Anda di halaman 1dari 96

PELAPORAN

PELAYANAN
KEFARMASIAN MELALUI
APLIKASI SIMONA
TATA SAJI

LATAR BELAKANG

RUANG LINGKUP STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN

INDIKATOR PELAYANAN KEFARMASIAN

PELAPORAN SIMONA DAN SIPNAP

TUTORIAL APLIKASI SIMONA

TUTORIAL PELAPORAN SIMONA


LATAR BELAKANG
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
Masalah Penggunaan Obat pada Masyarakat

dapat menyebabkan masalah kesehatan


Penggunaan obat bebas (OTC)
baru, misalnya dosis berlebihan, durasi
→ tanpa pengetahuan dan
informasi memadai tidak tepat, kejadian efek samping,
interaksi obat/penyalahgunaan obat, dll
Perubahan Paradigma Keselamatan Pasien

Keselamatan Keselamatan
Keselamatan
pasien di pasien di
pasien di RS
pelayanan primer komunitas/publik

WHO
DASAR HUKUM
PENYERAHAN
(Apotek/ Toko Obat/ PKM/ RS/ Klinik)
• ORDONANSI OBAT KERAS (Sterkwekende Geneesmiddlent Ordonnantie, Staatsblad 1949:419)
• UU NO 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA
PERATURAN PAYUNG

• UU NO 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA


• UU NO 7 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST ILLICIT TRAFFIC NARCOTIC DRUGS AND
PSYCHOTROPIC SUBSTANCE, 1988 (KONVENSI PBB TENTANG PEMBERNTASAN PEREDARAN GELAP NARKOTIK DAN PSIKOTROPIKA)
• UU NO 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN
• UU NO,17 TAHUN 2023 TENTANG KESEHATAN
• UU NO 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA
• PP NO 72 TAHUN 1998 TENTANG PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
• PP NO 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN
• PP NO 44 TAHUN 2010 TENTANG PREKURSOR
• PP NO 40 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UU NO 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA
• PP NO 5 TAHUN 2021 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RESIKO
• PERMENKES NO 167 TAHUN 1972 TENTANG PEDAGANG ECERAN OBAT → KEPMENKES NO 1331 TAHUN 2002
• PERMENKES NO 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK
• PERMENKES NO 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSKESMAS
PELAKSANAAN

• PERMENKES NO 9 TAHUN 2017 TENTANG APOTEK


PERATURAN

• PERMENKES NO 72 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR YAN FAR DI RUMAH SAKIT


• PERMENKES NO 73 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR YAN FAR DI APOTEK
• PERMENKES NO 26 TAHUN 2020 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERMENKES No. 74 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR YAN FAR DI
PUSKESMAS
• PERMENKES NO 34 TAHUN 2021 TENTANG STANDAR YAN FAR DI KLINIK
• PERMENKES NO 3 TAHUN 2015 TENTANG PEREDARAN, PENYIMPANAN, PEMUSNAHAN DAN PELAPORAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA
DAN PREKURSOR FARMASI
• PERMENKES NO 14 TAHUN 2021 TENTANG STANDAR KEGIATAN USAHA DAN PRODUK PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA
BERBASIS RISIKO SEKTOR KESEHATAN
DASAR HUKUM
PENYERAHAN (Apotek/ Toko Obat/ PKM/ RS/ Klinik)

1. Per BPOM No 24 Tahun 2021 tentang Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
2. Per BPOM No 10 Tahun 2019 tentang Pedoman Pengelolaan Obat-obat Tertentu Yang Sering
Disalahgunakan
3. Per BPOM No 14 Tahun 2019 tentang Penarikan dan Pemusnahan Obat Yang Tidak Memenuhi
PERATURAN TEKNIS PELAKSANAAN

Standar dan/atau Persyaratan Keamanan, Khasiat, Mutu, dan Label


4. Per BPOM No 8 Tahun 2020 tentang Pengawasan Obat dan Makanan Yang Diedarkan Secara
Daring
5. Per BPOM No 33 Tahun 2018 tentang Penerapan 2D Barcode Dalam Pengawasan Obat dan
Makanan
6. KEPKABPOM Nomor HK.02.02.1.2.08.21.347 Tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga Atas
KEPKABPOM Nomor HK.02.02.1.2.11.20.1126 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Pelaksananaan
Persetujuan Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization)
7. KepMenKes Nomor HK.01.07/MENKES/4799/2021 Tentang Daftar Obat Keadaan Darurat Medis
→Daftar Obat Praktek Dokter Mandiri & Klinik Yang tidak menyelenggarakan Pelayanan
Kefarmasian
8. Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan → Daftar obat
bidan
Praktik kefarmasian yang bertanggung jawab demi mencapai patient safety harus
dilaksanakan berdasarkan standar pelayanankefarmasian

Legal PP 51/2009 - PekerjaanKefarmasian

Standar Pelayanan Kefarmasian:


Pelayanan Etika • Permenkes 72/2016 - di Rumah Sakit
Standar
Kefarmasian Profesi • Permenkes 73/2016 - diApotek
• Permenkes 74/2016 - di Puskesmas
• Permenkes 34/2021 di klinik
Memiliki
SOP PELAYANAN KEFARMASIAN:
- Merupakan pelayanan langsung
- Bertanggung jawab kepada pasien
- Berkaitan dengan sediaan farmasi
1. Meningkatkan mutu pelayanan Kefarmasian - Untuk mencapai hasil yangpasti
2. Menjamin kepastian hukum bagi tenagakefarmasian - Bertujuan meningkatkan mutu kehidupanpasien
3. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat
yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien(patient
safety). Berorientasi pada PatientSafety
RUANG LINGKUP PELAYANAN
KEFARMASIAN

1 SUMBER DAYA
KEFARMASIAN 2 PENGELOLAAN
SEDIAAN FARMASI

3 PELAYANAN FARMASI
KLINIK 4 EVALUASI MUTU

5 PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
1. SDM
SUMBER DAYA
KEFARMASIAN
Sumber Daya
Manusia

• Kriteria dan persyaratan administratif


tenaga kefarmasian: STR dan SIP
(SIPA/SIPTTK)
• Peran tenaga kefarmasian

Sarana dan Prasarana

• Sarana :
• Area Administrasi
• Area penerimaan Resep
• Area Penyiapan dan Pelayanan
Resep
• Area Penyerahan Obat
• Area Konseling
• Area Penyimpanan Obat
• Area Arsip
• Peralatan yang dibutuhkan
2.
RUANG LINGKUP PENGELOLAAN
Komoditi yang diatur Fasilitas Pelayanan
Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika dan Kefarmasian
Prekursor Farmasi
Apotek
Kegiatan Pengelolaan Obat, Bahan
Obat, NPP
Bahan
Obat
Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Perencanaan

