisitas rendah sampai menengah.
65
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA F019UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Penggunaan transportasi darat memiliki peranan yang sangat vital bagi
kehidupan bermasyarakat, akibatnya jumlah kendaraan bermotor pun meningkat.
Peningkatan penggunaan kendaraan bermotor itu tidak diimbangi oleh fasilitas jalan yang
memadai. Banyak jalan-jalan penghubung desa maupun kota yang mengalami kerusakan.
Kerusakan jalan dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor kontruksi jalan maupun
faktor alas penopang kontruksi jalan. Faktor alas penopang kontruksi jalan berhubungan
dengan batuan sebagai pondasi atau alas jalan yang mengandung lempung yang
mempunyai sifat ekspansif (swelling). Sifat yang dimiliki lempung tersebut menyebabkan
lempung mengembang jika terkena fluida dan menyusut jika kehilangan fluida, dicirikan
dengan munculnya retakan-retakan saat lempung dalam kondisi kering. Hal tersebut
memicu kerusakan kontruksi jalan diatasnya. Salah satu jalan yang merupakan jalan utama
penghubung Kemusu-Juwangi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah memiliki ciri mudah
rusak walau sudah sering diperbaiki. Secara geologi, daerah tersebut disusun oleh Formasi
Kerek dan Formasi Kalibeng yang didominasi oleh material bersifat lempungan. Oleh
karena itu, studi karakteristik lempung daerah penelitian menjadi penting agar dapat
diketahui faktor yang mempengaruhi kerusakan jalan ditinjau dari aspek mineraloginya.
Metode pengambilan data dilakukan secara langsung berupa pengambilan sampel batuan
yang kemudian dianalisis secara petrografi dan XRD (X-Ray Diffraction). Pengamatan
megaskopis batuan dan pengamatan petrografi digunakan untuk mengetahui karakteristik
batuannya, sedangkan analisis XRD digunakan untuk mengetahui jenis mineral lempung
penyusun batuan yang menjadi alas penopang konstruksi jalan. Berdasarkan pengamatan
megaskopis dan petrografi, diketahui bahwa litologi penyusun daerah penelitian adalah
sandy micrite dan allochemic sandstone. Hasil analisis XRD menunjukan kehadiran
mineral montmorilonit, kaolinit, haloisit, kuarsa, dan plagioklas. Kehadiran mineral
lempung tersebut, khususnya mineral montmorilonit yang merupakan mineral lempung
dengan sifat swelling tinggi, berpotensi merusak kontruksi jalan jalur Kemusu-Juwangi,
Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
66
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA F020UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Pulau Bawean atau Gunung Bawean merupakan salah satu satu gunungapi
belakang busuryang ada di bagian utara Pulau Jawa (Laut Jawa) yang termasuk sebagai
gunungapi Kuarter. Gunung Bawean terletak pada posisi geografis 5°43' sampai 5°52' LS
dan 112°34' sampai 112°44' BT. Secara administraif, Gunung Bawean merupakan bagian
dari Kabupaten Gresik, Jawa Timur dengan luas daerah sekitar 200 kilometer persegi.
Lokasi penelitian berada di sekitar Pulau Bawean, Kecamatan Sangkapura, Kabupaten
Gresik, Jawa Timur. Batuan vulkanik tersebut masuk ke dalam Formasi Batuan Gunungapi
Balibak. Penelitian dilakukan dengan pengamatan lapangan dan pengambilan data
dilakukan secara setempat-setempat (spot sampling). Data yang diperoleh kemudian
dianalisis menggunakan petrografi dan ICPAES-MS. Secara pengamatan megaskopis di
lapangan terdapat dua jenis yang dihasilkan berwarna abu-abu gelap dan abu-abu
kehijauan dengan tekstur afanitik dan porfiroafanitik. Secara petrografi, batuan memiliki
tekstur porfiritik, glomeroporfiritik, trakitik, dan pilotasitik. Batuan memiliki kandungan
mineral nefelin dan leusit yang mengindikasikan adanya nilai potasium yang tinggi. Pada
batuan tidak dijumpai adanya kuarsa sehingga dapat dikatakan bahwa batuan bersifat
silica undersaturated. Data analisis geokimia batuan menunjukkan nilai SiO2 yaitu 47,5-
54,5% yang menunjukkan batuan bersifat basa. Nama batuan yang ada yaitu trachy basalt,
basaltic trachy andesite, phonolite, phono-tephrite,dan tephri-phonolite. Secarageokimia,
afinitas magma yaitu calc-alkaline dan seri magma pada batuan yaitu high-K seriesdan
shosonitic series.
67
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA F023UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
68
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA F029UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Daerah penelitian merupakan hasil dari adanya aktifitas tektonik yang terjadi
sebanyak dua kali periode yaitu Oligosen awal - Miosen Awal dan Miosen Akhir - Kuarter
yang menghasilkan busur magmatik. Salah satu produk dari adanya aktifitas tektonik ini
yaitu munculnya intrusi di Gunung Gajah. Banyaknya batuan yang tersingkap pada daerah
penelitian sehingga memicu peneliti untuk melakukan penilitian dengan tujuan tahap yang
lebih lanjut untuk mengetahui karakteristik, petrogenesis dan proses pelapukan pada
intrusi batuan basalt Gunung Gajah serta struktur pengontrolnya. Peneliti menggunakan
metode geological mapping dengan luasan daerah 4 km² serta metode analisis petrografi.
Berdasarkan hasil geological mapping daerah penilitian terusun atas lava, intrusi andesit,
batugamping kristalin Jongrangan dan endapan vulkanik Gunung Gajah. Kehadiran intrusi
membentuk karakteristik columnar joint rebah dengan bentuk prisma dengan tingkat
pelapukan sedang-kuat. Proses pelapukan dikontrol oleh struktur geologi berarah Utara –
Selatan berdasarkan data DEM-SRTM, sehingga memicu air permukaan menyusup
kedalam batuan melalui bidang-bidang lemah, keadaan topografi yang sangat curam dan
keadaaan batuan yang banyak terkekarkan menjadi faktor utama pelapukan. Sehingga
tingkat pelapukan pada daerah penilitian secara keseluruhan adalah lemah – sedang.
