Agama 1B Akt
Agama 1B Akt
Disusun oleh :
3. Fatymah (2023620006)
PRODI AKUNTANSI
1
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehinggan kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep Dasar Ekonomi
Islam” ini tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pengampu pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang “Konsep Dasar Ekonomi Islam” bagi para pembaca dan
juga penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................5
A. Hakikat Ekonomi...................................................................................................5
B. Kepemilikan...........................................................................................................8
C. Ekonomi Islam.......................................................................................................9
D. Landasan Ekonomi Islam....................................................................................16
E. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam......................................................................17
A. Kesimpulan..........................................................................................................19
B. Saran ...................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi yang berlandaskan pada prinsip-
prinsip ajaran Islam. Sistem ekonomi ini didasarkan pada nilai-nilai moral, etika, dan
prinsip-prinsip syariah Islam. Ekonomi Islam tidak hanya berfokus pada aspek materi,
tetapi juga pada keadilan, etika, dan kesejahteraan spiritual dan sosial umat manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Hakikat Ekonomi?
2. Apa Itu Kepemilikan?
3. Apa Itu Ekonomi Islam?
4. Apa Itu Landasan Ekonomi Islam?
5. Bagaimana Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam?
C. Tujuan
1. Memahami hakikat ekonomi
2. Memahami definisi kepemilikan
3. Memahami definisi ekonomi islam
4. Memahami landasan ekonomi islam
5. Memahami sejarah pemikiran ekonomi islam
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Ekonomi
Hakikat ekonomi merujuk pada esensi atau pokok dari fenomena ekonomi itu
sendiri. Hakikat ekonomi melibatkan pemahaman terhadap prinsip-prinsip dasar,
tujuan, serta dinamika yang menggerakkan kegiatan ekonomi.
a. Istilah Ekonomi
Istilah ekonomi berasal dari kata “oikos” yang bermakna keluarga atau
rumah tangga sementara “Nomos” memiliki makna hukum atau peraturan
yang berlaku. Jadi, secara harfiah ekonomi dapat diartikan sebagai beragam
aturan atau manajemen dalam rumah tangga.
Ekonomi berkaitan dengan memperbanyak jumlah, menjaga
pengadaannya, dan tatacara pendistribusiannya kepada masyarakat. Bidang
ekonomi dapat terbagi menjadi dua konsep utama, yaitu ilmu ekonomi
(economics) dan sistem ekonomi (economic system).
KEPEMILIKAN DISTRIBUSI
(Ownership) (Distribution)
DISPOSISI
(Tasharruf)
5
Asas Kepemilikan (Ownership):
Pemilikan Pribadi (Milk al-Fard): Prinsip ini menekankan hak
kepemilikan individu atas harta benda dan kekayaan yang sah
hasil dari usaha dan perolehan yang halal.
Pemilikan Umum (Milk al-‘Ammah): Meskipun terdapat hak
kepemilikan individu, ada pula konsep pemilikan umum yang
mengacu pada sumber daya tertentu yang seharusnya dimiliki
bersama dan digunakan untuk kepentingan masyarakat.
Asas Distribusi (Distrbution):
Adil dalam Distribusi (‘Adl): Ekonomi Islam menekankan
prinsip keadilan dalam distribusi kekayaan dan pendapatan.
Keadilan ini dapat dicapai melalui sistem zakat dan sedekah,
yang merupakan kewajiban bagi umat Islam untuk memberikan
sebagian dari harta mereka kepada yang membutuhkan.
Keseimbangan dan Keberlanjutan (Tawazun dan Istiqamah):
Distribusi ekonomi harus seimbang dan berkelanjutan, menjaga
keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat,
serta antara generasi sekarang dan yang akan datang.
Asas Disposisi (Tasharruf):
Berkelanjutan (Istiqamah): Penggunaan sumber daya ekonomi
haruslah berkelanjutan, mempertimbangkan dampak jangka
panjang terhadap lingkungan dan masyarakat.
Efisiensi dan Produktivitas (Tafaddul dan Tathir): Ekonomi
Islam mendorong efisiensi dan produktivitas dalam penggunaan
sumber daya, namun dengan memperhatikan etika dan prinsip-
prinsip moral Islam.
Larangan Pemborosan (Israf): Pemborosan dalam penggunaan
sumber daya diharamkan dalam Islam. Individu dan masyarakat
diharapkan untuk menggunakan sumber daya dengan penuh
tanggung jawab.
