Anda di halaman 1dari 4

DERMATITIS

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
dr. Ragil Muhammad Aristo
Halaman :
NIK : 19901809 2015 014 002
Klinik Rawat Inap
Mitra Keluarga
Sejahtera
Sukowono Jember

1. Pengertian Dermatitis adalah suatu respon kulit terhadap agen-agen, atas dasar
interaksi antara antigen dan antibody, dengan gejala subjektif pruritus,
tampak inflamasi eritema, vesikula dan pembentukan sisik.
Penanganan dermatitis adalah langkah-langkah yang dilakukan petugas
dalam melakukan penatalaksanaan kasus dermatitis
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas di dalam melakukan penatalaksaan kasus
dermatitis
3. Kebijakan Keputusan Kepala Klinik Rawat Inap Mitra Keluarga Sejahtera

4. Referensi PMK NOMOR 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
5. Prosedur/ 1. Dokter melakukan anamnesis.
langkah-
langkah a. Keluhan yang dirasakan pasien adalah:
Bercak merah yang basah pada predileksi tertentu dan sangat
gatal, perih. Awal terjadinya keluhan, adanya riwayat alergi pribadi
dan keluarga, pencetus keluhan, keluhan hilang timbul dan sering
kambuh.
b. Faktor Risiko:
- Faktor usia
- Riwayat trauma fisis dan kimiawi
- Riwayat dermatitis alergi atau dermatitis atopik
2. Dokter melakukan pemeriksaan fisik.
a. Keluhan pasien seperti rasa gatal, perih dan munculnya ruam
berupa papula, nodula yang berbatas tegas dan berwarna
hiperemis (kemerahan) serta meradang. Jumlah lesi dapat satu,
dapat pula banyak dan tersebar, bilateral, atau simetris, dengan
ukuran yang bervariasi.
b. Tempat predileksi terutama di tungkai bawah, badan, lengan,
termasuk punggung tangan

3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan, karena manifestasi klinis jelas dan klasik.

4. Dokter menegakkan diagnosis.


a. Diagnosis Klinis
Penegakan diagnosis melalui hasil anamnesis, dan pemeriksaan
fisik.
b. Diagnosis Banding
Dermatitis kontak, Dermatitis atopi, Neurodermatitis
sirkumskripta, Dermatomikosis
c. Komplikasi:
Infeksi sekunder

5. Dokter memberikan terapi


a. Topikal (2 kali sehari)
- Berikan terapi kortikosteroid topikal seperti Desonid krim
0,05% atau fluosinolon asetonid krim 0,025%) selama
maksimal 2 minggu.
- Pada manifestasi klinis likenifikasi dan hiperpigmentasi,
dapat diberikan golongan Betametason valerat krim 0,1% atau
Mometason furoat krim 0,1%).
- Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan
pemberian antibiotik topikal atau sistemik bila lesi meluas.
b. Oral sistemik
- Antihistamin sedatif: klorfeniramin maleat 3 x 4 mg per hari
selama maksimal 2 minggu.
- Antihistamin non sedatif: loratadin 1x10 mg per hari selama
maksimal 2 minggu.
- Jika ada infeksi bakteri dapat diberikan antibiotik topikal
atau antibiotik sistemik bila lesi luas.

6. Dokter memberikan edukasi dan konseling


a. Memberikan edukasi bahwa kelainan bersifat kronis dan
berulang sehingga penting untuk pemberian obat topikal
rumatan.
b. Mencegah terjadinya infeksi sebagai faktor risiko terjadinya
relaps.
7. Dokter menuliskan ke dalam status rekam medis semua hasil
pemeriksaan dan terapi.
8. Perawat menulis ke dalam buku register
6. Bagan Alir

Pemeriksaan Fisik
Anamnesa

Pemeriksaan
Penunjang

Diagnosis

Penatalaksanaan

Pencatatan Edukasi

7.Unit terkait - Poli Umum


- Unit Gawat Darurat

Anda mungkin juga menyukai