Pemilihan Pengadaan
Puskesmas Obat

Pengelolaan
Obat, Bahan
Obat dan
Instalasi Farmasi Klinik
Pelaporan NPP Penerimaan

Toko Obat
Pedistribusian penyimpanan
Hanya Obat Tanpa
Resep Dokter
Agility sistem kefarmasian untuk mendukung tata kelola obat
dalam pelayanan kesehatan, dari FKTP sampai rujukan
6. Penggunaan :
Pelayanan Kefarmasian 1. Pemilihan/Seleksi
⚫ Standar Pelayanan Kefarmasian ⚫ FORNAS
⚫ Good
06
Prescribing Practice
⚫ NIE atau EUA
⚫ Good Pharmacy Practice
⚫ Analisis Farmakoekonomi
01
Tata 2. Perencanaan dan
5. Distribusi 05 Kelola Pembiayaan
⚫ LP-LPO
⚫ Good Distribution Practice
Obat 02 ⚫ RKO

⚫ Good Storage Practice


⚫ E-Monev Katalog
⚫ Sistem logistik terintegrasi
04 03 3. Pengadaan
⚫ E-Purchasing (e-Katalog)
⚫ Cara lain sesuai peraturan
4. Produksi
⚫ Kapasitas produksi IF

⚫ Ketersediaan bahan baku


PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI
Rumah Sakit Apotek Puskesmas Klinik PerBPOM PMK 3/2015
(PMK 72/2016) (PMK 73/2016) (PMK 26 /2020) (PMK 34/2021) 24/2021
Pemilihan - - Pemilihan -
Perencanaan Perencanaan Perencanaan Perencanaan -
Pengadaan Pengadaan Permintaan Pengadaan Pengadaan
Penerimaan Penerimaan Penerimaan Penerimaan Penerimaan
Penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan
Pendistribusian - Pendistribusian - Penyerahan Peredaran →
Penyaluran dan
Penyerahan
Pemusnahan Pemusnahan Pemusnahan Pemusnahan dan Pengembalian Pemusnahan
dan Penarikan dan Penarikan dan Penarikan Penarikan Pemusnahan

Pengendalian Pengendalian Pengendalian Pengendalian -


Administrasi Pencatatan dan Administrasi Administrasi Pelaporan Pencatatan dan
Pelaporan Pelaporan
- - Pemantauan - -
dan evaluasi

14
PERSYARATANPRODUK/PROSES/JASA
Apotek
• Penyerahan kepada
▪Persyaratan produk yang dihasilkan pasien disertai dengan ▪Apotek dapat menyerahkan sediaan
oleh pelaku usaha meliputi sediaan pemberian pelayanan farmasi, alat kesehatan dan BMHP
farmasi, alat kesehatan dan BMHP farmasi klinis dalam kepada Apotek lain, puskesmas,
dan komoditi lain yang diserahkan rangka mencapai Instalasi Farmasi Rumah Sakit,
terjamin keamanan, mutu dan patient outcome dan Instalasi Farmasi Klinik, dalam
khasiat/manfaatnya menjamin patient kondisi :
▪Apotek dapat menyerahkan sediaan safety - Terjadi kelangkaan sediaan
farmasi, alkes dan BMHP kepada • Pelayanan farmasi farmasi, alkes dan BMHP
pasien melalui: secara elektronik difasilitas distribusi, dan/atau
- pelayanan resep, (telefarmasi) dapat - Terjadi kekosongan sediaan
- pelayanan swamedikasi, hanya dilakukan untuk sediaan farmasi, alkes, dan BMHP di
untuk obat bebas terbatas, obat farmasi, alat kesehatan fasilitas pelayanan kesehatan
bebas, sediaan farmasi lain, alkes dan BMHP kecuali - Jumlah yang dapat disalurkan
dan BMHP berdasarkan peraturan narkotika dan pada saat terjadi kelangkaan
perundang-undangan dapat pskotropika, sediaan dan/atau kekosongan paling
diserahkan tanpa resep dokter injeksi dan implant KB banyak 1 (satu) resep
APOTEK
PENYELENGGARAAN
a) Apotek menyelenggarakan fungsi:
➢ Pengelolan Sediaan Farmasi, Alkes dan BMHP
➢ Pelayanan farmasi klinik, termasuk di komunitas
b) Apotek hanya dapat menyerahkan obat kepada:
➢ Apotek lainnya Hanya dapat digunakan untuk
memenuhi kekurangan jumlah
➢ Puskesmas sediaaan akbat terjadi
kelangkaan dan/atau
➢ Instalasi Farmasi RS/Klinik kekosongan
➢ Dokter
Hanya dapat dilakukan
➢ Bidan praktik mandiri sesuai peraturan
➢ Pasien perundang-undangan
➢ masyarakat yang berlaku.
PERSYARATAN
PRODUK/PROSES/JASA
Apotek 2

