Anda di halaman 1dari 15

Resume Jurnal

Tingkat Efektivitas Dari Penggunaan Rapid Test Antibodi Metode


Immunokromatografi Untuk Screening Covid-19
Judul Tingkat Efektivitas Dari Penggunaan Rapid Test Antibodi Metode
Immunokromatografi Untuk Screening Covid-19
Nama Jurnal Jurnal Implementa Husada
Volume dan Halaman Vol 2 No 1
Tahun 2021
Penulis Adinda Narulitia, Nabil Salim Ambar, Afrita Amalia Laitupa, Sholihul Absor.
reviewer Yohanes Idris
Tanggal Reviewer 21 Januari 2022
Latar Belakang Saat ini masyarakat seluruh dunia sedang menghadapi keresahan akibat
munculnya virus baru yang berasal dari Wuhan, China. WHO menyebut virus ini
dengan Coronavirus Disease 2019 (COVID 19).
Tujuan Penelitian Membahas tentang tingkat efektivitas dari penggunaan Rapid Test antibodi
metode ICT untuk skrining awal COVID-19.
Permasalahan Semakin hari jumlah kasus penderita yang telah dikonfirmasi semakin
meningkat hingga berjumlah 11.046.917. Di Indonesia, berdasarkan data dari
Badan Nasional Penanggulangan Bencana hingga tanggal 5 Juli 2020, kasus yang
telah dikonfirmasi positif COVID-19 berjumlah 63.749.
Metodologi Penelitian Metode ICT (Immunocromatografi)
Hasil Penelitian Penggunaan Rapid Test tidak digunakan untuk diagnostik, tetapi Rapid Test dapat
digunakan untuk skrining pada populasi spesifik dan situasi khusus.
Penelitian Zainol Rashid dkk hasil yang didapatkan pada sembilan alat kit rapid
test ini, enam diantaranya dilakukan pengujian dengan metode kombinasi IgG dan
IgM yang hasil sensitivitasnya 72,7% hingga 100%. Penelitian yang dilakukan oleh
Go dkk didapatkan hasil dari 951 pasien yang menjalani pemeriksaan antibodi IgM
sensitivitasnya sebesar 82%, sedangkan untuk hasil dari 1503 sampel pada
pemeriksaan IgG didapatkan hasil sensitivitasnya sebesar 97%. Pada hasil
penelitian Li dkk dari 397 pasien positif yang terkonfirmasi melalui pemeriksaan
PCR, didapatkan 352 pasien positif dan 128 pasien dinyatakan negatif dari hasil
pemeriksaan test IgG dan IgM. Hasil dari pemeriksaan uji kombinasi IgG dan IgM
memiliki sensitivitas sebesar 88,66%. Hasil dari review ini penggunaan Rapid Test
antibodi metode. Immunokromatografi memiliki hasil yang efektif dalam skrining
COVID-19.
Kesimpulan Dalam pemeriksaan Rapid test membutuhkan sampel dari darah utuh, plasma
atau serum yang kemudian hasilnya dibaca dari alat kit Rapid Test yang
menunjukkan hasil positif apabila didapatkan 3 garis berwarna pada garis C
(control) dan garis IgG dan IgM atau 2 garis berwarna pada garis C (control)
dan garis IgG atau IgM. Penggunaan Rapid Test antibodi metode
Immunokromatografi sebagai deteksi awal COVID-19, memiliki hasil sensitivitas
yang bervariasi antara 72,7 % hingga 100 %. Hasil dari review ini penggunaan
Rapid Test antibodi metode. Immunokromatografi memiliki hasil yang efektif
dalam skrining COVID-19
Kelebihan Kelebihan dari pemeriksaan Rapid Test antibodi ini didapatkan hasil yang cepat,
pengambilan sampel yang mudah, dan semua laboratorium mampu
mengerjakan, sehingga beberapa penelitian mengatakan penggunaan Rapid Test
antibodi metode Immunokromatografi memiliki efektivitas dalam screening awal
pasien karena angka sensitivitasnya yang cukup tinggi antara 72,7 % hingga 100%
untuk mendeteksi virus COVID-19 di masa pandemik seperti ini.
1
Kekurangan penggunaan Rapid Test tidak digunakan untuk diagnostik, tetapi Rapid Test
dapat digunakan untuk skrining pada populasi spesifik dan situasi khusus.
Pemeriksaan ini, hanya merupakan skrining awal yang harus tetap dikonfirmasi
kembali dengan menggunakan RT-PCR

