Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KEBIDANAN FISIOLOGIS

HOLISTIK ANAK PRASEKOLAH PADA ANAK “AM”


UMUR 4 TAHUN ANAK SEHAT DENGAN SKRINNING
KPSP DI PUSKESMAS PEMBANTU DAUH PURI
TGL 1 DESEMBER 2022

OLEH
NI MADE KARTIKA APSARI
NIM. P07124322039

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI ALIH JENJANG SARJANA
TERAPAN KEBIDANAN
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KEBIDANAN FISIOLOGIS


HOLISTIK ANAK PRASEKOLAH PADA ANAK “AM”
UMUR 4 TAHUN ANAK SEHAT DENGAN SKRINNING
KPSP DI PUSKESMAS PEMBANTU DAUH PURI
TGL 1 DESEMBER 2022

OLEH
NI MADE KARTIKA APSARI

Telah disahkan,
Denpasar, Desember 2022
Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan

I Gusti Agung Ayu Novya Dewi, M.Kes Ni Wayan Sumiarni, A.Md,.Keb


NIP. 198011062002122002 NIP. 198002052010012018

Mengetahui,
Ketua Prodi Profesi Bidan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar

Ni Wayan Armini, SST., M.Keb


NIP. 198101302002122001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan “Laporan Akhir Praktik
Kebidanan Fisiologis Holistik Anak Prasekolah Pada Anak “AM” Umur 4
Tahun Anak Sehat Dengan Skrinning KPSP Di Puskesmas Pembantu Dauh Puri
Tgl 1 Desember 2022” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan laporan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan
laporan ini, yakni yang terhormat:
1. Ibu Dr. Ni Nyoman Budiani, S. Si.T., M.Biomed selaku Ketua Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar.
2. Ibu Ni Wayan Armini, SST.,M.Keb selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan
Kebidanan.
3. Ibu Ni Made Dwi Mahayanti, M.Keb selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah
Praktik Kebidanan Fisiologis Nifas dan menyusui..
4. Ibu I Gusti Agung Ayu Novya Dewi, M.Kes. selaku Pembimbing dalam
Praktik Kebidanan Fisiologis.
5. Ibu Ni Wayan Sumiarni, A.Md,.Keb selaku pembimbing lapangan Praktik
Kebidanan Fisiologis.
6. Semua staf dan pegawai di Puskesmas Pembantu Dauh Puri yang telah
bersedia membimbing saya selama melakukan praktik.
7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang telah
membantu dalam penyusunan laporan akhir ini.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini masih perlu disempurnakan. Penulis
mengharapkan kritik dan saran membangun dari pembaca, dosen pembimbing
atau teman-teman demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini. Demikian yang
dapat penulis sampaikan, terima kasih.

Denpasar, Desember 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................i

Lembar Pengesahan.............................................................................................................

Kata Pengantar....................................................................................................................

Daftar Isi.............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................................

B. Tujuan Praktik................................................................................................................

C. Waktu dan tempat..........................................................................................................

D. Manfaat penulisan..........................................................................................................

BAB II KAJIAN TEORI

A. Asuhan Kebidanan Anak................................................................................................

BAB III TINJAUAN KASUS...........................................................................................

BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………… 17

BAB V PENUTUP

A. Simpulan …………………………………………………………………....19

B. Saran………………………………………………………………………....19

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aspek tumbuh kembang pada anak merupakan aspek penting yang

menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang, baik secara fisik maupun

psikososial. Namun sebagian orang tua belum memahami hal ini. Banyak yang

menganggap selama anak tidak sakit berarti anak tersebut tidak mengalami

masalah kesehatan termasuk perkembangannya. Periode penting dalam

perkembangan anak adalah masa balita. Pada masa ini perkembangan kemampuan

anak berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan

sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya (Gumiri,

Puspitaningrum, & Ernawati, 2015). Guna deteksi dini perkembangan anak adalah

untuk mengetahui penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga

upaya pencegahan, upaya stimulasi, dan upaya penyembuhan serta pemulihan

dapat diberikan dengan indikasi yang jelas secara dini pada masa-masa kritis

tumbuh kembang anak. Upaya ini diberikan sesuai umur perkembangan anak,

dengan demikian dapat tercapai kondisi tumbuh kembang yang optimal.