▪ Apotek dapat menyerahkan sediaan • Apotek dilarang untuk


Farmasi, alkes dan BMHP kepada melakukan kegiatan
dokter praktik mandiri dan klinik distribusi/penyaluran obat
yang tidak menyelenggarakan dan/atau melayani dan
Pelayanan Kefarmasian hanya untuk menyerahkan obat dalam jumlah
obat darurat medis sesuai peraturan besar
perundang- undangan • Persyaratan jasa yang dihasilkan
▪ Apotek dapat menyerahkan sediaan pelaku usaha meliputi :
farmasi dan BMHP kepada bidan - Apotek dapat memberikan jasa
praktik mandiri hanya untuk pelayanan kefarmasian sesuai
pelayanan antenatal, persalinan Standar Pelayanan
normal, penatalaksanaan bayi baru Kefarmasian di Apotek
lahir, nifas, keluarga berencana, dan - Untuk jasa Pelayanan
penanganan awal kasus kedaruratan Kefarmasian yang diberikan
kebidanan dan bayi baru lahir sesuai kepada pasien dapat
dengan peraturan perundang- ditambahkan biaya jasa
undangan pelayanan kefarmasian
• DAERAH TERPENCIL
PEREDARAN • SURAT PERMINTAAN
TERTULIS
Hanya Obat Emergensi
berdasarkan Kepmenkes Nomor
OBAT • SURAT PESANAN
DOKTER HK.01.07/MENKES/263/2018
• OBAT PD LAMP PERMEN tentang Daftar Obat Keadaan
Darurat Medis pada Praktik Mandiri
Dokter
No. Nama Obat No Nama Obat
APOTEK BIDAN .
1. Adrenalin (Epinefrin) 9. Ringet lactat inf
INST. FARMASI RS Injeksi (inj) 0.1%
APOTEK
Per menkes Nomor 2. Lidokain Inj 0.2% 10. Glukosa 40%
INST. FARMASI KLINIK
2 8 Tahun 2017
te ntang Izin 3. Atropin Inj 0.25 mg 11. Diazepam inj 5 mg,
Pe dan enema 5 mg/2.5 mL
P nyelenggar dan 10 mg/2.5 mL
TOKO OBAT

PASIEN
aan raktik
Bidan
PUSKESMAS 4. Isosorbidinitrat 5 dan 12. Klorpromazin inj 5 mg
10 mg
5. Oksigen 13. Difenhidramin inj 10 mg
INST. FARMASI
RSUD/KLINIK DAERAH 6. NaCl infus (inf) 14. Domperidon tab 10
mg, syr 5 mg/mL,
• KOSONG STOK drops 5 mg/mL
• DISTRIBUTOR KOSONG
• SURAT KETERANGAN
7. Deksametason inj 15. Ketoprofen
KEKOSONGAN OBAT
5 mg suppositoria 100 mg

INST. FARMASI 8. Salbutamol


cairan inhalasi
RSUP/TNI/POLRI 30 dan 50 mcg

OBAT KERAS
→RESEP
Obat Emergensi berdasarkan Kepmenkes Nomor
HK.01.07/MENKES/263/2018
tentang Daftar Obat Keadaan
Darurat Medis pada Praktik Mandiri Ddokter
PENYERAHAN OBAT OLEH BIDAN
(PMK 28 Th. 2017)
3. PELAYANAN
FARMASI KLINIK
MANAJEMENFARMASI KLINIKALFARMASI
• Pemilihan • Pengkajian dan pelayanan resep
• Perencanaan Kebutuhan • Penelusuran riwayat pengobatan
• Pengadaan • Rekonsiliasi obat
• Peneriman • Pelayanan Informasi Obat (PIO)
• Penyimpanan • Konseling
• Penditribusian • Visite
• Pemusnahan dan • Pemantauan Terapi Obat (PTO)
penarikan • Monitoring Efek Samping Obat
• Pengendalian (MESO)
• Adminstrasi • Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
• Dispensing Sediaan Steril
• Pemantauan Kadar Obat dalam
PERMENKES NOMOR 72 TAHUN 2016
TENTANG STANDAR PELAYANAN Darah JUKNIS STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT
PELAYANAN FARMASI KLINIK

Penerimaan, Penyiapan / Pemeriksaan penyerahan &


Pemeriksaan pemberian
pengkajian peracikan Identitas
ketersediaan Obat pasien informasi
resep Obat.

Pengkajian resep : Administratif, Kesesuaian farmasetik, Pertimbangan klinis

Pengkajian dan pelayanan resep


CONTOH DOKUMENTASI PENGKAJIAN & PELAYANAN RESEP Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
Pelayanan Informasi Obat
✓ Menjawab
✓ Penyuluhan
pertanyaan ✓ Memberikan informasi dan edukasi
(lisan/tulisan) kepada pasien

Merupakan kegiatan yang ✓ Membuat & menyebarkan


dilakukan oleh Apoteker buletin / brosur / leaflet
dalam pemberian
informasi mengenai Obat ✓ Memberikan pengetahuan dan
kepada profesi kesehatan keterampilan kepada mahasiswa
lain, pasien atau
masyarakat ✓ Melakukan penelitian
penggunaan Obat

✓ Membuat atau
menyampaikan makalah
dalam forum ilmiah

✓ Melakukan program
jaminan mutu
Pelayanan Informasi Obat
Menjawab pertanyaan lisan maupun tulisan
Membuat dan menyebarkan
bulletin/brosur/leaflet, penyuluhan
Informasi dan edukasi pasien
Pengetahuan dan keterampilan kepada
mahasiswa profesi farmasi yang praktek profesi
Penelitian penggunaan Obat
Membuat atau menyampaikan makalah dalam forum
ilmiah

Melakukan program jaminan mutu


dosis Bentuk
harga
sediaan
Sifak fisika Formulasi
dan kimia khusus

stabilitas Pelayanan rute


Informasi
Obat
Metode
interaksi
pemberian
Farmakokin
etik,
ESO Efikasi dan
keamanan farmakologi
, terapeutik
pada Alternatif
keadaan
khusus
DOKUMENTASI PIO

1. Topik pertanyaan
2. Tanggal dan Waktu
3. Metode (Lisan,Tulis, Telfon)
4. Data Pasien
5. Uraian Pertanyaan
6. Jawaban pertanyaan
7. Referensi
8. Metode pemberian jawaban ( lisan,tulis,telepon)
9. Data Apoteker
ALUR MENJAWAB PERTANYAAN DALAM
PELAYANAN INFORMASI OBAT
PENANYA
PENANYA

PP II OO

ISI FORMULIR
ISI FORMULIR
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
PENANYA
•PENANYA
PERTANYAAN
•PERTANYAAN UMPAN
BALIK
INFORMASI
INFORMASI
LATAR
LATAR BELAKANG
BELAKANG

KUMPUL DATADATA
KUMPUL & evaluasi data
& evaluasi
data

DOKUMENTASI Formulir jawaban


Formulir

komunikasi
komunikasi
CONTOH DOKUMENTASI PIO DI APOTEK/KLINIK
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
TAHAP KEGIATAN KONSELING

pembukaan
Three Prime Question
Penggalian informasi
Penjelasan untuk
menyelesaikan masalah
Verifikasi
penggunaan obat
akhir