Analisis petrografi menunjukan karakteristik batuan intrusi memiliki struktur skoria,
tekstur holokristalin, subhedral, inequigranural, forfiritik dengan masa dasar plagioklas,
komposisi terdiri dari plagioklas 40%, piroksen 45%, olivin 7%, opak 3% dan sisanya adalah
rongga hasil pelepasan gas sebesar 5% dengan penamaan batuan andesit-basaltis. Maka
karakteristik intrusi yang hadir merupakan bagian dari gunungapi purba Gajah yang
berkomposisi basal-intermediet dan keluar melalui rekahan pada leher vulkanik dengan
membentuk struktur columnar joint rebah dan mengintrusi lava di atasnya yang telah
keluar lebih dahulu. Tingkat pelapukan yang lemah sampai sedang, namun dibeberapa
lokasi memiliki tingkat pelapukan yang kuat serta kontrol struktur yang dominan sehingga
dapat menjadi kajian dan pertimbangan jika dilakukannya pembangunan pada daerah
penilitian.
69
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA F032UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Pongkor Ancient Volcano is one of tertiary volcano in Java which has been
proven producing commodity of 98 tons Au and 1026 tons Ag (Milesi, 1999). The Au-Ag
deposit in Pongkor is an interesting object for explorationist that needs to be studied and
published in order to developing knowledge. The research was in one of the active mining
area in Bantar Karet Village, Nanggung, Bogor, West Java in the UTM 48S zone with
coordinates X: 672972mE-673373mE and 9263348mN-9262533mN. The purpose of this study
was to determine the characteristics of Au-Ag deposits including geological settings,
alteration distribution, and vein infilling. The research methods included surface mapping,
face mapping in underground mining, and laboratory analysis such as petrography and
geochemistry (XRD and Fire Assay). Based on surface mapping, there were 3 units of rock
from old to young in the form of lapilli-tuff Pongkor unit, andesite volcanic Pongkor unit,
and tuff Pongkor unit. All of them have miocene age. The structure that controls
mineralization is right slip fault with NW-SE orientation. Based on XRD analysis, alteration
that is present in the study area are phylic type (silica-chlorite-pyrite), propylitic type
(chlorite-calcite-silica), and argillic type (kaolinit-ilit-smectite-chlorite-silica). Mineralization
at Mount Pongkor has four stages infilling veins (Milesi, 1999), but in the study area only
two stages of infilling are found, namely CQ facies and MOQ facies. CQ facies has content
of 1.96 ppm for Au and 13.5 ppm for Ag, while the MOQ facies has 15.41 ppm for Au and
73.96 ppm for Ag. The vein texture are found in the form of primary growth texture
(Colloform Band, Comb, Crustiform Band, Vuggy Quartz, and Massive Chalcedonic) and
replacement texture (lattice bladed, parallel bladed, and saccharoidal). Based on these
characteristics, it can be concluded that the type of deposit is low sulfidation epithermal
deposit.
70
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA F038UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
71
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA F040POO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Studi ini bertujuan untuk mengkaji mineralogi dan kimia mineral alterasi
prograde danretrograde endapan skarn Pb-Zn-Cu-(Ag) Ruwai di Kabupaten Lamandau,
Kalimantan Tengah. Intrusi granodiorit dan batuan dinding berupa batuan sedimen
(batulanau dan batupasir) dan batuan vulkanik (batuan vulkanik aliran dan tufa)
mengalami alterasi skarnisasi pada tahap prograde dan retrograde. Studi mineralogi skarn
dilakukan dengan analisis petrografi, sedangkan analisis EPMA (electron probe micro
analyser) untuk mengetahui kimia mineral dan variasi komposisinya. Hasil studi
menunjukan bahwa mineral skarn prograde terdiri dari garnet, klinopiroksen dan mungkin
anortit, sedangkan mineral skarn retrograde meliputi klorit, epidot, kalsit dan zeolit. Garnet
memperlihatkan tekstur zoning. Garnet memiliki kadar Fe2O3 15,30 sampai 31,57wt.%
(rerata 27,37wt.%; N = 10), sedangkan CaO 31,72 -34,47 wt.% (rerata 33,37wt.%; N = 10),
diklasifikasi sebagai andradit. Elemental mapping garnet menunjukan peningkatan
komposisi Al dan pengurangan komposisi Fe dari center, proximal ke distal. Klinopiroksen
memperlihatkan tekstur kristal halus dan shreddy dan kadang-kadang zoning. Komposisi
CaO dan XFe (Fe/(Fe+Mg) klinoproksen rerata berturut-turut 23,24 wt.% dan 0,08, yang
menunjukan klinopiroksen sebagai diopsid (CaMgSi2O6). Mineral retrograde berupa epidot
dikategori sebagai klinozoisit, klorit diklasifikasi sebagai klinoklor dan kamosit, serta zeolit
merupakan chabazite (calcium-rich zeolite). Secara umum, baik mineral prograde maupun
retrograde secara konsisten termasuk calc-silicate minerals yang merupakan mineral silikat
yang kaya kalsium yang terbentuk melalui proses reaksi kimia antara
silicioushydrothermal fluid dengan calcium-enriched wallrocks. Mineralisasi bijih
terbentuk saat retrograde pada temperatur 210-250 °C, log sulphur fugacities -11,78 sampai
-14,68 dan log oxygen fugacities -37,56 sampai -41,25.
Kata kunci: Mineralogi, kimia mineral, skarn, prograde, retrograde, Ruwai Selatan,
Indonesia
72
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA F041UNE
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Kata kunci: Geologi, Alterasi, Mineralisasi, Epitermal Sulfidasi Tinggi, Zona Pegunungan
SelatanJawa Timur
73
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA F044POO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Daerah penelitian berada di Desa Hahangan dan sekitarnya, Kecamatan Aralle,
KabupatenMamasa, Provinsi Sulawesi Barat. Secara regional daerah tersebut tersusun oleh
Batuan Terobosan Neogen (Granitoid Mamasa) yang pembentukannya berkaitan erat
dengan peristiwa subduksi-kolisi pada kala Miosen hingga Pliosen. Untuk mengetahui
karakteristik petrologi dan geokimia dari batuan granitoid di daerah tersebut, maka
dilakukan pemetaan geologi yang mendetail dan pengambilan sampel batuan yang
representatif yang disertai dengan analisis laboratorium seperti analisis petrografi, X-Ray
Diffraction (XRD) dan geokimia (ICP-AES). Berdasarkan hasil analisis, jenis granitoid di
daerah penelitian merupakan granodiorit porfiri dengan komposisi mineral plagioklas
(andesin dan oligoklas), kuarsa, K-feldspar, biotit, hornblenda dan mineral opak.