Dalam ilmu kebidanan untuk menilai sejauh mana perkembangan anak,

terdapat atau tidaknya penyimpangan perkembangan digunakan Kuisoner Pra

Skrinning Perkembangan (KPSP) yang bertujuan menilai perkembangan anak

pada empat aspek yaitu perkembangan gerak kasar, gerak halus, kemampuan

bicara dan bahasa serta sosial dan kemandirian anak mulai usia 0 bulan sampai 72

bulan. Problem yang timbul pada bidang tersebut jika tidak dideteksi secara dini

akan mempunyai akibat dalam kehidupan pribadi anak kedepan (Yuniarti, 2015)

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa kebidanan diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan
pada kasus anak pra-sekolah. Baik kolaborasi, ataupun rujukan secara
professional dan berkualitas dan selalu memperhatikan aspek budaya lokal.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada anak sehat
b. Melakukan Analisa data pada anak sehat
c. Melakukan perencanaan asuhan pada anak sehat
d. Melakukan implementasi asuhan pada anak sehat
e. Melakukan evaluasi asuhan yang sudah diberikan
f. Melakukan pendokumentasian semua asuhan yang telah diberikan

C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus


Kasus ini diambil pada tanggal 1 Desember 2022 bertempat di Puskesmas
Pembantu Dauh Puri.

D. Manfaat Penulisan Laporan


1. Bagi Mahasiswa
Mampu menerapkan teori yang telah diperoleh selama Pendidikan secara
nyata dilapangan dalam hal melaksanakan asuhan kebidanan pada anak pra-
sekolah, sesuai dengan kebutuhan pasien/klien.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai media untuk mengevaluasi seberapa jauh mahasiswa mampu
menerapkan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan, menerapkan di
lahan praktik ataupun kendala yang diahadapi.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Konsep Dasar Asuhan kebidanan pada Anak Prasekolah


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25
tahun 2014 Tentang Upaya Kesehatan Anak:
1. Anak adalah anak mulai umur 0 sampai 11 bulan.
2. Anak Balita adalah anak umur 12 bulan sampai dengan 59 bulan.
3. Anak Prasekolah adalah anak umur 60 bulan sampai 72 bulan.
4. Upaya Kesehatan Anak adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan anak dalam bentuk
pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
5. Manajemen Terpadu Balita Sakit yang selanjutnya disingkat MTBS adalah
suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit
dengan fokus kepada kesehatan anak berusia 0-59 bulan secara menyeluruh
di unit rawat jalan fasilitas pelayanan kesehatan dasar.

1. Pengertian Anak Prasekolah


Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun.
(Patmonodewo, 1995). Anak Prasekolah adalah pribadi yang mempunyai berbagai
macam potensi. Potensi-potensi itu dirangsang dan dikembangkan agar pribadi
anak tersebut berkembang secara optimal. Tertunda atau terhambatnya
pengembangan potensi-potensi itu akan mengakibatkan timbulnya masalah.
Taman kanak-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang
menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai memasuki
pendidikan dasar (Supartini, 2004)
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada tiap
makhluk. Pada manusia terutama anak-anak, proses tumbuh kembang ini terjadi
dengan sangat cepat, terutama pada periode tertentu (Depkes RI : 2004).
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran – ukuran tubuh yang meliputi BB,

3
TB, LK, LD, dan lain-lain atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel – sel pada
semua sistem organ tubuh (Vivian nanny, 2010)
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai
hasil proses pematangan (Soetjiingsih, 2005). Perkembangan adalah
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan
gerak, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Pertumbuhan Anak Pra Sekolah
Pertumbuhan masa prasekolah pada anak yaitu pada pertumbuhan fisik,
khususnya berat badan mengalami kenaikan rata-rata pertahunnya adalah 2 kg,
kelihatan kurus, akan tetapi aktivitas motoriknya tinggi, dimana sistem
tubuh sudah mencapai kematangan, seperti berjalan, melompat, dan lain-lain.
Sedangkan pada pertumbuhan tinggi badan anak kenaikannya rata-rata akan
mencapai 6,75-7,5 cm setiap tahunnya (Hidayat, 2009, hlm. 25)
Perkembangan merupakan proses yang tidak akan berhenti. Masa
prasekolah merupakan fase perkembangan individu pada usia 2-6 tahun,
perkembangan pada masa ini merupakan masa perkembangan yang pendek tetapi
merupakan masa yang sangat penting (Fikriyanti, 2013, hlm.18)

