Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP DASAR EKONOMI ISLAM

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu : Haryadi Jaka Susila S.S., M.Ag

Disusun oleh :

1. Andi Tb Novta R.A. (2023620002)

2. Ghina Dwi Yunani (2023620005)

3. Fatymah (2023620006)

4. Jenifer Cintiya (2023620009)

PRODI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BALIKPAPAN

TAHUN 2023
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehinggan kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep Dasar Ekonomi
Islam” ini tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pengampu pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang “Konsep Dasar Ekonomi Islam” bagi para pembaca dan
juga penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan tugas
ini sehingga mendapat pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Balikpapan, 18 Desember 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 4

A. Latar Belakang .................................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 4
C. Tujuan ............................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 5

A. Hakikat Ekonomi ............................................................................................... 5


B. Kepemilikan ...................................................................................................... 8
C. Ekonomi Islam .................................................................................................. 9
D. Landasan Ekonomi Islam ................................................................................. 16
E. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam ................................................................... 17

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 19

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 19
B. Saran .............................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi yang berlandaskan pada prinsip-
prinsip ajaran Islam. Sistem ekonomi ini didasarkan pada nilai-nilai moral, etika, dan
prinsip-prinsip syariah Islam. Ekonomi Islam tidak hanya berfokus pada aspek materi,
tetapi juga pada keadilan, etika, dan kesejahteraan spiritual dan sosial umat manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Hakikat Ekonomi?
2. Apa Itu Kepemilikan?
3. Apa Itu Ekonomi Islam?
4. Apa Itu Landasan Ekonomi Islam?
5. Bagaimana Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam?

C. Tujuan
1. Memahami hakikat ekonomi
2. Memahami definisi kepemilikan
3. Memahami definisi ekonomi islam
4. Memahami landasan ekonomi islam
5. Memahami sejarah pemikiran ekonomi islam

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Ekonomi
Hakikat ekonomi merujuk pada esensi atau pokok dari fenomena ekonomi itu
sendiri. Hakikat ekonomi melibatkan pemahaman terhadap prinsip-prinsip dasar,
tujuan, serta dinamika yang menggerakkan kegiatan ekonomi.
a. Istilah Ekonomi
Istilah ekonomi berasal dari kata “oikos” yang bermakna keluarga atau
rumah tangga sementara “Nomos” memiliki makna hukum atau peraturan yang
berlaku. Jadi, secara harfiah ekonomi dapat diartikan sebagai beragam aturan
atau manajemen dalam rumah tangga.
Ekonomi berkaitan dengan memperbanyak jumlah, menjaga
pengadaannya, dan tatacara pendistribusiannya kepada masyarakat. Bidang
ekonomi dapat terbagi menjadi dua konsep utama, yaitu ilmu ekonomi
(economics) dan sistem ekonomi (economic system).

Ilmu ekonomi memberikan kerangka kerja analitis untuk


memahami perilaku ekonomi, sementara sistem ekonomi
mencakup struktur dan mekanisme yang menentukan
bagaimana kegiatan ekonomi diorganisir dalam suatu
masyarakat. Keduanya saling terkait dan membantu kita
memahami dinamika dan tantangan dalam konteks
ekonomi global atau lokal.

b. Asas Ekonomi Islam


Dalam ekonomi Islam, terdapat prinsip-prinsip dasar yang melibatkan
kepemilikan, distribusi, dan disposisi sumber daya ekonomi. Berikut adalah
beberapa asas dan kaidah ekonomi Islam yang berkaitan dengan ketiga elemen
tersebut:

KEPEMILIKAN DISTRIBUSI
(Ownership) (Distribution)

DISPOSISI
(Tasharruf)