1. Apa yang disampaikan dokter tentang Obat Anda ?


2. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian Obat
Anda ?
3. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan
setelah menerima terapi obat tersebut
CONTOH DOKUMENTASI KONSELING DI APOTEK/KLINIK
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
CONTOH FORM LAPORAN BULANAN YANFAR Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat

CONTOH FORM LAPORAN BULANAN YANFAR SIMONA

PENGISIAN LAPORAN YANFAR :


FORM YANG TERSEDIA DIISI DAHULU (KETIK/MANUAL) KEMUDIAN
FOTO/PDF DI UPLOAD KE SISTEM SIMONA DAN GFORM JABAR,
HARDKOPI SELURUH KEGIATAN PENGKAJIAN RESEP, PIO, KONSELING
DLL DI ARSIPKAN
CONTOH REKAPITULASI LAPORAN YANFAR DI KLINIK/RS
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
Form. 1
LAPORAN BULANAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS PERAWATAN
Nama Puskesmas :………………………………………………………………................
Kabupaten/Kota : ……………………………………………………………………………
Provinsi : ……………………………………………………………………………
Laporan Bulan/tahun : …………………………………/tahun ……………..

Jenis Pelayanan Resep Konseling Informasi Obat


No Tanggal
Rawat Jalan Rawat Inap
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

TOTAL n

…………………………,…………………….20……
Yang Melaporkan, Mengetahui,
Pengelola Obat Kepala Puskesmas

……………………………………. …… ………………………………………….
NIP. ……………………………………. NIP. ……………………………………

Catatan:
- Kolom (3) : diisi jumlah lembar resep yang diterima dari rawat jalan dalam satu hari
- Kolom (4) : diisi jumlah lembar resep yang diterima dari rawat inap dalam satu hari
- Kolom (5) : diisi jumlah pasien yang mendapatkan konseling obat serta didokumentasikan
- Kolom (6) : diisi jumlah pasien yang mendapatkan informasi obat tentang penggunaan, cara penyimpanan, efek samping dll serta didokumentasikan
- n : diisi jumlah TOTAL lembar resep yang diterima dari rawat jalan dan rawat inap dalam satu hari

Laporan ditujukan kepada (fax/ email):


1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi (sebagai tembusan)
3. Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian – Ditjen Bina Kefarmasian dan Alkes (fax : 021-5203878 / email: ditbinayanfar@yahoo.co.id ) (sebagai tembusan)

41
REKAP DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA Form. 2

LAPORAN BULANAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS PERAWATAN

Kabupaten/Kota : ……………………………………………………………………………
Provinsi : ……………………………………………………………………………
Laporan Bulan/tahun : …………………………………/tahun ……………..
Total Jumlah Puskesmas Perawatan di Kab/Kota (Kondisi 1 Januari tahun berjalan) :

No Puskesmas Perawatan Jumlah R/ Jumlah Konseling Jumlah Informasi Obat

(1) (2) (3) (4) (5)

…………………………,…………………….20……
Yang melaporkan, Mengetahui
Petugas/Penanggung Jawab Farmasi Kepala Dinas Kesehatan Kab/kota
Dinas Kesehatan Kab/Kota

……………………………………. …… ………………………………………….
NIP. ……………………………………. NIP. ……………………………………

Catatan:
- Kolom (2) : diisi nama puskesmas perawatan yang melaporkan pelaksanaan pelayanan kefarmasian
- Kolom (4) : diisi jumlah TOTAL lembar resep yang diterima dari rawat jalan dan rawat inap satu hari
- Kolom (5) : diisi jumlah pasien puskesmas yang mendapatkan konseling obat serta didokumentasikan
- Kolom (6) : diisi jumlah pasien puskesmas yang mendapatkan informasi obat tentang penggunaan, cara penyimpanan, efek samping dll serta disokumentasikan
- N : diisi jumlah TOTAL Puskesmas Perawatan yang melaporkan pelaksanaan pelayanan kefarmasian di Kab/Kota

Laporan ditujukan kepada (fax/ email):


1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ( fax : 022-4204488/ email: farmasiklinik_jabar@yahoo.com )
2. Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian – Ditjen Bina Kefarmasian dan Alkes (fax : 021-5203878 / email: ditbinayanfar@yahoo.co.id ) (sebagai tembusan)

42
REKAP DINAS KESEHATAN PROVINSI Form. 3

LAPORAN TRIWULAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS PERAWATAN

Provinsi : …………………………………………………………………………….....
Laporan Bulan/tahun : ………………………………s.d............................/tahun .................
Total Jumlah Puskesmas Perawatan (Kondisi 1 Januari tahun berjalan) : ......(Y)...

No Kabupaten Total Puskesmas Perawatan yang melaksanakan


Pelayanan Kefarmasian
(1) (2) (3)

TOTAL N
PERSENTASE %

…………………………,…………………….20……
Yang melaporkan, Mengetahui
Petugas/Penanggung Jawab Farmasi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Dinas Kesehatan Provinsi

……………………………………. …… ………………………………………….
NIP. ……………………………………. NIP. ……………………………………

Catatan:
- Kolom (2) : diisi nama Kabupaten/Kota yang melaporkan pelaksanaan pelayanan kefarmasian di puskesmas perawatan
- Kolom (3) : diisi jumlah jumlah Puskesmas Perawatan yang melaporkan pelaksanaan kefarmasian di kab/ kota
- N : diisi jumlah TOTAL Puskesmas Perawatan yang melaporkan pelaksanaan pelayanan kefarmasian di provinsi
- % : diisi Persentase Puskesmas Perawatan yang melaporkan pelaksanaan pelayanan kefarmasian di Provinsi (% = N/Y x 100 %)

Laporan ditujukan kepada (fax/ email):


1. Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian – Ditjen Bina Kefarmasian dan Alkes (fax : 021-5203878 / email: ditbinayanfar@yahoo.co.id )

43
RENCANA TINDAK LANJUT
PELAKSANAAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
Puskesmas /Provinsi: / Tahun : .

