Anda di halaman 1dari 17

KOMPETENSI DAN REKRUTMENT GURU SD

Dosen Pengampu: Ibu Mufida Awalia Putri, M.Pd


Guna memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan dan Landasan Pendidikan

Disusun oleh :
Nabila (211200
Nila susilowati ( 211200282)
Nur auliyana ( 211200
Risa Fadhinie yahya ( 211200
Ummi Zahrotul Urofa (211200305)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Kebijakan dan
Landasan Pendidikan tentang Kompetensi dan Rekrutment guru SD, tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada Ibu Mufida Awalia Putri, M.Pd. selaku Dosen pengampu dan teman-
teman yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Besar harapan kami agar makalah ini dapat di pahami dan berguna terutama bagi
penulis dan bagi siapapun yang membacanya dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai Landasan Teoritis Pendidikan Dasar.
Bagi kami selaku penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik isi
maupun dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami berharap kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan kedepannya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata yang kurang berkenan.

Yogyakarta, 26 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap jenis pekerjaan memerlukan porposi yang berbeda-beda antara
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang menjadi ukuran. Kemampuan dasar
meliputi daya pikir, daya kalbu, dan daya raga diperlukan oleh peserta didik untuk
terjun di masyarakat atau dunia kerja dan untuk mengembangkan dirinya. Bertitik
tolak dari kemampuan daya pikir, maka UU No. 14 tahun 2005 Pasal 8 menyatakan
guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
Pasal 10 ayat 1 menyatakan kompetensi guru sebagaimana dimaksud dengan pasal
8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Guru profesional
bukan hanya untuk satu kompetensi saja yaitu kompetensi profesional, tetapi guru
yang profesional semestinya meliputi semua kompetensi. Rekrutmen guru SD harus
mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki oleh calon guru yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional
yang ada. Karena dunia pendidikan merupakan dunia yang serius. Menuntut
profesionalitas dari para pendidiknya, karena yang dibentuk adalah orang bukan
benda mati dan juga bukan makhluk yang tidak memiliki hati dan pikiran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Kompetensi guru?
2. Bagaimana Kompetensi guru kelas di SD/MI?
3. Apa pengertian rekrutmen guru?
4. Bagaimana proses rekrutmen guru?
5. Apa saja hambatan dalam rekrutmen guru?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kompetensi guru
2. Untuk mengetahui kompetensi guru kelas di SD/MI
3. Untuk mengetahui pengertian rekrutmen guru
4. Untuk mengetahui bagaimana proses rekrutmen guru
5. Untuk mengetahui hamabatan dalam rekrutmen
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kompetensi Guru SD
Pengertian kompetensi menurut Keputusan Mendiknas No 045 Tahun 2002
adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki
seorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas dan kewajibannya di bidang pekerjaan tertentu.
(Robandi, 2007: 2) dalam (Ratna et al., n.d.)
Beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, termasuk guru tingkat
sekolah dasar yaitu ada empat kompetensi dan harus dikembangkan secara utuh
dan terintegrasi atau saling berhubungan dalam kinerja seorang guru. Empat
kompetensi tersebut yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
professional.

a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yaitu salah satu kompetensi dasar yang harus
dimiliki oleh seorang guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang
terdiri dari pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu,
pengetahuan guru terhadap kompetensi pedagogik apa saja yang dibutuhkan
peserta didik menjadi penting, agar guru dapat melakukan pembelajaran
secara optimal dalam proses belajar mengajar (Hamdi 2020) dalam
(Dwi Jayanti Pramesti Lestari et al., 2023)
Kemampuan pedagogik ini menunjukkan bahwa seorang guru tentunya
harus dapat menguasai materi dan memahami kebutuhan yang sesuai dengan
peserta didik. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran turut
menjadi hal yang harus dikuasai. Pembuatan dan penggunaan silabus, RPP,
model/metode, media, LKS, serta Penilaian harus dikuasai. Guru juga
hendaknya mengikuti perkembangan informasi dengan mengetahui peraturan
terbaru pembuatan kelengkapan mengajar tersebut. Permendikbud 2016 No 20
tentang SKL, No 21 tetang Standar Isi, No 22 tentang Standar Proses, No 23
tentang Standar Penilaian, No 24 tentang Struktur Kurikulum sebagai
peraturan terbaru mengenai penyususnan kelengkapan mengajar harus
dipahami dan dikuasai. (Ratna et al., n.d.)