5
 Asas Kepemilikan (Ownership):
Pemilikan Pribadi (Milk al-Fard): Prinsip ini menekankan hak
kepemilikan individu atas harta benda dan kekayaan yang sah
hasil dari usaha dan perolehan yang halal.
Pemilikan Umum (Milk al-‘Ammah): Meskipun terdapat hak
kepemilikan individu, ada pula konsep pemilikan umum yang
mengacu pada sumber daya tertentu yang seharusnya dimiliki
bersama dan digunakan untuk kepentingan masyarakat.
 Asas Distribusi (Distrbution):
Adil dalam Distribusi (‘Adl): Ekonomi Islam menekankan
prinsip keadilan dalam distribusi kekayaan dan pendapatan.
Keadilan ini dapat dicapai melalui sistem zakat dan sedekah,
yang merupakan kewajiban bagi umat Islam untuk memberikan
sebagian dari harta mereka kepada yang membutuhkan.
Keseimbangan dan Keberlanjutan (Tawazun dan Istiqamah):
Distribusi ekonomi harus seimbang dan berkelanjutan, menjaga
keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat,
serta antara generasi sekarang dan yang akan datang.
 Asas Disposisi (Tasharruf):
Berkelanjutan (Istiqamah): Penggunaan sumber daya ekonomi
haruslah berkelanjutan, mempertimbangkan dampak jangka
panjang terhadap lingkungan dan masyarakat.
Efisiensi dan Produktivitas (Tafaddul dan Tathir): Ekonomi
Islam mendorong efisiensi dan produktivitas dalam penggunaan
sumber daya, namun dengan memperhatikan etika dan prinsip-
prinsip moral Islam.
Larangan Pemborosan (Israf): Pemborosan dalam penggunaan
sumber daya diharamkan dalam Islam. Individu dan masyarakat
diharapkan untuk menggunakan sumber daya dengan penuh
tanggung jawab.

6
c. Kebijakan Ekonomi Islam
Dalam konteks ekonomi Islam, kebijakan ekonomi yang melibatkan
pemenuhan kebutuhan manusia dapat dibagi menjadi dua aspek utama:
pemenuhan kebutuhan individu dan pemenuhan kebutuhan kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan. Prinsip-prinsip ekonomi Islam mendorong
adanya keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan
masyarakat.

kebutuhan individu dapat dibagi menjadi tiga kategori


utama: kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan
mewah. Pendekatan ini membantu dalam merancang
kebijakan yang memastikan pemenuhan kebutuhan dasar
individu sekaligus mempertimbangkan aspek-aspek etika dan
keadilan Islam.
Individu diizinkan untuk mengejar kebutuhan mewahnya
selama pemenuhan kebutuhan pokok dan sekundernya sudah
terjamin, dan selama sumber daya yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut diperoleh secara halal.

Kebutuhan kelompok mencakup berbagai aspek, dan


beberapa di antaranya adalah pendidikan, kesehatan, dan
keamanan. Prinsip-prinsip ini diterapkan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Melalui integrasi pendidikan, kesehatan, dan keamanan
dalam kebijakan ekonomi Islam, diharapkan bahwa
masyarakat dapat mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih
tinggi dengan memperhatikan kebutuhan kelompok secara
menyeluruh. Prinsip-prinsip tersebut mendukung konsep
pembangunan manusia yang berkelanjutan dan berorientasi
pada kesejahteraan masyarakat.

7
B. Kepemilikan
Kepemilikan memiliki arti yang mencerminkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai
syariah (hukum Islam). Prinsip-prinsip ini membimbing konsep kepemilikan dan cara
pemilikan diatur dalam ekonomi Islam. Dalam keseluruhan, konsep kepemilikan dalam
ekonomi Islam memastikan bahwa kepemilikan dan penggunaan sumber daya ekonomi
dilakukan dengan cara yang adil, etis, dan sesuai dengan ajaran Islam.
a. Definisi kepemilikan
Kepemilikan merujuk pada izin atau hak untuk menggunakan barang
atau jasa tertentu sesuai dengan syariat atau hukum yang berlaku. Hal ini
memberikan pemiliknya hak untuk memanfaatkan barang atau jasa tersebut,
serta berhak atas manfaat yang diperoleh darinya. Selain itu, pemilik juga
berhak atas kompensasi atau penggantian atas penggunaan atau manfaat yang
diperoleh dari barang atau jasa tersebut.

b. Bentuk kepemilikan
Kepemilikan dapat dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu
kepemilikan individu, kepemilikan umum, dan kepemilikan negara.
Kepemilikan ini bertujuan untuk mencapai keadilan sosial, distribusi kekayaan
yang merata, dan kesejahteraan masyarakat.