Pertahun Jum lah/Bulan


NO Aktivitas Jum lah Ket
Target satuan Jan Feb Mart Apr Mei Jun Juli Agust Sept Okt Nov Des
1 Sosialisasi yanfar (PIO)
- Pembuatan Laflet/poster ttg pengenalan PIO
- Melalui pertemuan
- Melalui Leaflet, poster, spanduk
Pelayanan informasi obat untuk petugas kesehatan
2
(mis. Persediaan obat, dosis)
3 Pemberian informasi obat untuk pasien rawat jalan
- Penyakit....................................
- Penyakit....................................
- Penyakit....................................
4 Konseling (pasien DM, hipertensi, TB, dll)
- Penyakit....................................
- Penyakit....................................
- Penyakit....................................
5 Penyuluhan/promosi kesehatan pada masyarakat

6 Visite Mandiri

7 Visite bersama team medis

8 Pembuatan leaflet obat (mis. Obat cacing, diare, batuk)

9 Pembuatan newsletter

10 Pembuatan poster penyakit

11 Home Pharmacy Care

12 Evaluasi kegiatan PIO

13 Penyampaian hasil evaluasi dan tindak lanjut

Catatan : Semua kegiatan di atas harus didokumentasikan


………………..,………………………………….2011
Mengetahui
Kepala Puskesmas Apoteker Pengelola

(............................................................) (.........................................................)
NIP. NIP.

44
LEMBAR PENCATAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT

Fasilitas Pelayanan Kesehatan : ………………


Hari/Tgl :…………........

INFORMASI YANG DIBERIKAN

Pemberi Informasi
Paraf Pasien
PENUNJANG

KONTRA INDIKASI
DIAGNOSA

INFORMASI HET
EFEK SAMPING
PENYIMPANAN
CARA PAKAI
NAMA OBAT

Paraf
STABILITAS

INTERAKSI

LAIN-LAIN
NO NAMA PASIEN UMUR POLI

INDIKASI
SEDIAAN
DOSIS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Dst..
(NAMA FASKES)

https://shorturl.at/mvwY7
Komitmen transformasi sistem kesehatan dilaksanakan tersinergi pusat dan daerah

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


HK.01.07/MENKES/1333/2023
TENTANG PENINGKATAN PENGGUNAAN SEDIAAN FARMASI YANG MENGGUNAKAN
BAHAN BAKU PRODUKSI DALAM NEGERI
TELEHEALTH - TELEMEDICINE - TELEPHARMACY FRAMEWORK

Penggunaan teknologi yang lebih luas pada


pelayanan kesehatan (misal: kesehatan
masyarakat, pendidikan medis, layanannon-
klinis)

Pelayanan medis jarak jauh (misal:konsultasi


dokter online, kunjunganvirtual)

Pelayanan kefarmasian jarak jauh (misal:


konsultasi online)
TELEMEDICINE
KMK NOMOR HK.01.07/MENKES/4829/2021 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN MELALUI
TELEMEDICINE PADAMASA PANDEMI CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

Penyelenggaraan Pelayanan Telefarmasi


Fasilitas Pelayanan Kesehatan Penyelenggara Pelayanan
Telemedicine Pelayanan resep elektronik dilaksanakan
1. rumah sakit; 2. puskesmas; 3. klinik; 4. praktik mandiri oleh apoteker denganmengacu pada
dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis; 5. standar pelayanan kefarmasian sesuai
laboratorium medis; dan 6.apotek dengan ketentuan peraturanperundang-
undangan.

Resep Elektronik * Pengantaran


Penulisan resep elektronik obat dan/atau alkes dapat
dilakukan secara tertutup /terbuka Pengantaran dilakukan oleh petugas fasilitaspelayanan kefarmasian
Penyelenggaraan resep tertutup dilakukan melaluiaplikasi atau melalui jasa pengantaran, Apotekerwajib menyampaikan
dari Dokter kefasyanfar. informasi sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP, dan/atau suplemen
Penyelenggaraan resep elektronik terbuka dilakukan dengan kesehatan kepada pasien secara tertulis dan/atau melalui sistem
cara pemberian resep elektronik secara langsung kepada elektronik dan melakukan konseling serta pemantauanpenggunaan
pasien (kode identifikasi). obat jikadiperlukan.

*Penulisan resep elektronik dikecualikan untukobat golongan narkotika dan psikotropika,


obat injeksi (kecuali insulin untuk penggunaan sendiri), dan implan KB. 23
TELEFARMASI Telefarmasi adalah
pelayanan kefarmasian yang
diberikan kepada pasien
dengan memanfaatkan
teknologi informasi dimana
pasien tidak kontak
langsung denganApoteker
Beberapa kesalahan “persepsi”
Yang sering salah dimengerti:
▪ Pemberian informasi obat = pelayanan informasiobat (PIO) → ini salah
▪ Jumlah resep = jumlah PIO → ini salah
▪ Konseling = PIO → ini salah
▪ Pemberian informasi obat = konseling → ini salah
▪ Jumlah resep = jumlah konseling → ini salah
▪ Jumlah resep+ jumlah konseling = jumlah PIO → ini salah
▪ Jumlah Resep = jumlah konseling + jumlah PIO → ini salah
▪ Tidak dilakukan konseling karena pandemi → bisa gunakan media lain/online

1. Mohon baca kembali Permenkes 72/2016 dan Permenkes 74/2016


2. Pahami baik-baik definisi:
a. Pengkajian dan PelayananResep
b. Konseling
c. Pelayanan Informasi Obat(PIO)
3. Lakukan sesuai SOP dan dokumentasikan implementasi Standar
Pelayanan Kefarmasian dengan sebenar-benarnya
4.
EVALUASI MUTU KEFARMASIAN

Metode Evaluasi Mutu


•Audit (contoh : stock opname, kesesuaian SPO, audit
penyerahan obat kpd pasien oleh apoteker, waktu pelayanan)
•Review (contoh : Self Assessment pelayanan farmasi,
pengkajian thd obat fast/slow moving, review medication error)
•Observasi (contoh: observasi terhadap penyimpanan Obat,
ketertiban dokumentasi)

Indikator Evaluasi mutu

•Kesesuaian proses thd standar


•Zero deffect dari medication error;
•Lama waktu pelayanan resep 15-30 menit
•Efektifitas dan efisiensi
•Patient outcome (kesembuhan,
pengurangan dan pencegahan gejala)
5.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pembinaan dan Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini dilakukan oleh:

Menteri, Kepala Organisasi Profesi Kepala Badan POM, terkait


Dinas Kesehatan (Ikatan Apoteker pengawasan sediaan
farmasi, serta pemantauan,
Provinsi dan Kepala Indonesia) pemberian bimbingan, dan
Dinas Kesehatan pembinaan di bidang
Kabupaten/Kota pengawasan sediaan
farmasi

55
SANKSI PELANGGARAN SARANA
Penghentian Sementara
Kegiatan Berusaha
SANKSI PIDANA
Denda ▪ UU No 11 tahun 2020 mengenai perubahan
Maks 3 x dalam jangka
waktu @ 14 hari Administratif Pencabutan pada Pasal 197 UU No 36 tahun 2009 bahwa
setiap orang yang memproduksi atau
Peringatan/ Izin mengedarkan sediaan farmasi dan alkes
Peringatan yang tidak memiliki Perizinan Berusaha
dipidana penjara paling lama 15 tahun dan
Keras denda Rp 1.500.000.000,-
▪ Permenkes 62/2017 Pasal 63 ayat (1) dan (2)
bahwa Pelanggaran pencabutan Izin Edar.