6
c. Kebijakan Ekonomi Islam
Dalam konteks ekonomi Islam, kebijakan ekonomi yang melibatkan
pemenuhan kebutuhan manusia dapat dibagi menjadi dua aspek utama:
pemenuhan kebutuhan individu dan pemenuhan kebutuhan kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan. Prinsip-prinsip ekonomi Islam mendorong
adanya keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan
masyarakat.
7
B. Kepemilikan
Kepemilikan memiliki arti yang mencerminkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai
syariah (hukum Islam). Prinsip-prinsip ini membimbing konsep kepemilikan dan cara
pemilikan diatur dalam ekonomi Islam. Dalam keseluruhan, konsep kepemilikan
dalam ekonomi Islam memastikan bahwa kepemilikan dan penggunaan sumber daya
ekonomi dilakukan dengan cara yang adil, etis, dan sesuai dengan ajaran Islam.
a. Definisi kepemilikan
Kepemilikan merujuk pada izin atau hak untuk menggunakan barang
atau jasa tertentu sesuai dengan syariat atau hukum yang berlaku. Hal ini
memberikan pemiliknya hak untuk memanfaatkan barang atau jasa tersebut,
serta berhak atas manfaat yang diperoleh darinya. Selain itu, pemilik juga
berhak atas kompensasi atau penggantian atas penggunaan atau manfaat yang
diperoleh dari barang atau jasa tersebut.
b. Bentuk kepemilikan
Kepemilikan dapat dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu
kepemilikan individu, kepemilikan umum, dan kepemilikan negara.
Kepemilikan ini bertujuan untuk mencapai keadilan sosial, distribusi kekayaan
yang merata, dan kesejahteraan masyarakat.
8
c. Sebab kepemilikan islam
C. Ekonomi Islam
Ekonomi Islam menekankan bahwa tujuan utama kehidupan manusia bukan
hanya terfokus pada kesuksesan materi atau kekayaan semata, tetapi juga pada
pencapaian falah. Falah merujuk pada keselarasan dan keberkahan dalam kehidupan
manusia, baik di dunia maupun di akhirat.
Dalam konteks ekonomi, hal ini mencakup usaha untuk menciptakan keadilan,
keseimbangan, keberkahan, dan kesejahteraan bagi individu dan masyarakat secara
keseluruhan. Ekonomi Islam mendorong agar aktivitas ekonomi dan upaya mencapai
keberhasilan materi disertai dengan nilai-nilai moral dan spiritual untuk memperoleh
kemuliaan baik di dunia maupun di akhirat.
a. Pengertian ekonomi islam
Ekonomi islam adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya
untuk memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan
permasalahan ekonomi dengan cara-cara islami (cara-cara yang didasarkan
atas ajaran islam yaitu berlandaskan Al-Qur’an dan sunnah Nabi).
9
c. Ekonomi islam sebagai suatu ilmu dan norma
Dalam mempelajari ekonomi islam merupakan suatu hal yang penting
dalam memahami terminologi:
Positive economics (membahas kenyataan yang terjadi),
membahas kenyataan yang terjadi, seperti analisis tentang apa
yang sebenarnya terjadi dalam perekonomian berdasarkan fakta
dan data yang ada. Dalam hal ini, dalam studi ekonomi Islam,
positive economics akan melibatkan penelitian terhadap
prinsip-prinsip ekonomi yang berlaku dalam masyarakat yang
mengikuti prinsip-prinsip Islam berdasarkan pengamatan atas
keadaan ekonomi yang sebenarnya.
Normative economics (membahas apa yang seharusnya terjadi
atau apa yang seharusnya dilakukan, membahas apa yang
seharusnya terjadi atau apa yang seharusnya dilakukan
berdasarkan penilaian nilai atau norma tertentu. Dalam konteks
ekonomi Islam, ini akan melibatkan diskusi tentang bagaimana
ekonomi seharusnya beroperasi atau dipandu oleh prinsip-
prinsip moral dan nilai-nilai Islam. Normative economics akan
menggali konsep seperti keadilan ekonomi, redistribusi
kekayaan, dan perlindungan terhadap kepentingan umum sesuai
dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam.
10
e. Tujuan ekonomi islam
Fallah (bahagia dunai-akhirat), tujuan utama ekonomi Islam adalah
mencapai falah, yaitu keselarasan dan keberkahan dalam kehidupan
dunia dan akhirat. Ini mengacu pada keberhasilan spiritual, moral,
dan materi yang berkelanjutan, memberikan keseimbangan antara
kebahagiaan dalam kehidupan di dunia dengan persiapan untuk
kehidupan setelahnya.
Hayyah thayibah ( baik & terhormat), mengacu pada pencapaian
kehidupan yang baik, layak, dan terhormat. Dalam ekonomi Islam,
hal ini melibatkan praktik-praktik ekonomi yang memenuhi standar
moral, etika, dan keadilan, serta memberikan kontribusi positif
terhadap kehidupan sosial dan pribadi individu.
