Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KEBIDANAN FISIOLOGIS

HOLISTIK BAYI PADA BAYI “GB” UMUR 4 BULAN BAYI


SEHAT DENGAN IMUNISASI DPT-HB-HIB 3, POLIO 4 DAN
IPV DI PUSKESMAS PEMBANTU DAUH PURI
TGL 21 NOVEMBER 2022

OLEH
NI MADE KARTIKA APSARI
NIM. P07124322039

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI ALIH JENJANG SARJANA
TERAPAN KEBIDANAN
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KEBIDANAN FISIOLOGIS


HOLISTIK BAYI PADA BAYI “GB” UMUR 4 BULAN BAYI
SEHAT DENGAN IMUNISASI DPT-HB-HIB 3, POLIO 4 DAN
IPV DI PUSKESMAS PEMBANTU DAUH PURI TGL
21 NOVEMBER 2022

OLEH
NI MADE KARTIKA APSARI

Telah disahkan,
Denpasar, November 2022
Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan

I Gusti Agung Ayu Novya Dewi, M.Kes Ni Wayan Sumiarni, A.Md,.Keb


NIP. 198011062002122002 NIP. 198002052010012018

Mengetahui,
Ketua Prodi Profesi Bidan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar

Ni Wayan Armini, SST., M.Keb


NIP. 198101302002122001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan “Laporan Akhir Praktik
Kebidanan Fisiologis Holistik Bayi Pada Bayi “GB” Umur 4 Bulan Bayi Sehat
Dengan Imunisasi Dpt-Hb-Hib 3, Polio 4 Dan IPV Di Puskesmas Pembantu Dauh
Puri Tgl 21 November 2022” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan laporan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan
laporan ini, yakni yang terhormat:
1. Ibu Dr. Ni Nyoman Budiani, S. Si.T., M.Biomed selaku Ketua Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar.
2. Ibu Ni Wayan Armini, SST.,M.Keb selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan
Kebidanan.
3. Ibu Ni Made Dwi Mahayanti, M.Keb selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah
Praktik Kebidanan Fisiologis Nifas dan menyusui..
4. Ibu I Gusti Agung Ayu Novya Dewi, M.Kes. selaku Pembimbing dalam
Praktik Kebidanan Fisiologis.
5. Ibu Ni Wayan Sumiarni, A.Md,.Keb selaku pembimbing lapangan Praktik
Kebidanan Fisiologis.
6. Semua staf dan pegawai di Puskesmas Pembantu Dauh Puri yang telah
bersedia membimbing saya selama melakukan praktik.
7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang telah
membantu dalam penyusunan laporan akhir ini.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini masih perlu disempurnakan. Penulis
mengharapkan kritik dan saran membangun dari pembaca, dosen pembimbing
atau teman-teman demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini. Demikian yang
dapat penulis sampaikan, terima kasih.

Denpasar, November 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................i

Lembar Pengesahan.............................................................................................................

Kata Pengantar....................................................................................................................

Daftar Isi.............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................................

B. Tujuan Praktik................................................................................................................

C. Waktu dan tempat..........................................................................................................

D. Manfaat penulisan..........................................................................................................

BAB II KAJIAN TEORI

A. Asuhan Kebidanan Bayi.................................................................................................

BAB III TINJAUAN KASUS...........................................................................................

BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………… 17

BAB V PENUTUP

A. Simpulan …………………………………………………………………....19

B. Saran………………………………………………………………………....19

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cakupan imunisasi yang menjadi imunisasi dasar rutin mengalami penurunan
selama pandemic covid-19. Cakuan semua jenis imuniasi dasar dan lanjutan pada
anak usia di bawah 2 tahun pada tahun 2020 berada di bawah target minimal yang
ditetapkan. Kementerian Kesehatann mencatat, terdapat lebih dari 786.000 anak di
Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap pada tahun 2020.
Imunisasi merupakan salah satu program pemerintah sebagai upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Indikator kesehatan dalam SDGs
(Sustainable Development Goals) pada 2030 yang merupakan goal ketiga yaitu
jaminan kesehatan dan promosi kesehatan bagi semua umur (Kemenkes R.I,
2015). Program imunisasi merupakan sebuah usaha yang dilakukan untuk
menekan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) antara lain
Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Polio dan campak. Program
imunisasi diharapkan dapat membantu menurunkan Angka Kematian Bayi
(AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI) dan
meningkatkan Angka Harapan Hidup. Adapun yang menjadi sasaran program
imunisasi yang dianggap rentan meliputi neonatus, bayi, anak usia sekolah, wanita
usia subur, dan ibu hamil.
Dengan memberikan asuhan kebidanan yang baik dan informasi yang
tepat pada bayi khususnya diharapkan dapat membantu tercapainya target capaian
imunisasi yang merata. Sehingga diharapkan dapat membantu mengurangi angka
penyebaran penyakit yang disebabkan jika bayi tidak diberikan imunisasi.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengkaji dan
mengangkat salah satu kasus asuhan kebidanan pada Bayi “GB” usia 4 bulan bayi
sehat dengan imunisasi DPT-HB-HIB 3, polio dan IPV di Puskesmas Pembantu
Dauh Puri pada tanggal 21 November 2022.