2. Teori-teori Perkembangan
a. Teori Perkembangan kognitif (Jean Piaget)
Perkembangan kognitif menurut Piaget merupakan perubahan-perubahan
yang terkait usia yang terjadi dalam aktifitas mental. Ia juga
menyebutkan bahwa kesuksesan perkembangan kognitif mengikuti proses
yang urutannya melewati empat fase, yaitu fase sensorimotorik (0-2 tahun), fase
pra-operasional (2-7 tahun), fase operasional (7-11 tahun) dan fase
operasional formal (>11 tahun). (Wong, 2008). Dalam teori perkembangan
ini anak prasekolah termasuk dalam fase pra- operasional, fase pra-
operasional anak belum mampu mengoperasionalisasikan apa yang
dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak.(Wong, 2008)
b. Teori Perkembangan Psikososial (Erikson)
Menurut Santrock (2011), teori perkembangan ini dikemukakan oleh Erikson

4
yang mengemukakan bahwa perkembangan anak selalu dipengaruhi oleh
motivasi sosial dan mencerminkan suatu keinginan untuk berhubungan
dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan kepribadian psikososial
anak harus melewati beberapa tahap yaitu : tahap percaya dan tidak
percaya (1-3 tahun), tahap kemandirian versus malu-malu (2-4 tahun), tahap
inisiatif versus rasa bersalah (3-6 tahun), tahap terampil versus minder (6-12
tahun), tahap identidas versus kebingungan peran (12-18 tahun). (Wong, 2008)
Dalam teori perkembangan psikososial anak prasekolah termasuk
dalam tahap perkembangan inisiatif versus rasa bersalah. Pada tahap ini
anak mulai mencari pengalaman baru secara aktif. Apabila anak mendapat
dukungan dari orang tuanya untuk mengekplorasikan keingintahuannya maka
anak akan mengambil inisiatif untuk suatu tindakan yang akan dilakukan, tetapi
bila dilarang atau dicegah maka akan tumbuh perasaan bersalah pada diri anak.
c. Teori Perkembangan Psikoseksual (Freud)
Teori perkembangan psikoseksual pertama kali dikemukakan oleh Sigmun
Freud, ia menggunakan istilah psikoseksual untuk menjelaskan segala kesenangan
seksual. Selama masa kanak-kanak bagian-bagian tubuh tertentu memiliki makna
psikologik yang menonjol sebagai sumber kesenangan baru dan konflik baru
yang secara bertahap bergeser dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh
lain pada tahap-tahap perkembangan tertentu. Dalam perkembangan psikoseksual
anak dapat melalui tahapan yaitu: tahap oral (0-1 tahun), tahap anal (1-3 tahun),
tahap falik (3-6 tahun), tahap laten (6-12 tahun), dan tahap genital (>12 tahun).
Dalam teori perkembangan psikoseksual anak prasekolah termasuk
dalam tahap phalic, dalam tahap ini genital menjadi area tubuh yang
menarik dan sensitif anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dan
menjadi ingin tahu tentang perbedaan tersebut
d. Teori Perkembangan Moral (Kohlberg)
Teori perkembangan moral dikemukakan oleh Kohlberg dengan
memandang tumbuh kembang anak ditinjau dari segi moralitas anak dalam
menghadapi kehidupan, tahapan perkembangan moral yaitu: tahap
prakonvensional (orientasi pada hukum dan kepatuhan), tahap prakonvensional
(orientasi instrumental bijak), tahap konvensional, tahap pasca konvensional

5
Dalam teori perkembangan moral anak prasekolah termasuk dalam tahap
prakonvensional, dalam tahap perkembangan ini anak terorientasi secara budaya
dengan label baik atau buruk, anak-anak menetapkan baik atau buruknya suatu
tindakan dari konsekuensi tindakan tersebut. Dalam tahap ini anak
tidak memiliki konsep tatanan moral, mereka menentukan prilaku yang benar
terdiri atas sesuatu yang memuaskan kebutuhan mereka sendiri meskipun
terkadang kebutuhan orang lain. Hal tersebut diinterpretasikan dengan
cara yang sangat konkrit tanpa kesetiaan, rasa terimakasih atau keadilan.

3. Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan


a. Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersama dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan
disertai perubahan fungsi.
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan
sebelum ia melewati tahapan sebelumnya.
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
sebagaimana pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi
organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
d. Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
Anak sehat, bertambah umur, bertambah besar dan tinggi badannya serta
bertambah kepandaiannya.
e. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap-tahap perkembangan tidak bisa menjadi terbalik.
f. Perkembanagn mempunyai pola yang tetap.
Perkembanagn fungsi organ tubuh mempunyai dua pola, yaitu pola
sefalokaudal dan pola proksimodistal.

4. Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan


Menurut Santrock (2011), Perkembangan dan pertumbuhan mengikuti
prinsip cephalocaudal dan proximodistal. Prinsip cephalocaudal merupakan

6
rangkaian dimana pertumbuhan yang tercepat selalu terjadi diatas, yaitu di
kepala. Pertumbuhan fisik dan ukuran secara bertahap bekerja dari atas
kebawah, perkembangan sensorik dan motorik juga berkembang menurut
prinsip ini, contohnya anak biasanya menggunakan tubuh bagian atas
sebelum meraka menggunakan tubuh bagian bawahnya.
Prinsip proximodistal (dari dalam keluar) yaitu pertumbuhan dan
perkembangan bergerak dari tubuh bagian dalam ke luar. Anak-anak
belajar mengembangkan kemampuan tangan dan kaki bagian atas ( yang
lebih dekat dengan bagian tengah tubuh) baru kemudian bagian yang lebih jauh,
dilanjutkan dengan kemampuan menggunakan telapak tangan dan kaki dan
akhirnya jari-jari tangan dan kaki ( Papalia, dkk, 2010)

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak Pra Sekolah


Menurut Hidayat (2009) Proses Percepatan dan Perlambatan Tumbuh
kembang anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
a. Faktor Herediter
Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar
dalam mencapai tumbuh kembang. Yang termasuk faktor herediter adalah
bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan
intensitas dan kecepatan alam: pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas jaringan
terhaap rangsangan, umur puberitas, dan berhentinya pertumbuhan tulang.
b. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan pranatal, lingkungan
postnatal, dan faktor hormonal. Faktor pranatal merupakan lingkungan dalam
kandungan, mulai dari konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu
hamil, posisi janin, penggunaan obat-obatan, alkohol atau kebiasaan merokok.
Faktor lingkungan pasca lahir yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
meliputi budaya lingkungan, sosial ekonomi keluarga, nutrisi, posisi anak dalam
keluarga dan status kesehatan. Faktor hormonal yang berperan dalam
tumbuh kembang anak antara lain. somatotrofin (growth Hormon) yang
berperan alam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan, dengan menstimulasi
terjadinya poliferasi sel kartigo dan sistem skeletal. Hormon tiroid

7
menstimulasi metabolisme tubuh, glukokartikoid menstimulasi pertumbuhan sel
interstisial dari testis untuk memproduksi testosteron dan ovarium untuk
memproduksi esterogen selanjutnya hormon tersebut menstimulasi
perkembangan seks baik pada anak laki-laki maupun perempuan yang sesuai
dengan peran hormonnya.

6. Kebutuhan Dasar Anak


a. Kebutuhan fisik biomedis (ASUH) meliputi :
1) Pangan / gizi merupakan kebutuhan terpenting.
2) Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI,
penimbangan anak/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit dll.
3) Papan/ pemukinan yang layak.
4) Higiene perorangan, sanitasi (lingkungan).
5) Sandang.
6) Kesegaran jasmani, rekreasi.
7) Dll.
b. Kebutuhan emosi / kasih sayang (ASIH)
1) Terjadi sejak usia kehamilan 6 bulan.
2) Kasih sayang orang tua dapat memberikan rasa aman.
3) Anak diberikan contoh, dibantu, ditolong dan dihargai, bukan dipaksa.
4) Ciptakan suasana yang penuh kegembiraan
5) Pemberian kasih sayang dapat membentuk harga diri anak. Hal ini bergantung
pada pola asuh, terutama pola asuh, terutama pada asuh demokrasi dan
kecerdasan emosional.
6) Kemandirian
7) Dorongan dari orang disekelilingnya
8) Mendapat kesempatan dan pengalaman.
9) Menumbuhkan rasa memiliki
10) Kepemimpinan dan kerja sama
11) Pola pengasuhan keluarga yang terjadi atas :
a) Demokrasi (autoritatif)