2
Vol 2 No 1 Bulan Mei Tahun 2021
E-ISSN :2722-0877

TINJAUAN PUSTAKA

TINGKAT EFEKTIVITAS DARI PENGGUNAAN RAPID TEST


ANTIBODI METODE IMMUNOKROMATOGRAFI UNTUK
SCREENING COVID-19

Adinda Narulitia1, Nabil Salim Ambar1, Afrita Amalia Laitupa1, Sholihul


Absor1
1
Program Pendidikan Dokter, Universitas Muhammadiyah Surabaya, Indonesia

Email: adindanarulitia27@gmail.com

Abstrak: Coronavirus Disease 2019 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2


memiliki manifestasi klinis pada sistem pernapasan dengan tingkat penularan
yang tinggi, sehingga diperlukan deteksi awal dengan cara 3 T yaitu Testing,
Tracing, and Treatment. Salah satu cara dari testing yaitu dengan menggunakan
Rapid Test antibodi metode ICT (mendeteksi IgG dan IgM). Pemeriksaan Rapid
Test memiliki beberapa metode antara lain Lateral Flow Assay (LFA), ELISA,
IFA, dan Immunokromatografi. Pada tinjauan literatur review ini akan dibahas
pemeriksaan Rapid Test antibodi dengan menggunakan metode ICT. Dalam
pemeriksaan Rapid test membutuhkan sampel dari darah utuh, plasma atau serum
yang kemudian hasilnya dibaca dari alat kit Rapid Test yang menunjukkan hasil
positif apabila didapatkan 3 garis berwarna pada garis C (control) dan garis IgG
dan IgM atau 2 garis berwarna pada garis C (control) dan garis IgG atau IgM.
Penggunaan Rapid Test antibodi metode Immunokromatografi sebagai deteksi
awal COVID-19, memiliki hasil sensitivitas yang bervariasi antara 72,7 % hingga
100 %. Hasil dari review ini penggunaan Rapid Test antibodi metode
Immunokromatografi memiliki hasil yang efektif dalam skrining COVID-19.

Kata kunci: Skrining, COVID-19, Rapid Diagnostic Test Immunokromatografi

Abstract: Coronavirus Disease 2019 caused by SARS-CoV-2 has clinical


manifestations in the respiratory system with a high transmission rate, so early
detection is needed by means of 3 T, namely Testing, Tracing, and Treatment.
One way of testing is by using the ICT Rapid Test antibody method (detecting IgG
and IgM). The Rapid Test has several methods, including Lateral Flow Assay
(LFA), ELISA, IFA, and Immunochromatography. In the literature review, this
review will discuss the antibody Rapid Test using the ICT method. In the
examination, the Rapid test requires a sample of whole blood, plasma or serum
which is then read from the Rapid Test kit which shows a positive result if there
are 3 colored
on the lines
C line (control) and the IgG and IgM lines or 2 colored lines on the C line
(control) and the IgG or IgM line. The use of the Immunochromatographic
3
method of the Rapid Test antibody as an early detection of COVID-19, has a
sensitivity result that varies between 72.7 % to 100 %. The results of this review
using the Immunochromatographic method of Antibody Rapid Test had effective
Vol 2 No 1 Bulan Mei Tahun 2021
E-ISSN :2722-0877
Keywords: Screening, COVID-19, Rapid Diagnostic
Test Immunochromatographic