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa kebidanan diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan
pada kasus neonates, bayi, balita dan anak pra-sekolah. Baik kolaborasi, ataupun
rujukan secara professional dan berkualitas dan selalu memperhatikan aspek
budaya lokal.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada bayi sehat usia 4 bulan
b. Melakukan Analisa data pada bayi sehat usia 4 bulan
c. Melakukan perencanaan asuhan pada bayi sehat usia 4 bulan
d. Melakukan implementasi asuhan pada bayi sehat usia 4 bulan
e. Melakukan evaluasi asuhan yang sudah diberikan
f. Melakukan pendokumentasian semua asuhan yang telah diberikan

C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus


Kasus ini diambil pada tanggal 21 November 2022 bertempat di
Puskesmas Pembantu Dauh Puri.

D. Manfaat Penulisan Laporan


1. Bagi Mahasiswa
Mampu menerapkan teori yang telah diperoleh selama Pendidikan secara
nyata dilapangan dalam hal melaksanakan asuhan kebidanan pada neonates,
bayi, balita dan anak pra-sekolah, terutama dalam pemberian imunisasi wajib
sesuai dengan kebutuhan pasien/klien.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai media untuk mengevaluasi seberapa jauh mahasiswa mampu
menerapkan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan, menerapkan di
lahan praktik ataupun kendala yang diahadapi.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Konsep Dasar Asuhan kebidanan pada Bayi


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25
tahun 2014 Tentang Upaya Kesehatan Anak:
1. Bayi adalah anak mulai umur 0 sampai 11 bulan.
2. Anak Balita adalah anak umur 12 bulan sampai dengan 59 bulan.
3. Anak Prasekolah adalah anak umur 60 bulan sampai 72 bulan.
4. Upaya Kesehatan Anak adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan anak dalam bentuk
pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
5. Manajemen Terpadu Balita Sakit yang selanjutnya disingkat MTBS adalah
suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit
dengan fokus kepada kesehatan anak berusia 0-59 bulan secara menyeluruh
di unit rawat jalan fasilitas pelayanan kesehatan dasar.

B. Kebutuhan ASAH Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi, Balita


Stimulasi adalah suatu kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-
6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu
mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap
kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang
merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota
keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-
masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat
menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang
menetap. Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah
adalah kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan berbicara
dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian. Dalam melakukan
stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang perlu

3
diperhatikan, yaitu
1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih saying.
2. Selalu ditunjukkan sikap dan prilaku yang baik karena anak akan meniru
tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya.
3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok usia anak.
4. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi,
berfantasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak,
terhadap ke 4 aspek kemampuan dasar anak.
6. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak.
7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
8. Anak selalu beri pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya

a) Stimulasi bayi berusia 3-6 bulan


kemampuan gerak kasar: berguling-guling, menahan kepala agar tetap tegak,
menyangga berat, dan mengembangkan control terhadap kepala
b) Kemampuan gerak halus :
stimulasi yang diperlukan : melihat, meraih dan menendang mainan gantung.
Melihat benda kecil, meraba dan merasakan bentuk permukaan.
Stimulasi : memegang benda dengan kuat, memegang benada dengan kedua
tangan,makan sendiri, mengambil benda-benda kecil,
c) Kemampuan bicara dan Bahasa
stimulasi yang dilanjutkan : berbicara, meniru suara-suara, mengenal berbagai
suara.
Stimulasi : mencari sumber suara,menirukan kata-kata
d) kemampuan sosialisasi dan kemandirian
stimulasi yang perlu dilanjutkan : memberi rasa aman dan kasih sayang,
mengajak bayi tersenyum, mengamati, mengayun, menina-bobokan.
Stimulasi : bermain Ciluk-Ba, melihat dirinya di kaca, berusaha meraih
mainan.

