TB Jurnal
TB Jurnal
Dalam dunia teknik sipil, matematika digunakan untuk mengatasi masalah mengenai
perhitungan-perhitungan dalam merencanakan dan membangun sebuah konstruksi. Maka
dari itu, penting bagi orang-orang yang beraktivitas di bidang Teknik sipil untuk memahami
pengaplikasian matematika di lapangan. Disini penulis akan membahas tentang perhitungan
Geometri pada Konstruksi Bangunan dan Pengaplikasian bentuk Arsitektur agar bangunan
terlihat indah.
Pada geometri terdapat perhitungan bentuk, bidang, ruang, Geometri dan Arsitektur
memiliki hubungan yang erat. Geometri merupakan bentuk dasar dari sebuah konsep massa
arsitektur yang dalam perkembangan desainnya dapat diolah sedemikian rupa sehingga
menghasilkan eksplorasi bentuk arsitektur yang menarik dan memiliki nilai estetika.
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Esa, kiranya pantaslah kami
memanjatkan puji syukur atas segala nikmat yang telah diberikan kepada penulis,
baik kesempatan maupun kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Salam dan sholawat selalu tercurah kepada junjungan kita baginda
Rasulullah SAW, yang telah membawa manusia dari alam jahiliyah menuju alam
yang berilmu seperti sekarang ini.
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN...........................................................................................................4
3.1. Pengertian Arsitektur...................................................................................4
3.2. Pengetian Geometri......................................................................................4
3.3. Matematika dalam Konstruksi Bangunan.................................................5
3.4. Bentuk-Bentuk Konstruksi Bangunan Berdasarkan Matematika..........5
3.5. Aplikasi Geometri pada Konstruksi Bangunan.........................................9
3.6. Contoh soal Geometri dan Pembahasannya.............................................11
BAB III.......................................................................................................................13
PENUTUP..................................................................................................................13
3.1. Kesimpulan..................................................................................................13
3.2. Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu matematika berkembang dengan sangat pesat dari masa ke masa dalam
konstruksi bangunan, karena dari berbagai masa selalu muncul bangunan yang
indah termasuk bangunan bersejarah kuno dan bangunan modern. Unsur-unsur
1
dalam ilmu matematika yang digunakan adalah untuk menentukan luas, keliling,
panjang, lebar, tinggi suatu ruang dalam bangunan, desain suatu bangunan, letak
yang tepat, dan perhitungan dalam pembuatan konstruksi agar tercipta bangunan
yang kokoh dan sesuai dengan yang diharapkan. Bangun-bangun dalam
matematika juga diterapkan dalam pembuatan suatu bangunan seperti kubus,
balok, prisma, limas, silinder, kerucut, dan bola. Dalam arsitektur bangun-
bangun dalam matematika tersebut diproyeksikan dalam sebuah karya yang
nyata yaitu sebuah bangunan, namun sebelum diproyeksikan dalam bentuk nyata
maka harus dibuat desain tentang bangun-bangun tersebut dalam media yang
lebih kecil seperti kertas atau komputer.
1.3 Tujuan
a. Untuk memenuhi tugas besar matematika terapan.
b. Untuk mengetahui penerapan matematika dalam konstruksi bangunan
c. Untuk mengetahui bentuk-bentuk bangunan berdasarkan matematika
d. Untuk mengetahui pengaplikasian geometri pada konstruksi bangunan
2
e. Untuk menambah wawasan mengenai arsitektur dan konstruksi bangunan dan
juga mengetahui adanya bentuk geometri pada suatu bangunan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Asal kata arsitektur dalam bahasa Indonesia diserap dari bahasa latin
“architectura” yang secara etimologi berasal dari bahasa yunani kuno “archee” dan
“tectoon”. Archee berarti yang asli, yang utama, yang awal. Sementara Tectoon
berarti kokoh, tidak roboh atau stabil. Maka archeetectoon berarti orisinal dan kokoh,
yang secara harfiah berarti pembangunan utama (chief builder).Arsitektur umumnya
dimengerti sebagai suatu ilmu atau studi merancang bangunan. Arsitektur adalah
sistem mendirikan bangunan termasuk proses perancangan, konstruksi, struktur, dan
juga mencakup aspek dekorasi dan keindahannya.
4
2.3 Matematika dalam Konstruksi Bangunan
Matematika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari tentang besaran,
struktur, ruang dan perubahan. Matematika dalam konsepnya memiliki banyak aspek
untuk dipelajari salah satunya geometri.
Geometri adalah salah satu hal yang sangat terkait dalam pendesainan, karena
secara umum ruang lingkup geometri adalah mengenai garis dan sudut, bangun-
bangun datar, bangun-bangun ruang, kesimetrian, kesebangunan, kekongruenan, dan
geometri analitis.
5
Balok adalah suatu bangun ruang yang memiliki enam buah sisi berupa empat
buah persegi panjang dan dua buah persegi, dan biasanya disimbolkan dengan
panjang, lebar dan tinggi.
Adapun Rumus dari Balok diantaranya:
Rumus Luas Permukaan Balok : L = 2 x ( p x l ) + 2 x ( p x t ) + 2 x ( l x t ).
Rumus Volume Balok : V = p x l x t.
