Rapidtest Nurhayati tlm3b

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 1

RAPID TEST

Tugas : cari penelitian yang menggunakan teknologi rapid test dan buatlah ringkasannya

Nama : Nurhayati
Nim :91B22069
TLM 3B

Rapid test adalah alat yang digunakan untuk deteksi cepat virus, termasuk COVID-19. Hasil rapid test dapat berupa
tes antibodi atau tes antigen. Tes antibodi (IgM dan IgG) digunakan sebagai langkah skrining awal dalam deteksi
COVID-19, bukan untuk mendiagnosis infeksi COVID-19 pada seseorang. Mereka kurang efektif untuk mendiagnosis
infeksi COVID-19, namun lebih tepat digunakan untuk tujuan surveilans kesehatan masyarakat. Sementara itu, tes
antigen sedikit lebih efektif karena bisa mendeteksi antigen atau virusnya. Namun, baik tes antibodi maupun tes
antigen hanya sebagai langkah pemeriksaan awal. Untuk memastikan keberadaan virus di tubuh seseorang
terinfeksi virus corona, perlu dilakukan uji swab, dan rapid test hanya sebagai langkah pemeriksaan awal saja

Selain itu, terdapat inovasi dalam pengembangan rapid test, seperti produk rapid test CePAD yang dikembangkan
oleh Universitas Padjadjaran dan produk rapid test GeNose karya Universitas Gadjah Mada. Kedua produk ini tidak
terkategorikan sebagai tes cepat berbasis antibodi, tetapi memiliki sasaran pengujian yang berbeda. Mereka dapat
digunakan di tempat publik, sehingga kegiatan ekonomi tetap berjalan dengan penerapan protokol kesehatan.
Produk rapid test CePAD memiliki tingkat sensitivitas, spesifitas, dan akurasi yang memenuhi standar yang
ditetapkan WHO untuk uji antigen

 Penelitian yang menggunakan alat rapid test antigen untuk mendeteksi Covid-19

Penelitian yang menggunakan alat rapid test antigen untuk mendeteksi Covid-19 dapat membantu dalam
mengidentifikasi infeksi virus lebih awal. Dalam penelitian yang menggunakan metode kualitatif dan pendekatan
fenomenologi, peneliti menggunakan lembar isian untuk mencatat data demografi dan mental tes sederhana untuk
memastikam fungsi kognitif.

Alat rapid test antigen digunakan dalam berbagai penelitian untuk mengukur jumlah infeksi virus Covid-19 dan
mengidentifikasi pasien yang perlu isolasi. Dalam penelitian yang menggunakan rapid test antigen, hasil positif
menunjukkan bahwa sedang terjadi infeksi, sementara hasil negatif menunjukkan bahwa tidak terjadi infeksi atau
antigen tidak terdeteksi.

Beberapa penelitian lain juga mengeksplorasi penggunaan rapid test antigen bekas dan dampaknya terhadap
masyarakat. Misalnya, penelitian yang mengevaluasi persepsi masyarakat terhadap kebijakan penggunaan rapid
test sebagai syarat perjalanan dalam negeri menemukan bahwa frekuensi twit yang membahas kebijakan tersebut
sangat tinggi.

Selain itu, penelitian yang mengeksplorasi perspektif hak asasi manusia terhadap tanggung jawab pemerintah
dalam kasus alat rapid test bekas menemukan bahwa pemerintah seharusnya menerapkan standar yang ketat dan
tinggi sebagai bentuk tanggung jawab negara.

Dalam konteks penelitian lain, penelitian yang mengevaluasi kajian yuridis terhadap kasus penggunaan alat rapid
test antigen bekas menemukan bahwa kajian yuridis terhadap kasus tersebut sangat penting untuk menjaga
kesehatan masyarakat dan menghormati hak-hak konsumen.

Anda mungkin juga menyukai