Anda di halaman 1dari 32

Pertemuan ke- 10

November 2023

PERHITUNGAN GALIAN

PESAWAT PENYIPAT DATAR (PPD)

1
URUTAN KERJA HINGGA MENGHASILKAN PERHITUNGAN GALIAN
1. Melakukan pengambilan data Profil Memanjang yang hasilnya diinput dalam Formulir
Sipat Datar Memanjang.
2. Melakukan pengambilan data Profil Melintang Patok (Crossection Patok) yang hasilnya
diinput ke Formulir Pengukuran Detail/ Profil Melintang.
3. Melakukan perhitungan elevasi Profil Memanjang permukaan tanah TANPA koreksi
(karena tanpa koreksi, maka rumus yang digunakan: Elevasi P2 = Elevasi P1 ± ΔHP1-P2)
langsung pada Formulir Sipat Datar Memanjang.
4. Melakukan perhitungan elevasi Profil Melintang (Cross Section) permukaan
berdasarkan titik ikat dimana patok di crossing, pada Formulir Pengukuran Detail/
Profil Melintang.
5. Menggambar: Gambar Tampak Atas Memanjang dan Melintang dengan skala tertentu,
menggunakan data Sudut Horizontal dan Jarak Optis Diukur pada Formulir Sipat
Datar Memanjang dan Formulir Pengukuran Detail/ Profil Melintang.
6. Menggambar: Gambar Penampang Profil Memanjang, menggunakan data Elevasi dan
Jarak antar Patok pada langkah 3.
7. Menggambar: Gambar Penampang Profil Melintang, menggunakan data Elevasi dan
Jarak Optis Mendatar pada langkah 4.
8. Menggambar Penampang Galian Rencana berdasarkan data elevasi dan jarak Optis
yang sudah dihitung pada langkah 4.
2
CONTOH UNTUK POINT 1 dan 3

3
CONTOH UNTUK POINT 1 dan 3

4
Contoh Lain utk Point 4:
Pengambilan Data Profil
Memanjang; yg Telah
Dihitung ΔH dan Elevasi
nya

5
CONTOH UNTUK POINT 4: Berupa Perhitungan ΔH dan Elevasi
PENGUKURAN DETAIL/ PROFILMELINTANG
HAL :1 Saat alat berdiri “KONDISI PERGI” Slag/ Segmen I,
LABORATORIUM SURVEYING DAN PEMETAAAN PROYEK/ JOB : Pengukuran PPD Melintang P1
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN LOKASI : Jalan Aspal depan Bengkel Sipil DARI : 1 s/d 5 dilakukan pengambilan data “Profil Melintang/
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KELAS : 2D DIUKUR OLEH : Kel 1
ALAT UKUR : Sokkia B20 TANGGAL : 01/04/17 Crossection/ Crossing”, dan titik yang
dilewati/diprofil/ dicrossing adalah Patok P1

Lingkaran Vertikal
Pembacaan Benang Jarak Optis Beda Tinggi (?H) TINGGI DIATAS
Patok atas tanah
Alat atas patok

No. titik berdiri

sehingga BENANG TENGAH DAN ELEVASI P1 lah


Horizontal

PERMUKAAN
Lingkaran
No. titik arah

( °)

