Anda di halaman 1dari 4

HUKUM PERJANJIAN

HUKUM BARAT

1. Perjanjian dapat dikatakan ada , kalau ada :


a. Kebebasan bertindak, sebab asas kehendak bebas ini merupakan suatu
manifestasi dari falsafah pandangan hidup orang barat dalam abad 19--
-orang dilahirkan bebas---.
Pergeseran pada abad 20 --- pandangannya kearah falsafah hukum
sosial, sebagai akibat perkembangan dalam bidang industri dan politik
b. Kehendak ini dilakukan dalam keadaan sehat pikiran
c. Mempunyai hak milik.
d. Sistem janji itu mengikat  mengapa ?
- karena menurut moral, agama dan kepercayaan : Janji itu mengikat
- dalam hukum, masyarakat membutuhkan adanya : Janji dapat
dipercaya.
- Demi :
- keadilan ( menghendaki orang untuk menepati janji)
- supaya orang lain dapat menerima apa yang menjadi
haknya.
-
2. Syarat Sahnya Perjanjjian :
a. Syarat Umum :
Kedua belah pihak “ beritikad baik “ harus ada pada waktu :
- mengadakan perjannnjian
- melaksanakan perjanjian

b. Syarat Subyektif :
- kesepakatan
- kecakapan
c. Syarat Obyektif :
- hal tertentu
- sebab yang halal
d. Syarat bentuk :
- formalitas, artinya perjanjian itu dibuat dalam suatu akta.
- Riil, artinya perjanjian memerlukan suatu penyeraan (levering)

3. Obyek Perjanjian :
a. memberikan sesuatu
b. berbuat sesuatu
c. tidak berbuat sesuatu

4. Saat Mengikat :
- Adanya kesepakatan, perjanjian adalah mengikat

HUKU ADAT :
1. Semua persetujuan merupakan “ Reele overeenkomst: (persetujuan
nyata);
2. Berdasarkan alam fikiran tersebut, maka perjanjian merupakan Contante
- ada sepakat antara subyek-subyek yang bersangkutan, dan
- ada tindakan/perbuatan konkrit, sehingga

3. Sifat hukum perjanjian Adat :


- Konkrit, yaitu bentuk nyata
- Riil, yaitu dapat dilihat
- Tunai atau Kontan
Mengapa mempunyai sifat demikian ???
sebab orang Indonesia itu :
- participerend denken yaitu berpikir secara menghayati
- Riil denken/visual denken

4. Akibatnya : perjanjian terjadi/lahir :


- apabila setelah ada pembicaraan dan tercapai “mufakat”, disertai :
- perbuatan / tindakan nyata yaitu penyerahan sesuatu sebagai :
- tanda adanya kata sepakat
- ikatan nyata dari kedua belah pihak
Mengapa demikian ? hal ini karena masyarakat adat berpikir riil / konkrit,
dan magis denken . Contoh :
- jual beli mensyaratkan adanya panjer
- pertunangan adanya peningset, sehingga :

5. Sah tidaknya suatu perjanjian Adat, dilihat dari adanya suatu perbuatan nyata /
konkrit dan memenuhi syarat terang artinya disaksikan oleh Kepala Adat /
Kepala Desa.

6. Syarat Sahnya perjanjian Adat


Dalam hukum Adat tidak ada syarat tertentu seperti hukum Barat, hanya
dibedakan menurut :
a. obyek perjanjian
b. sifat perjanjian
c. situasi dan kondisi

7. Obyek perjanjian Adat :


a. memberikan sesuatu
b. berbuat / melakukan seauatu. Hal ini karena masyarakat berpikir
secara riil.

8. Saat mengikat :
Janji saja sebagai sepakat orang-orang yang bersangkutan, belum
mempunyai kekuatan mengikat, baru mengikat apabila kesepakatan itu
disertai perbuatan riil/nyata. Perbuatan nyata tersebut bisa berupa :
a. penyerahan atau
b. panjer

Fungsi panjer :
- pengikat
- permulaan pelaksanaan
- tanda bukti
Dalam perkembangannya :
Masyarakat ada membutuhkan suatu perubahan untuk menyesuaikan keadaan /
perkembangan dunia yang tentu akan mempengaruhi pola pikir. Hal ini dapat
dipahami karena hukum Adat itu dinamis, elatis dan kontinyu.

HUKUM ISLAM

1. Pengertian
Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, Akad adalah “ kesepakatan dalam
suatu perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk melakukan
dan atau tidak melakukan perbuatan hukum tertentu”.

2. Rukun dan Syarat Akad :


a. Subyek Akad (pihak-pihak yang berakad, orang atau badan hukum)
Syarat : Mukallaf (cakap bertindak hukum )

b. Obyek Akad
Syarat : Bersih/halal, ada, dibenarkan oleh syari’ah, harus jelas, dapat
diserahkan, hak milik,

c. Ijab-kabul (kesepakatan yang diimplementasikan dalam ijab kabul)


Syarat :
- cakap bertindak hukum dan hadir dalam suatu majelis (dengan
perkembangan iptek, suatu majelis harusnya diperluas dengan
menggunakan kecanggihan alat telekomunikasi yang selain
mendengar suara juga terlihat fisik pihak-pihak yang melakukan
akad walau tempatnya berjauhan)
d. Tujuan : tidak bertentangan dengan syariah

3. Akibat Akad
Semua akad yang dibentuk secara sah berlaku sebagai nash syari’ah bagi mereka
yang mengadakan akad.

4. Saat terjadinya Akad :


Kesepakatan dan disertai penyerahan
Perbedaan antara Hukum Perikatan Islam, Hukum Perikatan Perdata Barat
Hukum Perikatan Adat

Perbedaan : Perikatan Islam Perikatan Barat Perikatan Adat

Landasan Religius Transedental Sekuler (tidak ada Religius-magis


Filosofis (ada nilai agama, ber - nilai agama) (ada nilai kepercaya-
asal dari ketentuan an yang dituangkan
Allah dalam simbol-2)

Sifat Individual Proporsi- Individual/liberal Komunal


onal

Ruang- Hubungan bidimen Hanya hubungan Hubungan horison-


Lingkup sional, manusia dng manusia dengan tal saja
(Substansi) Allah (vertikal) manusia, manusia
Manusia dng manusia dengan benda (ho-
benda, dan lingkungan risontal)
(horisontal)

Proses Adanya pengertian Adanya pengertian Perjanjian


Terbentuk al-ahdu (perjanjian) - perjanjian (overeen Persetujuan
Nya persetujuan komst) dan perikat- Perbuatan
Al-A’qadu an (verbintenis) simbolis,Perikatan
(QS:76,QS:1) 1313 dan 1233 BW

Sahnya 1. halal 1. sepakat 1. terang


Perikatan 2. sepakat 2. cakap 2. tunai
3. cakap 3. hal tertentu
4. tanpa paksaan 4. suatu sebab
5. ijab & kabul yang halal
(1320 BW)

Sumber 1. Persetujuan yang 1. persetujuan 1. perjanjian


Tidak melanggar 2. UU (1233 BW) 2. sikap tidak ter-
Syariat tentu (tolong-
2. sikap tindak menolong,
yang didasarkan gotong-royong)
syariat 3. penyelewengan
perdata

Anda mungkin juga menyukai