4
Vol 2 No 1 Bulan Mei Tahun 2021
E-ISSN :2722-0877

PENDAHULUAN maka diperlukan diagnosa yang


Saat ini masyarakat seluruh cepat dan tepat, vaksin dan terapi
dunia sedang menghadapi untuk mendeteksi dan mencegah
keresahan akibat munculnya virus terpapar COVID-19.2 Hal yang perlu
baru yang berasal dari Wuhan, dilakukan untuk mendeteksi bahwa
China. World Health Organization seseorang telah terpapar COVID-19
(WHO) menyebut virus ini dengan dilakukan skrining tahap awal
Coronavirus Disease 2019 (COVID dengan menggunakan Rapid-Test
2019) yang disebabkan oleh infeksi antibodi yang berguna untuk
Severe Acute Respiratory Syndrome mendeteksi IgG dan IgM.3 Menurut
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2), dan Deeks et al mendeteksi antibodi IgG
memiliki manifestasi klinis pada dan IgM untuk skrining awal
sistem pernapasan yang memiliki menunjukkan sensitivitas yang
tingkat penularan cukup tinggi di rendah sebesar <30,1%, tetapi
berbagai belahan dunia. 1
menurut Zainol Rashid dan Li

World Health Organizatin dengan mendeteksi antibodi IgG dan

(WHO) menetapkan sebagai kasus IgM untuk skrining awal memiliki

pandemi COVID-19, karena sensitivitas sebesar 72,7% dan

semakin hari jumlah kasus 88,6%. Dari beberapa pendapat

penderita yang telah dikonfirmasi penelitian tersebut, maka pada

semakin meningkat hingga tinjauan kepustakaan ini akan

berjumlah 11.046.917. Di membahas tentang tingkat

Indonesia, berdasarkan data dari efektivitas dari penggunaan Rapid

Badan Nasional Penanggulangan Test antibodi metode ICT untuk

Bencana hingga tanggal 5 Juli 2020, skrining awal COVID-19.

kasus yang telah dikonfirmasi


positif COVID-19 berjumlah ISI

63.749. Coronavirus
Coronavirus merupakan virus RNA
Seiring meningkatnya kasus
rantai tunggal positif yang memiliki
yang telah terpapar COVID-19,
kapsul, dan tidak memiliki segmen.

5
Vol 2 No 1 Bulan Mei Tahun 2021
E-ISSN :2722-0877

Virus ini tergolong dalam ordo ditemukan untuk Coronavirus.


Nidovirales dan famili Coronavirus yang ada pada hewan
Coronaviridae . Analisis genom dari
7
kelelawar merupakan sumber utama
COVID-19 menunjukkan adanya untuk kejadian Severe Acute
kemiripan yang sama dengan Respiratory Syndrome (SARS) dan
Coronavirus seperti SARS yang Middle East Respiratory Syndrome
dapat menginfeksi hewan seperti (MERS). Secara umum, alur
kelelawar kemudian terjadinya penyebaran Coronavirus dari hewan
mutasi dan dapat menginfeksi ke manusia dan dari manusia ke
manusia. Coronavirus adalah salah
8
manusia melalui adanya transmisi
satu penyakit yang penyebarannya kontak, droplet rute feses dan oral.7
sangat cepat melalui saluran Coronavirus hanya bisa
pernafasan, sehingga dapat terjadi memperbanyak diri melalui sel host-
suatu sindrom pernafasan akut yang nya. Virus tidak bisa hidup tanpa sel
disebabkan SARS-CoV-2. 9
Gejala host. Siklus dari Coronavirus setelah
yang ditimbulkan pada sindrom menemukan sel host yang sesuai
pernafasan antara lain mengalami tropismenya yang pertama,
demam, batuk dan kesulitan dalam penempelan dan masuknya virus
bernapas yang merupakan keluhan menuju sel host yang diperantarai
umum. oleh Protein S yang terdapat
Patogenesis dan Patofisiologi dipermukaan virus. Protein S
Coronavirus merupakan penentu utama dalam
Coronavirus disebut juga menginfeksi spesies host-nya serta
dengan virus zoonotik yaitu virus yang menentukan tropisnya. Pada
yang ditransmisikan dari hewan ke studi SARS-CoV protein S berikatan
manusia. Banyak hewan liar yang dengan reseptor di sel host yaitu
dapat membawa patogen dan enzim ACE-2, dimana ACE-2 dapat
bertindak sebagai vektor untuk ditemukan pada mukosa oral dan
penularan penyakit tertentu. nasal, nasofaring, paru, lambung,
Kelelawar, tikus bambu, unta dan usus halus, usus besar, kulit, timus,
musang merupakan host yang biasa sumsum tulang, limpa, hati, ginjal,