4
C. Kebutuhan Asih Pada Bayi

1. Bounding Attachment Pada Bayi

a. Sentuhan

Sentuhan atau indra peraba dipakai secara intensif oleh orangtua sebagai

suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi

tubuh bayi dengan ujung jarinya. Gerakan dilakukan untuk menenangkan

bayi.

b. Kontak mata

Ketika bayi baru lahir secara fungsional mampu mempertahankan kontak

mata dnegan orangtua dan akan menggunakan lebih banyak waktu untuk

saling memandang. Beberapa ibu mengatakan dengan melakukan kontak

mata mereka merasa lebih dekat dengan ibunya.

c. Suara

Saling mendengar dan merespons suara antara orangtua dengan bayinya

juga penting dilakukan . Orangtua menunggu tangisan pertama bayinya

dengan tegang. Sementara itu, bayi akan menjadi tenang dan berpaling ke

arah orangtua mereka saat orangtua mereka berbiacra dengan suara bernada

tinggi.

d. Aroma

Perilaku lain yang terjalin antara orangtua dan bayi ialah respons terhadap

aroma/bau masing-masing. Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki

aroma yang unik, sementara itu bayi belajar dnegan cepat untuk

membedakan aroma susu ibunya.

5
e. Hiburan

Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang

dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkatkepala,menendang-

nendangkankakinya.Hiburan terjadi saat anak mulai bicara. Irama ini

berfungsi memberi umpan balik positif kepada orangtua dan menegakkan

suatu pola komunikasi efektif yangpositif.

f. Bioritme

Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme

alamiah ibunya. Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme

personal (bioritme). Orangtua dapat membantu proses ini dengan memberi

kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi

mengembangkan perilaku responsif. Hal ini dapat meningktakan interaksi

sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.

g. Kontak dini

Keuntungan fisiologis yang diperoleh dari kontak dini yaitu

• Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat

• Refleks menghisap dilakukan sedini mungkin

• Pembentukan kekebalan aktif dimulai

• Mempercepat proses ikatan antara orangtua dan anak melalui kehangatan

tubuh, waktu pemberian kasih sayang dan memberikan stimulasi hormonal.

D. Kebutuhan Asuh Pada Bayi

Rencana asuhan untuk memenuhi kebutuhan minum dan makan bayi adalah

dengan membantu bayi mulai menyusu melalui pemberian ASI ekslusif. Prinsip

6
umum menyusui secara dini dan ekslusif adalah sebagai berikut:

1. Bayi harus disusui sesegera mungkin setelah lahir (terutama dalam 1 jam

pertama) dan melanjutkannya selama 6 bulan pertama kehidupan.

2. Kolostrum harus diberikan, tidak boleh dibuang

3. Bayi harus diberi ASI ekslusif selama 6 bulan pertama. Artinya tidak boleh

member makanan apapun pada bayi selain ASI selama masa tersebut.

Bayi harus disusui kapan saja ia mau,siang atau malam (on demand) yang

akan meransang payudara memproduksi ASI secara adekuat. Jumlah rata-rata

makanan seorang bayi cukup bulan selama 2 minggu pertama sebanyak 30-60

ml setiap 2-3 jam.Untuk meyakinkan bahwa bayimendapat cukup makanan, ibu

harus mengamati dan mencatat secerapa sering bayi berkemih.Berkemih paling

sedikit 6 kali selama 2-7 hari setelah lahir, ini menunjukkan asupan cairannya

adekuat.

E. Imunisasi Pada Bayi

a. Imunisasi Hepatitis B

1. Vaksin berisi HbsAg murni.

2. Diberikan sedini mungkin setelah lahir, mengingat paling tidak 3,9% hamil

merupakan pengidap hepatitis dengan resiko transmisi maternal kurang lebih

sebesar 45%.

3. Suntikan secara Intra Muskular di daerah deltoid, dosis 0,5 ml.

4. Penyimpanan vaksin pada suhu 2-8°C.

5. Bayi lahir dari ibu HBsAg (+) diberikan imunoglobulin hepatitis B 12 jam

setelah lahir + imunisasi Hepatitis B. Dosis kedua 1 bulan berikutnya. Dosis

7
ketiga 5 bulan berikutnya (usia 6 bulan).