Granodiorit di daerah penelitian memiliki sifat asam dengan kandungan SiO2 berkisar 63 –
68% dengan saturasi alumina berjenis peralumina, sehingga dapat digolongkan sebagai
granitoid tipe – I. Granodiorit di lokasi penelitian memiliki afinitas magma berjenis
shosonitik, yang dicirikan oleh perbandingan K2O/Na2O yang tinggi. Berdasarkan hasil
analisis unsur jejak (trace elements) yaitu dengan menggunakan perbandingan Sr/(Rb+Ba+Sr)
dan Rb/(Rb+Ba+Sr) pada granitoid di daerah penelitian, terlihat bahwa batuan mengalami
proses fraksinasi yang rendah (weakly fractionated) dan juga diferensiasi yang rendah.
Ditemukannya xenolit (mafic microgranular enclaves) berupa piroksenit pada batuan
granitoid membuktikan bahwa granitoid dan xenolit secara umum terkristalisasi dari
sumber magma yang berbeda. Berdasarkan data geokimia, tatanan tektonik granitoid di
daerah penelitian merupakan Volcanic Arc Granitoids (VAG) yang dihasilkan olehproses
subduksi. Sementara itu, berdasarkan data-data hasil analisis petrologi, mineralogi dan
geokimia, granitoid di daerah penelitian merupakan tipe K-rich Calc-alkaline Granitoids
(KCG) yang terbentuk pada rezim transisi subduksi-kolisi yang terjadi pada Kala Miosen
Akhir-Pliosen.
Kata kunci: Granitoid Mamasa, Hahangan, Mafic Microgranular Enclaves, Volcanic Arc
Granitoids, K-rich Calc-alkaline Granitoids
74
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA F045PRP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Balai Informasi dan Konservasi Kebumian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jln.
1
*Corresponding Author:f.amaliawardhani@gmail.com
Kata kunci: alterasi, alterasi hidrotermal, Karangbolong, Formasi Gabon, Intrusi Andesit
75
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA F050UNE
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Mineral biotit merupakan mineral filosilikat (mika) yang umumnya memiliki
warna coklat hingga hitam. Akan tetapi di daerah penelitian dijumpai fenomena kehadiran
biotit berwarna hijau sebagai pengisi urat yang memotong yang memotong batuan skarn
Fe-Sn bertekstur banded. Fenomena kehadiran biotit hijau ini dapat dijelaskan dengan
mengetahui karakteristik mineralogi dan geokimia batuan serta pengaruh interaksi antara
fluida hidrotermal dengan batuan samping. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
berupa pengamatan lapangan dari singkapan batuan, pengambilan sampel setangan serta
pengamatan petrologi, petrografi, mineragrafi dan geokimia pada batuan dan urat biotit
hijau yang memotong batuan tersebut. Urat biotit hijau yang memotong batuan banded
skarn Fe-Sn memiliki dimensi lebar 2 – 5 cm. Pada pengamatan dibawah mikroskop
polarisasi, biotit hijau memiliki sifat optik yang khas seperti pleokroisme kuat yang
berwarna hijau tua, sehingga warna hijau tersebut sering menutupi warna intereferensi
biotit yang sesungguhnya (orde 3 hingga 4). Mineral biotit hijau pada urat ini hadir
bersama dengan mineral kaolin, dan mineral logam yang kaya akan besi (Fe) seperti pirit,
kalkopirit, dan arsenopirit. Sedangkan batuan samping memiliki tekstur banded yang
tersusun atas mineral-mineral penciri endapan skarn seperti zoisit, klinopiroksen dan
epidot, serta mineral logam kaya besi (Fe) seperti magnetit dan goetit. Mineral logam lain
yang dijumpai adalah burtite dengan formula Ca(Sn(OH 6)). Urat biotit hijau ini termasuk
kedalam urat direct-infilling karena adanya rekahan yang terisi fluida hidrotermal kaya
alumunium (Al). Interaksi antara fluida hidrotermal dengan batuan samping berupa
batuan skarn yang kaya besi (Fe) merupakan proses utama pengkayaan unsur Fe pada urat.
Data kimia mineral pada biotit juga menunjukkan kelimpahan konten Fe2O3 dan
(FeO+MgO) serta sedikitnya konten Al2O3 yang mana merupakan penyebab utama warna
hijau dari mineral biotit.
Kata kunci: Biotit hijau, Batubesi, Banded skarn Fe-Sn, Pengkayaan Fe, Belitung timur
76
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA F051UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Eksplorasi adalah kegiatan yang membutuhkan waktu lama, dana besar dan
juga dilakukan di wilayah yang luas, sehingga dibutuhkan metode yang lebih cepat dan
lebih tepat. Penerapan Lineament Density Analysis (LDA) dengan menggunakan perangkat
lunak pada komputer, dapat digunakan untuk mempercepat pencarian mineralisasi pada
tahap regional bahkan ke semi-detail. Konsep penerapan LDA adalah pendekatan terhadap
konsep mineralisasi litokstruktural, sebagai faktor keberadaan mineralisasi di area tertentu.
Peneliti menerapkan metode ini untuk daerah Trenggalek, Jawa Timur yang merupakan
bagian dari segmen pegunungan selatan yang didominasi oleh gunung berapi Oligo-
Miosen. Dalam studi ini metode yang penulis gunakan adalah studi literatur, membuat
garis kelurusan dan peta kerapatan kelurusan dalam 12 grid berukuran 5x5 km dengan
membagi tingkat kerapatan kelurusan menjadi lima kelas menggunakan perangkat lunak
GIS, serta menentukan arah umum dengan perangkat lunak RockWork. Kemudian, hasil
analisis adalah arah urat dan jenis sedimen yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ada hubungan antara kelurusan yang ada dan mineralisasi yang terkait dengan intrusi dan
dipengaruhi oleh struktur regional, terutama untuk jenis epitermal. Kepadatan tertinggi
relatif terhadap persimpangan struktur, yaitu kelas 4-5. Arah umum dalam penyelarasan
setiap grid menunjukkan arah relatif utara-selatan, timur laut-barat daya, barat laut-
tenggara, dan barat-timur. Arah umum menunjukkan kesamaan dengan sesar yang ada di
wilayah tersebut, seperti Sesar Puger, Sesar Kambengan, Sesar Ngajaran dan Sesar Normal.