b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan pribadi yang mewujudkan
kepribadian yang kokoh, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan
bagi peserta didik, serta berakhlak mulia.(Hasan, 2020). Kemudian,
kepribadian guru mempengaruhi suasana proses belajar mengajar di kelas,
kebebasan yang dinikmati peserta didik dalam mengeluarkan buah
pikirannya dan mengembangkan kreativitasnya dalam pengembangan
kepribadiannya (Fabianus Hadiman Bosco et al., 2022). Kepribadian juga
diperlukan sebagai salah kemampuan seorang individu yang profesional
dengan cara menunjukkan kepribadian yang baik bukan hanya pada diri
sendiri akan tetapi juga kepada orang lain, bersikap bijaksana serta arif,
bersikap dewasa dan berwibawa serta mempunyai akhlak mulia untuk menjadi
suri teladan yang baik, hendaknya guru berpenampilan rapih dan sopan saat
mengajar di sekolah, disiplin saat mengajar. (Lasari, 2023)

c. Kepribadian profesional
Kompetensi professional merupakan salah satu dari kompetensi yang
penting dan perlu diperhatikan karena langsung berhubungan dengan
kemampuan guru dalam menyelesaikan tugas-tugasnya (Hasan, 2017: 71).
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 bagian
penjelasan pasal 10 ayat (1) menjelaskan bahwa “Kompetensi
profesionaladalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan
mendalam”. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rohman (2020: 101) dan
Pascalia & Yudha (2021: 77) memperoleh hasil bahwa kompetensi profesional
berpengaruh positif terhadap kinerja guru, yang artinya jika kompetensi
profesional meningkat maka kinerja guru juga akan meningkat.
(Cahyana Budi Anshori, 2023)

d. Kepribadian Sosial
Rosyada mengungkapkan kompetensi sosial terkait kemampuan
mengelola hubungan kemasyarakatan yang membutuhkan berbagai
keterampilan dan kapasitas dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam
lingkungan antarpribadi (Apriana, n.d., 2022) dalam (Lasari, 2023)
Beberapa sub dalam Kompetensi Sosial dalam (Ratna et al., n.d.)
yaitu :
1) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien serta empati
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan
masyarakat sekitar.
2) Berkontribusi terhadap perkembangan pendidikan, baik di sekolah maupun
di masyarakat.
3) Berkontribusi terhadap perkembangan pendidikan di tingkat lokal, regional,
nasional, dan global.
4) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi
dan mengembangkan diri.

B. Kompetensi guru kelas di SD/MI


Sebagai seorang guru kelas, yang khusus ada di jenjang pendidikan dasar di
antaranya MI dan SD, sudah pasti memiliki kompetensi yang berbeda dan bersifat
khusus. Apalagi kompetensi guru kelas di MI, di samping memiliki kompetensi
guru secara umum, kompetensi khusus sebagai guru kelas di jenjang pendidikan
dasar, mereka juga harus mempunyai kompetensi keIslaman sebagai cirri guru MI.
Kompetensi guru kelas dapak dikemukakan dalam tabel berikut.
NO KOMPETENSI INTI GURU KOMPEENSI GURU KELAS
A Kompetensi pendagogik
1. Menguasai karakteristik peserta a. Memahami karakteristik peserta
didik dari aspek fisik, moral, didik usia sekolah dasar yang
sosial, kultural, emosional, dan berkaitan dengan aspek fisik,
intelektual. intelektual, sosialemosional, moral,
spiritual, dan latar belakang sosial-
budaya.