6. Bayi lahir dari ibu HBsAg (-) diberikan vaksin rekombinan atau vaksin

plasma derived secara IM, pada umur 2-6 bulan. Dosis kedua diberikan 1-2

bulan kemudian dan dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah imunisasi pertama.

7. Bayi lahir dari ibu dengan status HbsAg yang tidak diketahui. Diberikan

vaksin rekombinan (HB Vax-II 5 mcgatau Engerix B 10 mcg) atau vaksin

plasma derived 10 mcg, IM dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dosis kedua

diberikan umur 1-2 bulan dan dosis ketiga umur 6 bulan.

8. Kadar pencegahan anti HBsAg > 10mg/ml.

9. Apabila sampai 5 tahun anak belum pernah mendapatkan imunisasi hepatitis

B, maka secepatnya diberikan.

a. KIPI : Efek samping yang terjadi pascaimunisasi hepatitis B pada umumnya

ringan , hanya berupa nyeri, bengkak, panas, mual, dan nyeri sendi maupun

otot.

b. Kontraindikasi : Sampai saat ini belum dipastikan adanya kontraindikasi

absolute terhadap pemberian imunisasi hepatitis B, kecuali pada ibu hamil.

b) Imunisasi Polio
1) Vaksin dari virus polio (tipe 1,2 dan 3) yang dilemahkan, dibuat dlm biakan
sel-vero : asam amino, antibiotik, calf serum dalam magnesium klorida dan
fenol merah
2) Vaksin berbentuk cairan dengan kemasan 1 cc atau 2 cc dalam flacon, pipet.
3) Diberikan sesegera mungkin saat bayi akan dipulangkan dari rumah sakit
atau rumah bersalin.
4) Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1 ml). Vaksin polio diberikan 4
kali, interval 4 minggu dan imunisasi ulangan, 1 tahun berikutnya, SD kelas
I, VI

8
5) Penyimpanan vaksin pada suhu 2-8°C. Kontraindikasi
- Mengalami peyakit akut atau demam (> 38,5 oC), imunisasi harus ditunda
- Muntah atau diare, imunisasi harus ditunda
- Dalam masa pengobatan kortikosteroid atau imunosupresif oral maupun
suntikan juga pengobatan radiasi umum
- Keganasan, dan anak dengan mekanisme imunolohis yang terganggu
- Menderita infeksi HIV
- Pemberian bersamaan dengan vaksin tifoid oral.

c) Imunisasi DPT-HB-HIB

Pentabio adalah vaksin DPT-HB-HIB ( vaksin jerap difteri, tetanus, pertusis,

hepatitis B rekombinan dan haemophilus influenza tipe b). Indikasi pemberian:

vaksin digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus dan pertusisi (batuk

rejan) hepatitis B dan infeksi haemophilus influenzae tipe B secara simultan.

Kontraindikasi : hipersensitifitas, reaksi berat terhadap vaksin sebelumnya,

kejang, dan kelainan pada otak pada BBL Dosis yang diberikan sebanyak

Vaksin disuntikan secara itramuskular pada anterolateral paha atas bayi

dengan dosis 0,5 ml. beberapa reaksi terjadi pasca penyuntikan berupa bengkak,

nyeri, kemerahan pada lokasi suntikan dan demam. Terkadang reaksi berat seperti

demam tinggi, rewel, terjadi dalam 24 jam setelah pemberian. Adapun jadwal

pemberian imunisasi pentabio yaitu:

1. Bayi berusia 2 bulan diberikan imunisasi DPT-HB-HIB 1 dan polio 2

2. Bayi berusia 3 bulan diberikan imunisasi DPT-HB-HIB 2 dan polio 3

3. Bayi berusia 4 bulan diberikan imunisasi DPT-HB-HIB 3 dan polio 4

Pemberian dengan interval minimal 4 minggu atau 1 bulan.

d) Imunisasi IPV
Inactive Polio Vaccine (IPV) merupakan vaksin polio dalam bentuk suspense

