Anda di halaman 1dari 3

Nama :M.

Rizky Aditya Nim : 211310121


Kelas :Tarbiyah C Mata Kuliah : Hadits Tarbawi

Hadits Pertama
Akhlaq Mulia

Kitab :Jami’us Shohih Sunan At- Tirmidzi


Bab :Istikmal al-Iman wa Ziyadatihi, Juz 5, h. 9, no. 2612

: ‫ عن أبي قالبة عن أبي قالبة عن عا ئشة‬،‫َحدَّثَنَا أحمد بِن َمنِيع البغدادي حدثنا إسماعيل بن علية حدثنا خالد الحذاء‬
)‫قالت قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم إن أكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا وألطفهم بأهله (رواه الترميذي‬

Artinya:
Telah bercerita kepada kami Ahmad bin Muni‟ al-Baghdadiy telah
bercerita kepada kami Isma‟il bin Aliyah telah berceita kepada kami Khalid al-
Khuza‟ i dari Abi Qilabah dari Aisyah, dia berkata Rasulullah saw bersabda:
Sesungguhnya orang mu‟min yang paling sempurna keimanannya adalah yang
paling baik akhlaknya dan paling lembut kepada keluarganya. (HR. at-Tirmizi)

Asbab al-Wurud
Berdasarkan hasil takhrij dari banyaknya Hadits ini, dapat dikatakan bahwa pada
hadis ini terjadi tanawwu’ (hadis yang setema tetapi peristiwanya berbeda). Ada dua
peristiwa di mana Nabi saw. ditanya tentang perbuatan yang paling utama, lalu Nabi
memberikan jawaban yang sama yaitu akhlak yang bagus. Adapun peristiwa tersebut
adalah:
1) Menurut riwayat Ibnu Umar, seorang laki-laki dari kalangan Anshar datang
kepada Nabi, pada waktu itu Nabi sedang duduk bersama sahabat lainnya, lalu
lelaki tersebut bertanya kepada Nabi,‘‘‫ ‘‘يارسو هللا أي أفضل‬, lalu nabi menjawab
‫أحسنهم خلقا‬
2) Menurut riwayat Usama bin Syuraik, seorang laki-laki Arab datang kepada
Nabi lalu dia bertanya, wahai Rasulullah ‫ أي الناس خير‬lalu nabi menjawab ‫أحسنهم‬
‫خلقا‬

Penjelasan Makna Hadits


Dalam hadis tersebut di atas Nabi saw. mengungkapkan tiga hal penting yang perlu
dipahami, yaitu;
1) Kaitan yang erat antara keimanan dengan akhlak, atau posisi keimanan sejajar
dengan posisi akhlak
2) Keimanan itu memiliki derajat dan tingkatan. Ada mukmin yang imannya
sempurna dan ada pula yang imannya kurang sempurna
3) Akhlak yang paling utama (kepada sesama manusia) adalah bersikap lemah
lembut kepada keluarga Nabi saw.
Hadist Kedua
Tugas Nabi Muhammad untuk menyemprunakan Akhlaq

Kitab :Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, Juz 2, No,8729, Hal. 381

‫ع ْن‬ ْ َ َ‫عج َْالن‬ ِ ‫ع ْبدُ ْالعَ ِز‬


َ ‫ور قَا َل َحدَّثَنَا‬ ُ ‫سعِيدُ ْب ُن َم ْن‬َ ‫َحدَّثَنَا‬
َ ‫ِيم‬
ٍ ‫اع ب ِْن َحك‬ ِ َ‫ع ْن القَ ْعق‬ َ ‫ع ْن ُم َح َّم ِد ب ِْن‬ َ ‫يز بْنُ ُم َح َّم ٍد‬ ٍ ‫ص‬
‫ق‬ِ َ
‫ال‬ ْ
‫خ‬ َ ْ
‫اِل‬ ‫ح‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ص‬ ‫م‬
َ ِ َ َ ِ‫ِ م‬ َ ‫ت‬ُ ‫ِل‬ ُ‫ت‬ْ ‫ث‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫م‬َّ ‫ن‬‫إ‬ ‫م‬ َّ
ُِ َ ِ َ َ َ ِ َ ُ‫ل‬ ‫س‬‫و‬ ‫ه‬ ‫ي‬
ْ َ ‫ل‬ ‫ع‬ َّ
‫َّللا‬ ‫ى‬ َّ ‫ل‬ ‫ص‬
َ ِ َّ
‫َّللا‬ ُ
‫ل‬ ‫و‬ ‫س‬ ‫ر‬
ُ َ َ َ‫ل‬‫ا‬ َ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫ا‬ َ ‫ق‬ َ ‫ة‬‫ْر‬‫ي‬‫ُر‬
َ َ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫ب‬ َ ْ
ِ َ ٍ ‫ص‬
‫أ‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ِح‬‫ل‬ ‫ا‬ َ ‫أ َ ِبي‬

Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Said bin Mansur, beliau berkata: Telah
menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad, dari Muhammad bin Ajlaan, dari
Qo’qoi bin Hakim, dari Abi Sholih, dari Abi Hurairah berkata: Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya aku di utus hanya untuk menyempurnakan
keshalihan akhlak.” ( HR. Ahmad )

Penjelasan Makna Hadits


Untuk memahami makna akhlak yang terdapat dalam hadis tersebut kita akan
merujuk kepada pemahaman para ulama yang berkompeten untuk menjelaskannya.
Adapun akhlak (‫ )اِلخالق‬adalah jamak dari khuluq (‫)ال ُخلُ ُق‬. Khuluq menurut Al-Azhari
adalah “al-khuluq: din, dan al-khuluq: muru’ah.” (Muhammad bin Ahmad al-Azhariy).
Sedangkan Al-Qadhi ‘Iyadh menukil perkataan Ibnu al-‘Arabi, “Ibnu al-‘Arabi
menuturkan: al-khuluq yakni tabiat, al-khuluq yakni al-dîn, al-khuluq yakni muru’ah.”
(‘Iyadh bin Musa bin ‘Iyadh, Masyâriqal-Anwâr ‘alâ Shihâh al-Âtsâr). Ibn Manzhur
dalam Lisân al-‘Arab pun menjelaskan, ”Al-Khuluq: yakni din (agama), tabiat, dan watak
alami.” Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa makna akhlak adalah ad-dinul
Islam. Oleh karena itu, tidak boleh memaknai hadis bahwa Rasulullah SAW.fokus
dakwahnya hanya pada akhlak mulia dan mengabaikan dakwah menyeru pada penerapan
Islam kafah dalam naungan Khilafah Rasyidin.
Karena faktanya Rasulullah SAW. menyeru ummat kepada akidah Islam dan
Rasulullah SAW.membangun Daulah Islam Madinah berlandaskan akidah Islam. Dengan
akidah Islam, masyarakat Islam yang berakhlak karimah terbentuk. Mengenai makna
hadis di atas, Imam Abu Ja’faral-Thahawiy meriwayatkan hadis ini No. 4432 dan
menjelaskan maknanya, “Dan makna hadis ini menurut kami wallahualam bahwa Allah
SWT. Mengutus Rasulullahuntuk menyempurnakan bagi manusia din mereka, dan Allah
menurunkan kepadanya dari apa yang masuk dalam pemaknaan ini, yakni firman-Nya
Allah SWT:
‫ا َ ْل َي ْو َم ا َ ْك َم ْلتُ لَ ُك ْم ِد ْي َن ُك ْم‬
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kamu dinmu.” (QS Al-Ma’idah [5]: 3)
Maka Allah SWT. mengutusnya untuk menyempurnakan bagi manusia syariat
beragama dari para nabi sebelumnya berdasarkan informasi dalam firman-Nya.
Oleh karena itu hadis ‫إِ َّن َما بُع ِْثتُ ِلُتَمِ َم صالح اِل َ ْخالق‬tidak bisa serta-merta dimaknai
dengan akhlak yang bermakna sikap sopan santun, ramah, menepati janji, jujur, dan sifat-
sifat terpuji lainnya. Namun, dikembalikan pada makna yang seharusnya yakni diutusnya
Nabi Muhammad SAW. untuk menyempurnakan agama dan syariat Nabi dan Rasul yang
terdahulu, yakni Nabi Muhammad SAW. adalah penutup para Nabi dan Rasul. Dengan
demikian, ajaran dan syariat Islam pun telah sempurna. Hadits ini menegaskan bahwa
Islam hadir ke dunia ini untuk memperbaiki akhlak manusia. Dengan kata lain, Islam
sangat berkepentingan dengan bagaimana umat manusia ini berperilaku yang baik yang
disebut akhlak mulia.

Anda mungkin juga menyukai