b. Mengidentifikasi potensi peserta


didik usia sekoiah dasar dalam lima
mata pelajaran SD/MI.

c. Mengidentifikasi kemampuan
awal peserta didik usia sekolah
dasar dalam lima mata pelajaran
SD/MI.

d. Mengidentifikasi kesulitan
peserta belajar usia sekolah dasar
dalam lima mata pelajaran SD/MI.
2 Menguasai teori belajar dan a. Memahami berbagai teori belajar
prinsip-prinsip pembelajaran yang dan prinsip-prinsip pembelajaran
mendidik. yang mendidik terkait dengan lima
mata pelajaran SD/MI.

b. Menerapkan berbagai
pendekatan, strategi, metode, dan
teknik pembelajaran yang mendidik
secara kreatif dalam lima mata
pelajaran SD/MI.

c. Menerapkan pendekatan
pembelajaran tematis, khususnya di
kelas-kelas awal SD/MI.
3 Mengembangkan kurikulum yang a. Memahami prinsip-prinsip
terkait dengan mata pengembangan kurikulum.
pelajaran/bidang pengembangan
yang diampu b. Menentukan tujuan lima mata
pelajaran SD/MI.

c. Menentukan pengalaman belajar


yang sesuai untuk mencapai tujuan
lima mata pelajaran SD/MI.

d. Memilih materi lima mata


pelajaran SD/MI yang terkait
dengan pengalaman belajar dan
tujuan pembelajaran.

e. Menata materi pembelajaran


secara benar sesuai dengan
pendekatan yang dipilih dan
karakteristik peserta didik usia
SD/MI.

f. Mengembangkan indikator dan


instrumen penilaian
4 Menyelenggarakan pembelajaran a. Memahami prinsip-prinsip
yang mendidik. perancangan pembelajaran yang
mendidik.

b. Mengembangkan komponen-
komponen rancangan pembelajaran.

c. Menyusun rancangan
pembelajaran yang lengkap, baik
untuk kegiatan di dalam kelas,
laboratorium, maupun lapangan.

d. Melaksanakan pembelajaran yang


mendidik di kelas, di laboratorium,
dan di lapangan.

e. Menggunakan media
pembelajaran sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan lima
mata pelajaran SD/ MI untuk
mencapai tujuan pembelajaran
secara utuh.

f. Mengambil keputusan
transaksional dalam lima mata
pelajaran SD/MI sesuai dengan
situasi yang berkembang
5 Memanfaatkan teknologi in- a. Memanfaatkan teknologi
formasi dan komunikasi untuk informasi dan komunikasi dalam
kepentingan pembelajaran. pembelajaran.
6 Memfasilitasi pengembangan a. Menyediakan berbagai
potensi peserta didik untuk kegiatan pembelajaran untuk
mengaktualisasikan berbagai mendorong peserta didik
potensi yang dimiliki mencapai prestasi belajar
secara optimal.
b. Menyediakan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk
mengaktualisasikan potensi peserta
didik, termasuk kreativitasnya.
7 Berkomunikasi secara efektif, a. Memahami berbagai strategi
empatik, dan santun dengan peserta berkomunikasi yang efektif,
didik. empatik, dan santun, baik secara
lisan maupun tulisan.

b. Berkomunikasi secara efektif,


empatik, dan santun dengan peserta
didik dengan bahasa yang khas
dalam interaksi pembelajaran yang
terbangun secara siklikal dari (a)
penyiapan kondisi psikologis
peserta didik, (b) memberikan
pertanyaan atau tugas sebagai
undangan kepada peserta didik
untuk merespons, (c) respons
peserta didik, (d) reaksi guru
terhadap respons peserta didik, dan
seterusnya.
8 Menyelenggarakan penilaian dan a. Memahami prinsip-prinsip
evaluasi proses dan hasil belajar. penilaian dan evaluasi proses dan
hasil belajar sesuai dengan
karakteristik lima mata pelajaran
SD/MI.