6
Vol 2 No 1 Bulan Mei Tahun 2021
E-ISSN :2722-0877

otak, sel epitel alveolar paru, sel Antibodi dan Rapid Test Antigen.
enterosit usus halus, sel endotel arteri Rapid Test ini memiliki berbagai
vena, dan sel otot polos. Setelah metode pemeriksaan antara lain
virus berhasil masuk, selanjutnya metode ELISA, LFA, IFA dan
translasi replikasi gen dari RNA Immunokromatografi.11
genom virus. Selanjutnya, replikasi
1. Rapid Test Antibodi
dan transkripsi dimana sintesis virus
Merupakan pemeriksaan
RNA melalui translasi dan perakitan
serologi antibodi terhadap SARS-
dari kompleks replikasi virus. Tahap
Cov-2. Antibodi akan dihasilkan
yang terakhir merupakan perakitan
setelah beberapa hari atau minggu
dan rilis virus.10
setelah terjadinya infeksi virus.
Pemeriksaan Rapid Test
Respons tubuh menghasilkan
Menurut Kementrian
antibodi bergantung pada
Kesehatan tahun 2020, penggunaan
beberapa faktor, antara lain usia,
Rapid Test tidak digunakan untuk
status nutrisi, tingkat keparahan
diagnostik, tetapi Rapid Test dapat
penyakit dan pengobatan atau
digunakan untuk skrining pada
infeksi penyakit tertentu yang
populasi spesifik dan situasi khusus.
dapat melemahkan sistem imun
Penanganan COVID-19 di Indonesia
tubuh. Sebagian besar pasien baru
dapat menggunakan Rapid Test
memberikan respon antibodi pada
Antibodi dan Rapid Test Antigen
pekan kedua setelah timbulnya
yang dilakukan pemeriksaan pada
gejala.12
OTG/ kasus kontak dari pasien yang
Alat uji cepat antibodi
telah dikonfirmasi positif COVID-
gabungan SARS-CoV-2 IgM-IgG
19. Pemeriksaan ini, hanya
merupakan immunoassay
merupakan skrining awal yang harus
kualitatif aliran lateral untuk
tetap dikonfirmasi kembali dengan
penentuan ada atau tidak kedua
menggunakan RT-PCR.1
anti SARS-CoV-2 IgM-IgG
Pemeriksaan skrining
dalam spesimen manusia (darah
menggunakan Rapid test memiliki
utuh dan plasma). Katrid
dua macam yaitu Rapid Test

7
Vol 2 No 1 Bulan Mei Tahun 2021
E-ISSN :2722-0877

pengujian memiliki tiga band negatif klinis adalah masa awal


deteksi, termasuk band control infeksi dimana antibodi belum
distal yang muncul saat sampel terbentuk atau belum terdeteksi
telah mengalir ke ujung strip dan fungsi kekebalan tubuh
pengujian. Terbentuknya SARS- terganggu, sedangkan untuk false
CoV-2 IgG dan IgM pada alat uji, negatif laboratorium adalah
ditunjukkan dengan adanya garis reagen yang dipilih, kondisi
merah atau ungu di daerah IgG laboratorium dan cara pengerjaan
atau IgM. 6
tes.11
Pada pemeriksaan Rapid Test Antibodi memiliki
menggunakan metode kelebihan dan kekurangan.
imunokromatografi dapat Kelebihan dari metode ini yaitu
memiliki hasil false positif dan dapat dikerjakan oleh semua
false negatif. Kemungkinan laboratorium (selama alat
penyebab terjadinya false positif pelindung diri tersedia), hasil
dapat disebabkan oleh faktor yang cepat, dan disarankan
internal dan faktor eksternal. menggunakan sampel dari whole
Faktor internal yang dapat blood atau serum, sedangkan
menyebabkan adalah rheumatoid untuk kekurangan dari metode ini
faktor, antibodi heterofilik, antara lain sensitivitas dan
system komplemen, anti-mouse spesifisitas yang bervariasi dan
antibodi Ig, dan lisozim, memerlukan kehati-hatian dalam
sedangkan untuk faktor eksternal menginterpretasi hasil baik non
adalah hemolisis, waktu reaktif maupun reaktif.13
penyimpanan yang terlalu lama, 2. Rapid Test Antigen
specimen yang tidak membeku Merupakan penilaian ada atau
secara sempurna, dan pengaturan tidaknya protein virus (antigen)
cut-off hasil positif. Penyebab COVID-19 pada sampel dari
terjadinya false negatif dapat saluran pernapasan seseorang.
disebabkan oleh klinis dan Antigen yang terdeteksi hanya
laboratorium. Penyebab bisa diekspresikan saat virus aktif
false
8
Vol 2 No 1 Bulan Mei Tahun 2021
E-ISSN :2722-0877