8
b) Dictator (otoriter) yang sering menghukum atau menganiaya anaknya (child
abuse).
c) Permisif (serba boleh).
d) Tidak diperbolehkan.
12) Pemberian kasih sayang juga dapat membentuk temperamen anak, seperti
penurut (easy), sulit diatur (difficult), dan pemalu (slow to warm up).
c) Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
1) Stimulasi merupakan cikal bakal proses pembelajaran anak, stimulasi ini
terdiri atas pendidikan dan pelatihan.
2) Stimulasi dini berasal dari rangsangan yang ada di lingkungan anak, seperti
bermain, berdiskusi, dll. Selain itu, stimulasi ini juga bisa berasal dari orang
tua.
3) Stimulasi ini dapat merangsang hubungan antar sel otak (sinaps).
4) Miliaran sel otak dibentuk sejak kehamilan berusia 6 bulan. Pada saat itu
belum ada hubungan antar sel otak. Bila ada rangsangan, maka akan terbentuk
rangsangan yang semakin kompleks. Dengan demikian dapat merangsang otak
kiri dan kanan, sehingga terbentuklah multiple intelligent dan juga kecerdasan
yang lebih luas dan tinggi
5) Stimulasi melalui bermain
Cara mrngembangkan kemampuan tersebut bisa melalui rangsangan suara,
music, gerakan, perabaan, bicara, bernyanyi, bermain, memecahkan masalah,
mencorat-coret atau menggambar.
6) Kapan stimulasi dilakukan ?
(a) Stimulasi dapat dilakukan sejak janin berusia 23 minggu pada masa-masa
ini merupakan awal terjadinya sinaptogenesis. Stimulasi dilanjutkan
sampai anak berusia 3 tahun ketika sinaptogenesis berakhir dan berakhir
dan usia 14 tahun yang merupakan akhir pruning.
(b) Semakin dini dan semakin lama stimulasi diberikan, maka akan semakin
besar dan lama manfaatnya.
7) Kebutuhan akan stimulasi
(a) Stimulasi dapat menunjang perkembangan mental psikososial (agama,
etika, moral, kepribadian, kecerdasan, kreativitas, ketrampilan, dsb).

9
(b) Stimulasi dapat terjadi di lingkungan pendidikan informal, formal dan non
formal.
(

7. Aspek-aspek Pertumbuhan dan Perkembangan


a. Aspek Pertumbuhan
Untuk menilai pertumbuhan anak dilakukan pengukuran antropometri,
pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan
(panjang badan), lingkar kepala. Pengukuran berat badan digunakan untuk
menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada
tubuh, pengukuran tinggi badan digunakan untuk menilai status perbaikan gizi
disamping faktor genetik sedangkan pengukuran lingkar kepala dimaksudkan
untuk menilai pertumbuhan otak. Pertumbuhan otak kecil (mikrosefali)
menunjukkan adanya retardasi mental, apabila otaknya besar (volume kepala
meningkat) terjadi akibat penyumbatan cairan serebrospinal (Hidayat, 2011)
b. Aspek perkembangan
1) Motorik kasar (gross motor) merupakan keterampilan yang meliputi
aktivitas otot yang besar seperti gerakan lengan dan berjalan.
Perkembangan motorik kasar pada masa prasekolah, diawali dengan
kemampuan untuk berdiri dengan satu kaki selama 1-5 detik, melompat
dengan satu kaki, membuat posisi merangkak dan lain-lain (Hidayat, 2009)
2) Motorik halus (fine motor Skills ) merupakan keterampilan fisik yang
melibatkan otot kecil dan koordinasi mata dan tangan yang
memerlukan koordinasi yang cermat (Papilia, Old & Feldman, 2010, hlm.
316) Perkembangan motorik halus mulai memiliki kemampuan
menggoyangkan jari-jari kaki, menggambar dua atau tiga bagian,
menggambar orang, mampu menjepit benda, melambaikan tangan dan
sebagainya. (Hidayat, 2009, hlm.26)
3) Bahasa (language) adalah kemampuan untuk memberikan respon terhadap
suara, mengkuti perintah dan dan berbicara spontan. Pada
perkembangan bahasa diawali mampu menyebut hingga empat gambar,
menyebut satu hingga dua warna, menyebutkan kegunaan benda, menghitung,

10
mengartikan dua kata, meniru berbagai bunyi, mengerti larangan dan
sebagainya.
4) Prilaku sosial (personal social) adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Perkembangan adaptasi sosial pada anak prasekolah yaitu dapat
berrmain dengan permainan sederhana, mengenali anggota keluarganya,
menangis jika dimarahi, membuat permintaan yang sederhana dengan
gaya tubuh, menunjukan peningkatan kecemasan terhadapa perpisahan
dan sebagainya. Untuk menilai perkembangan anak yang dapat dilakukan
adalah dengan wawancara tentang faktor kemungkinan yang menyebabkan
gangguan dalam perkembangan, kemudian melakukan tes skrining
perkembangan anak.