Kepemilikan Kepemilikan Kepemilikan


Individu (Private Umum (Public Negara (State’s
Ownership) Ownership) Ownership)

Hak ini Hak untuk Harta dianggap


memberikan menggunakan sebagai hak kolektif
kebebasan bagi barang tersebut umat Muslim namun
pemilik untuk tidak hanya dimiliki dikelola oleh otoritas
memanfaatkan oleh individu, tetapi atau pemimpin
barang atau jasa dapat dimanfaatkan tertentu dalam
tersebut sesuai secara bersama oleh masyarakat Islam,
dengan hukum kelompok atau seperti khalifah atau
yang berlaku dan masyarakat dengan pemerintah.
dalam hal ini juga persetujuan syariah
Harta yang merupakan
berhak atas yang berlaku.
hak seluruh kaum
kompensasi atau
Muslim, sedangkan
penggantian atas
pengelolaannya
penggunaannya.
menjadi wewenang
Khalifah.

8
c. Sebab kepemilikan islam

C. Ekonomi Islam
Ekonomi Islam menekankan bahwa tujuan utama kehidupan manusia bukan
hanya terfokus pada kesuksesan materi atau kekayaan semata, tetapi juga pada
pencapaian falah. Falah merujuk pada keselarasan dan keberkahan dalam kehidupan
manusia, baik di dunia maupun di akhirat.
Dalam konteks ekonomi, hal ini mencakup usaha untuk menciptakan keadilan,
keseimbangan, keberkahan, dan kesejahteraan bagi individu dan masyarakat secara
keseluruhan. Ekonomi Islam mendorong agar aktivitas ekonomi dan upaya mencapai
keberhasilan materi disertai dengan nilai-nilai moral dan spiritual untuk memperoleh
kemuliaan baik di dunia maupun di akhirat.
a. Pengertian ekonomi islam
Ekonomi islam adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya
untuk memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan
permasalahan ekonomi dengan cara-cara islami (cara-cara yang didasarkan
atas ajaran islam yaitu berlandaskan Al-Qur’an dan sunnah Nabi).

b. Definisi ekonomi islam


Ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk mengalokasikan dan
mengelola sumber daya untuk mencapai falah berdasarkan pada prinsip-
prinsip dan nilai-nilai Al-Qur’an dan sunnah.

9
c. Ekonomi islam sebagai suatu ilmu dan norma
Dalam mempelajari ekonomi islam merupakan suatu hal yang penting
dalam memahami terminologi:
 Positive economics (membahas kenyataan yang terjadi),
membahas kenyataan yang terjadi, seperti analisis tentang apa
yang sebenarnya terjadi dalam perekonomian berdasarkan fakta
dan data yang ada. Dalam hal ini, dalam studi ekonomi Islam,
positive economics akan melibatkan penelitian terhadap prinsip-
prinsip ekonomi yang berlaku dalam masyarakat yang mengikuti
prinsip-prinsip Islam berdasarkan pengamatan atas keadaan
ekonomi yang sebenarnya.
 Normative economics (membahas apa yang seharusnya terjadi
atau apa yang seharusnya dilakukan, membahas apa yang
seharusnya terjadi atau apa yang seharusnya dilakukan
berdasarkan penilaian nilai atau norma tertentu. Dalam konteks
ekonomi Islam, ini akan melibatkan diskusi tentang bagaimana
ekonomi seharusnya beroperasi atau dipandu oleh prinsip-
prinsip moral dan nilai-nilai Islam. Normative economics akan
menggali konsep seperti keadilan ekonomi, redistribusi
kekayaan, dan perlindungan terhadap kepentingan umum sesuai
dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam.

d. Syariah, fiqh dan ekonomi islam


 Syariah diartikan sebagai seperangkat peraturan atau ketentuan
Allah untuk manusia yang disampaikan melalui Rasul-Nya. Untuk
memahami syariah diperlukan tiga hal mendasar :

Keimanan, moral, dan fiqh (sumber hokum)


 Fiqh (sumber hukum) yang diakui ahli hukum islam yang
utama/pertama terdiri dari :
Al-Qur’an, sunnah, ijma, dan qiyas
Sumber hukum yang kedua yang diakui ahli hukum islam adalah :
Istishan, mashlahah, istishab, dan urf