b. Menentukan aspek-aspek proses


dan hasil belajar yang penting untuk
dinilai dan dievaluasi sesuai dengan
karakteristik lima mata pelajaran
SD/MI.

c. Menentukan prosedur penilaian


dan evaluasi proses dan hasil
belajar.

d. Mengembangkan instrumen
penilaian dan evaluasi proses dan
hasil belajar.

e. Mengadministrasikan penilaian
proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan
menggunakan berbagai instrumen.

f. Menganalisis hasii penilaian


proses dan hasil belajar untuk
berbagai tujuan.

g. Melakukan evaluasi proses dan


hasil belajar.
9 Memanfaatkan hasil penilaian dan a. Menggunakan informasi hasil
evaluasi untuk kepentingan penilaian dan evaluasi untuk
pembelajaran. menentukan ketuntasan belajar.
b. Menggunakan informasi hasil
penilaian dan evaluasi untuk
merancang program remedial dan
pengayaan.
c. Mengkomunikasikan hasil
penilaian dan evaluasi kepada
pemangku kepentingan.
d. Memanfaatkan informasi hasil
penilaian dan evaluasi pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
10 Melakukan tindakan reflektif untuk a. Melakukan refleksi terhadap
peningkatan kualitas pembelajaran. pembelajaran yang telah
dilaksanakan. b. Memanfaatkan
hasil refleksi untuk perbaikan dan
pengembangan lima mata pelajaran
SD/MI. c. Melakukan penelitian
tindakan kelas untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran lima mata
pelajaran SD/MI.

Tabel di atas menunjukkan bahwa kompetensi guru kelas di MI sangat banyak dan
detail, tidak saja harus menguasai keilmuan pendidikan, dan kemampuan
menguasai 5 pelajaran inti MI, akan tetapi mereka harus mengetahui karakterisitik
siswa yang terbagi pada siswa kelas tinggi dan rendah. Karakterisitik siswa kelas
tinggi dan rendah ini memiliki perbedaan yang mencolok. Kompetensi yang
paling pendtinmg bagi guru MI adalah kompetensi keagamaan. Kompetensi
kepribadian sebagaimana kompetensi inti yang harus dimiliki guru, tidak cukup
mewakili karena kompetensi agama yang di maksud di sini adalah bukan sekedar
kepribadian Islami, akan tetapi melingkupi kompetensi yang berisikan
pengetahuan, pemahaman, cara pengamalan, dan mampu mengimplementasikan
dalam kehidupan sehari hari. Guru MI juga diharapkan mampu mengusai mata
pelajaran yang terkait dengan pelajaran keagamaan di MI, apalagi apabila guru
merupakan alumni jurusan PGMI di PTKAI.