bereplikasi. Oleh karena itu, dinyatakan positif, sedangkan


penggunaan alat test tersebut pada hasil tidak didapatkan
paling baik digunakan untuk adanya garis pada kontrol (C) atau
mengidentifikasi infeksi pada fase hanya ada satu garis berwarna
akut atau tahap awal infeksi. pada garis tes (T)
Kinerja alat Rapid Test Antigen direkomendasikan untuk
ini dapat dipengaruhi oleh pemeriksaan ulang.13
beberapa faktor, antara lain awal Rapid Test Antigen ini
munculnya gejala penyakit, memiliki kelebihan dari alat ini
konsentrasi virus pada speimen, yaitu mendeteksi komponen virus
kualitas spesimen yang diambil langsung, baik digunakan untuk
dan prosesnya, serta formulasi deteksi pada fase akut, tidak
reagen pada alat tes tersebut. meerlukan spesifikasi
Sensitivitas dari tes ini laboratorium khusus (Biosafety
diperkirakan 34% hingga 80%. 12
laboratorium / BSL level II), dan
Pengerjaan pemeriksaan Rapid tidak memerlukan ketrampilan
Test Antigen ini harus disupervisi petugas secara khusus dalam
dan interpretasi oleh dokter pengerjaan Rapid Test,
spesialis Patologi Klinik, Rapid kekurangan dari penggunaan
Test Antigen ini dilakukan di Rapid Test Antigen ini adalah
laboratorium yang memiliki dengan menggunakan sampel
fasilitas Biological Safety Cabinet saluran napas atas (swab
(BSC) kelas II yang dilakukan orofaring/nasofaring),
oleh tenaga terlatih. 13
ketidakterampilan petugas dalam
Interpretasi hasil yang pengambilan spesimen dapat
dihasilkan apabila didapatkan satu mempengaruhi hasil,
garis berwarna pada garis membutuhkan APD level 3 untuk
kontrol pengambilan spesimen dan
(C) dinyatakan negatif, jika ruangan khusus minimal memiliki
didapatkan satu garis hitam pada BSC 2 atau dilakukan di tempat
garis tes (T) dan satu garis terbuka, untuk pengerjaan RDT,
berwarna pada garis (C)
9
Vol 2 No 1 Bulan Mei Tahun 2021
E-ISSN :2722-0877