10
e. Tujuan ekonomi islam
 Fallah (bahagia dunai-akhirat), tujuan utama ekonomi Islam adalah
mencapai falah, yaitu keselarasan dan keberkahan dalam kehidupan
dunia dan akhirat. Ini mengacu pada keberhasilan spiritual, moral,
dan materi yang berkelanjutan, memberikan keseimbangan antara
kebahagiaan dalam kehidupan di dunia dengan persiapan untuk
kehidupan setelahnya.
 Hayyah thayibah ( baik & terhormat), mengacu pada pencapaian
kehidupan yang baik, layak, dan terhormat. Dalam ekonomi Islam,
hal ini melibatkan praktik-praktik ekonomi yang memenuhi standar
moral, etika, dan keadilan, serta memberikan kontribusi positif
terhadap kehidupan sosial dan pribadi individu.
 Mashlahah al ibad (kesejahteraan hakiki), merujuk pada pencapaian
kesejahteraan yang sejati bagi umat manusia secara keseluruhan.
Ekonomi Islam menekankan pada upaya menciptakan kesejahteraan
yang merata, keadilan sosial, dan perlindungan terhadap
kepentingan bersama masyarakat agar semua individu dapat
menikmati manfaat ekonomi secara adil dan seimbang.

f. Moral sebagai pilar ekonomi islam


 Nilai ekonomi islam, konsisten, jujur, adil, santun, transparan, dll
 Prinsip ekonomi islam, memenuhi kaedah-kaedah fikih baik rukun,
syarat, dan implementasinya.

g. Nilai-nilai dasar ekonomi islam


 Adl

Persamaan kompensasi
Persamaan hukum
Moderat
Proporsional

 Khilafah (tanggung jawab), sebagai khilafah di muka bumi yang


meliputi tanggung jawab :

Berperilaku ekonomi dengan cara yang benar


Mewujudkan mashlahah maksimum
Perbaikan kesejahteraan setiap individu

 Takaful (penjaminan masyarakat), yang meliputi jaminan :

Pemilikan & pengelolaan sumber daya oleh individu


Menikmati hasil pembangunan untuk setiap individu
Membangun keluarga sakinah bagi setiap individu
Amar ma’ruf dan nahi munkar

11
h. Kebijakan ekonomi dalam islam
Kebijakan ekonomi (Economics policy) mengandung arti penggunaan
alat-alat (Variabel instrmental) untuk mempengaruhi atau untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Kebijakan ekonomi jauh sebelumnya sudah
pernah dipraktekkan pada masa Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam
dan sahabat-sahabatnya. Hal tersebut terjadi pada waktu Rasulullah
diangkat sebagai kepala negara di Madinah, beliau melakukan perubahan
drastis dalam menata kehidupan masyarakat di Madinah.
Hal pertama yang beliau lakukan adalah membangun sebuah kehidupan
sosial, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, institusi maupun
pemerintahan yang bersih dari berbagai tradisi dan prinsip-prinsip Islam.
Seluruh kehidupan masyarakat disusun berdasarkan nilai-nilai Qurani,
termasuk dalam hal ini sistem ekonominya yang berdasarkan pada prinsip
persamaan, kebebasan, keadilan, dan kebajikan.
Tujuan kebijakan dalam suatu negara Islam harus sepenuhnya sesuai
dengan prinsip hukum dan nilai-nilai Islam. Tujuan pokok hukum agama
Islam adalah untuk mencapai kemaslahatan ummat manusia, dan
kemaslahatan tersebut hanya akan dapat dicapai apabila seluruh sistem
hukum dalam ekonomi Islam berjalan sesuai dengan idiologi Islam.
berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallaahu Alaihi
Wasallam.

i. Pandangan islam tentang ekonomi


Ekonomi dalam berdasarkan islam nerupakan tuntutan kehidupan
sekaligus pertimbangan yang memiliki dimensi ibadah yang teraplikasi
etika dan moral syariah islam. Ekonomi dalam islam harus mampu
memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, memberikan rasa adil,
kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha.
Ekonomi Syariah menekankan empat sifat, diantaranya, Kesatuan,
keseimbangan, Kebebasan dan Tanggung jawab. Ekonomi Islam
mempunyai tujuan untuk memberikan keselarasan bagi kehidupan didunia.
Nilai islam buka semata-mata hanya untuk kehidupan muslim saja, tetapi
seluruh mahluk hidup di muka bumi. Esensi proses Ekonomi Islam adalah
pemenuhan kebutuhan manusia yang berlandaskan nilai-nilai islam guna
mencapai tujuan agama (falah).