C. Rekrutmen guru
Rekrutment yaitu proses mengidentifikasi pelamar yang akan masuk dalam
lapangan pekerjaan yang telah dibuka. Dalam proses rekrutment salah satu strategi
yang digunakan agar berjalan lancar dan berkualitas serta dapat memenuhi
harapan dan tuntutan yaitu mengadakan perencnaan perekrutan tenaga
kependidikan dan pengajar
(Hanifah Noviandari & Kharis Syuhud Mujahada, 2023)
. Laura Goe (2017) menegaskan bahwa tujuan utama proses rekruitmen
adalah bukan untuk merekrut dan mempertahankan guru yang efektif, melainkan
untuk memperbaiki pembelajaran siswa dan meningkatkan peluang dalam
pendidikan. Poin pertama yang harus diperhatikan adalah ketepatan antara
seseorang dengan organisasi. Guru akan lebih sukses apabila terjadi kesesuaian
antara pengetahuan, skill, tingkah laku yang dimiliki guru dengan kebutuhan di
lapangan (Utami, 2019).
Proses rekrutmen tenaga pendidik setidaknya harus dapat dipastikan bahwa
telah melalui proses assesstment untuk meningkatkan kualitas guru. Rekrutmen
guru setidaknya juga harus memperhatikan bidang keilmuannya di perguruan
tinggi yang ditempuhnya. Pemerintah telah menetapkan diantaranya; (1) Guru
SD/MI harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum Diploma Empat
(D-IV) atau Sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1
PGSD/PGMI) atau (2) Psikologi yang diperoleh dari program studi yang
terakreditasi (Sakti, 2017b) dalam (Husin Amir et al., n.d.)
Jabaran dari UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-
Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.” Dengan demikian, profesi seorang guru sekolah dasar
haruslah panggilan jiwa bukan panggilan pekerjaan semata. (Ratna et al., n.d.)
Para ahli manajemen sumber daya manusia memberikan beberapa definisi atau
pengertian mengenai rekrutmen yaitu sebagai berikut :
a. Proses menarik orang-orang atau pelamar yang mempunyai minat dan
kualifikasi yang tepat untuk mengisi posisi atau jabatan tertentu.
b. Proses mencari dan mendorong calon karyawan untuk melamar pekerjaan
dalam suatu organisasi.
c. Proses yang dilakukan suatu organisasi untuk mendapatkan tambahan
karyawan.
Jadi, berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian rekrutmen, yang
dimaksud dengan rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari, menemukan dan
mendorong para calon pelamar yang memiliki kriteria atau kualifikasi yang tepat
untuk bekerja pada suatu organisasi atau lembaga tertentu.
Maka yang dimkasud adalah proses pencarian, menemukan, dan mendorong
para calon-calon karyawan yang memiliki kriteria yang tepat untuk mengisi atau
bekerja di suatu lembaga maupun organisasi. Dimulai ketika organisasi mencari
para pelamar kerja sampai dengan penyerahansurat lamaran kerja.
Seleksi adalah proses identifikasi dan pemilihan orang-orang dari sekelompok
pelamar yang paling cocok atau yang paling memenuhi syarat untuk menduduki
suatu jabatan atau posisi tertentu. Tujuan dari setiap program adalah untuk
mengidentifikasi para pelamar yang memiliki skor tinggi pada berbagai aspek
yang diukur, yang bertujuan menilai pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, dan
karakteristik lain yang penting untuk menjalankan suatu pekerjaan dengan baik.
Jadi proses seleksi adalah serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk
memutuskan apakah pelamar diterima atau ditolak. Langkah-langkah ini
mencakup pemanduan kebutuhan-kebutuhan kerja pelamar dan organisasi.melalui
bebagai tahap yang ditentukan organisasi tersebut, sampai dengan para pelamar
diterima menjadi tenaga pengajar diterima menjadi tenaga pengajar tetap.

D. Proses rekrutmen guru


Proses rekrutmen guru bisa dilakukan melalui empat kegiatan yaitu sebagai
berikut:
a. Persiapan rekrutmen guru Kegiatan pertama, dalam proses rekrutmen guru
baru, adalah melakukan persiapan rekrutmen guru baru. Persiapan rekrutmen
guru baru harus matang sehingga melalui rekrutmen tersebut sekolah bisa
memperoleh guru yang baik. Kegiatan persiapan rekrutmen guru baru ini
meliputi:
1) Pembentukan panitia rekrutmen guru baru.
2) Pengkajian berbagai undang-undang atau peraturan pemerintah, peraturan
yayasan yang berkenaan dengan peraturan penerimaan guru, walaupun akhir-akhir
ini telah diberlakukan otonomi daerah.
3) Penetapan persyaratan-persyaratan untuk melamar menjadi guru baru.
4) Penetapan prosedur pendaftaran guru baru.
5) Penetapan jadwal rekrutmen guru baru.
6) Penyiapan fasilitas yang diperlukan dalam proses rekrutmen guru baru, seperti
media pengumuman penerimaan guru baru, format rekapitulasi pelamar, dan
format rekapitulasi pelamar yang diterima.
7) Penyiapan ruang atau tempat memasukan lamaran guru baru.
8) Penyiapan bahan ujian seleksi, pedoman pemeriksaan hasil ujian dan tempat
ujian.