memiliki sensitivitas yang Penelitian yang dilakukan Imai dkk


bervariasi dan uji validasi masih untuk jangka waktu kurang dari 1
terbatas sehingga belum dapat minggu didapatkan hasil IgM
menggantikan posisi RT-PCR. 13
27,8%, IgG 3,3% dan kombinasi
Efektivitas Penggunaan Rapid IgG dan IgM 27,8%, untuk jangka
Test terhadap COVID-19 waktu 1 hingga 2 minggu
Penelitian yang dilakukan oleh didapatkan hasil IgM 48,8%, IgG
Dohla et al didapatkan hasil bahwa 8,0% dan kombinasi IgG dan IgM
dari 39 orang yang menjalani sebesar 48,0%, dan untuk jangka
pemeriksaan, 22 orang dinyatakan waktu lebih dari 2 minggu IgM
positif melalui pemeriksaan qPCR 95,8%, IgG 62,5%, dan kombinasi
dan hanya 8 orang dinyatakan IgG dan IgM 95,8%. Dapat
positif melalui pemeriksaan Rapid disimpulkan penggunaan Rapid
Test Antibodi, sehingga sensitivitas Test antibodi efektif pada minggu
dari uji rapid test antibodi ini hanya ke 2 hingga lebih dari 2 minggu.
36,4%. Hal ini tidak sesuai dengan Penelitian yang dilakukan Jia dkk
penelitian yang dilakukan oleh didapatkan hasil dari 57 pasien
beberapa peneliti yang yang diduga terinfeksi COVID-19,
menyebutkan sensitivitas terhadap 24 pasien dinyatakan positif dan 33
penggunaan Rapid Test antibodi ini pasien negatif dengan uji asam
cukup efektif, seperti penelitian nukleat. Sensitivitas uji asam
yang dilakukan oleh Shen dkk nukleat 42,10%, sedangkan hasil
didapatkan hasil sebanayak 150 sensitivitas dari uji kombinasi IgG
pasien dilakukan pemeriksaan dan IgM dari pasien negatif dan
menggunakan test PCR, 97 pasien positif uji asam nukleat 72,73% dan
diantaranya dinyatakan positif dan 87,50%. Dapat disimpulkan
53 pasien negatif. Dari 97 pasien dengan menggunakan uji
positif PCR 69 diantaranya kombinasi IgG dan IgM lebih
didapatkan hasil positif dengan efektif dalam skrining awal
pemeriksaan Rapid Test antibodi COVID-19. Penelitian Zainol
dan memiliki sensitivitas 71,1%. Rashid dkk hasil yang didapatkan

10
Vol 2 No 1 Bulan Mei Tahun 2021
E-ISSN :2722-0877

pada sembilan alat kit rapid test ini, 270 sampel yang terkonfirmasi
enam diantaranya dilakukan positif SARS-CoV-2 melalui
pengujian dengan metode pemeriksaan RT-PCR dari hari ke-0
kombinasi IgG dan IgM yang hasil hingga hari ke-42, sedangkan 564
sensitivitasnya 72,7% hingga dinyatakan negatif. Sensitivitas dari
100%. Penelitian yang dilakukan pemeriksaan IgG ELISA yang
oleh Go dkk didapatkan hasil dari dilaporkan sebanyak 270 sample
951 pasien yang menjalani klinis dari 124 pasien yang terdaftar
pemeriksaan antibodi IgM secara prospektif sebesar 94 %
sensitivitasnya sebesar 82 %, pada hari ke 10 atau lebih pasca
sedangkan untuk hasil dari 1503 diagnosis laboratorium, sedangkan
sampel pada pemeriksaan IgG pada hari ke 14 hingga 21 setelah
didapatkan hasil sensitivitasnya adanya gejala didapatkan
sebesar 97 %. Pada hasil penelitian sensitivitas yang lebih tinggi yaitu
Li dkk dari 397 pasien positif yang 96 %. Pada hasil penelitian dari Xie
terkonfirmasi melalui pemeriksaan dkk melakukan uji test pada 56
PCR, didapatkan 352 pasien positif sampel dan didapatkan 40 sampel
dan 128 pasien dinyatakan negatif dinyatakan negatif dan 16
dari hasil pemeriksaan test IgG dan dinyatakan positif pada tes asam
IgM. Hasil dari pemeriksaan uji nukleat. Dari 40 yang dinyatakan
kombinasi IgG dan IgM memiliki negatif pada tes tersebut, 34
sensitivitas sebesar 88,66 %. Pada diantaranya terdeteksi adanya
penelitian Elslande dkk Hasil yang positif test antibodi IgM, dan 16
didapatkan bahwa antibodi IgG sampel yang dinyatakan positif
LFA setelah timbulnya gejala pada tes asam nukleat didapatkan 1
selama 14–25 hari didapatkan sampel positif pada test antibodi
sensitivitas sebesar >92 % IgM, untuk test antibodi IgG 56
dibandingkan dengan IgG ELISA sampel dinyatakan positif. Pada
memiliki sensitivitas sebesar 89,5 hasil penelitian yang dilakukan oleh
%. Pada penelitian Adams dkk Wu dkk menyatakan sampel serum
sebanyak 834 sampel didapatkan yang digunakan 74 sampel.