9
injeksi. Digunakan untuk mencegah polio myelitis pada bayi dan anak.
Disuntikkan secara intra muscular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian
0,5 ml. vaksin ini dapat diberikan dari usia 2 bulan sampai 4 bulan.
Kontra indikasi : sedang menderita demam, penyakit akut atau penyakit
kronis progresif. Hipersensitif pada saat pemberian vaksin ini sebelumnya.
Penyakit demam akibat infeksi akut ( tunggu sampai sembuh) dan alergi terhadap
streptomycin.
Reaksi yang dapat ditimbulkan pasca vaksinasi berupa nyeri pada lokasi
penyuntikan, kemerahan, indurasi dan bengkak bias terjadi dalam waktu 48 jam
setelah penyuntikan dan bias bertahan satu atau dua hari. Penanganan efek
samping yang dapat dilakukan : orang tua dianjurkan memberikan minum (ASI)
lebih banyak, jika demam gunakan pakaian yang tipis, bekas suntikkan dikompres
dengan air dingin, jika demam dapat diberikan paracetamol 15 mg/kg BB setiap
3-4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam) dan bayi boleh mandi atau cukup diseka
dengan air hangat.

10
BAB III

TINJAUAN KASUS

Waktu pelayanan : 21 November 2022 Pkl. 10. 20 wita


Tempat pelayanan : Puskesmas Pembantu Dauh Puri

A. SUBYEKTIF
1. Identitas
Anak
Nama : Bayi “GB”
Umur/tanggal lahir : 16/7/2022 (4 bulan)
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Anak ke- :2
Ibu Ayah
Nama “SP” “AN”
Umur 27 tahun 28 tahun
Agama Hindu Hindu
Status Menikah menikah
perkarwinan
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Swasta Swasta
Penghasilan ± Rp. 3.000.000,00 ± Rp. 3.000.000,00
No.TLP 081918639xxx -
Alamat Jl. Pulau Buru Denpasar

11
2. Keluhan utama/alasan kunjungan : ibu ingin imunisasi bayinya, ibu
mengatakan bayinya tidak memiliki keluhan.
3. Riwayat prenatal
a. Riwayat ANC ibu: ibu ANC sebanyak 2 kali di RS dan 4 kali di
Puskesmas Pembantu Dauh Puri, ibu minum vitamin secara rutin dan
tidak memiliki riwayat komplikasi ataupun penyulit selama hamil
b. Imunisasi TT : status ibu TT5
c. Obat-obatan yang dikonsumsi ibu:
Asam folat, tablet tambah darah, vitamin c, dan kalsium.
d. Kebiasaan buruk yang berpengaruh terhadap kondisi kehamilan : tidak
ada
e. Penyulit atau komplikasi yang dialami : tidak ada
f. Tindakan pengobatan atau perawatan untuk mengatasi
penyulit/komplikasi : tidak ada
4. Riwayat intranatal
a. Masa gestasi saat dilahirkan : 40 minggu
b. Kala I: lama 7 jam
1) Penyulit dan komplikasi yang dialami : tidak ada
c. Kala II : 20 menit
1) Penyulit dan komplikasi yang dialami :tidak ada
2) Penolong persalinan : dokter Sp.OG
3) Cara bersalin : spontan
4) Kondisi anak saat dilahirkan : bernafas spontan, segera menangis,
dan gerak aktif
5) APGAR skor 1 menit 8 V menit 9
6) Kondisi bayi sehat, IMD dilakukan
5. Riwayat pascanatal (28 hari pertama)
a. Rawat gabung : yang dilakukan
b. Antropometri baru lahir (6 jam pertama) : BB: 2900 gram, PB: 51.cm,
LK: 31cm, LD: 32 cm, LLA: 11 cm

12
6. Penyakit yang pernah atau sedang diderita anak termasuk hospitalisasi
serta tindakan orang tua terkait penyakit anak : tidak ada
7. Riwayat imunisasi

Umur Tanggal Jenis Imunisasi yang


Efek samping yang dialami
Anak Pemberian didapat
16/7/2022
0 hari 22/8/2022 Hb 0 Tidak ada
1 bulan 24/9/2022 BCG+ polio 1 Timbul bisul pasca suntikan
2 bulan 28/10/202 Pentabio 1, Polio 2 Demam
3 bulan 2 Pentabio 2, Polio3 Demam ringan

