RANGKUMAN Nur Azizah

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nur Azizah

Nim : 91B22066

Kelas : TLM 3B

Jenis-Jenis Metode Rapid – Test Untuk Deteksi Virus SARS-CoV -2

Pendahuluan
COVID-19 adalah nama yang diberikan oleh WHO untuk menjelaskan penyakit yang disebabkan
oleh virus Korona jenis baru. Sedangkan SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome-
Coronavirus 2) adalah virus Korona yang menyebabkan infeksi saluran pernafasan pada
manusia. Penyebaran SARS-CoV-2 yang cepat di berbagai negara di dunia telah menyebabkan
World Health Organization (WHO) mengeluarkan pengumuman status COVID-19 dari epidemik
menjadi pandemik. SARS-CoV-2 dapat menyerang paru-paru sel inang melalui reseptor
Angiotensin Converting Enzyme-2 (ACE2) yaitu entry receptor (pintu masuk) virus ini ke dalam
sel inang. Keberadaan virus di dalam sel inang akan menginisiasi berbagai respon proteksi yang
mengarah ke pneumonia dan sindrom pernafasan akut (Astuti & Ysrafil, 2020). Zhao et al.
(2020) menemukan bahwa 83% sel yang mengekspresikan ACE2 adalah sel epitel alveolus tipe II
(alveolar epithelial type II/ACEII) yang membuat sel-sel ini seperti menjadi reservoir virus. Hal
inilah yang menjelaskan mengapa gejala COVID-19 adalah pada saluran pernafasan dan paru-
paru menjadi organ yang paling rentan terdampak virus.

Gejala infeksi COVID-19 sangat tidak spesifik, termasuk didalamnya gejala pernafasan, batuk,
demam, dyspnea (sesak nafas) dan pneumonia (Huang et al., 2020). Oleh karena itu, tes
diagnostik khusus untuk infeksi yang disebabkan oleh COVID-19 ini sangat dibutuhkan untuk
konfirmasi cepat terhadap dugaan kasus, skrining pasien dan melakukan virus surveillance,
serta mencegah terjadinya penyebaran sekunder (Nguyen et al., 2020) Artikel ini akan
menjelaskan kekurangan dan kelebihan.

Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR)

Teknik RT-PCR adalah metode yang sangat umum dan telah lama digunakan dalam penelitian
obat, terutama untuk deteksi informasi genetik. Teknik RTPCR ini dilakukan menggunakan
mRNA (messenger RNA) sebagai cetakan (template). Tahap pertama pada teknik ini
menggunakan enzim reverse transcriptase untuk mengubah template mRNA sehingga
menghasilkan DNA untai tungal komplementer yang disebut cDNA (complementary DNA).
Dalam real time PCR, waktu nyata suatu reaksi positif dideteksi oleh akumulasi sinyal fluoresen.
Ct (cycle treshold) didefenisikan sebagai jumlah siklus yang diperlukan agar sinyal fluoresen
dapat melewati ambang (yaitu melebihi level latar belakang). Level Ct berbanding terbalik
dengan jumlah target asam nukleat dalam sampel (semakin rendah tingkat Ct semakin besar
jumlah asam nukleat target dalam sampel). Saat ini, teknik molekuler standar yang digunakan
untuk deteksi SARS-CoV-2 adalah teknik quantitative Realtime Reverse TranscriptionPolymerase
Chain Reaction (qRT-PCR).

Teknik RT-PCR telah digunakan sebagai dasar untuk menghasilkan produk diagnostik dan
pengujian, contohnya perusahaan Farmasi PT. Bio farma (Persero) di Indonesia telah siap
memproduksi rapid test kit berbasis RT-PCR untuk melakukan pemeriksaan virus Korona atau
COVID-19.

Loop-mediated Isothermal Amplification (LAMP)


LAMP adalah teknik baru untuk amplifikasi asam nukleat dengan spesifitas tinggi, efisien, dan
cepat (2-3 jam) di bawah kondisi suhu konstan (isotermal) (Nguyen et al., 2020). Berbeda
dengan teknik PCR, reaksi LAMP dilakukan dengan serangkaian langkah atau siklus suhu bolak
balik. RT-LAMP memiliki potensi untuk menjadi alat tambahan yang berguna untuk diagnosis
penyakit menular mengingat kesederhanaan dan keandalannya (Itou et al., 2014). Pengujian
LAMP yang dikembangkan saat ini menggunakan total enam primer dan mengenali delapan
lokasi berbeda dari urutan target. RT-LAMP memiliki potensi untuk menjadi alat tambahan yang
berguna untuk diagnosis penyakit menular mengingat kesederhanaan dan keandalannya (Itou
et al., 2014). Pengujian LAMP yang dikembangkan saat ini menggunakan total enam primer dan
mengenali delapan lokasi berbeda dari urutan target.