Karakteristik yang berbeda dari masing-masing kotak dapat berupa dua kategori yang
ditunjukkan di blok utara dan selatan. Karakteristik ini didasarkan pada hasil pencocokan,
ada korelasi positif antara arah dan kerapatan kelurusan dengan geologi, data urat,
ekspresi permukaan seperti flat tops;bukit kerucut;silica caps;breksi silika;dimensi luas atau
sempit, dan jenis endapan seperti Epithermal IS; HSE; PCD; Jasperoid/Skarn. Blok Utara
diwakili oleh prospek Jombok; Dalangturu; Suruh; Gregah; Kojan; Sumber Bening;
Timahan; Bogoran; sedangkan Blok Selatan diwakili oleh wilayah prospek Bulutoro; Setul;
Singgahan; Jerambah. Beberapa daerah juga diharapkan memiliki karakteristik yang sama
dengan salah satu blok yang ada, seperti Munjungan dan Sambit.
77
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA F054UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Pit Ramba Joring di Desa Aek Pining, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten
Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara memiliki zonasi kadar Au yangberasosiasi
dengan urat dan batuan samping yang mengalami alterasi dan oksidasi tinggi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi yang mengontrol alterasi dan mineralisasi,
karakteristik alterasi dan mineralisasi bijih, asosiasi unsur Au terhadap Cu dan genesa
endapan emas epitermal sulfidasi tinggi di daerah penelitian. Pengambilan sampel
dilakukan secara sistematis menggunakan metode grid soilsampling dan anaconda mapping.
Identifikasi batuan dilakukan dengan mengintegrasikan hasil analisis laboratorium yang
terdiri dari petrografi, mineralogi bijih, ASD, dan FA-AAS. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa geologi daerah penelitian berupa kubah intrusi yang tersusun oleh litologi berupa
satuan andesit hornblenda, breksi matriks pasiran dan breksi multi fase lempung dengan
struktur geologi terdiri dari kekar (pre-mineralisasi), sesar geser sinistral (syn-mineralisasi)
dan sesar normal diperkirakan (post-mineralisasi) berarah timur laut-barat daya. Tipe
alterasi yang berkembang terdiri dari zona argilik (ilit-smektit+kaolinit+ilit), argilik lanjut
(silika+dikit+alunit+kaolinit) dan silika vuggy-masif. Mineral bijih yang dijumpai berupa
emas, enagrit, kovelit, pirit, goetit, hematit dan jarosit sementara mineral gangue yang
dijumpai berupa kuarsa, kaolinit, ilit dan smektit. Kadar Au diperoleh 4 golongan, yaitu
waste rock (<0,8 ppm), low grade (0,8 – 1,5 ppm), medium grade(1,6 – 2,5 ppm), dan high grade
(>2,5 ppm). Keterdapatan emas umumnya berasosiasi dengan mineral enargit sebab
dijumpai kadar unsur Au dengan kadar high grade (61,05 ppm) dan unsur Cu dengan kadar
0,675 % pada bagian timur daerah penelitian. Berdasarkan karakteristik tersebut dapat
diketahui bahwa daerah penelitian termasuk endapan epitermal sulfidasi tinggi dengan
proses pbentuemkan kedalaman paleosurface dangkal-intermediet.
Kata kunci: Pit Ramba Joring, anaconda mapping, epitermal sulfidasi tinggi
78
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA F056UNE
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Kata kunci: Batuan vulkanik, Gunung Batur, Wediombo, Petrogenesa, Calc-Alkaline Basalt.
79
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA G007UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
80
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA G013UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Studi geofisika merupakan ilmu yang mempelajari ranah geologi di bawah
permukaan bumi, salah satu cabang dari studi ini adalah metode geomagnetik. Penelitian
ini didasarkan sebagai tindak lanjut analisis zona dan deliniasi persebaran di bawah
permukaan pada penelitian geologi sebelumnya yang menemukan penemuan baru
mineralisasi emas endapan epitermal sulfidasi tinggi di daerah Gunung Gupit, Magelang,
Jawa Tengah. Area penelitian berada di Rangkaian Pegunungan Kulon Progo-Menoreh.
Untuk itu, dilakukan pengukuran magnetik menggunakan alat PPM (Proton Precession
Magnetometer) untuk mendapatkan nilai anomali magnetik area pengukuran. Dari hasil
pengolahan data tersebut didapatkan bahwa zona mineralisasi tersebar di area utara dan
selatan daerah penelitian dengan ditunjukkan oleh respon anomali magnet yang rendah
mengikuti kontrol struktur berupa sesar. Nilai anomali rendah tersebut memiliki intensitas
magnetik antara -134.3 nT sampai dengan -566.3 nT dengan dasar peta Reduce to Pole.
Kontrol struktur diperkuat dengan pengolahan data menggunakan filter Analytic Signal
yang menunjukkan adanya struktur berarah barat daya – timur laut. Adanya zona
mineralisasi ditunjukkan dengan bukti lapangan saat pengukuran yaitu ditemukannya
alterasi silisifikasi, argilik lanjut, argilik dan propilitik. Kemudian berdasarkan data dan
bukti lapangan tersebut dilakukan perkiraan pemodelan bawah permukaan dan
pembagian zona alterasi yang ditinjau dari nilai respon magnetiknya, dimana nilai anomali
magnetik paling rendah menunjukkan adanya alterasi silisifikasi dan argilik lanjut.
81
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA G018UNE
Yogyakarta, 5-6 September 2019
82
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA G023UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
83
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA G024UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Gempa bumi merupakan kejadian geologi yang dihasilkan dari pergerakan
lempeng tektonik. Dalam peristiwanya setelah gempa bumi utama (mainshock) akan
diikuti oleh peristiwa gempa bumi susulan (aftershock) dalam kurun waktu tertentu.
Penelitian ini akan membahas analisis gempa bumi susulan (aftershock) yang terjadi pada
Gempa Lombok 2018 dengan menggunakan data gempa-micro (microsesimicity).
