Anda di halaman 1dari 6

Resume Kepabeanan dan Ekspor Impor

“Tata Laksana Ekspor dalam Lingkup Perdagangan Internasional serta Digitalisasi Administrasi
Kepabeanan I”

Dosen Pengampu: Astri Warih Anjarwi, S.E., MSA., Ak.

Oleh :
Fieki Izzat Diani
215030400111092

Prodi Perpajakan
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Tahun 2023
PEMBAHASAN

Pengertian Ekspor

- Menurut Undang Undang Kepabeanan


Eskpor dapat diartikan sebagai kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean.
Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan
dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Ekslusif dan
Landas Kontinen yang didalamnya berlaku Undang Undang Kepabeanan.

- Menurut Sukirno
Ekspor merupakan penjualan dan pengiriman barang barang buatan dalam negeri ke
negara negara lain.

- Menurut Bank Indonesia


Ekspor adalah kegiatan pengiriman barang atau jasa dari wilayah pabean Indonesia ke
wilayah pabean negara lain atau ke zona ekonomi khusus dan daerah ekonomi khusus di
dalam wilayah pabean Indonesia dengan tujuan dijual atau dipakai di negara tujuan

- Secara umum
Ekspor ialah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang-barang dari dalam
negeri keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Pengertian lain juga
menegaskan bahwa ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah
negara ke negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada
suatu tahun tertentu.

Jenis atau Kategori Ekspor


Jenis atau kategori ekspor disebutkan dalam Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor P - 40/BC/2008 tentang Tata Laksana Kepabeanan di Bidang Ekspor. Pada pasal 32 ayat
(2) disebutkan bahwa terdapat enam macam jenis/kategori eskpor. Adapun ke enam
jenis/kategori tersebut antara lain
1. umum;
2. mendapat fasilitas KITE;
3. khusus;
4. TPB;
5. akan diimpor kembali; atau
6. re-ekspor
Selain itu juga terdapat kriteria beberapa barang eskpor, diantaranya ialah
- Ekspor barang konsumsi: Ekspor barang-barang yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen, seperti pakaian, sepatu, perhiasan, dan lain sebagainya.
- Ekspor barang modal: Ekspor barang-barang yang digunakan untuk produksi, seperti
mesin, peralatan, dan kendaraan.
- Ekspor komoditas: Ekspor barang-barang yang berasal dari sumber daya alam, seperti
minyak, gas, batu bara, bijih besi, dan lain sebagainya.
- Ekspor jasa: Ekspor jasa seperti layanan konsultasi, jasa keuangan, jasa perbankan, dan
jasa teknologi informasi.
- Ekspor pertanian: Ekspor barang-barang pertanian seperti beras, kopi, teh, buah-buahan,
dan sayuran

Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)


Pemberitahuan ekspor barang merupakan dokumen pabean yang digunakan untuk proses
pemberitahuan pelaksanaan ekspor barang yang dapat berupa tulisan di formulir atau media
elektronik. Dokumen tersebut diisi oleh eksportir, serta telah diberikan izin muat oleh Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai atau DJBC. Berdasarkan Menteri Keuangan No.115/PMK.04/2008 yang
berisi tentang kepabeanan, eksportir wajib membuat dokumen ini sebagai salah satu syarat
dokumen kegiatan ekspor. Ketika akan mengekspor semua jenis barang maka eskportir wajib
memberitahukannya kepada kantor Bea Cukai dengan menggunakan PEB. Menurut peraturan
Dirjen Bea Cukai No. 32. BC. 2014 Ayat 5 Pasal 2, pengisian dokumen Pemberitahuan Ekspor
Barang, tidak berlaku bagi ekspor barang seperti di bawah ini.

 Barang pribadi.
 Barang pelintas batas.
 Barang sarana dari awak pengangkut.
 Barang yang dikirim melalui pos yang beratnya kurang dari 100 kg.
Adapun barang ekspor khusus yang wajib memiliki PEB meliputi:

 Barang kiriman tertentu.


 Barang pindahan.
 Badan perwakilan dari negara asing.
 Barang untuk keperluan umum, seperti untuk ibadah, sosial kebudayaan, pendidikan,
dan olah raga.
 Barang cendera mata.
 Barang contoh.
 Barang untuk berbagai keperluan penelitian.