b. Penyebaran pengumuman penerimaan guru baru


Begitu persiapan telah selesai dilakukan, maka kegiatan berikutnya penyebaran
pengumuman dengan melalui media yang ada seperti brosur, siaran radio,
surat kabar dan sebagainya. Sudah barang tentu yang digunakan sebaiknya
media yang dapat dengan mudah dibaca dan didengar oleh masyarakat.
Pengumuman penerimaan guru baru yang baik berisi tentang waktu, tempat,
persyaratan, dan prosedur mengajukan lamaran.
c. Penerimaan lamaran guru baru
Begitu pengumuman penerimaan lamaran guru baru telah disebarkan tentu
masyarakat mengetahui bahwa dalam jangka waktu tertentu, sebagaimana
tercantum dalam pengumuman, ada penerimaan guru baru disekolah. Mengetahui
ada penerimaan guru baru itu, lalu masyarakat yang berminat memasukkan
lamarannya.Panitia pun mulai menerima lamaran tersebut.
Kegiatan yang harus dilakukan panitia meliputi:
1) Melayani masyarakat yang memasukkan lamaran kerja.
2) Mengecek semua kelengkapan yang harus disertakan bersama surat lamaran.
3) Mengecek semua isian yang terdapat didalam surat lamaran, seperti nama
pelamar, alamat pelamar.
4) Merekap semua pelamar dalam format rekapitulasi pelamar. Untuk melamar,
seseorang diharuskan mengajukan surat lamaran. Surat lamaran tersebut harus
dilengkapi dengan berbagai surat keterangan, seperti ijazah, surat keterangan
kelahiran yang menunjukan umur pelamar, surat keterangan warga Negara
Indonesia (WNI), surat keterangan kesehatan dari Dokter, surat keterangan
kelakukan baik dari kepolisian.
d. Seleksi pelamar Setelah pendaftaran atau pelamaran guru baru ditutup,
kegiatan berikutnya adalah seleksi atau penyaringan terhadap semua
pelamar.seleksi merupakan suatu proses pembuatan perkiraan mengenai pelamar
yang mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam pekerjaanya
setelah diangkat menjadi guru. Ada lima teknik dalam hal ini yaitu inventaris
biografis, wawancara, pemeriksaan badan, teknik tes, dan penilaian oleh pusat
penilaian.
3. Proses Seleksi Calon Guru Baru
Proses seleksi mempunyai tujuan untuk menyaring atau menyisihkan orang-orang
yang dianggap tidak berbobot untuk memenuhi persyaratan pekerjaan dan
organisasi. Banyak tahapan dalam proses seleksi serta urutannya yang bervariasi.
Tahap-tahap dalam proses seleksi yang biasa digunakan diantaranya adalah:
Tahap 1: Wawancara saringan pendahuluan Langkah pertama dalam proses
seleksi adalah wawancara penyaringan pendahuluan. Pelamar-pelamar yang
kelihatannya tidak memenuhi syarat untuk lowongan yang ada langsung
disisihkan dari kelompok pelamar. Tahap 2: Pengisian formulir lamaran Formulir
lamaran adalah catatan formal lamaran pekerjaan seseorang. Pengisian formulir
lamaran merupakan bagian dasar proses seleksi di hampir semua organisasi.
Formulir lamaran berfungsi sebagai catatan aplikasi kepegawaian dan sebuah cara
untuk menelusuri karakteristik pelamar manakala muncul lowongan kerja dimasa
depan.
Tahap 3: Wawancara kerja Wawancara kerja merupakan percakapan formal dan
mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasi kemungkinan penerimaan pelamar
kerja. Wawancara kerja dapat menilai pelamar atas sifat-sifat seperti penampilan
pribadi, peragai, stabilitas emosi, kedewasaan, sikap, motivasi, dan minat.
Tahap 4: Tes seleksi
Tes seleksi menjadi bagian integral dalam proses seleksi. Tes seleksi adalah alat
untuk menilai kemungkinan kecocokan antara pelamar kerja dengan persyaratan
kerja. Tes seleksi merupakan ukuran yang obyektif dan terstandardisasi dari
karakteristik manusia seperti kecerdasan, minat, kemampuan, dan kepribadian.
Tahap 5: Pemeriksaan referensi dan latar belakang Sebelum perusahaan membuat
keputusan hasil seleksi, biasanya diadakan terlebih dahulu penyelidikan tentang
latar belakang pelamar. Penyelidikan latar belakang disebut dengan pengecekan
referensi dan dapat mencakup penelitian pekerjaan sebelumnya, surat keterangan
pendidikan, aktivitas criminal, dan karakter umum lainnya.
Tahap 6 : Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik diwajibkan untuk pekerjaan-