Selain sanksi administratif tersebut, terhadap kegiatan


usaha diberikan sanksi administratif berupa penghentian
SANKSI penayangan iklan, perintah penarikan produk dan/atau
ADMINISTRASI perintah pemusnahan produk.
Berdasarkan PP No 5 tahun 2021
*Keempat sanksi berikut dapat dikenakan TIDAK secara berjenjang
SANKSI PELANGGARAN SARANA
UU NO 6 TAHUN 2023 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-
UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2022 TENTANG CIPTA KERJA MENJADI UNDANG-UNDANG
SANKSI PELANGGARAN SARANA
SANKSI PIDANA UU 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan
PemerintahDaerah
Provinsi Jawa B arat

Buku dan Pedoman Terkait Pelayanan Kefarmasian

https://farmalkes.kemkes.go.id/artikel/unduh/
SIMONA
SIMONA PemerintahDaerah
Provinsi Jawa Barat
APA ITU APLIKASI SIMONA???
adalah aplikasi berbasis web yang berfungsi sebagai sistem pembinaan
serta monitoring bagi fasilitas pelayanan kefarmasian, dalam menjalankan
fungsi tugasnya. Setiap sarana pelayanan kesehatan WAJIB membuat
laporan pelayanan kefarmasian melalui aplikasi SIMONA.

Ketentuan pelaporan
Pelaporan pelayanan kefarmasian yang dimaksud meliputi pelaporan bulanan dan
tahunan. Pelaporan bulanan dan tahunan dikirim melalui aplikasi SIMONA pada
laman https://simona.kemkes.go.id/simona_Login/. Sarana pelayanan kesehatan wajib
melakukan registrasi terlebih dahulu untuk mendapatkan akun.

Laporan bulanan
yang diinput ke aplikasi SIMONA meliputi :
jumlah pengkajian dan pelayanan resep per bulan, jumlah pelayanan informasi obat dan
jumlah konseling per bulan. Selain itu, terdapat kuesioner seputar pelayanan telefarmasi
di apotek, dan catatan masalah yang dihadapi apotek.

Laporan tahunan
berbasis self-assessment yang harus diisi dan dilengkapi, meliputi data dasar sarana
yang nama apoteker pemegang SIA, nomor Whatsapp aktif, nomor STRA, nomor SIPA,
lokasi apotek, dan asesmen lainnya sesuai pedoman.
MENGAPAHARUS SIMONA?? PemerintahDaerah
Provinsi Jawa B arat

o Kemenkes mendorong agar Fasyankes di wilayah


provinsi/kab/kota untuk dapat mengakses, mendaftar, dan
melaksanakan self-assessment maupun pelaporan pada SIMONA
o Data dasar tenaga kefarmasian (misal Apoteker dan TTK)
menjadi bahan pemetaan kecukupan tenaga kesehatan di
Puskesmas,Apotek, Klinik, RS dan Toko Obat
o Hanya sarana yang sudah mengisikan self-assessment yang dapat
dilakukan kroscek pada SIMONA
o Self-assessment dan pelaporan SIMONA ialah salah satu syarat
perpanjangan dan perubahan izin Apotek dan Toko Obat pada
OSS RBA
o Data SIMONA menjadi salah satu dasar pelaksanaan pembinaan
dan pengawasan Fasyankes
PemerintahDaerah
Provinsi Jawa Barat

PELAPORAN YANFAR FASYANKES 2023

SURAT EDARAN DITJEN


FY.07.03/E.IV/781/2023 tanggal
15 Februari 2023

Pelaporan dilakukan setiap bulan


sebelum tanggal 5 pada bulan
berikutnya
71
bit.ly/PanduanLaporanYanfar

PemerintahDaerah
Provinsi Jawa B arat
PemerintahDaerah

OVERVIEWKEWAJIBANPELAPORAN FASYANFAR
Provinsi Jawa B arat

BULANAN TAHUNAN
3. SELF ASSESMENT
1. SIPNAP dilaporkan walaupun NIHIL (Penilaian Mandiri)
Sebelum tanggal 10 bulan berikutnya

SIMONA 2023
2. PELAPORAN YANFAR https://simona.kemkes.go.id/
Sebelum tanggal 5 bulan berikutnya
DAFTAR SIMONA :
- APOTEK MENGGUNAKAN
KODE SIPNAP
LINK GFORM JABAR - KLINIK/RS MENGGUNAKAN
Link Pelaporan RS 2022: bit.ly/jabar-rs-2022 KODE FASKES
Link Pelaporan Puskesmas 2022: bit.ly/jabar-puskesmas-2022
Link Pelaporan Klinik 2022: bit.ly/jabar-klinik-2022
Link Pelaporan Apotek 2022: bit.ly/jabar-apotek-2022
EVALUASI SISTEM PELAPORAN BINWAS
SARANA FASYANFAR MELALUI
SIMONA PROV. JAWA BARAT
Tasikmalaya, 4 Desember 2023