Mashlahah al ibad (kesejahteraan hakiki), merujuk pada
pencapaian kesejahteraan yang sejati bagi umat manusia secara
keseluruhan. Ekonomi Islam menekankan pada upaya menciptakan
kesejahteraan yang merata, keadilan sosial, dan perlindungan
terhadap kepentingan bersama masyarakat agar semua individu
dapat menikmati manfaat ekonomi secara adil dan seimbang.
Persamaan kompensasi
Persamaan hukum
Moderat
Proporsional
11
h. Kebijakan ekonomi dalam islam
Kebijakan ekonomi (Economics policy) mengandung arti penggunaan
alat-alat (Variabel instrmental) untuk mempengaruhi atau untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Kebijakan ekonomi jauh sebelumnya sudah
pernah dipraktekkan pada masa Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam
dan sahabat-sahabatnya. Hal tersebut terjadi pada waktu Rasulullah
diangkat sebagai kepala negara di Madinah, beliau melakukan perubahan
drastis dalam menata kehidupan masyarakat di Madinah.
Hal pertama yang beliau lakukan adalah membangun sebuah
kehidupan sosial, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, institusi
maupun pemerintahan yang bersih dari berbagai tradisi dan prinsip-prinsip
Islam. Seluruh kehidupan masyarakat disusun berdasarkan nilai-nilai
Qurani, termasuk dalam hal ini sistem ekonominya yang berdasarkan pada
prinsip persamaan, kebebasan, keadilan, dan kebajikan.
Tujuan kebijakan dalam suatu negara Islam harus sepenuhnya sesuai
dengan prinsip hukum dan nilai-nilai Islam. Tujuan pokok hukum agama
Islam adalah untuk mencapai kemaslahatan ummat manusia, dan
kemaslahatan tersebut hanya akan dapat dicapai apabila seluruh sistem
hukum dalam ekonomi Islam berjalan sesuai dengan idiologi Islam.
berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallaahu Alaihi
Wasallam.
12
j. Politik ekonomi islam
Politik ekonomi adalah tujuan yang ingin dicapai oleh hukum-hukum
yang dipergunakan untuk memecahkan mekanisme mengatur urusan
manusia. Sedangkan politik ekonomi Islam adalah jaminan tercapainya
pemenuhan semua kebutuhan primer (bacis needs) tiap orang secara
menyeluruh, berikut kemungkinan taip orang untuk memenuhi kebutuhan
sekunder dan tersiernya sesuai dengan kadar kesanggupannya, sebagi
individu yang hidup dalam sebuah masyarakat yang memiliki gaya hidup
(life style) tertentu.
Oleh karena itu, politik ekonomi Islam bukan hanya bertujuan untuk
meningkatkan taraf kehidupan dalam sebuah Negara semata, tanpa
memperhatikan terjamin tidaknya tiap orang menikmati kehidupan
tersebut. Ketika mensyariatkan hukum-hukum ekonomi pada manusia.
Islam telah mensyariatkan hukum-hukum tersebut kepada pribadi.
Dengan itu, hokum-hukum syara’ telah menjamin tercapainya
pemenuhan seluruh kebutuhan primer tiap warga Negara Islam secara
menyeluruh, sebagai sandang, pangan, dan papan. Islam juga tidak perah
memisahkan antara anggapan tentang jaminan pemenuhan kebutuhan
primer yang dituntut oleh masyarakat dengan masalah mungkin-tidaknya
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan sekunder dan tersier mereka.
Islam mendorong manusia agar bekerja, mencari rezeki dan berusaha.
Bahkan Islam telah menjadikan hukum mencari rezeki tersebut. Adalah
fardhu. Allah swt. Berfirman:
13
k. Pilar sistem ekonomi islam
Sistem ekonomi Islam memiliki tiga pilar utama yang meliputi
kepemilikan, pengelolaan, dan distribusi. Berikut penjelasan singkat
tentang masing-masing pilar:
l. Peran Negara
14
Mewujudkan Politik ekonomi islam tentang jaminan kebutuhan
primer individu, peran negara dalam mewujudkan politik ekonomi
Islam tentang jaminan kebutuhan primer individu adalah untuk
memastikan bahwa setiap individu memiliki akses yang memadai
terhadap kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, pakaian,
tempat tinggal, pendidikan, dan layanan kesehatan. Negara
bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan mengatasi
ketimpangan ekonomi yang dapat menghambat pemenuhan
kebutuhan dasar individu.