AIR LAUT Keterangan

Mendatar
+ -
(ELEVASI) yang digunakan untuk ikatan (Benang tengah untuk
Tengah

Bawah

Diukur
Atas (M) (M) (Meter)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
mendapatkan ΔH dan elevasi yang jadi patokan
BM1/ I P1 50 1,149 1,206 1,090 11,60 10,100 untuk perhitungan elevasi titik crossing).
m 87,0 1,498 1,580 1,415 17,80 0,20 -0,349 9,751
l
k
88,0
88,0
1,498
1,600
1,579
1,581
1,416
1,414
17,60
17,60
0,00
0,15
-0,349
-0,451
9,751
9,649
Dengan asumsi, P1 adalah titik ikat (Patok yg
P1 j 90,0 1,600 1,580 1,416 17,45 0,00 -0,451 9,649 terdekat dengan jalur crossection, sehingga
i 90,0 1,497 1,577 1,417 17,45 0,15 -0,348 9,752
semakin dekat titik ikat dengan jalur crossection,
h 91,0 1,497 1,576 1,418 17,30 0,50 -0,348 9,752
g 92,0 1,497 1,574 1,420 16,80 0,30 -0,348 9,752 maka akan meminimalkan tingkat kesalahan).
f 93,0 1,497 1,572 1,421 16,50 0,40 -0,348 9,752
e 94,0 1,498 1,571 1,422 16,10 0,40 -0,349 9,751 Saat pengambilan data lapangan, P1 adalah titik
d 95,0 1,497 1,576 1,417 15,70 0,30 -0,348 9,752 patokan memulai cross ke kiri/ kanan (P1 yang
c 96,0 1,498 1,576 1,418 15,40 0,10 -0,349 9,751
b 97,0 1,497 1,573 1,420 15,30 2,00 -0,348 9,753
ditinggalkan saat cross bergerak ke kiri dan
a 110,0 1,512 1,562 1,431 13,30 1,70 -0,363 9,737 bergerak ke kanan), sehingga P1 sebagai titik yg
P1 50 1,149 1,206 1,090 11,60 0,00 0 10,100 ditinggalkan akan menjadi bacaan belakang.
1 129 1,496 1,547 1,445 10,20 0,30 -0,347 9,753
2 130 1,505 1,520 1,378 14,20 0,20 -0,356 9,744 Contoh Perhitungan: untuk “Titik crossing m”
3 130 1,405 1,49 1,320 17,00 0,00 -0,256 9,844
4 131 1,406 1,494 1,318 17,60 0,15 -0,257 9,843
ΔH titik m = BT belakang – BT muka
5 131 1,487 1,552 1,422 13,00 0,00 -0,338 9,762 ΔH titik m = BT patok ikatan – BT titik m
6 134 1,487 1,556 1,418 13,80 0,10 -0,338 9,762
ΔH titik m = 1,149 – 1,498 = - 0,349
7 136 1,482 1,55 1,414 13,60 0,10 -0,333 9,767
8 136 1,392 1,47 1,314 15,60 0,00 -0,243 9,857
Elevasi titik cross = elevasi patok ikatan ± ΔH titik
9 136 1,382 1,451 1,313 13,80 0,10 -0,233 9,867
10 137 1,383 1,444 1,322 12,20 0,10 -0,234 9,866
cross
11 137 1,512 1,588 1,435 15,30 0,00 -0,363 9,737 Elevasi titik m = elevasi P1± ΔH titik m
SKETSA LAPANGAN:
12 142 1,512 1,588 1,435 15,30 1,00 -0,363 9,737
Elevasi titik m = 10,100 – 0,349 = 9,751

6
PENGUKURAN DETAIL/ PROFILMELINTANG
HAL :1 Insert kan data dari Formulir PENGUKURAN
LABORATORIUM SURVEYING DAN PEMETAAAN PROYEK/ JOB : Pengukuran PPD Melintang P1
SIPAT MEMANJANG, yaitu DATA TITIK
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN LOKASI : Jalan Aspal depan Bengkel Sipil DARI : 1 s/d 5
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KELAS : 2D DIUKUR OLEH : Kel 1 (PATOK IKATAN) berupa: BACAAN PERGI
ALAT UKUR : Sokkia B20 TANGGAL : 01/04/17 MUKA saat Alat berdiri untuk melakukan
BT patok ikatan
Crossing

Lingkaran Vertikal
Pembacaan Benang Jarak Optis Beda Tinggi (?H) TINGGI DIATAS
Patok atas tanah
Alat atas patok