12
j. Politik ekonomi islam
Politik ekonomi adalah tujuan yang ingin dicapai oleh hukum-hukum
yang dipergunakan untuk memecahkan mekanisme mengatur urusan
manusia. Sedangkan politik ekonomi Islam adalah jaminan tercapainya
pemenuhan semua kebutuhan primer (bacis needs) tiap orang secara
menyeluruh, berikut kemungkinan taip orang untuk memenuhi kebutuhan
sekunder dan tersiernya sesuai dengan kadar kesanggupannya, sebagi
individu yang hidup dalam sebuah masyarakat yang memiliki gaya hidup
(life style) tertentu.
Oleh karena itu, politik ekonomi Islam bukan hanya bertujuan untuk
meningkatkan taraf kehidupan dalam sebuah Negara semata, tanpa
memperhatikan terjamin tidaknya tiap orang menikmati kehidupan tersebut.
Ketika mensyariatkan hukum-hukum ekonomi pada manusia. Islam telah
mensyariatkan hukum-hukum tersebut kepada pribadi.
Dengan itu, hokum-hukum syara’ telah menjamin tercapainya
pemenuhan seluruh kebutuhan primer tiap warga Negara Islam secara
menyeluruh, sebagai sandang, pangan, dan papan. Islam juga tidak perah
memisahkan antara anggapan tentang jaminan pemenuhan kebutuhan
primer yang dituntut oleh masyarakat dengan masalah mungkin-tidaknya
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan sekunder dan tersier mereka.
Islam mendorong manusia agar bekerja, mencari rezeki dan berusaha.
Bahkan Islam telah menjadikan hukum mencari rezeki tersebut. Adalah
fardhu. Allah swt. Berfirman:

“Maka, berjalanlah di segala penjurunya, serta makanlah sebagian


rezeki-Nya.” (QS. Al-Mulk: 15)

Untuk mencapai politik ekonomi islam diperlukah berikut :


 Kewajiban bekerja setiap individu yang mampu, tindakan yang
harus dikerjakan oleh seseorang. Setiap tindakan yang
dikerjakan tersebut merupakan bentuk dari penuh rasa tanggung
jawab dari permasalahan yang sedang terjadi, baik itu secara
hukum atau moral.
 Tanggung jawab ahli warisnya, ahli waris bertanggung jawab
terhadap harta warisan dengan memelihara keutuhan harta
peninggalan sebelum harta peninggalan itu dibagi, mencari cara
pembagian sesuai ketentuan, melunasi utang-utang pewaris jika
pewaris meninggalkan utang, dan melaksanakan wasiat jika
pewaris meninggalkan.
 Kewajiban Negara, memenuhi semua kebutuhan primer (basic
needs) tiap-tiap individu, kebutuhan sekunder dan luks (alhajat
al-kamaliyah) rakyat sesuai kadar kemampuannya sebagai
individu yang hidup dalam masyarakat.
 Kewajiban Seluruh kaum Muslimin, semua umat muslim wajib
mengeluarkan zakat dan wajib membayar pajak.

13
k. Pilar sistem ekonomi islam
Sistem ekonomi Islam memiliki tiga pilar utama yang meliputi
kepemilikan, pengelolaan, dan distribusi. Berikut penjelasan singkat tentang
masing-masing pilar:








 Kepemilikan: Dalam sistem ekonomi Islam, kepemilikan dianggap sebagai


hak individual yang diatur oleh prinsip-prinsip syariah. Prinsip ini
menekankan bahwa semua harta benda dan sumber daya alam adalah
milik Allah, dan manusia hanya menjadi pemiliknya secara sementara.
Oleh karena itu, kepemilikan dalam Islam harus dilakukan dengan cara
yang halal dan sesuai dengan prinsip-prinsip etika Islam. Kepemilikan juga
dianggap sebagai tanggung jawab sosial, di mana pemilik diharapkan
untuk menggunakan harta benda mereka dengan bijaksana dan
memberikan hak-hak yang adil kepada orang lain.
 Pengelolaan: Dalam sistem ekonomi Islam, pengelolaan harta benda dan
sumber daya alam diatur oleh prinsip-prinsip syariah. Prinsip ini
menekankan pentingnya mengelola harta benda dengan cara yang adil,
transparan, dan bertanggung jawab. Pengelolaan harus memperhatikan
kepentingan umum dan keadilan sosial. Dalam konteks bisnis,
pengelolaan harus mengikuti prinsip-prinsip etika Islam, seperti larangan
riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maysir (perjudian). Prinsip-
prinsip ini bertujuan untuk mencegah eksploitasi dan ketidakadilan dalam
pengelolaan ekonomi.
 Distribusi: Dalam sistem ekonomi Islam, distribusi kekayaan dianggap
sebagai tanggung jawab sosial. Prinsip-prinsip syariah menekankan
pentingnya memastikan distribusi yang adil dan merata dari kekayaan
dalam masyarakat. Prinsip ini mendorong redistribusi kekayaan melalui
zakat (sumbangan wajib kepada kaum fakir miskin), infaq (sumbangan
sukarela), dan sadaqah (sumbangan amal). Selain itu, sistem ekonomi
Islam juga mendorong adanya kegiatan ekonomi yang berorientasi pada
kesejahteraan sosial dan mengurangi kesenjangan ekonomi antara
individu dan kelompok dalam masyarakat.