8. Tahap Perkembangan Anak Pra Sekolah


Menurut Wong (2008), priode prasekolah dimulai dari usia 3-6 tahun
periode ini dimulai dari waktu anak bergerak sambil berdiri sampai
mereka masuk sekolah, dicirikan dengan aktivitas yang tinggi. Pada masa ini
merupakan perkembangan fisik dan kepribadian yang pesat, kemampuan interaksi
sosial lebih luas, memulai konsep diri, perkembangan motorik berlangsung
terus menerus ditandai keterampilan motorik seperti berjalan, berlari dan
melompat.

11
BAB III

TINJAUAN KASUS

Waktu pelayanan : 01 Desember 2022 Pkl. 09.00 wita


Tempat pelayanan : Puskesmas Pembantu Dauh Puri

A. SUBYEKTIF
1. Identitas
Anak
Nama : Anak “AM”
Umur/tanggal lahir : 08/11/2018 (4 tahun)
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Hindu
Anak ke- :1
Ibu Ayah
Nama “PS” “AG”
Umur 26 tahun 28 tahun
Agama Hindu Hindu
Status Menikah menikah
perkarwinan
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan IRT Swasta
Penghasilan - ± Rp. 3.000.000,00
No.TLP 0812399xxx -
Alamat Jl. Diponogoro Denpasar

12
2. Keluhan utama/alasan kunjungan : ibu ingin berkonsultasi terkait
perkembangan anaknya
3. Riwayat prenatal
a. Riwayat ANC ibu: ibu ANC sebanyak 2 kali di RS dan 4 kali di
Puskesmas Pembantu Dauh Puri, ibu minum vitamin secara rutin dan
tidak memiliki riwayat komplikasi ataupun penyulit selama hamil.
Selama kehamilan ibu sehat
b. Imunisasi TT : status ibu TT5
4. Riwayat intranatal
a. Masa gestasi saat dilahirkan : 40 minggu
b. Kala I
1) Penyulit dan komplikasi yang dialami : tidak ada
c. Kala II
1) Penyulit dan komplikasi yang dialami :tidak ada
2) Penolong persalinan : bidan
3) Cara bersalin : spontan
4) Kondisi anak saat dilahirkan : bernafas spontan, segera menangis,
dan gerak aktif
5) Kondisi anak sehat, IMD dilakukan
5. Penyakit yang pernah atau sedang diderita anak termasuk hospitalisasi
serta tindakan orang tua terkait penyakit anak : tidak ada
6. Riwayat imunisasi
Imunisasi Dasar sudah lengkap
7. Data bio-psiko-sosial-spiritual
a. Bernafas : anak tidak mengalami kesulitan bernafas
b. Nutrisi :
Makan 3 kali sehari, selingan 3 kali
Minum 700 ml air, susu, jus
c. Eliminasi :
1) Buang air besar
a) Frekuensi dalam sehari : 1 kali/hari
b) Konsistensi : Lembek

13
c) Warna feses : kuning kecoklatan
d) Masalah : tidak ada
2) Buang air kecil
a) Frekuensi dalam sehari : 3-4 kali/hari
b) Konsistensi : cair
c) Jumlah :-
d) Masalah : tidak ada keluhan
d. Istirahat
a) Lama tidur dalam sehari : 8-10 jam
b) Masalah : tidak ada masalah
e. Psikologi
1) Penerimaan orang tua terhadap anak : diterima dengan baik
2) Pengasuhan anak dominan dilakukan oleh : ibu
3) Pola asuh anak yang dominan :
Pengasuhan dilakukan dengan penuh kasih sayang oleh ibu dan
ayah, terkadah dibantu oleh mertua.
f. Sosial
1) Hubungan intern keluarga : harmonis
2) Pengambilan keputusan dalam keluarga : ayah dan ibu
3) Sibling : tidak ada
4) Kebiasaan orang tua yang berpengaruh pada tumbuh kembang
anak : tidak ada
5) Kepercayaan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak : tidak ada
6) Jaminan kesehatan : tidak ada
g. Pengetahuan orang tua
Ibu mengetahui tentang tanda anak sakit, seperti demam, diare, muntah
dan pilek. Ibu mengatakan sudah mengetahui asuhan dasar anak, ibu
belum mengetahui tentang stimulasi terhadap perkembangan anak.