8. Data bio-psiko-sosial-spiritual
a. Bernafas : bayi tidak mengalami kesulitan bernafas
b. Nutrisi :
Saat ini bayi hanya minum ASI yang diberikan secara on-demand
dengan frekuensi 1 kali dalam 2 jam, bayi tidak diberikan makanan
tambahan lain termasuk air putih
c. Eliminasi :
1) Buang air besar
a) Frekuensi dalam sehari : 2-3 kali/hari
b) Konsistensi : Lembek
c) Warna feses : kuning kecoklatan
d) Masalah : tidak ada
2) Buang air kecil
a) Frekuensi dalam sehari : 6-7 kali/hari
b) Konsistensi : cair
c) Jumlah :-
d) Masalah : tidak ada keluhan
d. Istirahat

13
a) Lama tidur dalam sehari : 13-14 jam
b) Masalah : tidak ada masalah
e. Psikologi
1) Penerimaan orang tua terhadap anak : diterima dengan baik
2) Pengasuhan anak dominan dilakukan oleh : ibu
3) Pola asuh anak yang dominan :
Pengasuhan dilakukan dengan penuh kasih sayang oleh ibu,
terkadag dibantu oleh mertua.
f. Sosial
1) Hubungan intern keluarga : harmonis
2) Pengambilan keputusan dalam keluarga : ayah dan ibu
3) Sibling : tidak ada, kakak sangat senang atas kehadiran
adiknya, kakak suka mengajak adik bercanda dan membantu ibu
merawat adiknya
4) Kebiasaan orang tua yang berpengaruh pada tumbuh kembang
anak : ibu hanya membrikan ASI saja, ibu sering mengajak bayi
mengobrol dan bermain
5) Kepercayaan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak : tidak ada
6) Jaminan kesehatan : tidak ada
g. Pengetahuan orang tua
Ibu mengetahui tentang tanda anak sakit, seperti demam, diare, muntah
dan pilek. Ibu mengatakan sudah mengetahui asuhan dasar anak, ibu
belum mengetahui tentang stimulasi terhadap perkembangan anak.

B. OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum bayi baik, kesadaran compos mentis, suhu 36,8oC, RR: 40
kali/menit, HR: 110 kali/menit.
2. Pengukuran Antropometri

14
Pengukuran antropometri pada bayi didapatkan BB : 7700 gram, PB: 60 cm,
LK: 42 cm
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan leher
Pada pemeriksaan kepala didapatkan kepala simetris, tidak ada benjolan
abnormal, rambut hitam dan bersih, tidak terdapat kelaianan kongenital
pada kepala Mata bayi normal, konjungtiva merah muda, sklera putih,
tidak ada kelaianan kongenital pada mata bayi. Hidung bayi normal, tidak
terdapat nafas cuping hidung, tidak terdapat pengeluaran pada hidung.
Mukosa mulut bayi lembab, lidah bersih, tidak terdapat gigi neonatal dan
tidak ada kelaianan kongenital pada mulut. Telinga bayi tampak simetris
dan bersih, tidak terdapat kelainan kongenital pada telinga. Tidak terdapat
pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan bendungan vena jugularis pada leher
bayi serta tidak ada kelaianan kongenital pada leher bayi.
10. Dada dan aksila
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik pada dada dan aksila bayi tidak
terdapat tarikan intercostal, suara nafas bayi normal, payudara bayi
simetris, tidak terdapat pengeluaran pada payudara bayi, tidak ada
pembesaran pada kelenjar limfe aksila, dan tidak terdapat kelainan pada
dada dan aksila bayi.
11. Abdomen
Berdasarkan hasil pemeiksaan fisik pada abdomen bayi didapatkan bentuk
perut bayi simetris, tidak terdapat distensi abdomen, serta tidak ada
kelainan yang ditemukan.
12. Anogenetalia :
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik pada anus dan genetalia bayi “GB”
dalam keadaan normal dan bersih, sudah terdapat lubang anus pada bayi,
dan tidak ada kelainan pada anus dan genetalia.
13. Ekstremitas
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik pada ekstremitas bayi “GB” tidak
ditemukan oedema, kuku bayi berwarna merah muda, tubuh bayi hangat,
bentuk kaki normal, dan tidak terdapat kelaianan pada bentuk kaki dan
juga pada jari kaki.