Penelitian ini menjadi menarik karena perlu adanya peta yang menujukkan sesar yang aktif
pada daerah sekitar Kota Mataram, dengan menggunakan data gempa-micro
(microsesimicity) maka dapat membantu memeberikan informasi struktur bawah
permukaan yang mengindikasi struktur aktif. Metode penelitian memggunakam data 919
gempa bumi susulan (aftershock) dari tanggal 5 Agustus hingga 5 September 2018 dengan
magnitudo 1 sampai 4 Skala Richter, kemudian menggunakan Digital Elevation Model
(DEM) dan peta geologi regional lembar Lombok. Analisis keruangan dilakukan pada
daerah morfologi yang strukturnya terlihat jelas dan menerapkan pada daerah tutupan
endapan pada Kota Mataram. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa terdapat
konsentrasi titik gempa yang intensif, hal ini mengindikasikan bahwa terdapat struktur
aktif yang mengontrolnya, yaitu terjadi pada bagian utara Gunung Rinjani dan bagian Kota
Mataram. Hasil pola kelurusan (lineament) yang dibuat menunjukkan bahwa sesar aktif
naik berarah NNW-SSE dan sesar geser dekstral berarah E-W
84
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA G026UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Teknik Geofisika Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta Jl. SWK 104
1
Condongcatur, Yogyakarta
85
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA H024POP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
86
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA H027UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
87
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA H039POO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
88
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA H043PRO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Ijen volcanic complex is located at the most eastern part of East Java, Indonesia,
which is including into three regencies namely Banyuwangi, Situbondo, and Bondowoso
regencies, Province of East Java. The complex has been declared as one of the currently 15
existing National Geoparks in Indonesia. Their outstanding views, morphology, and
geological processes were strong asset to classify that Ijen complex as a National Geopark in
Indonesia. This can be developed to be an International Geopark such as Unesco Global
Geopark (UGG). One thing that should be concerned, which is the active its volcano child
so-called Ijen Crater produced an extremely acid volcanic gasses so that the lake water in
the crater shows pH between 0.5 and 1. The acid water effects a worse environment along
the Catchment Area of the Banyu-putih especially Asembagus Subdistrict, Situbondo
District at the north flank of Ijen volcano. This condition is included into a medical geology,
can be well explained scientifically through geology especially volcanology. While talking
about geopark, it should be supported by “zero-risky”. An effort to make the Catchment
Area free from the acid water can be conducted through separating normal water and acid
water that should be concerned by Indonesian government. Treatment to the fresh and the
acid water will be significantly changing the environment of the subdistrict from the worse
environ condition to be a well fare environment through developing the fresh water such as
for micro-hydro electric power, drinking water, tourism area etc. This condition will
support Indonesia in completely developing Ijen volcano complex to be the UGG, as
Unesco will appreciate the rarely such effort in the world.
Kata kunci: Ijen volcano, National Geopark, zero-risky, separating water, UGG
89
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA H047UNE
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Yogyakarta
ABSTRAK. Indonesia memiliki potensi warisan geologi yang sangat besar. Potensi ini
dapat berperan dalam pengembangan sektor pariwisata melalui konsep geowisata. Salah
satunya adalah Kawasan Geowisata Subzona Gunung Sewu. Subzona ini memiliki batuan
penyusun utama berupa Formasi Wonosari yaitu batugamping dengan ketebalan lebih dari
200 m, namun khusus di daerah Pantai Botorubuh dan sekitarnya terdapat batuan
gunungapi yang termasuk dalam Formasi Wuni. Batuan Gunungapi ini terdiri dari breksi
andesit dan lava autoklastik dengan struktur kekar tiang. Keunikan dari struktur ini
memiliki potensi menjadi warisan geologi yang perlu dikonservasi dan dikembangkan
dalam sektor pariwisata. Penelitian ini dilakukan melalui empat tahap yaitu tahap studi
pustaka, tahap pengambilan data, tahap analisis laboratorium dan tahap analisis geosite.
Tahap analisis laboratorium dilakukan secara petrografi untuk mengetahui petrogenesa
dari Pantai Botorubuh, sedangkan analisis geosite menggunakan klasifikasi geosite dan
geomorphosite menurut Kubalikova (2013). Berdasarkan hasil analisis petrografi, satuan
litologi penyusun Pantai Botorubuh dan sekitarnya berupa lava andesit autoklastik dengan
tekstur khusus trachytic dan breksi andesit dengan tekstur fragmen berupa porfiroafanitik.
Kedua satuan litologi tersebut terbentuk akibat pengaruh dari letusan magmatik dari
Gunung Api Purba Batur dan menempati fasies proksimal. Dalam penilaian geosite dan
geomorphosite, Pantai Botorubuh mempunyai nilai kelayakan 49,5% yang tediri dari nilai
scientific and intrinsic 50%, edukasi 62,5%, ekonomi 50%, konservasi 25% dan nilai
tambahan (budaya, ekologi, dan estetik) 60%. Oleh karena itu, Pantai Botorubuh dapat
menjadi objek geosite yang layak untuk dikembangkan dalam sektor pariwisata dengan
beberapa peningkatan di sektor infrastruktur dan edukasi kepada masyarakat.
Kata kunci: geosite, geowisata, Pantai Botorubuh, kekar tiang, gunungapi purba
90
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA H051PRO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Kata kunci: Geowisata Meratus, Tambang Intan Cempaka, Kalimantan Selatan, Konservasi
Meratus
91
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA H058POO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
92
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA I003UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
UGM, Yogyakarta
ABSTRAK. Bidang diskontinuitas seperti batas perlapisan, bidang sesar, ataupun kekar
merupakan parameter penting yang dapat digunakan untuk mengetahui kestabilan lereng
dari suatu singkapan. Umumnya, pengukuran kedudukan bidang diskontinuitas ini
dilakukan menggunakan kompas geologi. Namun, pengukuran menggunakan kompas
geologi membutuhan waktu yang lama dan seringkali tidak memungkinkan pada bidang
diskontinuitas dengan kedudukan menggantung. Visualisasi singkapan geologi dalam
bentuk model 3D dapat menjadi solusi bagi permasalahan tersebut. Salah satu metode yang
dapat digunakan untuk memodelkan suatu singkapan adalah metode Structure from
Motion (SfM). Dengan menggunakan metode SfM, suatu singkapan geologi dapat
ditransformasi menjadi model 3D hanya dengan menggunakan kamera saku biasa. Hal ini
dicapai dengan melakukan pemotretan singkapan dari berbagai sudut yang berbeda,
kemudian diproses menggunakan Agisoft Photoscan untuk membentuk dense point cloud,
yang nantinya dianalisis lebih lanjutmenggunakan CloudCompare untuk memperoleh
kedudukan bidang diskontinuitas. Pada penelitian ini, metode SfM digunakan untuk
membuat model 3D dari satu ruas tebing di Desa Ngoro-oro, Kecamatan Patuk, Kabupaten
Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogayakarta, yang nantinya digunakan untuk
menentukan kedudukan bidang gelincir pada tebing tersebut melalui analisis kinematika
lereng. Lokasi ini dipilih karena tingginya potensi longsor di Desa Ngoro-oro. Berdasarkan
hasil penelitian, terlihat adanya perbedaankedudukan bidang diskontinuitas antara model
3D dengan singkapan geologi di lapangan. Walaupun demikian, perbedaan ini masih
berada dalam kisaran yang cukup rendah, yakni <15 o dari kedudukan aslinya, sehingga
secara umum, orientasi keruntuhan yang terjadi masih relatif sama yakni berada pada arah
timur laut dengan tipe keruntuhan membaji.