14
B. OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum anak baik, kesadaran compos mentis, suhu 36,5 oC, RR: 20
kali/menit, HR: 80 kali/menit.
2. Pengukuran Antropometri
Pengukuran antropometri pada anak didapatkan BB: 17 kg, TB: 96 cm,
Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan leher
Pada pemeriksaan kepala didapatkan kepala simetris, tidak ada benjolan
abnormal, rambut hitam dan bersih, tidak terdapat kelaianan kongenital
pada kepala Mata anak normal, konjungtiva merah muda, sklera putih,
tidak ada kelaianan kongenital pada mata anak. Hidung anak normal, tidak
terdapat nafas cuping hidung, tidak terdapat pengeluaran pada hidung.
Mukosa mulut anak lembab, lidah bersih, gigi tidak berlubang dan tidak
ada kelaianan kongenital pada mulut. Telinga anak tampak simetris dan
bersih, tidak terdapat kelainan kongenital pada telinga. Tidak terdapat
pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan bendungan vena jugularis pada leher
anak serta tidak ada kelaianan kongenital pada leher anak.
10. Dada dan aksila
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik pada dada dan aksila anak tidak
terdapat tarikan intercostal, suara nafas anak normal, payudara anak
simetris, tidak terdapat pengeluaran pada payudara anak, tidak ada
pembesaran pada kelenjar limfe aksila, dan tidak terdapat kelainan pada
dada dan aksila anak.
11. Abdomen
Berdasarkan hasil pemeiksaan fisik pada abdomen anak didapatkan bentuk
perut anak simetris, tidak terdapat distensi abdomen, serta tidak ada
kelainan yang ditemukan.
12. Ekstremitas
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik pada ekstremitas tidak ditemukan
oedema, kuku anak berwarna merah muda, tubuh anak hangat, bentuk kaki

15
normal, dan tidak terdapat kelaianan pada bentuk kaki dan juga pada jari
kaki.

C. ANALISIS
Anak “AM” Usia 4 Tahun Anak Sehat Dengan Skrining KPSP (Kuesioner
Pra Skrining Perkembangan)

D. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu, ibu paham akan
kondisi anaknya.
2. Memberikan penjelasan tentang manfaat, tujuan, prosedur KPSP
kepada ibu, ibu paham dan bersedia anaknya diskrining KPSP.
3. Memberikan informed consent untuk skrining KPSP ibu setuju
4. Melakukan skrinning KPSP dengan bertanya beberapa sesuai formular
KPSP pada ibu.
5. Mencatat jawaban ibu dan anak pada formular KPSP yang tersedia.
6. Memberikan KIE tentang:
Intervensi hasil pemeriksaan KPSP yaitu bila perkembangan anak
sesuai umur (S) maka beri pujian pada ibu atau pengasuh, teruskan
pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak, berikan
stimulsi sesering mungkin, sesuai dengan tahap perkembangan anak
serta tumbuh kembang dan stimulasi perkembangan sesuai dengan
usianya dengan media buku KIA, ibu paham dan bersedia
melakukannya

16
BAB IV

PEMBAHASAN

Tujuan skrining atau pemeriksaan perkembangan anak menggunakan

KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada

penyimpangan. Jadwal skrining atau pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur

3,6,9,12,15,18,21,24,30,36,42,48,54,60,66 dan 72 bulan. Skrining atau

pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan. Alat atau instrumen yang

digunakan adalah formulir KPSP menurut umur, alat bantu pemeriksaan berupa

pensil, kertas, bola tenis, bola besar dan kubus.

Dalam kasus yang penulis ambil, yaitu pada Anak “AM” yang berumur 4

tahun sesuai dilakukan skrining KPSP karena usianya 48 bulan atau 4 tahun.

Berdasarkan kajian data subjektif dan data objektif ditemukan bahwa anak dalam

keadaan sehat, BB anak saat ini 17 kg, dengan TB 96 cm, jika dilihat dari grafik

tumbuh kembang anak pada buku KIA, anak dalam kondisi normal. Anak “AM”

juga dalam keadaan sehat, tidak mengalami demam, diare atau flu berat, sehingga

tidak perlu diberikan terapi.