14
l. Peran Negara
 Mewujudkan Politik ekonomi islam tentang jaminan kebutuhan
primer individu, peran negara dalam mewujudkan politik ekonomi
Islam tentang jaminan kebutuhan primer individu adalah untuk
memastikan bahwa setiap individu memiliki akses yang memadai
terhadap kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, pakaian, tempat
tinggal, pendidikan, dan layanan kesehatan. Negara bertanggung
jawab untuk mengidentifikasi dan mengatasi ketimpangan ekonomi
yang dapat menghambat pemenuhan kebutuhan dasar individu.
 Menyusun dan menerapkan Kebijakan ekonomi, negara memiliki
peran dalam menyusun dan menerapkan kebijakan ekonomi yang
sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Ini mencakup kebijakan
pertanian, industri, perdagangan, dan moneter.
 Pengelolaan Kepemilikan umum dan negara melalui baitul maal,
negara juga bertanggung jawab dalam pengelolaan kepemilikan
umum dan negara melalui baitul maal. Baitul maal adalah lembaga
yang bertanggung jawab untuk mengelola harta umum dan negara,
serta mendistribusikannya secara adil kepada masyarakat yang
membutuhkan.
 Menjaga mekanisme pasar, negara juga memiliki peran dalam
menjaga mekanisme pasar yang efisien dan adil. Ini melibatkan
pengawasan terhadap praktik monopoli, penipuan, manipulasi pasar,
dan tindakan ilegal lainnya yang dapat merugikan masyarakat.
 Pengawasan dan penghukuman penjahat ekonomi, negara juga
bertanggung jawab untuk menghukum penjahat ekonomi yang
melanggar hukum dan merugikan masyarakat.
 Menciptakan SDM unggul, negara memiliki peran penting dalam
menciptakan sumber daya manusia yang unggul. Ini melibatkan
investasi dalam pendidikan, pelatihan, dan pengembangan
keterampilan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja. Dengan
memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, negara dapat
meningkatkan daya saing ekonomi dan mencapai pertumbuhan yang
berkelanjutan.

15
m. Distribusi kekayaan
Distribusi kekayaan adalah cara atau metode yang digunakan untuk
mendistribusikan kekayaan yang dimiliki oleh individu atau kelompok
dalam masyarakat. Distribusi kekayaan diatur oleh sistem Islam, yang
menekankan pada pemenuhan kebutuhan primer setiap individu dan
mencapai keseimbangan ekonomi atau equilibrium.

Pertama, distribusi kekayaan dapat dicapai melalui mekanisme ekonomi


seperti baitul mal, larangan menimbun emas dan perak. Baitul mal adalah
lembaga yang mengatur dan mengelola distribusi kekayaan dalam
masyarakat. Larangan menimbun emas dan perak bertujuan untuk
mencegah akumulasi kekayaan pada satu individu atau kelompok dan
mendorong distribusi kekayaan yang lebih merata.
Kedua, distribusi kekayaan juga dapat dicapai melalui mekanisme non
ekonomi seperti zakat dan waris. Zakat adalah bentuk ibadah yang
melibatkan pemberian sebagian harta kepada mereka yang membutuhkan,
seperti fakir miskin dan yatim piatu. Waris adalah pembagian harta yang
ditinggalkan oleh seseorang yang telah meninggal kepada ahli warisnya.
Kedua mekanisme ini bertujuan untuk mendistribusikan kekayaan secara
merata dan adil dalam masyarakat.
Distribusi kekayaan dalam masyarakat dapat dicapai melalui kombinasi
antara mekanisme ekonomi dan non ekonomi yang diatur oleh sistem Islam.
Distribusi kekayaan dapat dicapai melalui mekanisme ekonomi seperti
baitul mal, larangan menimbun emas dan perak, serta mekanisme non
ekonomi seperti zakat dan waris.