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT - 2023


JUMLAH REGISTRASI
SIMONA APOTEK
Pertanggal 26 November 2023
PROVINSI JAWA
BARAT BARU 60.20 %
TOTAL SUDAH REGISTER SARANA APOTEK PROVINSI JABAR
KOTA BANJAR 92.16%
KOTA CIREBON 85.04%
KOTA SUKABUMI 73.96%
KABUPATEN SUMEDANG 71.58%
KABUPATEN MAJALENGKA 70.74%
KOTA BEKASI 70.62%
KABUPATEN PURWAKARTA 70.14%
KABUPATEN INDRAMAYU 67.54%
KOTA DEPOK 65.05%
KOTA CIMAHI 64.81%
KABUPATEN GARUT 64.71%
KABUPATEN SUBANG 63.57%
KABUPATEN CIREBON 63.51%
KABUPATEN BANDUNG BARAT 63.00%
KABUPATEN TASIKMALAYA 61.46%
KOTA BOGOR 61.08%
KAB TASIKMALAYA 61,4%
KOTA BANDUNG 61.01%
KABUPATEN CIAMIS 59.88%
KABUPATEN BEKASI 57.36%
KABUPATEN SUKABUMI 57.22%
KABUPATEN KARAWANG 57.03%
KABUPATEN PANGANDARAN 55.95%
KABUPATEN BOGOR 54.55%
KABUPATEN KUNINGAN 49.73%
KABUPATEN BANDUNG 45.23%
KOTA TASIKMALAYA 40.47% Pemerintah Daerah
KABUPATEN CIANJUR 39.74% Provinsi Jawa Barat
JUMLAH REGISTRASI
SIMONA KLINIK STATUS SUDAH REGISTER KLINIK 41,94% Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
Pertanggal 26 November 2023

KOTA BANJAR 64.00%


KAB GARUT 57.97%
KOTA BEKASI 56.42%
KAB KUNINGAN 50.00%
KOTA SUKABUMI 45.45%
KOTA CIREBON 45.28%
KAB SUBANG 42.11%
KAB TASIKMALAYA 41.94% KAB TASIKMALAYA 41,94 %
KOTA TASIKMALAYA 41.67%
KOTA BANDUNG 38.80%
KAB SUMEDANG 37.04%
KOTA DEPOK 35.98%
KAB BANDUNG BARAT 35.29%
KAB INDRAMAYU 32.43%
KAB BEKASI 28.63%
KAB MAJALENGKA 27.27%
KAB BANDUNG 26.99%
KAB CIAMIS 26.79%
KAB PURWAKARTA 25.76%
KAB CIREBON 25.53%
KAB KARAWANG 23.93%
KOTA CIMAHI 23.53%
KAB BOGOR 19.83%
KAB CIANJUR 19.61%
KOTA BOGOR 18.40%
KAB SUKABUMI 17.44%
KAB PANGANDARAN 9.09%
JUMLAH REGISTRASI
SIMONA TOKO OBAT
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
Pertanggal 26 November 2023
STATUS SUDAH REGISTER TOKO OBAT 5,26 %

87.10%
NOTE:
DATA REGISTER TO DIAMBIL DARI APLIKASI
SIMADA (DATABASE LAMA), TO YANG IZIN
66.67%
BARU WAJIB MEMINTA KODE REGISTER
61.54%
MELALUI ADMIN SIMONA CHAT WA ADMIN
DILENGKAPI DENGAN SCAN IZIN TOKO OBAT

41.18%

29.03%
24.00%
20.00%20.59%
16.13%16.67%17.33%
11.63%11.85%
8.70% 8.82%10.00%
5.26%5.36% 5.71% 6.06% 6.11%
2.81% 2.86% 4.55%
0.00% 0.00% 2.13%
JUMLAH STATUS REGISTRASI Pemerintah Daerah
SIMONA FASYANFAR
Pertanggal 26 November 2023
KAB. TASIKMALAYA Provinsi Jawa Barat

126 TOTAL SUDAH REGISTER PER SARANA


KAB. TASIKMALAYA BARU 61,28 %
APOTEK : 61,46 %
KLINIK : 41.94%
79 PUSKESMAS : 100 %
RS : 100%
Toko Obat : 5,26 % (data lama simada)

40

18 18
13
2 1
Apotek Klinik Puskesmas Rumah Sakit Toko Obat
Belum Terdaftar 79 18 18
Sudah Terdaftar 126 13 40 2 1
FASYANFAR YANG TELAH
MENYAMPAIKAN SELF ASSESMENT Self-Assesment Kab. Tasikmalaya Pemerintah Daerah

Tahun 2023 Baru 25,3%


Provinsi Jawa Barat
TAHUN 2023 Pertanggal: 2 Desember 2023

19
TOKO OBAT 1

205
APOTEK 43

31
KLINIK 5

40
PUSKESMAS 25

2
RS 1
TOTAL SARANA LAPOR
Fasyanfar yang Telah Melapor
Laporan Bulanan Kab. Tasikmalaya
Pemerintah Daerah
SIMONA
Pertanggal: 2 Desember 2023 KOTA BANDUNG
s.d Oktober 2023 Baru 23,2%
Provinsi Jawa Barat

APOTEK TOKO OBAT


KLINIK 7% 0%
13%
RS
29%

PUSKESMAS
51%
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat

TUTORIAL PELAPORAN PELAYANAN KEFARMASIAN MELALUI


SIMONA

Disampaikan Oleh:

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT

Dinkes Jabar @dinkesjabar @dinkesjabar Dinkes Prov Jabar diskes.jabarprov.go.id


Pemerintah Daerah
LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM Provinsi Jawa Barat

PELAPORAN BULANAN DI APLIKASI SIMONA


1. Fasyanfar melakukan registrasi akun SIMONA dengan panduan yang terdapat
pada link : https://simona.kemkes.go.id/informasi
2. Pada saat login, pastikan fasyanfar tidak melakukan perubahan data apa pun
pada profil
3. Setelah pelaporan terkirim di sistem, fasyanfar tidak dapat melakukan
perubahan data yang telah dikirim. Jika terdapat perubahan data, maka
fasyanfar harus melakukanpenghapusan untuk laporan yang telah terkirim
sebelumnya dan melakukan input datapelaporan yang baru.
4. Fitur pratinjau dan cetak laporan masih dalam proses pengembangan saat ini,
namundata laporan yang telah dikirim, otomatis telah tersimpan di sistem.
5. Fasyanfar diwajibkan mengirimkan laporan sampai status terkirim/selesai.
Laporanfasyanfar yang telah terkiim pada aplikasi akan dilakukan pengecekan
danpengolahan data oleh pusat.
Self-Assessment dan Laporan Apotek
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat

melalui SIMONA

Tutorial
Copyright © 2021 Kementerian Investasi/BKPM. All rights reserved.
✓ Akses Website SIMONA
https://simona.kemkes.go.id