Kata kunci: penginderaan jauh, fotogrametri, sfm, analisis kinematika, geologi teknik
93
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
I005POP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
94
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA I006UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
SARI. Berbagai penelitian mengenai struktur geologi Cekungan Ombilin telah banyak
dilakukan guna mengetahui konfigurasi tektonik cekungan ini. Akan tetapi belum ada
yang membahas tentang struktur geologi secara detail terkhusus pada skala kecil.
Penelitian ini menjelaskan hubungan sesar naik terhadap lipatan yang merupakan
implikasi dari sesar-sesar mendatar regional pembentuk Cekungan Ombilin dalam konsep
fault related fold. Lokasi penelitian berada di daerah Batuajung, Kabupaten Sijunjung,
Provinsi Sumatera Barat. Metode yang digunakan bermula dari pemetaan geologi
permukaan yang selanjutnya dilakukan analisis studio dengan membuat peta simplifikasi
sesar naik dan lipatan. Kemudian melakukan balanced cross section guna merestorasi
batuan terdeformasi disertai kalkulasi trigonometri untuk menentukan kedalaman bidang
detachment. Output-nya berupa pemodelan atas interpretasi mekanisme pembentukan
serta perkembangan fault related fold yang ada. Hasilnya menjelaskan bahwa struktur
geologi daerah penelitian bermula dari adanya pembentukan Antiklin Lubuktarok dengan
mekanisme fault bend fold. Perkembangan slip sepanjang upper flat menyebabkan lapisan
batuan membentuk lipatan baru yang selanjutnya mengalami pensesaran (breakthrough)
dengan mekanisme fault propagation fold.
Kata kunci: Geologi Struktur, Fold Retaled Fold, Fault Propagation Fold, Fault Bend Fold
95
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA I008UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
6
Faculty of Forestry, Universitas Gadjah Mada,
7
Department of Tourism Science, Faculty of Cultural Science, Universitas Gadjah Mada
96
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA I009POO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Yogyakarta
ABSTRAK. The Yogyakarta Basin is located on the south-side of the central part of Java
Island which is located on the active tectonic boundary from the Tertiary to Quaternary
periods. Kulonprogo volcanic mountains and South Serayu folds are in the west of the
Yogyakarta basin. To the east of the Yogyakarta basin is found the Southern Mountains of
eastern Java. The western boundary of the Yogyakarta Basin has typical types of geological
structures. This research was conducted to study the type of geological structure that is the
western boundary of the Yogyakarta Basin. The study was conducted through a series of
field work to collect geological structure data such as bedding-plane of sedimentary rocks,
joint planes, fault planes, fault types, folds, and then field data analysis was performed
using stereographic methods. The main geological structure, which is the western
boundary of the Yogyakarta Basin, is the synistral fault with the type of left-stepping left
lateral fault associated with subduction in the south of Java. This structure of the major
synistral fault produces companion faults in the form of dextral faults, synistral faults,
normal faults, shear joints and extension joints. The other geological structures, originating
from different sources, are related to the influence of forces from the east of the Yogyakarta
Basin. This structure forms thrust fault, fold, dextral fault, synistral fault, shear joints and
extension joints.
97
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA I017POP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Karangsambung, Kebumen
ABSTRAK. Indikasi struktur deformasi sedimen halus atau dikenal sebagai soft-sediment
deformation structures (SSDS) tersingkap dengan baik pada batupasir tufan Formasi
Penosogan di daerah Kaligending. Struktur deformasi sedimen halus ini berhubungan
dengan struktur longsoran (slump structure) pada bagian bawah, dan struktur lidah api
(flame structure), serta ball and pillow structure pada bagian atas. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui mekanisme pembentukan struktur deformasi sedimen halus Formasi
Penosogan. Mekanisme deformasi pada Formasi Penosogan bagian bawah diperkirakan
berhubungan dengan aktivitas tektonik Miosen Tengah yang merupakan deformasi simple
shear melibatkan tegasan gaya tarik (extension) berarah timurlaut – baratdaya
menghasilkan sesar turun dan tegasan gaya kompresi menghasilkan sesar geser sinistral
sebagai sesar sintetik dengan gaya tegasan utama berarah utara – selatan. Aktivitas
tektonik Miosen Tengah diperkirakan mempengaruhi mekanisme pengendapan Formasi
Penosogan yang dinamis. Aktivitas tektonik ini mengkontrol pembentukan morfologi,
aktivitas vulkanisme, dan perubahan lingkungan pengendapan. Aktivitas tektonik Miosen
Tengah diperkirakan berkaitan dengan peristiwa gempa bumi, gejala likuifaksi dan
tektonik gravitasi (gravity sliding).