D. Landasan Ekonomi Islam


Ekonomi Islam berlandaskan dari syariat. Jika kita tela’ah lebih dalam landasan
ekonomi Islam dibagi menjadi dua, yaitu: landasan tetap dan landasan tidak tetap.
Pertama, Landasan tetap berkaitan dengan dasar-dasar utama agama Islam. Atau dapat
diibaratkan sebagai kumpulan pokok ekonomi yang diambil dari Nash Al-Qur`an dan
Sunah dan diharuskan bagi seorang Muslim untuk mengikutinya pada setiap zaman dan
tempat.

16
Landasan ini tidak bisa berubah dalam kondisi apapun. Adapun landasan
tersebut diantaranya :
a. Pokok bahwa harta pada hakikatnya adalah milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
dan manusia hanya diperbolehkan untuk memanfaatkan dan mengelolanya.
Seperti terdapat dalam Al-Qur`an :
‫الألرض و السموات في ما وهلل‬
artinya “Dan hanya kepunyaan Allah lah apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi”.

b. Pokok bahwa Islam menjamin kebutuhan setiap individu umat Muslim, seperti
Firman Allah Subhanhu Wa Ta’ala :
‫المحروم و للساءل معلوم حق أموالهم في‬
artinya “Dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang miskin yang
meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa(yang tidak mau meminta)”.

c. Pokok penetap keadilan sosial dan memelihara keseimbangan ekonomi antara


individu umat muslim :
‫منكم األغنياء بين دولة يكون ال كي‬
artinya “Supaya harta itu jangan hanya beradara diantara orang-orang kaya saja
diantara kamu”.

Dan masih banyak dalil-dalil Al-Qur`an lainnya menerangkan hukum-hukum


yang berkaitan dengan perekonomian dalam Islam, seperti larangan riba, kewajiban
membayar Zakat dan lain sebagainya. Kedua, landasan tidak tetap dan berkaitan dengan
aplikasi.
Yaitu penyelesaian permasalahan ekonomi yang diambil dari berdasarkan hasil
ijtihad para ulama sesuai dengan dalil yang diambil dari Al-qur`an dan Sunah. Seperti
penjelasan tentang jenis mu`amalah yang teradap unsur riba, penjelasan tentang upah
minimum pekerja, dan batasan keadilan sosial atau keseimbangan ekonomi diantara
individu muslim.

E. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam


Sejarah pemikiran ekonomi Islam, mulai dikenal sejak era Nabi Muhammad
SAW. Dalam perkembanganya, mengalami puncak kejayaanya sejalan dengan puncak
kejayaan peradaban Islam pada abad 6 Masehi hingga abad 13 Masehi. Kala itu,
ekonomi Islam berkembang pesat, diterapkan di berbagai wilayah di dunia utamanya
di bawah kepemimpinan Islam.
Di Indonesia, sejarah pemikiran ekonomi Islam hadir bersamaan dengan
datangnya Islam itu sendiri ke Nusantara. Yakni lewat para pedagang Arab, Persia dan
India. Kemudian sejarah pemikiran Islam di Nusantara mulai mengemuka saat
munculnya SDI atau Sarekat Dagang Islam tahun 1912. Tujuan awal SDI untuk bela
para pedagang muslim lokal hadapi persaingan keturunan Cina di industri Batik di Jawa
Tengah. Kemudian SDI berubah menjadi SI atau Sarekat Islam tahun 1914 dipimpin
oleh Tjokroaminoto. SI lebih politis. SI lebih fokus melakukan perjuangan melawan
Belanda di Indonesia dengan berbagai program selain ekonomi. Yakni pendidikan
pribumi, politik dan aksi aksi massa.
a. Fase perletakan dasar-dasar ekonomi islam