No. titik berdiri

Horizontal PERMUKAAN
Lingkaran
Insert kan data dari Formulir
No. titik arah

( °) AIR LAUT Keterangan

Mendatar
+ -
(ELEVASI) PERHITUNGAN WATERPASS, yaitu NILAI

Tengah

Bawah

Diukur
(M) (M) (Meter) ELEVASI PATOK IKATAN (dalam hal ini

Atas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 adalah P1)
BM1/ I P1 50 1,149 1,206 1,090 11,60 10,100
m 87,0 1,498 1,580 1,415 17,80 0,20 -0,349 9,751 Atau NILAI ELEVASI PATOK YG DIKETAHUI
l 88,0 1,498 1,579 1,416 17,60 0,00 -0,349 9,751 ATAU YG SUDAH DIHITUNG
k 88,0 1,600 1,581 1,414 17,60 0,15 -0,451 9,649
P1 j 90,0 1,600 1,580 1,416 17,45 0,00 -0,451 9,649
i 90,0 1,497 1,577 1,417 17,45 0,15 -0,348 9,752
Dst… Dst…9,752
h 91,0 1,497 1,576 1,418 17,30 0,50 -0,348
g 92,0 1,497 1,574 1,420 16,80 0,30 -0,348 9,752
f
e
93,0
94,0
1,497
1,498
1,572
1,571
1,421
1,422
16,50
16,10
0,40
0,40
-0,348
-0,349
9,752
9,751
PENJELASAN PENGISIAN
d
c
95,0
96,0
1,497
1,498
1,576
1,576
1,417
1,418
15,70
15,40
0,30
0,10
-0,348
-0,349
9,752
9,751
FORMULIR
b
a
97,0
110,0
1,497
1,512
1,573
1,562
1,420
1,431
15,30
13,30
2,00
1,70
-0,348
-0,363
9,753
9,737
Untuk Perhitungan ΔH dan
P1
1
50
129
1,149
1,496
1,206
1,547
1,090
1,445
11,60
10,20
0,00
0,30 -0,347
0 10,100
9,753
Elevasi
2 130 1,505 1,520 1,378 14,20 0,20 -0,356 9,744
3 130 1,405 1,49 1,320 17,00 0,00 -0,256 9,844
4 131 1,406 1,494 1,318 17,60 0,15 -0,257 9,843
5 131 1,487 1,552 1,422 13,00 0,00 -0,338 9,762 Hasil Perhitungan dari:
6 134 1,487 1,556 1,418 13,80 0,10 -0,338 9,762 Elevasi titik crossing = Elevasi patok ikatan ± ΔH titik
7 136 1,482 1,55 1,414 13,60 0,10 -0,333 9,767
crossing
8 136 1,392 1,47 1,314 15,60 0,00 -0,243 9,857
9 136 1,382 1,451 1,313 13,80 0,10 -0,233 9,867
10 137 1,383 1,444 1,322 12,20 0,10 -0,234 9,866 Hasil Perhitungan dari:
11 137 1,512 1,588 1,435 15,30 0,00 -0,363 9,737 ΔH titik crossing = BT patok ikatan – BT titik crossing
12 142 1,512 1,588 1,435 15,30 1,00 -0,363 9,737
SKETSA LAPANGAN: Perhatikan, umtuk kolom ΔH ada yang untuk + dan -,
jadi, jangan sampai salah memasukkan data

7
PENGUKURAN DETAIL/ PROFILMELINTANG
HAL :1

CONTOH UNTUK POINT 7:


LABORATORIUM SURVEYING DAN PEMETAAAN PROYEK/ JOB : Pengukuran PPD Melintang P1
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN LOKASI : Jalan Aspal depan Bengkel Sipil DARI : 1 s/d 5
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KELAS : 2D DIUKUR OLEH : Kel 1
ALAT UKUR : Sokkia B20 TANGGAL : 01/04/17

Gambar Penampang

Lingkaran Vertikal
Pembacaan Benang Jarak Optis Beda Tinggi (?H) TINGGI DIATAS
Patok atas tanah
Alat atas patok

No. titik berdiri

Horizontal
PERMUKAAN

Lingkaran
No. titik arah

( °)
AIR LAUT Keterangan

Mendatar
+ -
(ELEVASI)

Tengah

Bawah

Diukur
Profil Melintang
(M) (M) (Meter)