Konseling, Informasi dan edukasi (KIE) diberikan kepada ibu sebelum

tindakan dilakukan, bidan menjelaskan beberapa manfaat dari skrining KPSP

tujuan, prosedur kerja serta hasil dari skrining tersebut.

Stimulasi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak juga penting

diberikan kepada ibu demi melatih perkembangan motorik kasar, motorik halus

halus, sosialisasi dan berbahasan pada anak. Stimulasi dapat dilakukan kapan saja

sesuai dengan usia anak dalam suasana yang menyenangkan, baik oleh orang tua

17
maupun keluarga. Berdasarkan kasus diatas, ibu diberikan panduan stimulasi

dengan media buku KIA sehingga ibu ingat dan dapat membacanya kembali di

rumah.

Intervensi hasil pemeriksaan KPSP yaitu bila perkembangan anak sesuai

umur (S) maka beri pujian pada ibu atau pengasuh, teruskan pola asuh anak

sesuai dengan tahap perkembangan anak, berikan stimulsi sesering mungkin,

sesuai dengan tahap perkembangan anak dan lakukan pemeriksaan atau skrining

anak “AM” ditinjau dari KPSP sesuai (S) dengan umur maka ibu harus

meneruskan pola asuh sesuai tahap perkembangan anak “AM”.

Bila perkembangan anak meragukan meragukan (M), beri petunjuk pada

ibu untuk melakukan stimulasi perkembangan anak lebih sering lagi, ajari ibu

melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi

penyimpangan atau mengejar ketertinggalannya. Lakukan pemeriksan kesehatan

untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan

perkembangan anak. Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan

menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak. Jika hasil KPSP

ulang “Ya“ tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada penyimpangan (P).

Bila tahap perkembangan terjadi penyimpangan (P), maka rujuk ke rumah

sakit dengan menulis jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerakan

kasar, gerakan halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).

Anak yang pernah diskring KPSP tentunya memiliki keuntungan dan efek

positif dibandingkan dengan anak yang belum pernah diskrining.

18
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan data subjektif dan objektif yang penulis dapatkan pada kasus di
atas, didapatkan anak dalam keadaan sehat. Anak dilakukan skrining KPSP sesuai
dengan usianya yaitu 48 bulan. Bidan memberikan KIE mengenai manfaat,
tujuan, prosedur dan hasil dari skrining KPSP. terdapat kesenjangan antara praktik
dan teori.

B. Saran
1. Bagi lahan praktik
Pelayanan yang dilakukan sudah sangat baik. Melakukan sosialisi kepada
masyarakat pentingnya skrinning pada anak. Tetap meminta ibu untuk
berkomunikasi dengan petugas kesehatan via WA/online.
2. Bagi mahasiswa
Melakukan pengkajian dengan sistematis, memberikan informed consent
atau persetujuan, dapat melakukan pendokumentasian hasil asuhan dengan baik
untuk mengantisipasi kemungkinan masalah yang mungkin timbul.
3. Bagi Orang Tua Anak
Diharapkan orang tua meningkatkan keiingin tahuannnya terhadap skrining
pertumbuhan dan perkembangan anak, membaca kembali buku KIA dengan lebih
seksama sehingga orang tua juga paham stimulasi dan kebutuhan apa saja yang
harus dipenuhi oleh anak sesuai dengan umurnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Armini, Ni Wayan, Ni Gusti Kompiang Sriasih, dan Gusti Ayu Marhaeni. 2017.
Asuhan Kebidanan Neonatus, Anak, Balita dan Anak Prasekolah.
Denpasar: ANDI

Husein. 2012. Keperawatan komunitas. Salemba medika: Jakarta

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Buku Ajar Imunisasi. Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Tenaga Kesehatan : Jakarta

Modul Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dini dan Intervensi Dini


Tumbuh Kembang Anak ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar tahun
2012

Maryunani, Anik. 2016. Asuhan Neonatus, Anak, Balita dan Anak Prasekolah.
In Media: Bogor

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1473/MENKES/SK/X/2005

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi,


Intervensi Dini Tumbuh kembang di Tingkat Pelayanan Kesehatan
Dasar . Departemen Kesehatan RI:Katalog Terbitan

Setiyanti, Astuti. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Anak, Balita dan Anak
Prasekolah. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

20

Anda mungkin juga menyukai