Lateral Flow Assay


Lateral Flow Assay, disebut juga sebagai ‘tes antibodi’, merupakan teknik untuk deteksi antibodi
terhadap penyakit dengan menggunakan sampel darah pasien. Tes Lateral Flow menggunakan
teknologi yang sama dengan teknik yang biasa digunakan untuk tes kehamilan. Tes ini dapat
mendeteksi antibodi terhadap virus dari darah pasien, serta dapat menunjukkan apakah pasien
masih terinfeksi atau telah pulih dari COVID-19. Pengujian menggunakan Lateral Flow Assay ini
memerlukan setetes darah pasien baik dari vena ataupun dari tusukan jari (Gambar 2). Teknik
ini mirip dengan tes yang digunakan untuk pemantauan gula darah pada penderita diabetes.
Lateral Flow Immunoassay yang dikembangkan untuk uji SARS-CoV-2 mampu mendeteksi dua
jenis antibodi, yaitu IgG dan IgM, yang menunjukkan adanya kekebalan terhadap SARSCoV-2 di
dalam tubuh.

Immunoassay yang mendeteksi antibodi IgG dan IgM ini sangat mudah dibaca dan juga adanya
garis kontrol yang ketika muncul dapat menunjukkan bahwa pengujian telah berfungsi dengan
benar. Garis uji akan muncul ketika salah satu dari kedua jenis penanda antibodi tersebut
ditemukan di dalam sampel. Kemunculan salah satu dari dua garis penanda IgG atau IgM, atau
kemunculan keduanya, mengindikasikan hasil tes positif, yang menunjukkan bahwa pasien saat
ini telah terinfeksi.

3). Teknologi Lateral Flow ini merupakan teknologi jenis baru, dimana bukti dan keakuratannya
untuk deteksi virus Korona masih dalam proses evaluasi. Sejauh ini, tes Lateral Flow hanya
dapat digunakan untuk menentukan apakah pasien telah terinfeksi COVID-19 pada beberapa
titik sampel. Tes lebih lanjut diperlukan untuk mendeteksi apakah seorang pasien saat ini
terinfeksi. Tes Lateral Flow lebih mahal dan cukup memakan waktu untuk pengujian dengan
skala besar, jika dibandingkan tes antibodi berbasis skala laboratorium seperti ELISA.

Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)

. Plates yang digunakan untuk uji ELISA ini memiliki daya serap khusus yang dapat memastikan
antibodi atau antigen dapat menempel pada permukaan plate. Tes ELISA dapat digunakan
untuk mendiagnosis suatu penyakit yang ada di dalam tubuh seperti AIDS yang disebabkan oleh
virus HIV. Tahapan –tahapan pengujian menggunakan metode ELISA ini diantaranya.

1) Plate ELISA dilapisi dengan antibodi penangkap, yaitu antibodi terhadap antigen yang
diinginkan. Kemudian, antibodi yang tidak terikat bisa dicuci dari plate.

2) Sampel, misalnya serum, kemudian ditambahkan ke dalam plate, dan selanjutnya antigen
dalam sampel akan berikatan dengan antibodi penangkap yang telah melapisi plate,
3) Antibodi deteksi, yaitu antibodi yang telah diberi label dengan enzim, biasanya horse
peroxidase atau alkaline phosphatase, ditambahkan ke dalam plate Antibodi deteksi ini akan
berikatan dengan antigen target yang sudah terikat pada plate,

4) Substrat enzim yang dapat menimbulkan warna tertentu saat bereaksi

Quantitative Real-time Polymerase Chain Reaction/PCR (qPCR)


Teknik qPCR merupakan teknik in vitro untuk menentukan/mengukur jumlah dan keberadaan
dari produk PCR (template DNA) secara real time. Teknik ini berguna untuk penyelidikan dan
penelitian terhadap ekspresi gen-gen tertentu (Maddock & Jenkins, 2017).

Anda mungkin juga menyukai