11
Vol 2 No 1 Bulan Mei Tahun 2021
E-ISSN :2722-0877

Sebanyak 16 sampel serum KESIMPULAN


dinyatakan positif dengan Coronavirus Disease 2019
dilakukan pengujian menggunakan (COVID-19) merupakan penyakit
RT-PCR, dan 58 sampel serum menular yang disebabkan oleh beta
dinyatakan negatif COVID-19. coronavirus. Virus ini memiliki
Sebanyak 74 sampel serum ini manifestasi klinis pada sistem
dilakukan pengujian respon pernapasan yang tingkat
antibodi menggunakan metode four penularannya cukup tinggi, maka
point-of-care lateral flow dibutuhkan deteksi awal yaitu
immunoassays (ALLTEST 2019- dengan menggunakan pemeriksaan
nCoV IgG/IgM Rapid Test, Rapid Test. Pemeriksaan ini terdiri
Dynamiker 2019-nCoV IgG/IgM dari dua macam yaitu Rapid-test
Rapid Test, ASK COVID-19 Antibodi dan Rapid-test Antigen.
IgG/IgM Rapid Test, dan Wondfo Antibodi yang terpapar virus ini
SARS-CoV-2 Uji Antibodi). akan memberikan respon pada pekan
Sensitivitas dan spesifisitas dari kedua setelah timbulnya gejala,
keseluruhan yang dilakukan sedangkan untuk antigen dapat
pengujian terhadap empat tes diidentifikasi pada fase akut atau
tersebut untuk mendeteksi antibodi tahap awal infeksi. Kelebihan dari
anti-SARS-CoV-2 setelah pemeriksaan Rapid Test antibodi ini
munculnya onset dan gejala selama didapatkan hasil yang cepat,
3 minggu adalah 100 % dan 100 %. pengambilan sampel yang mudah,
Tidak didapatkan adanya perbedaan dan semua laboratorium mampu
yang signifikan antara tes cepat mengerjakan, sehingga beberapa
yang digunakan untuk mendeteksi penelitian mengatakan penggunaan
IgM atau IgG secara terpisah dan Rapid Test antibodi metode
yang digunakan secara kombinasi Immunokromatografi memiliki
IgG dan IgM. efektivitas dalam screening awal
pasien karena angka sensitivitasnya
yang cukup tinggi antara 72,7 %
hingga 100 % untuk mendeteksi

12
Vol 2 No 1 Bulan Mei Tahun 2021
E-ISSN :2722-0877

virus COVID-19 di masa pandemik performance of COVID-19


seperti ini. serology assays. Malays J
Pathol. 2020;42(1):13-21.
DAFTAR PUSTAKA
6. Li Z, Yi Y, Luo X, et al.
1. Kementerian Kesehatan
Development and clinical
Republik Indonesia. Pedoman
application of a rapid IgM-
Kesiapsiagaan Menghadapi
IgG combined antibody test
Infeksi Novel Coronavirus
for SARS-CoV-2 infection
(2019-nCov).
diagnosis. J Med Virol.
Direkorat Jenderal Pencegah
2020;(February).
dan Pengendali Penyakit.
doi:10.1002/jmv.25727
Published online 2020:0-74.
7. Ke H. According to Hubei
2. Pang J, Wang MX, Ang IYH,
Science and Technology
et al. Potential Rapid
Press. Published online 2019.
Diagnostics, Vaccine and
8. Frater JL, Zini G, d’Onofrio
Therapeutics for 2019 Novel
G, Rogers HJ. COVID-19 and
Coronavirus (2019-nCoV): A
the clinical hematology
Systematic Review. J Clin
laboratory. Int J Lab Hematol.
Med. 2020;9(3):623.
2020;(2):0-3.
doi:10.3390/jcm9030623
doi:10.1111/ijlh.13229
3. Suhandynata RT, Hoffman
9. Rothan HA, Byrareddy SN.
MA, Kelner MJ, McLawhon
Since January 2020 Elsevier
RW, Reed SL, Fitzgerald RL.
has created a COVID-19
Longitudinal Monitoring of
resource centre with free
SARS-CoV-2 IgM and IgG
information in English and
Seropositivity to Detect
Mandarin on the novel
COVID-19. J Appl Lab Med.
coronavirus COVID- 19 . The
Published online 2020.
COVID-19 resource centre is
doi:10.1093/jalm/jfaa079
hosted on Elsevier Connect ,
4. Deeks JJ, Dinnes J, Takwoingi
the company ’ s public news
Y, et al. Antibody tests for
and information .
identification of current and
2020;(January).
past infection with SARS-
10. Fehr AR, Perlman S. Chapter
CoV-2. Cochrane database
1 Coronaviruses : An
Syst Rev. 2020;6:CD013652.
Overview of Their Replication
doi:10.1002/14651858.CD013
and Pathogenesis.
652
2015;1282(1).
5. Zainol Rashid Z, Othman SN,
doi:10.1007/978-1-4939-
Abdul Samat MN, Ali UK,
2438-7
Wong KK. Diagnostic
11. Aryati. Pathologist