Menyusun dan menerapkan Kebijakan ekonomi, negara memiliki
peran dalam menyusun dan menerapkan kebijakan ekonomi yang
sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Ini mencakup kebijakan
pertanian, industri, perdagangan, dan moneter.
Pengelolaan Kepemilikan umum dan negara melalui baitul maal,
negara juga bertanggung jawab dalam pengelolaan kepemilikan
umum dan negara melalui baitul maal. Baitul maal adalah lembaga
yang bertanggung jawab untuk mengelola harta umum dan negara,
serta mendistribusikannya secara adil kepada masyarakat yang
membutuhkan.
Menjaga mekanisme pasar, negara juga memiliki peran dalam
menjaga mekanisme pasar yang efisien dan adil. Ini melibatkan
pengawasan terhadap praktik monopoli, penipuan, manipulasi
pasar, dan tindakan ilegal lainnya yang dapat merugikan
masyarakat.
Pengawasan dan penghukuman penjahat ekonomi, negara juga
bertanggung jawab untuk menghukum penjahat ekonomi yang
melanggar hukum dan merugikan masyarakat.
Menciptakan SDM unggul, negara memiliki peran penting dalam
menciptakan sumber daya manusia yang unggul. Ini melibatkan
investasi dalam pendidikan, pelatihan, dan pengembangan
keterampilan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja. Dengan
memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, negara dapat
meningkatkan daya saing ekonomi dan mencapai pertumbuhan
yang berkelanjutan.
15
m. Distribusi kekayaan
Distribusi kekayaan adalah cara atau metode yang digunakan untuk
mendistribusikan kekayaan yang dimiliki oleh individu atau kelompok
dalam masyarakat. Distribusi kekayaan diatur oleh sistem Islam, yang
menekankan pada pemenuhan kebutuhan primer setiap individu dan
mencapai keseimbangan ekonomi atau equilibrium.
16
Landasan ini tidak bisa berubah dalam kondisi apapun. Adapun landasan
tersebut diantaranya :
a. Pokok bahwa harta pada hakikatnya adalah milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
dan manusia hanya diperbolehkan untuk memanfaatkan dan mengelolanya.
Seperti terdapat dalam Al-Qur`an :
وهلل ما في السموات و الألرض
artinya “Dan hanya kepunyaan Allah lah apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi”.
b. Pokok bahwa Islam menjamin kebutuhan setiap individu umat Muslim, seperti
Firman Allah Subhanhu Wa Ta’ala :
في أموالهم حق معلوم للساءل و المحروم
artinya “Dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang miskin yang
meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa(yang tidak mau
meminta)”.
17
a. Fase perletakan dasar-dasar ekonomi islam
Fase peletakan dasar ekonomi Islam sudah dimulai sejak era Nabi
Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW adalah pedagang ulung dan
jujur, beliaulah yang mempraktikan sekaligus meletakkan dasar ekonomi
Islam pada awalnya berdasarkan tuntunan ALLAH SWT melalui kitab suci
Alquran. Kemudian, dasar dasar ekonomi Islam ini terus dikembangkan
setelah generasi Nabi oleh para pewarisnya, yakni ulama ulama dan
cendekiawan muslim.
Ekonomi Islam menemukan momentum kejayaanya bersamaan dengan
puncak kejayaan peradaban Islam pada abad 6 Masehi hingga abad 13
Masehi. Meski pada abad abad selanjutnya mengalami pasang surut,
namun kajian ilmu dan praktik ekonomi Islam terus dilakukan di berbagai
belahan dunia hingga sekarang.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekonomi Islam didasarkan pada prinsip-prinsip syariah yang mencakup larangan riba
(bunga), larangan spekulasi berlebihan, keadilan sosial, dan tanggung jawab sosial.
Prinsip-prinsip ini memandu perilaku ekonomi dalam rangka menciptakan masyarakat
yang adil dan berkeadilan.
Ekonomi Islam bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang adil, berkeadilan, dan
berkelanjutan, dengan memperhatikan nilai-nilai moral dan etika Islam dalam setiap
aspek kehidupan ekonomi. Sistem ini mendorong pemberdayaan individu, distribusi
kekayaan yang merata, dan perhatian terhadap kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.
B. Saran
Dengan pendekatan yang bijaksana dan pemahaman yang mendalam, kita dapat
memahami mengenai ekonomi islam, yang dimana dapat kita terapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
19
DAFTAR PUSTAKA
An-Nur. (2020). Pengertian ekonomi islam dan sistem ekonomi islam. An-Nur. https://an-
nur.ac.id/pengertian-ekonomi-islam-dan-sistem-ekonomi-islam/
20