2. Kubus
Kubus adalah sebuah bangun ruang yang memiliki enam buah sisi persegi yang
kongruen. Adapun Rumus dari Balok diantaranya:
Rumus Luas Permukaan Kubus : L =6 x s x s.
Rumus Volume Kubus : V = s x s x s.
3. Limas
Limas adalah suatu bangun ruang yang sisi alasnya dibatasi oleh sebuah
segibanyak dan sisi-sisi tegaknya berbentuk segitiga yang titik puncaknya saling
bertemu. Jika suatu alas limas berbentuk segiempat, maka limas itu disebut limas
segiempat.
Adapun Rumus dari Limas secara umum diantaranya:
Rumus Luas Permukaan Limas : L = Luas alas + (4 x luas segi tiga).
Rumus Volume Limas : V = 1/3 x Luas alas x t.
Jika itu Limas segi empat, maka ganti luas alasnya dengan segi empat itu sendiri yaitu
s x s, begitu juga luas segitiga.
6
4. Tabung
Tabung adalah sebuah bangun ruang yang memiliki tiga buanh sisi, yaitu dua
buah sisi yang berbentuk lingkaran yang saling kongruen untuk alas dan sisi atasnya
serta sebuah selimut.
Adapun Rumus dari Limas secara umum diantaranya:
Rumus Luas Permukaan Tabung : L = (2 x luas alas) + (keliling alas x t).
Rumus Volume Tabung : V = π x r x r x t.
5. Kerucut
7
6. Bola
7. Prisma Segitiga
8
2.6 Aplikasi Geometri pada Konstruksi Bangunan
Bangunan memiliki bentuk yang beraneka ragam, bentuk bangunan tersebut
tergantung dengan kebutuhan dari pemiliknya, tujuan pendiriannya, dan memperoleh
pengaruh oleh suatu gaya atau tipe bangunan yang telah ada sebelumnya. Gaya atau
tipe tersebut biasanya dianut oleh para arsitektur dan kadang dicetuskan dalam
slogan atau motto dengan singkat dan jelas.
Penerapan nyata bidang dan ruang tersebut dalam arsitektur adalah digunakan
juga dalam konstruksi bangunan. Setelah desain dari rancangan bangunan yang akan
didirikan jadi, maka selanjutnya adalah pendirian bangunan tersebut dengan skala
yang ditentukan. Gambar yang ada dalam desain diproyeksikan tepat dalam lahan
yang telah disediakan, dimulai dari bagian bawah membentuk pondasi sehingga dari
atas tepat seperti bidang-bidang yang ada pada desain, kemudian bertambah tinggi
dengan material yang ada membuat bidang tersebut meninggi dan membentuk ruang.
Ruang dalam matematika sama dengan ruang dalam suatu bangunan, dengan
melakukan modifikasi terhadap ruang tersebut akan memberikan keindahan estetika
terhadap bangunan yang dirancang.
1. Rumah Minimalis
Desain rumah minimalis yang berbentuk kubus merupakan salah satu diantara
penerapan geometri pada kehidupan. Kelebihan dari rumah berbentuk kubus
dibandingkan rumah ada umumnya yaitu : Tidak membutuhkan lahan yang luas,
dalam penataan ruangnya juga mudah karana rumah itu berbentuk kotak. Bukan itu
saja rumah berbentuk kubus juga mendapatkan sistem pencahayaan alami matahari
dari dua sisi sekaligus, demikian pula dengan sistem sirkulasi udara yang masuk
dalam ruang, sehingga tercipta suasana yang terang dan sejuk.
9
2. Piramida
10
3. Pilar Berbentuk Balok dan Tabung
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai pilar atau tiang yang berbentuk
tabung ataupun balok. Dalam kontruksinya terdapat perbedaan ketahanan dalam
menopang beban, seperti yang telah di uji coba bahwasannya sederhana mengapa
pilar tabung bisa lebih menahan beban lebih baik daripada pilar balok. Beban yang
datang kepada balok tanpa tutup hanya tersebar kepada empat titik/tempat saja, yaitu
pada pojok-pojoknya, sedangkan pada tabung tanpa tutup, beban yang datang
disebarkan secara merata kepada setiap titik pada lingkaran atas.
1. Sebuah kubus memiliki rusuk sepanjang 6 cm. Rusuk itu diperpanjang sebesar X
kali panjang rusuk semula, sehingga volumenya menjadi 1.728 cm3 . Berapa nilai
X?
Jawab:
Rusuk kubus semula = 6 cm
V. kubus akhir = S x S x S
= S3
S = ∛1.728
= 12 cm
Nilai k = 12 cm / 6 cm
=2
Jadi Nilai X adalah 2 kali
11
2. Tersedia kawat yang panjangnya 2 m. Bila dibuat balok kerangka yang
berukuran 18 cm x 12 cm x 9 cm, Maka berapa sisa kawat yang tak terpakai ?
Jawab:
3. Atap kubah sebuah masjid berdiameter dalam 12 m dan terbuat dari bahan
beton. Jika tebal beton 10 cm, berapa volume beton yang diperlukan dan berapa
luas permukaan kubah bagian luarnya?
Jawab :
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Balok
Kubus
Limas
Tabung
Kerucut
Bola
Prisma Segitiga
Rumah Minialis
Piramida
Pilar berbentuk balok dan tabung
3.2. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14