17
Fase peletakan dasar ekonomi Islam sudah dimulai sejak era Nabi
Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW adalah pedagang ulung dan jujur,
beliaulah yang mempraktikan sekaligus meletakkan dasar ekonomi Islam
pada awalnya berdasarkan tuntunan ALLAH SWT melalui kitab suci
Alquran. Kemudian, dasar dasar ekonomi Islam ini terus dikembangkan
setelah generasi Nabi oleh para pewarisnya, yakni ulama ulama dan
cendekiawan muslim.
Ekonomi Islam menemukan momentum kejayaanya bersamaan dengan
puncak kejayaan peradaban Islam pada abad 6 Masehi hingga abad 13
Masehi. Meski pada abad abad selanjutnya mengalami pasang surut, namun
kajian ilmu dan praktik ekonomi Islam terus dilakukan di berbagai belahan
dunia hingga sekarang.

b. Prinsip-prinsip kebijakan ekonomi Islam


Prinsip-prinsip kebijakan ekonomi Islam (pada masa Rasulullah SAW)
adalah :
 Kekuasaan tertinggi adalah Allah dan Allah adalah pemilik
absolut atas semua yang ada.
 Manusia merupakan kalifah Allah di bumi tapi bukan pemilik yg
sebenarnya.
 Semua yg dimiliki & didapat manusia adalah karena seizin
Allah, oleh karena itu saudara-saudara nya yg kurang
beruntung memiliki hak atas sebagian kekayaannya.
 Kekayaan tidak boleh ditumpuk atau ditimbun.
 Kekayaan harus berputar.
 Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuk harus dihilangkan.
 Menghilangkan jurang perbedaan antar individu dalam
perekonomian, hal tersebut dapat menghapus konflik antar
golongan.
 Menetapkan kewajiban yg sifatnya wajib dan sukarela bagi
semua individu termasuk masyarakat miskin.

c. Sistem pencatatan penerimaan Negara


Sistem pencatatan penerimaan negara tersebut diawal pemerintahan
Rasulullah SAW tidak dilakukan, namun demikian bukti penerimaan dan
distribusi dilakukan dengan rapi, karena :
 Jumlah orang Islam yg bisa membaca & menulis masih sedikit.
 Sebagian besar bukti pembayaran dibuat sederhana baik
distribusi maupun penerimaan.
 Sebagian dari zakat didistribusikan secara lokal.
 Bukti penerimaan dari berbagai daerah berbeda-beda & tidak
umum digunakan.
 Ghanimah umumnya dibagikan setelah terjadi peperangan.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ekonomi Islam didasarkan pada prinsip-prinsip syariah yang mencakup larangan riba
(bunga), larangan spekulasi berlebihan, keadilan sosial, dan tanggung jawab sosial.
Prinsip-prinsip ini memandu perilaku ekonomi dalam rangka menciptakan masyarakat
yang adil dan berkeadilan.
Ekonomi Islam bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang adil, berkeadilan, dan
berkelanjutan, dengan memperhatikan nilai-nilai moral dan etika Islam dalam setiap aspek
kehidupan ekonomi. Sistem ini mendorong pemberdayaan individu, distribusi kekayaan
yang merata, dan perhatian terhadap kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.

B. Saran
Dengan pendekatan yang bijaksana dan pemahaman yang mendalam, kita dapat
memahami mengenai ekonomi islam, yang dimana dapat kita terapkan dalam kehidupan
sehari-hari.

19
DAFTAR PUSTAKA

Kalbarprov. (2020). Ekonomi syariah berikan kesejahteraan bagi masyarakat. Kalbarprov.


https://kalbarprov.go.id/berita/ekonomi-syariah-berikan-kesejahteraan-bagi-masyarakat.html

An-Nur. (2020). Pengertian ekonomi islam dan sistem ekonomi islam. An-Nur. https://an-
nur.ac.id/pengertian-ekonomi-islam-dan-sistem-ekonomi-islam/

An-Nur. (2020). Politik ekonomi islam. An-Nur. https://an-nur.ac.id/politik-ekonomi-islam/

An-Nur. (2020). Ekonomi islam: Pengertian, landasan, metode, karakteristik, perkembangan,


serta perbandingannya dengan ekonomi konvensional. An-Nur. https://an-nur.ac.id/ekonomi-
islam-pengertian-landasan-metode-karakteristik-perkembangan-serta-perbandingannya-
dengan-ekonomi-konvensional/

20

Anda mungkin juga menyukai