pekerjaan seperti pilot, kapten kapal, pengemudi truk, peneliti laboratorium, dan
lain-lain. Pemeriksaan fisik biasanya ditempatkan pada akhir proses seleksi.
Tahap 7 : Keputusan pengangkatan Keputusan seleksi biasanya diambil setelah
wawancara akhir dengan pelamar dan setelah departemen sumber daya manusia
memberikan rekomendasi.
E. Hambatan dalam rekrutmen guru
Menurut Malayu S. P. Hasibuan agar proses perekrutan berhasil, maka perusahaan
perlu menyadari berbagai kendala yang bersumber dari organisasi, pelaksana
penarikan, dan lingkungan eksternal.
Kendala-kendala yang dihadapi setiap perusahaan tidak sama, tetapi umumnya
kendala itu meliputi:
1. Kebijaksaan-Kebijaksaan Organisasi Berbagai kebijaksaan organisasi
merupakan cermin utama berhasil atau tidaknya penarikan calon pegawai.
Kebijaksaan organisasi yang akan mempengaruhi penarikan antara lain:
Kebijaksaan kompetensi dan kesejahteraan Jika perusahaan dapat
memberikan kompensasi dan kesejahteraan yang cukup besar serta adil, maka
pelamar yang serius akan semakin banyak. Akan tetapi jika gaji dan
kesejahteraan rendah pelamar akan sedikit.
a. Kebijaksaan promosi
kebijaksanaan promosi dari dalam dimaksudkan untuk memberikan
kesempatan pertama kepada karyawan yang ada untuk mengisi lowongan
pekerjaan. Kebijaksanaan ini akan meningkatkan moral dan partisipasi
karyawan, serta membantu kegiatan “pemeliharaan” para karyawan.
b. Kebijaksaan status Karyawan
Jika status karyawan menjadi karyawan tetap (full time) maka pelamar
semakin banyak. Sebaliknya, jika status karyawan honorer, musiman atau
sementara atau part time maka pelamar sidikit.
c. Kebijaksaan Sumber Tenaga Kerja
Jika tenaga kerja yang akan diterima hanya bersumber dari lokal maka
pelamar yang serius sedikit. Sebaliknya jika tenaga kerja yang akan
diterima bersumber dari seluruh nusantara maka pelamar akan semakin
banyak.
2. Persyaratan Jabatan
Persyaratan-persyaratan setiap jabatan adalah salah satu kendala penarikan.
Untuk menarik tenaga-tenaga yang terampil lebih sulit dari pada tenaga yang
kurang terampil. Pengetahuan akan persyaratan-persyaratan jabatan
memungkinkan bagian personalia untuk memilih jalan terbaik dalam program
penarikan dengan batasan-batasan yang ada. Semakin banyak persyaratan
yang harus dimiliki pelamar maka pelamar semakin sedikit dan apabila
persyaratanya yang harus dimiliki sedikit maka pelamar akan semakin banyak.
3. Metode pelaksanaan penarikan Semakin terbuka penarikan melalui surat
kabar , radio atau TV maka pelamar akan semakin banyak dan sebaliknya
semakin tertutup penarikan maka pelamar sedikit.
4. Kondisi pasar tenaga kerja Semakin besar penawaran tenaga kerja semakin
banyak pula pelamar yang serius.Sebaliknya jika penawaran tenaga kerja
sedikit maka pelamar juga sedikit.
5. Solidaritas perusahaan Solidaritas perusahaan diartikan besarnya kepercayaan
masyarakat terhadap perusahaan. Jika solidaritas perusahaan besar pelamar
semakin banyak akan tetapi sebaliknya jika solidaritas rendah maka pelamar
sedikit.
6. Kondisi-kondisi lingkungan eksternal.
Kondisi perekonomian, penjualan dan perubahan perilaku pesaing juga sering
memaksa perusahaan untuk menyelesaikan upaya penarikannya. Persaingan
yang semakin ketat untuk memperebutkan tenaga-tenaga berkualitas
memerlukan program penarikan yang lebih agresif.
Mengkaji berbagai kendala umum yang ada dalam pelaksanaan rekrutmen
memang perlu mengetahui kendala-kendala penarikan pegawai yang terjadi,
seperti yang telah di jabarkan di atas, sekolah harus mampu mengatasi
berbagai kendala tersebut, salah satunya yaitu dengan membuat perencanaan
rancangan program yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan
dijalankan dengan baik oleh lembaga pendidikan. Sehingga sekolah dapat
mengetahui kendala-kendala yang ada dan dapat mengatasinya dengan baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Cahyana Budi Anshori. (2023). Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru
Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Secang Kabupaten Magelang. Jurnal
Kewarganegaraan, 7.