15
C. ANALISIS
By “GB” Usia 4 Bulan Bayi Sehat Dengan Imunisasi DPT-HB-HIB 3,
Polio 4 dan IPV
D. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu , ibu paham akan
kondisi bayinya
2. Memberikan penjelasan tentang manfaat, prosedur dan efek samping
imunisasi DPT-HB-HIB, Polio dan IPV kepada ibu, ibu paham dan
bersedia anaknya diimunisasi
3. Memberikan informed consent untuk imunisasi Penabio 3 (DPT-HB-
HIB), Polio dan IPV, ibu setuju
4. Memberikan vaksin polio oral sebanyak 2 tetes, tidak terjadi muntah
dan rekasi alergi
5. Menyuntikan vaksin DPT-HB-HIB sebanyak 0,5 ml secara IM pada
1/3 antero lateral paha kiri bayi. Tidak terdapat reaksi alergi
6. Menyuntikkan vaksin IPV sebanyak 0,5 ml secara subkutan dalam
pada paha kanan bayi, tidak terjadi reaksi alergi
7. Memberitahukan ibu untuk tidak memberikan ASI terlebih dahulu
pada bayinya kurang lebih selama 15 menit karena dapat mengurangi
keefektifan vaksin polio, ibu paham dan akan melakukannya
8. Menginformasikan kepada ibu, jika anak demam dapat diberikan
paracetamol sirup untuk menurunkan demam (15 mg/KgBB maksimal
6 kali dalam 24 jam), ibu paham
9. Memberikan KIE tentang:
KIPI dari vaksin Pentabio, IPV dan Polio serta cara mengatasinya, ibu
paham dan bersedia melakukannya
Tumbuh kembang dan stimulasi perkembangan sesuai dengan usianya
dengan media buku KIA, ibu paham dan bersedia melakukannya
10. Menyepakati kunjungan ulang saat bayi berumur 9 bulan untuk
Imunisasi MR pada tanggal 17/4/2023, ibu setuju untuk datang

16
17
BAB IV

PEMBAHASAN

Imunisasi adalah salah satu program untuk meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat melalui peningkatan kekebalan tubuh, sehingga dapat
tercapai kadar protektif yang hanya dapat dicapai apabila imunisasi dilakukan
sesuai jadwal yang ditentukan. Dalam kasus yang penulis ambil, yaitu pada Bayi
“GB” yang berumur 4 bulan memang sudah tepat diberikan imunisasi DPT-HB-
HIB, Polio 4 dan IPV. Imunisasi ini dapat diberikan sampai anak berusia kurang
dari 12 bulan. Berdasarkan kajian data subjektif dan data objektif ditemukan
bahwa anak dalam keadaan sehat, BB anak saat ini 7700 gram, dengan PB 60 cm,
jika dilihat dari grafik tumbuh kembang anak pada buku KIA, anak dalam kondisi
normal. Bayi “GB” juga dalam keadaan sehat, tidak mengalami demam, diare atau
flu berat, sehingga dapat diimunisasi.
Konseling, Informasi dan edukasi (KIE) diberikan kepada ibu sebelum
tindakan dilakukan, bidan menjelaskan beberapa manfaat dari imunisasin tujuan,
prosedur kerja serta efek samping atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI)
yang mungkin terjadi dan cara mengatasinya. Demam ringan, nyeri pada area
suntikan, kemerahan, dapat muncul sebagai beberapa reaksi lokal yang sering
terjadi pasca penyuntikan. Kadang kala terjadi reaksi berat berupa demam tinggi,
irritabilitas (rewel) dan menangis dengan nada tinggi dapat terjadi 24 jam setelah
pemberian. Hal ini perlu diketahui dan diantisipasi ibu, sehingga ibu tau tindakan
apa yang harus dilakukan. Kurangnya pengetahuan ibu akan efek samping
ataupun KIPI yang terjadi dapat menimbulkan keraguan apakah vaksin tersebut
berguna atau bahkan menjadi hal yang merugikan. Jika hal ini terjadi ibu bisa saja
enggan untuk datang kembali, tentunya akan berdampak pada kunjungan ulang
pada jadwal berikutnya.
Pemberian paracetamol dapat dilakukan untuk mengurangi efek samping
yang terjadi. Dosis yang diberikan 10-15 mg/kgBB ( maksimal 6 kali pemberian
dalam 24 jam). Sebaiknya paracetamol pada bayi diberikan melalui drop sehingga
dosisnya tepat. Kompres air dingin pada bekas suntikan dapat dilakukan, termasuk

