5 C PAI UAS Fiqih
5 C PAI UAS Fiqih
NIM : 201200078
Lokal : 5 C PAI
UAS : Fiqih Kontemporer
Dosen Pengampu : H. Ahmad Fikri, M.Pd
1. Jelaskan perbedaan zakat, infak dan sedekah serta hukum dan ketentuan dalam
wakaf produktif ! Berikan Contohnya !.
Jawaban :
a. Perbedaan antara zakat, Infak dan sedekah
Zakat merupakan salah satu rukun Islam dan menjadi salah satu
unsur pokok bagi tiang syariat Islam. Sedangkan Infak dan sedekah
berarti mengeluarkan sebagian harta untuk kepentingan yang
diperintahkan ajaran Islam. Jika zakat ada nisabnya, Infak tak
mengenal nishab.Infak dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman
baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan sempit. Dari
sisi hukum, infak, dan sedekah hukumnya sunnah yang jumlah,
waktu, dan penerimanya tidak ditentukan (fleksibel). Sedangkan
zakat hukumnya wajib yang jumlah (nishab), waktu (haul), dan
penerimanya (mustahiq) sudah ditentukan.
b. Ketentuan Wakaf Produktif
1) Wakif atau orang yang mewakafkan harta.
2) Nazhir atau orang yang akan bertanggung jawab mengelola
harta wakaf tersebut.
3) Harta Benda Wakaf atau harta yang diwakafkan.
4) Ikrar wakaf untuk kehendak mewakafkan sebagian harta
bendanya demi kepentingan orang banyak.
Contoh nya Donasi wakaf dapat berupa benda bergerak, seperti uang
dan logam mulia, maupun benda tidak bergerak, seperti tanah dan
bangunan.mewakafkan tanah untuk kegiatan pertanian, mewakafkan
toko untuk kegiatan perdagangan, dan sebagainya. “Pengembangan
wakaf produktif secara masif diharapkan dapat mempercepat
pembangunan ekonomi dan memperkuat stabilitas sistem keuangan
nasional.
2. Jelaskan akad transaksi yang digunakan dalam memesan makanan via aplikasi
online dan pengertian maisir, gharar dan riba serta contohnya !
Jawaban:
Hukum Islam terhadap jual beli makanan online melalui aplikasi Go-
Food yang terdapat pada dasar hukum untuk menentukan dasar hukum
jual beli makanan online serta melihat ikhtilaf para ulama terhadap jual
beli makanan online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik
pemesanan makanan melalui Go-Food terdapat perbedaan pendapat dari
para ulama. Pertama, ulama yang mengharamkan karena berdasarkan
dengan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan menjadikan
patokan utamanya yaitu transaksi yang digunakan merupakan akad
pinjaman (qord) atau akad titipan wadi'ah.
3. Jelaskan hukum jual beli mata uang, penggunaan E-Money dan jual beli Bitcoin !
Jawaban :
Menurut fatwa DSN MUI, uang elektronik adalah alat pembayaran
yang memenuhi unsur-unsur berikut:
a. Diterbitkan atas dasar jumlah nominal uang yang disetor terlebih
dahulu kepada penerbit;
b. Jumlah nominal uang disimpan secara elektronik dalam suatu
media yang teregistrasi;
c. Jumlah nominal uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan
merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-
undang yang mengatur mengenai perbankan; dan
d. Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagan yang bukan
merupakan penerbit uang elektronik tersebut.
Uang elektronik atau e-money pada dasarnya sama seperti uang
biasa, hanya dalam bentuk yang berbeda. Karena itu, bermuamalah
dengan uang elektronik sejatinya adalah mubah, sah dan halal selama
memenuhi prinsip-prinsip syariah muamalah.
Bitcoin dapat dikatakan Haram jika mengandung unsur gharar,
dimana memiliki pengertian bahwasanya adanya ketidakjelasan pada
harga dan barang yang dijual belikan, sejalan dengan hal tersebut harga
Bitcoin selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu ke waktu dan Bitcoin
belum sepenuhnya diakui oleh semua masyarakat.
Menurut fatwa dari DSN MUI Transaksi jual beli mata uang pada
prinsipnya boleh dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Tidak mungkin adanya elemen pembatalan (untung-untungan).
b. Ada kebutuhan transaksi atau untuk sekadar berjaga-jaga
(simpanan).
c. Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka
pembayarannya harus sama dan secara tunai (at taqabudh).
d. Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan nilai tukar
(kurs) yang berlaku pada saat transaksi dilakukan dan secara tunai.