Dwi Jayanti Pramesti Lestari, P., Bahrozi, I., Yuliana, I., & Al-Azhar Menganti, S. (2023).
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM
MERDEKA. Jurnal Review Pendidikan Dasar, 9(3). http://journal.unesa.ac.id/index.php/PD
Hanifah Noviandari, & Kharis Syuhud Mujahada. (2023). Manajemen Tenaga Kependidikan di
Sekolah Dasar Islam Terpadu. Al-Fahim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 5(1), 239–
251. https://doi.org/10.54396/alfahim.v5i1.567
Husin Amir, Natuna Umar, & Ridho Hidayat, M. (n.d.). UPAYA PEMERINTAH DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS “GURU PROFESIONAL” DALAM MENGHADAPI
PENDIDIKAN DI ERA DISRUPSI. 12, 2023.
Lasari, D. M. (2023). Analisis Kompetensi Sosial dan Kompetensi Kepribadian Pendidik pada
Sekolah Luar Biasa. 29, 123–129. https://doi.org/10.37064/nadwah.v29i1.15686
Ratna, A. M., Fauzani, A., Rochmah, K., & Pendidikan, L. (n.d.). SEKOLAH DASAR.
Utami, S. (2019). MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN INDONESIA MELALUI
PENINGKATAN KUALITAS PERSONAL, PROFESIONAL, DAN STRATEGI REKRUTMEN
GURU. 2(1), 518–527. http://www.oecd.org/pisa/
Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia edisi III…, h. 230-231
Faustino Cardoso Gomes, Manjemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Andioffset, 2003) h.
105- 106
19Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia edisi III, Cet. II (Yogyakarta: STIE
YKPN, 2006), h. 222-229
Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar, op.cit, h. 28-29
Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar…, h. 30-32.

Anda mungkin juga menyukai