18
memberikan ASI lebih banyak kepada bayi setelah imunisasi mampu membantu
mengurangi keluhan pasca imunisasi.
Pemberian imunisasi dimulai dengan memberikan vaksin polio oral
sebanyak 2 tetes, bidan melihat reaksi bayi apakah terdapat muntah setelah
pemberian kasin sehingga tidak mengurangi keefektifan pemberian vaksin.
Imunisasi DPT-HB-HIB 3 diberikan dengan dosis 0,5 ml secara intramuscular
pada 1/3 anterolateral paha kiri bayi. IPV diberikan pada paha kanan bayi dengan
dosis 0,5 ml secara subkutan dalam. Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan
antara teori dengan praktik. Setalah imunisasi diberikan, bayi dipantau kondisi
umumnya untuk memastikan tidak terjadi reaksi alergi. Dalam hal ini tidak
terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik.
Stimulasi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi juga penting
diberikan kepada ibu demi melatih perkembangan motorik kasar, motorik halus
halus, sosialisasi dan berbahasan pada bayi. Stimulasi dapat dilakukan kapan saja
sesuai dengan usia bayi dalam suasana yang menyenangkan, baik oleh orang tua
maupun keluarga. Berdasarkan kasus diatas, ibu diberikan panduan stimulasi
dengan media buku KIA sehingga ibu ingat dan dapat membacanya kembali di
rumah. Adapun stimulasi pada bayi yang dapat diberikan antara lain: mengajarkan
bayi mencari sumber suara; memeluk, mencium, memandang mata, senyum dan
berbicara kepada bayi; bermain “Ciluk-ba”; melihat wajah dicermin; mengamati
benda kecil dan bergerak; memeluk, mengayun, meraih dan melihat; mengambil
benda-benda kecil; berguling-guling dan duduk.
Bayi yang diberikan imunisasi secara tepat tentunya memberikan dampak
kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan
imunisasi dasar secara lengkap.

19
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan data subjektif dan objektif yang penulis dapatkan pada kasus di
atas, didapatkan bayi dalam keadaan sehat. Bayi diberikan imunisasi sesuai
dengan umurnya yang meliputi pemberian imunisasi DPT-HB-HIB 3, Polio 4 dan
IPV. Bidan memberikan KIE mengenai manfaat, tujuan, prosedur dan efek
samping yang mungkin terjadi pasca imunisasi. Menyepakati setiap kunjungan
ulang sehingga tidak ada imunisasi yang terlewatkan. Tidak terdapat kesenjangan
antara praktik dan teori.

B. Saran
1. Bagi lahan praktik
Pelayanan yang dilakukan sudah sangat baik, terkadang terjadi
keterlambatan pengadaan stok vaksin dari pemerintah sehingga beberapa bulan
terakhir bayi tidak datang tepat sesuai dengan janji yang dilakukan sebelumnya.
Tetap meminta ibu untuk berkomunikasi dengan petugas kesehatan via
WA/online.
2. Bagi mahasiswa
Melakukan pengkajian dengan sistematis, memberikan informed consent
atau persetujuan, dapat melakukan pendokumentasian hasil asuhan dengan baik
untuk mengantisipasi kemungkinan masalah yang mungkin timbul.
3. Bagi Orang Tua Bayi
Diharapkan orang tua meningkatkan keiingin tahuannnya terhadap imunisasi
yang harus di dapatkan anaknya, membaca kembali buku KIA dengan lebih
seksama sehingga orang tua juga paham vaksin apa saja yang harus dipenuhi oleh
anak sesuai dengan umurnya, berapa intervalnya dan kapan imunisasi tersebut
dilakukan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Armini, Ni Wayan, Ni Gusti Kompiang Sriasih, dan Gusti Ayu Marhaeni. 2017.
Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.
Denpasar: ANDI

Husein. 2012. Keperawatan komunitas. Salemba medika: Jakarta

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Buku Ajar Imunisasi. Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Tenaga Kesehatan : Jakarta

Modul Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dini dan Intervensi Dini


Tumbuh Kembang Anak ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar tahun
2012

Maryunani, Anik. 2016. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. In
Media: Bogor

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1473/MENKES/SK/X/2005

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi,


Intervensi Dini Tumbuh kembang di Tingkat Pelayanan Kesehatan
Dasar . Departemen Kesehatan RI:Katalog Terbitan

Setiyanti, Astuti. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

21

Anda mungkin juga menyukai