98
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
I020UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Bukti adanya aktifitas tektonik aktif seringkali bisa kita amati dengan adanya
morfologi yang khas. Untuk daerah beriklim tropis seperti Indonesia, bentukan morfologi
umumnya didominasi oleh proses fluviatil sehingga sungai umum dijumpai. Berbagai
peristiwa tektonik dapat tercermin dalam morfologi sungai yang khas. Salah satu keunikan
morfologi sungai dapat dijumpai pada sepanjang aliran Sungai Progo di wilayah Sentolo,
DIY. Pada lokasi ini dijumpai teras – teras sungai berundak yang terpisah dari sungai
Progo yang aktif. Undakan teras ini hanya terbentuk pada sisi bagian barat sungai,dan
tidak dijumpai di sisi timurnya, membentuk non-paired terraces. Kenampakan morfologi
ini terlihat pada citra dan foto udara daerah tersebut. Sungai Progo pada lokasi ini
merupakan bedrock channel dengan arah aliran sungai tidak mengikuti bidang perlapisan.
Hal ini menandakan Sungai Progo memiliki stream power yang cukup besar sehingga
diperlukan gangguan yang cukup besar untuk bisa merubah aliran sungai. Dalam
penelitian ini, kami melakukan pemetaan geomorfologi detil yang membutuhkan data
topografi beresolusi tinggi untuk mengetahui geometri teras-teras sungai di daerah ini.
Untuk pengambilan data tersebut,kami menggunakan metode fotogrametri dengan
prosedur Structure from motion. Prosedur ini diterapkan pada data foto udara yang
diambil dengan menggunakan unmanned aerial vehicle (UAV) berupa drone. Dengan
menggunakan metode ini, kami berhasil membuat data Digital Elevation Model (DEM)
beresolusi ~0.5 m yang digunakan sebagai peta dasar untuk pemetaan geomorfologi detail.
Kami mengidentifikasi setidaknya terdapat 3 teras Sungai Progo. Kami
menginterpretasikan bahwa terbentuknya teras-teras sungai ini kemungkinan besar
dikontrol oleh proses tektonik berupa pengangkatan. Aktifitas tektonik pengangkatan
dapat mengubah base level sungai sehingga proses erosi vertikal menjadi dominan. Lebih
lanjut lagi, keberadaan teras-teras sungai ini hanya dijumpai pada lokasi ini dan tidak di
bagian Sungai Progo yang lain, sehingga kemungkinan besar pembentukan teras-teras ini
akibat pensesaran lokal di daerah ini. Untuk mengetahui keberadaan sesar yang
mengontrol dinamika sungai Progo di daerah ini diperlukan penyelidikan lebih lanjut.
Kata kunci: teras sungai, Structure from Motion, morfologi, Sungai Progo
99
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA I023UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Departemen Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika No.2, Senolowo, Sinduadi,
1
ABSTRAK. Banjir bandang yang terjadi di Garut disebabkan oleh kerusakan daerah aliran
sungai (DAS), salah satunya karena kesalahan penggunaan lahan sempadan sungai yang
digunakan untuk pembangunan rumah sehingga menyebabkan penyempitan badan
sungai. Hal ini perlu adanya penetapan garis sempadan sungai yang baru sebagai upaya
perlindungan permukiman masyarakat di sekitar sungai. Ada beberapa pendekatan yang
digunakan, salah satunya adalah pendekatan morfologi. Morfologi berfungsi untuk
mengetahui topografi daerah penelitian, kemiringan dan kelandaian lereng serta
mengetahui arah aliran dan kecepatan banjir berdasaran geometri sungai. Hal tersebut
penting untuk mengetahui jarak penarikan sempadan sungai. Oleh karena itu, perlu
membuat peta geomorfologi yang dibuat berdasarkan pemetaan di lapangan dan Digital
Elevation Model (DEM). DEM dibuat dengan metode Structure from Motion (SfM), dimana
metode ini memiliki akuisisi data topografi dengan resolusi tinggi, penggunaan lebih
mudah dan murah. Analisis yang dilakukan, yaitu penyusunan peta geomorfologi.
Sempadan sungai berdasarkan geomorfologi ditarik dari tebing tertinggi sungai. Sempadan
sungai yang berada di dalam perkotaan dan bertalud ditarik 15 meter, sedangkan sungai
yang berada diluar perkotaan dan tidak bertanggul ditarik 100 meter.
100
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA J003UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Indonesia diapit oleh 2 benua dan juga 2 samudera dimana hal tersebut
menyebabkan Indonesia memiliki keberagaman jenis batuan yang tersebar diseluruh
kepulauan yang ada di Indonesia. Keberagaman jenis batuan yang terdapat di Indonesia
tersebut dapat dimanfaatkan sebagai energi terbarukan yang dapat menyediakan energi
listrik yang berguna untuk pembangkit listrik pada suatu daerah. Cepatnya pertumbuhan
ekonomi membuat kebutuhan listrik menjadi meningkat, sehingga meningkatnya
penggunaan akan listrik tersebut membuat pemerintah Indonesia untuk mengembangkan
energi terbarukan. Lokasi yang dapat dimanfaatakan sebagai daerah penelitian studi ini
dilakukan di Tembalang, Semarang, Jawa Tengah. Maksud dan tujuan disusunnya paper
ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan potensi batuan yang terdapat pada daerah
Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, yang dapat dimanfaatkan sebagai suatu potensi untuk
pengembangan sumber energi terbarukan (renewable energy). Analisis suhu relatif batuan
yang terdapat pada daerah penelitian tersebut menjadi hal penting yang dilakukan untuk
mengetahui pengoptimalan alat TEC (Thermoeletric Cooler) yang digunakan sebagai alat
konverter energi panas menjadi energi listrik yang terdapat pada daerah penelitian. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu pertama dengan
melakukan tinjauan pustaka dan jurnal untuk mengetahui tentang daerah penelitian dan
nilai konduktivitas dari setiap jenis batuan yang akan dilakukan pengukuran energi,
kemudian yang kedua yaitu melakukan pembuatan model alat TEG (Thermoeletric
Generator) sebagai alat yang dapat digunakan untuk mengonversikan energi panas yang
terdapat pada jenis batuan menjadi energi listrik yang dapat digunakan oleh masyarakat
sekitar. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari pengukuran lapangan didapatkan nilai
kuat arus dari batuan beku berupa andesit yaitu berkisaran 0.23 v dan untuk batuan
sedimen berupa batugamping yaitu berkisaran 0.13 v. Alat tersebut dapat mengonversikan
suhu berkisaran 30 - 49 oC sebagai energi listrik.