Atas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
BM1/ I P1 50 1,149 1,206 1,090 11,60 10,100
m 87,0 1,498 1,580 1,415 17,80 0,20 -0,349 9,751
l 88,0 1,498 1,579 1,416 17,60 0,00 -0,349 9,751
k 88,0 1,600 1,581 1,414 17,60 0,15 -0,451 9,649
P1 j 90,0 1,600 1,580 1,416 17,45 0,00 -0,451 9,649
i
h
90,0
91,0
1,497
1,497
1,577
1,576
1,417
1,418
17,45
17,30
0,15
0,50
-0,348
-0,348
9,752
9,752 Sebagai patokan data hitungan dapat
g
f
92,0
93,0
1,497
1,497
1,574
1,572
1,420
1,421
16,80
16,50
0,30
0,40
-0,348
-0,348
9,752
9,752 diasumsikan benar, adalah jika antara
e
d
94,0
95,0
1,498
1,497
1,571
1,576
1,422
1,417
16,10
15,70
0,40
0,30
-0,349
-0,348
9,751
9,752
gambar penampang dan sketsa lapangan
c
b
96,0
97,0
1,498
1,497
1,576
1,573
1,418
1,420
15,40
15,30
0,10
2,00
-0,349
-0,348
9,751
9,753
hasilnya mirip (atau sama).
a 110,0 1,512 1,562 1,431 13,30 1,70 -0,363 9,737
P1 50 1,149 1,206 1,090 11,60 0,00 0 10,100
1
2
129
130
1,496
1,505
1,547
1,520
1,445
1,378
10,20
14,20
0,30
0,20
-0,347
-0,356
9,753
9,744
Itulah sebabnya, sketsa lapangan harus
3
4
130
131
1,405
1,406
1,49
1,494
1,320
1,318
17,00
17,60
0,00
0,15
-0,256
-0,257
9,844
9,843
jelas, sebagai patokan data perhitungan
5
6
131
134
1,487
1,487
1,552
1,556
1,422
1,418
13,00
13,80
0,00
0,10
-0,338
-0,338
9,762
9,762
dan penggambaran.
7 136 1,482 1,55 1,414 13,60 0,10 -0,333 9,767
8 136 1,392 1,47 1,314 15,60 0,00 -0,243 9,857
9 136 1,382 1,451 1,313 13,80 0,10 -0,233 9,867
10 137 1,383 1,444 1,322 12,20 0,10 -0,234 9,866
11 137 1,512 1,588 1,435 15,30 0,00 -0,363 9,737
12 142 1,512 1,588 1,435 15,30 1,00 -0,363 9,737
SKETSA LAPANGAN:

Penampang Profil Melintang P1


Skala 1: 25

8
CONTOH UNTUK POINT 7: Gambar Penampang
Profil Melintang Sungai dan rencana Galian
CARA/ LANGKAH MENGGAMBAR TANAH GALIAN RENCANA
1. Gambar profil melintang tanah asli/ tanah asal/ tanah
Contoh Data Galian
eksisting.
Kel. Titik Elevasi Jarak
2. Tentukan titik AS tanah asal (AS ASAL = AS SUNGAI). (M)
(M)
3. Plotting elevasi As Rencana, Bahu Kiri Rencana dan
Bahu Kiri
Bahu Kanan Rencana (elevasi lihat pada data galian 8,950 0,25
(A)
rencana yg telah ditentukan) langsung pada gambar AS
asli/ tanah asal/ tanah eksisting. 1 Rencana 8,900
4. Setelah As Rencana diperoleh, tarik garis ke kiri = (ASr)
0,25
0,25 M (dalam skala) sebagai titik A (Bahu Kiri Galian Bahu
8,950
Rencana), plotting titik elevasinya sesuai data galian. Kanan (B)
5. Setelah As Rencana diperoleh, tarik garis ke kanan =
0,25 M (dalam skala) sebagai titik B (Bahu Kanan
Galian Rencana), plotting titik elevasinya sesuai data
galian.
1 cm 1 cm
6. Dari titik A dan B, tarik garis 1:1, yaitu 1 cm vertikal

1 cm
ke atas kemudian 1 cm horizontal ke kiri/ kanan.

1 cm
7. Hubungkan titik A dan B RENCANA ke ujung titik 1:1
hingga menyentuh garis tanah awal (tanah eksisting).

10
CARA/ LANGKAH MENGGAMBAR TANAH GALIAN RENCANA
1. Harus sudah menggambar Penampang Profil Melintang dan menentukan
titik AS tanah dasar (AS Eksisting) pada penampang profil tersebut.

Contoh:

AS tanah dasar
Tanah dasar

11
Contoh “Tanah Dasar”pada penampang sungai

12
2. Tentukan elevasi AS RENCANA (biasanya untuk keseragaman, data rencana telah
ditentukan dosen), untuk tugas, AS rencana adalah AS SUNGAI

Kel Titik Elevasi Jarak


. (M) (M)
Bahu Kiri 8,950
(A) 0,25
AS
1 Rencana 8,900
(ASr)
Bahu 0,25
Kanan (B) 8,950

13
3. DARI AS RENCANA: Tarik garis ke kiri = 0,25 M (dalam skala) sebagai patokan penentuan titik A (Bahu
Kiri Galian Rencana) dan DARI AS RENCANA: Tarik garis ke kanan = 0,25 M (dalam skala) sebagai
patokan penentuan titik B (Bahu Kanan Galian Rencana).
Karena skala adalah 1:50, jika panjang garis di lapangan adalah 0,25 Meter, maka di peta atau di kertas
panjang nya adalah:
Buat persamaan membandingkan skala dengan garis yang akan dibuat, dimana x adalah panjang garis
pada peta:  50x = 25  x =
maka diperoleh nilai x = 0,5 ; sehingga panjang garis pada kertas adalah sepanjang 0,5 CM.

Kel Titik Elevasi Jarak


. (M) (M)
Bahu Kiri panjang garis pada kertas
(A) 8,950 adalah sepanjang 0,5 CM
0,25
AS
1 Rencana 8,900
(ASr)
Bahu 0,25
Kanan (B) 8,950

panjang garis pada


kertas adalah
sepanjang 0,5 CM 14
4. Plotting titik untuk elevasi Bahu Rencana Galian (Kiri dan kanan) = A dan B,
sesuai data pada tabel (harap perhatikan skala dan angka pada sumbu Y. (lihat
yang dipanah warna biru), itulah titik untuk A dan B.
Hubungkan (garis merah) As Rencana ke Titik A dan dari As Rencana ke Titik B.

Kel Titik Elevasi Jarak


. (M) (M)
Bahu Kiri 8,950
(A) 0,25
AS
1 Rencana 8,900
(ASr)
Bahu 0,25
Kanan (B) 8,950

15
5. Dari titik A dan B tarik garis 1:1, yaitu 1 cm vertikal ke ke atas dan 1 cm horizontal ke
kanan untuk B dan 1 cm horizontal ke kiri untuk A

1 cm vertikal ke ke atas
(Lihat garis warna hijau)

1 cm horizontal ke kiri
dan ke kanan

16
6. Hubungkan titik A dan B RENCANA ke ujung titik 1:1 hingga menyentuh garis tanah
awal (tanah eksisting). Lihat lingkaran kuning. Ingat, garisnya hanya sampai tanah
dasar, tidak boleh menyentuh garis hijau 1:1.

17
10. Beri arsir pada daerah yang berada antara tanah dasar dan garis yang baru dibuat tadi
(Garis Rencana Galian) dan daerah arsiran itu disebut DAERAH GALIAN.
Beri kode A (Bahu Kiri Galian); AS (As Galian); B (Bahu Kanan Galian); B1 (Titik Temu
Sebelah Kanan antara Galian dan Tanah Dasar); A1 (Titik Temu Sebelah Kiri antara Galian
dan Tanah Dasar);

18
PERHITUNGAN LUAS PENAMPANG DAN VOLUME TANAH GALIAN
1. Isi NOMOR TITIK dengan titik yg berada di daerah timbunan (baik tanah dasar maupun tanah galian). Titik yg
berada di luar zona galian dapat di abaikan.
2. Isi ELEVASI dengan tinggi elevasi titik sesuai dengan data pada gambar.
3. Isi JARAK dengan jarak antar titik, sesuai jarak pada gambar. Perhatikan skalanya. Jika pada gambar, jarak
dari A1 ke 7 adalah 0,22 CM dengan skala 1:50, maka isian tabel JARAK adalah  Y = 50 × 0,22.  Y = 11
CM. Untuk data paling pertama, isi dengan angka 0, karena tidak ada antara nya. (Jarak ke 1 = 0).
4. Isi X dengan komulatif (pertambahan menyilang dari data) jarak. Misal X 1+Jarak 2 = X 2, kemudian X 2+Jarak
3 = X 3, dst. PERHATIKAN pada saat titik pada gambar sudah mengarah berbalik ke arah sebaliknya, maka
perhitungannya akan menjadi KOMULATIF BERKURANG . Misal XB1 – B = Jarak 6, dst sampai ke titik paling
terakhir yang menjadi area timbunan. Cara checking adalah: awal data adalah 0, maka akhir perhitungan
data X adalah 0. Jika tidak, cek kembali data.
5. Isi Y dengan pengurangan titik pada Elevasi. Elevasi ke x selalu di kurangi nilai elevasi pertama. Misal, Y1
adalah nilai elevasi ke 1 – nilai elevasi ke 1 = Y1 = 0. Y2 adalah elevasi ke 2 – elevasi ke 1 = Y ke 2. Cara
checking adalah : awal data adalah 0, maka akhir perhitungan data Y adalah 0. Jika tidak, cek kembali data.
6. Isi 2A dengan rumus : (X1 × Y2) – (Y1 × X2) = 2A ke 1, (X2 × Y3) – (Y2 × X3) = 2A ke 2 dst. Cara checking: awal
data adalah 0, maka data terakhir adalah 0. jika tidak, cek kembali perhitungan.
7. Beri KETERANGAN dengan tulisan DATA RENCANA atau DATA ASLI. Data Rencana adalah data yang titiknya
berada pada tanah timbunan rencana. Data Asli adalah data yg titiknya berada di tanah asli.
8. Untuk perhitungan LUAS PENAMPANG RENCANA (A) adalah dengan mentotalkan nilai 2A. Kemudian total
2A dibagi 2 sehingga diperoleh nilai A . Cantumkan SATUAN.
9. Untuk perhitungan Volume PENAMPANG RENCANA (V) adalah ½ (LUAS PATOK 1 + LUAS PATOK 2) x jarak
Cth : Volume penampang 1-2 = ½ (LUAS PENAMPANG PATOK 1 + LUAS PENAMPANG PATOK 2) x jarak …… dst
10. VOLUME TOTAL = V 1-2 + V2-3 + V …..

19
PERHITUNGAN LUAS PENAMPANG GALIAN
Diperoleh dari membaca/ mengukur
pada gambar penampang timbunan
Diperoleh dengan
menghitung dari
data elevasi untuk
No Nama Titik Elevasi (M) Jarak (M) X Y 2A (M²) Y dan jarak untuk X
1
2
3
4
Diperoleh
5 dengan
6 menghitung
7 dengan rumus
8 dari nilai X dan Y
9

Total : 2A
A

Perhitungan Luas Penampang Timbunan atau Penampang Galian:


(Xn × Yn+1) – (Yn × Xn+1) = 2An

Luas Penampang di A1 : (X1 × Y2) – (Y1 × X2) = 2A1


Luas penampang di A2 : (X2 × Y3) – (Y2 × X3) = 2A2
Luas penampang di A3 : (X3 × Y4) – (Y3 × X4) = 2A3
dan seterusnya sampai data terakhir. 20
PERHITUNGAN VOLUME TANAH GALIAN
1. Isi NAMA TITIK dengan titik yang TERKENA AREA TIMBUNAN (baik TANAH DASAR maupun
RENCANA TANAH TIMBUNAN). “Dimulai dari titik A1, searah Jarum Jam dan kembali lagi ke A1”.
Titik yg berada di luar zona timbunan dapat diabaikan.

21
2. Isi ELEVASI dengan “tinggi elevasi titik” sesuai dengan data pada gambar. Yang menjadi kendala disini
adalah “angka elevasi pada titik temu antara tanah rencana timbunan dan tanah dasar (A1 dan B1)
yang tidak tercantum pada keterangan gambar”, sehingga kita harus membaca secara manual
terhadap sumbu Y, berapa elevasi A1 dan B1 tersebut. Harus diperhatikan, elevasi titik kiri dan kanan
yang mengapit titik A1 atau B1 tersebut. Jangan sampai, nilai elevasi A1 dan B1 tidak masuk akal.
9,140
9,120

22
9,800

Yang disebut dengan nilai elevasi A1 dan B1 “masuk akal”, contohnya adalah seperti
yang dilingkari warna biru diatas. Kita bermaksud membaca elevasi B1 terhadap sumbu
Y, karena sumbu Y terlalu kecil skalanya, maka kita membaca elevasinya 9,800 (lihat slide
35). Namun hal tersebut adalah masuk akal karena posisi B1 (dengan nilai elevasi 9,800)
berada di garis lurus antara 1 (dengan nilai elevasi 9,750) dan 2 (dengan nilai elevasi
9,820) .
B1 2
1 9,800 9,820
9,750

Yang disebut dengan nilai elevasi B1 TIDAK masuk akal, contohnya adalah
B1 2
1 9,850 9,820
9,750
23
Yang disebut dengan nilai elevasi A1 disebut “masuk
akal”, contohnya adalah seperti yang dilingkari
warna kuning.
Kita bermaksud membaca elevasi A1 terhadap
sumbu Y, maka perhatikan posisi A1 tersebut, yg
berada diantar titik 6 (elev = 9,150) dan titik 7 (elev =
9,082), maka angka yang benar haruslah berada
diantara 9,150 - 9,082.
Kemudian perhatikan posisi A1 pada garis sumbu Y,
posisi A1 berada diantara garis 9,100 dan 9,150,
namun tidak melebihi 9,125.
Sehingga angka yang paling memungkinkan adalah
9,120.
6
A1 7
9,150
9,120 9,082

Yang disebut dengan nilai elevasi A1 TIDAK masuk akal,


contohnya adalah
6
A1 7
9,150
9,050 9,082

6
A1 7
9,150
9,160 9,082
24
3. Isi JARAK dengan “JARAK MENDATAR” antar titik, sesuai jarak pada gambar (pembacaan bisa
menggunakan bantuan penggaris). Perhatikan skalanya dan perhatikan juga, ada jarak yang tercantum
pada data.
Dimulai dari Titik A1:
a) Jarak MENDATAR dari A1 ke 7, ukur
pakai penggaris atau hitung jumlah
kolomnya. Jika pada gambar, jarak
dari A1 ke 7 adalah 2,6 MM = 0,26
CM dengan skala 1:50, maka nilai
JARAK pada tabel sebesar adalah
0,26 / (1/0,5) = 0,13 M.
b) Jarak MENDATAR dari titik 7 ke titik
8, LIHAT PADA DATA JARAK
RENCANA TIMBUNAN. Yaitu sebesar
0,28 M
c) Jarak MENDATAR dari titik 8 ke titik
9, LIHAT PADA DATA JARAK
RENCANA TIMBUNAN. Yaitu sebesar
0,22 M.
d) Jarak MENDATAR dari titik 9 ke B1,
ukur pakai penggaris atau hitung
jumlah kolomnya. Jika pada gambar,
jarak dari titik 9 ke B1 adalah 3,8
MM = 0,38 CM dengan skala 1:50,
maka nilai JARAK pada table sebesar
adalah 0,38 / (1/0,5) = 0,19 M.
e) dst 25
26
4. Kolom X diperoleh dari nilai komulatif (PERTAMBAHAN menyilang dari data) jarak.
Nilai X baris 1 = jarak 1 + jarak 1 Nilai X baris 3 = Nilai X baris 1 + jarak 3
=0+0 = 0,13 + 0,28
=0 = 0,42
Nilai X baris 2 = Nilai X baris 1 + jarak 2 Dan seterusnya untuk Nilai X baris 3
= 0 + 0,13 sampai baris 6
= 0,13
PERHATIKAN pada saat titik pada gambar sudah mengarah berbalik ke arah sebaliknya, maka
perhitungannya akan menjadi KOMULATIF BERKURANG (pada titik B1 ke titik B).
Nilai X baris 6 = Nilai X baris 5 - jarak 6 Nilai X baris 8 = Nilai X baris 7 - jarak 8
= 0,86 – 0,19 = 0,42 – 0,25
= 0,67 = 0,17
Nilai X baris 7 = Nilai X baris 6 - jarak 7 Nilai X baris 9 = Nilai X baris 8 - jarak 9
= 0,67 – 0,25 = 0,17 – 0,17
= 0,42 = 0,00
Cara checking adalah: awal data adalah 0, maka akhir perhitungan data X adalah 0.
Jika tidak kembali ke 0, ulangi membaca/ mengukur gambar dan cek kembali data.

+
+
+

(-)
(-)
(-)
(-)

Pada saat dibagian ini, “tandanya” akan berubah jadi “minus” dikarenakan perubahan arah pergerakan 27
5. Kolom Y diisi dengan pengurangan titik pada Elevasi.
Elevasi ke 1 selalu jadi PENGURANG untuk angka elevasi lain.
Nilai Y baris 1 titik A1 = Elevasi 1 - Elevasi 1 Nilai Y baris 4 titik B = Elevasi 3 - Elevasi 1
= 9,120 - = 9,116 -
9,120 9,120
Nilai Y baris 2 titik A = Elevasi 2 -=Elevasi
0 1 = -0,004nilai Y1
Semua nilai Y, selalu dikurangi dengan
= 9,082 - sebesar 9,120.
9,120
Nilai Y baris 3 titik AS = Elevasi 3 -=Elevasi
-0,038 1 Nilai Y baris 5, baris 6 sampai baris 9 sama
= 8,992 - dengan 4 contoh tersebut.
9,120 Kontrol perhitungannya adalah nilai Y pada
= -0,128 baris 9 (atau akhir) = 0.

28
4. Isi 2A dengan rumus : (Xn × Yn+1) – (Yn × Xn+1) = 2An
Luas Penampang di A1 : (X1 × Y2) – (Y1 × X2) = 2A1
: (0 × -0,038) – (0 × 0,13) = 0
Luas penampang di A : (X2 × Y3) – (Y2 × X3) = 2A2
: (0,13 × -0,128) – (-0,038 × 0,41) = -
0,00106
Luas penampang di AS : (X3 × Y4) – (Y3 × X4) = 2A3
: (0,41 × -0,004) – (-0,128 × 0,63) =
0,079
Luas penampang di B : (X4 × Y5) – (Y4 × X5) = 2A4
: (0,63 × 0,020) – (-0,004 × 0,86) =
0,01604
dan seterusnya sampai data terakhir.

29
7. Untuk perhitungan luas PENAMPANG RENCANA adalah dengan mentotalkan nilai 2A.
Kemudian total 2A dibagi 2 sehingga diperoleh nilai A . Hati-hati dengan tanda + atau –
saat melakukan penambahan.

Totalkan,
sehingga jadi
2A

2A A = 0,08781 M²
2
Nilai A selalu +, karena A adalah area atau luas, dimana nilai luas tidak pernah negatif.
Nilai A sebesar 0,08781 M² ini yang menjadi luas total seluruh penampang melintang
daerah timbunan.

30
9. Untuk perhitungan Volume PENAMPANG RENCANA adalah
V1-2 = ½ (LUAS PENAMPANG PATOK 1 + LUAS PENAMPANG PATOK 2) × jarak

V1-2 = ½ (A1 + A2) × d1-2 A2


Jika Luas Penampang 1: A1 = 0,08781 M² dan
Luas Penampang 2: A2 = 0,0900 M²
Jarak antara Penampang 1 ke Penampang 2 = 12 M
Maka Volume = x 12 = 1,06686 M³
dimana V = Volume (M³) D = 12 M

A1 = Luas Penampang 1 (M²)


A1
A2 = Luas Penampang 2 (M²)
d1-2 = Jarak antar penampang (M)
Jika penampangnya banyak, maka perhitungan VOLUME TOTAL = V1-2 + V2-3 + V 3-4 + …

Penampang 4

Penampang 3

Penampang 2

Penampang 1

31
Materi Selesai
Untuk tugas, angka elevasi rencana adalah:
Kelompok Titik Elevasi (M) Jarak
(M)

Bahu Kiri AS Rencana + 0,05


0,25
………… AS rencana Elevasi AS eksisting (yg sudah
…. digenapkan ) - 0,1
Bahu 0,25
AS Rencana + 0,05
Kanan

Angka yg digenapkan: boleh genap ke atas atau genap ke bawah.


Contoh Elevasi AS eksisting (yg sudah digenapkan ) adalah: jika elevasi yang diperoleh
adalah 8,992, maka akan digenapkan jadi ke atas jadi 9,000.
Sehingga:
As Rencana = Elevasi AS eksisting (yg sudah digenapkan ) - 0,1 = 9,000 – 0,1 = 8,900
Bahu Kiri = Bahu Kanan = As Rencana + 0,05 = 8,900 + 0,05 = 8,950

32

Anda mungkin juga menyukai