Tombol Registrasi
✓ Fasyankes melakukan Pendaftaran User/Akun dengan
mengisi
Daftar data yang diperlukan
1. Klik icon orang
tambah 2. Isi data yang diperlukan :

*Klik icon tersebut Pilih Fasyankes


untuk kembali ke
menu MASUK
setelah selesai Masukan Kode FASYANKES
mendaftar dan (cek slide selanjutnya)
akan login
Email (sebaiknya email
Fasyankes)

Password

Password konfirmasi

Klik Daftar
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat

Aturan KODE FASYANKES


Fasyankes Penjelasan Kode FASYANKES Contoh KODE FASYANKES
RS KODE RS terdaftar pada SIRS Yankes 1107014 untuk RS Umum Daerah Cut Nyak
(http://sirs.yankes.kemkes.go.id/fo/) terdiri atas 7 Dhien (Aceh)
DIGIT angka

Klinik KODE klinik terdaftar pada Direktorat Yankes PRIMER 1211024 untuk Klinik Cempaka Lima (Aceh)
https://registrasifasyankes.kemkes.go.id/
terdiri atas 7 DIGIT angka

Puskesmas KODE pada Kepmenkes tentang DATA PUSAT KESEHATAN 1031316 untuk Puskesmas
MASYARAKAT TERREGISTRASI, SAWANGAN (Kota Depok)
terdiri atas 7 DIGIT angka

Apotek KODE SARANA pada aplikasi SIPNAP AP6472-0160 untuk Apotek Gabjav
https://sipnap.kemkes.go.id/
terdiri atas 11 digit, AP, 4 digit angka, - , 4 digit angka

Toko Obat KODE Toko Obat pada aplikasi SIMADA, terdiri atas 11 digit, TO-13710027 untuk Toko Obat Vita (Aceh)
TO- dan 8 digit angka

Jika tidak ditemukan Kode Fasyankes, silakan chat Admin SIMONA


Puskesmas, Apotek dan Toko Obat
✓ Dalam pengisian kode faskes, akan muncul notifikasi
yang menandakan apakah faskes tersebut sudah
mempunyai User atau belum

Faskes tersebut
Faskes tersebut
menandakan belum
menandakan sudah
mempunyai user
mempunyai user

Data sarana tidak


ditemukan
✓ Jika pengisian data sudah selesai menurut user, akan
muncul salah satu jendela notifikasi seperti di bawah ini

Tidak ketemu
kode Faskes
Ada data yang
masih belum diisi

Pendaftaran Berhasil
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat

Notifikasi ketika pendaftaran:


• Pastikan kode Fasyankes ditulis
dengan benar
• Klinik mendaftar dengan kode
Registrasi Klinik dari Dit. Yankes
Primer
karena data Fasyankes belum masuk • Jika masih tidak bisa maka
ke database atau salah kode dapat menghubungi no kontak
Atau tulisan “Whoops” Admin SIMONA untuk Solusinya

Maka ada kesalahan di


Pastikan sesuai, atau
kode sarana atau
reset password
password Ketika login
https://simona.kemkes.go.id/downloadJuklak/6
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat

Login
Tampilan dashboard user

1. Masukan email yang


didaftarkan
2. Masukan password
yang didaftarkan

Catatan: bagi sarana yang


sudah mendaftar pada
SIMONA versi lama, silakan
login dengan masukkan
email yang terdaftar dan Diisi ”secret”
password “secret” *)
Diisi password baru
*) cara ubah password: Diisi password baru

3. Klik Masuk
✓√ Self Assesment Pelayanan Kefarmasian
✓ Sarana melaksanakan
pengisian
Self-Assesment kefarmasian
Klik “Form Assessment Mandiri”
Klik tombol “Buat
Asesmen Mandiri”

Klik tombol “Submit


terlebih dahulu untuk
memunculkan menu
disamping
Sebelum mengisi self assessment, ketik kode transaksi, tahun assessment, kode
✓ faskes, lalu klik ”tambahkan” untuk membuat self assessment baru
Untuk mengisi data detail per bab, klik ”Tambah Data

Baru” untuk memunculkan box pengisian data
✓ Isi semua pertanyaan dan klik berikutnya untuk menuju ke halaman
berikutnya, lalu ulangi proses sampai akhir
✓ Setelah selesai klik “Tambahkan”
Jika semua data sudah selesai diisi, klik ‘Kirim (Final)’ di pojok kanan bawah dan

klik oke di popup pertanyaan tersebut agar data siap diverifikasi oleh Dinkes
✓ Selesai Tilik
Faskes telah berhasil melakukan self assessment

Klik icon kertas untuk pratinjau hasil Tilik yang


sudah dilakukan
Klik icon print untuk print preview dan mencetak
hasil Tilik yang sudah dilakukan
✓ Pratinjau dan Print Preview
✓√ Laporan Bulanan Pelayanan Kefarmasian

Sarana melaksanakan
pengisian
Laporan Bulanan kefarmasian
Klik “Laporan Bulanan”
Klik tombol “Buat
Klik “Belum Terverifikasi” untuk Laporan”
masuk ke table di bawah ini
✓ Isi semua pertanyaan dan klik berikutnya untuk menuju ke halaman
berikutnya, lalu ulangi proses sampai akhir
✓ Setelah selesai klik “Kirim Laporan”
✓ Setelah selesai pelaporan, cek histori untuk melihat data
Klik icon di kiri data untuk merevisi
pelaporan yang dilakukan, revisi ini hanya
Faskes telah berhasil melakukan Pelaporan
bisa dilakukan sebelum verifikasi dari dinkes

Klik icon kertas untuk pratinjau hasil Pelaporan Klik icon print untuk print preview dan mencetak
yang sudah dilakukan hasil Pelaporan yang sudah dilakukan
✓ Pratinjau dan Print Preview
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat

FORM PELAYANAN KEFARMASIAN


Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat

Dinkes Provinsi Jawa Barat “Kerja Ikhlas dan Bahagia”

Jl. Pasteur No.25, Pasir Kaliki, Kec. Cicendo, Kota Bandung,


Jawa Barat 40171

Dinkes Jabar @dinkesjabar @dinkesjabar Dinkes Prov Jabar

diskes.jabarprov.go.id

Anda mungkin juga menyukai