101
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA
J004UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
Kata kunci: PLTMH, hidrogeologi, wisata alam, Sungai Kedung Pedut, Kulon Progo
102
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA J005UNO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Daerah Kelabat, Kabupaten Bangka Barat di Pulau Bangka memiliki potensi
sumber daya mineral kaolin yang cukup besar. Material kaolin tersebut merupakan hasil
alterasi dari batuan granit sebagai penyusun Daerah Kelabat. Oleh karena itu, Daerah
Kelabat dipilih sebagai daerah penelitian untuk menerapkan metode analisis citra
Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer (ASTER). Analisis
ASTER dipercaya dapat mengidentifikasi kaolin dengan baik. Tujuan dari studi ini adalah
untuk mengetahui luas persebaran kaolin melalui citra ASTER. Citra ASTER digunakan
untuk meneliti pola spektral mineral. Kehadiran kaolin pada piksel citra ASTER
ditunjukkan dengan adanya absorpsi di panjang gelombang 2,205 μm (band 6) dan
reflektansi di panjang gelombang 0,56 μm (band 1), 1,65 μm (band 4), dan 2,26 μm (band 7).
Setelah melalui tahap pra-pemrosesan, dilakukan tahap spectral resampling untuk
mengetahui titik-titik yang memiliki kecenderungan pola spektral yang sesuai dengan
Spectral Library. Kemudian, citra ASTER dianalisis menggunakan metode Principal
Component Analysis (PCA) band 1467. PC3 dipilih sebagai acuan karena dapat
merepresentasikan kehadiran kaolin berdasarkan pola spektralnya untuk kemudian
diseleksi dengan threshold maksimal sebesar 1% dan 5% dan dipetakan menggunakan
Supervised Classification. Anomali yang ditunjukkan dari hasil pemrosesan tersebut
dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan sampel di lapangan, yaitu
sebanyak tujuh stasiun titik amat. Hasil analisis citra ASTER menunjukkan bahwa lempung
kaolin di Daerah Kelabat tersebar di wilayah tertentu sesuai dengan hasil klasifikasi
Minimum Distance dengantingkat keakuratan sebesar 71,4%.
103
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA K004PRO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Stratigraphy of Bayat was characterized by a significant hiatus in the late Early
Miocene, where the absence of enormous volume of Semilir and Nglanggran volcaniclastics
was in contrast to their extensive deposition in the adjacent Southern Mountains Basin. It
has been assumed that during the peak volcanism of Semilir and Nglanggran, Bayat was
considered as non-depositional or erosional areas, which can be regarded as non-basinal
system. In the light of new tectonic conception, Bayat was considered as a topographic high
of an uplifted accretionary prisms since Paleogene which were followed by copious
marginal intrusions and thus located outside the major depocenters of Southern Mountains.
These unique tectonic setting of block faulting and marginal volcanic fields allows Bayat to
have limited deposition, either thickness or lateral extents, of the overlying Oligo-Miocene
volcaniclastics. This condition apparently controls the subsequent carbonate formations in
Middle Miocene. Oyo formations were deposited in discrete depocenters, bounded by
basement highs and eroded volcanoes. This paper attempts to support the above-
mentioned deduction and to elaborate the geological evolution of Bayat during their last
periods as a Cenozoic sedimentary subbasin. Slump structures observed in Oyo carbonates
were chosen as a proxy to establish local paleogeography, as their visible sedimentary
structures and noticeable dimensions were straightforward for correlating with the
responsible structures and submarine slopes. Two main areas in Bayat were mapped
separately, those are Jiwo Timur and Jiwo Barat, as they each have different basement
types, structural configuration and type of volcanisms. It occursinduced basement high in
the west and underwent a sedimentary mass-transport toward eastern depocenters, whilst
in Jiwo Barat they were presided by a dispersed magmaticinduced basement high in the
east and happened to mass-transporting to western depocenters.
104
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA K005UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
105
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA K006POO
Yogyakarta, 5-6 September 2019
106
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 KODE PAPER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA K007UNP
Yogyakarta, 5-6 September 2019
ABSTRAK. Daerah Prambanan dan sekitarnya yang merupakan bagian dari Formasi
Semilir tersusun oleh batuan gunungapi yang melimpah sebagai produk vulkanisme yang
secara intensif telah terjadi di masa lampau. Keberadaan batuan gunungapi tersebut perlu
dikaji dengan pendekatan vulkanostratigrafi. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk
mengkaji sejarah vulkanisme purba di daerah ini. Metode penelitian bersifat kualitatif
dengan tahapan studi literatur, interpretasi morfologi dengan citra Google Earth dan
DEMNAS, observasi lapangan serta analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat indikasi kaldera di daerah Prambanan dan sekitarnya yang diperlihatkan dari
kenampakan morfologi semi radial yang terpotong oleh sesar turun dan tertimbun aluvial
di bagian utara dengan kedudukan lapisan batuan yang semi radial dengan dip yang
berubah secara berangsur ke arah selatan. Litologi yang ditemukan tersusun oleh
kelompok piroklastik (flow, surge, fall) seperti pumiceous breccia, co-ignimbrite breccia,
lapillistone, tuff dan kelompok resedimented syn-eruptive seperti volcanic sandstone, claystone
dan volcanic breccia. Pada beberapa tempat ditemukan tekstur welded, jigsaw fit, acretionary
lapilli dan fragmen arang. Struktur sedimen yang ditemukan adalah masive, normal graded
bedding, reverse graded bedding, cross bedding, cross lamination, parallel lamination, slump, load
cast dan flame structure dengan arah arus purba berasal dari bagian timurlaut. Pada
beberapa tempat ditemukan indikasi aktifitas hidrotermal yang diperlihatkan dari ubahan
chloritic, clay-oxide dan bongkah silisic. Susunan litologi tersebut diendapkan dengan
mekanisme mass flow, traction dan suspension. Fasies proksimal yang terletak relatif di
daerah utara dan umumnya tersusun oleh kelompok piroklastik terendapkan di
lingkungan darat, sedangkan fasies distal yang terletak relatif di daerah selatan dan
umumnya tersusun oleh resedimented syn-eruptive terendapkan di lingkungan laut. Hal ini
mengimplikasikan paleogeografi berupa pulau gunungapi aktif dengan fasies sentral yang
diduga berada di bagian timurlaut dan tertimbun oleh alluvial.
107
Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi &Geoheritage
Serta Memperingati 35 Tahun Stasiun Lapangan Geologi “Prof.R. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten