Anda di halaman 1dari 1

Melawan diri sendiri

Untukku, terimakasi sudah berjuang. Tubuh yang kau liat berkali-kali di pantulan
cermin itu adalah sosok pejuang. Namun karena keraguan kau memendamnya
teramat dalam. Wajah yang kau pandangi setiap hari itu adalah seorang
pemenang. Namun karena egomu kau biarkan ia kalah dalam kesendirian.
Kenapa larut dalam kebimbangan? Tidak percaya diri atas apa yang kamu miliki
adalah hal yang wajar tapi balik kanan sebelum peluit tanda dimulai berbunyi
adalah kegagalan yang sebenarnya. Kamu harus yakin kamu bisa. Tidak ada yang
terjadi instan begitu saja. Semuanya butuh proses dan usaha bahkan untuk sebuah
keajaiban pun butuh waktu.
Coba ingat lagi saat kamu masih kecil, Ketika kamu belum mengenal rasa malu
dan mengerti arti sebuah tanggung jawab. Dulu untuk bisa berjalanpun kamu
harus terjatuh dahulu. Bahkan kamu menggigit bibir karena menahan nyeri
setelah jatuh berkali-kali. Tapi lihat sekarang, buah dari perjuangan itu terasa
maniskan dan saat berjuangpun kamu tidak berhenti ditengah jalan. Maka Jangan
lagi jadi pecundang, kamu terlahir bukan hanya untuk melihat tapi juga untuk
melakukan.

Mulai hari ini jangan lagi cepat menyerah, belum dihadapkan pada apa-apa kau
sudah ingin berhenti saja. Jangan kubur mimpimu sendiri. Karena diluar sana
banyak yang memandangmu sebelah mata, diluar sana mereka menutup telinga
saat kamu bicara. Diluar sana semua yang kamu citakan banyak yang ingin
menggagalkan. Kalau bukan kamu yang menjaga mimpimu maka siapa lagi?
Kalau bukan kamu yang menggenggam erat semangatmu lalu jiwa mana lagi?
Cuma kamu, pilihan ada padamu. Ingin berjuang atau berhenti saja?

Untuk ku, terimakasih karena bersedia tersenyum sepanjang hari. Terimakasih


telah tertawa disepanjang waktu. Dunia tidak perlu tau sedihmu. Dunia juga tidak
butuh kabar sendu darimu. Kamu hebat, telah berjuang melawan lelah
sebagaimana mestinya. Kamu kuat, dihadapan mata lain terlihat riang hanya
karena tak ingin tampak lemah dan jadi perbincangan. Padahal pada detik kamu
sedang tertawa pada detik itu pula hatimu tengah di melawan duka dan resah.

Anda mungkin juga menyukai