Penelitian Dokumen
Penelitian dokumen merupakan pemeriksaan pabean atas kebenaran pengisian Pemberitahuan
Ekspor dan kelengkapan dokumen pelengkap pabean yang diwajibkan serta kebenaran
penghitungan pungutan negara dalam rangka ekspor. Penelitian dokumen yang dimaksud
meliputi :
a. kelengkapan dokumen pelengkap pabean yang diwajibkan,
b. kebenaran pengisian Pemberitahuan Ekspor
c. kebenaran perhitungan pungutan negara dalam rangka ekspor
Adapun tata cara penelitian dokumen adalah sebagai berikut
1. Menerima berkas Pemberitahuan Ekspor dari Eksportir atau kuasanya; Dalam hal barang
ekspor wajib diperiksa fisik dan pemeriksaan akan dilakukan di luar Kawasan Pabean,
berkas Pemberitahuan Ekspor diterima bersamaan dengan permohonan pemeriksaan dan
pengawasan stuffing dalam rangkap 2 selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum
pemeriksaan;
2. Membukukan Pemberitahuan Ekspor ke dalam Buku Catatan Pabean;
3. Memberikan nomor dan tanggal pembukuan dari Buku Catatan Pabean pada seluruh
lembar Pemberitahuan Ekspor dan dokumen pelengkap pabean yang diwajibkan;
4. Meneliti :
a. kelengkapan dokumen pelengkap pabean yang diwajibkan;
b. kebenaran dan kelengkapan pengisian Pemberitahuan Ekspor sesuai petunjuk
pengisian yang berlaku serta kebenaran data Pemberitahuan Ekspor dibandingkan
dengan data dokumen pelengkap pabean yang diwajibkan
c. kebenaran penghitungan pungutan negara dalam rangka ekspor.
5. Memberikan persetujuan muat dengan cara mencantumkan nama tem-pat, tanggal, tanda
tangan, nama terang, NIP serta cap dinas pada Pemberitahuan Ekspor yang bersangkutan,
dalam hal hasil penelitian dokumen kedapatan sesuai dan tidak diperlukan pemeriksaan
fisik.
6. Memberikan persetujuan muat pada Pemberitahuan Ekspor yang bersangkutan walaupun
terdapat kesalahan pengisian dokumen atau kekurangan dokumen pelengkap pabean yang
diwajibkan, dalam hal tidak diperlukan pemeriksaan fisik dan barang ekspor tidak terkena
ketentuan larangan dan pembatasan.
7. Memberitahukan kepada eksportir atau kuasanya untuk melengkapi dokumen pelengkap
pabean yang diwajibkan dan atau mengadakan pembetulan/perubahan isi Pemberitahuan
Ekspor sesuai ketentuan selambatlambatnya 3(tiga) hari setelah keberangkatan sarana
pengangkut.
8. Memberitahukan kepada eksportir atau kuasanya untuk melengkapi dokumen pelengkap
pabean yang diwajibkan sebelum diberikan persetujuan muat, dalam hal barang ekspor
terkena ketentuan larangan dan pembatasan.
9. Menyampaikan informasi kepada Seksi P2P dalam hal terdapat kejanggalan pada
penelitian dokumen atau adanya petunjuk yang kuat akan terjadi pelanggaran atau telah
terjadi pelanggaran ketentuan di bidang ekspor.
DAFTAR PUSTAKA
Haya, S. F., & Tambunan, K. (2022). Pengaruh Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif dan Ekspor
Produk Ekonomi Kreatif Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. JIKEM: Jurnal Ilmu
Komputer, Ekonomi dan Manajemen, 2(1), 82-90.
Triyulianto, T., Arimbhi, P., & Labupili, E. A. P. (2019). Efektifitas Prosedur Kepabeanan
Terkait Dengan Dwelling Time Untuk Importasi Di Kantor Pelayanan Utama Bea Dan Cukai
Tipe C Soekarno Hatta Tahun 2017. Jurnal Pajak Vokasi (JUPASI), 1(1), 22-38.
Berata, I. K. O. (2014). Panduan Praktis Ekspor Impor. RAS.
Rahman, D. N. (2021). Pengaruh Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif dan Ekspor Produk Ekonomi
Kreatif Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Doctoral dissertation, Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara).

Anda mungkin juga menyukai