13
Vol 2 No 1 Bulan Mei Tahun 2021
E-ISSN :2722-0877

Perspective : Topik Bahasan. centre is hosted on Elsevier


2020;(April). Connect , the company ’ s
12. World Health Organization. public news and information .
Saran Penggunaan Tes 2020;(January).
Imunodiagnostik di Fasyankes 16. Jia X, Zhang P, Tian Y, Wang
(Point of Care) untuk COVID- J. Clinical significance of IgM
19. 8 April. 2020;(Pernyataan and IgG test for diagnosis of
Keilmuan):1-4. highly suspected COVID-19
https://www.who.int/docs/defa infection Correspondence to :
ult- Kunlun He ,
source/searo/indonesia/covid1 kunlunhe@plagh.org ; Yajie
9/saran-penggunaan-tes- Liu , Email :
imunodiagnostik-di- docliu18@qq.com Quick ,
fasyankes-(point-of-care)- simple and accurate diagnosis
untuk-covid- 19.pdf? of suspected COVID-19 is
sfvrsn=a428857b_2 very imp. Published online
13. Perhimpunan Dokter Spesialis 2020.
Patologi Klinik dan 17. Go YY, Kim Y, Cheon S, et
Kedokteran Laboratorium al. Since January 2020
Indonesia. Panduan Elsevier has created a
Tatalaksana Pemeriksaan Tes COVID-19 resource centre
Cepat Molekuler (TCM) dan with free information in
Polymerase Chain Reaction English and Mandarin on the
(PCR) SARS-Cov-2. novel coronavirus COVID-
2020;2(5):1-18. company ’ s public news and
14. Shen B, Zheng Y, Zhang X, et information website . research
al. Clinical evaluation of a that is available on the
rapid colloidal gold COVID-19 resource centre -.
immunochromatography assay J Moleular Diagnostics.
for SARS-Cov-2 IgM/IgG. 2017;19(6):817-827.
Am J Transl Res. 18. Elslande J Van, Houben E,
2020;12(4):1348-1354. Depypere M, et al. Since
15. Imai K, Tabata S, Ikeda M, January 2020 Elsevier has
Noguchi S, Kitagawa Y. Since created a COVID-19 resource
January 2020 Elsevier has centre with free information in
created a COVID-19 resource English and Mandarin on the
centre with free information in novel coronavirus COVID- 19
English and Mandarin on the . The COVID-19 resource
novel coronavirus COVID- 19 centre is hosted on Elsevier
. The COVID-19 resource Connect , the company ’ s

14
Vol 2 No 1 Bulan Mei Tahun 2021
E-ISSN :2722-0877

public news and information .


2020;(January).
19. Adams ER, Augustin Y, Byrne
RL, et al. collaboration. 2020;
(December 2019).
20. Xie J, Ding C, Li J, et al.
Characteristics of patients with
coronavirus disease (COVID-
19) confirmed using an IgM-
IgG antibody test. J Med Virol.
2020;92(10):2004- 2010.
doi:10.1002/jmv.25930
21. Wu J, Tseng W, Lin C, Lee T,
Chung M. Since January 2020
Elsevier has created a COVID-
19 resource centre with free
information in English and
Mandarin on the novel
coronavirus COVID- 19
. The COVID-19 resource
centre is hosted on Elsevier
Connect , the company ’ s
public news and information .
2020;(January).

15

Anda mungkin juga menyukai